• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengalaman Auditor, dan Fee Audit Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan pada masa Pandemi Covid-19 (Studi Empiris Di Kantor Akuntan Publik Di Kota Pekanbaru, Riau)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengalaman Auditor, dan Fee Audit Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan pada masa Pandemi Covid-19 (Studi Empiris Di Kantor Akuntan Publik Di Kota Pekanbaru, Riau)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RAJ, 3 (1) 2023 : 184-193, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.

The Influence of Professionalism, Professional Ethics, Auditor Experience, And Audit Fee on Materiality Level Considerations in Audit Financial Statements During the Covid-19 Pandemic (Empirical Study at Public Accountant Firms in Pekanbaru City, Riau)

Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengalaman Auditor, dan Fee Audit Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan pada masa Pandemi Covid-19 (Studi Empiris Di Kantor Akuntan Publik Di Kota Pekanbaru, Riau)

Kisi Desma Putri¹ Rama Gita Suci²

Adriyanti Agustina Putri³

Universitas Muhammadiyah Riau, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Indonesia

1kisydesmaputrin@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to test the influence of professionalism, professional ethics, auditor experience, and audit fees on materiality level considerations in the examination of financial statements. This research is quantitative. In this study the method used for data collection was a questionnaire. The population in this study is the Public Auditor who works in several Public Accounting Firms in Pekanbaru City. The methods of sample collection is using probability sampling method, and the samples are the auditors who participate obtained 40 respondent. Data analysis techniques is using multiple linier regression, and data obtained processed using SPSS version 25. The results of this study indicate that the professionalism, professional ethics, auditor experience, and audit fees have significant effect on materiality level considerations in the examination of financial statements.

Keywords: Professionalism, professional ethics, auditor experience, audit fees, and materiality level considerations.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme, etika profesi, pengalaman auditor, dan fee audit terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.

Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor Publik yang bekerja di beberapa Kantor Akuntan Publik di Kota Pekanbaru. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan metode probability sampling, dan sampelnya adalah auditor yang berpartisipasi sejumlah 40 responden.

Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda, dan data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme, etika profesi, pengalaman auditor dan fee audit berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.

Kata kunci: Profesionalisme, etika profesi, pengalaman auditor, fee audit, dan pertimbangan tingkat materialitas.

1. Pendahuluan

Menurut Arens, Elder dan Beasley dalam buku berjudul Auditing dan Jasa Assurance (2011) audit adalah pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit dilakukan untuk mengevaluasi laporan keuangan agar tetap terjaga kualitas

(2)

185

laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan akan menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan kedepannya. Proses auditing akan mempertimbangkan apa-apa saja resiko didalam laporan keuangan yang disebut materialitas.

Materialitas itu sendiri merupakan besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin atau mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut (Agoes, 2014). Materilitas sangat penting dalam laporan keuangan karena mempengaruhi hasil akhir audit untuk mengambil keputusan, biasanya bagi pihak eksternal.

Maka dari itu diharuskan untuk melakukan audit dengan sangat cermat dan hati-hati.

Materialitas akan diukur dan dipertimbangkan oleh auditor untuk melihat salah saji pada laporan keuangan. Pertimbangan auditor tentang materialitas adalah suatu masalah kebijakan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Pertimbangan tingkat materialitas ini bersifat relatif karena adanya salah saji dalam jumlah tertentu mungkin saja menjadi material untuk entitas yang berukuran kecil, namun tidak material untuk entitas yang besar. Maka dari itu, pertimbangan tingkat materiliatas suatu laporan keuangan tidak akan sama tergantung pada ukuran laporan keuangan tersebut.

