• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN, SARANA PRASARANA DAN HARGA YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGUNJUNG DI KEBUN BINATANG SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAYANAN, SARANA PRASARANA DAN HARGA YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGUNJUNG DI KEBUN BINATANG SURABAYA."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

PELAYANAN SARANA PRASARANA DAN HARGA YANG

MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGUNJ UNG

DI KEBUN BINATANG

SURABAYA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Untuk Menyusun Skripsi S-1 Program Studi Manajemen

Oleh :

Joko Pornomo

0812010125/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala

rahmat, karunia dan pertolongan-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “PELAYANAN SARANA

PRASARANA DAN HARGA YANG M EM PENGARUHI KEPUASAN PENGUNJUNG DI KEBUN BINATANG

SURABAYA”dapat diselesaikan dengan lancar.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh mahasiswa

jenjang pendidikan Strata-1 (Sarjana) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur guna memperoleh gelar kesarjanaan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan tanpa adanya

bantuan, bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, Mp., selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.

3. Bapak Drs.Ec. H. R.A Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. DR. MUHAJIR ANWAR, MM selaku Kaprogdi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

(4)

6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

7. Pimpinan dan Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur

8. Kedua Orang Tua Bapak dan Ibu serta kakak-kakak saya tercinta yang telah

memberikan dukungan moral maupun materiil serta doa hingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

9. Teman-teman Jurusan Manajemen dan Akuntansi angkatan 2008, khususnya kepada

Adi, Faisal, dan terutama untuk Retno, terima kasih atas dukungan dan doanya.

10.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan dan

kekurangan yang masih perlu diperbaiki, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Mei 2012

(5)

DAFTAR ISI

1.4. Manfaat Penelitian……….. 12

BAB II: TINJ AUAN PUSTAKA... 13

2.1. Review Penelitian Terdahulu……… 13

2.2. Landasan Teori………. 15

2.2.1. Definisi Pemasaran……… 15

2.2.1.1. Pengertian Manajemen Pemasaran……… 15

2.2.1.2. pengertian Konsep Pemasaran……….. 16

2.2.1.3. Pengertian Strategi Pemasaran……… 17

2.2.1.4. Pengertian Bauran Pemasaran……… 17

2.2.2. Perilaku Konsumen……… 18

2.2.3. Pariwisata……….. 20

2.2.6. Pengetian Sarana Prasarana……… 28

2.2.7. Pengertian Harga……… 30

2.2.8. Pengaruh Pelayanan Terhadap kepuasan Pengunjung…. 32 2.2.9. Pengaruh Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan Pengunjung.. 33

2.2.10.Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Pengunjung……… 35

2.3. Kerangka Pikir……… 36

2.4. Hipotesis……… 37

BAB III: METODE PENELITIAN………. 38

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……….. 38

3.1.1. Definisi Operasional Variabel………. 38

3.2. Pengukuran Variabel……….. 39

3.3. Teknik Penentuan Sampel………. 40

3.4. Teknik Pengumpulan Data……… 41

(6)

3.8. Teknik Analisis Data………. 47

3.9. Uji Hipotesis………. .. 52

BAB IV: Hasil dan Pembahasan... 55

4.1. Diskripsi Obyek Penelitian………..…... 55

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan………. 55

4.1.2. Info Singkat Perusahaan……….. 57

4.1.3. Visi dan Misi KBS……….. 57

4.1.4. Struktur Organisasi………. 58

4.2. Analisis dan Pengujian Hipotesis……… 63

4.2.1. Uji Validitas dan Uji Realibilitas……… 63

4.2.1.1. UJi Validitas……… 63

4.2.1.2. Uji Realibilitas………. 64

4.2.1.3. Uji Normalitas………. 64

4.2.2. Asumsi Klasik………. 66

4.2.2.1. Multikolinieritas……….. 66

4.2.2.2. Autokorelasi………. 67

4.2.2.3. Heteroskedastisitas………... 67

4.2.3. Analisis Regresi Linier Berganda……… 68

4.2.4. Penguji Hipotesis……….……… 71

4.2.4.1. Uji F (simultan)………...……….. 71

4.2.4.2. Uji t (parsial)……….... 73

4.3. Pembahasan……….….. 75

4.3.1. Implikasi Penelitian……….. 75

4.3.1.1.Pembahasan Hipotesis Hubungan Pelayanan dengan Kepuasan Pengunjung……….. 76

4.3.1.2. Pembahasan Hipotesis Hubungan Sarana Prasarana dengan Kepuasan Pengunjung……….. 76

4.3.1.3. Pembahasan Hipotesis Hubungan Harga dengan Kepuasan Pengunjung……….. 77

4.4. Implikasi……… 78

4.5. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Terdahulu………... 79

4.6. Keterbatasan Penelitian……….. 80

BAB V: Kesimpulan dan Sar an………...……….. 81

5.1. Kesimpulan………. 81

5.2. Saran……….. ……. 82

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

1. TABEL 1.1 Jumlah Pengunjung Kebun Binatang Surabaya 2007-2011... 5

2. TABEL 1.2 Data Komplain Kebun Binatang Surabaya 2011……… 6

3. TABEL 4.2 Uji Realibilitas……… 69

4. TABEL 4.3 Uji Normalitas Model………. 70

5. TABEL 4.4 Uji Multikolinieritas……… 71

6. TABEL 4.5 Uji Heteroskedastisitas……….... 73

7. TABEL 4.6 Analisis Regresi……….. 74

8. TABEL 4.7 Pengujian Secara Simultan ( Uji F )……… 77

9. TABEL 4.8 Koefisien Determinasi………. 78

10. TABEL 4.9 Pengujian Secara Parsial ( Uji t )……… 79

(8)

DAFTAR GAMBAR

1. GAMBAR1.1 Kerangka Pikir………... 63

(9)
(10)

SURABAYA

Oleh: Joko Pornomo

Abstraksi

Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan memiliki kekayaan alam yang melimpah, terutama potensi keanekaragaman flora dan fauna urutan kedua terkaya dalam hal keanekaragaman hayati, urutan teratas dari 17 negara yang diamati diduduki oleh Brasil, negeri yang kondang dengan hutan Amazonnya. Dalam perkembangannya KBS telah berubah fungsinya dari tahun ke tahun. Kebun Binatang Surabaya yang dahulu hanya sekedar untuk tempat rekreasi telah dikembangkan fungsinya menjadi sarana perlindungan dan pelestarian, pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Binatang-binatang yang menjadi koleksi KBS dari tahun ke tahun jumlah dan jenisnya terus bertambah, baikberasal dari luar negeri maupun yang berasal dari dalam negeri. Obyek-obyek pariwisata dengan sarana dan prasarana yang lengkap di berbagai tujuan wisata Indonesia harus dikembangkan. Surabaya sebagai salah satu tempat wisata yang patut untuk di kunjungi. Salah satu sektor jasa pariwisata pemerintah yang ada di Surabaya adalah Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengunjung atau wisatawan yang melakukan kunjungan ke Kebun Binatang Surabaya. penentuan sampel dengan cara Accindental Sampling, Tentang teknik pengunpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data primer, jumlah responden yang ditentukan sebanyak 85 responden teknik analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda yang dilanjutkan dengan menghitung koefisien korelasi, nilai koefisien determinasi dan pengujian hipotesis dengan t-test dan F-test.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diketahui bahwa pada Kebun Binatang Surabaya sarana prasarana berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung, sedangkan dari segi pelayanan dan harga tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belaka ng

Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan memiliki

kekayaan alam yang melimpah, terutama potensi keanekaragaman flora

dan fauna urutan kedua terkaya dalam hal keanekaragaman hayati, urutan

teratas dari 17 negara yang diamati diduduki oleh Brasil, negeri yang

kondang dengan hutan Amazonnya.

