• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBPROSES Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Proses Pembelajaran AlQur'an di Pondok Modern Badii'usy Syamsi Pucanganom Madiun Tahun Pelajaran Z0l2/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBPROSES Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Proses Pembelajaran AlQur'an di Pondok Modern Badii'usy Syamsi Pucanganom Madiun Tahun Pelajaran Z0l2/2013."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMB

PROSES

(Di Pondok Modern

Diajukan untuk Mempero Pro

IT

UNIVERSI

BELAJARAN TUTOR SEBAYA DAL

ES PEMBELAJARAN AL–QUR’AN

rn Badii‘usy Syamsi Pucanganom Kebonsari M

Tahun Pelajaran 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI

uk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat gun roleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

rogram Studi Agama Islam (Tarbiyah)

Disusun Oleh:

ITA FADHILATUL MASFUFAH

G 000 090 011

FAKULTAS AGAMA ISLAM

SITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

LAM

Madiun

una

(2)

vii

ABSTRAK

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan petunjuk bagi setiap manusia,

karena di dalamnya terdapat perintah dan larangan yang harus dipatuhi. Membaca,

mengajarkan, dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an merupakan kewajiban bagi

setiap muslim sehingga diharapkan mampu membentuk generasi-generasi muslim

yang berkepribadian Qur’ani. Dalam pembelajaran al-Qur’an dibutuhkan suatu

model, strategi, dan metode yang baik. Pondok Modern Badii’usy Syamsi dalam

pembelajaran al-Qur’an memiliki ciri khas sendiri dari pondok-pondok lainnya, yaitu

dengan pembelajaran tutor sebaya. Maka dengan itu penulis tertarik untuk meneliti

lebih lanjut tentang model pembelajaran tutor sebaya dalam proses pembelajaran

al-Qur’an di Pondok Modern Badii’usy Syamsi Pucanganom Madiun. Permasalahan

yang diteliti dan dikaji yaitu: 1) Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran

tutor sebaya dalam proses pembelajaran al-Qur’an di Pondok Modern Badii’usy

Syamsi? 2) Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

model pembelajaran tutor sebaya dalam proses pembelajaran al-Qur’an di Pondok

Modern Badii’usy Syamsi Madiun?

Jenis penelitian ini adalah peneletian lapangan. Adapun studi penelitiannya

adalah deskriptif kualitatif. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, peneliti

menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis

datanya, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif.

Dari analisis data yang ada, diketahui bahwa model pembelajaran tutor sebaya

dalam pembelajaran al-Qur’an di Pondok Modern Badii’usy Syamsi dilaksanakan

sehari tiga kali yaitu setelah shalat subuh, setelah shalat ashar, dan setelah shalat

maghrib dengan menggunakan sistem yaitu halaqah dan hafalan dengan cara

pengkelompokan sesuai dengan kemampuan dan tingkatan. Sedangkan kelebihan dari

model pembelajaran seperti ini adalah penggunaan bahasa yang bebas. Sedangkan

kekurangan dari model ini adalah ketidak disiplinan santri dalam pembelajaran

al-Qur’an. Adapun faktor pendukung dalam pembelajaran tutor sebaya adalah niat yang

ikhlas dalam belajar al-Qur’an serta adanya sarana dan prasana yang meliputi

penggunakan al-Qur’an berukuran besar, buku Iqro’ dan tempat pembelajaran yang

nyaman. Adapun faktor penghambatnya adalah kurangnya motivasi dalam diri santri

dan perbedaan tingkat daya tangkap/ IQ (

Intelligence Quotient

) sehingga proses

pembelajaran memakan waktu lama.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan kepada para guru-guru

Pondok Modern Badii’usy Syamsi agar tetap menjaga hal-hal baik yang sudah

dilaksanakan di Pondok Modern Badii’usy Syamsi. Bagi guru-guru pengajar

al-Qur’an agar supaya lebih memperhatikan proses belajar mengajar al-al-Qur’an secara

khusus dan seksama. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat untuk

terus menjaga dan melestarikan al-Qur’an dengan mudah dan benar.

(3)

I

I

UNTVERSITAS MUIIAMMADTYAII ST'RAKARTA

FAKT]LTAS AGAMA ISLAM

Jl.A.Yani Tromol Pos I-Pabelan Kartasura, Telp. (0271)717417,Fax(027l)71548 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi llmiah

Yang bertanda tangan dibawah ini pebimbing skripsi/tugas akhir

Nama : 1. Drs. Zaenal Abidin M. Pd 2. Drs. Abdullah Mahmud M.Ag

Telah mernbaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama

NIM

Program Studi

Judul Skripsi

: Ita Fadhilaul Masfufah

: G 0 0 0 0 9 0 0 1 1

: Fendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

:Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Proses

Pernbelajaran AI-Qur'an di Pondok Modern Badii'usy

Syamsi Madiun Tahun Pelajaran 2017/2013

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetuji untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta l8 November 2013

Pembimbing I

le4bimbing

(4)

Surat Pernyataan Publikasi Karya llmiah

B i smi llahinahmanirrohim

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

Nim

hogam Studi

Jenis

Judul

Ita Fadhilatul Masfufah

G 000 090 01 I

Fakultas Agama Islam (Tarbiyah)

