• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP KESETIAAN PELANGGAN PADA RIEZ BUTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP KESETIAAN PELANGGAN PADA RIEZ BUTIK."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh : Andri Yudida Brata

NPM : 0512015028

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Disusun Oleh : Andri Yudida Brata

NPM : 0512015028

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

Disusun Oleh : Andri Yudida Brata

0512015028/FE/EM

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekomoni

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal,26 November 2010

Pembimbing Utama            Tim Penguji

Ketua

Dr. Muhadjir Anwar, MM Dr. Muhadjir Anwar, MM

Pendamping Sekretaris

Drs. K. Eko Pranoto, SE, MM Dra. Ec. Tri Kartika, Msi

Anggota

Dra. Ec. Hj. Kustini, Msi

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(4)

Yang Diajukan

Andri Yudida Brata NPM : 0512015028

Disetujui untuk mengikuti seminar oleh :

Pembimbing Utama         

Dr. Muhadjir Anwar, MM Tanggal : ……….

Pendamping

Drs. K. Eko Pranoto, SE, MM Tanggal : ………

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

(5)

Yang Diajukan

Andri Yudida Brata NPM : 0512015028

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :

Pembimbing Utama         

Dr. Muhadjir Anwar, MM Tanggal : ……….

Pendamping

Drs. K. Eko Pranoto, SE, MM Tanggal : ………

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

(6)

Yang Diajukan

Andri Yudida Brata NPM : 0512015028

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi oleh :

Pembimbing Utama         

Dr. Muhadjir Anwar, MM Tanggal : ……….

Pendamping

Drs. K. Eko Pranoto, SE, MM Tanggal : ………

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

(7)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :

“PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP KESETIAAN PELANGGAN PADA RIEZ BUTIK”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala

ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan

(8)

masa perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan

segalanya.

7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan

satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak

kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan

yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang

berkepentingan.

Surabaya, November 2010

(9)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu... 7

2.2. Landasan Teori ... 8

2.2.1. Konsep Pemasaran... 8

2.2.2. Pengertian Perilaku Konsumen... 8

2.2.2.1. Model Perilaku konsumen ... 9

2.2.2.2. Persepsi Konsumen... 10

(10)

Perilaku Konsumen ... 14

2.2.5. Kepercayaan ... 20

2.2.6. Kepuasan Pelanggan ... 22

2.2.7. Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan Terhadap Kesetiaan Pelanggan ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 26

2.4. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28

3.1.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 30

3.2.1 Populasi ... 30

3.2.2 Sampel ... 31

3.3 Jenis Data dan Sumber Data... 32

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 39

(11)

4.2.1.1. Deskripsi Hasil Penilitian ... 43

4.2.2. Uji Outlier Multivariate ... 46

4.2.3. Uji Reliabilitas ... 46

4.2.4. Uji Validitas ... 48

4.2.5. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 48

4.2.6. Uji Normalitas ... 49

4.2.7. Evaluasi Model One-Steep Approach to SEM ... 51

4.2.8. Uji Kausalitas ... 53

4.3. Hasil Uji Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54

4.4. Pembahasan... 54

4.4.1. Pengaruh Kepercayaan Terhadap Kesetiaan Pelanggan ...54

4.4.2. Pengaruh Kepuasan Terhadap Kesetiaan Pelanggan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 57

5.2. Keterangan... 57

5.3. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Tabel 1.1. Data Penjualan Produk Riez Butik ...4

Tabel 3.1. Goodness of Fit Index...38

Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ...41

Tabel 4.2. Identitas Responden Menurut Umur...42

Tabel 4.2. Identitas Responden Menurut Pendidikan ...42

Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepercayaan (X1)...43

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan (X2) ...44

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kesetiaan (Y) ...43

Tabel 4.7. Hasil Uji Outlier Multivariate...46

Tabel 4.8. Pengujian Reliability Consistency Internal...47

Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas ...48

Tabel 4.10. Construct Reliability & Variance Extrated ...49

Tabel 4.11. Assessment of Normality...50

Tabel 4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ...52

Tabel 4.13. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ...53

(13)

Gambar 4.1: Model Pengukuran dan Struktural ...51

(14)

Lampiran 2 Hasil Jawaban Responden

Lampiran 3 Hasil Pengujian Normalitas

Lampiran 4 Hasil Pengujian Outlier Multivariate

Lampiran 5 Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis

Lampiran 6 Hasil Pengujian Reliability Consistency Internal

Lampiran 7 Hasil Pengujian Construct Reliability & Variance Extrated

(15)

Andri Yudida Brata

ABSTRAK

Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terus-menerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi - sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi, tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah Kepercayaan berpengaruh terhadap Kesetiaan Pelanggan, untuk mengetahui apakah Kepuasan berpengaruh terhadap Kesetiaan Pelanggan.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelanggan Riez Butik. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Kepercayaan ber pengaruh positif terhadap Kesetiaan Pelanggan, Kepuasan tidak berpengaruh terhadap Kesetiaan Pelanggan

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain. Dengan kata lain perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggan.

Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terus-menerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi - sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi, tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.

(17)

dijaga dari waktu ke waktu, selain tentunya juga harus mempunyai kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik, tentu suatu merek harus terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer value jauh di atas merek-merek yang lain.

Kecenderungan perkembangan persaingan pemasaran di masa mendatang akan menjadi persaingan antar merek, yaitu suatu persaingan untuk memperoleh dominasi merek. Merek akan menjadi asset perusahaan yang paling bernilai, karena merek lebih dari sekedar sebuah nama atau sebuah logo seperti sebuah hubungan lebih dari sekedar interaksi (James 2003:314). Untuk itu merek perlu dikelola, dikembangkan, diperkuat dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai tangible

dan intangible yang terwakili dalam sebuah trademark (merek dagang) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat.