Namun demikian, melimpahnya sumber daya alam dan tingginya

potensi keanekaragaman flora fauna bukan merupakan jaminan

meningkatnya kesejahteraan, bahkan bagi kelangsungan hidup dan

kehidupan rakyat Indonesia, jika sumber daya alam tersebut tidak dikelola

dengan cara yang bijaksana. Fakta menunjukkan bahwa terjadinya

penurunan kualitas maupun kuantitas sumber daya yang kita miliki

sebagai akibat dari adanya pengelolaan yang tanpa mengindahkan

aspek-aspek kelestariannya.

Wisatawan dalam berkunjung ke obyek-obyek pariwisata juga

membutuhkan pelayanan yang baik. Jika pelayanan yang diberikan di

setiap obyek wisata itu baik maka itu akan berdampak yang baik pula

terhadap kepuasan pengunjung. Pelayanan yang ada di Kebun Binatang

Surabaya yaitu area parkir yang lahannya kurang luas, petugas loket dan

(12)

informasi terhadap pengunjung tamu seperti wartawan, mahasiswa yang

akan mengadakan penelitian, dan kurang tanggapnya petugas KBS

terhadap kebersihan lingkungan dan keamanan di sekitar KBS.

Sehingga pengurus Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur,

semakin meningkatkan patroli ke kandang-kandang satwa. Kebijakan itu

diambil menyusul banyaknya satwa yang mati. Terakhir, satwa jerapah

ditemukan tewas di dalam kandang. Pos pengamanan serta petugas patroli

intensif berkeliling kebun binatang. Petugas mengawasi setiap pengunjung

agar tidak memberi makan sembarangan. Apalagi jerapah mati setelah

diketahui di dalam lambungnya terdapat 20 kilogram plastik. Selain itu

juga ditempatkan satu pos keamanan di kandang bison, setelah diketahui

bison masuk kategori satwa yang sakit. Kandang jerapah setelah

ditinggalkan satwanya kini ditutup dengan sesek terbuat dari kayu. Banyak

pengunjung kecewa jerapah yang mati itu satu-satunya jerapah milik

Kebun Binatang Surabaya.

Obyek-obyek pariwisata dengan sarana dan prasarana yang lengkap

di berbagai tujuan wisata Indonesia harus dikembangkan. Surabaya

sebagai salah satu tempat wisata yang patut untuk di kunjungi. Salah satu

sektor jasa pariwisata pemerintah yang ada di Surabaya adalah Kebun

Binatang Surabaya (KBS). Kebun Binatang Surabaya (KBS) berlokasi di

Surabaya selatan adalah salah satu kebun binatang yang populer di

Indonesia, terletak di jalan setail No.1 surabaya. Kebun Binatang Surabaya

(13)

3

Dengan sarana dan prasarana yang dimilikinya, Kebun Binatang Surabaya

menjadi sebuah laboratorium hidup sekaligus tempat untuk refreshing.

KBS memiliki berbagai jenis binatang tropis. Selain itu terdapat pula

Aquarium, karantina toxidemi dan ruang nokturama (binatang malam).

KBS merupakan kebun binatang yang terbesar di Asia Tenggara.

Didalamnya terdapat lebih dari 300 spesies satwa yang berbeda dan terdiri

lebih dari 4300-an binatang. Termasuk didalamnya satwa langka

Indonesia maupun dunia yang terdiri dari Mamalia, Aves, Reptilia, Pisces.

Setelah puas mengunjungi kandang binatang di Kebun Binatang

Surabaya, Anda juga dapat menunggang binatang seperti gajah atau kuda.

Pada jadwal yang telah ditentukan, Anda dapat menyaksikan pemberian

makanan (feeding time) untuk binatang-binatang tersebut. Ada juga atraksi

binatang pada waktu-waktu tertentu.Bila Anda membawa anak-anak,

Anda dapat mengajak mereka ke arena bermain anak yang dekat dengan

pintu masuk. Di dekat arena bermain tampak beberapa pedagang

menjajakan mainan dengan ciri kebun binatang surabaya. Fasilitas lain di

kebun binatang ini adalah perpustakaan yang dapat menambah

pengetahuan. Ada pula jembatan pantau, setelah naik tangga yang cukup

banyak, Anda dapat melihat kebun binatang ini dari atas serta rumah dan

bangunan lain yang ada di kota Surabaya. Sebagai kenang-kenangan,

Anda dapat mencoba berfoto di stand foto yang hasilnya akan

dimanipulasi sehingga seolah-olah Anda bersentuhan dengan

(14)

Dalam perkembangannya KBS telah berubah fungsinya dari tahun

ke tahun. Mengunjungi KBS merupakan bagian pendidikan yang secara

tidak langsung berguna untuk mengenal berbagai macam satwa yang ada

supaya tertanam sejak dini perasaan mencintai seluruh alam dan isinya.

Selain itu, KBS merupakan taman satwa yang artinya tempat atau wadah

dengan fungsi utama konservasi yang melakukan usaha perawatan dan

penangkaran berbagai jenis satwa dalam rangka membentuk dan

mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan dan pelestarian

alam yang dimanfaatkan untuk pengembangan IPTEK serta untuk sarana

rekreasi alam yang sehat.

Sasaran akhir taman satwa ini adalah : memperluas pemahaman

dan apresiasi masyarakat tentang fungsi taman satwa, meningkatkan upaya

kesejahteraan satwa, menciptakan kaitan antara konservasi dengan

membentuk jaringan global antar taman satwa. Program pendidikan dan

penelitian di Kebun Binatang Surabaya melaksanakan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi merupakan wahana keilmuan bagi masyarakat

dan merupakan laboratorium hidup untuk lebih mencintai dan menghargai

flora dan fauna sebagai kekayaan alam milik kita bersama.

(15)

5

Berikut adalah daftar jumlah pengunjung di Kebun Binatang

Surabaya (KBS) dalam tahun 2007 - 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

J umlah Pengunjung di Kebun Binatang Surabaya

TAHUN JUM LAH KUNJUNG (pengunjung)

2007 1.188.730 2008 1.322.614 2009 1.586.483 2010 1.282.694 2011 1.105.223

Sumber : Kebun Binatang Surabaya 2012

Naiknya harga tiket masuk Kebun Binatang Surabaya (KBS)

berdampak terhadap penurunan jumlah pengunjung. Berdasarkan data

yang ada, selama tahun 2009 hingga 2010, jumlah pengunjung mengalami

penurunan 18%. Jumlah pengunjung pada tahun 2010 mencapai 1.282.694,

sedangkan pada tahun 2009 mencapai 1.586.483.