Skripsi

:Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Proses Pembelajaran Al-Qur'an (di Portdok Modem Badii'usy Syamsi Fucanganom Madiun Tahun Pelaj aran 20 12 / 20 | 3)

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan ums atas penulisan karya ilmiah

say4 derni pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database) , mendistribusikannyao serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada

Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak

Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hokum yang timbul atas pelanggaran

hak cipa dalam karya ilmiah.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat di gunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, l8 November 2413

"u"E*Watakan

',b2

ruKafu^*l

Mastufah

(5)

PENDAHULUAN

Kita tahu bahwa dalam

kenyataannya, anak yang belajar dari

anak-anak lain yang memiliki status dan umur

yang sama kematangan atau harga diri

yang tidak jauh berbeda, maka dia tidak

akan merasa begitu terpaksa untuk

menerima ide-ide dan sikap-sikap dari

guru’nya tersebut. Sebab

‘guru-guru’nya yaitu teman sebayanya sendiri,

tidaklah begitu lebih bijaksana dan

berpengalaman dari padanya.

Tutor sebaya adalah sekelompok

siswa yang telah tuntas terhadap bahan

pelajaran, memberikan bantuan kepada

siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami bahan pelajaran yang

dipelajarinya (Suherman, 2003: 25).

Pembelajaran tutor sebaya adalah

pembelajaran yang pelaksanaannya dengan

membagi kelas dalam kelompok-kelompok

kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya

guru melainkan juga teman sebaya yang

pandai dan cepat dalam menguasai suatu

materi tertentu. Dalam pembelajaran ini,

siswa yang menjadi tutor hendaknya

mempunyai kemampuan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan teman lainnya,

sehingga pada saat dia memberikan

bimbingan dia sudah dapat menguasai

bahan yang akan disampaikan.

Dari pengamatan di atas, bahwa

Pondok Modern Badii’usy Syamsi

merupakan sebuah lembaga pendidikan

yang mengutamakan pendidikan al-Qur’an

dan memiliki ciri khas tersendiri dalam

pembelajaran al-Qur’an. Dalam

pencapaian di atas dikarenakan Pondok

Modern Badii’usy Syamsi dapat

mengembangkan model pembelajaran tutor

sebaya. Pondok Modern Badii’usy Syamsi

dalam pelaksanaan pendidikannya telah

memperhatikan benar-benar pendidikan

al-Qur’an.

Berdasarkan dengan latar belakang

yang disebutkan serta pemaparan di atas,

maka penilti membatasi masalah tersebut

yaitu:

1. Bagaimana proses pelaksanaan model

pembelajaran tutor sebaya dalam

pembelajaran al-Qur’an di Pondok

Modren Badii’usy Syamsi Madiun?

2. Apa yang menjadi faktor pendukung

dan penghambat dalam pelaksanaan

model pembelajaran tutor sebaya

dalam proses pembelajaran al-Qur’an

di Pondok Modern Badii’usy Syamsi

Madi

Landasan Teori

A. Model Pembelajaran Tutor Sebaya

1. Pengertian Model Pembelajaran

Tutor Sebaya

Model dapat diartikan

sebagai sebuah konstruksi yang

(6)

2004: 95). Sedangkan Menurut

Oemar Hamalik (2001: 57)

pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi

manusiawi material fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang

saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Jadi model pembelajaran

adalah suatu konsep atau kerangka

konstruksi yang dirancang secara

baik berdasar pada teori-teori yang

berkaitan langsung dengan proses

yang digunakan dalam

pembelajaran untuk mencapai

tujuan tertentu.

Secara etimologis tutor

adalah guru pribadi, mengajar

ekstra atau memberi les/pengajaran.

Pendidik adalah tenaga

kependidikan yang berkualifikasi

sebagai guru, dosen, konselor,

pamong belajar, widyaiswara, tutor,

instruktur, fasilitator dan sebutan

lain yang sesuai dengan

kekhususannya, serta berpartisipasi

dalam menyelenggarakan

pendidikan (Undang-undang RI:

2006: 57). Tutor berfungsi sebagai

tukang atau pelaksana mengajar

yang cara mengajarnya telah

disiapkan secara khusus dan

terperinci. Untuk menghidupkan

suasana kompetitif, setiap

kelompok harus terus dipacu untuk

menjadi kelompok yang terbaik.

Oleh karena itu, selain aktivitas

anggota kelompok, peran ketua

kelompok atau tutor sangat besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan

kelompok dalam mempelajari

materi ajar yang disajikan (Saleh

Muntasir, 1985: 30).

Sehubungan dengan itu ada

beberapa pendapat mengenai tutor

sebaya, diantaranya adalah:

Menurut Suherman (2003:

276) Tutor sebaya adalah siswa

yang pandai memberikan bantuan

belajar kepada siswa yang kurang

pandai. Bantuan tersebut dapat

dilakukan oleh teman-teman diluar

sekolah. Mengingat bahwa siswa

merupakan elemen pokok dalam

pengajaran, yang pada akhirnya

dapat mengubah tingkah laku

sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk itu, maka siswa harus

dijadikan sumber pertimbangan di

dalam pemilihan sumber

pengajaran.

