• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN

KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA

Naskah Publikasi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi

Diajukan Oleh :

YANIK KORNIAWATI

F 100 090 301

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADAPENYANDANG TUNANETRA

Naskah Publikasi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi

Diajukan Oleh :

YANIK KORNIAWATI

F 100 090 301

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA

Yanik Korniawati Wiwien Dinar Pratisti

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta Korniawati.yanik@yahoo.com

ABSTRAKSI

Kepercayaan diri penyandang masih kurang optimal padahal di dalam diri penyandang tunanetra memiliki berbagai macam potensi dalam akademik, olehraga,

maupun keterampilan – keterampilan lain. Kepercayaan diri penyandang tunanetra

meningkat apabila lingkungan sekitar terutama keluarga dan teman memberikan dukungan pada penyandang tunanetra serta penyandang tunanetra memiliki konsep diri yang positif. Dukungan sosial yang diterima dan kosep diri yang positif pada penyandang tunanetra menumbuhkan rasa kepercayaan diri penyandang tunanetra sehingga individu tersebut dapat yakin dalam mengatasi masalah, selalu bereaksi positif seperti tabah, sabar, dan tegar dalam menghadapi masalah. Penelitian ini

bertujuanuntuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan

kepercayaan diri pada penyandang tunanetra, seberapa besar peranan dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri, tingkat dukungan sosial, tingkat konsep diri, dan tingkat kepercayaan diri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri pada penyandang tunanetra serta ada peranan konsep diri yang lebih besar dibanding dukungan sosial terhadap kepercayaan diri.

Sampel dalam penelitian ini adalah penyandang tunanetra yang berusia antara remaja- dewasa awal sebanyak 40 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala dukungan sosial, konsep diri, dan kepercayaan diri. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi ganda. Berdasarkan hasil anlisis data diperoleh R sebesar 0.599, Fregresi sebesar

10.373 dengan p= 0.000 (p< 0.05). Hipotesis pertama diterima, ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan

diri. Hasil analisis data menyatakan bahwa konsep diri lebih tinggi dalam

memberikan peranan terhadap kepercayaan diri dibandingkan dukungan sosial berarti hipotesis kedua diterima peranan konsep diri lebih tinggi terhadap kepercayaan diri dibanding dukungan sosial. Konsep diri dan dukungan sosial memberikan sumbangan efektif terhadap kepercayaan diri. Tingkat dukungan sosial terhadap kepercayaan diri tergolong tinggi, tingkat konsep diri terhadap kepercayaan diri tergolong sedang. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri pada penyandang tunanetra.

(6)

PENDAHULUAN

Penyandang tuna netra tidak bisa

dipandang sebelah mata, individu

tersebut memiliki kemampuan

istimewa dibanding individu yang

awas. Penyandang tuna netra lebih

memiliki prestasi dalam hal akademik,

olah raga, serta keterampilan. Sebagian

masyarakat selalu berfikir negatif

terhadap penyandang tuna netra,

sehingga membuat penyandang

tunanetra memiliki rasa minder untuk

berinteraksi dengan orang lain.

Soemantri (2007) mengungkapkan

tuna netra merupakan suatu

ketidakberfungsian indera penglihatan.

Individu memperoleh ketunanetraan

sejak lahir disebabkan oleh faktor gen,

kondisi psikis ibu saat hamil,

keracunan obat yang diminum oleh ibu

saat hamil, ibu hamil kekurangan gizi,

serta maltunasi (kekurangan gizi pada

tahap embrional antara 3-8 minggu

usia kehamilan) individu juga

mendapat ketunanetraan setelah

dilahirkan atau bukan sejak lahir

disebabkan kurang vitamin A, terkena

penyakit mata, pengaruh alat medis

saat dilahirkan, kecelakaan, serta

terkena virus maupun racun).

Perkembangan kognitif penyandang

tuna netra yaitu tuna netra setelah lahir

ditandai oleh pemahaman ruang

dianggap sebagai dasar dari ingatan

visual. Penyandang tuna netra sejak

lahir yang menggunakan konsep verbal

sebagai pengganti kesadaran ruang.

