• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALIS KELAYAKAN WEB EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI KBS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALIS KELAYAKAN WEB EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI KBS."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

METODE

ANALISA RESIKO

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Jurusan Teknik Informaika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1

Disusun Oleh :

EKO

NPM. 0634 015 075

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

(2)

ANALISA RESIKO

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh :

EKO

NPM. 0634 015 075

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

VETERAN

JAWA TIMUR

(3)

ANALISIS WEBSITE EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI

KEBUN BINATANG SURABAYA MENGGUNAKAN METODE

ANALISA RESIKO

Disusun Oleh :

EKO

NPM. 0634 015 075

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang V Tahun Akademik 2010/2011

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT Budi Nugroho, S.KOM

NPT. 19651109 199103 1002 NPT. 3800 9050 205

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” Jawa Timur

(4)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

PANITIA UJIAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF

KETERANGAN REVISI

Mahasiswa di bawah ini: Nama : Eko

NPM : 0634 015 075 Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) TUGAS AKHIR Ujian Lisan Gelombang V, TA 2010/2011 dengan judul:

″ ANALISIS WEBSITE EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI KEBUN

BINATANG SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ANALISA

RESIKO

Surabaya, 15 Juni 2011 Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:

1) Ir. Kemal Wijaya, MT

NIP. 1959 0925 1987 031 001

(5)

ANALISIS WEBSITE EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI

KEBUN BINATANG SURABAYA MENGGUNAKAN METODE

ANALISA RESIKO

Disusun Oleh :

EKO 0634 150 075

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada Tanggal 10 Juni 2011

Pembimbing : 1.

Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT NPT. 19651109 199103 1002

Tim Penguji : 1

Ir. Kemal Wijaya, MT

NIP. 1959 0925 1987 031 001

2

Budi Nugroho, S.Kom NPT. 308 090 540 205

2

Rangsang Purnama, S.Kom, M.Kom NIDN. 0711087301

3.

Budi Nugroho, S.Kom NPT. 308 090 540 205

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur, Surabaya

(6)

Pembimbing II : Budi Nugroho, S.Kom Penyusun : Eko

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur semata ditujukan ke hadirat ALLAH SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga memungkinkan

penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS

WEBSITE EDUKASI FLORA FAUNA DI KEBUN BINATANG

SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ANALISA RESIKO”

Tugas Akhir yang memiliki beban sebesar 4 SKS ini, disusun dan diajukan

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu (S-1)

pada jurusan Teknik Informatika di Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jatim.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis berusaha untuk

menerapkan ilmu yang telah didapat selama proses perkuliahan dengan

tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai

pihak.

Dengan tidak lupa akan kodratnya sebagai manusia, Penulis menyadari

bahwa dalam karya Tugas Akhir ini masih mengandung kekurangan di

sana-sini sehingga dengan segala kerendahan hati Penulis masih dan insya

Allah akan tetap terus masih mengharapkan saran serta kritik yang

membangun dari rekan-rekan pembaca.

Dengan tak bosannya penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah

kepada Allah SWT, yang telah memberi kemudahan, kesempatan dan

(7)

maupun material dan langsung maupun tidak langsung kepada:

1. Terima kasih kepada keluarga Bapak dan Ibu yang telah memberi doa

dan dukungan yang sangat besar kepada penulis selama ini hingga

dapat menyelesaikan tugas akhirnya.

2. Bapak Ir.Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri,

semoga FTI dapat terus maju dan berkembang.

3. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT, selaku Ketua Jurusan semoga Teknik

Informatika semakin maju dan berkembang di bawah kepemimpinan

beliau.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT, selaku dosen pembimbing

pertama yang telah memberikan banyak bimbingan dan banyak

masukan bagi tugas akhir ini.

5. Bapak Budi Nugroho, S.Kom, selaku dosen pembimbing kedua yang

telah memberikan ide bagi pengerjaan tugas akhir serta memberikan

banyak bimbingan dan masukan bagi tugas akhir ini.

6. Bapak Ir.Mu`tasim Billah,MS, Selaku wakil dekan I yang telah

memberikan support dan telah memberikan dukungan kepada saya

untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini

7. Semua dosen jurusan Teknik Informatika yang telah membagikan

ilmunya selama penulis menjalani masa perkuliahan.

8. Seluruh staf TU FTI dan karyawan jurusan Teknik Informatika yang

(8)

mengijinkan penulis untuk menganalisa web Edukasi Flora dan Fauna Kebun Binatang Surabaya.

10. Bu Sri Pentawati, makasih bu setiap saya telpon atau saya ke kantor ibu

tidak bosan dan sangat membantu. Para siswa korespondensi dan juga

para pegawai KBS, terima kasih atas partisipasinya dalam membantu

proses pengumpulan data, Serta selalu bersahabat ketika penulis berada

disana.

11. Terima kasih spesial buat sahabat terbaikku Pia Setyopratiwi, S.kom

dan Eka Yudha Sulistyo yang telah memberi dukungan dan motivasi

tersendiri bagi penulis.

12. Makasih buat temen-temen seperjuangan dan semua pihak yang

memfasilitasi dan mendukung, Ibu Fetty Tri Angraeny, S.kom terima

kasih mempercayai menjalankan UIBI sehingga bisa buat untuk saya

tumpangan untuk mengerjakan dan untuk tempat singgah temen –

temen TF 06, Norman, Ari Supriono,Skom, Dikri Syeban,Skom , Farli,

Akhmad Dhani,S.kom , Angga matur nuwun dulur Serta teman-teman

lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam halaman ini.

Tiada untaian kata yang cukup yang dapat penulis sampaikan sebagai

balas atas jasa yang penulis terima melainkan hanya harapan semoga

ALLAH SWT membalas semua amal tersebut. Jazakumullah Khairan

Katsiran.

Surabaya, 1 Juni 2011

(9)

ABSTRAK………...….. i

KATA PENGANTAR………....……... ii

DAFTAR ISI………....……. v

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN………..……….…... 1

1.1 Latar Belakang……….……. 1

1.2 Perumusan Masalah……….……….……..………. 3

1.3 Batasan Masalah……….……….……. 3

1.4 Tujuan ……….……….………. 4

1.5 Manfaat………..…….…………... 4

1.6 Metodologi……….…….…………... 5

1.7 Sistematika Penulisan………...……..……. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...……..….…. 8

2.1 Kebun Binatang Surabaya...………..……... 8

2.1.1. Profil Kebun Binatang Surabaya ...….………...…...…….. 8

2.1.2. Sejarah Kebun Binatang Surabaya .……...……..……….. 9

(10)

2.3. Konsep Dasar Informasi………...………..………...…… 30

2.4. Konsep Dasar Sistem Informasi…………...……..………...… 31

2.4.1. Komponen dan Elemen Sistem Informasi..….………...…. 32

A. Komponen sistem informasi..……...…………..………... 32

B. Elemen sistem informasi..………....………..……... 34

2.5. Arsitektur Sistem Informasi..………....……….……...… 37

2.6. Pengertian Resiko..…..……….….. 38

2.6.1. Macam Risiko…..……….…... 39

2.6.2. Manajemen Risiko...………....…… 40

2.6.3. Proses Penilaian Risiko…………...………...……... 42

2.6.4. Proses Pengurangan Risiko…...…...……...…...…... 44

2.6.5. Proses Evaluasi Risiko…...…...………..…... 46

2.7. Framework Manajemen Risiko ...………..….. 46

2.7.1. Model Framework Manajemen Risiko ..……….... 49

BAB III METODOLOGI TUGAS AKHIR…………...………...…. 51

3.1 Metodologi Analisa Risiko. …………..………...… 51

(11)