Profesionalisme menurut Arens, dkk (2008) adalah tanggung jawab untuk bertindak melebihi kepuasan yang dicapai oleh si profesional itu sendiri atas pelaksanaan tanggung jawab yang diembannya maupun melebihi ketentuan yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan yang berlaku di masyarakat. Banyak peneliti yang mengatakan bahwa profesionalisme berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas salah satunya pada penelitian Harahap (2020). Sedangkan dalam penelitian Sofia dan Damayanti (2017) mengungkapkan bahwa profesionalisme tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Seorang auditor yang profesional harus bekerja sesuai dengan kode etika profesi yang berlaku. Etika profesi adalah suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya serta menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus dalam kehidupan manusia. Etika profesi berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan menurut penelitian Harahap (2020). Ditentang dalam penelitian Ritonga (2020) yang mengungkapkan bahwa etika profesi tidak berpengaruh terhadap petimbangan tingkat materialitas. Selain profesionalisme dan etika profesi, pengalaman auditor dalam mengaudit laporan keuangan juga diperlukan untuk menghasilkan pertimbangan tingkat materialitas yang baik dan tepat. Pengalaman adalah segala sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya. Pengalaman auditor adalah auditor yang mempunyai pemahaman yang lebih baik, mampu memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalahan- kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasar (Agoes, 2017). Pengalaman auditor menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk mempertimbangkan tingkat materialitas. Tentu saja auditor yang berpengalaman memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap pemeriksaan laporan keuangan. Menurut Harahap (2020) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pengalaman auditor memiliki pengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas karna semakin banyak pengalaman seorang auditor maka pertimbangan tingkat materialitas juga akan semakin baik. Bertolak belakang dengan penelitian Rahmahdita (2019) yang menjelaskan bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Setiap profesi tentunya akan memperoleh fee, termasuk untuk seorang auditor.

Auditor menerima fee sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan bersama klien. Fee audit merupakan fee yang diterima akuntan publik setelah melaksanakan jasa audit, berupa imbalan atau upah (Mulyadi, 2016). Menurut Trinanda (2012) dalam penelitiannya

(3)

186

menjelaskan bahwa fee audit itu tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas karena fee audit tidak bisa dijadikan indikator suatu KAP untuk mempertimbangkan tingkat materialitas dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Dalam penelitian Haq (2018) menyebutkan bahwa fee audit berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas namun pengaruh tersebut cukup rendah.

Sebelumnya sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai pertimbangan tingkat materialitas. Penelitian ini mengembangkan model hipotesis berdasarkan penelitian terdahulu. Penelitian mengenai pengaruh profesionalisme terhadap pertimbangan tingkat materialitas pernah dilakukan oleh Nisa (2017) yang menunjukkan hasil profesionalisme berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dan pengalaman auditor berpengaruh namun etika profesi tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Tahun 2020, Harahap melakukan penelitian dengan judul yang sama namun menunjukkan bahwa profesionalisme, etika profesi, dan pengalaman auditor berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Sahlim (2013) mengatakan pada jurnal nya juga menyebutkan bahwa profesionalisme dan etika profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Penelitian terhadap pertimbangan tingkat materialitas yang hasilnya menunjukkan bahwa profesionalisme berpengaruh sedangkan etika profesi dan pengalaman auditor secara parsial tidak berpengaruh oleh Lestari (2013). Menurut Kusuma (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa profesionalisme, etika profesi, dan pengalaman auditor sama-sama berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Penelitian ini dilakukan pada masa pandemi Covid-19 yang hasilnya mungkin berbeda dengan penelitian terdahulu. Penulis juga menambahkan satu (1) variabel independen yaitu fee audit sesuai dengan saran peneliti terdahulu.

Dengan adanya hasil penelitian beragam, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengalaman Auditor, Dan Fee Audit Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Empiris Di Kantor Akuntan Publik Di Kota Pekanbaru, Riau)”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Haharap (2020) yang berjudul

“Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan”. Penelitian ini akan berbeda dari penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian ini menambahkan satu (1) variabel independen yaitu fee audit yang mengacu pada penelitian Haq (2018). Dan kedua, penelitian sebelumnya oleh Harahap (2020) mengambil sampel di Kota Medan, sedangkan dalam penelitian ini mengambil sampel di Kota Pekanbaru pada masa pandemi Covid-19.

Selain adanya saran dari penelitian terdahulu, peneliti juga menemukan hasil yang tidak signifikan dari pengaruh fee audit terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

2. Tinjauan Pustaka

1. Pertimbangan Tingkat Materialitas

Materialitas menurut SPAP SA Seksi 312 adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut. Sedangkan pertimbangan tingkat materialitas adalah pertimbangan auditor terhadap penghapusan atau salah saji informasi akuntasi dengan mempertimbangkan situasinya sehingga membutuhkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mungkin salah saji tersebut akan mempengaruhi pemakai informasi. Untuk menentukan tingkat materialitas dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang tidak mudah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas secara umum adalah profesionalisme,

(4)

187

integritas, pengalaman dan pengetahuan mendeteksi kekeliruan, independensi auditor, serta etika profesi.