“Kemungkinan naiknya harga HTM (harga tiket masuk, red)

menyebabkan pengunjung semakin sedikit. Dulu tiket masuknya

Rp.10.000, masuk aquarium Rp.3000. Pada tanggal 26 Juni 2010 tiket

masuknya naik menjadi Rp.15.000, tapi masuk aquarium tidak

(16)

Pada triwulan terakhir bulan Januari hingga Februari 2011 jumlah

pengunjung 194.579. Berbeda dengan bulan Januari – Februari 2010

berjumlah 303.595. Berdasarkan data tersebut, telah terjadi penurunan

sebesar 35%. Agus optimis pada bulan Mei sampai pertengahan bulan Juli

pengunjung akan meningkat dari segmen anak sekolah, karena pada saat

itu bertepatan dengan musim libur sekolah.

Berdasarkan data yang ada, selama tahun 2009 hingga 2010,

jumlah pengunjung mengalami penurunan 18%. Jumlah pengunjung pada

tahun 2010 mencapai 1.282.694, sedangkan pada tahun 2009 mencapai

1.586.483.

Berikut adalah data komplain pengunjung di Kebun Binatang

Surabaya (KBS) pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Data komplain di Kebun Binatang Sur abaya

Periode Jumlah

(17)

7

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa selama satu tahun

terakhir dari bulan Januari-Desember 2011 menunjukkan bahwa itu

merupakan fenomena yang harus segera diselesaikan dan dicari

penyebabnya. Banyak hal yang menjadi penyebab komplain tersebut, salah

satunya adalah sarana atau fasilitas yang ada di Kebun Binatang Surabaya.

Menurut Suwantoro (1997) dalam Syahadat mengemukakan bahwa

produk wisata merupakan gabungan dari berbagai komponen, antara lain

a. Atraksi suatu daerah tujuan wisata

b. Fasilitas / amenities yang tersedia

c. Aksesibilitas ked an dari daerah tujuan wisata

Kemudian, menurut Suwantoro (1997) dalam syahadat unsur

pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan

pariwisata di daerah tujuan wisata, meliputi :

• Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW).

• Prasarana Wisata.

• Sarana Wisata.

• Tata Laksana (Pelayanan, keamanan, dan kenyamanan)

(18)

Menurut Kotler dan Armstrong (1996), produk jasa yang

berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk kepuasan

pelanggan. Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka

kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi. Bila kepuasan

pelanggan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi

badan usaha tersebut. Salah satu cara utama mempertahankan sebuah

perusahaan jasa adalah memberikan jasa dengan kualitas pelayanan yang

lebih tinggi dari pesaing secara konsisten dan memenuhi harapan

pelanggan. Bila kualitas pelayanan yang dirasakan lebih kecil dari pada

yang diharapkan maka pelanggan menjadi tidak tertarik pada penyedia

jasa, akan tetapi apabila yang terjadi adalah sebaliknya ada kemungkinan

para pelanggan akan terus mengunakan penyedia jasa itu lagi. Penelitian

yang dilakukan Dabholkar et. al (2000) dalam Kartika menyatakan bahwa

kualitas jasa mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan

pelanggan.

Parasuraman et al. (1998) dalam Kartika berpendapat bahwa

kualitas pelayanan sejalan dengan kepuasan pelanggan, dimana

meningkatnya (semakin positif) kualitas pelayanan digunakan sebagai

refleksi dari meningkatnya kepuasan pelanggan.

Menurut Yoeti (1997:12) fasilitas adalah segala sesuatu baik benda

maupun jasa yang menyertai pelayanan yang diberikan oleh perusahaan

baik perusahaan jasa, dagang maupun perusahaan industri. Fasilitas dapat

(19)

9

maupun di dalam kantor perusahaan, dimaksudkan untuk memberikan

pelayanan maksimal agar konsumen atau pelanggan merasakan nyaman

dan puas. Fasilitas merupakan faktor penunjang utama dalam kegiatan

suatu produk.

Raharjani (2005) dalam Kartika menyatakan bahwa apabila suatu

perusahaan jasa mempunyai fasilitas yang memadai sehinggga dapat

memudahkan konsumen dalam menggunakan jasanya dan membuat

nyaman konsumen dalam menggunakan jasanya tersebut tersebut maka

akan dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian jasa.

Perusahaan yang memberikan suasana menyenangkan dengan desain

fasilitas yang menarik akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan

pembelian. Artinya bahwa salah satu faktor kepuasan konsumen

dipengaruhi oleh fasilitas yang diberikan oleh penjual yang dimanfaatkan

oleh konsumen sehingga mempermudah konsumen dalam proses

pembelian. Apabila konsumen merasa nyaman dan mudah mendapatkan

produk atau jasa yang ditawarkan oleh penjual, maka konsumen akan

merasa puas.

Kotler (2001) menyatakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan

manajemen perusahaan terutama yang berhubungan langsung dengan

kepuasan konsumen yaitu dengan memberikan fasilitas sebaik-baiknya

demi menarik dan mempertahankan pelanggan. Fasilitas merupakan sarana

maupun prasarana yang penting dalam usaha meningkatkan kepuasan

(20)

pengguna jasa. Apabila fasilitas yang disediakan sesuai dengan kebutuhan,

maka konsumen akan merasa puas.

Penelitian Bursan (2006) dalam Ugi menghasilkan bahwa obyek

wisata dan Sarana prasarana wisata berpengaruh terhadap kepuasan

wisatawan.

Kertajaya (2002) dalam Kartika mengungkapkan bahwa indikator

penilaian harga dapat di lihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan

dari konsumen terhadap nilai yang diterimanya setelah melakukan

pembelian, dan dari situlah konsumen akan mempersepsi dari produk atau

jasa tersebut. Persepsi yang postif merupakan hasil dari rasa puas akan

suatu pembelian yang dilakukannya, sedangkan persepsi yang negative

merupakan suatu bentuk dari ketidakpuasan konsumen atas produk atau

jasa yang dibelinya. Jika harga yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan

tidak sesuai dengan manfaat produk maka hal itu dapat menurunkan

tingkat kepuasan pelanggan, dan sebaliknya jika harga yang ditetapkan

oleh sebuah perusahaan sesuai dengan manfaat yang diterima maka akan

meningkatkan kepuasan pelanggan. Apabila nilai yang dirasakan

pelanggan semakin tinggi, maka akan menciptakan kepuasan pelanggan

yang maksimal (Tjiptono, 1999).

Dengan harapan yang besar pada obyek wisata KBS mempunyai

potensi yang lebih baik dari sekarang. Permasalahannya adalah bagaimana

kawasan KBS dapat dipertahankan keunikannya baik dari potensi flora,

(21)

11

Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk lebih besar lagi

kontribusinya. Dalam upaya untuk mempertahankan bahkan meningkatkan

jumlah kunjungan wisatawan ke KBS. Oleh karena itu dalam penelitian ini

diangkat judul dengan “PELAYANAN SARANA PRASARANA DAN

HARGA YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGUNJUNG DI

KEBUN BINATANG SURABAYA”

1.2. Per umusan Masalah

Dengan berdasarkan pada latar belakang yang telah di uraikan

sebelumnya, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung

dalam menikmati obyek wisata Kebun Binatang Surabaya ?

