xi
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU
Aditya Yuli Sulistyawan. (2018). FEMINIST LEGAL THEORY DALAM TELAAH PARADIGMA : SUATU PEMETAAN FILSAFAT HUKUM.
Arief, B. N. (2007). Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan. Prenada Media Group.
Bagaimana Mencari Bantuan dalam Kasus “Revenge Porn.” (n.d.). Diambil 13 Desember 2021, dari https://magdalene.co/story/bagaimana-mencari- bantuan-dalam-kasus-revenge-porn
Chaerudin. (2004). Korban Kejahatan dalam Perspektif Viktimologi dan Hukum Pidana Islam. Grhadhika Press.
Chazawi, A. (2016). Tindak Pidana Pornografi. Sinar Grafika.
Citron, D. K. (n.d.). Criminalizing Revenge Pon.
Djubaedah, N. (2011). UU NO 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Perspektif Negara Hukum Berdasarkan Pancasila. Sinar Grafika.
Eddyono, S. W. (2006). Masukan Terhadap Perubahan UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Jakarta : Koalisi Perlindungan Saksi dan Korban, 16.
Gosita, A. (1987). Relevansi viktimologi dengan pelayanan terhadap para korban perkosaan ... - Arif Gosita - Google Buku. IND.HILL-CO.
Gosita, A. (1993a). Masalah Korban Kejahan. Akademika Pressindo.
Gosita, A. (1993b). Masalah korban kejahatan. Akademika Pressindo.
Gosita, A. (2004). Masalah perlindungan anak. Bhuana Ilmu Populer.
Harahap, M. Y. (2008). Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali.
PT. Sinar Grafika.
Imron Anwari, M. (2014). Kedudukan Hukum Korban Kejahatan Dalam Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia. Genta Publishing.
Israpil, I. (2017). Budaya Patriarki dan Kekerasan Terhadap Perempuan (Sejarah dan Perkembangannya). Pusaka, 5(2), 141–150.
https://doi.org/10.31969/pusaka.v5i2.176
Karo, Rizky Karo, Debora Pasaribu, and E. S. (2018). Upaya Preventif Dan Represif Terhadap Prostitusi Online Berdasarkan Peraturan Perundang- Udangan Yang Berlaku Di Indonesia. Kajian Hukum & Keadilan 2.
Kirchengast, T. (n.d.). “The Limits ofCriminal Lawand Justice: ‘revenge porn’Criminalisation, Hybrid Responses andThe Ideal Victim.” 2.
M.Cusack, C. (2014). Carmen M.Cusack, Pornography and the criminal justice system, CRC Press, 2014. Routledge.
Manssur, D. M. A. (2007). Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan. Raja Grafindo Persada.
Matsuri, S. (2015). The Criminalization of Revenge Porn In Japan. Whasington Internasional law Journal Association, 24 No. 2, 289.
Merriam-Websters. (2006). Dictionary And Thesaurus. Merriam Webster Mass.
Muhadar. (2006). viktimisasi kejahatan pertanahan. Laksbang Pressindo.
Muladi. (1995). Kapita selekta sistem peradilan pidana. Badan penerbit Universitas Diponegoro.
Muladi. (2011). Hak asasi manusia, politik dan sistem peradilan pidana. Badan penerbit Universitas Diponegoro.
Mulyadi, L. (2007). Kapita selekta hukum pidana kriminologi dan viktimologi.
Djambatan.
Mulyadi, L. (2008). Bunga rampai hukum pidana : perspektif teoretis dan praktik.
alumni.
Mulyadi, L. (2012). Bunga Rampai Hukum Pidana : Perspektif, Teoritis, dan Praktik. alumni.
Nurcholis, apriyanti marwah. (2020). ‘Mengintip potensi meningkatnya kekerasan terhadap perempuan ditengah pandemic covid-19(Kekerasan berbasis gender offline dan online).
Paraniti, A. S., & Wiryawan, I. W. (2020). Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Sebagai Korban Kekerasan dan Diskriminasi. Raad Kertha, 3 nomor 1, 18.
Perangin-angin, Ita Iya Pulina, Rahayu Rahayu, and N. D. (2019). KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB NEGARA MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN KORBAN REVENGE PORN DI INDONESIA. Diponegoro Law Journal, 8 No.1.
Peringatan Hari Perempuan Internasional 2022 dan Peluncuran Catatan
Tahunan tentang Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan. (2022).
8 Maret 2022.
Pradityo, R. (2015). Kebijakan Kriminal dalam Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Bisnis Live Sex. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM 22.
Rena, Y. (2000). Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan.
Graha Ilmu.
Runtu, E. A., Pongoh, J. K., & Pinasang, B. (2021). Penegakan Hukum Dalam Memberikan Perlindungan Terhadap Perempuan Korban Ancaman Kejahatan (Revenge Porn) Yang Terjadi Di Sosial Media. Lex Privatum, IX(11), 179–189.
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi.
Widiartana, D. . (2014). Viktimologi Perspektif Korban dalam Penanggulangan Kejahatan. Cahaya Atma Pustaka.
B. Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi Dan Korban
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum C. Sumber Lain
Bagaimana Mencari Bantuan dalam Kasus “Revenge Porn.”. Diambil 13 Desember 2021, dari https://magdalene.co/story/bagaimana-mencari-bantuan- dalam-kasus-revenge-porn
Israpil, I. (2017). Budaya Patriarki dan Kekerasan Terhadap Perempuan (Sejarah dan Perkembangannya). Pusaka, 5(2), 141–150.
Pradityo, R. (2015). Kebijakan Kriminal dalam Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Bisnis Live Sex. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM 22.
Kirchengast, T. (n.d.). “The Limits ofCriminal Lawand Justice: ‘revenge porn’Criminalisation, Hybrid Responses andThe Ideal Victim.” 2.
M.Cusack, C. (2014). Carmen M.Cusack, Pornography and the criminal justice system, CRC Press, 2014. Routledge.
Karo, Rizky Karo, Debora Pasaribu, and E. S. (2018). Upaya Preventif Dan Represif Terhadap Prostitusi Online Berdasarkan Peraturan Perundang- Udangan Yang Berlaku Di Indonesia. Kajian Hukum & Keadilan 2.
Perangin-angin, Ita Iya Pulina, Rahayu Rahayu, and N. D. (2019).
KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB NEGARA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN KORBAN REVENGE PORN DI INDONESIA. Diponegoro Law Journal, 8 No.1.
Peringatan Hari Perempuan Internasional 2022 dan Peluncuran Catatan
Tahunan tentang Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan. (2022).
8 Maret 2022.
Runtu, E. A., Pongoh, J. K., & Pinasang, B. (2021). Penegakan Hukum Dalam Memberikan Perlindungan Terhadap Perempuan Korban Ancaman Kejahatan (Revenge Porn) Yang Terjadi Di Sosial Media. Lex Privatum, IX(11), 179–189.