BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Karya seni teater berjudul A Resonance berangkat dari kegelisahan pencipta terkait kasus-kasus kekerasan seksual yang semakin meresahkan.
Kekerasan seksual merupakan suatu tindakan yang sangat tidak bermoral. Hal tersebut berdasarkan akibat dari kekerasan seksual berdampak pada psikologis dan menyebabkan trauma berkepanjangan. Moralitas dan mentalitas yang tidak dapat bertumbuh dengan baik, membuat pelaku kekerasan seksual tidak dapat mengontrol nafsu atau perilakunya. Hal tersebut dikarenakan mereka telah kehilangan rasa empati, sebuah tindakan tindakan individu dalam memposisikan diri sendiri pada diri orang lain.
Proses penelitian penciptaan karya video teater A Resonance menghasilkan sebuah temuan bahwa mengembalikan rasa empati manusia dapat mereduksi hasrat untuk melakukan tindak kekerasan seksual. Atau dalam artian rasa empati seseorang dapat menjadi sebuah stimulus untuk menggugah sikap kepedulian seseorang terhadap orang lain sebelum melakukan tindakan kekerasan seksual. Hal tersebut dapat dicapai pencipta melalui sebuah pelatihan teater dengan merujuk pada Metode transformasi dan sistem Via-Negativa.
Transformasi merupakan metode kesimbangan potensi dari unsur-unsur dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk mengeluarkan impuls dari dalam tubuh manusia. Sedangkan Via-Negativa merupakan kembali ke titik nol dengan
83 menegaskan hal-hal yang menghalangi proses integrasi seluruh kekuatan tubuh, pikiran manusia dengan alam semesta, sebagai sistem kerja penyatuan. Sebuah sistem penyatuan unsur-unsur dalam diri yaitu tubuh, pikiran, dan spirit.
Karya teater A Resonance memiliki proses yang berbeda dari karya teater pada umumnya karena dikemas dalam bentuk video atau film alternatif.
Perbedaan disiplin ilmu yang hadir antara teater dan videografi menghadirkan keunikan tersendiri dalam bentuk visual yang dihadirkan. Kebutuhan-kebutuhan penegasan makna yang ingin disampaikan pencipta mengarahkannya untuk merujuk kesebuah hasil karya video.
Karya teater ini diharapkan dapat menjadi pemantik ruang penyadaran dan solusi alternatif bagi setiap manusia untuk kembali dan menemukan makna dari keinginan diri dan menentukan sikap yang tepat dalam menggambil keputusan hidup. Karya ini diharapkan dapat menyentuh setiap manusia, untuk berpikir bagaimana dampak buruk dari kekerasan seksual dan manusia yang kehilangan empati. Bukan hanya korban, namun juga kembali kepada pelaku dan orang disekitarnya. Semoga karya teater A Resonance juga dapat menjadi langkah awal untuk melahirkan karya-karya berikutnya, yang membawakan proses penyadaran diri bagi setiap manusia.
B. SARAN
Penciptaan sebuah karya bukan tentang eksistensi semata, tetapi sebagai media refleksi diri terkait rasa dan pikiran yang ingin diungkapkan oleh setiap manusia. Proses penciptaan karya ini tidak berjalan mulus, banyak hambatan dan
rintangan yang bersumber dari internal dan eksternal diri. Sehingga pencipta dituntut untuk sabar menjalankan dan menikati setiap prosesnya.
Dalam merancang ide penciptaan dibutuhan perenungan serta penghayatan yang mendalam terkait apa yang terjadi pada diri, dan merepersentasikan kembali data-data yang didapatkan dari hasil pegamatan, literasi, dan dokumentasi yang ada. Untuk itu pencipta menyarankan bagi pencipta ataupun peneliti karya seni berikutnya, harus mempertimbangkan dengan matang ketika memilih sumber ide penciptaan. Pada saat proses penciptaan karya, penulis juga menyarankan agar memperbanyak diskusi untuk memperluas cakrawala berpikir dan menuntun ide-ide kearah yang lebih baik.
85 Daftar Pustaka
Artikel Jurnal
Andayani. 2012. Studi Meta-analisis: Empati dan Bullying. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Buletin Psikologi.
