• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian “Strategi Komunikasi Banjoemas History Heritage Community”, peneliti menggunakan metode kualitatif analisis deskriptif. Menurut Moleong (2005: 6), menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan metode ilmiah. Sehingga dalam penelitian ini tidak menggunakan data berbentuk angka, namun data yang berbentuk kata-kata.

3.2 Unit Amatan dan Unit Analisa

Unit amatan penelitian ini adalah Banjoemas History Heritage Community. Sedangkan unit analisis penelitian ini yaitu strategi komunikasi

yang digunakan BHHC dalam membangun kesadaran sejarah pada generasi muda di Banyumas, Jawa Tengah melalui media baru. Strategi komunikasi meliputi mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode ada 2:

cara pelaksanaan (redundancy, canalizing) dan bentuk isi (informatif, persuasif, edukatif, dan kursif), pemilihan media.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi dan wawancara. Sedangkan sumber data penelitian ini diambil dari wawancara dengan pengurus Banjoemas History Heritage Community (BHHC) serta observasi di lapangan.

(2)

43 3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, fakta-fakta serta informasi yang dapat dipercaya.

Metode yang digunakan yaitu:

a. Observasi

Observasi didasarkan pada pengamatan langsung yang memungkinkan peneliti dapat mencatat perilaku dan kejadian dari keadaan yang sebenarnya (Moleong, 2005). Penelitian ini menggunakan observasi non partisipan, yakni peneliti hanya akan memantau fenomena-fenomena yang ada tanpa menjadi bagian kegiatan tersebut (Sutrisno Hadi, 1993). Disini peneliti mengamati kondisi yang ada di lapangan mengenai kesadaran sejarah pada generasi muda, dan melihat langsung tempat-tempat bersejarah di Banyumas, Jawa Tengah yang masih banyak belum diperhatikan oleh pemerintah serta beberapa tempat sudah ada yang diruntuhkan untuk diganti dengan bangunan baru.

b. Wawancara

Moleong (2005: 186) mengartikan wawancara sebagai percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Peneliti telah melakukan wawancara dari tanggal 11, 12 dan 19 Juni 2022 dengan founder BHHC yaitu Jatmiko Wicaksono (Dosen Komunikasi Visual dan pegiat sejarah), ketua BHHC yaitu Rizky Dwi Rahmawan (Wiraswasta), dan sekretaris BHHC yaitu Grytje Gregory Hadiwono (Station Manager Radio Sonora Purwokerto).

c. Studi Pustaka

Pengambilan data yang digunakan peneliti yakni menggunakan studi pustaka atau sering disebut dengan metode penggunaan bahan dokumentasi. Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran

(3)

44

dari sudut pandang subjek melalui media tulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah, 2012). Suharsimi Arikunto (2010: 206) menyatakan bahwa metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.

Peneliti mendapatkan dokumen dari website BHHC, seperti tentang visi dan misi, susunan kepengurusan BHHC, informasi tentang Suikerfabriek Kalibagor, dan dokumen dari ketua BHHC. Serta dokumen dari beberapa sumber yang ada di lapangan.

3.5 Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu model Miles dan Huberman yang melewati tiga tahapan: (Pawito, 2007)

a. Reduksi Data

Proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Hal ini terjadi terus menerus selama penelitian berlangsung, atau sebelum data benar-benar terkumpul seperti kerangka konseptual penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti.

b. Penyajian Data

Penyajian atau pengorganisasian data, yaitu menyajikan data dalam kelompok-kelompok yang kemudian saling dikaitkan dengan teori yang digunakan.

c. Pengujian Kesimpulan

Tahap ini, peneliti masih berpeluang menerima masukan, sehingga menghasilkan kesimpulan sementara yang bisa diuji lagi di lapangan.

Penelitian melakukan pemaknaan terhadap kecenderungan dari sajian data, menarik serta menguji kesimpulan dari data-data tersebut, sehingga akan menghasilkan kesimpulan deskriptif mengenai gambaran suatu objek setelah dilakukan penelitian.

