PENGEMBANGAN TUMBUHAN JAMBU BOL
PENGEMBANGAN TUMBUHAN JAMBU BOL
(
(
Eugenia malaccensis
Eugenia malaccensis
L.
L.
)
)
SEBAGAI OBAT ANTIDIABETES
SEBAGAI OBAT ANTIDIABETES
Helmi Arifin, Apt, MS, Ph.D
Helmi Arifin, Apt, MS, Ph.D
FAKULTAS FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
Team Peneliti
Team Peneliti
1.
1.
Helmi Arifin, Apt, (MS-ITB, Ph.D. USM Mal)
Helmi Arifin, Apt, (MS-ITB, Ph.D. USM Mal)
(Farmakologi, Toksikologi)
(Farmakologi, Toksikologi)
2. Henny Lucida, Apt, ( Ph.D. Curtin Univ. Aust)
2. Henny Lucida, Apt, ( Ph.D. Curtin Univ. Aust)
(Farmasetika dan Stabilitas sediaan obat)
(Farmasetika dan Stabilitas sediaan obat)
3. Roslinda Rasyid, Apt, (MSi-UNAND)
3. Roslinda Rasyid, Apt, (MSi-UNAND)
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Ledakan DM tsb perlu diantisipasi dgn pembangunan
dibidang kesehatan ====>
a.l. Penyediaan obat DM
(LITBANGKES) :
Indonesia (Thn 2020) ====> penduduk ± 178 jt
prevalensi DM 4% /thn ====> 7 juta penderita DM
Asean (2010)
====> 19.4 juta penderita DM
Komplikasi/Penyulit :
stroke, neuropati autonomik (kardiovaskular),
nefropati (mis. kegagalan ginjal), disfungsi
saluran cerna, gangguan genitourinari dan seksual,
neuropati perifer dengan risiko ulcer pada kaki
(dapat menimbulkan amputasi), retinopati (dapat
menyebabkan kebutaan) dsb.
Penting obat Antidiabetes yang rasional
Sediaan Fitofarmaka
Sediaan Fitofarmaka
Obat sintetis beresiko tinggi
obat dari bahan alam
Obat tradisional
Sediaan Fitofarmaka
Serangkaian pengujian
Pre klinis sampai klinis
SAMPEL
SAMPEL
EKSTRAK EKSTRAK
EKSTRAK TERSTANDAR EKSTRAK TERSTANDAR
1. IDENTIFIKASI DAN EKSTRAKSI SAMPEL
2. SKRINING FITOKIMIA
3. STANDARISASI EKSTRAK
4. UJI AKTIVITAS EKSTRAK PREVENTIV TEST
5. UJI AKTIVITAS EKSTRAK CURATIV TEST
1. IDENTIFIKASI DAN EKSTRAKSI SAMPEL
2. SKRINING FITOKIMIA
3. STANDARISASI EKSTRAK
4. UJI AKTIVITAS EKSTRAK PREVENTIV TEST
IDENTIFIKASI
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae Genus : Eugenia
Spesies : Eugenia malaccensis L.
Syzygium malaccense (L.) Merr & Perry Nama Daerah : Jambu ripu (Aceh), dharsana (Madura),
jambu bol (Sunda, Batak, Lampung), Myambu bol (Bali), jambu jambak (Minangkabau), jambu boa (Jambi), dan maufa (Nias).
Kandungan Kimia
Pereaksi
Hasil
Alkaloid
Mayer
+
Flavonoid
Mg / HCl
+
Terpenoid / steroid
LB
+
Fenolik
FeCL3
+
Saponin
Busa
+
Hasil skrining fitokimia dari ekstrak etanol daun
1. Terpenoid :
Fraksi heksan dielusi dengan fasa gerak heksan:etil asetat (1 ml : 1 ml) didapatkan noda berwarna merah ungu pada Rf 0,9 dan Rf 0,85 dengan penampak noda asam sulfat pekat 10 % dalam metanol.
2. Alkaloid :
Fraksi etil asetat dielusi dengan fasa gerak etil asetat : metanol : air (100 : 13,5 : 10) didapatkan noda berwarna jingga pada Rf 0,83 dengan penampak noda dragendorf.