Menurut Dedi Supriyadi

yang dikutip oleh Antonius (2007:

18), bahwa Tutor sebaya adalah

seorang teman atau beberapa orang

siswa yang ditunjuk oleh guru

(7)

sebaya) dan ditugaskan untuk

membantu siswa yang mengalami

kesulitan belajar. Berdasarkan

definisi tentang pembelajaran tutor

sebaya di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa istilah model

pembelajaran tutor sebaya adalah

suatu konsep pembelajaran yang

terstruktur yang pelaksanaannya

dengan membagi kelas dalam

kelompok-kelompok kecil, yang

sumber belajarnya bukan hanya

guru melainkan juga teman sebaya

yang pandai dan cepat dalam

menguasai suatu materi tertentu.

Dalam pembelajaran ini, siswa

yang menjadi tutor hendaknya

mempunyai kemampuan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan teman

lainnya, sehingga pada saat dia

memberikan bimbingan dia sudah

dapat menguasai bahan yang akan

disampaikan

2. Prosedur dalam penyelenggaraan

tutor sebaya

Penerapan metode tutor

sebaya pada kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan secara

efektif dan efisien apabila seorang

guru memperhatikan serta

melaksanakan beberapa langkah

penyelenggarakan tutor sebaya,

adapun langkah-langkah tersebut

adalah:

a. Menentukan yang akan

dijadikan sebagai tutor

Dalam menentukan

siapa yang dijadikan tutor

diperlukan

pertimbangan-pertimbangan sendiri. Seorang

menurut Moh Surya dan Moh

Amin (1982: 51) dalam

memilih tutor sebaya

hendaknya memiliki kriteria,

antaranya:

1) Memiliki kemampuan

akademis di atas rata-rata

siswa satu kelas.

2) Memiliki motivasi tinggi

untuk meraih prestasi

akademis yang baik.

3) Memiliki sikap toleransi,

tanggung jawab, tenggang

rasa dan ramah terhadap

sesama.

b. Menyiapkan tutor

Menurut Syaiful Bahri

Djamarah (2010: 32) beberapa

cara dalam menyiapkan seorang

tutor agar tutor dapat

mengerjakan secara optimal,

diantaranya:

1) Guru memberikan petunjuk

pada tutor bagaimana

mendekati temannya dalam

(8)

2) Guru menyampaikan pesan

pada tutor-tutor agar tidak

selalu mebimbing teman

yang sama.

3) Guru membantu agar semua

siswa dapat menjadi tutor

sehingga mereka merasa

dapat membantu teman

belajar.

4) Tutor sebaiknya bekerja

dalam kelompok kecil.

c. Membagi kelompok

Dalam model

pembelajaran tutor sebaya

seorang guru bertindak sebagai

pengawas dan pengatur

berjalanya program ini.

Sebelum memulai menerapkan

metode tutor sebaya sorang

guru harus membagi peserta

menjai berapa

kelompok-kelompok. Kelompok kecil

sebaiknya dengan anggota

kelompok 4-5 orang, dengan

dasar pemikiran bahwa makin

banyak anggota kelompoknya,

keefektifan belajar tiap anggota

berkurang. Sebaliknya jika

terlalu sedikit 2 atau 3 orang

kurang dapat membentuk iklim

kelompok yang kurang baik.

Jadi dapat disimpulkan

bahwa dalam prosedur

pelaksanaan tutor sebaya

meliputi tiga tahapan yaitu:

Pertama Menentukan yang akan

dijadikan sebagai tutor. Kedua

menyiapkan tutor. Ketiga

membagi kelompok.

3. Kelebihan dan kekurangan tutor

sebaya

Menurut Syaiful Bahri

Djamarah (2010: 35) kelebihan dari

kegiatan model tutor sebaya adalah:

a. Adanya suasana hubungan yang

lebih dekat dan akrab antara

murid yang dibantu dengan

siswa sebagai tutor yang

membantu.

b. Bagi tutor sendiri, metode ini

merupakan kesempatan untuk

pengayaan dalam belajar dan

juga dapat motivasi untuk

belajar.

c. Tutor teman dapat sabar

terhadap siswa yang lamban

dalam belajar.

Namun disamping

kelebihan tersebut, terdapat

kekurangan dalam melaksanakan

kegiatan tutor sebaya, antara lain:

a. Pembelajaran memerlukaan

alokasi waktu yang relatif lama,

sehingga diperlukan

pengorganisasian waktu yang

(9)

b. Kelas berpotensi riuh dan tidak

terkendali.

c. Siswa yang dipilih sebagai tutor

dan berprestasi belum tentu

mempunyai hubungan yang

baik dengan siswa yang

dibantu.

Jadi kesimpulan dari

pendapat di atas tentang kelebihan

dan kekurangan model tutor sebaya

adalah dalam penerapan

pembelajaran tutor sebaya para

siswa diajak untuk mandiri,

dewasa, bertanggung jawab dan

punya rasa setia kawan yang tinggi.

Artinya, dalam pembelajaran tutor

sebaya siswa yang dianggap pintar

bisa mengajari temannya yang

kurang pandai dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun kekurangannya tidak

semua tutor dapat menjawab

pertanyaan dari teman dan

memiliki interaksi yang baik

terhadap temannya.