(4)

45

3.6 Penentuan Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian

a. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

b. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2019 sampai 31 Juni 2022

3.7 Sistematika Penulisan

Sistematika ini dibuat untuk mempermudah peneliti menyusun skripsi yang terbagi lima bab, dan sub bab, dengan penjabaran sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, definisi konsep dan batasan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang landasan teori yakni teori strategi komunikasi, konsep komunikasi, dan konsep media baru.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, unit amatan dan unit analisa, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, analisis data, penentuan lokasi dan jadwal penelitian, sistematika penulisan.

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas tentang penyajian dan memberikan tafsiran atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Peneliti menganalisis strategi komunikasi yang digunakan oleh pengurus BHHC dalam membangun kesadaran akan sejarah pada generasi muda di Banyumas melalui media baru.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DARI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang merupakan ringkasan dari temuan yang diperoleh peneliti dari penelitiannya. Serta saran yang ditulis untuk pernyataan peneliti atas penelitiannya pada pengembangan ilmu dan untuk komunitas yang diteliti yaitu BHHC.

(5)

46 3.8 Triangulasi Sumber

Triangulasi menurut Sugiyono (2006), diartikan sebagai teknik yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Kegunaan triangulasi adalah untuk men- tracking ketidaksamaan antara data yang diperoleh dari satu informan

dengan informan lainnya. Sehingga dibutuhkan suatu teknik yang dapat menyatukan perbedaan data agar ditarik kesimpulan yang akurat dan tepat.

Teknik triangulasi meliputi tiga hal yaitu triangulasi metode, triangulasi sumber data dan triangulasi teori.

a. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data dengan metode lainnya. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi. Peneliti dapat menggabungkan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Peneliti dapat juga menggunakan wawancara dan observasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

b. Triangulasi Teori

Triangulasi teori yaitu dimana hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari biasanya individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh.

c. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data yaitu menggali kebenaran informasi tertentu dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda, cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda

(6)

47

dimana selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.

Disini peneliti melakukan wawancara untuk pengujian trianggulasi sumber dengan dua orang ahli, yaitu

1. Akademisi sekaligus pengamat media sosial, Dr. Edi Santoso, S.Sos., M.Si (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto),

2. Praktisi sejarah dari Banjoemaasch Instituut, Rani Wahyani (alumni pendidikan sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto), dan

3. Salah satu dari perwakilan generasi muda di Banyumas yang berminat pada sejarah, Yehezkiel Vide Kristanto (Murid kelas 2 di SMA Bruderan Purwokerto).

Referensi

Dokumen terkait

Pengantar Teori Sastra, Jakarta :Grasindo.

Maka kesimpulanya adalah tidak terdapat hubungan positif antara persepsi peserta didik pada penggunaan media Edmodo dengan hasil belajar dalam pembelajaran akuntansi kelas X dan

(as cited from How to Assess Authentic Learning, p. The students are expected to be able to write a composition of narrative, letter, etc within a strict limited

Probabilitas kumulatif kelangsungan hidup neonatal pada bayi BBLR yang lahir dengan jarak kelahiran < 24 bulan lebih rendah (88,33%) dan risiko kematian neona- tal 2 kali

(a) Efisiensi HRSG menggunakan metode energi balance , efisiensi HRSG pada saat gas turbine beroperasi menggunakan bahan bakar natural gas dan HSD adalah

Studi yang dilakukan oleh Emmons (2007) telah membuktikan bahwa metode dalam pelatihan yang digagasnya dapat meningkatkan gratitude pada individu dengan usia yang

Hal ini dimaksudkan adalah untuk menghindari terjadi permasalahan hukum di kemudian hari (timbul sengketa). Apabila pembeli telah mengetahui bahwa tanah tersebut

Dalam hal di suatu kabupaten/kota tidak terdapat Klub, PORDIRGA Kab/Kot, maupun FASI Kab/Kot, maka PORDIRGA Prov di provinsi yang membawahkan kabupaten/kota bersangkutan