Perkembangan fisik penyandang tuna

netra yakni tampak kaku, tegang,

lamban, disertai was-was dan penuh

kehati - hatian. Perkembangan emosi

penyandang tuna netra memiliki pola

emosi negatif seperti takut, iri hati,

cemas, mudah marah. Perkembangan

sosial penyandang tunanetra yakni

cenderung menarik diri, serta

menghindari kontak sosial. Penelitian

mengenai ketunanetraan juga

dilakukan oleh El- Gilany (2002)

dengan menggunakan sampel 113

orang dengan penyandang tunanetra

disebabkan oleh opacitis kornea,

katarak dan glokoma di Mesir

menghasilkan 90,3% sampel memiliki

persepsi terhadap masyarakat sebagai

suportif dan memuaskan, 71,7%

sampel merasa dirinya tidak percaya

(7)

meragukan kemampuan dalam diri,

serta 88,5% merasa tidak puas dengan

kehidupan yang dijalani.

Kepercayaan diri dihasilkan dari

dalam diri individu serta dari luar

individu. Internal yang mempengaruhi

kepercayaan diri penyandang tuna

netra yakni konsep diri. Penyandang

tuna netra memiliki konsep diri positif

maka terlihat lebih optimis, penuh

percaya diri, serta menghargai kondisi

fisik yang dialami, sedangkan konsep

diri yang negatif maka cenderung

rendah diri pada kondisi fisik yang

dialami. Eksternal yang mempengaruhi

kepercayaan diri penyandang tunanetra

adalah lingkungan sosial terutama

memberikan dukungan. Dukungan

sosial yang diterima oleh penyandang

tuna netra membuat individu lebih

percaya diri. Dukungan sosial negatif

diterima penyandang tuna netra

membuat individu minder dengan

kondisi fisik serta ketergantungan

dengan lingkungan sosial.

Dampak kepercayaan diri

penyandang tuna netra yang positif

ditandai dengan mau mencoba sesuatu

yang baru, memiliki potensi dalam hal

pendengaran, perabaan, serta ingatan,

memiliki keterampilan dalam hal

bermusik serta menunjukkan kepada

orang lain. Dampak kepercayaan diri

negatif penyandang tuna netra ditandai

dengan perasaan takut, malu, khawatir

berlebihan, mudah marah, cemas dan

iri hati (Soemantri, 2007). Tekanan

dari masyarakat menimbulkan faktor

psikis penyandang tuna netra. Faktor

tersebut membuat penyandang tuna

netra menjadi kurang berproduktif.

Psikis remaja tuna netra yang

mendapat suatu hambatan dalam

dirinya membuat siswa ataupun remaja

tuna netra menjadi mudah putus asa,

mudah menyendiri, mudah curiga,

serta mudah tersinggung oleh sikap

maupun perkataan orang lain,

membuat siswa penyandang tuna netra

memiliki rasa percaya diri yang

rendah.

Hakim (2002) kepercayaan diri

merupakan suatu keyakinan seseorang

terhadap segala aspek kelebihan yang

dimilikinya dan keyakinan tersebut

membuat seseorang merasa mampu

untuk bisa mencapai berbagai tujuan di

(8)

Kepercayaan diri ini terjadi

melalui proses terbentuknya suatu

kepribadian yang baik sehingga

memunculkan kelebihan yang ada

dalam dirinya serta adanya

pemahaman yang positif dalam diri

mengenai kelemahan yang ada dalam

dirinya. Individu terkadang sulit untuk

menanamkan percaya diri sehingga

individu mengalami hambatan untuk

memperoleh rasa percaya diri.

Individu yang mempunyai

kepercayaan diri rendah merasa tidak

aman, tidak bebas, ragu - ragu, dan

menyalahkan lingkungan sebagai

penyebab menghadapi suatu masalah.