B. Pembelajaran Al-Qur’an

1. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap

kegiatan yang dirancang untuk

membantu seseorang mencapai

suatu kemampuan atau nilai baru

(Saiful Sagala, 2005: 61).

Sedangkan menurut Sudjana (2011:

8) pembelajaran adalah upanya

yang sistematik dan disengaja oleh

pendidik untuk menciptakan

kondisi-kondisi agar peserta didik

melakukan kegiatan belajar.

Penulis dapat

menyimpulkan dari berbagai

definisi diatas bahwa pembelajaran

adalah proses pemberian ilmu

pengetahuan, kecakapan dan

pembinaan dari guru kepada

peserta didik agar bertambah

pengetahuannya serta terampil

dalam mengerjakan sesuatu atau

dalam mengamalkannya.

2. Al-Qur’an

Secara bahasa al-Qur’an

berasal dari bahasa Arab, yaitu

“qara’a-yaqra’u-quraanan” yang

berarti bacaaan. Secara istilah

al-Qur`an adalah: "Kalam Allah yang

merupakan mukjizat yang

diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW, yang diturunkan

secara mutawatir dan membacanya

adalah ibadah”

Al-Qur`an adalah

kalamullah, firman Allah SWT, ia

bukanlah kata-kata manusia, bukan

pula kata-kata jin, setan, atau

malaikat. Al-Qur`an bukan berasal

dari pikiran makhluk, bukan syair,

(10)

kontemplasi atau hasil pemikiran

filsafat manusia.

Sebagaimana ditegaskan

dalam firman-Nya:

ç

µ

¯

Ρ

Î

)

u

ρ

Ö



ø

.

Ï

%

s

!

y

7

©

9

y

7

Ï

Β

ö

θ

s

)

Ï

9

u

ρ

(

t

ô

θ

y

u

ρ

t

βθ

è

=

t

ó

¡

è

?

∩⊆⊆∪

Artinya: Dan Sesungguhnya

al-Qur’an itu benar-benar

adalah suatu kemuliaan

besar bagimu dan bagi

kaummu dan kelak kamu

akan diminta pertanggungan

jawab. (QS. Az- Zukhruf:

44).

Dari uraian tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran al-Qur’an adalah

segala upaya proses yang dilakukan

guru kepada pesrta didik agar

mampu mengucapkan huruf atau

lafadz suatu ayat di dalamnya

dengan baik dan benar sesuai

dengan makhraj dan tajwidnya.

Bertujuan untuk mengetahui atau

memahami isi dan untuk

memperoleh pesan dari ayat dan

surat yang diwahyukan oleh Allah

SWT kepada nabi Muhammad

SAW.

3. Fungsi Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab

suci yang berfungsi sebagi

pendoman, petunjuk dan

merupakan rahmat bagi manusia,

yang mengatur segala aspek

kehidupannya, yang berhubungan

dengan Allah SWT, dengan sesama

manusia, maupun dengan alam (Ali

Hasan, 2000: 70).

Al-Qur’an adalah wahyu

yang berfungsi sebagi mukjizat

bagi Rasulullah SAW, sebagi

pendoman hidup bagi seorang

muslim dan sebagai

penyempurnaan terhadap

kitab-kitab Alloh SWT sebelumnya dan

berniali abadi.

Dalil dari al-Qur’an, Allah

SWT berfirman dalam surat

at-Tahrim ayat 6:

$

p

κ

š

r

'

¯

t

ƒ

t



Ï

%

©

!

$

#

(

#

θ

ã

Ζ

t

Β

#

u

(

#

þ

θ

è

%

ö

/

ä

3

|

¡

à

Ρ

r

&

ö

/

ä

3‹

Î

=

÷

δ

r

&

u

ρ

#

Y

‘$

t

Ρ

$

y

δ

ß

Š

θ

è

%

u

ρ

â

¨$

¨

Ζ9

$

#

ä

ο

u

‘$

y

f

Ï

t

ø

:

$

#

u

ρ

$

p

κ

ö

Ž

n

=

t

æ

î

π

s

3

Í

×

¯

n

=

t

Β

Ô

(11)

×

Š#

y

Ï

©

ā

ω

t

βθ

Ý

Á

÷

è

t

ƒ

©

!

$

#

!

$

t

Β

ö

Ν

è

δ

t



t

Β

r

&

t

βθ

è

=

y

è

ø

t

ƒ

u

ρ

$

t

Β

t

βρ

â

÷

s

÷

σ

ã

ƒ

∩∉∪

Artinya: Hai orang-orang

yang beriman, peliharalah

dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan

bakarnya adalah manusia

dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang

kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap

apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang

diperintahkan (Departemen

Agama RI, 1418: 820)

Pembelajaran al-Qur’an

merupakan realisasi dari usaha

untuk menjauhkan diri dan

keluarga dari siksa api neraka.

Dalil Dari As-Sunnah,

Diantaranya:

Rosulullah SAW, bersabda:

Yang artinya: “Sebaik-baik kalian

adalah orang yang mempelajari

al-Qur’an dan mengajarkanya”. (HR.