(18)

1998; hlm. 3). Dalam rangka kerjasama jangka panjang ini, komitmen menjadi unsur penting (Gundlach dkk 1995, hlm. 78), lebih khusus lagi dalam suksesnya hubungan pemasaran. (Morgan & Hunt 1995, hlm. 22; Lusch & Brown 1996, hlm. 23). Sudah terdapat banyak riset tentang komitmen itu sendiri, misalnya struktur komitmen (Gundlach, dkk 1995 hlm. 78 & 79),tingkatan komitmen dalam hubungan dengan keuntungan (Ross Jr, dkk 1977 hlm. 680), dsb. Namun menurut Gundlach dkk (1995, hlm. 90), kendati sudah ada pembahasan tentang struktur komitmen, masih terdapat pertanyaan yang belum terjawab, yakni pertanyaan tentang bagaimana proses yang mengarah pada pengembangan hubungan (pemasaran) berdasarkan komitmen itu sendiri. (Gundlach, dkk 1995 hlm. 90).

Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share. Salah satu aset untuk mencapai keadaan tersebut adalah dengan merek.

(19)

Tabel .1.1 Data Penjualan Produk Riez Butik

No

Tahun Penjualan

(Rp.)

Total Item

1. 2007 183,745,000 1. 408 2. 2008 131,936,400 1. 368 3. 2009 156,101,600 1. 294

Sumber: Store Manager Riez Butik

(20)

mengarah pada keyakinan bahwa mitra kerja tersebut menepati apa yang diucapkan.

Atas dasar latar belakang permasalahan tersebut diatas timbul ketertarikan untuk mengadakan penelitian dengan judul : ”Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan terhadap Kesetiaan Pelanggan Pada Riez

Butik”

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok pikiran pada latar belakang tersebut diatas, maka penulis merumuskan permasalahan, yaitu :

1. Apakah Kepercayaan berpengaruh terhadap Kesetiaan Pelanggan ? 2. Apakah Kepuasan berpengaruh terhadap Kesetiaan Pelanggan ?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah Kepercayaan berpengaruh terhadap Kesetiaan

Pelanggan.

(21)

1.4.Manfaat Penelitian

1. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan di dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.

2. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kesempatan kepada penulis untuk membahas mengenai ilmu-ilmu yang diterima selama masa perkuliahan ke dalam praktek lapangan.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Untuk penelitian dengan masalah perluasan merek (brand

extension) memang sudah ada yang melakukan pada penelitian

sebelumnya.

Mispan Indarjo (2002) dengan judul : Proses Pengembangan

Komitmen Melakukan Hubungan Jangka Panjang

Keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dari suatu perusahaan

dapat dilakukan lewat hubungan kerjasama jangka panjang. Dalam

hubungan kerjasama tersebut komitmen menduduki peran yang sangat

penting. Tulisan ini menelaah proses yang mengarah pada pengembangan

hubungan (pemasaran) berdasarkan komitmen itu sendiri. Penelitian

terhadap outlet PT. Sari Ayu di Kota Semarang menunjukkan bahwa

saling ketergantungan dan kepercayaan merupakan faktor utama dalam

proses pengembangan komitmen kerjasama pemasaran jangka panjang.

Kepercayaan itu sendiri dipengaruhi oleh reputasi, kepuasan, dan

komunikasi. Kepuasan dan komunikasi yang berkorelasi positip terhadap

kepercayaan ternyata terbukti tidak mempengaruhi komitmen secara

(23)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Konsep Pemasaran

Pemasaran berperan dalam memusatkan semua kegiatan organisasi

yang diarah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dalam

rangka mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Kotler (2000 : 19) menyebutkan konsep pemasaran

(marketing concept) merupakan kunci untuk organisasi, yaitu perusahaan

menjadi lebih efektif dari pada pesaing dalam menciptakan,

menyampaikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (customer value)

pada pasar sasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Secara sederhana, konsep pemasaran menyatakan bahwa suatu

organisasi harus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen agar

dapat menguntungkan. Untuk menerapkan konsep pemasaran, perusahaan

harus memahami dan tetap dekat dengan konsumen dalam menyajikan

produk serta pelayanan yang baik, yang akan dibeli dan digunakan oleh

konsumen (Peter dan Olson, 2002 : 3).

2.2.2. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung

terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk

dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahuluhi (Engel, Balckwell,

(24)

Loundon dan Bitta lebih menekankan kosumen sebagai suatu

proses sebagai pengambil keputusan. Mereka megatakan bahwa perilaku

konsumen adalah proses pengambil keputusan yang mensyaratkan aktivas

individu untuk mengevaluasi, memperoleh, mengguanakan, atau mengatur

barang dan jasa (Simamora, 2002 : 2) Menurut Kotler dan Amstrong

(1997) mengantikan perilaku konsumen sebagi perilaku pembelian

konsumen akhir, baik individu maupun ruamh tangga, yang membeli

produk untuk konsumsi personal.

2.2.2.1. Model Perilaku konsumen

Model Perilaku konsumen menurut Assael (1995 : 14) terdapat tiga

factor yang berpengaruh pada proses pengambilan keputusan seorang

konsumen yaitu :

1. Faktor Individu (individual consumer)

Pemilihan suatu produk / merek dipengaruhi oleh motivasi untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan, persepsi terhadap atribut produk,

proses belajar berdasarkan pengalaman, sikap terhadap produk, iklan,

wiraniaga, perusahaan, dan gaya hidup konsumen sehari-harinya.

2. Pengaruh Lingkungan (environment influences)

Lingkungan yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan

konsumen adalah keluarga, kelas sosial, kelompok referensi dan budaya.

3. Strategi Pemasaran (market strategies)

Proses pembelian seorang konsumen dipengaruhi juga oleh alasan

(25)

berpengaruh diatas dipengaruhi juga oleh stratetegi pemasaran yang

dilakukan perusahaan. Adapun strategi pemasaran itu sendiri meliputi

strategi produk, harga, promosi, dan distribusi.

Ketiga factor di atas merupakan suatu proses pemecahan masalah,

dengan konsumen sebagi pemecahan masalahnya. Setelah proses

pembelian terjadi akan terjadi umpan balik bagi konsumen maupun bagi

pemasar. Bagi konsumen umpan balik ini berupa evaluasi dan

kemungkinan melakukan pembelian ulang. Sedang umpan balik pemasar

adalah berupa kritik atau komplain dari konsumen.

