• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang

LARISSA GINA SARI, AZHAR EL HAMI, S.Psi, M.Si

ABSTRAK

Manusia merupakan sumber daya yang sangat penting dalam setiap organisasi. Agar sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, maka organisasi tersebut harus dapat menciptakan hubungan kerja yang baik antara atasan dengan bawahan. Peranan seorang pemimpin tak luput pula dengan gaya kepemimpinan yang digunakannya, salah satunya yaitu dengan menggunakan teori Path-Goal yang dikembangkan oleh Robert House ini dijelaskan bagaimana karakteristik tugas dan karyawan memengaruhi dampak kepemimpinan pada kinerja karyawan, sehingga dengan melihat gambaran di setiap bagian tersebut apakah mungkin akan memunculkan gaya kepemimpinan yang paling dominan

Penelitian ini merupakan rancangan non-eksperimental dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner mengenai gaya kepemimpinan berdasarkan teori Path-Goal. Populasi penelitian yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah Stratified Random Sampling, yaitu populasi yang berstrata, dimana sampel diambil dari setiap strata yang berjumlah 79 karyawan di setiap bagian di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

(2)

bagian penyelenggaraan pelatihan yang paling banyak adalah gaya kepemimpinan orientasi prestasi sebanyak 57,89%. Gaya kepemimpinan atasan yang dipersepsikan oleh karyawan bidang program dan evaluasi pelatihan yang paling banyak adalah gaya kepemimpinan partisipatif sebanyak 75%. Pada kelompok jabatan fungsional, widyaiswara dominan mempersepsikan atasan (koordinator) menggunakan gaya kepemimpinan direktif .

Kata Kunci : Teori Path-Goal, Karyawan Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

PENDAHULUAN

Menteri Pertanian menyatakan bahwa mulai tahun 2015 Indonesia sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimana sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang harus siap bersaing dengan sektor pertanian dari negara ASEAN lainnya. Terdapat beberapa tantangan yang perlu diantisipasi oleh Indonesia dalam memasuki era kawasan MEA 2015 terutama di bidang pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan upaya-upaya untuk mengantisipasi tantangan tersebut, baik dari pemerintah, petani atau masyarakat. Secara institusi seluruh stakeholder yang bergerak di bidang pertanian harus mengoptimalkan perannya masing-masing dalam upaya mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari MEA (http://regional.kompasiana.com/, 2014).

(3)

tugas pokok melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian.

Dalam pencapaian visi dan misi BBPP Lembang dapat dilihat dari kinerja BBPP Lembang secara keseluruhan. Salah satunya dapat dilihat dari realisasi serapan anggaran yang mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2013 ke tahun 2014.

Tabel 1.1 Rincian Perbandingan Realisasi Serapan Anggaran BBPP Lembang Tahun 2010-2014

Tahun Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Anggaran (%) Realisasi Fisik (%) Realisasi

2010 11.015.810.000 10.364.164.641 93.73 101.58 2011 18.631.728.000 17.486.064.222 93.84 98.67 2012 24.553.327.000 23.205.912.258 94.51 96.14 2013 27.483.265.000 24.186.763.000 88.01 96.64 2014 17.487.751.000 17.068.962.452 97.61 101.23

Sumber : LAKIP BBPP LEMBANG TA 2014

Kinerja dan prestasi yang meningkat diasumsikan karena adanya pemimpin baru. Selama tahun 2013, BBPP Lembang tidak mempunyai Kepala Balai, dimana pemimpin di BBPP Lembang hanya dijabat oleh pemimpin sementara yang diangkat dari bagian struktural. Hal tersebut juga tampaknya memberikan dampak yang efektif terhadap setiap kepala bagian di BBPP Lembang..

(4)

efektif dan efisien dari organisasi tersebut. Planning merupakan proses awal pengidentifikasian dan menyeleksi tujuan yang sesuai serta program kegiatan yang terbaik dalam mencapai tujuan tersebut. Selanjutnya adalah organizing yang merupakan proses membangun hubungan tugas dan wewenang yang membuat orang untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Yang dikoordinasikan disini adalah sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada. Lalu proses leading yaitu proses motivasi serta koordinasi baik individu maupun kelompok untuk dapat bekerjasama mencapai tujuan organisasi. Dan proses manajemen terakhir adalah controlling yaitu penetapan pengukuran yang akurat dan system monitoring untuk mengevaluasi seberapa baik organisasi telah mencapai tujuannya

Apabila dilihat dari ke empat fungsi manajemen tersebut, peranan leading merupakan salah satu fungsi manajemen yang terpenting agar dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Hal ini karena leading merupakan suatu proses yang berhubungan langsung dengan motivasi. Tanpa adanya motivasi, setiap organisasi tidak akan mencapai kinerja yang efektif. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam proses leading adalah dengan memberikan harapan bagi karyawan sehingga dapat memotivasi karyawan. Untuk dapat menjelaskan gaya kepemimpinan tersebut, maka teori yang digunakan adalah teori path-goal yang dikembangkan oleh Robert House (1971).