4.2 Proses Penilaian Risiko...………...………… 54

4.2.1. Menentukan Karakteristik Sistem.………...…...………… 54

4.2.2. Mengidentifikasi ancaman-ancaman... 61

4.2.3. Identifikasi Kelemahan………..……...…….. 62

A. Uji Implementasi Desain dan Sistem……...…………... 62

B. Uji Implementasi Koneksi Internet……...…………... 67

C. Internal Kontrol………...…………... 68

4.2.4. Analisa Pengawasan………....…….……. 68

4.3 Identifikasi dan Analisa Resiko. ………... 73

4.4 Respon Manajemen...………...…..….. 84

4.4.1. Tahap Rekomendasi Kontrol... 84

4.4.2. Dokumentasi hasil pekerjaan... 85 

4.4.3. Proses Pengurangan Risiko (Risk Mitigation)... 85

4.4.4. Optimalisasi Penanganan Transaksi... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...…….... 91

5.1. Kesimpulan………...………....…... 91

(12)
(13)

Gambar 2.1 Sturktural Organisasi Tim Pelaksana Sementara KBS... 11

Gambar 2.3 Contoh Papan Navigasi... 16

Gambar 2.4 Contoh Tombol Home... 16

Gambar 2.5 Contoh External Link... 18

Gambar 2.6 Contoh Tombol Site Map... 19

Gambar 2.7 Contoh Fasilitas Pencarian... 20

Gambar 2.8 Contoh Navigasi atau Link... 20

Gambar 2.9 Contoh Menu Textual Link... 21

Gambar 2.10 Hubungan Elemen Sistem Informasi... 37

Gambar 2.11 Framework Managemen Risiko... 46

Gambar 2.12 Model Framework Manajemen Risiko... 49

Gambar 4.1 Tampilan Halaman Depan Website Edukadi KBS... 53

Gambar 4.2 Anti Virus AVG 8.5 Free Edition... 55

Gambar 4.3 Sistem Perangkat Di Dalam komputer... 55

Gambar 4.4 Hasil Survey Tentang Keberadaan Website Edukasi KBS... 58

Gambar 4.5 Hasil Survey Tingkat Dibutuhkannya Website Edukasi KBS... 58

(14)

Gambar 4.9 Peringatan Halaman Login Admin... 63

Gambar 4.10 Control Panel Administrator... 63

Gambar4.11 Halaman Berita... 64

Gambar 4.12 Halaman Galeri... 65

Gambar 4.13 Halaman Guestbook... 65

Gambar 4.14 Halaman Edit Gusetbook... 66

Gambar 4.15 Pesan Peringatan Username Salah pada Halaman Admin... 79

Gambar 4.16 Pesan Peringatan Password Salah Pada Halaman Admin... 71

Gambar 4.17 Risk Matrix and Risk Score... 78

(15)

Tabel 3.1 Definisi Manajemen Risiko... 40

Tabel 3.2 Tahapan Manajemen Risiko... 41

Tabel 4.1 Kondisi Saat Ini... 56

Tabel 4.2 Kondisi Eksisting SDM... 61

Table 4.3 Pengawasan Secara Teknis... 69

Tabel 4.4 Pengawasan Secara Non Teknis... 69

Tabel 4.5 Kategori Risiko... 72

Tabel 4.6 Total Kategori Risiko... 74

Tabel 4.7 Matriks Peluang Risiko... 74

Tabel 4.8 Matriks Besaran Risiko... 75

Tabel 4.9 Matriks Tingkatan Risiko... 76

Tabel 4.10 Matriks Frekuensi... 79

Tabel 4.11 Matriks Nilai Besaran... 80

Tabel 4.12 Matriks Nilai Sensivitas... 81

(16)

Penyusun : Eko

ABSTRAK

Kehadiran teknologi media online dapat meningkatkan kompleksitas, interkonektivitas dan exposure suatu produk, sehingga pengembangan media online menimbulkan berbagai macam risiko bagi perusahaan ataupun instansi pendidikan informal.

Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu instansi pendidikan informL yang telah berpartisipasi dalam media online dengan cara memanfaatkan internet sebagai sarana interaksi dan yang juga dilengkapi dengan sebuah informasi program dari KBS yang menjadikan nilai tambah dalam sebuah web edukasi ,akan tetapi penggunaan dan pengelolaan website juga mempertimbangkan integrasi dimana perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat manusia membangun intergrasi.

Diperlukan audit TI dengan menggunakan metode pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah sesuai dengan tujuan dalam proses belajar mengajar diluar jam sekolah, sehingga mampu menjaga integritas data, membantu pencapaian tujuan instansi secara efektif, serta penggunaan sumber daya yang dimiliki secara efisien.

Kata Kunci : media online, website edukasi, audit TI.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman teknologi maju saat ini manajemen informasi

cenderung kearah publikasi elektronis dan berangsur - angsur

meninggalkan publikasi secara analog (non elektronik). Kehadiran

teknologi media online dapat meningkatkan kompleksitas,

interkonektivitas dan exposure suatu produk, sehingga

pengembangan media online menimbulkan berbagai macam risiko

bagi perusahaan ataupun instansi yang menggunakan media online.

Diantaranya adalah pengadaan sebuah website. Website yang efektif

merupakan bagian dari strategi yang harus dijalankan oleh organisasi

atau instansi yang akan berpartisipasi melalui media online.

Media Online seperti website dapat dimanfaatkan di berbagai

bidang untuk promosi, memberikan informasi yang bermanfaat, dan

menyajikan hiburan. Media Online mempunyai kemampuan yang

luar biasa, yaitu dapat menyajikan sesuatu menurut kepentingan

user. Penyajian multimedia tidak hanya mencakup informasi dari

broadcast TV atau tape, tetapi administrator dapat mengembangkan

sendiri, image, video, dan lain-lain.

Dengan adanya teknologi Sistem Informasi Website itu,

(18)

digunakan oleh Kebun binatang surabaya untuk memberikan

informasi tentang satwa dan tumbuhan sekaligus memberikan

informasi tentang program hiburan yang telah dijadwalkan oleh

internal.

Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu instansi

pendidikan di luar jam belajar reguler yang telah berpartisipasi

dalam media online, yang akan mempermudah untuk

memperkenalkan dan mempromosikan lingkungan alam, pendidikan

saling mengasihi antar makhluk hidup kepada masyarakat pada

umumnya dengan cara memanfaatkan internet sebagai sarana

interaksi. Seiring dengan kebutuhan dan pengembangan metode

proses belajar mengajar maka, web Edukasi Flora dan Fauna juga

dilengkapi dengan keterangan hewan dan tumbuhan untuk

pengetahuan akan makhluk hidup juga sebuah peta yang menjadikan

nilai tambah dalam sebuah web edukasi.

Namun, penggunaan dan pengelolaan website juga

mempertimbangkan integrasi dimana perangkat keras, perangkat

lunak dan perangkat manusia membangun intergrasi. Sehingga

diperlukan audit Teknologi Informasi dengan menggunakan metode

pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti berupa data atau informasi

untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah

sesuai dengan tujuan dalam proses promosi khususnya diluar jam

(19)

instansi secara efektif, serta penggunaan sumber daya yang dimiliki

secara efisien.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dipecahkan dalam kegiatan ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Apa risiko dari penggunaan web Edukasi Flora dan Fauna Di

Kebun Binatang Surabaya saat online ?

2) Bagaimana penanganan risiko terhadap ancaman yang

mungkin akan terjadi ?

3) Untuk keselurahan tampilan website apakah menjadi

kendala bagi masyarakat dalam pengoperasian ?

1.3 Batasan Masalah

Pada Studi Kelayakan Web Edukasi Flora dan Fauna ini

perlu didefinisikan batasan masalah, antara lain :

1) Dalam studi kelayakan implementasi web Edukasi Flora dan

Fauna di Kebun Binatang Surabaya ini hanya ditinjau pada

aspek risiko.

2) Penulis tidak membahas tentang pemrograman yang sudah di

gunakan digunakan pada web Edukasi Flora dan Fauna Di

Kebun Binatang Surabaya.

3) Penulis menilai tentang kelayakan mutu dari website Edukasi

(20)

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari analisa kelayakan implementasi web

Edukasi Flora Fauna Di Kebun Binatang Surabaya ini adalah :

1) Institusi dapat mengetahui apakah sistem yang telah dibuat

sesuai dengan kebutuhan ataupun memenuhi acceptance

criteria.

2) Mengetahui apakah pemakai atau user telah siap

menggunakan sistem tersebut.

3) Mengetahui apakah outcome atau hasil sesuai dengan

harapan manajemen.

4) Institusi mendapat masukan atas risiko-risiko yang ada dan

akan terjadi, juga saran untuk penanganannya.

5) Masukan – masukan atau saran tersebut dimasukkan dalam

agenda penyempurnaan sistem, perencanaan strategis untuk

anggaran pada periode berikutnya.

1.5 Manfaat

Manfaat dari studi kelayakan implementasi web Edukasi

Flora dan Fauna di Kebun Binatang Surabaya ini adalah sebagai

laporan yang menginformasikan risiko dari kondisi yang dihadapi

dalam penerapan web Edukasi saat ini. Laporan ini juga dapat

digunakan sebagai masukan atau rekomendasi untuk pengembangan

web Edukasi Flora dan Fauna agar penerapannya sesuai dengan

(21)

Meningkatkan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan bagi

para generasi muda di luar jam belajar reguler melalui media online.

1.6 Metodologi Pembuatan Tugas Akhir

Metodologi yang dipakai dalam menyelesaikan tugas akhir ini

adalah :

1) Metode literatur, metode mengumpulkan data yang dilakukan

dengan cara memperolehnya dari buku-buku maupun artikel

yang tersedia

2) Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan sistem

website secara langsung melaui internet. Tujuan observasi

dilakukan agar dapat diperoleh informasi secara lengkap dan

akurat.

3) Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab

(wawancara) kepada pihak yang terkait.

4) Kuisioner, yaitu dengan melakukan jajak pendapat tentang

website Edukasi Flora dan Fauna di Kebun Binatang

Surabaya

1.7 Sistematika Penulisan

Pada sub bab ini akan menjelaskan secara lengkap tentang

ANALISIS KELAYAKAN IMPLEMENTASI WEB EDUKASI

(22)

Agar lebih memahami materi, laporan ini dibagi menjadi enam bab

yang dilengkapi dengan penjelasan pada tiap bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang yang menjelaskan tentang

pentingnya kerja praktek yang dilakukan, latar belakang

masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan

kerja praktek, manfaat metodologi, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disajikan landasan teori yang akan

digunakan sebagai penyelesaian permasalahan yang

dibuat.

BAB III METODOLOGI TUGAS AKHIR

Pada bab ini akan diuraikan metode-metode yang

digunakan dalam pelaksanakan Tugas Akhir di Jurusan

Informatika - FTI UPN “Veteran” Jawa Timur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil Tugas Akhir beserta

pembahasannya.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bagian terakhir dari laporan Tugas

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber

literatur, tutorial, buku maupun situs-situs yang digunakan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas beberapa teori dasar sebagai penunjang

penyelesaian Tugas Akhir ini, antara lain: penjelasan tentang Kebun

Binatang Surabaya, konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep

dasar sistem informasi, komponen dan elemen sistem informasi, arsitektur

dan klasifikasi sitem informasi, risiko, manajemen risiko.

2.1 Kebun Binatang Surabaya

Kebun binatang surabaya adalah hiburan yang sangat

diperlukan oleh masyarakat sekitar surabaya yang semua golongan

bisa berekreasi di sana.

2.1.1 Profil Kebun Binatang Surabaya

Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu aset yang sangat

berharga bagi kota Surabaya. KBS bukan hanya sekedar sebagai

tempat rekreasi saja tapi juga berfungsi sebagai paru-paru kota.

Apalagi lokasinya yang ada di tengah kota, membuat nilai KBS

semakin tinggi. Dari letaknya di tengah kota sehingga mudah

dijangkau oleh angkutan umum membuat KBS semakin diminati

oleh masyarakat. KBS dipertahankan sebagai sarana rekreasi

keluarga yang murah, sarana pendidikan, sekaligus sebagai

paru-paru kota. Sehingga banyak juga siswa siswi berbagai sekolah dari

(25)

– calon dokter hewan dari universitas ternama yang mengadakan

penelitian di KBS(Brosur KBS, 2011).

2.1.2 Sejarah Kebun Binatang Surabaya

Kebun Binatang Surabaya (KBS) pertama kali didirikan

berdasar SK Gubernur Jenderal Belanda tanggal 31 Agustus 1916

No. 40, dengan nama “Soerabaiasche Planten-en Dierentuin”

(Kebun Botani dan Binatang Surabaya) atas jasa seorang jurnalis

bernama H.F.K. Kommer yang memiliki hobi mengumpulkan

binatang. Dari segi finansial H.F.K Kommer mendapat bantuan dari

beberapa orang yang mempunyai modal cukup.(Brosur KBS, 2011)

Susunan Pengurus Pertama Kebun Binatang Surabaya :

 Ketua: J.P Mooyman

 Sekretaris: A.H. de Wildt

 Bendahara: P Egos, dibantu 6 orang anggotanya yaitu : 1. F.C. Frumau

Lokasi KBS yang pertama di Kaliondo, pada tahun 1916,

kemudian pada tanggal 28 September 1917 pindah di jalan Groedo.

Dan pada tahun 1920 pindah ke daerah Darmo untuk areal kebun

(26)

MAATSCHAPPIJ atau Maskapai Kereta Api yang mengusahakan

lokasi seluas 30.500 m2.

Untuk pertama kali pada bulan April 1918, KBS dibuka

namun dengan membayar tanda masuk (karcis). Kemudian akibat

biaya operasional yang tinggi, maka pada tanggal 21 Juli 1922 kebun

botani / KBS mengalami krisis dan akan dibubarkan, tetapi beberapa

dari anggotanya tidak setuju. Pada tahun ini pula. Dalam rapat

pengurus diputuskan untuk membubarkan KBS, tetapi dicegah oleh

pihak Kotamadya Surabaya pada waktu itu. ( Brosur KBS, 2011 )

Pada tanggal 11 Mei 1923, rapat anggota di Simpang

Restaurant memutuskan untuk mendirikan Perkumpulan Kebun

Binatang yang baru, dan ditunjuk W.A. Hompes untuk menggantikan

J.P. Mooyman, salah seorang pendiri KBS dan mengurus segala

aktivitas kebun sebagai pimpinan. Bantuan yang besar untuk

kelangsungan hidup pada waktu tahun 1927 adalah dari Walikota

Dijkerman dan anggota dewan A. van Gennep dapat membujuk DPR

Kota Surabaya untuk meraih perhatian terhadap KBS, dengan SK

DPR tanggal 3 Juli 1927 dibelilah tanah yang seluas 32.000 m3

sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS). Tahun 1939 sampai

sekarang luas KBS meningkat menjadi 15 hektar dan pada tahun

1940 selesailah pembuatan taman yang luasnya 85.000 m2.( Brosur

KBS, 2011).

Dalam perkembangannya KBS telah berubah fungsinya dari

(27)

sekedar untuk tempat rekreasi telah dikembangkan fungsinya

menjadi sarana perlindungan dan pelestarian, pendidikan, penelitian

dan rekreasi. Binatang-binatang yang menjadi koleksi KBS dari

tahun ke tahun jumlah dan jenisnya terus bertambah dan tidak ada

juga yang meninggal dikarenakan sudah umur, baik berasal dari luar

negeri maupun yang berasal dari dalam negeri. Untuk saat ini jumlah

pengunjung diperkirakan untuk rata-rata 1 bulan ± antara 9.500 –

10.000 pengunjung (Sri Pentawati, 2011).

