METODE
ANALISA RESIKO
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Jurusan Teknik Informaika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1
Disusun Oleh :
EKO
NPM. 0634 015 075
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
ANALISA RESIKO
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Jurusan Teknik Informatika
Disusun oleh :
EKO
NPM. 0634 015 075
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
″
VETERAN
″
JAWA TIMUR
ANALISIS WEBSITE EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI
KEBUN BINATANG SURABAYA MENGGUNAKAN METODE
ANALISA RESIKO
Disusun Oleh :
EKO
NPM. 0634 015 075
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang V Tahun Akademik 2010/2011
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT Budi Nugroho, S.KOM
NPT. 19651109 199103 1002 NPT. 3800 9050 205
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” Jawa Timur
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PANITIA UJIAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF
KETERANGAN REVISI
Mahasiswa di bawah ini: Nama : Eko
NPM : 0634 015 075 Jurusan : Teknik Informatika
Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) TUGAS AKHIR Ujian Lisan Gelombang V, TA 2010/2011 dengan judul:
″ ANALISIS WEBSITE EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI KEBUN
BINATANG SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ANALISA
RESIKO ″
Surabaya, 15 Juni 2011 Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:
1) Ir. Kemal Wijaya, MT
NIP. 1959 0925 1987 031 001
ANALISIS WEBSITE EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI
KEBUN BINATANG SURABAYA MENGGUNAKAN METODE
ANALISA RESIKO
Disusun Oleh :
EKO 0634 150 075
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 10 Juni 2011
Pembimbing : 1.
Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT NPT. 19651109 199103 1002
Tim Penguji : 1
Ir. Kemal Wijaya, MT
NIP. 1959 0925 1987 031 001
2
Budi Nugroho, S.Kom NPT. 308 090 540 205
2
Rangsang Purnama, S.Kom, M.Kom NIDN. 0711087301
3.
Budi Nugroho, S.Kom NPT. 308 090 540 205
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur, Surabaya
Pembimbing II : Budi Nugroho, S.Kom Penyusun : Eko
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur semata ditujukan ke hadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga memungkinkan
penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS
WEBSITE EDUKASI FLORA FAUNA DI KEBUN BINATANG
SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ANALISA RESIKO”
Tugas Akhir yang memiliki beban sebesar 4 SKS ini, disusun dan diajukan
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu (S-1)
pada jurusan Teknik Informatika di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jatim.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis berusaha untuk
menerapkan ilmu yang telah didapat selama proses perkuliahan dengan
tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai
pihak.
Dengan tidak lupa akan kodratnya sebagai manusia, Penulis menyadari
bahwa dalam karya Tugas Akhir ini masih mengandung kekurangan di
sana-sini sehingga dengan segala kerendahan hati Penulis masih dan insya
Allah akan tetap terus masih mengharapkan saran serta kritik yang
membangun dari rekan-rekan pembaca.
Dengan tak bosannya penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah
kepada Allah SWT, yang telah memberi kemudahan, kesempatan dan
maupun material dan langsung maupun tidak langsung kepada:
1. Terima kasih kepada keluarga Bapak dan Ibu yang telah memberi doa
dan dukungan yang sangat besar kepada penulis selama ini hingga
dapat menyelesaikan tugas akhirnya.
2. Bapak Ir.Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri,
semoga FTI dapat terus maju dan berkembang.
3. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT, selaku Ketua Jurusan semoga Teknik
Informatika semakin maju dan berkembang di bawah kepemimpinan
beliau.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT, selaku dosen pembimbing
pertama yang telah memberikan banyak bimbingan dan banyak
masukan bagi tugas akhir ini.
5. Bapak Budi Nugroho, S.Kom, selaku dosen pembimbing kedua yang
telah memberikan ide bagi pengerjaan tugas akhir serta memberikan
banyak bimbingan dan masukan bagi tugas akhir ini.
6. Bapak Ir.Mu`tasim Billah,MS, Selaku wakil dekan I yang telah
memberikan support dan telah memberikan dukungan kepada saya
untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini
7. Semua dosen jurusan Teknik Informatika yang telah membagikan
ilmunya selama penulis menjalani masa perkuliahan.
8. Seluruh staf TU FTI dan karyawan jurusan Teknik Informatika yang
mengijinkan penulis untuk menganalisa web Edukasi Flora dan Fauna Kebun Binatang Surabaya.
10. Bu Sri Pentawati, makasih bu setiap saya telpon atau saya ke kantor ibu
tidak bosan dan sangat membantu. Para siswa korespondensi dan juga
para pegawai KBS, terima kasih atas partisipasinya dalam membantu
proses pengumpulan data, Serta selalu bersahabat ketika penulis berada
disana.
11. Terima kasih spesial buat sahabat terbaikku Pia Setyopratiwi, S.kom
dan Eka Yudha Sulistyo yang telah memberi dukungan dan motivasi
tersendiri bagi penulis.
12. Makasih buat temen-temen seperjuangan dan semua pihak yang
memfasilitasi dan mendukung, Ibu Fetty Tri Angraeny, S.kom terima
kasih mempercayai menjalankan UIBI sehingga bisa buat untuk saya
tumpangan untuk mengerjakan dan untuk tempat singgah temen –
temen TF 06, Norman, Ari Supriono,Skom, Dikri Syeban,Skom , Farli,
Akhmad Dhani,S.kom , Angga matur nuwun dulur Serta teman-teman
lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam halaman ini.
Tiada untaian kata yang cukup yang dapat penulis sampaikan sebagai
balas atas jasa yang penulis terima melainkan hanya harapan semoga
ALLAH SWT membalas semua amal tersebut. Jazakumullah Khairan
Katsiran.