Bukhori dan Muslim, dalam Imam

Nawawi, 2009: 309)

4. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab

suci yang berfungsi sebagai

pendoman atau petunjuk dan

merupakan rahmat bagi manusia,

yang mengatur segala aspek

kehidupannya, yang berhubungan

dengan Allah SWT, dengan sesame

manusia maupun alam. Diantar

Tujuan pokok al-Qur’an yaitu:

Petunjuk aqidah, Petunjuk akhlak,

dan Petunjuk syari’at.

5. Komponen-komponen yang

Mempengaruhi Pembelajaran

Dalam proses belajar atau

dalam melaksanakan pendidikan

perlu diperhatikan adanya beberapa

faktor yang dapat

mempengaruhinya, dan

faktor-faktor teresbut ikut menentukan

berhasil dan tidaknya suatu

pembelajaran, antara lain:

Menurut Hasbullah dalam

bukunya yang berjudul

“Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan”,

problematika yang timbul dalam

pembelajaran dapat dilihat dari

beberapa faktor:

a. Faktor tujuan

b. faktor pendidik

c. Faktor peserta didik

d. Faktor media dan fasilitas

e. Faktor lingkungan

(12)

Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan disebuah lembaga

pendidikan sudah pasti tidak

terlepas dari berbagai cara atau

metode agar setiap materi yang

disampaikan oleh seorang guru

dapat dengan mudah diterima oleh

anak.

Beberapa Metode

pembelajaran al-Qur’an dalam

pembelajaran membaca al-Qur’an

sampai saat ini masih dikenal

adanya beberapa metode membaca

al-Qur’an sebagai berikut: Metode

Iqro’, metode Qira’ati dan metode

tartil.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis

penelitian lapangan (field research), di

sebut penelitian lapangan karena data yang

akan digali berasal dari kancah/lapangan

yang bersifat kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata yang tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Guna mendapatkan data, peneliti

mengunakan beberapa teknik

pengumpulan data seperti observasi,

interview, dan dokumen.

a. Metode Observasi

Observasi berarti peneliti

melihat dan mendengarkan (termasuk

menggunakan indera yang lain) apa

yang dilakukan dan dikatakan atau

diperbincangkan para responden dalam

aktifitas kehidupan sehari-hari baik

sebelum menjelang, ketika dan sesudah

(Hamidi, 2005: 74). Dalam penelitian

ini peneliti mengunakan observasi

partisipan yaitu peneliti mengamati apa

yang dikerjakan sumber data,

mendengarkan apa yang mereka

ucapkan, dan berpartisipasi dalam

kegiatan mereka, peneliti juga terlibat

dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan

sebagai sumber data penelitian.

Adapun observasi partisipan ini

bersifat partisipasi pasif yaitu peneliti

datang di tempat kegiatan orang yang

diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam

kegiatan tersebut (Sugiyono, 2008:

227). Metode ini dipakai untuk

mengumpulkan data yang mudah

dipahami dan diamati secara langsung

yaitu proses pembelajaran al-Qur’an,

keadaan gedung dan fasilitas-fasilitas

yang ada di Pondok Modern Badii’usy

Syamsi.

b. Metode Interview

Wawancara adalah merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab,

(13)

makna dalam suatu topic tertentu

(Lexy J Moleong, 2006: 186). Dalam

teknik wawancara ini, peneliti

mengunakan teknik wawancara

terstruktur (structure interview), yaitu

peneliti dalam melakukan wawancara

berdasarkan pedoman wawancara yang

telah dipersiapkan terlebuh dahulu agar

peneliti dapat menekankan pada hasil

informasi yang telah direncanakan

dalam wawancara (Sukardi, 2003: 80).

Maksud penggunaan metode ini adalah

untuk mencari data yang berhubungan

dengan kurikulum, model, metode, dan

tehnik yang digunakan dalam proses

pembelajaran al-Qur’an, dalam hal ini

dilakukan dengan pimpinan pondok,

wakil pimpinan, guru ngaji, dan bagian

adminitrasi.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi ialah setiap bahan

tertulis ataupun film lain dari record

yang tidak dipersiapkan karena adanya

permintaan seseorang penyidik (Lexy J

Moleong, 2006: 216). Metode ini

digunakan untuk mengambil data yang

berhubungan dengan gambaran umum

pondok pesantren Badii‘usy Syamsi

madiun yang meliputi letak geografis

sejarah berdirinya, keadaan sarana dan

prasarana, ustad/ustadzah, karyawan,

santri, kurikulum, jadwal pelajaran,

dan kegiatan harian.

Dalam menganalisis hasil

penelitian ini, penulis menggunakan

analisis deskriptif kualitatif yang terdiri

dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan

data sekaligus reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan/

verivikasi (Matthew B Milles dan

Micheal Hibermes, 1992: 16).

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Model Tutor Sebaya

Dalam Proses Pembelajaran

Al-Qur’an.

