• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH III KOTA BIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH III KOTA BIMA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

53

INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH III KOTA BIMA

Nova Puspitasari1, Muslim2, Sri Jamilah3

Pendidikan Islam Anak Usia Dini, IAI Muhammadiyah Bima

Corresponding Author: Nova puspitasari, e-mail: naufalpuspita99@gmail.com

ARTICLE INFO Article history:

Received 12, 07, 2023

Revised 20, 07, 2023

Accepted 10, 03, 2023

ABSTRAK

Pendidikan karakter disekolah biasanya dilakukan oleh guru melalui contoh secara langsung dan melalui desain pembelajaran disekolah. Disekolah desain pembelajaran pendidikan karakater sengaja disusun untuk membantu proses belajar peserta didik dengan tahapan serta tujuan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini; (1) Bagaimanakah proses internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini di taman kanak-kanak ; (2) apasajakah Kendala internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini di taman kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima. Tujuan penelitian ini adalah; (1) Untuk mengetahui proses internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini, (2) Untuk mengetahui kendala internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini di taman kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena- fenomena yang ada tanpa adanya rekayasa. Hasil penelitian ini mennukan bahwa; (1) proses internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini dilaksanakan dengan menggunakan metode pembiasaan, p_ISSN: 2655593 & e_ISSN: 27456439 Volume 5, Issue 1, Maret 2023

(2)

54

metode keteladanan dan metode cerita, sedangkan (2) kendala internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia yaitu dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal.

Kata Kunci : Pendidikan karakter, Anak Usia Dini.

How to Cite : Nova Puspitasari, Ihwan P Syamsudi, dan Sri Jamilah, (2023), Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah III Kota Bima, Pelangi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Islam Anak Usia Dini, 4 (2), hal. 53-64.

DOI : https://doi.org/10.52266/pelangi.v4i1.766

Journal Homepage :https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/pelangi This is an open acc : ess article under the CC BY SA license

PENDAHULUAN

Pendidikan karakter adalah suatu usaha pengembangan dan mendidik karakter seseorang yaitu kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti sehingga menjadi lebih baik. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.1

Tujuan pendidikan nasional dalam rangka mengemban kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan, dan

1 Ardan, Implementasi Pendidikan Karakter Proses Pembelajaran Matematika Pada Kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa, (Makasar: Universitas Alaudin Makasar,2017), hal. 8.

2 Prabandi, “Implementasi Pendidikan Karakterdi Sekolah Dasar”,(Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 1 No. 2, 2020), hal. 77.

(3)

55

teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.3

Pendidikan yang kurang menekankan pada aspek penanaman karakter menimbulkan berbagai macam permasalahan di kalangan peserta didik. Hal tersebut terlihat dari berbagai masalah yang bermunculan sebagai akibat dari menurunya kualitas nilai-nilai karakter adalah sering terjadi berbagai tindak kekerasan seperti tawuran antar peserta didik, mencontek, bullying, berbagai tindak asusila, perusakan fasilitas sekolah oleh peserta didik, meningkatnya penggunaan narkoba dan lain sebagainya. Pendidikan karakter dianggap sebagai solusi dalam menghadapi permasalahan demoralisasi para penerus generasi bangsa terutama peserta didik tersebut.4

Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter yang utama yang menjadi ujung tombak penerapan karakter di kalangan peserta didik di sekolah terutama pada anak usia dini, yakni karakter jujur (dari olah hati), cerdas (dari olah pikir), tangguh (dari olah raga), dan peduli (dari olah rasa dan karsa). Karakter berkaitan dengan sopan santun, moralitas, menghargai diri sendiri, ambisi, memilih teman dekat, kesigapan, kehendak, dan modernitas. Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan pendidikan yang berkaitan dengan kualitas instrinsik individu seutuhnya, baik kepribadian, watak, temperamen, bakat, interaksi manusia dengan Tuhan, interaksi manusia dengan sesama, dan interaksi manusia dengan lingkungan sekitar.5

Pendidikan karakter disekolah biasanya dilakukan oleh guru melalui contoh secara langsung dan melalui desain pembelajaran disekolah. Disekolah desain pembelajaran pendidikan karakater sengaja disusun untuk membantu

3Hendurian dan Jacobus, “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Melalui Keteladanan dan Pembiasaan”, (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, Vol. 1, No. 2, 2016), hal. 26.