Surabaya, 1 Juni 2011
ABSTRAK………...….. i
KATA PENGANTAR………....……... ii
DAFTAR ISI………....……. v
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR TABEL... xi
BAB I PENDAHULUAN………..……….…... 1
1.1 Latar Belakang……….……. 1
1.2 Perumusan Masalah……….……….……..………. 3
1.3 Batasan Masalah……….……….……. 3
1.4 Tujuan ……….……….………. 4
1.5 Manfaat………..…….…………... 4
1.6 Metodologi……….…….…………... 5
1.7 Sistematika Penulisan………...……..……. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...……..….…. 8
2.1 Kebun Binatang Surabaya...………..……... 8
2.1.1. Profil Kebun Binatang Surabaya ...….………...…...…….. 8
2.1.2. Sejarah Kebun Binatang Surabaya .……...……..……….. 9
2.3. Konsep Dasar Informasi………...………..………...…… 30
2.4. Konsep Dasar Sistem Informasi…………...……..………...… 31
2.4.1. Komponen dan Elemen Sistem Informasi..….………...…. 32
A. Komponen sistem informasi..……...…………..………... 32
B. Elemen sistem informasi..………....………..……... 34
2.5. Arsitektur Sistem Informasi..………....……….……...… 37
2.6. Pengertian Resiko..…..……….….. 38
2.6.1. Macam Risiko…..……….…... 39
2.6.2. Manajemen Risiko...………....…… 40
2.6.3. Proses Penilaian Risiko…………...………...……... 42
2.6.4. Proses Pengurangan Risiko…...…...……...…...…... 44
2.6.5. Proses Evaluasi Risiko…...…...………..…... 46
2.7. Framework Manajemen Risiko ...………..….. 46
2.7.1. Model Framework Manajemen Risiko ..……….... 49
BAB III METODOLOGI TUGAS AKHIR…………...………...…. 51
3.1 Metodologi Analisa Risiko. …………..………...… 51
4.2 Proses Penilaian Risiko...………...………… 54
4.2.1. Menentukan Karakteristik Sistem.………...…...………… 54
4.2.2. Mengidentifikasi ancaman-ancaman... 61
4.2.3. Identifikasi Kelemahan………..……...…….. 62
A. Uji Implementasi Desain dan Sistem……...…………... 62
B. Uji Implementasi Koneksi Internet……...…………... 67
C. Internal Kontrol………...…………... 68
4.2.4. Analisa Pengawasan………....…….……. 68
4.3 Identifikasi dan Analisa Resiko. ………... 73
4.4 Respon Manajemen...………...…..….. 84
4.4.1. Tahap Rekomendasi Kontrol... 84
4.4.2. Dokumentasi hasil pekerjaan... 85
4.4.3. Proses Pengurangan Risiko (Risk Mitigation)... 85
4.4.4. Optimalisasi Penanganan Transaksi... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...…….... 91
5.1. Kesimpulan………...………....…... 91
Gambar 2.1 Sturktural Organisasi Tim Pelaksana Sementara KBS... 11
Gambar 2.3 Contoh Papan Navigasi... 16
Gambar 2.4 Contoh Tombol Home... 16
Gambar 2.5 Contoh External Link... 18
Gambar 2.6 Contoh Tombol Site Map... 19
Gambar 2.7 Contoh Fasilitas Pencarian... 20
Gambar 2.8 Contoh Navigasi atau Link... 20
Gambar 2.9 Contoh Menu Textual Link... 21
Gambar 2.10 Hubungan Elemen Sistem Informasi... 37
Gambar 2.11 Framework Managemen Risiko... 46
Gambar 2.12 Model Framework Manajemen Risiko... 49
Gambar 4.1 Tampilan Halaman Depan Website Edukadi KBS... 53
Gambar 4.2 Anti Virus AVG 8.5 Free Edition... 55
Gambar 4.3 Sistem Perangkat Di Dalam komputer... 55
Gambar 4.4 Hasil Survey Tentang Keberadaan Website Edukasi KBS... 58
Gambar 4.5 Hasil Survey Tingkat Dibutuhkannya Website Edukasi KBS... 58
Gambar 4.9 Peringatan Halaman Login Admin... 63
Gambar 4.10 Control Panel Administrator... 63
Gambar4.11 Halaman Berita... 64
Gambar 4.12 Halaman Galeri... 65
Gambar 4.13 Halaman Guestbook... 65
Gambar 4.14 Halaman Edit Gusetbook... 66
Gambar 4.15 Pesan Peringatan Username Salah pada Halaman Admin... 79
Gambar 4.16 Pesan Peringatan Password Salah Pada Halaman Admin... 71
Gambar 4.17 Risk Matrix and Risk Score... 78
Tabel 3.1 Definisi Manajemen Risiko... 40
Tabel 3.2 Tahapan Manajemen Risiko... 41
Tabel 4.1 Kondisi Saat Ini... 56
Tabel 4.2 Kondisi Eksisting SDM... 61
Table 4.3 Pengawasan Secara Teknis... 69
Tabel 4.4 Pengawasan Secara Non Teknis... 69
Tabel 4.5 Kategori Risiko... 72
Tabel 4.6 Total Kategori Risiko... 74
Tabel 4.7 Matriks Peluang Risiko... 74
Tabel 4.8 Matriks Besaran Risiko... 75
Tabel 4.9 Matriks Tingkatan Risiko... 76
Tabel 4.10 Matriks Frekuensi... 79
Tabel 4.11 Matriks Nilai Besaran... 80
Tabel 4.12 Matriks Nilai Sensivitas... 81
Penyusun : Eko
ABSTRAK
Kehadiran teknologi media online dapat meningkatkan kompleksitas, interkonektivitas dan exposure suatu produk, sehingga pengembangan media online menimbulkan berbagai macam risiko bagi perusahaan ataupun instansi pendidikan informal.
Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu instansi pendidikan informL yang telah berpartisipasi dalam media online dengan cara memanfaatkan internet sebagai sarana interaksi dan yang juga dilengkapi dengan sebuah informasi program dari KBS yang menjadikan nilai tambah dalam sebuah web edukasi ,akan tetapi penggunaan dan pengelolaan website juga mempertimbangkan integrasi dimana perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat manusia membangun intergrasi.
Diperlukan audit TI dengan menggunakan metode pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah sesuai dengan tujuan dalam proses belajar mengajar diluar jam sekolah, sehingga mampu menjaga integritas data, membantu pencapaian tujuan instansi secara efektif, serta penggunaan sumber daya yang dimiliki secara efisien.
Kata Kunci : media online, website edukasi, audit TI.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman teknologi maju saat ini manajemen informasi
cenderung kearah publikasi elektronis dan berangsur - angsur
meninggalkan publikasi secara analog (non elektronik). Kehadiran
teknologi media online dapat meningkatkan kompleksitas,
interkonektivitas dan exposure suatu produk, sehingga
pengembangan media online menimbulkan berbagai macam risiko
bagi perusahaan ataupun instansi yang menggunakan media online.
Diantaranya adalah pengadaan sebuah website. Website yang efektif
merupakan bagian dari strategi yang harus dijalankan oleh organisasi
atau instansi yang akan berpartisipasi melalui media online.
Media Online seperti website dapat dimanfaatkan di berbagai
bidang untuk promosi, memberikan informasi yang bermanfaat, dan
menyajikan hiburan. Media Online mempunyai kemampuan yang
luar biasa, yaitu dapat menyajikan sesuatu menurut kepentingan
user. Penyajian multimedia tidak hanya mencakup informasi dari
broadcast TV atau tape, tetapi administrator dapat mengembangkan
sendiri, image, video, dan lain-lain.
Dengan adanya teknologi Sistem Informasi Website itu,
digunakan oleh Kebun binatang surabaya untuk memberikan
informasi tentang satwa dan tumbuhan sekaligus memberikan
informasi tentang program hiburan yang telah dijadwalkan oleh
internal.
Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu instansi
pendidikan di luar jam belajar reguler yang telah berpartisipasi
dalam media online, yang akan mempermudah untuk
memperkenalkan dan mempromosikan lingkungan alam, pendidikan
saling mengasihi antar makhluk hidup kepada masyarakat pada
umumnya dengan cara memanfaatkan internet sebagai sarana
interaksi. Seiring dengan kebutuhan dan pengembangan metode
proses belajar mengajar maka, web Edukasi Flora dan Fauna juga
dilengkapi dengan keterangan hewan dan tumbuhan untuk
pengetahuan akan makhluk hidup juga sebuah peta yang menjadikan
nilai tambah dalam sebuah web edukasi.
Namun, penggunaan dan pengelolaan website juga
mempertimbangkan integrasi dimana perangkat keras, perangkat
lunak dan perangkat manusia membangun intergrasi. Sehingga
diperlukan audit Teknologi Informasi dengan menggunakan metode
pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti berupa data atau informasi
untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah
sesuai dengan tujuan dalam proses promosi khususnya diluar jam
instansi secara efektif, serta penggunaan sumber daya yang dimiliki
secara efisien.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dipecahkan dalam kegiatan ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Apa risiko dari penggunaan web Edukasi Flora dan Fauna Di
Kebun Binatang Surabaya saat online ?
2) Bagaimana penanganan risiko terhadap ancaman yang
mungkin akan terjadi ?
3) Untuk keselurahan tampilan website apakah menjadi
kendala bagi masyarakat dalam pengoperasian ?
1.3 Batasan Masalah
Pada Studi Kelayakan Web Edukasi Flora dan Fauna ini
perlu didefinisikan batasan masalah, antara lain :
1) Dalam studi kelayakan implementasi web Edukasi Flora dan
Fauna di Kebun Binatang Surabaya ini hanya ditinjau pada
aspek risiko.