Belajar al-Qur’an merupakan

pembelajaran yang tidak mudah

dilakukan oleh anak-anak zaman

sekarang dikarenakan berbenturan

langsung dengan perkembangan zaman

yang serba teknologi. Dengan

demikian Pondok Modern Badii’usy

Syamsi turut andil dalam upaya

merancang dan membuat sebuah sistem

pembelajaran al-Qur’an untuk

anak-anak dengan sistem pembelajaran yang

mudah dan efisien yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran

tutor sebaya. Sehingga anak untuk

belajar tidak merasa takut dikarenakan

yang mengajar adalah temannya

sendiri. Berbeda dengan yang kita

rasakan pada anak-anak atau orang

dewasa saat ini yang banyak

terjerumus dan terbawa arus

(14)

adanya kontrol diri baik dari orang tua,

guru ataupun lingkungan.

Setelah melakukan wawancara,

peneliti menemukan data bahwa model

pembelajaran tutor sebaya dalam

pembelajaran al-Qur’an diadakan tiga

kali dalam satu hari. Pada pagi hari

yaitu setelah shalat subuh tepat, sore

hari setelah shalat ashar, dam malam

hari setelah shalat maghrib. Pada

pembelajaran ini semua santri

diwajibkan hadir tanpa alasan yang

jelas.

Pembelajaran dengan model

teman sebaya adalah pembelajaran

yang berasal dari teman/ rekan

sebayanya sendiri yang telah ditunjuk

oleh bagian kurikulum dengan harus

memiliki beberapa kreteria untuk

menjadi guru yang akan mengajar

teman sebayanya. Seperti yang

dikatakan oleh ust. Mahfuddin:

“Bahwasannya santri yang akan

menjadi guru untuk temanya harus

memiliki sifat-sifat tertentu antara

lain seorang guru al-Qur’an harus

menguasai materi yang akan

disampaikan kepada temanya,

harus menguasai ilmu tajwid dan

mampu menerapkan terhadap

temanya, dan mampu membaca

al-Qur’an dengan fasih dan lancar

sesuai dengan kaidah-kaidah

tajwid, dan seorang guru harus

memiliki rasa tangung jawab dan

disiplin dalam segala hal. Berbagai

kriteria yang ada tersebut

insyaallah model pembelajaran

teman sebaya berjalan dengan

lancar”.(Wawancara pada hari

sabtutgl 03/08/2013 jam 08.30)

Lain halnya yang dikatakan

oleh ust.Nasrul Arifin:

“Bahwasanya kreteria untuk

menjadi guru teman sebaya seorang

anak yang dianggap lebih pandai

dalam kemampuannya dan seorang

anak yang dipercaya dapat

memimpin dan mengajar

tentunya”.(Wawancara pada hari

sabtu tgl 03/08/2013 jam 10.00

wib).

Sedangkan kriteria atau

sifat yang harus dimiliki oleh

seorang pengajar Al-Qur’an dalam

model pembelajaran ini.

Dengan beberapa kriteria

ini kemudian bagian kurikulum

memanggil guru teman sebaya

untuk diberi arahan dan pengertian

agar dalam pelaksanaan

pembelajaran al-Qur’an semua

guru memiliki tanggung jawab

masing-masing terhadap

keberhasilan teman-teman

(15)

Sedangkan dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran

al-Qur’an di Pondok Modern

Badii’usy Syamsi menggunakan

dua sistem yaitu halaqah dan

hafalan.

B. Faktor Pendukung dan penghambat

dalam Pembelajaran Al-Qur’an

dengan Model Pembelajaran Tutor

Sebaya

1. Faktor Pendukung

Dalam menjalankan proses

pembelajaran, tentunya

membutuhkan suatu penghubung

sebagai pendukung dalam proses

belajar mengajar di Pondok

Modern Badii’usy Syamsi. Sebagai

penghubung tersebut diupayakan

agar tercapainya program-program

pondok yang telah ditentukan. Agar

pembelajaran tutor sebaya dalam

pembelajaran al-Qur’an lancar dan

berjalan sesuai program dibutuhkan

beberapa faktor pendukung. Seperti

yang dikatakan ust Nur Hadi:

“Pembelajaran al-Qur’an

terhadap anak-anak tidak

sama seperti pembelajaran

orang dewasa, dalam segi

ini pembelajaran di pondok

ini membutuh perhatian

khusus mulai dari interaksi

yang baik antara teman dan

tutor, tempat, cuaca dan

tentunya harus ada alat-alat

yang mendukungnya seperti

Iqro’ dan al-Qur’an.

Pembelajaran terhadap anak

membutuhkan tempat yang

nyaman ketika dalam

sedang pembelajaran.

Dipondok ini yang

menjadikan seorang santri

nyaman dalam belajar

al-Qur’an karena system

pembelajarannya di tempat

terbuka seperti di teras-teras

kamar dan sekolah dan

didukung dengan cuaca

yang segar dan yang paling

pokok niat dalam belajar”.

(Hasil wawancara pada hari

senin tgl 05/08/2013 jam

13.00)

Sama halnya dengan pendapat ust

Nasrul Arifin:

‘’Untuk mempermudah

pembelajaran ini, tentunya

setiap anak harus

memegang al-Qur’an

sendiri-sendiri sehingga

tidak bergantian dalam

membaca al-Qur’an dan

semua murid sama-sama

bisa saling mendengarkan

(16)

terjadi suatu kesalahan

dalam membaca”.(

Wawancara pada hari sabtu

tgl 03/08/2013 jam 10.00

wib)

Dengan demikian dalam

pelaksanaan pembelajaran tutor

sebaya dalam pembelajaran

al-Quran didukung oleh beberapa

faktor antara lain interaksi yang

baik antara tutor dan temannya,

adanya sarana seperti al-Qur’an dan

Iqro’, tempat yang nyaman dan

kondusif dan yang paling utama

adalah niat dan hati yang Ikhlas.

2. Faktor penghambat

Kegiatan pembelajaran

al-Qur’an di Pondok Modern

Badii’usy Syamsi merupakan

rutinitas santri setiap hari. Kegiatan

pembelajaran yang diajar oleh

temanya sendiri. Meskipun

demikian kegiatan ini sudah

berjalan semenjak awal berdirinya

Pondok Modern Badii’usy Syamsi,

ternyata tidak terlepas dari

kesulitan, baik disisi

penyelenggaraan atau yang lain.

Kesulitan yang paling terlihat

seperti hasil wawancara peneliti

dengan para pengajar yang bertugas

langsung terhadap kegiatan ini

adalah terletak pada santri

sendiri.Perbedaan IQ antara satu

dengan yang lainnya menyebabkan

pembelajaran al-Qur’an

membutuhkan waktu lama. Seperti

yang dikatakan ust Mahfudin:

“Dalam setiap kegiatan

tentunya tidak terlepas dari

kesulitan-kesulitan. Begitu

juga dalam pembelajaran ini

sering kami temui kesulitan

kesulitan tersebut, diantara

yang paling menonjol

kesulitan dalam

pembelajaran ini yaitu IQ

antara anak dengan anak

yang lain sangat berbeda

sehingga bagi IQ yang

rendah membutuhkan waktu

yang sangat panjang dalam

proses belajar mengajar.

Selain itu anak didik yang

bicaranya kurang fasih

salah satu kendala dalam

pembelajaran al-Qur’an

sehingga pengajar

membutuhkan waktu lama

untuk

memahamkan”.(Wawancara

pada hari sabtu tgl

03/08/2013 jam 08.30).

Jika kedua sumber tadi

(17)

jadi kendala, lain halnya dengan

pendapat ust Wahib dalam

pandangannya berpendapat bahwa

motivasi adalah salah satu kendala

yang perlu diperhatikan juga.

Menurutnya motivasi santri

terhadap pentingnya belajar

al-Qur’an belum tumbuh didalam

pikirannya.Seperti dalam hasil

wawancara dengan beliau.

‘’Bagi santri yang baru

masuk di pondok adalah

belum bisa baca al-Qur’an

dengan lancar dan ketika

menjadi santri pasti harus

mengulang lagi ke Iqro’,

sehingga mereka canggung

atau malu untuk

belajar.Karena tidak adanya

motivasi dalam dirinya

untuk belajar lebih

semangat. Bagi santri yang

lama kendala motivasi juga

salah satunya, sering

ceroboh dan meremehkan

terhadap waktu-waktu

pembelajaran, sedangkan

tujuan orang tuanya untuk

modok ini supaya menjadi

anak yang pintar menmbaca

al-Qur’an dan mampu

mengajarkan ketika sudah

pulang ke rumah

masing-masing kepada adiknya

maupun orang lain.’’(Hasil

wawancara pada hari jumat

tgl 09/08/2013 jam 10.00).

Dengan demikian, jelaslah

terdapat dua faktor besar yang

menjadi hambatan dalam

pelaksanaan model pembelajaran

tutor sebaya dalam pembelajaran

al-Qur’an di Pondok Modern

Badii’usy Syamsi berdasarkan

pendapat-pendapat diatas. Pertama

seperti yang dikutip dari pendapat

ust. Mahfudin bahwa hambatan

yang pertama adalah perbedaan

tingkat kecerdasan/ IQ (Intellegent

Quotien) antara santri satu dengan

lainnya dan hambatan yang kedua

adalah kurangnya motivasi diri dari

santri.

KESIMPULAN

Setelah mengadakan penelitian dan

pengolahan data yang diperoleh dari

observasi, wawancara dan dokumentasi,

buku-buku yang ada kaitanya dengan judul

skripsi tentang model pembelajaran tutor

sebaya dalam proses pembelajaran

al-Qur’an di Pondok Modern Badii’usy

Syamsi Madiun kemudian disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model teman

sebaya adalah pembelajaran antara

guru dan murid yang berasal dari

(18)

telah ditunjuk oleh bagian kurikulum

dengan harus memiliki beberapa

kriteria untuk menjadi guru yang akan

mengajar teman sebayanya. Dalam

pelaksanaan model pembelajaran tutor

sebaya ini memerlukan perencanaan

yang lebih matang, karena dalam

perencanaan tersebut mencakup

beberapa tahapan antara lain dengan

membuat program, menyiapkan tutor,

dan memberikan tugas kepada para

tutor. Bahwa pelaksanaan model tutor

sebaya dalam pembelajaran al-Qur'an

dilakukan sebanyak tiga kali dalam

sehari antara lain: Seusai shalat subuh

berjamaah, seusai shalat 'ashar dan

seusai shalat maghrib.