4Wardani, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Tematik Pada Peserta Didik di Sekolah Dasar, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2019), hal. 3.

5 Agus Salam, Ikhwanuddin, Sri Jmilah, “Pendidikan Karakter Anak Usia Dini”, (Jurnal Pelangi, Vol. 4, No. 1, 2022), hal. 57.

(4)

56

proses belajar peserta didik dengan tahapan serta tujuan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan oleh peneliti tentang internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter anak usia dini di taman kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima tidak terlepas dari adanya perencanaan dan pengembangan pembelajaran, diantaranya pembiasaan penanaman karakter anak ketika datang pagi kesekolah disambut oleh guru kemudian anak-anak mengucapkan salam, bersalaman. Pada saat anak masuk di taman kanak-kanak anak sudah terbiasa menyimpan sepatu dan tasnya diloker. Penerapan dan perencanaan serta pelaksanaan dalam pembiasaan yang dilakukan anak tentunya tidak terlepas dari peran guru dalam mengembangkan perkembangan karakter anak.6

Pada saat proses belajar mengajar penanaman nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini di taman kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima dilaksanakan dengan menggunakan tehnik belajar sambil bermain. Tehnik belajar sambil bermain yaitu ; (a) menggunakan media saat pembelajaran, seperti media gambar, (b) ,enggunakan lagu yang memiliki unsur pendidikan karakter yang mudah di pahami oleh anak, seperti lagu “Aku Anak Mandiri”, (c) menggunakan permainan tradisional yang berkaitan dengan pendidikan karakter contohnya, permaianan “Bermain Peran”.

Proses penanaman nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini di taman kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima, guru menyiapkan tema belajar yang di tuangkan dalam RPPH, diantaranya yaitu tema disiplin dan moral. Meskipun penanaman nilai-nilai pendidikan karaakter pada anak usia dini sudah dilaksanakan oleh guru di taman kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima, namun terdapat beberapa kendala pada faktor anak, faktor lingkungan dan faktor keluarga, seperti didikan dari orang tua yang masa bodoh terhadap karakter

6Observasi, Pada Tanggal 1 Februari 2021, Pukul 09: 30.

(5)

57

anak yg nakal, pergaulan anak yg tidak di pantau oleh orang tua, dan kurangnya inisiatif orang tua terhadap pendidikan sekolah anaknya.

KAJIAN TEORI Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan usaha unruk mendidik anak agar mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.7 Tujuan pendidikan karakter anak usia dini untuk mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu pancasila, maliputi; (a) mengembangkan potensi anak usia dini agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik, (b) membangun bangsa yang berkarakter pancasila, (c) mengembangkan potensi anak usia dini agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.8

Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun.

Anak usia dini adalah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. 9 Nilai pendidikan karakter yang ditanamkan pada anak usia dini, antara lain:10 1) Religius yaitu Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, 2) Disiplin yaitu perilaku yang tertib dan patuh dalam berbagai peraturan dan ketentuan, 3) Jujur yaitu Perilaku yang didasarkan yang menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya,4) Mandiri yaitu sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam melakukan sesuatu.

7 Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2021), 16.

8 Agus Salam, Ikhwanuddin, Sri Jamilah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jurnal Pelangi, Vol. 4, No. 1, 2022) 74.

9 Sunan,Kemampuan Membaca Huruf Abjad Bagi Anak Usia Dini Bagian Dari Perkembangan Bahasa, “Jurnal Pendidikan”, No. 2, Volume 1, (2017), 2.

10 Agus Salam, Ikhwanuddin, Srijamilah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,(Jurnal Pelangi, Vol. 4, No. 1, 2022), 75.

(6)

58

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada tanpa adanya rekayasa.11 Penelitian dilaksanakan di taman kanak- kanak Aisyiyah III Kota Bima. Subjek yang dalam penelitian anak adalah kepala sekolah, guru dan orang tua anak di taman kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima.

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah; (a) observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik atau cara mengumpulkan

data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.12 Observasi ini dilakukan untuk mengetahui proses internalisasi

nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini dan kendala internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini di taman kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima, (b) Wawancara. Subjek yang diwawancarai adalah

kepala sekolah, guru dan orang tua murid.

Tabel 1

Lembar Wawacara N

o

Resp onden

Pertanyaan

1 Kepal a Sekolah dan Guru

1. Bagaimana proses yang dilakukan oleh guru untuk membentuk karakter anak usia dini di Tk Aisyiyah III Kota Bima?

2 Kepal a sekolah, guru dan orang tua murid

1. Apasaja kendala yang dialami oleh guru kepala sekolah dan orang tua murid dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada anak.

11 Sugiyono, MetodePenelitianPendekatanKualitatif, Kuantitatif Dan R&D, (Bandung:CV.

Alfabeta, 2013), 21.

12Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2010), 220.

(7)

59

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter anak usia dini di taman kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima

Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter di taman kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima dilaksanakan melalui; (a) metode pembiasaan, seperti anak terbiasa mengucapkan salam kepada guru, terbiasa membaca doa sebelum belajar, terbiasa melaksanakan sholat secara berjamaah dan anak terbiasa memberi salam kepada guru sebelum pulang, (b) metode keteladanan, seperti anak mampu menirukan gerakan cara mengambil air wudhu, menirukan gerakan sholat dan anak mampu menghafal doa-doa pendek, (c) metode cerita, seperti anak mampu menceritakan aktifitas yang dilakukan dirumahnya, anak juga mampu membagi cerita tentang teman-teman dilingkungan masyarakat.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Novan Ardy Wiyani yang menyebutkan bahwa proses penanaman nialai-nilai pendidikan karakter anak usia dini di lakukan dengan metode pembiasaan. Dalam proses internalisasi nilai pendidikan karakter, terdapat metodelogi agar akselerasi internalisasi tersebut dapat di wujudkan pada diri anak usia dini, metodeloginya adalah sebagai berikut: Metode pembiasaan merupakan upaya kebiasaan yang harus di terapkan agar terbiasa pada poros hal-hal baik, salah satunya adalah karakter mandiri dan perlu dihidupkan dan dimiliki oleh anak usia dini, sebab anak usia dini belajar untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan tak terduga sebagai kebutuhan etika dan fisik mereka, anak usia dini akan memperoleh kebiasaan dengan cara bermain sambil belajar, apa yang mereka senangi, dan kapan waktu mereka untuk tidur semua kegiatan tersebut untuk membentuk karakter mandiri. Kemandirian itu akan membentuk kemampuan mereka untuk melakukan aktifitas sederhana sehari-hari seperti makan tanpa disuapin, mampu

(8)

60

memakai kaos kaki, sepatu, baju dan dapat menyiman kembali mainan yang telah digunakan.13

Sedangkan metode pembiasan guru, seperti guru memberikan contoh secara lisan dan tingkah laku atau keteladanan yang dilihat langsung oleh peserta didik dan memberikan kalimat-kalimat positif dan semangat untuk dapat terus melakukan perilaku sopan contohnya mengucapkan salam dan disiplin seperti menaruk sepatu dan tas ditempat rak sepatu dan tas ditempat kurisnya masing-masing.

Metode pembiasaan ini sebagai bentuk akselerasi atau praktik sebagai bentuk pengajaran secara langsung, metode ini memperlihatkan tingakah laku yang baik kepada anak-anak supaya anak-anak mengikuti tingkah laku itu, secara sadar anak-anak akan digiring pada upaya membentuk karakter seperti kepedulian, berbagi, menghormati dan lain-lain.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fadillah dan Khorida bahwa proses internalisai nilai-nilai pendidikan karakter anak usia dini menggunakan metode keteladanan. Menggunakan metode pembiasaan dengan cara membiasakan, metode ini sangat membekas di hati anak-anak, sebab disini anak-anak di didik dengan cara mencontohkan kebiasaan secara langsung. Misalnya memperlihatkan kita untuk tidak berbohong dihadapan anak-anak, secara otomatis akan diikuti oleh anak-anak sebagai bentuk pengajaran kejujuran.14

Metode cerita, guru melaksanakan dengan cara memberikan pembiasaan kepada peserta didik yaitu dengan bercerita dan mengingatkan kembali dengan cara membacakan hadits nabi menyebarkan salam.15 Hal tersebut sejalan dengan penelitian ainal Fanani bahwa metode bercerita juga dapat dimasukkan dalam proses inernalisasi nilai-nilai pendidikan karakter anak usia dini, dalam metode

13 Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2021), 30-31.

14 Ibid, 167.

15 Yeni nurmalasari, Wawancara, Taman Kanak-Kanak Aisyiyah III Kota Bima, 31 Mei 2022, Pukul 10 : 30.

(9)

61

ini anak-anak diajarkan akhlak atau kepribadian lewat kisah, sebab dalam isi cerita anak-anak dapat mengambil makna atau paling tidak menambah wawasan untuk pembentukan kepribadian dan akhlak. Misalnya kisah-kisah tentang jaman rasullah, dimana kisah rasulullah bermakna sangat baik untuk perkembangan moralitas spiritual dan karakter anak.

Fungsi cerita atau kisah islam dalam pendidikan anak adalah sebagai berikut : a), sebagai sarana kontak batin antara guru dana anak-anak. b) sebagai media pesan moral atau nilai-nilai ajaran tertentu. c), sebagai metode untuk memberikan bekal kepada anak didik agar mampu melakukan proses identifikasi diri maupun identifikasi perbutan ( Akhlak), d) sebagai sarana pendidikan emosional anak didik.16

2. Kendala Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima

a. Faktor Internal; (1) Anak memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang cepat mengerti dan memehami aturan yang dibuat oleh guru, (2) Ada sebagian anak yang cenderung memiliki krakter manja, karakter semacam ini sulit mengembangkan kemampuannya, sebab segala keperluannya terbiasa dikerjakan oleh orang lain.17 Hal ini sejalan dengan pendapat Hendricks bahwa kemandirian pada anak usia dini tentu berbeda dengan kemandiriannya karena anak usia dini merupakan kemampuan penyesuaian antara tugas dan perkemabngannya seperti belajar berjalan, belajar makan, belatih berbicara, serta kontak dan interaksi dengan lingkungan dean orang lain, jika anak usia dini sudah mampu melakukan tugas-tugas perkembangannya berarti mereka sudah dikatakan

16 Ibid, hal. 180.

17 Sri Khairulina, Wawancara, Taman Kanak-Kanak Aisyiyah III Kota Bima, 7 Juni 2022, Pukul 09:30.

(10)

62

mandiri. 18 (b) Orang tua, orang tua tidak memperhatikan kebutuhan pendidikan anak dan kadang tidak sejalan antara konsep pembelajaran di sekolah dengan dirumah.

Sejalan dengan pendapat Aristotle bahwa yang membentuk kepribadian kita adalah apa yang kita lakukan secara berulang- ualng. Karena itu, kesempurnaan tidaklah dicapai dengan tindakan sekali saja, tetapi oleh serangkaian kebiasaan baik yank kita lakukan berulang-ulang. Pendapat aristotle memungkinkan orang tua membentuk karakter anak sedini mungkin jika karakter tersebut dibentuk kepada anak sejak dini, tentu akan menjadi hal yang berharga dirasakan oleh orang tua.19

b. Faktor eksternal; (1) lingkungan; (a) adanya pengaruh teman sebaya dilingkungan sosial sehingga menghambat proses internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter, (b) anak dibiarkan menggunakan handphone dengan membuka fitur youtube yang tidak sejalan dengan nilai pendidikan karakter.

Hal ini sejalan dengan pendapat Ki hajar dewantara dalam konsep pendidikan ada yang disebut sebagai tri pusat pendidikan salah satunya adalah lingkungan masyarakat, Lingkungan masyarakat iyalah lingkungan yang berada disekitar anak diluar lingkungan keluarga dan sekolah. Masyarakat sebagai ruang pendidikan non formal juga menjadi bagian penting dalam proses pendidikan, masyarakat memiliki peraranan yang besar dalam pengaruh pendidikan.20

Anak perlu diperkenalkan dengan lingkungan masyarakat yang baik, mulai dari teman maupun tempat lingkungan tingal.