2.2.2.2. Persepsi Konsumen

Menurut Assael (1995 : 44) persepsi didefinisikan sebagi suatu

cara yang dilakukan konsumen dalam memilih, mengorganisasi, dan

menterjemahkan rangsangan untuk membuat pemahaman terhadap

rangsangan yang diterima. Stimuli pemasaran meliputi semua komunikasi

dan stimuli fisik yang dirancang untuk memikat konsumen. Produk dan

komponen-komponennya (kemasan, isi, dan cirri fisik lainnya) merupakan

stimuli primer. Komunikasi merupakan stimuli primer. Komunikasi

merupakan stimuli sekunder yang disajikan dalam bentuk kata-kata,

gambar, dan symbol atau dalam bentuk stimuli lainnya yang berkaitan

dengan Produk (harga, toko, tenaga penjual) (Assael,1995 :186).

Menurut Kotler dan Amstrong (1997), persepsi adalah proses, yang

(26)

menginterpretasikan stimuli untuk membentuk gambaran dunia yang

penuh arti. Stimuli adalah sikap input yang dapat ditangkap oleh indera,

seperti produk, kemasan, merek, iklan, haraga dan lain-lain. Stimuli

tersebut diterima oleh panca indera, seperti mata, telinga, mulut, hidung

dan kulit.

2.2.2.3. Sikap konsumen

Sikap adalah mempelajari kenderungan memberikan tanggapan

pada suatu obyek atau kelompok obyek baik disenangi secara konsisten

(Sutisna, 2001 : 99). Keyakinan-keyakinan dan pilihan konsumen

(preference) Atas suatu merek merupakan sikap konsumen. Dalam banyak hal, sikap terhadap merek tertentu sering mempengaruhi apakah konsumen

akan membeli atau tidak. Sikap positif terhadap merek akan

memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek itu,

sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen dalam pembelian.

Menurut Schifman dan Kanuk (1994) menyatakan bahwa sikap

adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak

terhadap obyek. Obyek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan,

pengecer, perilaku tertentu, dan lain-lain. Sedang menurut Paul dan Olson

(1999) menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi konsep secara

menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi adalah tanggapan

(27)

Sikap berguna bagi pemasaran dalam banyak cara. Sikap ini kerap

digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran. Sikap dapat pula

membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di

dalam pasar. Sikap juga berhasil dalam membentuk pangsa pasar dan

memilih target pasar. Menurut Assael (1995 : 267) sikap memiliki tiga

komponen yaitu:

1. Komponen kognitif /Berpikir : kepercayaan merek (brand belief)

Komponen ini menunjukkan pengetahuan dan keyakinan seseorang

terhadap suatu atribut manfaat (benefit) dan suatu obyek (persepsi).

Umumnya persepsi akan membentuk kepercayaan.

2. Komponen Afektif / Perasaan : evaluasi merek (brand evaluation)

Komponen ini akan menunjukan perasaaan dan keseluruhan

evaluasi seseorang terhadap suatu merek atau obyek tertentu.

3. Komponen Konatif / Tindakan : maksud untuk membeli (intention to buy)

Komponen ini menunjukan kecenderungan seseorang atau

konsumen untuk bertindak suatu obyek.

Dari tiga komponen sikap, evaluasi merek adalah pusat dari telaah

karena evaluasi merek merupakan ringkasan dari kecenderungan

konsumen untuk menyenangi atau tidak menyenangi merek tertentu.

Kepercayaan merek datang sebelum dan mempengaruhi evaluasi merek,

(28)

faktanya, evaluasi merek sesuai dengan definisi dari sikap terhadap merek

yaitu untuk mengevaluasi merek baik disenagi atau tidak disenagi

(Sutisna,2001 : 101).

2.2.3. Strategi Pemasaran

Menurut Cravens (1996 : 78) mendefinisikan strategi pemasaran

sebagai analisis strategi pelaksanaan kegiatan dalam strategi penentuan

pasar sasaran bagi produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan

pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi

program pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang untuk

dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.

2.2.4. Pengertian Perilaku Konsumen

Istilah perilaku erat hubungannya dengan obyek yang studinya

diarahkan pada permasalahan manusia dibidang pemasaran, konsep

perilaku konsumen secara terus-menerus dikembangkan dengan berbagai

pendekatan.

Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi

pemasaran yang tepat harus memahami apa yang mereka pikirkan

(kognisi) dan apa serta dimana (pengaruh) apa yang mereka lakukan

(perilaku) dan apa serta dimana (kejadian sekitar) yang mempengaruhi

oleh apa yang dipikirkan dirasakan dan dilakukan oleh konsumen

Menurut buku Nugroho J. Setiadi (2003:3) yang didefinisikan oleh

(29)

interaksi yang dinamis antara efeksi dan kognisi perilaku dan

lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam

hidup mereka.

Menurut Mowen (2001:6) perilaku konsumen adalah studi tentang

unit pembelian dan proses-proses yang melibatkan perolehan konsumsi

dan pembangunan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa pada perilaku

konsumen terdapat 2 elemen yang penting yaitu :

proses pengambilan keputusan (decision maker), dan kegiatan fisik yang

semua melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan

mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis.

Kedua norma tersebut biasanya berbentuk Undang-Undang.

Dimana norma tersebut harus dipatuhi oleh semua masyarakat, jika tidak

dipatuhi maka akan mendapatkan sanksi.

2.2.4.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Minat Beli dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor

kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar

adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi

harus benar-benar diperhitungkan.

Menurut Nugroho J. Setiadi (2003:11-15) Minat Beli sangat

(30)

Faktor Social

a. Group

Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup

kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh

langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua,

meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan

secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang

sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat

dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).

b. Family Influence

Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku

pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami,

istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda.

Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan

yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003,

p.204).

c. Roles and Status

Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga,

perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas

yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan

orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang

merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat

(31)

Faktor Personal

a. Economic Situation

Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk,

contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex

dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang

amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan Minat Beli pada suatu

produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).

b. Lifestyle

Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas,

ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari

kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja

mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)

c. Personality and Self Concept

Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang

memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap

lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan,

suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler,

Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang

kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri

tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).

d. Age and Life Cycle Stage

Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan

(32)

seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family

life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering

diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh

perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan

strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis.

(Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206).

e. Occupation

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.

Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering

yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari

full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya

dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,

Makens, 2003, p. 207).

Faktor Psychological

a. Motivation

Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk

mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang

dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia

diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling

tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri,

pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah

(33)

tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling

penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).

b. Perception

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi,

dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang

berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang

berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003,

p.215).

c. Learning

Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan

berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin

didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari

pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun

pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan

menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama

(Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).

d. Beliefs and Attitude

Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai

sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman

(Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi,

perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten

dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006,

(34)

Faktor Cultural

Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari

seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler,

Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku

seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi,

keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus

dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).

a. Subculture

Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan

persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama,

dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada

negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan

perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens,

2003, p.202).

b. Social Class

Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan

perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja

misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan,

(35)

2.2.5 Kepercayaan

Dalam pemasaran industri, para peneliti telah menemukan bahwa

kepercayaan terhadap sales dan supplier merupakan sumber dari loyalitas. Menurut Lau dan Lee (1999 : 44 ), terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga factor ini

berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara

merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu

sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen. Selanjutnya Lau dan

Lee memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap merek akan

menimbulkan loyalitas merek. Hubungan ketiga faktor tersebut dengan

kepercayaan merek dapat digambarkan sebagai berikut.

Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu

merek. Hal ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum

membeli. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek

meliputi dapat diramalkan, mempunyai reputasi, dan kompeten.

Company characteristic yang ada di balik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.

Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu

produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek

suatu produk. Karakteristik ini meliputi reputasi suatu perusahaan,

(36)

Consumer-brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik

konsumen – merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek.

Karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep emosional konsumen

dengan kepribadian merek, kesukaan terhadap merek, dan pengalaman

terhadap merek. Konsep diri merupakan totalitas pemikiran dan perasaan

individu dengan acuan dirinya sebagai objek sehingga sering kali dalam

konteks pemasaran dianalogkan merek sama dengan orang. Suatu merek

dapat memiliki kesan atau kepribadian. Kepribadian merek adalah asosiasi

yang terkait dengan merek yang diingat oleh konsumen dan konsumen

dapat menerimanya. Konsumen seringkali berinteraksi dengan merek

seolah-olah merek tersebut adalah manusia. Dengan demikian, kesamaan

antara konsep diri konsumen dengan kepribadian merek sangat berkaitan

dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.

Kesukaan terhadap merek menunjukkan kesukaan yang dimiliki

oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain karena kesamaan visi dan

daya tarik. Untuk mengawali hubungan suatu kelompok harus disukai atau

mendapat simpati dari kelompok yang lain. Bagi konsumen, untuk

membuka hubungan dengan suatu merek, maka konsumen harus menyukai

(37)

2.2.6.Kepuasan Pelanggan

Shermerhorn ( 1993 ) berpendapat bahwa pada dasarnya tujuan

dari suatu organisasi bisnis adalah memproduksi barang atau jasa yang

memuaskan kebutuhan pelanggannya. Dengan kata lain perusahaan

berusaha untuk menciptakan pelanggan yang merasa puas, manajemen

perusahaan harus mengetahui hal – hal yang menyebabkan terciptanya

kepuasan pelanggan.

Tse dan Wilton ( dikutip oleh nasution; 2004 : 104 ) menyatakan,

bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respons pelanggan

terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskormasi yang dirasakan antara

harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah

pemakaiannya.

Engel, et al. ( dikutip oleh Nasution; 2004 : 104 ) mengungkapkan,

bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi pembeli, dimana alternatif

yang dipilih sekurang – kurangnya memberikan hasil ( outcome ) sama

atau melampaui Kepuasaan Pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul

apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi Kepuasaan Pelanggan.

Tjiptono ( 1995 : 28 ) Konsep kepuasan pelanggan pada dasarnya

menyangkut komponen dari kepuasan pelanggan tersebut, antara lain

adalah harapan dan kinerja / hasil yang dirasakan. Umumnya Kepuasaan

Pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa

yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk

(38)

pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang

dibeli.

Untuk menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang akan

dipuaskan bukanlah hal yang mudah, hal ini disebabkan karena kebutuhan

dan keinginan pelanggan selalu mengalami perubahan dari waktu ke

waktu. Jika pelanggan merasa puas, maka ada kecenderungan untuk

melakukan pembelian ulang.

Kurtz and Boone (1995), .customer satisfactionis the ability of goods or services to meet or exceed buyer need and expectations. (p. 46). Jika saat pelanggan membeli dan menggunakan suatu produk, dan mampu

memenuhi bahkan melampaui kebutuhan dan harapannya, maka akan

terjadi kepuasan. Kotler (2000), .customer satisfaction is a person’s feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a product perceived performances (or outcome) in relation to his or her expectations. (p. 36). Kepuasan pelanggan atau pelanggan dapat diartikan sebagai perasaan senang atau kecewa (ketidakpuasan) seseorang setelah

membandingkan kinerja (performance) produk dengan apa yang diharapkan (expectation).

2.2.7.Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan Terhadap Kesetiaan Pelanggan

Pada saat individu mempercayai pihak lain dalam hubungan

interpersonal, individu akan menggantungkan dirinya pada pihak lain

tersebut dan individu akan mempunyai komitmen dalam hubungan

(39)

mempertahankan hubungan tersebut. Demikian juga halnya jika entitas

yang dipercayai individu adalah organisasi, maka individu memiliki niat

(intention) untuk mempertahankan hubungannya dengan organisasi

tersebut. (Darsono, 2008:13)