Andrianie. 2017. Peningkatan Keterampilan Empati Sebagai Usaha Pembentukan Generasi Karakter. Kediri: Universitas Ahmad Dahlan.
Fuadi. 2011. “Dinamika Psikologis Kekerasan Seksual: Sebuah Studi Fenomenologi”. Malang: Lembaga Penelitian Pengembangan Psikologi dan Keislaman.
Mannika. 2018. Studi Deskriptif Potensi Terjadinya Kekerasan Seksual Pada Remaja Perempuan. Surabaya: Universitas Surabaya.
Nurrohman R. 2020. Mirror Neurons dan Konsep Uswatun Hasanah dalam Pendidikan Islam. Pamekasan: Tadris Jurnal Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Madura.
Shadiqi, M. A. 2018. Perilaku Prososial. “Buku psikologi sosial, pengantar teori dan penelitian”. Jakarta: Salemba Humanika.
Vinci E. 2019. Empathy in Modern Drama: Bertolt Brecht’s Threepenny Opera.
Sciendo.
Yapandi. 2019. Mengimplementasikan Nilai Tauhidullah, Integrasi, Empati dan Peduli Terhadap Perilaku Altruisme. Pontianak: IAIN Pontianak Press.
Yudiariyani. 1996. Metode Transformasi, Sistem Via Negativa, Dan Teknik Trance Dalam Proses Kreatif Jerzy Grotowski. Yogyakarta: Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia.
Yuliani S. 2010. Tubuh Perempuan: Medan Kontestasi Kekuasaan Patriarkis di Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Jurnal Sosiologi Dilema.
Zahrawaani. 2020. Faktor Risiko Remaja Menjadi Pelaku Kekerasan: A Literature Review. Universitas Indonesia. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes.
Buku
A. Widyamartaya. 2002. Daya Kekuatan Simbol. Terjemahan Buku F. W.
DILLISTONE “THE POWER OF SYMBOLS”. Yogyakarta: Kanisius.
Arifin M. 2002. JERZY GROTOWSKI: MENUJU TEATER MISKIN. Terjemahan Buku JERSY GROTOWSKI: TOWARD POOR THEATRE. Yogyakarta.
MSPI dan Arti.
Arymami. 2021. Melintas Perbedaan: Suara Perempuan, Agensi dan Politik Solidaritas.
Creswell, John W. 2009. RESEARCH DESIGN: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches. United States of America: SAGE Publications.
Creswell, John W. 2019. RESEARCH DESIGN:Pendekatan Metode Qualitatif, Quantitatif and Campuran. Terjemahan Buku RESEARCH DESIGN:
Qualitative, Quantitative and Mixed Methods. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Eriyanti L. 2021. Perempuan Melawan Kekerasan:Kontestasi Makna, Ruang Pembebasan, dan Solidaritas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fawaid A. 2016. CRESWELL: RESEARCH DESIGN, Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Fourt Edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Himawan P. 2017. Memahami Film. Sleman: Montase Press.
Singh R. 1996. Perdamaian Jiwa dan Dunia Melalui Meditasi terjemahan buku Inner and Outer Peace Throught Meditation. Yogyakarta: Paguyuban Ruhani Sawan Kirpal Indonesia.
Howe D. 2015. EMPATI: Makna dan Pentingnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Juliman B. 2002. MAHIR BERBAHASA VISUAL: MENGUNGKAPKAN GAGASAN LEBIH CEPAT DARI PADA KATA. Terjemahan Buku MILLY
87 R, BEYOND WORDS: A GUIDE TO DRAWING OUT IDEAS. Bandung:
Kaifa.
Krahe, Barbara. 2001. The Social Psychology of Aggression. Canada: Psychology Press Ltd.
Patria dan Arief. 2015. Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Raditya A. 2014. SOSIOLOGI TUBUH: Membentang Teori di Ranah Aplikasi.
Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Retyaningtyas. 2017. Aku, Kamu, Lawan Kekerasan Seksual. Jaringan Muda.
Smith H dan Dean T. R. 2009. Practice-led Research, Research-led Practice in the Creative Arts. Great Britain: Edinburgh University Press.