2.1.3 Struktur Organisasi Kebun Binatang Surabaya

Menurut SK/472/Menhut-IV/2010 tentang pembentukan Tim

Pengelola Sementara KBS. Berikut ini adalah struktur organisasinya

:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Tim Pengelola Sementara KBS (Sumber :

(28)

2.1.4 Visi, Misi dan Strategi Kebun Binatang Surabaya

VISI :

Lembaga konservasi Kebun Binatang Surabaya menjadi pusat

konservasi, pendidikan, penelitian & rekreasi yang berkualitas dan

ikut mengikuti perkembangan zaman.

MISI :

1) Secara aktif mendukung konservasi melalui kegiatan

konservasi populasi jenis terancam bahaya ( Endengered

Spesies ) in-situ dan x-situ, termasuk didalamnya konservasi

habitat biotop dan ekosistem alamnya.

2) Memberikan dukungan dan fasilitas guna meningkatkan

pengetahuan dan penelitian yang bermanfaat bagi konservasi,

serta membantu komunitas konservasi dengan membagi

pengetahuan dan pengalaman yang relevan .

3) Menggalakkan peningkatan kesadaran masyarakat dan

pengambilan kebijakan tentang pentingnya konservas,

pelestarian Sumber Daya Alam dan keseimbangan antara

ketentuan hidup manusia dengan pelestarian alam.

4) Menciptakan sebuah institusi yang dapat membantu

mengembangkan apresiasi tentang kehidupan liar beserta

lingkungannya, terutama yang ada di Indonesia.

STRATEGI :

Meningkatkan sarana prasarana, Sumber Daya Manusiadan

(29)

2.2 Konsep Dasar Sistem

Dalam mendefinisikan sebuah sistem terdapat dua buah

metode pendekatan yang sering digunakan. Yang pertama adalah

pngertian sistem berdasarkan komponen atau elemen-elemen yang

menyusun sistem tersebut, dan yang kedua adalah pengertian sistem

berdasarkan prosedurnya. Pengertian sistem berdasarkan komponen

atau elemen yang menyusunnya dapat diartikan sebagai sekumpulan

elemen–elemen yang saling terkait satu sama lainnya dan bekerja

sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau tujuan yang sudah

direncanakan. Sedangkan pengertian sistem berdasarkan

prosedurnya menurut Tata Sutabri, 2004 adalah :

Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk menyelesaikan suatu

sasaran tertentu.

Tujuan umum dari pengembangan sebuah sistem adalah

menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang

lama atau untuk memperbaiki sistem yang lama baik secara

keseluruhan maupun sebagian. Sistem yang lama perlu diperbaiki

karena beberapa faktor, antara lain:

1) Munculnya masalah pada sistem yang lama

Permasalahan yang biasanya timbul adalah ketidak sesuaian

pada sistem yang lama sehingga menyebabkan sistem

tersebut tidak dapat beroperasi sesuai dengan harapan, dan

(30)

meningkat sehingga menyebabkan jumlah pengolahan data

yang dibutuhkan juga semakin meningkat. Hal seperti ini

akan menyebabkan sebuah sistem baru harus dibangun.

2) Untuk meraih kesempatan

Melihat teknologi komputer dan informasi yang semakin

berkembang dengan baik sehingga sebuah organisasi dapat

memanfaatkan keadaan ini untuk meningkatkan kualitas dan

penyediaan informasi agar dapat mendukung proses

pengambilan keputusan dengan tepat. Karena dengan

pengambilan keputusan serta tindakan–tindakan yang cepat

dan tepat, sebuah organisasi dapat meraih peluang untuk

meningkatkan pendapatan atau pelanggan, bahkan meraih

peluang bisnis yang baru.

3) Adanya instruksi

Instruksi penggunaan sistem yang baru biasanya berasal dari

pemimpin ataupun kekuatan dari luar organisasi misalnya

seperti peraturan pemerintah.

2.2.1 Konsep Dasar Sebuah Web

Menurut Slamet Riyanto, 2006 terdapat beberapa aspek

yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah website :

1) Dapat Digunakan (Usability)

Usabilitas merupakan hal yang sangat penting dalam

merancang web (web design). Memang sangat baik jika memiliki

(31)

namun jika perlu waktu yang sangat lama untuk mendownload

sebuah artikal atau penggunaan navigasinya sangat rumit maka

tidak heran jika pengguna akan “hengkang” dari website yang

dikunjungi dan tidak akan kembali lagi. Perlu diketahui, umumnya

pengguna (user) ingin mendapatkan informasi secara cepat

meskipun tampilan website-nya biasa saja. Jika terlalu lama saat

mencari informasi maka para pengguna akan langsung menutup

halaman web tersebut. Ingat, jangan mengorbankan aspek

usabilitas dalam mendesain website.

2) Navigasi (Navigation)

Navigasi juga menjadi hal yang sangat penting dalam

sebuah website yang berfungsi untuk membantu pengguna (user)

dalam menjelajah website kita untuk mencari informasi yang

diinginkan secara mudah. Navigasi yang bagus mencerminkan

struktur website yang sangat baik. Kadangkala ditemukan beberapa

format navigasi, diantaranya:

1) Papan Navigasi (Navigation Panel)

a. Bisanya dalam bentuk menu-menu yang tersusun rapi.

b. Sebaiknya diatur link pada bagian kiri (dari tangan

pengguna) atau di bagian atas dari sebuah halaman web.

c. Dapat berupa teks maupun grafik.

d. Harus mengambil ruang yang tidak terlalu banyak.

e. Posisi navigasi sebaiknya konsisten pada setiap

(32)

berbeda, pastikan bagian tersebut masih merupakan satu

kesatuan.

Gambar 2.3 Contoh Papan Navigasi

2) Tombol Home (Home Button) :

a. Tombol ini sangat familiar di kalangan pengembang web.

Fungsi utama tombol ini adalah untuk kembali ke

halaman utama (homepage).

b. Tombol home dapat ditempatkan pada setiap halaman

web kecuali halaman utama (homepage).

c. Tombol home maupun logo perusahaan dapat berfungsi

sebagai navigasi dan sebaiknya diletakkan di bagian kiri

atas (dari tangan pengguna).

d. Pastikan tombol home maupun logo ada pada setiap

halaman (kecuali halaman utama) agar pengunjung

(visitor) lebih familiar dengan navigasi tersebut.

Gambar 2.4 Contoh Tombol Home

3) Link

a. Jika teks memiliki hyperlink sebaiknya diberi garis

(33)

b. Pengunjung mestinya tidak harus disajikan dalam bentuk

mouse over atau hover pada sebuah link untuk

menyadarkan pengunjung bahwa teks tersebut adalah

sebuah link – buatlah link yang nyata.

c. Sediakanlah lebih banyak teks link (textual link) dalam

sebuah website untuk mengijinkan pengunjung ke

informasi referensi secara silang.

d. Usahakan menyediakan daftar susunan link secara nyata

dibandingkan hidden (adanya hal yang tersembunyi)

dalam sebuah teks. Adanya link dalam sebuah teks

mengakibatkan proses membaca sedikit lambat, namun

hal ini mungkin saja menjadi hal yang bagus dengan

tujuan menandai (highlight) kata-kata yang khusus.

e. Buatlah perbedaan antara internal link (link dalam satu

website) dengan external link (link dengan website lain).

f. Jika link tersebut masih dalam satu website (internal link)

buatlah link menggunakan teks yang simple. Jika link

tersebut mengarah ke website lain (external link)

usahakan memasukkan alamat lengkap website tersebut

dalam teks (misal: http://www.websitelain.com). Hal itu

akan memberikan informasi kepada pengunjung tentang

(34)

Gambar 2.5 Contoh External Link

g. Apabila menyertakan link eksternal dalam website Anda,

jangan membuat link dengan cara membuka jendela baru

(new window) menggunakan target “_blank”. Ini dapat

mengakibatkan pengunjung merasa terganggu.

h. Hindari tombol kembali (back button) – yang merupakan

perintah umum untuk kembali ke halaman sebelumnya.

i. Jika memiliki link dalam bentuk file berukuran besar

seperti .avi atau .pdf, sediakan ukuran dalam bentuk KB

dalam tanda kurung untuk memberikan informasi kepada

pengunjung tentang ukuran file tersebut sebelum

mendownloadnya.

j. Buatlah kepastian pengunjung untuk mengetahui tentang

link yang sudah dikunjungi (diklik) dengan cara memberi

warna yang berbeda. Misalkan dari warna biru ke merah

(artinya: warna biru memberi arti link tersebut belum

dibuka sedangkan warna merah menandakan link tersebut

(35)

4) Judul html (HTML Title)

a. Umumnya berada pada tag html header.

b. Judul html (sebagai header) masih relevan dengan

halaman sekarang.

c. Ditampilkan di bagian atas (top title bar) pada sebuah

browser.

d. Judul html sangat berguna bagi yang membutuhkan

sebagai bookmark situs Anda.