2. Penggunaan model tutor sebaya dalam

pembelajaran al-Qur'an di Pondok

Modern Badii'usy Syamsi adalah

dengan menggunakan dua system cara:

Halaqah dan muqabalah. Dengan cara

halaqah didalam pelaksanaannya

seluruh siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok yang berbeda sesuai tingkat

dan kemampuan masing-masing siswa.

Di setiap kelompok terdiridari 5-7

siswa. Sedangkan cara muqabalah

setiap guru mengajar santri dengan

bertatap muka secara langsung, cara ini

dikhususkan bagi santri yang belum

mampu membaca al-Qur'an dan bagi

siswa pemula yang masih

menggunakan kitab 'Iqra'.

3. Faktor-faktor pendukung dalam

pelaksanaan pembelajaran al-Qur'an

dengan model tutor sebaya di Pondok

Modern Badii'usy Syamsi adalah

adanya interaksi yang baik antara guru

tutor dan temannya, niat ikhlas dalam

belajar, adanya sarana dan prasarana

yang terdiri dari al-Qur'an, buku iqra

dan tempat belajar yang nyaman dan

kondusif. Sedangkan faktor-faktor

penghambat dalam pelaksanaan

pembelajaran al-Qur'an dengan model

tutor sebaya di pondok modern

Badii'usy Syamsi meliputi: kurangnya

motivasi dalam diri santri, perbedaan

tingkat IQ (Intellegent quotions) atau

daya tangkap santri.

SARAN

Berpijak pada hasil penelitian

tentang model pembelajaran tutor sebaya

dalam proses pembelajaran al-Quran di

Pondok Modern Badii’usy Syamsi, maka

pada akhir penulisan ini penulis

memberikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Kepada Pimpinan Pondok Modern

Baadii’usySyamsi Madiun

Dalam rangka transformasi

ilmu dan nilai-nilai pendidikan selaku

pimpinan pondok untuk terus

memberikan teladan dan pengarahan

serta motivasi kepada para ustad untuk

(19)

kepada santri-santrinya, dan kepada

santri untuk terus ikhlas dan semangat

dalam menuntut ilmu-ilmu Allah.

2. Kepada guru tutor

Bagi guru pengajar al-Qur'an

agar senantiasa memperhatikan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

dengan seksama dan selalu

meningkatkan kemampuan demi lebih

berkualitasnya pembelajaran membaca

al-Quran.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan. 2000. Studi Islam Al-Quran Dan Sunnah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dakir. 2004. Perencanaan Dan

Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT. Mahasatya.

Departemen Agama. 1418 H. Al-Quran Dan Terjemahanya. Madinah Munawaroh: Lembaga Percetakan

Al-Quran Rajafhad.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, dkk. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta . Rineka Cipta.

Hamidi. 2005. Metode Penelitian

Kualitatif. Malang: UMM press. Imam Nawawi. 2009. Terjemahan Riyadus

Sholikhin.Jilid 2. Jakarta: Pustaka Amani.

J.J.Hasibuan Moedjiono. 2008.

(Cetakan12). Proses Belajar

Mengajar.Bandung, PT Remaja Rosda Karya.

Joko Subagyo. 1997. Metode Penelitian Dalam Teori Praktek. Jakarta: Pustaka Al – Kautsar.

Matthew B Milles dan Micheal Hibermes.

1992. Analisis Data

Kualitatif.Jakarta: Erlangga. Muhammad Amin dan Moh Surya. 1982.

Pengajaran Remidial. Jakarta: DEPDIKBUD P2BSPG

Muhammad Mukmin. 1991. Petunjuk

Praktis Mengelola Tk Al-Qur’an. Jakarta: Fikahati Aneka.

Lexy J Meleong. 2006. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kalam Media.

Ragib As - Sirjani. 2011. Cara Cerdas Hafal Al – Quran.Solo: Aqwam.

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga memungkinkan suatu router akan meneruskan suatu paket dengan hanya melihat label yang melekat pada paket tersebut, sehingga tidak perlu lagi melihat alamat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tekanan darah sistolik sebelum relaksasi otot progresif, mengetahui tekanan darah sistolik sesudah relaksasi otot

Kecuali apabila ditentukan lain oleh Pengekspor Data, Data Pribadi yang ditransfer berhubungan dengan kategori subjek data berikut: pegawai, kontraktor, mitra bisnis atau

 Halaman daftar gambar dicetak pada halaman baru dan diberi judul DAFTAR GAMBAR yang diketik dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan titik.  Halaman ini memuat nomor

Objek penelitian yang akan diteliti yaitu tingkat antrian dan waktu tunggu antrian yang terjadi di Food court Summarecon Mal Serpong, Salsa Food city, dan Aeon Mal

Kategoriler tartışmaya açıldığında toplumsal cinsiyetin gerçek­ liği de krize girer: Gerçeğin nasıl gerçekdışından aynlacağı belir­ sizleşir. İşte bu

Perbandingan Tekanan Intraokuker pada Terapi Inisial Glaukoma Primer Sudut Terbuka Menggunakan Timolol Maleat 0,5% dengan Kombinasi Timolol dan Asetazolamid..