Individu yang memiliki kepercayaan

diri tinggi sebenarnya hanya menunjuk

pada beberapa aspek dari kehidupan

individu tersebut, dimana individu

memiliki kemampuan yang dimiliki

dan percaya bahwa hal tersebut

didukung oleh pengalaman dan

prestasi serta harapan yang realistik

terhadap dirinya sendiri. Gunarsa

(2000) mengemukakan bahwa individu

cenderung mempunyai rasa malu,

rendah diri karena perasaan dirinya

tidak sesuai dengan harapan orang

lain.

Berdasarkan dari pemaparan di

atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian adalah apakah terdapat

hubungan antara faktor eksternal yakni

dukungan sosial dan faktor internal

yakni konsep diri dengan kepercayaan

diri pada penyandang tuna netra?

permasalahan tersebut peneliti tertarik

untuk mengkaji secara empiris dengan

mengadakan penelitian dengan judul

tentang “Hubungan antara Dukungan Sosial dan Konsep Diri dengan

Kepercayaan Diri Pada Penyandang

Tunanetra”

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui hubungan antara

dukungan sosial dan konsep diri

dengan kepercayaan diri pada

penyandang tunanetra, mengetahui

seberapa besar peranan dukungan

sosial dan konsep diri terhadap

kepercayaan diri, mengetahui tingkat

dukungan sosial, konsep diri dan

kepercayaan diri pada penyandang

(9)

MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi orang tua, penelitian ini

dapat memberikan informasi

mengenai keterkaitan antara

dukungan sosial dan konsep diri

dengan kepercayaan diri

2. Bagi guru, penelitian ini dapat

memberikan sumbangan

pengetahuan sehingga dapat

memberikan perlakuan yang tepat

disekolah guna menunjang

kepercayaan diri pada remaja

tunanetra

3. Bagi penyandang tunanetra,

penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pengetahuan serta

wawasan mengenai keterkaitan

antara dukungan sosial dan

konsep diri dengan kepercayaan

diri sehingga dapat membentuk

konsep diri guna meningkatkan

kepercayaan diri

4. Bagi ilmuwan psikologi,

penelitian ini dapat membangun

dan mengembangkan khasanah

keilmuwan psikologi dan

psikologi pendidikan

Relasi antara Dukungan Sosial dan

Konsep Diri Dengan Kepercayaan

Diri

Dodds (Tarsidi, 2012)

mengungkapkan bahwa ketunanetraan

yang terjadi bukan sejak lahir

menimbulkan banyak tantangan

psikologis yakni seperti depresi,

persepsi yang tidak tepat, rendahnya

percaya diri dibandingkan dengan

ketunanetraan yang terjadi pada sejak

awal kelahiran. Hakim (2002)

menyatakan bahwa kepercayaan diri

merupakan suatu keyakinan seseorang

terhadap segala aspek kelebihan yang

dimilikinya dan keyakinan tersebut

membuat seseorang merasa mampu

untuk dapat mencapai berbagai tujuan

dalam hidup. Besar kecilnya

kepercayaan diri penyandang tunanetra

tergantung pada faktor dukungan

sosial dan konsep diri.

Penyandang tunanetra yang

mendapat dukungan dari lingkungan

sekitar yang positif mempengaruhi

konsep diri yang positif sehingga

berdampak pada besarnya rasa

kepercayaan diri yang muncul.

(10)

tidak memperoleh dukungan dari

lingkungan sosial maka berpengaruh

konsep diri yang negarif sehingga

penyandang tunanetra merasa minder,

ketakutan yang berlebihan, rasa iri hati

dalam diri. Dukungan dari teman

terdekat maupun keluarga ikut

mempengaruhi pola kepribadian

melalui konsep diri, apabila konsep

diri yang positif serta mendapat

dukungan dari lingkungan terdekat

individu maka menumbuhkan rasa

kepercayaan dalam diri sehingga

individu dapat bertanggung jawab

terhadap tindakan yang telah

diperbuat, berani mencoba hal baru,

selalu bersikap optimis dalam

menghadapi kesulitan (Hurlock, 2012).