Proposisi yang ditunjukkan oleh Ferrinadewi (2004) adalah

kepercayaan terbentuk dari kepuasan pelanggan yang kemudian menjadi

indikasi awal terbentuknya kesetiaan pelanggan. Sedangkan kesetiaan

pelanggan merupakan suatu tahap pencapaian yang menguntungkan bagi

perusahaan yang menunjukkan konsistensi hubungan antara pelanggan

dan perusahaan. Hal ini karena kesetiaan pelanggan dapat mengurangi

biaya pemasaran dan dapat menarik pelanggan-pelanggan baru. Selain itu,

kesetiaan pelanggan menyebabkan perusahaan dapat bertahan dari

persaingan suatu industri yang sangat ketat. Upaya-upaya perusahaan

untuk membentuk pelanggan-pelanggan yang setia menyebabkan

sifat-sifat pelanggan yang manja dan banyak menuntut dari perusahaan. Hal

yang akan tetap bertahan untuk beberapa tahun ke depan adalah

pentingnya membentuk kepuasan yang total bagi pelanggan. Bukan saja

agar pelanggan tidak kecewa, tetapi juga memberikan nilai-nilai daya

guna kepada mereka agar tidak berpindah ke para pesaing. (Darmawan,

2005:50)

Kepuasan memiliki peran penting dalam membentuk loyalitas,

terutama loyalitas yang berada pada tahap afektif. Kepuasan yang

(40)

(quality-based), atau atas dasar harga (price-based). Loyalitas afektif yang didasari oleh kepuasan masih rentan berpindah merek. Kerentanan itu

terutama disebabkan oleh upaya persuasif dari pesaing agar berpindah

merek, keinginan untuk mencoba merek lain, penurunan kualitas produk

Jadi, dapat disimpulkan bahwa outcomes dari kepuasan adalah loyalitas, dan kepuasan memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas. (Darsono,

(41)

Kepercayaan (X1) 2.3. Kerangka Konseptual

Value to Price

Relationshis X2.1

(42)

1. Diduga bahwa terdapat pengaruh positif faktor Kepercayaan terhadap

Kesetiaan Pelanggan.

2. Diduga bahwa terdapat pengaruh positif faktor Kepuasan terhadap

(43)

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk mempermudah pengertian dan menghindari kesalahan

persepsi maka penulis perlu menguraikan dimensi operasional dalam

penelitian ini, yaitu :

a) Kesetiaan pelanggan (Y)

Merupakan bentuk kesetiaan terhadap pengecer secara keseluruhan

dengan indicator (Japarianto, 2007:36) :

1. Say positive thing adalah mengatakan hal yang positif tentang produk yang telah dikonsumsi

2. Recommend friend, adalah merekomendasikan produk yang telah dikonsumsi kepada teman

3. Continue purchasing adalah pembelian yang dilakukan secara terus menerus terhadap produk yang telah dikonsumsi.

b) Kepercayaan (X1)

Kepercayaan didefinisikan sebagai suatu kerelaan untuk bergantung

kepada partner dalam suatu hubungan transaksi dimana dalam diri

partner itulah diletakkan keyakinan. Untuk mengukur kepercayaan

digunakan dua dimensi pengukuran, yakni kejujuran (honesty) dan

(44)

kebaikan merupakan keyakinan bahwa mitra kerja memperhatikan

kesejahteraan perusahaan yang diajak bekerjasama. (Kumar, Nirmalya,

dkk 1995, hlm. 350). Dengan indikator :

a) Komunikasi (X1.1) didefinisikan sebagai pertukaran informasi

yang berharga dan tepat waktu baik secara formal maupun informal

di antara dua pihak.

b) Reputasi (X1.2) didefinisikan sebagai kepercayaan dari

perusahaan/orang bahwa perusahaan/orang tersebut jujur,

memperhatikan kepentingan rekannya, dan bersikap adil.

c) Kepuasan Pelanggan (X2)

Kepuasan pelanggan atau pelanggan dapat diartikan sebagai

perasaan senang atau kecewa (ketidakpuasan) seseorang setelah

membandingkan kinerja (performance) produk dengan apa yang diharapkan (expectation), dengan indikator (Musanto, 2004 : 126) :

1) Value to Price Relationshis. (X2.1)

Yaitu bahwa hubungan antara harga dan nilai produk ditentukan oleh

perbedaaan antara nilai yang diterima pelanggan terhadap suatu produk

yang dihasilkan oleh badan usaha.

2) Product Quality. (X2.2)

Merupakan mutu dari semua komponen – komponen yang membentuk

(45)

Merupakan komponen – komponen fisik dari suatu produk yang

menghasilkan.

4) Response to and Remedy of Problems (X2.4)

Merupakan sikap dari karyawan dalam menanggapi keluhan serta

masalah yang dihadapi oleh pelanggan.

5) Convenience of acquisition (X2.5)

Merupakan segala kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh

perusahaan terhadap produk yang dihasilkannya.

3.1.1. Pengukuran Variabel

Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval. sedangkan

teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang mempunyai skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 7

Sangat Tidak Setuju...Sangat Setuju

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelanggan

Riez Butik dari bulan Mei 2010 sampai Juni 2010 sejumlah 172

(46)

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus

representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45). Metode

pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan

teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Dengan kriteria :

- Telah melakukan pembelian lebih dari satu kali

- Umur konsumen minimal 18 tahun. Alasannya, sudah cukup dewasa,

mengerti dan memahami akan produk Riez Butik.

- Berdomisili di wilayah Surabaya

Agar jumlah sampel bisa mewakili jumlah populasi yang ada, maka

dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar

(1997:94) yaitu sebagai berikut :

n =

2

N.e 1

N

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran tingkat kesalahan 5%

(47)

n =

Dari hasil tersebut jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak

120 pelanggan .

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua macam:

a. Data Primer

Data primer adalah yang diperoleh dari hasil wawancara dengan

responden, baik secara langsung maupun menggunakan kuisioner berupa

daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dan diberikan pada responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data berupa dukumen yang terdapat pada instansi

yaitu dari Riez Butik dan bagian bagian lain yang terkait untuk

(48)

a. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer

yaitu data yang diperoleh langsung dari tanggapan responden. Dan data

sekunder adalah data tentang Riez Butik yang meliputi data sejarah

perusahaan, lokasi perusahaan, struktur perusahaan serta uraian tugas dan

lain sebagainya.

b. Sumber data dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu memberikan

angket daftar pertanyaan kepada responden.

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan antara

variabel dalam penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang

diperoleh dan dipergunakan dalam penelitian tersebut (Ancok, 1991:63).