1. Profesionalisme

Profesionalisme adalah roh yang menggerakan, mendorong, mendinamisasi dan membentengi TNO dari tendensi penyimpangan serta penyalahgunaannya secara internal maupun eksternal. Messier et al (2014) mendefinisikan profesionalisme sebagai sikap, tujuan atau kualitas yang menjadi karakter atau menandai suatu profesi atau orang profesional. Jadi bisa disimpulkan bahwa profesionalisme adalah sebuah sikap tanggung jawab yang dilandasi dengan kemahiran serta kemampuan sebagaimana yang sewajarnya dilakukan oleh seorang profesional.

2. Etika Profesi

Dalam etika profesi terdapat beberapa prinsip dasar, yaitu tanggung jawab, keadilan, otonomi, dan integritas moral. Menurut Prakoso (2015), etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada ilmu dan profesi yang disandangnya. Menurut Muchtar (2016), etika profesi merupakan aturan perilaku yang memiliki kekuatan mengikat bagi setiap pemegang profesi. Sedangkan menurut Lubis (1994) etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

3. Pengalaman Auditor

Menurut Mulyadi (2012) pengalaman auditor merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui interaksi. Agoes (2017) menyatakan bahwa pengalaman auditor adalah auditor yang mempunyai pemahaman yang lebih baik, mampu memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasar.

Disimpulkan bahwa pengalaman auditor adalah sebuah proses pembelajaran dan pengembangan kemampuan bagi seorang auditor dari waktu ke waktu baik formal maupun non formal ke pola tingkah laku yang semakin tinggi.

4. Fee Audit

Menurut Mulyadi (2016) fee audit merupakan fee yang diterima akuntan publik setelah melaksanakan jasa audit, berupa imbalan atau upah. Menurut Agoes (2012) fee audit merupakan bentuk balas jasa yang auditor berikan kepada klien, dan besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, dan auditor yang menerima fee lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan audit fee yang lebih kecil. Peter et al (2014) mengatakan bahwa fee audit adalah produk dari harga satuan dan kuantitas jasa audit yang diminta oleh manajemen yang diaudit perusahaan. Jadi, fee audit adalah upah yang harus dibayarkan oleh klien kepada auditor sebagai balas jasa telah melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan klien.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif dengan pendekatan survei.

Penelitian Deskriptif Kuantitatif digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan sebuah fenomena, kondisi, atau pun berbagai variabel penelitian pada kejadian yang sebenar- benarnya. Pendekatan survei merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari sebuah populasi atau kelompok.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana data yang dihasilkan yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa terdapat maksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

(5)

188

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Kota Pekanbaru yaitu sebanyak 7 Kantor Akuntan Publik. Dari 7 KAP tersebut, hanya 6 KAP yang bersedia untuk menerima kuesioner penelitian dengan jumlah auditor yang terbatas yaitu 55. Penyebaran kuesioner penelitian ini dilakukan secara offline dengan mengunjungi Kantor Akuntan Publik di Kota Pekanbaru. Kusioner yang disebarkan sebanyak 55 kuesioner dan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 40 kuesioner. Kuesioner yang tidak kembali atau menolak untuk mengisi sebanyak 15 kuesioner.

1. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini merujuk pada nilai minimum, maximum, rata- rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation) dari seluruh variabel dalam penelitian ini yaitu Profesionalisme (X1), Etika Profesi (X2), Pengalaman Auditor (X3), Fee Audit (X4) dan Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y).

Tabel 1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std.

Deviation

Profesionalisme (X1) 40 55 80 68.32 6.002

Etika Profesi (X2) 40 38 48 43.95 2.601

Pengalaman Auditor (X3) 40 9 12 11.58 0.712

Fee Audit (X4) 40 38 60 50.65 5.442

Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y)

40 28 38 33.95 2.601

Valid N (listwise) 40

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 25, 2022 2. UJI VALIDITAS

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung > r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dengan alpha 0,05, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Dalam penelitian ini df = 40 - 2 = 38, sehingga didapat r tabel untuk df (38) = 0,3120. masing-masing butir pernyataan untuk variabel dependen dan independen diatas kriteria 0,3120 (r tabel).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik masing-masing indikator pernyataan untuk variabel dependen dan independen adalah valid dan layak untuk digunakan sebagai data penelitian.

3. UJI RELIABILITAS

Jika nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,60 maka pertanyaan pada variabel tersebut dinyatakan reliabel, sebaliknya apabila nilai Alpha Cronbach kurang dari 0,60 maka pertanyaan pada variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Profesionalisme (X1) 0,625 Reliabel

Etika Profesi (X2) 0,823 Reliabel

Pengalaman Auditor (X3) 0,828 Reliabel

Fee Audit (X4) 0,634 Reliabel

Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y) 0,724 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 25 , 2022

Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa koefisien reliabilitas variabel independen dan dependen menunjukkan bahwa koefisien cronbach alpha > 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua instrumen dalam penelitian ini adalah reliabel.