2. Apakah sarana prasarana berpengaruh terhadap kepuasan

pengunjung dalam menikmati obyek wisata Kebun Binatang

Surabaya ?

3. Apakah harga berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung dalam

menikmati obyek wisata Kebun Binatang Surabaya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah

dikemukakan, secara garis besar penelitian bertujuan :

1. Untuk menganalisis pengaruh peran pelayanan terhadap kepuasan

(22)

2. Untuk menganalisis pengaruh peran sarana prasarana terhadap

kepuasan pengunjung di KBS.

3. Untuk menganalisis pengaruh peran harga terhadap kepuasan

pengunjung di KBS.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan manfaat kepada perusahaan pengelola sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam upaya

meningkatkan kepuasan pengunjung wisata di Kebun Binatang

Surabaya.

2. Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak lain yang

membutuhkan informasi tentang masalah yang sejenis, sehingga bisa

membantu mengatasi masalah yang ada.

(23)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Hasil Penelitian Ter dahulu

Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian ini :

1. Desmiati Yeti, (Desember 2006)

“Pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan pelanggan

ESIA di wilayah Jakarta Selatan”.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1). Apakah terdapat

pengaruh kualitas pelayanan, Harga terhadap kepuasan pelanggang?

2). Apakah terdapat pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan? 3).

Apakah terdapat pengaruh kualitas pelayanan dan Harga secara

bersama-sama terhadap kepuasan pelanggan?

Metode statistik yang digunakan adalah regresi dan korelasi melalui

pengujian hipotesis.

Kesimpulan bahwa terdapat pengaruh kualitas pelayanan dan harga

terhadap kepuasan pelanggan dengan tingkat relatif rendah baik

(24)

2. Ni Nyoman Yuliarmi dan Putu Riyasa, (2007)

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Terhadap Pelayanan PDAM Kota Denpasar”.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1). Seberapa tinggi tingkat

kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PDAM Kota Denpasar ?

2). Adakah pengaruh signifikan secara bersama-sama keandalan

(reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance),

empati (emphaty), dan berwujud (tangible) terhadap kepuasan

pelanggan PDAM Kota Denpasar?

3). Bagaimanakah pengaruh keandalan (reliability), ketanggapan

(responsivenes), keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan

berwujud (tangible) secara parsial terhadap kepuasan pelanggan

PDAM Kota Denpasar ?

Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Kesimpulan bahwa faktor keandalan (X1), faktor ketanggapan (X2),

faktor keyakinan (X3), faktor empati (X4), dan faktor berwujud (X5)

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan PDAM Kota

Denpasar dengan tingkat relatif rendah secara simultan.

Secara parsial faktor ketanggapan (X2), faktor keyakinan (X3), faktor

empati (X4), dan faktor berwujud (X5) berpengaruh nyata dan positif

terhadap kepuasan pelanggan PDAM Kota Denpasar. Sebaliknya,

faktor keandalan (X1) dalam model ini tidak berpengaruh nyata dan

(25)

15

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Definisi Pemasar an

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang

dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

untuk berkembang dan mendapatkan laba, inti kegiatan-kegiatan

pemasaran seperti pengembangan produk, penelitian komunikasi,

distribusi, penetapan harga dan pelayanan diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran.

Definisi pemasaran menurut beberapa sumber atau ahli sebagai

berikut:

Menurut Kotler (2000;9) Pemasaran yaitu suatu proses sosial yang

di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang meereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara

bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

2.2.1.1.Penger tian Manajemen Pemasar an

Mengelola pemasaran berarti perusahaan harus mengetahui apa

yang diinginkan oleh konsumen, baik konsumen potensial maupun calon

konsumen. Perusahaan yang mengelola pemasarannya dengan baik akan

senantiasa memperhatikan apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh

konsumen. Untuk mampu mengelola pemasaran yang baik, maka terlebih

(26)

Menurut Kotler (2000;9) Manajemen Pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta

penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Jadi tahap perencanaan

khususnya merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap

kelangsungan dan suksesnya organisasi.

2.2.1.2.Penger tian Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (2000;19) Konsep pemasaran menegaskan bahwa

kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah

perusahaan tersebut harus menjadi efektif dibandingkan para pesaing

dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan kepada pasar

sasaran yang terpilih.

Menurut assauri (1987;81) Konsep pemasaran adalah suatu

falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada

kebutuhan dan keinginan konsumen dengn didukung oleh kegiatan

pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen

sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan

(27)

17

2.2.1.3.Penger tian Str ategi Pemasar an

Setiap manajemen untuk mencapai tujuanya memerlukan strategi

pemasaran, definisi strategi pemasaran menurut Assauri (1987;168)

Strategi Pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh,

terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan

tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan

pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah

serangkai tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah

kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada

masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai

tanggapan perusahaan dalm menghadapi lingkungan dan keadaan

persaingan yang selalu berubah.

2.2.1.4.Penger tian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran atau marketing mix adalah unsure-unsur atau

kegiatan inti dari pemasaran yang secara langsung akan berpengaruh

terhadap penjualan yang dicapai oleh suatu perusahaan. Menurut

Sutanto(2002;81) Bauran pemasaran merupakan interaksi empat variabel

utama dalam system pemasaran: produk/jasa, penentuan harga,distribusi,

dan promosi. Arti penting dari tiap variabel tersebut berbeda, tergantung

pada industri, misi perusahaan, sifat pasar dan ukuran perusahaan, maupun

(28)

2.2.2. Per ilaku Konsumen

Perilaku Konsumen, seperti didefinisikan oleh Schiffraan dan

Kanuk (2000) dalam Prasetijo dan Ihalauw adalah proses yang dilalui oleh

seorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,dan

bertindak pasca konsumsi produk jasa maupun ide yang diharapkan bias

memenuhi kebutuhannya.

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995) dalam Suryani,

pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap

tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan,

menkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Menurut Hawkins, Best, dan Coney (2007:6) dalam Suryani,

perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu,

kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih,

mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman

atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap

konsumen dan masyarakat.

Menurut Laudon dan Bitta (1995) dalam Suryani menjelaskan

bahwa perilaku konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan

kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian,

perolehan penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Jadi didalam

menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut faktor-faktor

(29)

19

akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yang menyertai

dimensional.

Merujuk pada beberapa pengertian tentang perilaku konsumen,

maka terlihat bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu

pekerjaan yang mudah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi

dan variabel-variabel tersebut saling berinteraksi. Perilaku konsumen

merupakan prose yang kompleks dan multi dimensional.

Di dalam mempelajari perilaku konsumen ini pemasaran tidak

hanya berhenti pasa perilaku konsumen semata saja namun juga perlu

mengkaitkannya dengan strategi pemasaran yang akan disusunnya.

Strategi pemasaran yang baik pada hakekatnya didasarkan pada apa yang

diinginkan dan dibutuhkan konsumennya. Perusahaan yang mampu

memahami perilaku konsumen akan mendapatkan keuntungan yang cukup

besar karena dapat menyusun strategi pemasaran yang tepat yang dapat

memberikan kepuasan yang lebih baik dibandingkan pesaing.

Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi

tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu,

kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau

(30)

2.2.3. Par iwisata

2.2.3.1.Penger tian Par iwisata

Pengertian pariwisata menurut Yoeti (1996;21) adalah suatu

perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan

dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud tujuan bukan untuk

berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi

semata-mata menikmati perjalanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan/

keinginan yang bermacam-macam.

2.2.3.2.Pr oduk dan Pengembangan Par iwisata

Dalam pengembangan industri pariwisata dalam suatu negara,

tujuannya adalah untuk mengarahkan dan mengembangkan nilai-nilai

ekonomi yang disebabkan adanya lalulintas orang-orang yang

mengadakan perjalanan untuk tujuan pariwisata.

Betapa pentingnya sector pariwisata dalam perkembangan

perekonomian suatu bangsa dapat kita lihat dalam pernyataan IUOTO

(International Union of Official Travel Organization) yang pernah

dikemukankan dalam Konferensi Roma tahun 1063 (The United Nations

Conference on International Travel and Tourism) dimana dikatakan:

“Tourism as a factor economic development, role and importance as a

source foreign exchange, but also as a factor in the location of industry and

(31)

21

Pada dasarnya tujuan daripada kebenyakan Negara

mengembangkan industr pariwisata di negaranya ialah untuk

meningkatkan penghasilan devisa negara. Di samping itu tujuan yang

positif dimana pariwisata diharapkan dapat berfungsi sebagai katalisator

dalam pembangunan perekonomian pada beberapa sektor.

Pada umumnya keuntungan-keuntungan yang diharapkan ialah:

1. Peningkatan pertumbuhan urbanisasi sebagai akibat adanya

pembangunan prasarana dan sarana kepariwisataan dalam suatu

wilayah atau suatu daerah tujuan.

2. Kegiatan beberapa industri, yang berhubungan dengan pelayana

wisatawan, seperti perusahaan angkutan, akomodasi perhotelan,

restoran, entertainments, souvenir shop, kesenian daerah, hancraft,

perusahaan mebel,decoration and gardening, pendidikan dan

lain-lain.

3. Meningkatkan produk hasil kebudayaan disebabkan meningkatnya

konsumsi oleh para wisatawan, seperti timbulnya istilah kebudayaan

komersil demi kebutuhan wisatawan.

4. Menyebarkan pemerataan pendapatan.

5. Membantu dalam pemerataan pendapatan penduduk dunia. Hal ini

dapat terjadi dengan adanya perpindahan uang dari negara-negara

yang kaya ke negara-negara yang miskin.lebih jauh pariwisata dapat

membantu mendistribusikan modal (capital) antara negara-negara

(32)

6. Salah satu jalan atau usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan

penghasilan devisa negara.

7. Menimbulkan efek multiplier pada Negara-negara “tourist receiving

countries” diantaranya berupa :

a. Tourist Multiplier.

Hal ini timbul sebagai akibat pengeluaran wisatawan, karena

timbul transaksi berantai dalam masyarakat yang dapat

menciptakan pendapatan (income) bagi kegiatan ekonomi

umumnya.

b. Investment Multilier.

Banyaknya wisatawan yang datang pada suatu Negara atau suatu

daerah tujuan, selalu memerlukan peralatan berupa

barang-barang modal guna melengkapi baik prasarana dan sarana

kepariwisataan, sehingga perlu diadakan investasi yang cukup

besar pada beberapa daerah tujuan pariwisata.

c. Foreign Trade Multiplier.

Datangnya wisatawan pada beberapa Negara dapat menimbulkan

pandangan atau saling interaksi timbal balik antara

individu-individu yang saling berkomunikasi.

(33)

23

9. Pariwisata dapat memulihkan kesehatan, baik jasmani maupun

rohani sebagai akibat terhindar dari kesibukan dan tekanan

sehari-hari, memperoleh udara segar dan menikmati perlakuan yang

menyenangkan.

10. Pariwisata dapat menghilangkan prasangka (prejudice) dan

kepicikan dan membantu terciptanya saling pengertian antara

penduduk yang datang dan penduduk negara yang dikunjungi.

Menurut Suwantoro (1997) dalam Syahadat mengemukakan bahwa

produk wisata merupakan gabungan dari berbagai komponen, antara lain

d. Atraksi suatu daerah tujuan wisata

e. Fasilitas / amenities yang tersedia

f. Aksesibilitas ked an dari daerah tujuan wisata

Kemudian, menurut Suwantoro (1997) dalam syahadat unsur

pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan

pariwisata di daerah tujuan wisata, meliputi :

• Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW).

• Prasarana Wisata.

• Sarana Wisata.

• Tata Laksana (Pelayanan, keamanan, dan kenyamanan)

(34)

2.2.4. Kepuasan Konsumen

Kotler (2000) menyatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang

atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingn kesannya terhadap

kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Jika kinerja

berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Hal ini dapat menbawa

dampak negative bagi perusahaan yaitu dapat menurunkan jumlah

pelanggan dan menyebabkan pelanggan tidak tertarik lagi menggunakan

jasa perusahaan sehingga akan menurunkan laba perusahaan.

2.2.5. Penger tian Pelayanan

Menurut Lukman (1999:11) dalam Yuliarmi dan Riyasa (2007)

pelayanan adalah kegiatan-kegiatan yang tidak jelas, namun menyediakan

kepuasan konsumen dan atau pemakai industri serta tidak terikat pada

penjualan suatu produk atau pelayanan lainnya. Lebih lanjut dikatakan

bahwa pelayanan adalah suatu urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi

langsung dengan orang-orang atau mesin secara fisik dan menyediakan

kepuasan konsumen.

Selanjutnya Kotler (2004) mengatakan pelayanan adalah setiap

kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain

dan dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Konsep dasar dari suatu pelayanan (jasa) ataupun kualitas dari suatu produk

dapat didefinisikan sebagai pemenuhan yang dapat melebihi dari apa yang

(35)

25

Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan

atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang

pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.

Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu

sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada

saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan

yang berkualitas tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta

pembelian ulang yang lebih sering.

Skala Kinerja Layanan dinyatakan lebih tepat dalam mengukur

kualitas jasa (R.kenneth Teas, 1994) karena Skala Kualitas Layanan yang

menggunakan perbandingan persepsi dan harapan untuk mengukur

kualitas jasa, mendefinisikan konsep kualitas jasa yang diterima

dihubungkan dengan konsepsi (persepsi-harapan). Definisi harapan yang

digunakan, bukan sebagai apa yang akan disediakan melainkanapa yang

‘seharusnya’ disediakan oleh penyedia jasa. Dari kata ‘harus’ bisa

disimpulkan bahwa yang dimaksud Parasuraman,et al tentang harapan

adalah harapan normative konsumen yang mewakiliharapan standar ideal

kinerja jasa pada umumnya, bukan ukuran terhadap penyedia jasa tertentu.

Terdapat problem yang serius dalam kualitas jasa/pelayanan yang

dinyatakan sebagai perbedaan nilai antara harapan dan persepsi kunsumen.