Kualitas data yang diperoleh sangat ditentukan oleh kesungguhan

responden dalam menjawab semua pertanyaan penelitian, alat pengukuran

(berupa kuisioner) yang dipergunakan mengumpulkan data tersebut,

apakah memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.

Berdasarkan skala pengukuran yang dipakai dan kuisioner yang

digunakan dalam penelitian ini, maka untuk mengetahui sejauh mana suatu

uji dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur dengan AMOS 4.0,

(49)

ini adalah Structural Equation Modelling (SEM). Penaksiran pengaruh masing-masing variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.

1. Asumsi Model (Structural Equation Modelling)

a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau

dapat diuji dengan metode-metode statistik.

2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi

koefisien sampel dengan standart errornya dan skewnwss value yang

biasanya disajikan dalam statistik deskriptif, dimana nilai statistik

untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z_value. Pada tingkat

signifikan 1% jika Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga

bahwa distribusi data adalah tidak normal.

3. Normal Probabilitas Plot (SPSS 10.1).

4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan

memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga

ada tidaknya linieritas.

b. Evaluasi Atas Outlier

(50)

tingkat P < 0,001. Jarak diuji dengan chi_square [X2] pada df

sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila mahalonobis >

dari nilai X2 adalah multivariate outlier adalah observasi atau data

yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh

dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai

ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi

(Hair, 1998).

c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity

Dengan mengamati Determinan Matriks Covarians. Dengan

ketentuan apabila determinant sample matriks mendekati angka 0

(kecil), maka terjadi multikolinieritas dan singularitas (Tabachnick

& Fidell, 1998).

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh

sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran

atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah

ukuran mengenai konsistensi internal dari indicator-indikator

sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana

masing-masing indicator itu mengindikasikan senuah konstruk yang umum.

Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap

(51)

Sedangkan reliabilitas diuji dengan construc reliability dan variance

extracted dihitung dengan rumus berikut :

Construct Reliability

[standardize loading]2 secara umum, nilai construct reliability yang

dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et.al.,

1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS

4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize

regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.

2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi

terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR (Critical

Ratio) atau P (Probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t

(52)

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural

parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak

mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan

terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model

dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (One Step

Approach to SEM). One Step Approach to SEM digunakan apabila

model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan

reliabilitas data sangat baik (Hair, 1998)

4.Evaluasi Model

Hair et.al.,1998, menjelaskan bahwa pada “confirmatory”

menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas

hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data

empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data,

maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model

teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit”

dengan data. Amos dapat menguji apakah model-model “good fit” atau

“poor fit”. Jadi ,”good fit” model yang diuji sangat penting dalam

penggunaan structural equation modeling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria

(53)

model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM.

Tabel 3.1 : Goodness of Fit Indices

Goodness of Fit Index

Keterangan Cut-Off Value

X2 chi square

Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample [apakah model sesuai dengan data]

Diharapkan kecil, 1 s/d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi square pada sampel besar

≤ 0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda]

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90 C min / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Perbandingan antara model yang diuji

terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

≥ 0,94

(54)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Riez Butik

Maraknya toko yang menjual busana dan aksesoris, membuat

Lilian, dan Khariez berinisiatif mendirikan boutique on line Riez Butik

pada bulan Desember 2005 yang lalu. Boutique yang menjual busana,

sepatu dan aksesoris.

Bisnis ini melayani penjualan busana, sepatu dan aksesoris. Pada

awalnya barang ini hanya merupakan sisa shoping saat travelling, terus

dijual ke teman-teman. Tapi kemudian berkembang menjadi boutique yang

menjual barang-barang yang diambil dari Thailand, Hongkong, dan

lain-lain.

Selain melayani penjualan langsung, Riez butik juga melayani

penjualan online. Awalnya menggunakan "MULTIPLY.COM" sebagai

basis online boutique-nya. Tapi melihat animo/minat para sahabat,

pelanggan, customers yang sangat welcome dan permintaan produk Riez

butik yang sangat banyak, akhirnya Riez butik memutuskan untuk

membuka dan mencoba lebih serius dan lebih baik lagi melayani

(55)

ada. Jika ada baju atau produk yang dimininati segera isi keranjang anda

dengan menekan tombol "ADD TO CART" dan ikuti langkah-langkah

berikutnya. Untuk konfirmasi, melalui YM (spency_chuchu@yahoo.com).

Maka barang yang ada di boutique mereka disimpan 1 x 24 untuk

konfirmasi pembayaran. Cara pembayaran bisa melalui transfer melalui

atm Bank BCA atau Bank Mandiri.

Di samping kualitas yang baik, harga yang sangat kompetitif

jugalah yang kami tawarkan sebagai benefit bagi pelanggan Riez butik.

Ditambah lagi, kami memberikan garansi selama 1 tahun untuk resize

(tidak merubah model dan tanpa tambahan aplikasi) tanpa dipungut biaya

alias gratis.

Kami selalu berusaha memposisikan pelanggan sebagai rekanan

sehingga dalam mendiskusikan desain, bahan, maupun aplikasinya selalu

diupayakan untuk menghasilkan kesepakatan yang win-win (saling

menguntungkan) bagi kedua pihak. Untuk penggarapannya, kami

didukung oleh tim yang berpengalaman dan memiliki skill serta

keterampilan yang baik. Kami pun memperlakukan para karyawan Riez

butik seperti sebuah keluarga. Dengan demikian seluruh karyawan dapat

bekerja dengan baik dan penuh kejujuran karena pendekatan personal yang

(56)

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui

gambaran jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner

terhadap unsur-unsur yang ada pada setiap variabel.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada

Tabel 4.1. Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 120 responden 25

responden (18,2%) adalah laki-laki, 95 responden (81,8%) perempuan.