METODE PENELITIAN

Variabel dalam penelitian ini

kepercayaan diri adalah suatu

keyakinan dalam diri mengenai

kelebihan, kelemahan, serta menerima

kenyataan untuk mencapai tujuan

hidup. Aspek yang diungkap dalam

kepercayaan diri adalah keyakinan dan

kemampuan diri, optimis, objektif,

bertanggung jawab, rasional dan

realitas.

Dukungan sosial adalah

pemberian bantuan dan dukungan dari

interaksi sosial berupa empati,

penghargaan, perhatian sehingga

menimbulkan perasaan positif dalam

diri. Aspek dukungan sosial yang dalam

penelitian ini adalah aspek emosional,

aspek informatif, aspek instrumental,

dan aspek penilaian yang di dapat dari

keluarga dan teman.

Konsep diri adalah evaluasi

persepsi diri mengenai nilai – nilai yang

dijunjung, pengetahuan, serta makna

yang diyakini dalam diri. Aspek konsep

diri yang diungkap adalah kondisi yang

disadari, aku sosial atau aku menurut

orang lain, dan aku ideal

SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini

dilakukan disekolah luar biasa (SLB)

A YKAB Surakarta dan Yayasan

Kesejahteraan Tunanetra Surakarta

dengan menggunakan subjek

penelitian adalah pada penyandang

tunanetra remaja - dewasa awal, serta

(11)

bukan dari sejak lahir. Penentuan

informan penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode studi populasi

dikarenakan subjek penelitian terbatas

dan masih dalam jangkauan sumber

daya peneliti (Azwar, 2010).

METODE ANALISIS DATA

Metode pengumpulan data dalam

penelitian ini dengan menggunakan

skala yaitu skala dukungan sosial,

skala konsep diri dan skala

kepercayaan diri. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini

yakni teknik analisis regresi ganda

(multiple regression). Penghitungan

analisis data dengan menggunakan

bantuan SPSS 17.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisa data

diatas dengan teknik analisis regresi

ganda diperoleh R sebesar 0.599, F

regresi sebesar 10.373, dan nilai p

sebesar 0.000 dengan p < 0.05 yang

berarti ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara dukungan

sosial dan konsep diri dengan

kepercayaan diri.

Hasil analisis data

menunjukkan ada hubungan positif

yang sangat siginifikan antara

dukungan sosial dengan kepercayaan

diri yang ditunjukkan oleh nilai r x1y

0.529 dengan p sebesar 0.000 (p<0.05)

artinya semakin tinggi dukungan sosial

semkin tinggi kepercayaan diri,

sebaliknya semakin rendah dukungan

sosial semakin rendah pula

kepercayaan diri.

Hasil analisa data

menunjukkan ada hubungan positif

yang sangat signifikan antara konsep

diri dengan kepercayaan diri yang

ditunjukkan oleh nilai r par x2y sebesar

0.546 dengan nilai p sebesar 0.000

(p<0.05) berarti semakin tinggi konsep

diri maka semakin tinggi kepercayaan

diri, sebaliknya semakin rendah

konsep diri maka semakin rendah

kepercayaan diri.

Hasil analisa data

menunjukkan bahwa konsep diri lebih

tinggi terhadap kepercayaan diri

dibandingkan dengan dukungan sosial

(12)

ditunjukkan dengan nilai R2 variabel

konsep diri sebesar 0.298 dibanding

nilai R2 variabel dukungan sosial

sebesar 0.28.

Total sumbangan efektif

sebesar 35.9 % yang ditunjukkan oleh

nilai koefisien determinan (R2) sebesar

0.359. Hal ini berarti masih terdapat

64.1 % faktor – faktor lain yang

mempengaruhi kepercayaan diri pada

penyandang tunanetra di luar variabel

dukungan sosial dan konsep diri.