(6)

189 4. UJI NORMALITAS

Pada uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu dengan ketentuan apabila nilai signifikansi diatas 5% atau 0,05 maka data memiliki distribusi normal. Sedangkan jika hasil uji One Sample Kolmogorov Smirnov menghasilkan nilai signifikan dibawah 5% atau 0,05 maka data tidak memiliki distribusi normal.

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 40

Normal Parametersa,b

Mean 0,0000000

Std. Deviation 1,14304806

Most Extreme Differences

Absolute 0,108

Positive 0,95

Negative -0,108

Test Statistic 0,108

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 25, 2022

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas kolmogorov – smirnov didapatkan dengan nilai Asymp Sig. 0,200. Maka hasil uji normalitas penelitian ini dapat dikatakan residual berdistribusi normal karena nilai Asymp Sig. 0,200 > 0,05.

5. UJI HETEROSKEDASTISITAS

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas metode glejser. Dasar pengambilan keputusan pada uji ini adalah jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, namun sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan terjadi masalah heteroskedastisitas.

Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.050 2.855 1.769 0.086

Profesionalisme (X1) -0.009 0.057 -0.080 -0.158 0.875 Etika Profesi (X2) -0.055 0.046 -0.212 -1.193 0.241

Pengalaman Auditor (X3)

-0.117 0.187 -0.122 -0.625 0.536

Fee Audit (X4) 0.005 0.063 0.042 0.082 0.935

a. Dependen Variable: Abs_Res

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 25, 2022

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan nilai signifikansi (Sig) antara variabel independen dengan absolut residual lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

(7)

190 6. UJI MULTIKOLINEARITAS

Salah satu cara mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflating factor (VIF). Jika nilai tolerance >

0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dan jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.

Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Profesionalisme (X1) 0,104 9,641

Etika Profesi (X2) 0,845 1,183

Pengalaman Auditor (X3) 0,697 1,434

Fee Audit (X4) 0,104 9,597

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 25, 2022

Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji multikolinearitas pada variabel X1 (Profesionalisme) terhadap Y (Pertimbangan Tingkat Materialitas) dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas karena Tolerance 0,104 > 0,10 dan VIF 9,641 < 10,00. Variabel X2 (Etika Profesi) terhadap Y (Pertimbangan Tingkat Materialitas) dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas karena Tolerance 0,845 > 0,10 dan VIF 1,183 < 10,00. Variabel X3 (Pengalaman Auditor) terhadap Y (Pertimbangan Tingkat Materialitas) dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas karena Tolerance 0,697 > 0,10 dan VIF 1,434 < 10,00. Dan variabel X4 (Fee Audit) terhadap Y (Pertimbangan Tingkat Materialitas) dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas karena Tolerance 0,104 > 0,10 dan VIF 9,597 < 10,00. Dengan hasil data pada tabel 4.9 dinyatakan semua variabel tidak terjadi multikolinearitas.

7. UJI ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono, 2010). Penelitian ini akan melakukan pengujian pengaruh profesionalisme (X1), etika profesi (X2), pengalaman auditor (X3), dan fee audit (X4) terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y).

Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) -7,730 4,969 -1,556 0,129

X1 0,635 0,100 1,464 6,349 0,000

X2 0,220 0,081 0,220 2,729 0,010

X3 0,800 0,325 0,219 2,464 0,019

X4 -0,407 0,110 0,852 -3,705 0,001

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 25, 2022 Y= -7,730 + 0,635 (X1) + 0,220 (X2) + 0,800 (X3) -0,407 (X4)

(8)

191 8. UJI T

Pengujian hipotesis secara parsial (t) dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Adapun nilai t tabel nya dengan rumus t tabel = t (α/2;n-k-1) = t(0,05;40-4-1)

= t (0,025;35) = 2,030.