(36)

berdasarkan kinerja/performabcebased. Hanya ada sedikit bukti yang

mendukung relevansi dari adanya jarak / gap yang terdapat diantara

harapan dan persepsi sebagai dasar dalam menilai kualitas jasa sehingga

kinerja jasa/SERVPERF menjadi predictor yang baik bagi kualitas jasa

dan kepuasan konsumen (Schiffman, Leon G, Leslie Lazar Kanuk, 1997).

2.2.5.1.Kualitas Pelayanan

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat

diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta

ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono,

2007). Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan

persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima /

peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan

terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima

atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka

kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang

diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan

dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima

lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan

dipersepsikan buruk. Kualitas jasa atau layanan merupakan tingkat

kesenjangan antara harapan atau keinginan pelanggan dengan persepsi atau

(37)

27

Kualitas pelayanan adalah kinerja dari pelayanan yang diterima

oleh konsumen itu sendiri dan menilai kualitas dari pelayanan yang

benar-benar mereka rasakan ( Cronim dan Taylor, 1994 ). Dari sekian penelitian

yang tidak sependapat dengan Parasuraman, Zeithaml, dan Berry adalah

Cronim dan Taylor (1992,1994) yang menyatakan bahwa pengukuran

kualitas jasa seperti yang diajukan model kualita layanan telah

menimbulkan kebingungan dan mendwi arti. Penulis ini menyatakan

bahwa ukuran yang berdasarkan kinerja akan lebih merefleksikan kualitas

jasa/pelayanan. Selain itu para peneliti juga mengakui bahwa pengukuran

terhadap kualitas jasa dengan model kualitas layanan membentuk

paradigm yang kurang kuat karena harapan konsumen terhadap kualitas

jasa mengacu kepada harapan konsumen terhadap penyedia jasa secara

umum,sedangkan persepsi terhapad kinerja jasa mengarah kepada

perusahaan jasa yang lebih spesifikasi.

Menurut Schnaars dalam Tjiptono dan Chandra (2005), pada dasarnya

tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas.

Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas

yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen.

Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan

oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan

dan keramah-tamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam

(38)

2.2.6. Penger tian Sarana Pr asarana

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang

keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan

publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan

yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai

dengan rencana.

Moenir (1992 : 119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala

jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai

alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka

kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian

yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan

prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu

proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu

maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan

tujuan yang hendak dicapai.

Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada

dasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut:

1) Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat

menghemat waktu.

2) Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.

3) Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.

4) Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku.

(39)

29

6) Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang

berkepentingan

7) Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang

mempergunakannya.

Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang

dimaksud di atas berikut ini akan diuraikan istilah sarana kerja/fasilitas

kerja yang ditinjau dari segi kegunaan menurut Moenir ( 2000 : 120)

membagi sarana dan prasarana sebagai berikut:

1) Peralatan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung

sebagai alat produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi

memproses suatu barang yang berlainan fungsi dan gunanya.

2) Perlengkapan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi

sebagai alat pembantu tidak langsung dalam produksi,

mempercepat proses, membangkit dan menambah kenyamanan

dalam pekerjaan.

3) Perlengkapan bantu atau fasilitas, yaitu semua jenis benda yang

berfungsi membantu kelancaran gerak dalam pekerjaan, misalnya

mesin ketik, mesin pendingin ruangan, mesin absensi, dan mesin

(40)

2.2.7. Penger tian Har ga

Menurut Zeithaml (2000) dalam Kartika harga adalah apa yang kita

dapat dari sesuatu yang telah dikorbankan untuk memperoleh produk atau

jasa. Sedangkan Kotler dan Amstrong (2001) dalam Kartika berpendapat

bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibebankan suatu produk atau jasa

tersebut. Produk dengan mutu jelek, harga yang mahal, penyerahan produk

yang lambat dapat membuat pelanggan tidak puas (Suprapto, 2001 dalam

Martianawati, 2009). Hal itu menunjukan bahwa harga merupakan salah satu

penyebab ketidakpuasan para pelanggan. Tjiptono (2007) dalam Kartika

mendefinisikan harga dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang

pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk

barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan

atau penggunaan suatu barang atau jasa. Sementara itu, dari sudut pandang

konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga

tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau

jasa. Nilai dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan

terhadap harga.

Harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran,

dimana harga dapat mempengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan

untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan (Ferdinand, 2000).

Alasan ekonomis akan menunjukkan bahwa harga yang rendah atau harga

yang selalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk

meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan

(41)

31

sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrumen kompetisi

yang menentukan.

Dari beberapa definisi harga diatas, disimpulkan bahwa harga adalah

suatu uang yang ditentukan oleh perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa

yang diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan suatu perusahaan

guna memuaskan keinginan pelanggan. Adanya kesesuaian antara harga dan

produk atau jasa dapat membuat kepuasan bagi pelanggan. Jika pelanggan

tidak puas, maka akan meninggalkan perusahaan yang akan menyebabkan

penurunan penjualan dan selanjutnya akan menurunkan laba bahkan kerugian

bagi perusahaan.

Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap

perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Sekurang-kurangnya ada

tiga pihak yang harus menjadi dasar pertimbangan bagi perusahaan dalam

menetapkan harga yaitu konsumen, perusahaan yang bersangkutan, dan

pesaing. Perusahaan memperhatikan apa yang diinginkan konsumen, yaitu

membayar harga yang sepadan dengan nilai yang diperoleh (value for money).

Sementara yang diinginkan perusahaan adalah mendapatkan laba maksimal

mungkin, dengan memperhatikan penetapan harga yang dilakukan pesaing.

Jika harga yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan tidak sesuai dengan

manfaat produk maka hal itu dapat menurunkan tingkat kepuasan pelanggan,

dan sebaliknya jika harga yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan sesuai

(42)

Menurut Diah Natalisa dan M. Fakhriansyah (2008) dalam Kartika

menyatakan bahwa pengukuran indikator harga diukur dengan menggunakan

faktor kesesuaian harga dengan pelayanan. Dalam penelitian ini, pengukuran

harga diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuian harga dengan manfaat yang diterima

3. Kesesuaian harga dengan fasilitas

4. Kesesuian harga dengan jarak yang ditempuh

2.2.8. Penga r uh Pelayanan Ter hadap Kepuasan Pengunjung

Menurut Kotler dan Armstrong (1996), produk jasa yang berkualitas

mempunyai peranan penting untuk membentuk kepuasan pelanggan. Semakin

berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan

oleh pelanggan semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi,

maka dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Salah satu

cara utama mempertahankan sebuah perusahaan jasa adalah memberikan jasa

dengan kualitas pelayanan yang lebih tinggi dari pesaing secara konsisten dan

memenuhi harapan pelanggan. Bila kualitas pelayanan yang dirasakan lebih

kecil dari pada yang diharapkan maka pelanggan menjadi tidak tertarik pada

penyedia jasa, akan tetapi apabila yang terjadi adalah sebaliknya ada

kemungkinan para pelanggan akan terus mengunakan penyedia jasa itu lagi.

(43)

33

bahwa kualitas jasa mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan

pelanggan.

Parasuraman et al. (1998) dalam Kartika berpendapat bahwa

kualitas pelayanan sejalan dengan kepuasan pelanggan, dimana

meningkatnya (semakin positif) kualitas pelayanan digunakan sebagai

refleksi dari meningkatnya kepuasan pelanggan.

Dari teori dan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung, berdasarkan uraian

tersebut hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah :

X1 :Pelayanan ber pengar uh positif ter hadap kepuasan pengunjung

2.2.9. Penga r uh Sar ana Pr asar ana Ter hadap Kepuasa n Pengunjung

Menurut Yoeti (1997:12) fasilitas adalah segala sesuatu baik benda

maupun jasa yang menyertai pelayanan yang diberikan oleh perusahaan baik

perusahaan jasa, dagang maupun perusahaan industri. Fasilitas dapat juga

diartikan sebagai sarana dan prasarana yang tersedia di lingkungan maupun di

dalam kantor perusahaan, dimaksudkan untuk memberikan pelayanan

maksimal agar konsumen atau pelanggan merasakan nyaman dan puas.

Fasilitas merupakan faktor penunjang utama dalam kegiatan suatu produk.

Raharjani (2005) dalam Kartika menyatakan bahwa apabila suatu

perusahaan jasa mempunyai fasilitas yang memadai sehinggga dapat

memudahkan konsumen dalam menggunakan jasanya dan membuat nyaman

konsumen dalam menggunakan jasanya tersebut tersebut maka akan dapat

(44)

memberikan suasana menyenangkan dengan desain fasilitas yang menarik

akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Artinya bahwa

salah satu faktor kepuasan konsumen dipengaruhi oleh fasilitas yang

diberikan oleh penjual yang dimanfaatkan oleh konsumen sehingga

mempermudah konsumen dalam proses pembelian. Apabila konsumen

merasa nyaman dan mudah mendapatkan produk atau jasa yang ditawarkan

oleh penjual, maka konsumen akan merasa puas.

Kotler (2001) menyatakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan

manajemen perusahaan terutama yang berhubungan langsung dengan

kepuasan konsumen yaitu dengan memberikan fasilitas sebaik-baiknya demi

menarik dan mempertahankan pelanggan. Fasilitas merupakan sarana maupun

prasarana yang penting dalam usaha meningkatkan kepuasan seperti memberi

kemudahan, memenuhi kebutuhan dan kenyamanan bagi pengguna jasa.

Apabila fasilitas yang disediakan sesuai dengan kebutuhan, maka konsumen

akan merasa puas.

Penelitian Bursan (2006) dalam Ugi menghasilkan bahwa obyek

wisata dan sarana prasarana wisata berpengaruh terhadap kepuasan

wisatawan.

Kepuasan wisatawan merupakan tujuan utama dari setiap

pengembangan obyek wisata daerah kepuasan wisatawan sangat besar

pengaruhnya terhadap jumlah wisatawan dan akan berdampak pada

pendapatan daerah secara langsung dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat sekitar lingkungan obyek wisata secara tak langsung krena

(45)

35

Dari teori dan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sarana

prasarana berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung, berdasarkan uraian

tersebut hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah :

X2 :Sar ana Prasar aa ber pengar uh positif ter hadap k epuasan

pengunjung.

2.2.10.Penga r uh Har ga Ter hadap Kepuasan Pengunjung

Kertajaya (2002) dalam Kartika mengungkapkan bahwa indikator

penilaian harga dapat di lihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan dari

konsumen terhadap nilai yang diterimanya setelah melakukan pembelian,

dan dari situlah konsumen akan mempersepsi dari produk atau jasa tersebut.

Persepsi yang postif merupakan hasil dari rasa puas akan suatu pembelian

yang dilakukannya, sedangkan persepsi yang negative merupakan suatu

bentuk dari ketidakpuasan konsumen atas produk atau jasa yang dibelinya.

Jika harga yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan tidak sesuai dengan

manfaat produk maka hal itu dapat menurunkan tingkat kepuasan pelanggan,

dan sebaliknya jika harga yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan sesuai

dengan manfaat yang diterima maka akan meningkatkan kepuasan

pelanggan. Apabila nilai yang dirasakan pelanggan semakin tinggi, maka

akan menciptakan kepuasan pelanggan yang maksimal (Tjiptono, 1999).

Dari teori dan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga

berpengaruh terhadap jumlah pengunjung, berdasarkan uraian tersebut

hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah :

(46)

2.3. Ker angka Konseptual

Kerangka pemikiran secara sistematis dapat dilihat pada diagram

alur piker pada Gambar 1.2 halaman 36 sebagai berikut:

Pelayanan (X1)

Sarana Prasarana (X2)

Harga (X3)

Kepuasan Pengunjung

(47)

37

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang permasalahan, tujuan dan landasan

penelitian, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

1. Diduga terdapat pengaruh positif antara pelayanan terhadap

kepuasan pengunjung / wisatawan di Kebun Binatang Surabaya.

2. Diduga terdapat pengaruh positif antara Sarana Prasarana terhadap

kepuasan pengunjung / wisatawan di Kebun Binatang Surabaya.

3. Diduga terdapat pengaruh positif antara Harga terhadap kepuasan

(48)

3.1. Definisi Operasional dan pengukur an Var iabel

Untuk memperoleh gambaran yang jelas, serta lebih dapat

memahami isi dan agar definisi yang digunakan di dalam penelitian ini

dapat diukur serta menghilangkan dan menghindari adanya kesalahan

dalam penafsiran maka variabel-variabel yang berkaitan dengan penelitian

yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :

3.1.1. Definisi oper a sional Var iabel

Variabel-variabel yang digunakan antara lain :

a. Variabel bebas ( X )

Yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

sedangkan untuk menganalisa lebih lanjut, factor-faktor tersebut

dirinci menjadi empat variabel bebas yaitu :

1. Pelayanan ( X1 )

Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap

tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak

kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan

atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan

(49)

39

keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen

itu sendiri.

2. Sarana Prasarana ( X2 )

Sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan

suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik,

karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan

yang dilakukan tidak akan dapat mencapai yang diharapkan sesuai

dengan rencana.

3. Harga (X3)

Menurut Swastha dan Irawan (2005) dalam Kartika harga dapat

diartikan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah

kombinasi dari barang beserta pelayanan

b. Variabel Tergantung atau tidak bebas ( Y )

Variabel tidak bebas atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas Y adalah kepuasan pengunjung / wisata

3.2. Pengukuran Var iabel

Dalam penelitian ini pengukuran menggunakan skala gudman yaitu

memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua alternative.

Teknik pengukuran berbentuk semantic defferensial yang tersususn

dalam satu garis continue yang jawabannya sangat positif terletak di

bagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negative terletak di bagian

(50)

1 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Hal tersebut menerangkan bahwa responden yang memberi

jawaban dengan angka 7 berarti pernyataan sangat setuju, jawaban dengan

angka 1 berarti pernyataan sangat tidak setuju, sedangkan jawaban angka 4

berarti tengah sangat setuju dengan sangat tidak setuju. Ini berarti untuk

jawaban dengan nilai 4 sampai 1 berarti cenderung ke sangat tidak setuju

dan jawaban dengan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung memberi jawaban

ke sangat setuju. ( Sugiyono, 1999:91).