Tingkat dukungan sosial

terhadap kepercayaan diri penyandang

tunanetra tergolong tinggi, sedangkan

tingkat konsep diri terhadap

penyandang tunanetra tergolong

sedang.

PEMBAHASAN

Penelitian ini membuktikan ada

hubungan positif yang sangat

signifikan antara dukungan sosial

dengan kepercayaan diri yang

ditunjukkan oleh nilai r par x1y sebesar

0.529 dengan p sebesar 0.000 (p <

0.05) artinya semakin tinggi dukungan

sosial maka kepercayaan diri semakin

tinggi. Semakin rendah dukungan

sosial maka semakin rendah

kepercayaan diri.

Hal ini sesuai dengan

penjelasan oleh Lakey & Cohen

(2000) bahwa dukungan sosial berupa

pertolongan dan dukungan dalam

berinteraksi dengan orang lain

terutama keluarga dan teman dapat

menimbulkan perasaan positif dan

dapat meningkatkan rasa kepercayaan

diri. Dukungan sosial ialah proses

interaksi dengan sosial yang berupa

pemberian bantuan, semangat,

penerimaan, dan perhatian untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup

(Johnson& Johnson, 1991). Penelitian

ini juga membuktikan ada hubungan

positif yang sangat signifikan antara

konsep diri dengan kepercayaan diri

pada penyandang tunanetra dengan

ditunjukkan oleh nilai korelasi r par

x2y sebesar 0.546 dengan p 0.000

(p<0.05) berarti semakin tinggi konsep

diri, semakin tinggi kepercayaan diri.

Sebaliknya semakin rendah konsep

diri, semakin rendah kepercayaan diri.

Hal tersebut sesuai dengan

penjelasan dari Hurlock (2012) bahwa

(13)

rasa kepercayaan dalam diri. Konsep

diri dalam memandang diri sendiri

secara konsisten serta realistik terhaspa

diri dapat meningkatkan rasa

kepercayaan diri serta memperkecil

rasa rendah diri. Hasil penelitian

menyebutkan bahwa konsep diri lebih

memiliki pengaruhi terhadap

kepercayaan diri dibandingkan dengan

dukungan sosial terhadap kepercayaan

diri, hal ini ditunjukkan dengan nilai

R2 variabel konsep diri sebesar 0.298

dibanding nilai R2 variabel dukungan

sosial sebesar 0.28.

Hal ini dijelaskan oleh Hurlock

(2012) yang menyatakan bahwa rasa

konsep diri yang positif dapat

meningkatkan rasa kepercayaan diri

serta ditambah dengan dukungan dari

pihak sosial dapat meningkatkan

kepercayaan diri yang lebih. Penilaian

dari sosial terhadap individu dapat

meningkatkan konsep diri sehingga

individu tersebut dapat menjadi lebih

percaya diri (Syam, 2012). Total

sumbangan efektif dukungan sosial

dan konsep diri terhadap kepercayaan

diri sebesar 35.9 %. Hal tersebut

menunjukkan bahwa masih ada 64.1%

yang dipengaruhi variabel selain

dukungan sosial dan konsep diri,

misalnya pendidikan, pengalaman,

kondisi fisik.

KESIMPULAN

Ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara dukungan

sosial dan konsep diri dengan

kepercayaan diri, ada hubungan positif

yang sangat signifikan antara

dukungan sosial dengan kepercayaan

diri, ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara konsep diri dengan

kepercayaan diri, peranan konsep diri

lebih tinggi dibanding dengan

dukungan sosial terhadap kepercayaan

diri, Dukungan sosial memberikan

sumbangan efektif sebesar 28 % dan

konsep diri memberi sumbangan

sebesar 28.9 % terhadap kepercayaan

diri, tingkat dukungan sosial terhadap

kepercayaan diri penyandang tunanetra

tergolong tinggi, sedangkan tingkat

konsep diri terhadap penyandang

tunanetra tergolong sedang.