Tabel 8 Hasil Uji T Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) -7,730 4,969 -1,556 0,129

Profesionalisme (X1)

0,635 0,100 1,464 6,349 0,000

Etika Profesi (X2) 0,220 0,081 0,220 2,729 0,010 Pengalaman Auditor

(X3)

0,800 0,325 0,219 2,464 0,019

Fee Audit (X4) 0,407 0,110 0,852 -3,705 0,001

a. Dependen Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y)

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 25, 2022

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat hasil hipotesis secara parsial (t) yang akan dibahas sebagai berikut ini:

1) Hasil Pengujian Hipotesis H1

Untuk melihat pengaruh Standar Audit (ISA) (X1) terhadap Kualitas Audit di Masa Pandemi (Y) digunakan uji hipotesis secara parsial (t). Dari tabel 4.11 diatas, dapat dilihat dan dibandingkan bahwa t hitung 3,622 > t tabel 2,030108 dan nilai sig. 0,001 < 0,05. Artinya variabel Standar Audit (ISA) (X1) berpengaruh terhadap Kualitas Audit di Masa Pandemi (Y).

Maka dapat diambil kesimpulan hipotesis pertama Ho ditolak dan Ha diterima.

2) Hasil Pengujian Hipotesis H2

Untuk melihat pengaruh Ukuran Perusahaan Klien (X2) terhadap Kualitas Audit di Masa Pandemi (Y) digunakan uji hipotesis secara parsial (t). Dari tabel 4.11 diatas, dapat dilihat dan dibandingkan bahwa t hitung 5,175 > t tabel 2,030108 dan nilai sig. 0.000 < 0.05. Artinya variabel Ukuran Perusahaan Klien (X2) berpengaruh terhadap Kualitas Audit di Masa Pandemi (Y). Maka dapat diambil kesimpulan hipotesis pertama Ho ditolak dan Ha diterima.

3) Hasil Pengujian Hipotesis H3

Untuk melihat pengaruh Fee Audit (X3) terhadap Kualitas Audit di Masa Pandemi (Y) digunakan uji hipotesis secara parsial (t). Dari tabel 4.11 diatas, dapat dilihat dan dibandingkan bahwa t hitung 4,506 > t tabel 2,030108 dan nilai sig. 0.000 < 0.05. Artinya variabel Fee Audit (X3) berpengaruh terhadap Kualitas Audit di Masa Pandemi (Y). Maka dapat diambil kesimpulan hipotesis pertama Ho ditolak dan Ha diterima.

4) Hasil Pengujian Hipotesis H4

Untuk melihat pengaruh Pengalaman Auditor (X4) terhadap terhadap Kualitas Audit di Masa Pandemi (Y) digunakan uji hipotesis secara parsial (t). Dari tabel 4.11 diatas, dapat dilihat dan dibandingkan bahwa t hitung 0,447 < t tabel 2,030108 dan nilai sig. 0.657 > 0.05. Artinya variabel Pengalaman Auditor (X4) tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit di Masa Pandemi (Y). Maka dapat diambil kesimpulan hipotesis pertama Ho diterima dan Ha ditolak.

(9)

192 9. Uji KOEFISIEN DETERMINAN

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 9 Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 0.898a 0.807 0.785 1.207

a. Predictors: (Constant), Fee Audit (X4), Pengalaman Auditor (X3), Etika Profesi (X2), Profesionalisme (X1)

b. Dependen Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y)

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 25, 2022

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan hasil uji koefisien determinasi, disimpulkan bahwa Adjusted R Square atau koefisien determinasi sebesar 0.785 artinya variabel independen (profesionalisme, etika profesi, pengalaman auditor, dan fee audit) dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen (pertimbangan tingkat materialitas) sebesar 78,5% dan sisanya yaitu sebesar 21,5% dijelakan oleh variabel lain seperti standar audit, independensi, pengaruh audit experience dan pengetahuan mendeteksi kecurangan.

5. Penutup

Berdasarkan hasil analisis data untuk membuktikan hipotesis dari permasalahan yang berkenaan dengan profeionalisme, etika profesi, pengalaman auditor dan fee audit terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Profesionalisme berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan masa pandemi Covid-19 pada KAP di Kota Pekanbaru.

b. Etika profesi berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan masa pandemi Covid-19 pada KAP di Kota Pekanbaru.

c. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan masa pandemi Covid-19 pada KAP di Kota Pekanbaru.

d. Fee audit berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan masa pandemi Covid-19 pada KAP di Kota Pekanbaru.

Keterbatasan

Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan dan diharapkan dapat dijadikan sumber ide bagi penelitian selanjutnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut: Hasil penelitian ini hanya berdasarkan jawaban dari responden terhadap kuesioner yang dibagikan, serta tidak didukung dengan wawancara. Penelitian ini dilakukan pada masa pandemi Covid-19 sehingga kurang maksimal karena beberapa Akuntan Publik WFH secara bergantian. Penelitian ini hanya mengambil sampel di KAP pada Kota Pekanbaru yang berjumlah hanya 55 sampel.