(5)

mengetahui gaya kepemimpinan apa yang ditetapkan oleh pemimpin, peneliti melihat persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin pada tiap bagian tersebut. Menurut Baron (1986), persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan atasan dapat dijelaskan oleh dua proposisi dasar teori Path-Goal, yaitu : (1) tingkah laku pemimpin akan disebut efektif pada tingkat dimana karyawan menerima tingkah laku tersebut sebagai sumber kepuasan secara langsung atau sebagai instrumental untuk kepuasan yang akan datang, (2) tingkah laku pemimpin akan disebut motivasional pada tingkat dimana kepuasan akan kebutuhan karyawan akan berhubungan dalam efektivitas kinerja karyawan sehingga dapat memenuhi lingkungan kerja dengan memberikan pengarahan, penjelasan akan sikap-sikap yang sebaiknya muncul dan reward yang sesuai dengan tampilan kerja yang efektif. Persepsi setiap karyawan terhadap gaya kepemimpinan yang ditunjukkan oleh atasan bisa jadi akan berbeda-beda pula karena adanya perbedaan karakteristik individu dalam menilai atasannya.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimental dengan metode penelitian deskriptif. Penelitian non-eksperimental adalah telaah empirik sistematik dimana peneliti tidak dapat mengontrol secara langsung variabel bebasnya karena manifestasinya telah muncul, atau karena sifat hakekat variabel itu memang kemungkinan tidak dapat dimanipulasi (Kerlinger, 2006).

(6)

tipe deskriptif yang mengumpulkan data kuantitatif untuk menggambarkan variabel yang diteliti (Christensen, 2007).

Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan BBPP Lembang, yang terbagi dalam empat bagian. Teknik penarikan subyek penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan untuk populasi yang berstrata, dimana sampel diambil dari setiap strata (Nazir, 1988).

Peneliti menggunakan teknik sampling ini karena populasi yang digunakan peneliti terdiri dari beberapa strata, dalam hal ini adalah empat bagian yang bernaung di bawah BBPP Lembang. Pembagian jumlah sampel yang diwakili masing-masing strata diperoleh melalui pembagian dari jumlah populasi secara proposional, sehingga dianggap mampu mewakili masing-masing bagian dan menggambarkan keadaan karyawan BBPP Lembang secara umum. Pengukuran

Pengukuran gaya kepemimpinan di BBPP Lembang diukur dengan menggunakan kuesioner yang diturunkan dari Path Goal Theory of Leadership oleh Robert House (1971), terdiri dari empat dimensi gaya kepemimpinan, yaitu directive leader, supportive leader, participative leader, dan achievement oriented leader.

HASIL

(7)

gaya kepemimpinan orientasi prestasi, pada Bidang Penyelenggaraan Pelatihan gaya kepemimpinan yang paling dominan yaitu gaya kepemimpinan orientasi prestasi, pada Bidang Program dan Evaluasi Pelatihan gaya kepemimpinan yang paling dominan yaitu gaya kepemimpinan partisipatif, pada Kelompok Jabatan Fungsional gaya kepemimpinan yang paling dominan yaitu gaya kepemimpinan direktif.

DAFTAR PUSTAKA

Baron, Robert A. (1986). Behavior in Organizations. Boston: Allyn and Bacon.

Christensen, Larry B. (2007). Experimental Methodology. Boston: Pearson Education, Inc. Kerlinger. Fred N. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Universitas

Gadjahmada.

Kompasiana (2014). Pertanian Membelit Pertarungan MEA 2015. Diakses pada tanggal 27 Mei, 2015 dari World Wide Web: http://regional.kompasiana.com/2014/12/16/pertanian-membelit-pertarungan-mea-2015-710642.html.

Nazir, Muhammad. (198). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Gambar

Tabel 1.1  Rincian Perbandingan Realisasi Serapan Anggaran BBPP

Referensi

Dokumen terkait

Silakan Anda pelajari dengan baik teknik pencahayaan yang tepat, sehingga Anda nanti tak akan perlu lagi repot – repot untuk menggunakan flash yang terlalu

Seperti yang telah disebutkan dalam sub bab sebelumnya bahwa perbedaan antara Ibn hazm dan al-Rafi‟i tentang meminang di atas pinangan orang lain adalah hanya

5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang dimaksud dengan unsur persaingan usaha tidak sehat adalah: --- “persaingan antara pelaku

Untuk tahun berikutnya, direncanakan untuk melibatkan staf kesehatan, bides dan sukarelawan (kader) dari setiap desa. Orang-orang ini lebih dekat dengan anggota masyarakat

Dari hal tersebut, sintesis NM-4HBH dengan metode iradiasi gelombang mikro pada kondisi yang digunakan memberikan hasil senyawa 4HNMB, sehingga pengaruh gugus metoksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegunaan dan kemudahan pembayaran pajak terhadap penerapan e -billing di Kota Palembang.Dimana penelitian

phpMyAdmin bagi menguruskan pangkalan data MySQL. Kesemua aplikasi yang digunakan adalah mempunyai lesen sumber terbuka oleh yang demikian tiada lesen berbayar yang diperlukan.

Dari hasil analisis data dalam penelitian ini, penulis menyarankan kepada PT Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya di Yogyakarta bahwa jika organisasi menginginkan dampak yang