(14)

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang

diperoleh dari penelitian ini, peneliti

memberikan saran yang dapat

dipertimbangkan oleh berbagai pihak,

yaitu:

1. Kepada pihak SLB A YKAB dan

Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra

a. Memperbanyak program

diskusi tentang penyandang

tuna netra dengan melibatkan

keluarga, serta didampingi oleh

tenaga ahli konsultan maupun

psikolog sehingga dapat

menjadi wadah bagi

penyandang tunanetra untuk

berbagi informasi, berbagi

pengalaman, bertukar pikiran,

serta meningkatkan kompetensi

orang tua dalam mendidik anak

penyandang tuna netra

b. Menambah fasilitas – fasilitas

untuk keterampilan bagi

penyandang tuna netra,

misalnya komputer khusus bagi

penyandang tuna netra, buku

digital bagi penyandang tuna

netra, buku berhuruf Braille,

alat musik guna menambah

keterampilan dalam bermusik,

serta pelatihan – pelatihan

komunikasi bagi penyandang

tuna netra sehingga dapat

membentuk konsep diri yang

lebih positif

2. Penyandang tuna netra

a. Meningkatkan konsep diri

sehingga mampu untuk

mengembangakan kemampuan

dalam diri yaitu dengan

mengikuti pelatihan, berdiskusi

dengan teman, orang tuan

maupun guru

b. Lebih memfokuskan diri pada

kegiatan yang positif, selalu

menambah wawasan atau

pengetahuan, serta mengikuti

pelatiahan agar lebih

membentuk konsep diri yang

baik dan berinovasi untuk

kehidupan yang lebih baik

3. Peneliti selajutnya

a. Peneliti selanjutnya disarankan

untuk meneliti dukungan sosial

dan konsep diri dengan cara

memperluas subjek penelitian

agar ruang lingkup penelitian

(15)

b. Peneliti selanjutnya diharapkan

melakukan penelitian tentang

kepercayaan diri dengan

mengkaitkan variabel –

variabel lain

4. Keluarga dan teman

penyandang tuna netra

Bagi keluarga dan teman

penyandang tuna netra dapat

memberikan semangat dan

dukungan yang lebih positif

serta memberikan kesempatan

bagi penyandang tuna netra

untuk mengembangkan

kemampuan yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Choirunisa, K. 2011. Hubungan Body

Image Dengan Kepercayaan

Diri. Skripsi. (Tidak

Diterbitkan) Fakultas

Psikologi UMS

Desmita, 2012. Psikologi

Perkembangan. Bandung: PT Rosdakarya

Elfiky, I. 2012. Dahsyatnya

Berperasaan Positif. Jakarta: Zaman

Fitriyah, C. 2012. Konsep Diri Pada Remaja Tunanetra Di YPAB (Yayasan Pendidikan Anak

Buta) Surabaya. Skripsi

(Tidak Diterbitkan). Fakultas Dakwah. Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel

Greenwald, A. G & Pratkanis, A. R.

1984. Handbook Of Social

Cognition. Hill Dal: N. J Erl Baum

Gunarsa. 2000. Psikologi

Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Bpk Gunung Mulia

Hadi, S. 2002. Analisis Regresi.

Yogyakarta: Andi Offset

Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa

Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara

Heryati, E & Herlina. 2008. Profil

Kebutuhan Psikologis

Mahasiswa Tunanetra di

Fakultas Ilmu Pendidikan. Jurnal Pendidikan Luar Biasa.8, 1-14

Hobfoll, S. E, Ritter, C, Lavin, J, Cameron, R. P & Hulsizer,

M. R. 2000. Stress,

Psychosocial Resources and Depressive Symptomatology

During Pregnancy In Low –

(16)

Journal Health Psychology.

Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Johnson, D. W & Johnson, F. P. 1991. Joining Together; Group Theory and Group Skill. Motivasi Berprestasi Pada Penyandang Cacat Tubuh. skripsi. (Tidak Diterbitkan)

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lakey, B & Cohen, S. 2000. Social Support and Measurement (http://www.psy.cmu.edu/ diakses pada tanggal 30 Mei 2013 pukul 18.00 WIB)

Lauster, P. 2002. Tes Kepribadian.