Penelitian ini hanya meneliti 4 variabel independen dan 1 variabel dependen.

Daftar Pustaka

Agoes, S. (2014). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik (Vol.

Edisi ke 4). Jakarta: Salemba Empat.

Agoes, S. (2017). Auditing I Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Arens, A. A., & dkk. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi (Vol. Edisi 12). Jakarta: Erlangga.

(10)

193

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2011). Audit dan Jasa Assurance: Pendekatan Terpadu (Penerjemah Herman Wibowo). Jakarta: Salemba Empat.

Gunawan, A. (2021). Sumatrabisnis.com. Retrieved from

https://sumatra.bisnis.com/read/20210517/533/1394686/pemkot-pekanbaru-masih- terapkan-wfh-bagi-pns

Haq, J. A. (2018). Analisis Pengaruh Profesionalisme Auditor Dan Audit Fee Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Kap) Yang Ada Di Surabaya Timur). Skripsi Thesis.

Harahap, E. S. (2020). Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Negeri Sumatra Utara Medan.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2013). Standar Audit 320. Retrieved from http://spap.iapi.or.id/1/files/SA%20300-400/SA%20320.pdf

Lestari, N. M., & Utama, I. M. (2013). Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman, Etika Profesi Pada Pertimbangan Tingkat Materialitas. E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Matsumura, E. M., & Tucker, R. R. (1972). Fraud Detection: A Theoretical. Foundation, 67.

Messier, & dkk. (2014). Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Sistematis. Jakarta: Salemba Empat.

Muchtar, M. (2016). Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan Prospektif Profesi Bidan Dalam Pelayanan Kebidanan di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Mulyadi. (2012). Akuntansi Biaya. Universitas Gajah Mada.

Mulyadi. (2016). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Nisa, A. K. (2017). Pengaruh profesionalisme auditor, etika profesi dan pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit di KAP Wilayah Kota Malang. Undergraduate Thesis.

Peter, & dkk. (2014). Akuntasi Keuangan (Intermediete Financial Reporting) (Vol. 1). Jakarta:

Salemba Empat.

Prakoso, A. (2015). Etika Profesi Hukum. Surabaya.

Rahmadita, S. (2019). Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengalaman Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Dan Independensi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas”. Skripsi. Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang. Skripsi Universitas Multimedia Nusantara.

Ritonga, R. A. (2020). Pengaruh Independensi, Etika Profesi Dan Kualitas Audit Terhadap Tingkat Materialitas. eProceedings of Management, 7.

Sahlim, A. (2013). Pengaruh Profesionalisme Auditor Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. E-Jurnal Binar Akuntansi.

Sovia, I. P., & Damayanti, R. T. (2017). Pengaruh Pengalaman, Profesionalisme, dan Etika Profesi Auditor Terhadap Penentuan Tingkat Materialitas. Widyakala Jornal of Pembangunan Jaya University.

Trinanda, S. (2012). Analisis Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Audit Fee Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan di Pekanbaru. Skripsi Unversitas Islan Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan dalam membuat perencanaan persediaan material dapat menggunakan metode Period Order Quantity supaya total biaya persediaan menjadi minimum, tidak terjadi

Memiliki keterampilan hidup dalam aspek vocational skill dalam bidang produksi bahan bangunan berbahan pasir dengan baik. Memperoleh bekal keterampilan pengelolaan

Permohonan Pemisahan Harta Perkawinan dal am Penetapan i ni di l akukan setel ah perkawinan dilakukan. Permohonan Penetapan ini kemudian dikabulkan / ditetapkan oleh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduga statistik area kecil untuk data cacahan yakni penduga resiko relatif Bayes empirik dari model Poisson-Gamma dengan peubah

Dari hasil analisis data penelitian, menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara keadilan distributif dengan perilaku kerja kontraproduktif sales Nissan Basuki

Laporan yang kami sajikan ini berisi tentang kajian komprehensif tentang permintaan dan penawaran dari produk-produk potential untuk dikembangankan di Kota Parepare

Pada surat Luqman ayat 12-19 ini terdapat sembilan metode pendidikan yang disampaikan oleh Luqman,yaitu: keteladanan, perintah dan larangan yang disertai dengan penjelasan,

Pola jaringan komunikasi yang sering terjadi diantara pembudidaya di desa kanaungan bergantung pada adopter dalam hal ini Abd.Majid , adopter disini memiliki