3.3. Tek nik penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi menurut Nazir (2003 : 273) dalam adalah kumpulan dari

ukuran-ukuran tentang sesuatu yang ingin kita buat referensi.Populasi

dalam penelitian ini adalah semua pengunjung atau wisatawan yang akan

melakukan kunjungan ke Kebun Binatang Surabaya.

b. Sample

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan,yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dan dipandang

(51)

41

1999) dalam Syahadat. Sampel dalam penelitian ini adalah para

pengunjung Kebun Binatang Surabaya (KBS) pada tanggal 10 maret

sampai dengan 11 maret 2012. Ukuran sampel menggunakan rumus Taro

Yame yang dikutip oleh Rahmat dalam Sekarani (2011).

n =

. ( )

Dimana :

N = jumlah populasi

d² = persisi yang ditetapkan

n = jumlah sampel

n =

. ( , ) = 84,7 = 85 sampel

3.4. Tek nik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner kepada konsumen yang berkunjung di Kebun

Binatang Surabaya.

b. Data Sekunder

Adalah data pendukung yang diperoleh dari perusahaan yang

(52)

c. Studi Kepustakaan

Dilakukan dengan cara membaca dan mengutip baik secara langsung

maupun tidak langsung dari literature-literatur yang berhubungan

langsung dengan variabel penelitian.

d. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar

pertanyaan kepada konsumen yang berkunjung di Kebun Binatang

Surabaya untuk diisi agar memperoleh jawaban langsung dari

konsumen.

3.4.1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang

diambil langsung dari konsumen yang berkunjung di Kebun Binatang

Surabaya dengan cara menyebarkab kuesioner.

3.5. Uji Nor malitas

Model regresi linier klasik mengasumsikan distribusi kesalahan

(error term) adalah normal. Dalam penelitian ini, pengujian distribusi

normal menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hipotesis sebagai

berikut:

Ho : Berdistribusi normal

(53)

43

Jika signifikansi < 5% berarti Ho ditolak dan jika signifikansi >5% berarti

Ho diterima.

3.6. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model hasil regresi, maka perlu

dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi

multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

Hasil dari asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Multikolinearitas

Uji mulkolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas ( independen ) (

Ghozali, 2009 : 95 ). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi,

korelasi diantara variabel bebas. Mulkolinearitas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Tolerance

mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya, jadi nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance ) dan

menunjukan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum

dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas

10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih

(54)

2. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut terdapat

Heteroskedastisitas ( Ghozali, 2009 :125).

Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan menghitung korelasi Rank Spearman (

Gujarati, 1995 : 188). Diperoleh tingkat signifikasi koefisien korelasi

untuk semua variabel bebas terhadap residual lebih besar dari taraf

signifikasi 0,05 yang berarti dalam hal ini model regresi tidak terdapat

gejala heteroskedastisitas.

3. Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan dalam suatu regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

perriode t-1 sebelumnya (Ghozali, 2009:99)

Dalam penelitian ini pendeteksian autokorelasi tidak dilakukan karena

data yang digunakan bukan data time series tetapi data cross section

atau sering disebut data satu waktu yang merupakan sekumpulan data

untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja

(55)

45

3.7. Tek nik Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.7.1. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk menguji sampai sejauh mana alat ukur

yang digunakan benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Dalam

penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan jalan menghitung kofisien

korelasi dari skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total.

Masing-masing butir pertanyaan dari setiap variable diharapkan memiliki

nilai r atau koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,140 sehingga

items pertanyaan tersebut dapat memenuhi syarat validitas (Sugiyono,

2002).

Azwar (2003, p. 5) menyatakan validitas mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Dalam menguji validitas untuk instrumen yang berbentuk skala

likert, yang paling sering digunakan ialah uji r.Suatu pernyataan akan

dinyatakan valid Jika rhitung ≥ rtabel.

Umar (2002, p. 110) memberikan langkah pengujian validitas,

yaitu menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing

pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product

(56)

yang rumusnya sebagai berikut:

Keterangan : X = skor pernyataan tiap nomor

Y = skor total

Selanjutnya penghitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan

program komputer dengan program SPSS.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tersebut konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang

sama. Reliabilitas instrumen dapat dilihat dari cronbach alpha masing –

masing instrumen variabel. Variabel dikatakan reliabel bila memiliki

cronbach alpha lebih dari 0,60. (Malhotra, 1999).

Azwar (2003, p. 4) menyatakan realibilitas adalah sejauh mana

hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Suatu alat ukur disebut reliabel apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh

hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek

memang belum berubah dan disebut non reliabel apabila hasil dari

(57)

47

waktu, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak

reliabel.

Azwar (2003, p. 76) memberikan formula reliabilitas yang lain,

yaitu formula koefisien alpha-Cronbach. Untuk estimati reliabilitas tes

belah dua, dirumuskan sebagai berikut :

rij’ ≥α = 2 

alpha < 0,60. Selanjutnya penghitungan dilakukan dengan menggunakan

bantuan program komputer dengan program SPSS.

3.8. Tek nik Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Linier Berganda (Multiple Regresion Analisys), yang dilanjutkan dengan

menghitung koefisien korelasi, nilai koefisien determinasi, dan pengujian

hipotesis dengan t test dan F test. Model ini dipilih karena penulis ingin

mengetahui berapa besar pengaruh peranan pelayanan, sarana prasarana,

dan harga terhadap kepuasan pengunjung / wisatawan di Kebun Binatang

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung di Kebun Binatang Surabaya
Tabel 1.2
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Kebun Binatang Surabaya (KBS)
Tabel 4.1 : Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini faktor kontaminasi bakteri yang turut mempengaruhi angka jumlah kuman total pada daging kebab menunjukkan hasil 82,5% penjual kebab dengan

Dapatan kajian untuk komik pendidikan juga selari dengan definisi komik instructional yang dinyatakan oleh pelopor seni komik antarabangsa, WillEisner di mana terdapat dua

Karena nilai- P dalam tabel ANOVA pada sampel Tiwoho (nilai-P = 0,52) lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa, secara statistik, tidak terdapat hubungan yang

Memberikan  gambaran  umum  dan  penjelasan  pelaksanaan  kegiatan  usaha  penyediaan  jasa   wisata  alam  yang  dilaksanakan  sehingga  dapat  memberikan  kontribusi

Hukum lingkungan merupakan instrumen yuridis bagi pengelolaan lingkungan hidup, dengan demikian hukum lingkungan pada hakekatnya merupakan suatu bidang hukum yang terutama

Hal Non Teknis pada proyek konsultasi dan konstruksi  Presentasi  Tanya jawab  Ceramah  Kejelasan presentasi  Keaktifan diskusi  Ide / sanggahan 

Dengan viskositas tinggi, minyak jarak pagar tidak dapat diaplikasikan secara langsung pada mesin diesel karena akan menyebabkan atomisasi bahan bakar rendah,

solusi yang dibuat Kotakmedia seolah hanya menyamakan dengan keinginan klien yaitu pembelian media, tidak adanya penjelasan rinci mengenai hal ini, peneliti