2) Penulis tidak membahas tentang pemrograman yang sudah di
gunakan digunakan pada web Edukasi Flora dan Fauna Di
Kebun Binatang Surabaya.
3) Penulis menilai tentang kelayakan mutu dari website Edukasi
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari analisa kelayakan implementasi web
Edukasi Flora Fauna Di Kebun Binatang Surabaya ini adalah :
1) Institusi dapat mengetahui apakah sistem yang telah dibuat
sesuai dengan kebutuhan ataupun memenuhi acceptance
criteria.
2) Mengetahui apakah pemakai atau user telah siap
menggunakan sistem tersebut.
3) Mengetahui apakah outcome atau hasil sesuai dengan
harapan manajemen.
4) Institusi mendapat masukan atas risiko-risiko yang ada dan
akan terjadi, juga saran untuk penanganannya.
5) Masukan – masukan atau saran tersebut dimasukkan dalam
agenda penyempurnaan sistem, perencanaan strategis untuk
anggaran pada periode berikutnya.
1.5 Manfaat
Manfaat dari studi kelayakan implementasi web Edukasi
Flora dan Fauna di Kebun Binatang Surabaya ini adalah sebagai
laporan yang menginformasikan risiko dari kondisi yang dihadapi
dalam penerapan web Edukasi saat ini. Laporan ini juga dapat
digunakan sebagai masukan atau rekomendasi untuk pengembangan
web Edukasi Flora dan Fauna agar penerapannya sesuai dengan
Meningkatkan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan bagi
para generasi muda di luar jam belajar reguler melalui media online.
1.6 Metodologi Pembuatan Tugas Akhir
Metodologi yang dipakai dalam menyelesaikan tugas akhir ini
adalah :
1) Metode literatur, metode mengumpulkan data yang dilakukan
dengan cara memperolehnya dari buku-buku maupun artikel
yang tersedia
2) Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan sistem
website secara langsung melaui internet. Tujuan observasi
dilakukan agar dapat diperoleh informasi secara lengkap dan
akurat.
3) Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab
(wawancara) kepada pihak yang terkait.
4) Kuisioner, yaitu dengan melakukan jajak pendapat tentang
website Edukasi Flora dan Fauna di Kebun Binatang
Surabaya
1.7 Sistematika Penulisan
Pada sub bab ini akan menjelaskan secara lengkap tentang
ANALISIS KELAYAKAN IMPLEMENTASI WEB EDUKASI
Agar lebih memahami materi, laporan ini dibagi menjadi enam bab
yang dilengkapi dengan penjelasan pada tiap bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang yang menjelaskan tentang
pentingnya kerja praktek yang dilakukan, latar belakang
masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan
kerja praktek, manfaat metodologi, sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disajikan landasan teori yang akan
digunakan sebagai penyelesaian permasalahan yang
dibuat.
BAB III METODOLOGI TUGAS AKHIR
Pada bab ini akan diuraikan metode-metode yang
digunakan dalam pelaksanakan Tugas Akhir di Jurusan
Informatika - FTI UPN “Veteran” Jawa Timur.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil Tugas Akhir beserta
pembahasannya.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian terakhir dari laporan Tugas
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber
literatur, tutorial, buku maupun situs-situs yang digunakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas beberapa teori dasar sebagai penunjang
penyelesaian Tugas Akhir ini, antara lain: penjelasan tentang Kebun
Binatang Surabaya, konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep
dasar sistem informasi, komponen dan elemen sistem informasi, arsitektur
dan klasifikasi sitem informasi, risiko, manajemen risiko.
2.1 Kebun Binatang Surabaya
Kebun binatang surabaya adalah hiburan yang sangat
diperlukan oleh masyarakat sekitar surabaya yang semua golongan
bisa berekreasi di sana.
2.1.1 Profil Kebun Binatang Surabaya
Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu aset yang sangat
berharga bagi kota Surabaya. KBS bukan hanya sekedar sebagai
tempat rekreasi saja tapi juga berfungsi sebagai paru-paru kota.
Apalagi lokasinya yang ada di tengah kota, membuat nilai KBS
semakin tinggi. Dari letaknya di tengah kota sehingga mudah
dijangkau oleh angkutan umum membuat KBS semakin diminati
oleh masyarakat. KBS dipertahankan sebagai sarana rekreasi
keluarga yang murah, sarana pendidikan, sekaligus sebagai
paru-paru kota. Sehingga banyak juga siswa siswi berbagai sekolah dari
– calon dokter hewan dari universitas ternama yang mengadakan
penelitian di KBS(Brosur KBS, 2011).
2.1.2 Sejarah Kebun Binatang Surabaya
Kebun Binatang Surabaya (KBS) pertama kali didirikan
berdasar SK Gubernur Jenderal Belanda tanggal 31 Agustus 1916
No. 40, dengan nama “Soerabaiasche Planten-en Dierentuin”
(Kebun Botani dan Binatang Surabaya) atas jasa seorang jurnalis
bernama H.F.K. Kommer yang memiliki hobi mengumpulkan
binatang. Dari segi finansial H.F.K Kommer mendapat bantuan dari
beberapa orang yang mempunyai modal cukup.(Brosur KBS, 2011)
Susunan Pengurus Pertama Kebun Binatang Surabaya :
Ketua: J.P Mooyman
Sekretaris: A.H. de Wildt
Bendahara: P Egos, dibantu 6 orang anggotanya yaitu : 1. F.C. Frumau
Lokasi KBS yang pertama di Kaliondo, pada tahun 1916,
kemudian pada tanggal 28 September 1917 pindah di jalan Groedo.
Dan pada tahun 1920 pindah ke daerah Darmo untuk areal kebun
MAATSCHAPPIJ atau Maskapai Kereta Api yang mengusahakan
lokasi seluas 30.500 m2.
Untuk pertama kali pada bulan April 1918, KBS dibuka
namun dengan membayar tanda masuk (karcis). Kemudian akibat
biaya operasional yang tinggi, maka pada tanggal 21 Juli 1922 kebun
botani / KBS mengalami krisis dan akan dibubarkan, tetapi beberapa
dari anggotanya tidak setuju. Pada tahun ini pula. Dalam rapat
pengurus diputuskan untuk membubarkan KBS, tetapi dicegah oleh
pihak Kotamadya Surabaya pada waktu itu. ( Brosur KBS, 2011 )
Pada tanggal 11 Mei 1923, rapat anggota di Simpang
Restaurant memutuskan untuk mendirikan Perkumpulan Kebun
Binatang yang baru, dan ditunjuk W.A. Hompes untuk menggantikan
J.P. Mooyman, salah seorang pendiri KBS dan mengurus segala
aktivitas kebun sebagai pimpinan. Bantuan yang besar untuk
kelangsungan hidup pada waktu tahun 1927 adalah dari Walikota
Dijkerman dan anggota dewan A. van Gennep dapat membujuk DPR
Kota Surabaya untuk meraih perhatian terhadap KBS, dengan SK
DPR tanggal 3 Juli 1927 dibelilah tanah yang seluas 32.000 m3
sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS). Tahun 1939 sampai
sekarang luas KBS meningkat menjadi 15 hektar dan pada tahun
1940 selesailah pembuatan taman yang luasnya 85.000 m2.( Brosur
KBS, 2011).
Dalam perkembangannya KBS telah berubah fungsinya dari
sekedar untuk tempat rekreasi telah dikembangkan fungsinya
menjadi sarana perlindungan dan pelestarian, pendidikan, penelitian
dan rekreasi. Binatang-binatang yang menjadi koleksi KBS dari
tahun ke tahun jumlah dan jenisnya terus bertambah dan tidak ada
juga yang meninggal dikarenakan sudah umur, baik berasal dari luar
negeri maupun yang berasal dari dalam negeri. Untuk saat ini jumlah
pengunjung diperkirakan untuk rata-rata 1 bulan ± antara 9.500 –
10.000 pengunjung (Sri Pentawati, 2011).