5) Peta situs (Site Map)

a. Site map merupakan salah satu bagian dari halaman

website yang memberikan informasi tentang peta situs.

b. Site map merupakan struktur yang hirarkis dari sebuah

situs dengan link untuk seluruh halaman yang relevan.

c. Memiliki link yang menyolok ke peta situs dari setiap

halaman.

Gambar 2.6 Contoh Tombol Site Map

6) Fasilitas Pencarian (Search Facility)

a. Beberapa pengunjung/pengguna lebih memilih fasilitas

pencarian sebelum menggunakan navigasi lain yang

disediakan.

b. Ada juga beberapa pengguna menggunakan fasilitas

(36)

c. Pastikan situs Anda memiliki sebuah fasilitas pencarian

(search facility).

d. Letakkan kotak pencarian dalam posisi yang menyolok

pada setiap halamannya.

Gambar 2.7 Contoh Fasilitas Pencarian

7) Grafik sebagai Navigasi dan / atau Link (Graphic as

Navigation and / or Link)

a. Sebagian pengembang web menggunakan grafik /

gambar sebagai link maupun navigasi. Berhati-hatilah

jika melakukan hal tersebut.

b. Jika garis tepi (border=”0”) pada tag grafik, hal itu

mungkin menjadi jalan yang tidak jelas bagi pengunjung

ketika memberitahukan bahwa gambar tersebut

merupakan sebuah link.

c. Jika grafik / gambar tersebut bukan dalam mouseover,

pengunjung mungkin tidak akan melihat kursor berubah

menjadi sebuah tangan.

Gambar 2.8 Contoh Navigasi atau Link

d. Usahakan dan sediakan link teks (textual link) untuk

(37)

Gambar 2.9 Contoh Menu Textual Link

e. Jika nilai estetika lebih penting, berilah garis tepi

(border=”1”) pada grafik/gambar sebagai link.

8) Ruang Komentar

Ruangan komen membolehkan pengunjung meminta

pendapat yang diperlukan secara "online". Sehingga, admin

hanya perlu menjawab setiap pertanyaan melalui email

ataupun surat. Bukan hanya tempat mendapatkan informasi,

ruangan ini juga bertindak sebagai alat untuk memperbaiki

semua kelemahan yang terdapat di dalam halaman Web.

Informasi-informasi di dalam halaman Web dapat dilengkapi

berdasarkan komen-komen dari pengunjung.

9) Permasalahan Umum (FAQ - frequently asked question)

Dengan mewujudkan ruangan FAQ, admin dapat

menghemat waktu untuk menjawab persoalan yang sama

berulang-ulang. Kebanyakan halaman Web yang

mengandung ruangan FAQ ini, biasanya akan menampilkan

persoalan-persoalan popular di bagian atas tampilan dengan

membuat link untuk jawaban-jawabannya. Pengunjung hanya

perlu meng-klik pada masalah tersebut, dan mereka akan

(38)

10) Berita

Halaman Web yang baik senantiasa memberikan

berita terkini kepada pengunjung. Penggunaan teks ataupun

ikon "New" dapat memberikan pengunjung tentang informasi

terbaru yang telah masuk ke dalam halaman Web. Atau

memberikan satu tampilan khas untuk menyampaikan

berita-berita terbaru. Setelah berlalu satu jangka waktu yang

ditetapkan maka, diperlukan pemindahan informasi yang

bersangkutan ke dalam kategori yang sesuai dan

menggantikannya dengan berita yang baru. Tampilan waktu

terakhir dalam meng-up-date halaman Web dapat

memberikan informasi kepada pengunjung untuk mengetahui

apakah berita terkini dalam halaman web merupakan berita

yang benar-benar terbaru ataukah sudah lapuk. Penetapan

update halaman web dapat dilakukan dalam jangka waktu

setiap minggu atau dua kali seminggu.

11) Link yang sesuai (relevan)

Salah satu komponen utama Website ialah koleksi

link dengan Web-site lain yang berhubungan. Suatu halaman

Web yang bagus ialah halaman Web yang menawarkan link

ke halaman Web lain yang merujuk kepada topik yang sama.

Penyertaan ringkasan yang terkandung di dalam link website

dapat memudahkan pengunjung untuk memilih topik

(39)

3) Konsep Penulisan (Writing Concept)

Teknik penulisan dalam web berbeda dengan penulisan

untuk publikasi (cetak). Waktu merupakan hal sangat penting bagi

mereka yang menggunakan Internet, sehingga para pengguna

Internet tidak akan membuang waktunya hanya untuk membaca

teks yang sangat banyak sekali. Riset membuktikan bahwa para

pengguna cenderung meneliti teks dalam layar monitor. Selain itu,

lebih cepat membaca di layar monitor dibandingkan membaca di

atas kertas. Terdapat beberapa konsep penulisan dalam sebuah web,

yaitu:( Slamet Riyanto, 2006 )

a. Sedikit itu lebih baik – pertahankan konsistensi: buatlah

struktur kalimat sesederhana mungkin, atau buatlah kalimat

yang pendek.

b. Seringlah menyorot (highlight) kata atau ungkapan yang

penting.

c. Buatlah bullet atau nomor jika perlu.

d. Buatlah panjang halamannya lebih pendek – hindari terlalu

banyak menggulung layar (vertical scroll).

e. Gunakan link untuk menyorot (highlight) dan mengambil

pengguna untuk informasi lebih lanjut.

f. Hindari penggunaan ungkapan yang tidak deskriptiv, seperti

(40)

g. Hindari penggunaan tag <hr> (Horizontal Rule), untuk

memisahkan badan teks: gunakan banyak judul, subheading,

dan ruang putih sebagai gantinya (hal ini akan nampak lebih

bagus dan mudah dibaca, tag <hr> juga banyak yang tidak

menyukai.

h. Hindari perataan teks di tengah-tengah (center) – tidak

nyaman untuk dibaca.

i. Jangan menggunakan semua huruf kapital – tidak nyaman

untuk dibaca juga.

j. Hindari teks miring (italic) secara berlebihan – hal ini juga

tidak nyaman untuk dibaca.

k. Pertahankan isi (content) dari style – gunakan style sheet dan

masukakan file lain yang mendukung.

4) Kesederhanaan (Simplicity)

Kesederhanaan merupakan hal penting dalam membuat

sebuah web profesional. Sederhana di sini bukan dalam arti

tampilan sebuah situs, namun lebih mengarah ke teknik

penulisannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar

konsep kesederhanaan tetap dipertahankan, yaitu:

a. Gunakan Heading dan Sub Heading untuk memisahkan

bagian teks.

b. Gunakan ruang kosong dengan warna putih secara bijaksana.

c. Pastikan Anda memiliki tidak lebih 12 kata dalam setiap

(41)

d. Tulislah isi secara singkat – bukan sebuah karangan.

e. Sorot (highlight) kata-kata yang penting.

f. Gunakan warna latar belakang pucat (terang) jika

menggunakan teks utama dengan warna gelap.

g. Gunakan warna latar belakang gelap jika teks utama

berwarna terang.

h. Hindari penggunaan warna yang terlalu banyak, terutama

kombinasi yang tajam bagi mereka yang buta warna dalam

membaca teks.

5) Mudah di Akses (Accessibility)

Suatu hal yang mudah diakses ke semua orang dengan

mengabaikan browser, paltform, sistem operasi, tersambung atau

putus merupakan hal yang sangat utama untuk mempertimbangkan

ketika merancang sebuah website. Anda tidak perlu menghalangi

seorang pengguna web keluar, siapa saja bisa menjadi potensi

menjadi pengunjung / pelanggan. Setelah sebuah website mudah

diakses, membuat penggunaan website Anda akan banyak diakses

oleh pengguna / pengunjung. Mudah digunakan = Pengunjung akan

kembali. Sulit digunakan = Pengunjung akan “kapok”. “Kekuatan

Web adalah disukainya web tersebut oleh pengguna di seluruh

dunia (Universality). Akses oleh semua orang dengan mengabakan

kekurangannya adalah aspek yang sangat penting”. (Tim Berners –

(42)

kemudahan dalam mengakses sebuah website perlu

mempertimbangkan beberapa hal sebelum merancang web, di

antaranya :

a. Pastikan website Anda mudah digunakan oleh browser

utama.

b. yang sering digunakan banyak orang maupun web browser

lainnya.

c. Pastikan website Anda mudah digunakan tanpa harus

mendownload sebuah plug-in tertentu.

d. Ujilah website Anda pada tahap pengembangan untuk

memeriksa kinerja pada berbagai sistem operasi dengan versi

browser berbeda.

e. Gunakan style sheet untuk memisahkan style dan content.

f. Gunakan etika tag html untuk menampilkan teks yang

dimaksud sehingga memungkinkan pengguna yang masih

awam dapat membaca teks secara jelas dengan cara:

menggunakan tag <em> atau <strong> pada Heading,

usahakan selalu menetapkan teks alternatif untuk grafik

(<img src=”gambar.gif” width=”25” height=”35”

alt=”keterangan gambar”>)

g. Periksa penggunaan warna yang kurang bagus dengan

berbagai format kebutaan warna (color blindness): jika

ragu-ragu – desaturate (buatlah hitam dan putih) rancangan untuk

(43)

h. Apabila masih perlu pertimbangan, jangan menggunakan

warna sebagai indikasi adanya perubahan (misal: bagian

baru), selalu menggarisbawahi suatu teks berupa link.

6) Kebutaan Warna (Color Blindness)

Sekitar satu dari sebelas orang mungkin tidak mampu

menggunakan website Anda berkaitan dengan beberapa format

kebutaan warna (color blindness). Yang terbaik, website Anda

tidak akan Nampak pada orang yang buta warna seperti yang telah

Anda rancang. Sialnya lagi, hal ini bisa jadi teks tidak terbaca,

navigasi yang sulit digunakan dan elemen lain yang tersembunyi.

Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan warna agar website

Anda dapat digunakan oleh mereka yang buta warna, yaitu:

a. Kebanyakan orang yang buta warna tidak bisa membedakan

antara warna merah dengan hijau.

b. Warna yang teduh akan nampak terang jika dilihat oleh orang

yang buta warna.

c. Format kebutaan warna yang umum adalah: Protanopia tidak

mampu menerima warna merah dan Deuteranopia tidak

mampu menerima warna hijau, sedangkan Tritanopia tidak

mampu warna biru.

Bagaimana cara menetralkan kondisi tersebut?

a. Jangan menggunakan warna sebagai satu-satunya kunci

(44)

(underline) jika merupakan sebuah link, sediakan pula arti

lain untuk membedakan antar bagian.

b. Hindari penggunaan warna merah atau hijau saja secara

monoton pada website.

c. Pertahankan tingkat kontras antara teks dan latar belakang.

d. Gunakan selalu “alt” (teks alternatif) pada setiap grafik.

7) Grafik (Graphic)

Unsur grafik sangat diperlukan dalam sebuah website,

karena memiiki beberapa fungsi. Namun jika terlalu banyak

menggunakan grafik, bisa jadi website kita akan menimbulkan

berbagai masalah. Untuk mengatasi berbagai hal yang tidak

diinginkan ketika mendesain web, perlu mempertimbangkan

berbagai sudut pandang dalam penggunaan grafik, diantaranya:

a. Tambahkan grafik seperlunya karena bisa menambah waktu

ketika pengguna mendownload artikel yang diinginkan.

b. Ambillah yang terkecil dalam hal ukuran fisik dan file jika

memungkinkan.

c. Jangan menggunakan navigasi dalam bentuk grafik jika ingin

dijadikan beberapa bahasa – hal ini memerlukan

pemeliharaan ekstra.

d. Usahakan selalu mencantumkan spesifikasi tinggi dan lebar

(45)

e. Usahakan selalu mencantumkan nilai border=”1” dalam tag

<img src> atau beberapa browser akan menampilkan warna

biru di sekitar tepi gambar jika grafik tersebut merupakan

sebuah link.

f. Usahakan selalu menetapkan teks alternatif dalam tag <img

src=”gambar.gif” alt=”keterangan”>. Sebagian orang akan

mematikan grafik agar proses koneksi lebih cepat. Jika grafik

dimatikan, dan tidak memasukkan teks alternatif maka

pengguna tidak mengetahui gambar tersebut.

8) Teknologi Baru (New Technology)

Perkembangan internet yang begitu pesat membuat

beberapa developer menambahkan teknologi baru dapat

menampilkan aplikasi yang dibutuhkan. Sebagai seorang web

developer, tentu saja harus selalu mengikuti perkembangan di

dunia maya agar ketika merancang web tidak timbul masalah

akibat dari pengguaan teknologi yang sudah kadaluwarsa. Berikut

ini terdapat beberapa bahan pertimbangan tentang teknologi yang

digunakan ketika merancang sebuah website, yaitu:

a. Hindari penggunaan teknologi yang sudah lebih dari dua

tahun.

b. Hindari pembuatan website yang memaksa pengguna /

pengunjung harus mendownload software tertentu terlebih

(46)

c. Jika Anda memiliki teknologi baru dalam sebuah situs,

buatlah alamat situs mirror-nya dengan cara memberi pilihan

kepada para pengguna sebelum memasuki situs Anda –

jangan menggunakan sebuah plug-in browser yang terdeteksi

adanya pengalihan jalur link.

d. Gunakan perencanaan pada situs Anda untuk melihat jika

para pengguna menyukai html atau menggunakan teknologi

baru yang terpasang dalam situs – tinggalkan teknologi baru

jika tidak populer.

e. Jika Anda membuat website menggunakan teknologi baru,

cari tahu tentang usabilitas (kemudahan penggunaan) dari

semua jenis website yang ada.

f. Periksa statistik website Anda untuk melihat berapa banyak

pengguna memiliki plug-in terakhir sebelum Anda

merancang website.

2.3 Konsep Dasar Informasi

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai

hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna

dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan

keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan

atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses

(47)

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

Di dalam suatu instansi atau perusahaan, informasi

merupakan sesuatu yang memiliki arti yang sangat penting didalam

mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diolah

menjadi bentuk yang lebih berarti bagi yang menerimanya.

Menurut Raymond Mcleod, 2007 : “ Informasi adalah data yang

telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan

bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat mendatang ”

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari

pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih

berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Sumber menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan

kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada

saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian yang sering

terjadi adalah transaksi perubahan dari suatu nilai yang disebut

transaksi. Kesatuan nyata adalah berupa suatu obyek nyata seperti

tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.( Raymond

(48)

2.4.1 Komponen Dan Elemen Sistem Informasi

Keterangan dan elemen sistem informasi sangat diperlukan

apabila akan membangun sistem informasi suatu instansi atau

perusahaan berikut adalah keterangan lebih lanjut.

A Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen

yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari

komponen input, komponen model, komponen output, komponen

teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen

basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling

berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk

mencapai sasaran.( Anonymous, 2011 )

a. Komponen Input

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input

disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang

akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar.

b. Komponen model

Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang

tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk

(49)

c. Komponen Output

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan

informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk

semua pemakai sistem.

d. Komponen Teknologi

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi,

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan

model, menyimpan dan mengakses data, meghasilkan dan

mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem

secara keseluruhan.

e. Komponen Hardware

Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan

vital bagi sistem informasi. Yang berfungsi sebagai tempat untuk

menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai

sumber data dan informasi untuk memperlancar dan

mempermudah kerja dari sistem informasi.

f. Komponen Software

Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung

dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk

menciptakan suatu informasi.

g. Komponen Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling

berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di

(50)

untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data

untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di

dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya

informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang

baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.

Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat

lunak paket yang disebut DBMS (Database Management

System).

h. Komponen Kontrol

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti

bencana alam, api, te,peratur, air, debu, kecurangan-kecurangan,

kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan,

sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu

dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang

dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur

terjadi kesalahan kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

( Anonymous, 2011 )

B. Elemen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari elemenelemen yang

terdiri dari orang, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak,

basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua

(51)

a. Orang

Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator komputer,

analis sistem, programmer, personil data entry, dan manajer

sistem informasi / EDP.

b. Prosedur

Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena

prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan

dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu

instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan,

instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.

c. Perangkat keras

Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer

(pusat pengolah, unit masukan / keluaran), peralatan penyiapan

data, dan terminal masukan / keluaran.

d. Perangkat lunak

Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :

1) Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian

dan sistem manajemen data yang memungkinkan

pengoperasian sistem komputer.

2) Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan

keputusan.

3) Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang

(52)

e. Basis data

File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya

media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk,

magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran

tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, an lain

sebagainya.

f. Jaringan komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer

dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan.

Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel

sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat

saling bertukar dokumen dan data.

g. Komunikasi data

Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi

yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan

data dan informasi diantara komputer-komputer dan

piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui

media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan

oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital dari

suatu sistem informasi karena sistem ini menyediakan

infrastruktur yang memungkinkan komputer dapat

(53)

Gambar 2.10 Hubungan Elemen Sistem Informasi

(Billy N Mahamudu, 2011 )

2.5 Arsitektur Sistem Informasi

Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan organisasi

masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem

yang efektif dan efisiendiperlukan perencanaan, pelaksanaan,

pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masingmasing organisasi.

Guna dari sistem yang efektif dan efisien tidak lain untuk

mendapatkan keunggulan dalam berkompetisi. Semua orang dapat

menggunakan sistem informasi dalam organisasi, tetapi faktor

efisiensi setiap sistem adalah berbeda. (Anonymous, 2011)

Perlu diketahui, perubahan sistem, baik besar maupun kecil,

selalu akan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut :

Tingkat I : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan.

Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya.

(54)

sesuai dengan design

Tingkat V : Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang

terjadi sesuai dengan tujuan semula.

Tingkat VI : Tindak lanjut, melaksanakn perubahan sesuai

dengan hasil evaluasi yang ada.

2.6 Pengertian Risiko

Pengertian risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat

dihindari pada suatu kegiatan / aktivitas yang dilakukan manusia,

termasuk aktivitas proyek pembangunan dan proyek konstruksi.

Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi pasti ada

berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah

yang akhirnya mnyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan.

Para ahli mendefinisikan risiko sebagai berikut :

a. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi

selama periode tertentu pada kondisi tertentu (William & Heins,

1985).

b. Risiko adalah sebuah potensi variasi sebuah hasil (William,

Smith, Young, 1995).

c. Risiko adalah kombinasi probabilita suatu kejadian dengan

konsekuensi atau akibatnya (Siahaan, 2007)

2.6.2 Macam Risiko

Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada

(55)

tentunya dapat menghasilkan berbagai macam risiko. Risiko dapat

dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut Trieschman,

Gustavon, Hoyt, (2001), antara lain :

a. Risiko Statis dan Risiko Dinamis (berdasarkan sejauh mana

ketidakpastian berubah karena perubahan waktu).

 Risiko Statis, yaitu risiko yang asalnya dari masyarakat yang

tidak brubah yang berada dalam keseimbangan stabil. Risiko

statis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh risiko

spekulasi statis : menjalankan bisnis dalam ekonomi stabil.

Contoh risiko murni statis : ketidakpastian dari terjadinya

samabaran petir, angin topan, dan kematian secara acak (secara

random)

 Risiko Dinamis, yaitu risiko yang timbul karena terjadi

perubahan dalam masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat

murni ataupun spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis :

urbanisasi, perkembangan teknologi, dan perubaha

undang-undang atau perubahan peraturan pemerintah.

b. Risiko Subyektif dan Risiko Obyektif  Risiko Subyektif

Risiko yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang

mengalami ragu-ragu atau cemas akan terjadinya kejadian

tertentu.

(56)

Probabilita penyimpangan actual dari yang diharapkan (dari

rata-rata) sesuai pengalaman.

2.6.3 Manajemen Risiko

Untuk dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin

terjadi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai

manajemen risiko. Adapun beberapa definisi manajemen risiko dari

berbagai literatur yang didapat, dapat dilihat pada Tabel 3.1 Definisi

Manajemen Risiko.

Tabel 3.1 Definisi Manajemen Risiko

Definisi Manajemen Risiko Sumber Referensi

Manajemen risiko merupakan pengenalan, pengukuran, dan perlakuan terhadap kerugian dari kemungkinan kecelakaan yang muncul.

Williams dan Heins, 1985

Manajemen risiko merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi terjadinya kerugian yang dialami oleh suatu organisasi dan memilih teknik yang paling tepat untuk menangfani kejadian tersebut.

Redja, 2008

Manajemen risiko adalah sebuah proses formal untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan merespon sebuah risiko secara sistematis, sepanjang jalannya proyek, untuk mendapatkan tingkatan tertinggi atau yang bisa diterima, dalam hal mengeliminasi risiko atau control risiko.

Al Bahar dan Crandall, 1990

Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi

(57)

Dalam pelaksanaanya, terdapat beberapa tahapan dalam manajemen

risiko. Terdapat beberapa ahli yang mengemukakakan pendapat mengenai

tahapan-tahapan dalam manajemen risiko. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 3.2 Tahapan Manajemen Risiko

Tabel 3.2 Tahapan Manajemen Risiko

Tahapan Manajemen Risiko Sumber Referensi

a. Mengidentifikasi risiko

b. Menafsir dan menganalisa risiko c. Mengontrol risiko

Loosemore, Raftery, Reily, Higgon, 2006

a. Identifikasi risiko

b. Analisa risiko dan proses evaluasi

c. Respon manajemen d. Administrasi sistem

Al Bahar, dan Crandall, 1990

Selanjutnya, dalam penelitian ini akan dipakai tahapan-tahapan,

manajemen risiko yang dikemukakan oleh Al Bahar dan Crandall (1990).

Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari

pada suatu kegiatan / aktivitas yang idlakukan manusia, termasuk

aktivitas proyek pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena

dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai

ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang

akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan. Para

(58)

1) Risiko adalah suatu variasi dari hasil – hasil yang dapat

terjadi selama periode tertentu pada kondisi tertentu (William

& Heins, 1985).