Tabel 4.1

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah Persentase

Laki-Laki 25 18,2

Perempuan 95 81,8

Total 120 100 Sumber : Lampiran.

b. Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berusia 36–45

tahun sejumlah 44 orang (37%) selanjutnya, yang berumur sekitar 25–35

tahun sejumlah 30 orang (25%), selanjutnya responden yang berusia lebih

dari 46-55 tahun sejumlah 26 orang (22%) dan yang terakhir adalah

(57)

Identitas Responden Menurut Umur

No Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 25 – 35 tahun 30 25 2. 36 – 45 tahun 44 37 3. 46 – 55 tahun 26 22 4. > 55 tahun 20 16

Total 120 100

c. Deskripsi responden berdasarkan kelompok pendidikan

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden terbesar adalah

berpendidikan D3 sebanyak 72 orang (60%), selanjutnya responden yang

berpendidikan S1 sebanyak 32 orang (27%), dan D1 masing-masing

sebanyak sejumlah 12 orang (10%), SMU sejumlah 4 orang (3%).

Tabel 4.3

Identitas Responden Menurut Pendidikan

No Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. SMU 4 3

2. D1 12 10

3. D3 72 60

4. S1 32 27

Total 120 100

(58)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

para responden yang berjumlah 120 orang diperoleh jawaban sebagai

berikut :

Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepercayaan (X1) dilakukan Riez Butik dalam melayani reputasi Riez Butik baik dari segi kejujuran dan

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)

(59)

Kepuasan (X2)

Kualitas produk di Riez Butik sudah cukup sesuai dengan harga yang ditawarkan.

0% 0% 12.5% 22.5% 10.8% 23.3% 30.8% 100%

0 0 18 22 21 34 25 120 2

Produk di Riez Butik mempunyai nilai tambah yang

tinggi. 0% 0% 15% 18.3% 17.5% 28.3% 20.8% 100%

2 2 10 7 46 49 4 120 3

Kelengkapan Produk di Riez Butik sangat

menjanjikan. 1.7% 1.7% 8.3% 5.8% 38.3% 40.8% 3.3% 100%

4

Dalam menanggapi keluhan pelanggan Riez Butik sudah sangat baik dalam menanganinya.

5 5 10 21 32 42 5 120

4.2% 4.2% 8.3% 17.5% 26.7% 35% 4.2% 100%

5

Produk di Riez Butik mempunyai nilai tambah yang tinggi.

3 5 9 11 47 39 6 120

2.5% 4.2% 7.5% 9.2% 39.2% 32.5% 5% 100%

Jumlah 10 12 62 88 169 192 73 600

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)

(60)

Kesetiaan (Y)

mengatakan hal yang positif tentang produk yang dijual di Riez Butik. produk yang dijual di Riiez Butik kepada teman. produk di Riez Butik.

0% 0% 9.2% 18.3% 48.3% 23.3% 0.8% 100%

Jumlah 1 3 35 41 142 133 15 360

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)

(61)

Tabel 4.7. Hasil Uji Outlier Multivariate Standard Error of

Predicted Value 4.236 15.012 9.279 2.262 120 Adjusted Predicted Value -2.456 95.530 60.846 17.547 120 Residual -65.427 58.293 0.000 30.182 120 Centered Leverage Value 0.010 0.218 0.083 0.045 120

Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukan pengujian ditemukan

bahwa tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD

Maksimum 25,972 < 29,588

4.2.3. Uji Reliabilitas

(62)

X11 0.785

Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi

reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu

item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan

mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien

Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada

indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena

nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator

yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha.

Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi.

Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap

construct di atas menunjukkan kurang baik dimana koefisien Cronbach’s

Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang

(63)

Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa

factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap

construct belum seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap

konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya kurang baik.

4.2.5. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal crobach’s alpha,

perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance eztracted.

Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang

akan memberikan penelitian kepercayaan diri yang lebih besar bahwa

(64)

Konstrak Indikator

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.

Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belumseluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted

direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.2.6. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan kurtotis value dari data

(65)

lebih besar dari nilai kritis maka distribusi data adalah tidak normal.

Tabel 4.11. Assessment of Normality

Variable min Max kurtosis c.r.

X11 5 7 -0.262 -0.585

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data

yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai

statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih

besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak

normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01

[1%] yaitu sebesar ± 2,58.

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di luar ±

2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak

menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou [1987]

bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum

likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih

dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan

(66)

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural

parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak

mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan

terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model

dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one – steep

approach to SEM). One – steep approach to SEM digunakan bila model

dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik

(Hair, et,al, 1998).

Gambar 4.1. Model Pengukuran dan Struktural

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Trust, Satisfaction, & Loyalty

Model Specification : One Step Approach - Base Model

(67)

Kriteria Hasil Nilai

Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang kurang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta.

Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL

Trust, Satisfaction, & Loyalty

Model Specification : One Step Approach - Eliminasi - Modifikasi

(68)

Kriteria Hasil Nilai Kritis

Evaluasi Model

Cmin/DF 1.126 ≤ 2,00 baik Probability 0.301 ≥ 0,05 baik RMSEA 0.033 ≤ 0,08 baik GFI 0.952 ≥ 0,90 baik AGFI 0.914 ≥ 0,90 baik TLI 0.969 ≥ 0,95 baik CFI 0.979 ≥ 0,94 baik

4.2.8. Uji Kausalitas

Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 7.715.216.601 > 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya

sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini.

Tabel 4.14. Data Uji Kausalitas

Ustd Std

(69)

Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis

yang menyatakan bahwa :

a) Faktor Trust berpengaruh positif terhadap Faktor Loyalty, dapat

diterima [Prob. kausalnya 0,073 ≤ 0,10 [signifikan [positif].

b) Faktor Satisfaction berpengaruh positif terhadap Faktor loyalty, tidak

dapat diterima [Prob. kausalnya 0,736 > 0,10 [tidak signifikan

[negatif].

4.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan

bahwa terdapat pengaruh positif antara Kepercayaan terhadap Kesetiaan

Pelanggan dan tidak terdapat pengaruh antara Kepuasan terhadap

Kesetiaan Pelanggan.