2.1.3 Struktur Organisasi Kebun Binatang Surabaya
Menurut SK/472/Menhut-IV/2010 tentang pembentukan Tim
Pengelola Sementara KBS. Berikut ini adalah struktur organisasinya
:
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Tim Pengelola Sementara KBS (Sumber :
2.1.4 Visi, Misi dan Strategi Kebun Binatang Surabaya
VISI :
Lembaga konservasi Kebun Binatang Surabaya menjadi pusat
konservasi, pendidikan, penelitian & rekreasi yang berkualitas dan
ikut mengikuti perkembangan zaman.
MISI :
1) Secara aktif mendukung konservasi melalui kegiatan
konservasi populasi jenis terancam bahaya ( Endengered
Spesies ) in-situ dan x-situ, termasuk didalamnya konservasi
habitat biotop dan ekosistem alamnya.
2) Memberikan dukungan dan fasilitas guna meningkatkan
pengetahuan dan penelitian yang bermanfaat bagi konservasi,
serta membantu komunitas konservasi dengan membagi
pengetahuan dan pengalaman yang relevan .
3) Menggalakkan peningkatan kesadaran masyarakat dan
pengambilan kebijakan tentang pentingnya konservas,
pelestarian Sumber Daya Alam dan keseimbangan antara
ketentuan hidup manusia dengan pelestarian alam.
4) Menciptakan sebuah institusi yang dapat membantu
mengembangkan apresiasi tentang kehidupan liar beserta
lingkungannya, terutama yang ada di Indonesia.
STRATEGI :
Meningkatkan sarana prasarana, Sumber Daya Manusiadan
2.2 Konsep Dasar Sistem
Dalam mendefinisikan sebuah sistem terdapat dua buah
metode pendekatan yang sering digunakan. Yang pertama adalah
pngertian sistem berdasarkan komponen atau elemen-elemen yang
menyusun sistem tersebut, dan yang kedua adalah pengertian sistem
berdasarkan prosedurnya. Pengertian sistem berdasarkan komponen
atau elemen yang menyusunnya dapat diartikan sebagai sekumpulan
elemen–elemen yang saling terkait satu sama lainnya dan bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau tujuan yang sudah
direncanakan. Sedangkan pengertian sistem berdasarkan
prosedurnya menurut Tata Sutabri, 2004 adalah :
Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu.
Tujuan umum dari pengembangan sebuah sistem adalah
menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang
lama atau untuk memperbaiki sistem yang lama baik secara
keseluruhan maupun sebagian. Sistem yang lama perlu diperbaiki
karena beberapa faktor, antara lain:
1) Munculnya masalah pada sistem yang lama
Permasalahan yang biasanya timbul adalah ketidak sesuaian
pada sistem yang lama sehingga menyebabkan sistem
tersebut tidak dapat beroperasi sesuai dengan harapan, dan
meningkat sehingga menyebabkan jumlah pengolahan data
yang dibutuhkan juga semakin meningkat. Hal seperti ini
akan menyebabkan sebuah sistem baru harus dibangun.
2) Untuk meraih kesempatan
Melihat teknologi komputer dan informasi yang semakin
berkembang dengan baik sehingga sebuah organisasi dapat
memanfaatkan keadaan ini untuk meningkatkan kualitas dan
penyediaan informasi agar dapat mendukung proses
pengambilan keputusan dengan tepat. Karena dengan
pengambilan keputusan serta tindakan–tindakan yang cepat
dan tepat, sebuah organisasi dapat meraih peluang untuk
meningkatkan pendapatan atau pelanggan, bahkan meraih
peluang bisnis yang baru.
3) Adanya instruksi
Instruksi penggunaan sistem yang baru biasanya berasal dari
pemimpin ataupun kekuatan dari luar organisasi misalnya
seperti peraturan pemerintah.
2.2.1 Konsep Dasar Sebuah Web
Menurut Slamet Riyanto, 2006 terdapat beberapa aspek
yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah website :
1) Dapat Digunakan (Usability)
Usabilitas merupakan hal yang sangat penting dalam
merancang web (web design). Memang sangat baik jika memiliki
namun jika perlu waktu yang sangat lama untuk mendownload
sebuah artikal atau penggunaan navigasinya sangat rumit maka
tidak heran jika pengguna akan “hengkang” dari website yang
dikunjungi dan tidak akan kembali lagi. Perlu diketahui, umumnya
pengguna (user) ingin mendapatkan informasi secara cepat
meskipun tampilan website-nya biasa saja. Jika terlalu lama saat
mencari informasi maka para pengguna akan langsung menutup
halaman web tersebut. Ingat, jangan mengorbankan aspek
usabilitas dalam mendesain website.
2) Navigasi (Navigation)
Navigasi juga menjadi hal yang sangat penting dalam
sebuah website yang berfungsi untuk membantu pengguna (user)
dalam menjelajah website kita untuk mencari informasi yang
diinginkan secara mudah. Navigasi yang bagus mencerminkan
struktur website yang sangat baik. Kadangkala ditemukan beberapa
format navigasi, diantaranya:
1) Papan Navigasi (Navigation Panel)
a. Bisanya dalam bentuk menu-menu yang tersusun rapi.
b. Sebaiknya diatur link pada bagian kiri (dari tangan
pengguna) atau di bagian atas dari sebuah halaman web.
c. Dapat berupa teks maupun grafik.
d. Harus mengambil ruang yang tidak terlalu banyak.
e. Posisi navigasi sebaiknya konsisten pada setiap
berbeda, pastikan bagian tersebut masih merupakan satu
kesatuan.
Gambar 2.3 Contoh Papan Navigasi
2) Tombol Home (Home Button) :
a. Tombol ini sangat familiar di kalangan pengembang web.
Fungsi utama tombol ini adalah untuk kembali ke
halaman utama (homepage).
b. Tombol home dapat ditempatkan pada setiap halaman
web kecuali halaman utama (homepage).
c. Tombol home maupun logo perusahaan dapat berfungsi
sebagai navigasi dan sebaiknya diletakkan di bagian kiri
atas (dari tangan pengguna).
d. Pastikan tombol home maupun logo ada pada setiap
halaman (kecuali halaman utama) agar pengunjung
(visitor) lebih familiar dengan navigasi tersebut.
Gambar 2.4 Contoh Tombol Home
3) Link
a. Jika teks memiliki hyperlink sebaiknya diberi garis
b. Pengunjung mestinya tidak harus disajikan dalam bentuk
mouse over atau hover pada sebuah link untuk
menyadarkan pengunjung bahwa teks tersebut adalah
sebuah link – buatlah link yang nyata.
c. Sediakanlah lebih banyak teks link (textual link) dalam
sebuah website untuk mengijinkan pengunjung ke
informasi referensi secara silang.
d. Usahakan menyediakan daftar susunan link secara nyata
dibandingkan hidden (adanya hal yang tersembunyi)
dalam sebuah teks. Adanya link dalam sebuah teks
mengakibatkan proses membaca sedikit lambat, namun
hal ini mungkin saja menjadi hal yang bagus dengan
tujuan menandai (highlight) kata-kata yang khusus.
e. Buatlah perbedaan antara internal link (link dalam satu
website) dengan external link (link dengan website lain).