2) Risiko adalah sebuah potensi variasi sebuah hasil (William,

Smith, Young, 1995).

3) Risiko adalah kombinasi probabilita suatu kejadian dengan

konsekuensi atau akibatnya (Siahaan, 2007).

2.6.4 Proses Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Terdapat sembilan langkah dalam proses penilaian risiko

yaitu : ( A.Dorofee C.Alberts, 2002)

1) Mengetahui karakteristik dari sistem TI : Hardware, software,

sistem antarmuka (koneksi internal atau eksternal), data dan

informasi, orang yang mendukung atau menggunakan sistem,

arsitektur keamanan sistem, topologi jaringan sistem.

2) Identifikasi Ancaman yang mungkin menyerang kelemahan

sistem TI. Sumber ancaman bisa berasal dari alam, manusia dan

lingkungan.

3) Identifikasi kekurangan atau kelemahan (vulnerability) pada

prosedur keamanan, desain, implementasi, dan internal kontrol

terhadap sistem sehingga menghasilkan pelanggaran terhadap

kebijakan keamanan sistem.

4) Menganalisa kontrol - kontrol yang sudah diimplementasikan atau

(59)

mengurangi atau menghilangkan kecenderungan (kemungkinan)

dari suatu ancaman menyerang sistem yang vulnerable.

5) Penentuan kecenderungan (likelihood) dari kejadian bertujuan

untuk memperoleh penilaian terhadap keseluruhan

kecenderungan yang mengindikasikan kemungkinan potensi

vulnerability diserang oleh lingkungan ancaman yang ada.

6) Analisa dampak yang kurang baik yang dihasilkan dari suksesnya

ancaman menyerang vulnerability. Seperti loss of integrity, loss

of availability, dan loss of confidentiality. Pengukuran dampak

dari risiko TI dapat dilakukan secara kualitatif maupun

kuantitatif. Dampak tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3

bagian yaitu : high, medium dan low.

7) Penentuan Level Risiko. Penentuan level risiko dari Sistem TI

yang merupakan pasangan ancaman / vulnerability merupakan

suatu fungsi :

a. Kecenderungan suatu sumber ancaman menyerang

vulnerability dari sistem TI.

b. Besaran dampak yang akan terjadi jika sumber ancaman

sukses menyerang vulnerability dari sistem TI.

c. Terpenuhinya perencanaan kontrol keamanan yang ada

untuk mengurangi dan menghilangkan risiko.

8) Rekomendasi - rekomendasi untuk mengurangi level risiko sistem

(60)

2.6.5 Proses Pengurangan Risiko (Risk Mitigation)

Strategi di dalam melakukan pengurangan risiko misalnya

dengan menerima risiko (risk assumption), mencegah terjadinya

risiko (risk avoidance), membatasi level risiko (risk limitation), atau

mentransfer risiko (risk transference). Metodologi pengurangan

risiko berikut menggambarkan pendekatan untuk

mengimplementasikan kontrol :( A.Dorofee C.Alberts, 2002 )

1) Memprioritaskan aksi. Berdasarkan level risiko yang ditampilkan

dari hasil penilaian risiko, implementasi dari aksi diprioritaskan.

Output dari langkah pertama ini adalah ranking aksi-aksi mulai

dari tinggi hingga rendah.

2) Evaluasi terhadap kontrol yang direkomendasikan. Pada langkah

ini, Kelayakan (misal kompatibilitas, penerimaan dari user) dan

efektifitas (misal tingkat proteksi dan level dari pengurangan

risiko) dari pilihan-pilihan kontrol yang direkomendasikan

dianalisa dengan tujuan untuk meminimalkan risiko. Output dari

langkah kedua adalah membuat daftar kontrol-kontrol yang

layak.

3) Melakukan cost-benefit analysis. Suatu cost-benefit analysis

dilakukan, untuk menggambarkan biaya dan keuntungan jika

mengimplementasikan atau tidak mengimplementasikan kontrol

(61)

4) Memilih kontrol. Berdasarkan hasil cost-benefit analysis,

manajemen menentukan kontrol dengan biaya paling efektif

untuk mengurangi risiko terhadap misi organisasi.

5) Memberikan tanggung jawab. Personil yang sesuai (personil dari

dalam atau personil yang dikontrak dari luar) yang memiliki

keahlian dan ketrampilan ditugaskan untuk

mengimplementasikan pemilihan kontrol yang diidentifikasi, dan

bertanggung jawab terhadap yang ditugaskan.

6) Mengembangkan rencana implementasi safeguard yang minimal

mengandung informasitentang risiko (pasangan vulnerability /

ancaman) dan level risiko (hasil dari laporan penilaian risiko),

kontrol yang direkomendasikan (hasil dari laporan penilaian

risiko, aksi-aksi yang diprioritaskan (dengan prioritas yang

diberikan terhadap pilihan level risiko tinggi atau sangan tinggi),

pilih kontrol yang telah direncanakan (tentukan berdasarkan

kelayakan, efektifitas, keuntungan terhadap organisasi dan

biaya), sumberdaya yang dibutuhkan untuk

mengimplementasikan pilihan kontrol yang telah direncanakan,

buat daftar staf dan personil yang bertanggung jawab, tanggal

dimulainya implementasi, tanggal target penyelesaian untuk

implementasi dan kebutuhan untuk perawatan.

7) Implementasikan kontrol yang dipilih. Tergantung pada situasi

(62)

menghilangkan risiko. Output dari langkah ketujuh adalah sisa

risiko.

2.6.6 Proses Evaluasi Risiko (Risk Evaluation)

Pada proses ini dilakukan evaluasi apakah pendekatan

manajemen risiko yang diterapkan sudah sesuai. Kemudian

dilakukan penilaian risiko kembali untuk memastikan keberadaan

risiko yang teridentifikasi maupun risiko yang belum teridentifikasi.

2.7 Framework Manajemen Risiko

Gambar 2.12 Framework Manajemen Risiko

( Miccolis, J. dan S. Shah, 2000 )

Framework manajemen risiko menggunakan pendekatan

OCTAVE (Operationally Critical Threat, Asset, and Vulnerability

Evaluation) adalah :

(63)

Identifikasi merupakan proses transformasi ketidakpastian dan isu

tentang seberapa baik aset organisasi dilindungi dari risiko. Tugas

yang harus dilakukan adalah identifikasi profil risiko (aset kritis,

ancaman terhadap aset, kebutuhan keamanan untuk aset kritis,

deskripsi tentang dampak risiko pada organisasi, dan komponen

infrastruktur utama yang berhubungan dengan aset kritis) dan

identifikasi informasi organisasi (kebijakan, praktek dan prosedur

keamanan, kelemahan teknologi dan kelemahan organisasi saat ini).

2) Analisa

Analisa merupakan proses untuk memproyeksikan bagaimana

risiko-risiko ekstensif dan bagaimana menggunakan proyeksi tersebut

untuk membuat skala prioritas. Tugas dalam proses analisa adalah

melakukan evaluasi risiko (Nilai-nilai untuk mengukur risiko-

dampak dan peluang) dan skala prioritas risiko (pendekatan

pengurangan risiko, menerima atau mengurangi risiko).

3) Perencanaan

Perencanaan merupakan proses untuk menentukan aksi-aksi yang

akan diambil untuk meningkatkan postur dan perlindungan

keamanan aset kritis tersebut. Langkah dalam perencanaan adalah

mengembangkan strategi proteksi, rencana mitigasi risiko, rencana

aksi, budget, jadwal, kriteria sukses, ukuran-ukuran untuk monitor

rencana aksi, dan penugasab personil untuk implementasi rencana

aksi.

Gambar

Gambar  2.5 Contoh External Link
Gambar  2.6 Contoh Tombol Site Map
Gambar  2.8 Contoh Navigasi atau Link
Gambar  2.9 Contoh Menu Textual Link
+7

Referensi

Dokumen terkait