18 Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2021) 89.

19 Ibid, hal. 109.

20 Ibid, hal. 112.

(11)

63

Pengaruh lingkungan masyarakat tidak hanya ada pengaruh positif yang menuntut anak-anak saling perduli dan kerjasama, tetapi ada juga hubungan negatif yang dapat menimbulakan perilaku yang tidak baik dan perkataan yang buruk.

SIMPULAN

1. Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter anak usia dini di taman kanak- kanak Aisyiyah III Kota Bima dilaksanakan melalui; (a) metode pembiasaan, seperti anak terbiasa mengucapkan salam kepada guru, terbiasa membaca doa sebelum belajar, terbiasa melaksanakan sholat secara berjamaah dan anak terbiasa memberi salam kepada guru sebelum pulang, (b) metode keteladanan, seperti anak mampu menirukan gerakan cara mengambil air wudhu, menirukan gerakan sholat dan anak mampu menghafal doa-doa pendek, (c) metode cerita, seperti anak mampu menceritakan aktifitas yang dilakukan dirumahnya, anak juga mampu membagi cerita tentang teman- teman dilingkungan masyarakat.

2. Kendala Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Aisyiyah III Kota Bima; (a) Faktor Internal; (1) Anak memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang cepat mengerti dan memehami aturan yang dibuat oleh guru, (2) Ada sebagian anak yang cenderung memiliki krakter tidak mandiri, karakter semacam ini sulit mengembangkan kemampuannya, sebab segala keperluannya terbiasa dikerjakan oleh orang lain. (b) Faktor eksternal; (1) lingkungan; adanya pengaruh teman sebaya dilingkungan sosial sehingga menghambat proses internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter, (2) anak dibiarkan menggunakan handphone dengan membuka fitur youtube yang tidak sejalan dengan nilai pendidikan karakter.

(12)

64

DAFTAR PUSTAKA

Ardan, Implementasi Pendidikan Karakter Proses Pembelajaran Matematika Pada Kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa, (Makasar: Universitas Alaudin Makasar,2017).

Agus Salam, Ikhwanuddin, Sri Jmilah, “Pendidikan Karakter Anak Usia Dini”, (Jurnal Pelangi, Vol. 4, No. 1, 2022).

Hendurian dan Jacobus, “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Melalui Keteladanan dan Pembiasaan”, (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, Vol. 1, No. 2, 2016).

Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2021).

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pt.

Remaja Rosdakarya, 2010).

Sunan,Kemampuan Membaca Huruf Abjad Bagi Anak Usia Dini Bagian Dari Perkembangan Bahasa, “Jurnal Pendidikan”, No. 2, Volume 1, (2017).

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, (Bandung:CV. Alfabeta, 2013).

Sri Khairulina, Wawancara, Taman Kanak-Kanak Aisyiyah III Kota Bima, 7 Juni 2022.

Prabandi, “Implementasi Pendidikan Karakterdi Sekolah Dasar”,(Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 1 No. 2, 2020).

Wardani, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Tematik Pada Peserta Didik di Sekolah Dasar, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2019).

Yeni nurmalasari, Wawancara, Taman Kanak-Kanak Aisyiyah III Kota Bima, 31 Mei 2022.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Studi efektivitas biaya antibiotik pada pasien Community-Acquired Pneumonia di RSUD Dr.Soetomo Surabaya”.. ini disusun untuk memenuhi

Asam fitat yang terlarut bergantung pada pH pelarut, konsentrasi asam asetat yang tinggi akan selaras dengan penurunan pH larutan dan menghasilkan asam fitat yang terlarut

Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat Dari Usus Udang Penghasil Bakteriosin Sebagai Agen Antibakteria Pada Produk-Produk Hasil Perikanan.. Jurnl Saintek Perikanan

Harga bahan didapat dari pasaran, dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan dilokasi

Proses penerapan manajemen risiko yang meliputi identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengelolaan dan pengendalian terhadap 8 (delapan) risiko yaitu risiko kredit,

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, maka peneliti dapat menyimpulkan permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran pada mata pelajaran

students’ narrative writing development and students’ responses toward peer feedbackc.

[r]