f. Jika link tersebut masih dalam satu website (internal link)
buatlah link menggunakan teks yang simple. Jika link
tersebut mengarah ke website lain (external link)
usahakan memasukkan alamat lengkap website tersebut
dalam teks (misal: http://www.websitelain.com). Hal itu
akan memberikan informasi kepada pengunjung tentang
Gambar 2.5 Contoh External Link
g. Apabila menyertakan link eksternal dalam website Anda,
jangan membuat link dengan cara membuka jendela baru
(new window) menggunakan target “_blank”. Ini dapat
mengakibatkan pengunjung merasa terganggu.
h. Hindari tombol kembali (back button) – yang merupakan
perintah umum untuk kembali ke halaman sebelumnya.
i. Jika memiliki link dalam bentuk file berukuran besar
seperti .avi atau .pdf, sediakan ukuran dalam bentuk KB
dalam tanda kurung untuk memberikan informasi kepada
pengunjung tentang ukuran file tersebut sebelum
mendownloadnya.
j. Buatlah kepastian pengunjung untuk mengetahui tentang
link yang sudah dikunjungi (diklik) dengan cara memberi
warna yang berbeda. Misalkan dari warna biru ke merah
(artinya: warna biru memberi arti link tersebut belum
dibuka sedangkan warna merah menandakan link tersebut
4) Judul html (HTML Title)
a. Umumnya berada pada tag html header.
b. Judul html (sebagai header) masih relevan dengan
halaman sekarang.
c. Ditampilkan di bagian atas (top title bar) pada sebuah
browser.
d. Judul html sangat berguna bagi yang membutuhkan
sebagai bookmark situs Anda.
5) Peta situs (Site Map)
a. Site map merupakan salah satu bagian dari halaman
website yang memberikan informasi tentang peta situs.
b. Site map merupakan struktur yang hirarkis dari sebuah
situs dengan link untuk seluruh halaman yang relevan.
c. Memiliki link yang menyolok ke peta situs dari setiap
halaman.
Gambar 2.6 Contoh Tombol Site Map
6) Fasilitas Pencarian (Search Facility)
a. Beberapa pengunjung/pengguna lebih memilih fasilitas
pencarian sebelum menggunakan navigasi lain yang
disediakan.
b. Ada juga beberapa pengguna menggunakan fasilitas
c. Pastikan situs Anda memiliki sebuah fasilitas pencarian
(search facility).
d. Letakkan kotak pencarian dalam posisi yang menyolok
pada setiap halamannya.
Gambar 2.7 Contoh Fasilitas Pencarian
7) Grafik sebagai Navigasi dan / atau Link (Graphic as
Navigation and / or Link)
a. Sebagian pengembang web menggunakan grafik /
gambar sebagai link maupun navigasi. Berhati-hatilah
jika melakukan hal tersebut.
b. Jika garis tepi (border=”0”) pada tag grafik, hal itu
mungkin menjadi jalan yang tidak jelas bagi pengunjung
ketika memberitahukan bahwa gambar tersebut
merupakan sebuah link.
c. Jika grafik / gambar tersebut bukan dalam mouseover,
pengunjung mungkin tidak akan melihat kursor berubah
menjadi sebuah tangan.
Gambar 2.8 Contoh Navigasi atau Link
d. Usahakan dan sediakan link teks (textual link) untuk
Gambar 2.9 Contoh Menu Textual Link
e. Jika nilai estetika lebih penting, berilah garis tepi
(border=”1”) pada grafik/gambar sebagai link.
8) Ruang Komentar
Ruangan komen membolehkan pengunjung meminta
pendapat yang diperlukan secara "online". Sehingga, admin
hanya perlu menjawab setiap pertanyaan melalui email
ataupun surat. Bukan hanya tempat mendapatkan informasi,
ruangan ini juga bertindak sebagai alat untuk memperbaiki
semua kelemahan yang terdapat di dalam halaman Web.
Informasi-informasi di dalam halaman Web dapat dilengkapi
berdasarkan komen-komen dari pengunjung.
9) Permasalahan Umum (FAQ - frequently asked question)
Dengan mewujudkan ruangan FAQ, admin dapat
menghemat waktu untuk menjawab persoalan yang sama
berulang-ulang. Kebanyakan halaman Web yang
mengandung ruangan FAQ ini, biasanya akan menampilkan
persoalan-persoalan popular di bagian atas tampilan dengan
membuat link untuk jawaban-jawabannya. Pengunjung hanya
perlu meng-klik pada masalah tersebut, dan mereka akan
10) Berita
Halaman Web yang baik senantiasa memberikan
berita terkini kepada pengunjung. Penggunaan teks ataupun
ikon "New" dapat memberikan pengunjung tentang informasi
terbaru yang telah masuk ke dalam halaman Web. Atau
memberikan satu tampilan khas untuk menyampaikan
berita-berita terbaru. Setelah berlalu satu jangka waktu yang
ditetapkan maka, diperlukan pemindahan informasi yang
bersangkutan ke dalam kategori yang sesuai dan
menggantikannya dengan berita yang baru. Tampilan waktu
terakhir dalam meng-up-date halaman Web dapat
memberikan informasi kepada pengunjung untuk mengetahui
apakah berita terkini dalam halaman web merupakan berita
yang benar-benar terbaru ataukah sudah lapuk. Penetapan
update halaman web dapat dilakukan dalam jangka waktu
setiap minggu atau dua kali seminggu.
11) Link yang sesuai (relevan)
Salah satu komponen utama Website ialah koleksi
link dengan Web-site lain yang berhubungan. Suatu halaman
Web yang bagus ialah halaman Web yang menawarkan link
ke halaman Web lain yang merujuk kepada topik yang sama.
Penyertaan ringkasan yang terkandung di dalam link website
dapat memudahkan pengunjung untuk memilih topik
3) Konsep Penulisan (Writing Concept)
Teknik penulisan dalam web berbeda dengan penulisan
untuk publikasi (cetak). Waktu merupakan hal sangat penting bagi
mereka yang menggunakan Internet, sehingga para pengguna
Internet tidak akan membuang waktunya hanya untuk membaca
teks yang sangat banyak sekali. Riset membuktikan bahwa para
pengguna cenderung meneliti teks dalam layar monitor. Selain itu,
lebih cepat membaca di layar monitor dibandingkan membaca di
atas kertas. Terdapat beberapa konsep penulisan dalam sebuah web,
yaitu:( Slamet Riyanto, 2006 )
a. Sedikit itu lebih baik – pertahankan konsistensi: buatlah
struktur kalimat sesederhana mungkin, atau buatlah kalimat
yang pendek.
b. Seringlah menyorot (highlight) kata atau ungkapan yang
penting.
c. Buatlah bullet atau nomor jika perlu.
d. Buatlah panjang halamannya lebih pendek – hindari terlalu
banyak menggulung layar (vertical scroll).
e. Gunakan link untuk menyorot (highlight) dan mengambil
pengguna untuk informasi lebih lanjut.
f. Hindari penggunaan ungkapan yang tidak deskriptiv, seperti
g. Hindari penggunaan tag <hr> (Horizontal Rule), untuk
memisahkan badan teks: gunakan banyak judul, subheading,
dan ruang putih sebagai gantinya (hal ini akan nampak lebih
bagus dan mudah dibaca, tag <hr> juga banyak yang tidak
menyukai.
h. Hindari perataan teks di tengah-tengah (center) – tidak
nyaman untuk dibaca.
i. Jangan menggunakan semua huruf kapital – tidak nyaman
untuk dibaca juga.
j. Hindari teks miring (italic) secara berlebihan – hal ini juga
tidak nyaman untuk dibaca.
k. Pertahankan isi (content) dari style – gunakan style sheet dan
masukakan file lain yang mendukung.
4) Kesederhanaan (Simplicity)
Kesederhanaan merupakan hal penting dalam membuat
sebuah web profesional. Sederhana di sini bukan dalam arti
tampilan sebuah situs, namun lebih mengarah ke teknik
penulisannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
konsep kesederhanaan tetap dipertahankan, yaitu:
a. Gunakan Heading dan Sub Heading untuk memisahkan
bagian teks.
b. Gunakan ruang kosong dengan warna putih secara bijaksana.
c. Pastikan Anda memiliki tidak lebih 12 kata dalam setiap
d. Tulislah isi secara singkat – bukan sebuah karangan.
e. Sorot (highlight) kata-kata yang penting.
f. Gunakan warna latar belakang pucat (terang) jika
menggunakan teks utama dengan warna gelap.
g. Gunakan warna latar belakang gelap jika teks utama
berwarna terang.
h. Hindari penggunaan warna yang terlalu banyak, terutama
kombinasi yang tajam bagi mereka yang buta warna dalam
membaca teks.
5) Mudah di Akses (Accessibility)
Suatu hal yang mudah diakses ke semua orang dengan
mengabaikan browser, paltform, sistem operasi, tersambung atau
putus merupakan hal yang sangat utama untuk mempertimbangkan
ketika merancang sebuah website. Anda tidak perlu menghalangi
seorang pengguna web keluar, siapa saja bisa menjadi potensi
menjadi pengunjung / pelanggan. Setelah sebuah website mudah
diakses, membuat penggunaan website Anda akan banyak diakses
oleh pengguna / pengunjung. Mudah digunakan = Pengunjung akan
kembali. Sulit digunakan = Pengunjung akan “kapok”. “Kekuatan
Web adalah disukainya web tersebut oleh pengguna di seluruh
dunia (Universality). Akses oleh semua orang dengan mengabakan
kekurangannya adalah aspek yang sangat penting”. (Tim Berners –
kemudahan dalam mengakses sebuah website perlu
mempertimbangkan beberapa hal sebelum merancang web, di
antaranya :
a. Pastikan website Anda mudah digunakan oleh browser
utama.
b. yang sering digunakan banyak orang maupun web browser
lainnya.
c. Pastikan website Anda mudah digunakan tanpa harus
mendownload sebuah plug-in tertentu.
d. Ujilah website Anda pada tahap pengembangan untuk
memeriksa kinerja pada berbagai sistem operasi dengan versi
browser berbeda.
e. Gunakan style sheet untuk memisahkan style dan content.
f. Gunakan etika tag html untuk menampilkan teks yang
dimaksud sehingga memungkinkan pengguna yang masih
awam dapat membaca teks secara jelas dengan cara:
menggunakan tag <em> atau <strong> pada Heading,
usahakan selalu menetapkan teks alternatif untuk grafik
(<img src=”gambar.gif” width=”25” height=”35”
alt=”keterangan gambar”>)
g. Periksa penggunaan warna yang kurang bagus dengan
berbagai format kebutaan warna (color blindness): jika
ragu-ragu – desaturate (buatlah hitam dan putih) rancangan untuk
h. Apabila masih perlu pertimbangan, jangan menggunakan
warna sebagai indikasi adanya perubahan (misal: bagian
baru), selalu menggarisbawahi suatu teks berupa link.
6) Kebutaan Warna (Color Blindness)
Sekitar satu dari sebelas orang mungkin tidak mampu
menggunakan website Anda berkaitan dengan beberapa format
kebutaan warna (color blindness). Yang terbaik, website Anda
tidak akan Nampak pada orang yang buta warna seperti yang telah
Anda rancang. Sialnya lagi, hal ini bisa jadi teks tidak terbaca,
navigasi yang sulit digunakan dan elemen lain yang tersembunyi.
Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan warna agar website
Anda dapat digunakan oleh mereka yang buta warna, yaitu:
a. Kebanyakan orang yang buta warna tidak bisa membedakan
antara warna merah dengan hijau.
b. Warna yang teduh akan nampak terang jika dilihat oleh orang
yang buta warna.
c. Format kebutaan warna yang umum adalah: Protanopia tidak
mampu menerima warna merah dan Deuteranopia tidak
mampu menerima warna hijau, sedangkan Tritanopia tidak
mampu warna biru.
Bagaimana cara menetralkan kondisi tersebut?
a. Jangan menggunakan warna sebagai satu-satunya kunci
(underline) jika merupakan sebuah link, sediakan pula arti
lain untuk membedakan antar bagian.
b. Hindari penggunaan warna merah atau hijau saja secara
monoton pada website.
c. Pertahankan tingkat kontras antara teks dan latar belakang.
d. Gunakan selalu “alt” (teks alternatif) pada setiap grafik.
7) Grafik (Graphic)
Unsur grafik sangat diperlukan dalam sebuah website,
karena memiiki beberapa fungsi. Namun jika terlalu banyak
menggunakan grafik, bisa jadi website kita akan menimbulkan
berbagai masalah. Untuk mengatasi berbagai hal yang tidak
diinginkan ketika mendesain web, perlu mempertimbangkan
berbagai sudut pandang dalam penggunaan grafik, diantaranya:
a. Tambahkan grafik seperlunya karena bisa menambah waktu
ketika pengguna mendownload artikel yang diinginkan.
b. Ambillah yang terkecil dalam hal ukuran fisik dan file jika
memungkinkan.
c. Jangan menggunakan navigasi dalam bentuk grafik jika ingin
dijadikan beberapa bahasa – hal ini memerlukan
pemeliharaan ekstra.
d. Usahakan selalu mencantumkan spesifikasi tinggi dan lebar
e. Usahakan selalu mencantumkan nilai border=”1” dalam tag
<img src> atau beberapa browser akan menampilkan warna
biru di sekitar tepi gambar jika grafik tersebut merupakan
sebuah link.
f. Usahakan selalu menetapkan teks alternatif dalam tag <img
src=”gambar.gif” alt=”keterangan”>. Sebagian orang akan
mematikan grafik agar proses koneksi lebih cepat. Jika grafik
dimatikan, dan tidak memasukkan teks alternatif maka
pengguna tidak mengetahui gambar tersebut.
8) Teknologi Baru (New Technology)
Perkembangan internet yang begitu pesat membuat
beberapa developer menambahkan teknologi baru dapat
menampilkan aplikasi yang dibutuhkan. Sebagai seorang web
developer, tentu saja harus selalu mengikuti perkembangan di
dunia maya agar ketika merancang web tidak timbul masalah
akibat dari pengguaan teknologi yang sudah kadaluwarsa. Berikut
ini terdapat beberapa bahan pertimbangan tentang teknologi yang
digunakan ketika merancang sebuah website, yaitu:
a. Hindari penggunaan teknologi yang sudah lebih dari dua
tahun.
b. Hindari pembuatan website yang memaksa pengguna /
pengunjung harus mendownload software tertentu terlebih
c. Jika Anda memiliki teknologi baru dalam sebuah situs,
buatlah alamat situs mirror-nya dengan cara memberi pilihan
kepada para pengguna sebelum memasuki situs Anda –
jangan menggunakan sebuah plug-in browser yang terdeteksi
adanya pengalihan jalur link.
d. Gunakan perencanaan pada situs Anda untuk melihat jika
para pengguna menyukai html atau menggunakan teknologi
baru yang terpasang dalam situs – tinggalkan teknologi baru
jika tidak populer.
e. Jika Anda membuat website menggunakan teknologi baru,
cari tahu tentang usabilitas (kemudahan penggunaan) dari
semua jenis website yang ada.
f. Periksa statistik website Anda untuk melihat berapa banyak
pengguna memiliki plug-in terakhir sebelum Anda
merancang website.