4.4.1. Pengaruh Kepercayaan Terhadap Kesetiaan Pelanggan

Untuk hipotesis pertama terdapat pengaruh positif antara

Kepercayaan terhadap Kesetiaan Pelanggan. Secara hasil ini membuktikan

bahwa Riez Butik sudah dapat memberikan kepercayaan terhadap

pelanggannya, baik dari segi keamanan maupun garansi dari pihak Riez

Butik. Hal ini sesuai dengan teori Darsono (2008:13) Pada saat individu

(70)

mempunyai komitmen dalam hubungan tersebut. Komitmen ini akan

membuat individu memiliki niat untuk mempertahankan hubungan

tersebut. Demikian juga halnya jika entitas yang dipercayai individu

adalah organisasi, maka individu memiliki niat (intention) untuk

mempertahankan hubungannya dengan organisasi tersebut.

Secara empiris kepercayaan memiliki pengaruh positif terhadap

kesetian pelanggan, hal ini dikarenakan Riez Butik sangat sering menjalin

komunikasi yang ditunjukan dengan meningkatnya frekuensi komunikasi

dalam melayani permintaan para pelanggan. Frekuensi atau kuantitas

komunikasi yang dilakukan menunjukkan pada seberapa sering Riez Butik

melakukan kontak dengan pelanggan. Interaksi yang dilakukan Riez Butik,

tanpa paksaan mengarah pada berbagai bentuk uusaha dari pihak butik

untuk mempengaruhi pelanggan dalam mengubah tingkah laku dengan

tanpa paksaan.

4.4.2. Pengaruh Kepuasan Terhadap Kesetiaan Pelanggan

Untuk hipotesis kedua tidak terdapat pengaruh antara Kepuasan

terhadap Kesetiaan Pelanggan. Secara hasil ini menunjukkan bahwa

konsumen dari Riez Butik adalah pelanggan setia, yang tidak

mementingkan kepuasan. Jadi pelanggan yakin akan pelayanan Riez Butik

(71)

membentuk loyalitas, terutama loyalitas yang berada pada tahap afektif.

Kepuasan yang mendasari terbentuknya loyalitas afektif dapat didasarkan

atas kualitas (quality-based), atau atas dasar harga (price-based). Loyalitas afektif yang didasari oleh kepuasan masih rentan berpindah merek.

Kerentanan itu terutama disebabkan oleh upaya persuasif dari pesaing agar

berpindah merek, keinginan untuk mencoba merek lain, penurunan

kualitas produk Jadi, dapat disimpulkan bahwa outcomes dari kepuasan adalah loyalitas, dan kepuasan memiliki pengaruh positif terhadap

loyalitas.

Secara Empiris tidak adanya pengaruh antara kepuasan terhadap

kesetiaan dikarenakan para pelanggan berfikiran bahwa harga yang

ditawarkan telah sesuai dengan kualitas produk, tetapi terdapat para

pelanggan masih kurang nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh

pihak Riez Butik. Hal inilah yang menjadi kendala dalam menjalin

kesetiaan pelanggan, dikarenakan pelanggan masih mencari-cari tempat

(72)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural

Equation Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan

sebagai berikut :

a. Kepercayaan berpengaruh positif terhadap Kesetiaan Pelanggan

b. Kepuasan tidak berpengaruh terhadap Kesetiaan Pelanggan.

5.2. Keterangan

a. Kepercayaan mampu meningkatkan kesetiann pelanggan, hal ini

dikarenakan Riez Butik sangat sering menjalin komunikasi yang

ditunjukkan dengan meningkatnya frekuensi komunikasi dalam melayani

permintaan para pelanggan.

b. Kepuasan tidak mampu meningkatkan kesetiaan pelanggan, hal ini

dikarenakan para pelanggan berfikiran bahwa harga yang ditawarkan telah

sesuai dengan kualitas produk, tetapi terdapat para pelanggan masih

merasa kurang nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak Riez

(73)

Sehubungan dengan permasalahan dari hasil analisa data yang

telah disajikan dihasil penelitian,maka dapat dikemukakan beberapa saran

yang bermanfaat, antara lain :

a. Trust terhadap penjual bergantung pada keahlian, kemampuan untuk

menyenangkan dan kesamaan penjual dengan konsumen. Oleh karena

itu menumbuhkan kepercayaan kepada pelanggan hendaknya menjadi

perhatian yang khusus.

b. Perlu membangun persepsi mengenai reputasi mereka dengan

berbagai cara, misal: mempublikasikan kesaksian konsumen ketika

bertransaksi.

c. Sebagai pertimbangan untuk penelitian berikutnya, disarankan agar

menggunakan variabel lain diluar penelitian ini yang diduga

mempunyai hubungan dengan kinerja karyawan seperti motivasi,

Gambar

Gambar 4.2: Model Pengukuran dan Struktural .................................................52
Tabel .1.1 Data Penjualan Produk Riez Butik
Tabel 3.1 : Goodness of Fit Indices
Tabel 4.1. Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 120 responden 25
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peserta PKKMB periode Januari tahun 2021 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun Akademik 2020/2021 yang tidak lulus atau tidak mengikuti kegiatan PKKMB tahun ini

Ampok (corn hominy) adalah produk samping yang jumlahnya cukup besar mencapai 35% dari total biji jagung yang digiling.. tingginya produksi jagung maka produksi ampok

The conclusion from this research is that the internet utilization has successfully improved the sector of entrepreneurship in Indonesia, using the case of Kampung

Hal yang sama juga disebutkan oleh subjek NP pada wawancara pertama (31 Oktober 2015) dimana ia memilih untuk berkegiatan atau mengikuti kegiatan kelompok

Adanya sikap yang ditunjukkan ibu seperti memberikan kritikan terhadap anaknya terkait dengan bentuk tubuh anaknya, selalu mengutarakan perasaan ketidakpuasan tubuh kepada anak,

Analisis isi (content analysis) , yaitu data-data yang dikumpulkan adalah data-data yang bersifat deskriptif tekstual, maka dalam mengolah data peneliti menggunakan

Lengan kanan pada akhir dorongan, lengan kiri dalam tarikan kaki kanan masih naik ke atas kaki kiri pada akhir tendangan dengan sikap

KUBERDIRI (JANJI PENEBUS) Key - D Words and Music by Yoshua Perwirana, Maya Setiawan &amp; Dita Soedarsono. Verses from “Standing on the Promises”