3. Flavonoid :
Fraksi etil asetat dielusi dengan fasa gerak kloroform : etil asetat ( 6 : 4 ) didapatkan noda berwarna kuning pada Rf 0,1 dengan penampak noda citro borax.
1 2 3
No. Parameter Hasil
1. Organoleptis Bentuk : Kental
Warna : Coklat tua Bau : Khas Rasa : Sepat
2. Kadar senyawa terlarut dalam :
Air
Etanol 12,4% ± 0,55116% ± 0,924
3. Kadar abu 2,4% ± 1,03
5. Kadar abu yang tidak larut asam 0,1% ± 0,046
7. Total cemaran bakteri : 2,7 x 10 4 koloni/g (< 106)
8. Total cemaran kapang : 3,3 x 10 3 koloni/g (< 104)
9. Uji cemaran logam timbal {Pb} Negatif 10 Kandungan kimia ekstrak
Alkaloid Flavonoid Terpenoid Steroid Fenolik Saponin + + + + + +
11. Profil KLT
Terpenoid
Alkaloid
Flavonoid
(+) pada Rf 0,9 dan Rf 0,85 (+) pada Rf 0,83
HASIL UJI AKTIVITAS EKSTRAK
HASIL UJI AKTIVITAS EKSTRAK
EKSTRAK ETANOL DAUN
Eugenia malaccensis
L. DENGAN
DOSIS 100, 200, DAN 400 mg/KgBB
Secara OGTT dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus
pada waktu 30, 60 dan 120 menit, tidak ada pengaruh variasi
dosis ekstrak
Secara kuratif test dapat menurunkan kadar glukosa darah
tikus diabetes yang dinduksi dengan STZ, tertinggi pada
dosis 400 mg/kg
Dapat menurunkan konsumsi air minum dan penge luaran
Pengaruh dosis ekstrak etanol daun
Eugenia malaccensis
L.
terhadap
kadar rata-rata glukosa darah tikus putih jantan selama 10 hari.
0 50 100 150 200 250 300 350
T1 T2 T3 T4 T5
w aktu pengukuran
ka d ar g lu ko sa d ar ah (m g /d L ) D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
T1 : kadar glukosa darah puasa
T2 : kadar glukosa darah 30 menit setelah beban glukosa T3 : kadar glukosa darah 60 menit setelah beban glukosa T4 : kadar glukosa darah 90 menit setelah beban glukosa T5 : kadar glukosa darah 120 menit setelah beban glukosa
Kelompok D1 : Kontrol
Pengaruh dosis ekstrak etanol daun
Eugenia malaccensis
L.
terhadap
kadar rata-rata glukosa darah tikus putih jantan selama 10 hari.
Pengaruh dosis ekstrak etanol daun
Eugenia malaccensis
L.
Pengaruh dosis ekstrak etanol daun
Eugenia malaccensis
L.
terhadap
volume air minum (ml x 10) tikus putih jantan selama 10 hari.
Pengaruh dosis ekstrak etanol daun
Eugenia malaccensis
L.
terhadap volume urin (ml x 10) tikus putih jantan selama 10 hari.
E1 = Dosis 100 mg/kg• Organoleptik ekstrak : berkosistensi kental, berwarna coklat tua, berbau khas, dan
berasa sepat)
• kadar senyawa terlarut dalam air (12,4%
0,551)
• kadar senyawa terlarut dalam etanol (16%
0,924)
• kadar abu (2,4%
1,03)
• kadar abu yang tidak larut asam ( 0,1%
0,046)
• total cemaran bakteri (2,7x104) koloni/g
• total cemaran kapang (3,3x 103) koloni/g
• tidak ditemukan adanya cemaran logam Pb.
• Profil KLT ekstrak menunjukkan adanya suatu : terpenoid, alkaloid, dan flavonoid.
2. Ekstrak etanol daun Jambu Bol (
Eugenia malaccensis
L.) dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada waktu 30, 60, dan 120 menit setelah pemberian beban glukosa
dan penurunan kadar glukosa darah tidak dipengaruhi oleh variasi dosis yang
diberikan.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
3. Ekstrak etanol daun Jambu Bol dengan dosis 100, 200, dan 400 mg/kgBB dapat
menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes yang diinduksi dengan STZ.
Penurunan kadar glukosa darah yang tertinggi yaitu pada dosis 400 mg/kgBB. Faktor
dosis dan waktu pengamatan mempengaruhi kadar glukosa darah rata-rata tikus putih
jantan secara sangat signifikan ( p<0,01 )
1. Penentuan dosis efektif (ED-50) untuk menentukan Indek Terapi Ekstrak
2. Penentuan tingkat keamanan ekstrak dengan cara :
a. Uji toksisitas akut (penentuan harga LD-50 ekstrak)
b. Uji toksisitas sub kronis yang meliputi :
i. Pemeriksaan fungsi hati dan histopatologinya
ii. Pemeriksaan fungsi ginjal dan histopatologinya
3. Pemeriksaan toksisitas khusus (efek teratogen)
SARAN
SARAN
Perlu dilanjutkan penelitian ini antara lain :.
Tahun 2010
Tahun 2011
1. Penentuan dosis efektif (ED-50) untuk menentukan
Indek Terapi Ekstrak
2. Penentuan tingkat keamanan ekstrak dengan cara :
a. Uji toksisitas akut (penentuan harga LD-50 ekstrak)
b. Uji toksisitas sub kronis yang meliputi :
SAMPEL
SAMPEL
EKSTRAK EKSTRAK
EKSTRAK TERSTANDAR EKSTRAK TERSTANDAR
UJI EFEKTIVITAS
(ED-50)
PENGAMATAN PEMBERIAN 7 HARI
PENGAMATAN
PEMBERIAN 14 HARI PENGAMATAN PEMBERIAN 21 HARI
KADAR GULA DARAH Diberi ekstrak 2 x sehari /21 hari
UJI TOKSISITAS AKUT
(LD-50)
PENGAMATAN JLH KEMATIAN 24 JAM
PENGAMATAN TOK
TERTUNDA BERAT RATIO ORGAN
1. BERAT BADAN 2. WATER INTACK 3. WATER OUTPUT 1. JUMLAH KEMATIAN
2. PENGAMATAN VISUAL 3. MORFOLOGI ORGAN
1. ORGAN HATI
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS
PENGAMATAN VISUAL PENGAMATAN FUNGSI
ORGAN HISTOPATOLOGIPENGAMATAN
1. BERAT BADAN 2. WATER INTACK 3. WATER OUTPUT
4. RATIO BERAT ORGAN
1. AKT. SGOT/SGPT 2. KREATININ URIN 3. KREATININ SERUM 4. BERSIHAN GINJAL
1. ORGAN HATI
UJI TOKSISITAS KHUSUS
EFEK TERATOGEN
JUMLAH TAPAK RESORBSI JUMLH KEMATIAN FETUS BERAT RATA-RATA FETUS KELAINAN MORFOLOGIDitandai dengan adanya gumpalan merah sebagai tempat tertanamnya fetus teresorbsi
Dihitung jumlah fetus yang hidup dan yang mati dalam kedua plasenta untuk setiap induk
Ditimbang berat rat-rata fetus dalam kedua plasenta untuk setiap induk
Pengamatan secara visual terhadap adanya
kelainan, bentuk ekor, telinga, kelopak mata, jumlah jari kaki depan dan belakang.
Pemberian ekstrak peroral 1 x sehari pada masa kehamilan 6-15 hari
PENGAMATAN CACAT
MORFOLOGI
FIKSASI DALAM LARUTAN BOUIN
RENDAM DALAM ALIZARIN MERAH
Periksa kecacatan bagian luar fetus meliputi telinga, mata, kaki, ekor. Selanjutnya diamati ada tidaknya celah pada langit-langit dengan cara menyelipkan pisau bedah pada geraham, sayat kepalanya menurut bidang datar tepat dibagian tengah daun telinga.
Pengamatan dilakukan terhadap tulang dada, tulang punggung, tulang ekor, tulang kaki dan jari-jari kaki.