2.3 Konsep Dasar Informasi
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai
hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan
keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan
atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi
Di dalam suatu instansi atau perusahaan, informasi
merupakan sesuatu yang memiliki arti yang sangat penting didalam
mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berarti bagi yang menerimanya.
Menurut Raymond Mcleod, 2007 : “ Informasi adalah data yang
telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan
bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat mendatang ”
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari
pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sumber menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada
saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian yang sering
terjadi adalah transaksi perubahan dari suatu nilai yang disebut
transaksi. Kesatuan nyata adalah berupa suatu obyek nyata seperti
tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.( Raymond
2.4.1 Komponen Dan Elemen Sistem Informasi
Keterangan dan elemen sistem informasi sangat diperlukan
apabila akan membangun sistem informasi suatu instansi atau
perusahaan berikut adalah keterangan lebih lanjut.
A Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen
yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari
komponen input, komponen model, komponen output, komponen
teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen
basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling
berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk
mencapai sasaran.( Anonymous, 2011 )
a. Komponen Input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input
disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar.
b. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk
c. Komponen Output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk
semua pemakai sistem.
d. Komponen Teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi,
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data, meghasilkan dan
mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem
secara keseluruhan.
e. Komponen Hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan
vital bagi sistem informasi. Yang berfungsi sebagai tempat untuk
menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai
sumber data dan informasi untuk memperlancar dan
mempermudah kerja dari sistem informasi.
f. Komponen Software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung
dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk
menciptakan suatu informasi.
g. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data
untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya
informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang
baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.
Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat
lunak paket yang disebut DBMS (Database Management
System).
h. Komponen Kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti
bencana alam, api, te,peratur, air, debu, kecurangan-kecurangan,
kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu
dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang
dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
( Anonymous, 2011 )
B. Elemen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari elemenelemen yang
terdiri dari orang, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak,
basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua
a. Orang
Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator komputer,
analis sistem, programmer, personil data entry, dan manajer
sistem informasi / EDP.
b. Prosedur
Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena
prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan
dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu
instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan,
instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.
c. Perangkat keras
Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer
(pusat pengolah, unit masukan / keluaran), peralatan penyiapan
data, dan terminal masukan / keluaran.
d. Perangkat lunak
Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :
1) Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian
dan sistem manajemen data yang memungkinkan
pengoperasian sistem komputer.
2) Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan
keputusan.
3) Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang
e. Basis data
File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya
media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk,
magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran
tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, an lain
sebagainya.
f. Jaringan komputer
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer
dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan.
Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel
sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat
saling bertukar dokumen dan data.
g. Komunikasi data
Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi
yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan
data dan informasi diantara komputer-komputer dan
piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui
media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan
oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital dari
suatu sistem informasi karena sistem ini menyediakan
infrastruktur yang memungkinkan komputer dapat
Gambar 2.10 Hubungan Elemen Sistem Informasi
(Billy N Mahamudu, 2011 )
2.5 Arsitektur Sistem Informasi
Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan organisasi
masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem
yang efektif dan efisiendiperlukan perencanaan, pelaksanaan,
pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masingmasing organisasi.
Guna dari sistem yang efektif dan efisien tidak lain untuk
mendapatkan keunggulan dalam berkompetisi. Semua orang dapat
menggunakan sistem informasi dalam organisasi, tetapi faktor
efisiensi setiap sistem adalah berbeda. (Anonymous, 2011)
Perlu diketahui, perubahan sistem, baik besar maupun kecil,
selalu akan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut :
Tingkat I : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan.
Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya.
sesuai dengan design
Tingkat V : Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang
terjadi sesuai dengan tujuan semula.
Tingkat VI : Tindak lanjut, melaksanakn perubahan sesuai
dengan hasil evaluasi yang ada.
2.6 Pengertian Risiko
Pengertian risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat
dihindari pada suatu kegiatan / aktivitas yang dilakukan manusia,
termasuk aktivitas proyek pembangunan dan proyek konstruksi.
Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi pasti ada
berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah
yang akhirnya mnyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan.
Para ahli mendefinisikan risiko sebagai berikut :
a. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi
selama periode tertentu pada kondisi tertentu (William & Heins,
1985).
b. Risiko adalah sebuah potensi variasi sebuah hasil (William,
Smith, Young, 1995).
c. Risiko adalah kombinasi probabilita suatu kejadian dengan
konsekuensi atau akibatnya (Siahaan, 2007)
2.6.2 Macam Risiko
Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada
tentunya dapat menghasilkan berbagai macam risiko. Risiko dapat
dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut Trieschman,
Gustavon, Hoyt, (2001), antara lain :
a. Risiko Statis dan Risiko Dinamis (berdasarkan sejauh mana
ketidakpastian berubah karena perubahan waktu).
Risiko Statis, yaitu risiko yang asalnya dari masyarakat yang
tidak brubah yang berada dalam keseimbangan stabil. Risiko
statis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh risiko
spekulasi statis : menjalankan bisnis dalam ekonomi stabil.
Contoh risiko murni statis : ketidakpastian dari terjadinya
samabaran petir, angin topan, dan kematian secara acak (secara
random)
Risiko Dinamis, yaitu risiko yang timbul karena terjadi
perubahan dalam masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat
murni ataupun spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis :
urbanisasi, perkembangan teknologi, dan perubaha
undang-undang atau perubahan peraturan pemerintah.
b. Risiko Subyektif dan Risiko Obyektif Risiko Subyektif
Risiko yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang
mengalami ragu-ragu atau cemas akan terjadinya kejadian
tertentu.
Probabilita penyimpangan actual dari yang diharapkan (dari
rata-rata) sesuai pengalaman.
2.6.3 Manajemen Risiko
Untuk dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin
terjadi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai
manajemen risiko. Adapun beberapa definisi manajemen risiko dari
berbagai literatur yang didapat, dapat dilihat pada Tabel 3.1 Definisi
Manajemen Risiko.
Tabel 3.1 Definisi Manajemen Risiko
Definisi Manajemen Risiko Sumber Referensi
Manajemen risiko merupakan pengenalan, pengukuran, dan perlakuan terhadap kerugian dari kemungkinan kecelakaan yang muncul.
Williams dan Heins, 1985
Manajemen risiko merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi terjadinya kerugian yang dialami oleh suatu organisasi dan memilih teknik yang paling tepat untuk menangfani kejadian tersebut.
Redja, 2008
Manajemen risiko adalah sebuah proses formal untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan merespon sebuah risiko secara sistematis, sepanjang jalannya proyek, untuk mendapatkan tingkatan tertinggi atau yang bisa diterima, dalam hal mengeliminasi risiko atau control risiko.
Al Bahar dan Crandall, 1990
Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi
Dalam pelaksanaanya, terdapat beberapa tahapan dalam manajemen
risiko. Terdapat beberapa ahli yang mengemukakakan pendapat mengenai
tahapan-tahapan dalam manajemen risiko. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 3.2 Tahapan Manajemen Risiko
Tabel 3.2 Tahapan Manajemen Risiko
Tahapan Manajemen Risiko Sumber Referensi
a. Mengidentifikasi risiko
b. Menafsir dan menganalisa risiko c. Mengontrol risiko
Loosemore, Raftery, Reily, Higgon, 2006
a. Identifikasi risiko
b. Analisa risiko dan proses evaluasi
c. Respon manajemen d. Administrasi sistem
Al Bahar, dan Crandall, 1990
Selanjutnya, dalam penelitian ini akan dipakai tahapan-tahapan,
manajemen risiko yang dikemukakan oleh Al Bahar dan Crandall (1990).
Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari
pada suatu kegiatan / aktivitas yang idlakukan manusia, termasuk
aktivitas proyek pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena
dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai
ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang
akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan. Para
1) Risiko adalah suatu variasi dari hasil – hasil yang dapat
terjadi selama periode tertentu pada kondisi tertentu (William
& Heins, 1985).
2) Risiko adalah sebuah potensi variasi sebuah hasil (William,
Smith, Young, 1995).
3) Risiko adalah kombinasi probabilita suatu kejadian dengan
konsekuensi atau akibatnya (Siahaan, 2007).
2.6.4 Proses Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Terdapat sembilan langkah dalam proses penilaian risiko
yaitu : ( A.Dorofee C.Alberts, 2002)
1) Mengetahui karakteristik dari sistem TI : Hardware, software,
sistem antarmuka (koneksi internal atau eksternal), data dan
informasi, orang yang mendukung atau menggunakan sistem,
arsitektur keamanan sistem, topologi jaringan sistem.
2) Identifikasi Ancaman yang mungkin menyerang kelemahan
sistem TI. Sumber ancaman bisa berasal dari alam, manusia dan
lingkungan.
3) Identifikasi kekurangan atau kelemahan (vulnerability) pada
prosedur keamanan, desain, implementasi, dan internal kontrol
terhadap sistem sehingga menghasilkan pelanggaran terhadap
kebijakan keamanan sistem.
4) Menganalisa kontrol - kontrol yang sudah diimplementasikan atau
mengurangi atau menghilangkan kecenderungan (kemungkinan)
dari suatu ancaman menyerang sistem yang vulnerable.
5) Penentuan kecenderungan (likelihood) dari kejadian bertujuan
untuk memperoleh penilaian terhadap keseluruhan
kecenderungan yang mengindikasikan kemungkinan potensi
vulnerability diserang oleh lingkungan ancaman yang ada.
6) Analisa dampak yang kurang baik yang dihasilkan dari suksesnya
ancaman menyerang vulnerability. Seperti loss of integrity, loss
of availability, dan loss of confidentiality. Pengukuran dampak
dari risiko TI dapat dilakukan secara kualitatif maupun
kuantitatif. Dampak tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3
bagian yaitu : high, medium dan low.
7) Penentuan Level Risiko. Penentuan level risiko dari Sistem TI
yang merupakan pasangan ancaman / vulnerability merupakan
suatu fungsi :
a. Kecenderungan suatu sumber ancaman menyerang
vulnerability dari sistem TI.
b. Besaran dampak yang akan terjadi jika sumber ancaman
sukses menyerang vulnerability dari sistem TI.
c. Terpenuhinya perencanaan kontrol keamanan yang ada
untuk mengurangi dan menghilangkan risiko.
8) Rekomendasi - rekomendasi untuk mengurangi level risiko sistem
2.6.5 Proses Pengurangan Risiko (Risk Mitigation)
Strategi di dalam melakukan pengurangan risiko misalnya
dengan menerima risiko (risk assumption), mencegah terjadinya
risiko (risk avoidance), membatasi level risiko (risk limitation), atau
mentransfer risiko (risk transference). Metodologi pengurangan
risiko berikut menggambarkan pendekatan untuk
mengimplementasikan kontrol :( A.Dorofee C.Alberts, 2002 )
1) Memprioritaskan aksi. Berdasarkan level risiko yang ditampilkan
dari hasil penilaian risiko, implementasi dari aksi diprioritaskan.
Output dari langkah pertama ini adalah ranking aksi-aksi mulai
dari tinggi hingga rendah.
2) Evaluasi terhadap kontrol yang direkomendasikan. Pada langkah
ini, Kelayakan (misal kompatibilitas, penerimaan dari user) dan
efektifitas (misal tingkat proteksi dan level dari pengurangan
risiko) dari pilihan-pilihan kontrol yang direkomendasikan
dianalisa dengan tujuan untuk meminimalkan risiko. Output dari
langkah kedua adalah membuat daftar kontrol-kontrol yang
layak.
3) Melakukan cost-benefit analysis. Suatu cost-benefit analysis
dilakukan, untuk menggambarkan biaya dan keuntungan jika
mengimplementasikan atau tidak mengimplementasikan kontrol
4) Memilih kontrol. Berdasarkan hasil cost-benefit analysis,
manajemen menentukan kontrol dengan biaya paling efektif
untuk mengurangi risiko terhadap misi organisasi.
5) Memberikan tanggung jawab. Personil yang sesuai (personil dari
dalam atau personil yang dikontrak dari luar) yang memiliki
keahlian dan ketrampilan ditugaskan untuk
mengimplementasikan pemilihan kontrol yang diidentifikasi, dan
bertanggung jawab terhadap yang ditugaskan.
6) Mengembangkan rencana implementasi safeguard yang minimal
mengandung informasitentang risiko (pasangan vulnerability /
ancaman) dan level risiko (hasil dari laporan penilaian risiko),
kontrol yang direkomendasikan (hasil dari laporan penilaian
risiko, aksi-aksi yang diprioritaskan (dengan prioritas yang
diberikan terhadap pilihan level risiko tinggi atau sangan tinggi),
pilih kontrol yang telah direncanakan (tentukan berdasarkan
kelayakan, efektifitas, keuntungan terhadap organisasi dan
biaya), sumberdaya yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan pilihan kontrol yang telah direncanakan,
buat daftar staf dan personil yang bertanggung jawab, tanggal
dimulainya implementasi, tanggal target penyelesaian untuk
implementasi dan kebutuhan untuk perawatan.
7) Implementasikan kontrol yang dipilih. Tergantung pada situasi
menghilangkan risiko. Output dari langkah ketujuh adalah sisa
risiko.
2.6.6 Proses Evaluasi Risiko (Risk Evaluation)
Pada proses ini dilakukan evaluasi apakah pendekatan
manajemen risiko yang diterapkan sudah sesuai. Kemudian
dilakukan penilaian risiko kembali untuk memastikan keberadaan
risiko yang teridentifikasi maupun risiko yang belum teridentifikasi.
2.7 Framework Manajemen Risiko
Gambar 2.12 Framework Manajemen Risiko
( Miccolis, J. dan S. Shah, 2000 )
Framework manajemen risiko menggunakan pendekatan
OCTAVE (Operationally Critical Threat, Asset, and Vulnerability
Evaluation) adalah :
Identifikasi merupakan proses transformasi ketidakpastian dan isu
tentang seberapa baik aset organisasi dilindungi dari risiko. Tugas
yang harus dilakukan adalah identifikasi profil risiko (aset kritis,
ancaman terhadap aset, kebutuhan keamanan untuk aset kritis,
deskripsi tentang dampak risiko pada organisasi, dan komponen
infrastruktur utama yang berhubungan dengan aset kritis) dan
identifikasi informasi organisasi (kebijakan, praktek dan prosedur
keamanan, kelemahan teknologi dan kelemahan organisasi saat ini).
2) Analisa
Analisa merupakan proses untuk memproyeksikan bagaimana
risiko-risiko ekstensif dan bagaimana menggunakan proyeksi tersebut
untuk membuat skala prioritas. Tugas dalam proses analisa adalah
melakukan evaluasi risiko (Nilai-nilai untuk mengukur risiko-
dampak dan peluang) dan skala prioritas risiko (pendekatan
pengurangan risiko, menerima atau mengurangi risiko).
3) Perencanaan
Perencanaan merupakan proses untuk menentukan aksi-aksi yang
akan diambil untuk meningkatkan postur dan perlindungan
keamanan aset kritis tersebut. Langkah dalam perencanaan adalah
mengembangkan strategi proteksi, rencana mitigasi risiko, rencana
aksi, budget, jadwal, kriteria sukses, ukuran-ukuran untuk monitor
rencana aksi, dan penugasab personil untuk implementasi rencana
aksi.