Jakarta: Gaya Media Pratama

Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu Dan

Anak Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Maulana, M. R. 2001. Duh, Tuna netra ditolak jadi nasabah bank (Http://News.Detik.Com/ Diunduh Pada Tanggal 14 Maret 2013 pukul 15.30)

Mustaqim, Y. L. 2012. Budaya Belajar Matematika Pada Siswa SLB Tuna netra (Studi Etnografi Di SLBA YKAB Surakarta). skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS

Nisfiannoor, M. 2009. Pendekatan

Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Nur, I. F & Ekasari, A. 2008.

Hubungan antara Konsep

Diri dengan Kecerdasan

Emosional Pada Remaja.

Jurnal Soul. 1, 6-31

Peale, N. V. 2006. Berpikir Positif

Untuk Remaja. Yogyakarta: Baca!

Pransiska, L. 2010. Indonesia

Berprestasi

(http://www.indonesia

berprestasi.web.id diunduh

tanggal 7 April 2013)

Pudjijogyanti, C. R. 1995. Konsep Diri

dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan

(17)

Remaja Tunanetra. Jurnal Dukungan Sosial, Konsep Diri, dan Prestasi Belajar Siswa Smp Kristen YSKI

Semarang. Jurnal Psikologi.

3, 148 – 153

Rogers, C. R. 1987. Antara Engkau

dan Aku. Jakarta: Gramedia

Ruwaida. A, Lilik, S & Dewi. R. 2008.

Hubungan antara

Kepercayaan Diri dan

Dukungan Keluarga dengan Kesiapan Menghadapai Masa

Menopause. Jurnal

Indigenous. 8, 76- 97

Santrock, J. W. 2003. Adolescence

(Perkembangan Remaja). Jakarta: Erlangga

Soemantri, T. S. 2007. Psikologi Anak

Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama

Sudarmanto, R. G. 2005. Analisis

Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu

Supratiknya, F & Haryanto, S. 2000. Peran Psikologi DiIndonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suryabrata, S. 2005. Pengembangan

Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi

Suseno, M. N & Sugiyanto. 2010. Pengaruh Dukungan Sosial

dan Kepemimpinan

Transformasional Terhadap

Komitmen Organisasi dengan Mediator Motivasi Kerja. Jurnal Psikologi. 37, 94- 109

Syam, N. W. 2012. Psikologi Sosial

Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Tarsidi, D. 2012. Mengatasi Masalah- Masalah Psikososial Akibat

Ketunanetraan Pada Usia

Dewasa. Jurnal Pendidikan&

Kebudayaan. 18, 85-97

Widati, S & Saksono, D. T. 2008.

Bermain Gitar Untuk

Keterampilan Pra Vokasional

Pada Anak Tunanetra. Jurnal

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk memperoleh data nama-nama siswa dan data prestasi belajar matematika siswa, metode angket untuk memperoleh

Metode : Sebuah evaluasi dengan menggunakan sistem skoring SRS30, dengan pendekatan penelitian observasi cross-sectional pada pasien paska

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan Majalah Anakku di PT Anak Cerdas Indonesia, maka saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk dapat

Semestinya, dengan sejumlah potensi yang diberikan oleh Allah pada diri kita dan kesediaan kita untuk selalu berlatih untuk menjadi yang terbaik, setiap Muslim — dengan

Berdasarkan Hasil Pelelangan Kegiatan Belanja Bahan Makanan dan Minuman Pasien Program Pengadaan Peningkatan Sarana Dan Prasarana RS/RSJ/RS Paru-Paru/RS Mata RSUD

soal-soal pelatihan ujian nasional yang mencakup semua materi juga akan.. disediakan untuk mengukur seberapa jauh kesiapan siswa dalam

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemungutan retribusi pelayanan pemakaman sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pada Peraturan Daerah, hanya saja petugas

samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan