,.1esls
NILAI.,ARI}S
PTNCAI(
BEBEIISSIYGAFI
PAI'A
AFSAI(
ASII{A
USIA
G?
TAETIN
'{p \+
,i .l
;TAF[,
=','-.,"=i'',*d'trrn
r*si
AI$DALAS
'.-...:-.,.,',....usEY|{RstaAsAI.tI}ALA.D.':'..'.].:..
.' . a-- . ''.-
.:-=.
rrr
ux*pro
-=RSrlr.
llil-
rim,tlfl,?ArlAltc
Tesis
NILAI
ABUS
PUNCAKEKSPTRASI
nAI{
F'AKTOR
YANG
BERIIUBTTNGAN
PADA
ANAKASMA
USIA
6-?
TAHUN
DI KOTA PADANG
Sbir
l,
I\IICE
NACT*{AWATI
MASNAI}I
P*fh
.fW*thnn
Ddrttr$p*rHi**nnk
:
.$*STAN
II"I{T.}i
SUfrAFA$$
AT*AK
:
FAKIILTAII
ffi
UNrvEnsrTAs
ANDAT,AS
S'K IJITAIIHI,-
ftS Dr.'M.
St$h{tt
tAI}AI$rtr
Dr. X'in
TESIS
U{I
DIA,ITJKANSEBAGAI SALAE
SATU SYARAT T]NTtJKDAPAT
MENGIKUTI
UJIAN
AKHIR
PENDIDIKAIY
IX)KTER
SPESIALISILMU
KESEHATAN
ANAK
EASIL PENELITIAN
IFII MERT]PAKANEAK
MILIK
S[]B
BAGIAN RESPIROLOGI
II,MU
KESEHATAN
ANAK
FAKT]L'TAS
KEDOTERAN
UNTYERSITASAI\DALAS
Padang 9 Desember 2010 Disetufui oleh
TESIS
INI T$LAH
DIAJUKN DAN
DIPERTHANKANII-:EIDEPAN
TIM
PENGUJI YANG
DILAKSANAKAN
OLEH
BAGIAN
ILMU
KESEHATANI
ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
/
RS
DR.
M.
DJAMIL
PADANG
PADA TANGGAL
15
NOVEMBER
2O1OTIM
PENGUJI
NO
NAMA
JABATAIY
TANDA
TANGllIriT
I
Dr. Firman
Arbi,
SpA
(IC)
Ketua
/u
-=
2
Dr.
Gustina
Lubis,
SpA
(K)
Anggota
3
Dr. Amrin Alkamar,
SpA
Anggota
\
KbMITF,
ETIKA
PENELITIAN
F'AKULTAS KEDOKTERAN
UNIWRSIfAS
AIiIAIAS
Jl.Perintis Kemerdekaan Padang 25 127 Telepon: 0751
31746
Fax:0751
32838e-mail: fk2unand@pd g.vision.net. id
No:
029/ICEP/FIU20l0 :'JKETERANGAN I,OLOS
KAJI.ETIK
ETHICAL CLEARANCE
Tim
Komite
Etika Penelitian Fakuhas Kedokleran Universitas Andalas Padang dalamupaya
melindungi
hak
azazl dan
kesejahteraansubjek penelitian
kedokteranlkesehatarLtelah
mengkaji denganteliti
protokol
penelitian denganjudul:
The Committee
of
the Research Ethicsof
theFaculty of
Medicine,Andalas
University,with
regards
of
theprotection
of
humanrights and welfare
in
medicaUhealthresearch
has
carefully
reviewed the reseochprotocol entitled:
Nilai Arus
PuncakEkspirasi
padaAnak
Asma Usia
6-7Tahun
di
Kota
Padang dan tr'aktoryang
Berhubungan
Nama Peneliti Utama
Name of the Investigator
Nama
Institusi
Name of
Institution
:
dr. Nice Rachmawatidan telah menyetujui protokol penelitian
tersebut
diatas. and recommended the above researchprotocol.
:
Fakuhas Kedokteran Universitas AndalasDekan F Kedokteran Dean of, tne
Andalas 'stty
Padang,26
April2010
Ketua Chairperson
rof.
Dr. dr. Eryati Darwin,
PA(K)
,st"{r,"-x
ffiA.'&i
Dr. dr. Masrul,
MSc,
ro."K
o-@#$-..,'ul
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
segalapuji
dansyukur penulis
panjatkan kehadiratAllah
SWT, karena berkat rahmatr.taufik, dan karunia-Nyasaya
dapat menyelesaikan p-enslitian tesisyang
berjudul
"Nilai
Arus
Puncak Ekspirasi Anak Asma Usia 6-7 Tahun
di
Kota
Padang
dan
Faktor yang Berhubungan"
dapat diselesaikan. Penelitianini
merupakansalah satu
persyaratan
untuk
menyelesaikanpendidikan keahlian
di
Bidang Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.Terwujudnya
tulisan
ini
adalah berkat petunjuk, bimbingan dan pengarahandari
pengajar dan
pembimbing penulis
serta bantuandari
berbagaipihak.
Untuk itu
penulis mengucapkanterima kasih yang
sebesar-besamyakepada
Prof.
Dr.
Darfioes
Basir,SpAK,
Dr.
Hafiri
Bachtiar,
MPH
dan
Dr.
Finny
Fitry
Yani, SpA
yang telah
banyak memberikan bimbingan dalam penyelesaian penelitian tesisini.
Ucapan terimakasihjuga
penulis sampaikan kepada seluruh staf pengajar BagianIlmu
KesehatanAnak
Fakultas Kedokteran/RSDr.
M.
Djamil
Padangdan
semuapihak yang
nurmanyatidak dapat
"disebutkan satu-persatu
Penulis
menyadari
sepenuhnyabahwa hasil penelitian
ini
masih
jauh
dari sempurn4baik
isi
maupun bahasanya. Oleh karenaitu
segalakritik
dan sumbang saranarnat diharapkan
demi
kesempurnaanpenelitian
tesis
ini.
Semoga
Allah
SWT melimpairkan rahmah dan karunia-Nya kepadakita
semua.Amin.
Padang, Oktober 2010
PEAK EXPIRATORY FLOW RATE AND ITS RNLATIONS FACTORS
IN
ASTI{MA
CHILDREN
AGES
6.7YEARS IN PADANG
CITY
Abstract
:
Background
: Astirma is a chronic respiratory disease characterizedby inflammation
and airrvayremodeling.
All
these processes causeairway
obstructionresulting
in
decreased lungfunction
in childrenwith
asthma'Objective
:
To
determinethe
peakexpiratory
flow
rate
is
a picture
of
children
with
astluna aged 6-7 years
in
Padangcity,
and related factors.Methods
:
A
cross sectional studywith
randomly
sampled was conductedin
Febnraiy-April
2010
in
elementary school
studentsaged
6-7
yearswho were
diagnosedwith
asthma
in
Padangcity. This
study
baseon
previous study about
prevalence asthma.T Conducted interviewsin
the
mother and the measurementof
peakexpiratory
flow
valueby
using
peakflow
meter(Respi-Aide,
GaleMed). Datawere
analyzedwith chi
square test andlogistic
regressionwith
significanoe level P<0,05.Results:
The peakexpiratory
flow of
childrenwith
asthma aged 6-7 yearsin
thecity
of
Padang on average 83 (range 68-100), median 82.5 and standard
deviation
of
6.56- Peak expiratoryflow
rate is most children(65W
inthe
safety zone,35Yoin
the alert zone, andno
oneis in
the danger zone. Significant relationship wasfound
between thehistory
of
one parent
with
asthma(P
=
0.000, 95%Cl5.15
to
66.56), exposureto
cigarette smoke daily (P-
0CI00, 95o/oCl4.280
to
56.442), and a house near the sourceof
airpollution
(P=
0.002, 95%Ci
I.775
to
17.737)with
peak expiratoryflow
rate.History of
one parqnt sufferedfrbm
asthma is the most dominant factor related to peak expiratoryflow.
Conclusions
:
Peak
expiratory
flow
rate
in
children
with
asthmaaged
6-7
years padangwas classified good
which
most
of
children
in
safety zone. Parenthal asma dominant factor associatedwith
peak expiratoryflow
rate.Keywords
: Asthma, peak expiratoryflow
rate, peakflow
meter.in
NILAI
ARUS
PUNCAK EKSPIRASI DAN FAKTOR YANG BERTIUBUNGAN
PADA ANAK ASMA USIA
6-7TAHUN DI
KOTA
PADANG
Abstrak
Latar
belakang: Asma
adalahpenyakit
saluran
napaskronik
yang ditandai
denganproses
inflamasi dan
perubahan
struktur dinding bronkus
secara bertahap
(airway
remodeling). Semua proses tersebut menyebabkan obstruksi
jalan
napas
yang mengakibatkan penurunan fi.rngsi paru pada anak asma.Tujuan :
Mengetahui gambarannilai
arus puncak ekspirasi anak asma usia 6-7 tatrundi
kota PadanB, dan faktor yang berhubungan.
Metode
:
Penelitiandilakukan
padabulan
Februari-April 2010
secara
crosssectional
pada
siswa
SD
usia
6-7
tahun yang didiagnosis
asmadi
kota
Padang.Penelitian
ini
menginduk
dari
penelitian
sebelumnya.63Sampel
diambil
secara
simple
random
sampling.
Dilakukan
wawancara padaibu
dan pengukuranams puncak
ekspirasi pada anak dengan alat peakJIow
meter. Data dianalisis
denganuji
statistik
chi
square
darr regresilogistik
dengantingkat
kemaknaan P<0,05.Hasii
:Nilai
arus puncak ekspirasi anak asma usia 6-7 tahundi
kota Padang rata-rata 83(raige
68-100), median 82,5 dan standar deviasi sebesar 6,56.Niiai
arus puncak ekspirasi sebagran besar anak (65%) pada zona aman,35.yo padazona waspada, dantidak
ada yang berada pada zona bahaya.Didapatkan
hubungan bermakna antarariwayat
salah
satu orangtuaasma
(P:0.0C0, 95%Cl
5,15-66,56),
paparanasap
rokok
sehari (P:0.000,
95%Cl 4,280.56,442), dan rumah
dekat
sumberpolusi
udara dengannilai
arus p-uncak ekspirasi(P:0.002, 95%Cl
1,775-17,737).Riwayat
salah satu orangtua menderita asma merupakanfaktorpaling
dominan berhubqngan dengannilai
arus puncak ekspirasi.Kesimpulan
:
Gambarannilai
arus puncak ekspirasi pada anak asma usia6:7
tahundi
kota Padang tergolong
baik,
dimana sebagian besar anak berada pada z;ana amanRiwayat
salah
satu
orangtuamenderita
asma merupakanfaktor paling
dominan
berhubwrgan dengan arus puncak ekspirasi.2.2.1
Epidemologi
...62.2.2 P erkembangan konsep patogenesis asma
2.2.3lnflamasi
saluran napas padaasma
...92.2.4Remodeling
salurannapas
...92.2.5Patofisiologi
2.3 Fungsi paru pada anak asmf,dan faktor yangberhubungan
...132.3.1 Ibu yang merokok selama'hamil
...
...142.3.2Papann
asaprokok
...15'
2.3.3 Polusi udara...;...
...-152.3.4 A1ergen...
...:..
...152.3.5 Infeksi saluran napas bawah berulang pada satu tahun pertama ...16
2.3.6Usia
...;... ...172.3.7 lenis
kelamin
...172.3.9Berat badan
|ahir...
...172.3.10
Obesitas
...18Z.4Pemenksaan fungsi
paru...
...182.6 Hipotesis penelituan.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Disain
penelitian
...223.2 Tempat dan waktu
penelitian',...,...
...,..,...,...223.3 Populasi dan
sampel
...223.4
Kriteria
inklusi
daneksklusi
...
.,..,...223.5 Besar
sampel...
...233.6 Variable
yang,diteliti
...
...233.7 Instrumen penelitian
...
..,..233.8
Alur
penelitian
...,..,..243.9 Bagan alur
penelitian
...
...253.10 Tenaga pengumpul
data.
.,.,.,26
3.12 Pengolatran dan analisisdata
...263.13
Izin
penelitian
...263.14
Definisi
operasional...
...27BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1Karakteristik
subjek
...314.ZPrevalensi
nilai
arus puncakekspirasi...
...334.3 Hubungan beberapa
falctorrisiko
asma dengannilai
anrs puncak ekspirasi 34BAB
V
PEMBATIASA}I
5.1Nilaiaruspuncakekspirasi....:.:.,i.:,:::..
...41
5.2.
Faktorrisiko.
...41
5.2.1.
Fahorgenetik
...41S.2.2.Falctorlingkungan
...:...
...,..42
BAB
VI KESIMPULAN DAN
SARAN
6.1.Kesimpulan
...
...486.2.
Saran
...48
DAFTARPUSTAKA
...49
Lampiran
.21
:g:p::l
DAFTAR GAMBAR
[image:11.468.42.441.108.740.2]Gam,bar
2-l
Skema patogenesisasma
...1 I Gdnibar'2.2
Konsekuensiklinik
airw ay r eiin od e l i ngGambar
2.3
Eksposuriingkungan
dan faktor berhubungan dengan terjadinya asma...tr4 Gambm 3.1. Seorarig'anak yang sedang menggunakan alat peakflow
meter. ...25 Gambar 4. tr. Histogram.sebaran persentasenilai
arus puncakekspirasi.
...33
fnmbar
4.2. Prevalerrsi'nilai
arus puncak ekspirasi berdasarkan padazona.
. . .. .. .. ..33 iiE
F fF
V u
DAFTAR
TABEL
Tabel 4.1 Daftar nama sekolah dasar
..,...
...,....31Tabel 4.2
Karakteristik
subjek
...32
Tabel 4.3 Hubungan
riwayat
ayah menderita asma dengannilai
arus puncakekspirasi
. . ...34Tabel 4.4 Hubungan
riwayat
ibu menderita asma dengannilai
arus puncakekspirasi
. .. .......34
Tabel4.5 Hubungan
riwayat
salah satu orangtua menderita asma dengannilai
arus puncakekspirasi
. . .. .. ....35Tabel 4.6 Berat badan
lahir
rendah dengannilai
arus puncakekspirasi
. . . ...3 5Tabel4.7
Hubungan obesitas dengannilai
arus puncakekspirasi
...36
Tabel4.8
Hubunganriwayat infeksi
saluran napas bawah berulang dengannilai
arus puncakekspirasi
.. .. . ..36Tabel4.9
Hubungan ibu merokok saathamil
dengannilai
arus puncakekspirasi ...37
Tabel4.l0
Hubungan ayah merokok dalam 12 bulan terakhir dengannilai
arus puncak ekspirasiTabel4.l
I
Hubunganibu
merokok dalaml2
bulan terakhir dengannilai
arus puncak ekspirasiTabel 4.12 Hubungan paparan asap rokok sehari dengan
nilai
aruspuncakekspirasi
...38
Tabel 4.13 Hubungan paparan kucing dan atau anjing dalam 12 bulan
terakhir dengan
nilai
arus puncakekspirasi'
...
...39 Tabel 4.14 Hubungan rumah dekat sumber polusi udara dengannilai
arus puncakekspirasi
. . .. .. .. ....39Tabel 4.15 Analisis regresi
vogistic
faktorrisiko
dominan yangmempengaruhi
nilai
arus puncakekspirasi
...
...40
37
AR
ASI
GINA
PFM APE PEFR MTWPFMISIAA
ISAAC
CDCreD
IKA
RSCM HRBEMTU
EGF FGFTGF. B
MMP
a\2
APCMHC
IeEIL
GM-CSF MBPAHR
TIMP
ECMDAFTAR SINGKATAN
airway
remodelling
air susu
ibu
The
Global initiative for
astlunapeak
flow
meter arus puncak ekspirasipeak
expiratory
flow
ratemini wright
peakflow
meter Pedoman Nasional AsmaAnak
the International Study on Asthma and
Allergy in
Children TheNational
Centerfor
Health Statisticinstalasi gawa't
daruat
Ilmu
Kesehatan AnakRumatr Sakit Cipto Mangunkusumo
hiperreaktivitas bronkus
Epithelial-Mesenchimal Tropic
Unit
epithelial
growth factorfibrobalast growth factor
transforming
growth iactor Bmatrix
metalloproteinaseT helper 2
primary
antigen presenting cellsmaj or
histocompatibility
Immunoglobulin
Elnterleukin
Granulocyte macrophage-colony stimul ating
factor
major basic protein
airw ay hyperresponsivenes
tissue
inhibitor
of metalloproteinase extracellular matrixLTCS
co
trNF-1
L
BBLR
KMK
BMI
TMT
: forced expiratory volume
in
I
second : forced expiratory rateflow
: forced
vital
capacity: 4ir,.way smooth muscle
Tucson Children Respiratory Study
Longitudinal
Tucson Cohort Studycarbon monoxide
interferon gamma
ozon
nitrit
oxide oddratio
coefficient
interval
tungau
debuitrinah
respiratory syncytial
virus
rhinovirus
berat badan
lahir
berat badan
lahir
rendahkecil
masa kehamilanbody mass index
indeks massa tubuh
National
Heart,L*g,
andBlood
instituteBAB I
PENDAHULUAN
l-l
Latar
belakang
Asrna adalah
penyakit
saluran napaskronik
yangpaling
sering
dijumpai
pada anak.l'2 Asma merupakan masalah kesehatan serius yang menimbulkan dampak negatif pada anakberupa gangguan
kualitas hidup,
perkembanganfisik,
sosial, emosional dan menambah beban ekonomi keluarga dan masyarakat.3-s Beberapa penelitian melaporkan peningkatanprwalensi
asma, angka kesakitan dan kematian akibat asma sejak dua dekade terakhir.l'2,6Irevalensi total
asmadi
dunia diperkirakan 7,2% (6yo
dewasadan
10%
anak).I'2Di
Honesia
belum ada data epidemiologiyangpasti
namun diperkirakan berkisar antara 3-8?6.1 Prevalensi asmapada
anak sekolah dasarusia
6-7
tahun
di
kota
Padang adalah aehpan persen.?Asma
bertanggungjawab
terhadap 10.000hari
ketidakhadiran anakdi
mkolah setiap tatnrn dan biaya pengobatanlebih dari
12juta
dolarAmerika
per tahun.8,e[ada
usia6-7
tahun, angkakejadian
asmalebih
sering dan angka kunjunganke
rumah sakitlebih
tinggi.l
Lerma dkk,
melaporkan prevalensi asma pada anak usia 6-7 tahundi
prrlau Canary, Spanyol adalah l9,4yo.to
Asma yang ditandai
dengan prosesinflamasi
dan
perubahanstruktur
dindingbronkus
secara
bertahap
(airway
remodelling).6'rr
Proses
inflamasi
menirnbulkan gmgguanfiurgsi
padapenyakit
asma berupa kerusakanepitel
saluran napas, gangguansaraf
otonom, dan
perubahan padaotot
polos
bronkusyang
mempermudah terjadinyaobstruksi aliran udara pada
saluran napasd.ng*
derajat
sangat bervariasi. Obstruksijalan
napas bermanifestasiklinis
dengantimbulnya
wheezing, yangterjadi
karena aliran udara mengalami turbulensi akibat saluran napas bawah yang menyempit.e Semua prosesdiatas menyebabkan penunlnan fungsi paru pada anak asma.e'll
Faktor
risiko
yang mempengaruhi kejadian asma, dibagi dua golongan yaitunon-yreventable
riskfoctor
danpreventable risk
factor.
Non-preventable riskfactor
yaitu
frktor
genetik(riwayat
asma keluarga, gender danetnik),
infeksi
saluran napas bawah berulang, danukuran
saluran napas (berat badanlahir,
prematuritas). Preventablerisk
illimgkungan),
riwayat minum ASI, polusi
udaraoutdoor dan
indoor'(polusi
udara asap p@brik, bahan bakar memasak) dan paparana*am
pekerjaan.llDiagnosis
dini
dan penanganan asma yang tepatdibutuhkan
untuk
menghindari stmngan asma yangberat.
TheGlobal
initiative
for
asthma(GINA)
melaporkan bahwa wnderdiagnoseddan
undertreatment
masih
banyak
terjadi
terhadap
pasien
asma di
seluruh dunia.s'12
Hal
ini
menimbulkan
keterlambatan penangananpasien
asma, yangmerupakan penyebab
utama
kegagalan
penangananas*u.'2
Salahsatu
cara
dalammendiagnosis
asma adalah melakukan
uji
fungsi
paru
dengan
menggunakan
alatspirometri, peak
flow
meter atauuji
provokasi
bronkus.r'2Uji
fungsi paru yang
praktis dan mudah digunakanuntuk
anakkecil
adalahpeakflow
meter(PFM). PeakJlow
meterbcrgtrna
untuk
mengukur
jumlah aliran
udara dalam
jalan
napas
(arus
puncakrLTirasi/APE)
ataupeak
expiratoryflow
rate
(PEFR). Peakflow
meter
dapatmenilai
duzrjat obstruksi saluran napas.2'13
Santoso
dkk, menilai
fiurgsi paru
padaanak.normal
dengan menggunakan alatpak
flow
meter, mendapatkan bahwanilai
arus puncak ekspirasi anak Denpasar masihdalam
rentangnormal
menurut nomogram
Godfrey.dihtila
Wantarriadkk,
rnelakukan penelitianpada
anak-anakdi
Menado, mendapatkanbahwa anak
dengantinggi
badanmtara
100-120cm
mempunyainilai
rata-ratafungsi
paru lebih
rendah dibanciingkan dengannilai
rata-rata yang berlakudi
luar negeri, tetapilebih tinggi
dibandingkan dengannilai
rata-rata firngsipaiu
anakdi
Jakarta.ts Muc}riis (Jakarta, 2004), menggunakan PFIvi untuk mengukur fungsi paru pada anali jala4andi
Wilayatr Jakarta Pusat.16 Hallbergdkk,
melakukan
uji
fungsi
paru pada anak dimana didapatkan padakelompok
anak penderita a,smanilai
APE lebih rendah dibandingkan anak sehat.dikutipl6Penilaian arus
puncak
ekspirasi dengan menggunakan peakflow
meter
(PFM),umwnnya sudah
dapat
dilakukan pada anak berusia
di
atas
5
tahun.
Selain
untuk mendiagnosis,PFM
juga
dapatmenilai
derajat asma,memonitor
perjalanan asma sertamenilai
respon pengobatan. Penilaian arus puncak ekspirasi dengan menggunakan alatPFM
merupakan pemeriksaan yang mudah, sederhana,kuantitatif
untuk menilai
derajat obstruksi saluran nupas.t't7 Penilaianyang
tidak
tepat mengenai derajat beratnya asma adalahsalah satu
penyebab keterlambatan pengobatanyang
berakibat
meningkatnyabelum
rutin
dilakukan.rT-eBelum
banyak
penelitian
di
Indonesia
lang
menyediakan informasi tentangfungsi
paru pada anak asrna.Di
kota
Padangbelum
ada data tentangnilai
arus puncak ekspirasi(APE)
pada anak asma.12
Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang
penelitian
diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitiansebagai berikut:
l-
Bagaimana gambarannilai
arus puncak ekspirasi anak asma padakelompok
usia 6-7 tahun??-
Bagaimana hubunganriwayat
orangtuamenderita asma
dengannilai
arus
puncak ekspirasi?3-
Bagaimana hubungan berat badanlahir
rendah dengannilai
arus puncak ekspirasi?*-
Bagaimana hubungan ibu merokok saathamil
dengannilai
arus puncak ekspirasi?5-
Bagaimana hubunganriwayat
infeksi
saluran napas bawah berulang pada satu tahun pertama kehidupan dengannilai
arus puncak ekspirasi?6-
Bagaimana hubungan obesitas dengannilai
arus puncak ekspirasi?7-
Bagaimana hubungan paparan asaprokok
sehari dengannilai
arus puncak ekspirasi?t-
Bagaimana hubungan paparan anjing dankucing
dengannilai
arus pgncak ekspirasi?9-
Bagaimana hubunganrumah dekat
sumberpolusi
udara
denganniiai
arus puncak ekspirasi?n3 Tujuan
penelitian
l3.l
Tujuan umumUntuk
mengetahui gambarannilai
aruspuncak
ekspirasi padaanak
asma pada kelompok umur 6-7 tahun dan faktor yang berhubungan.l3-2
Tujuan khususl-
Mengetahui hubunganriwayat
keluarga menderita asma dengannilai
arus puncak ekspirasi.L
Mengetahui hubungan berat badanlahir
rendah dengannilai
arus puncak ekspirasi.4-
trv[engetahui hubunganriwayat infeksi
saluran nafas bawah berulang pada satu tahunpertama kehidupan dengan
nilai
arus puncak ekspirasi.5-
N{engetahui hubungan obesitas dengannitai
arus puncak ekspirasi.6-
Mengetahui hubungan paparan asaprokok
sehari dengannilai
arus puncak ekspirasi.?-
Mengetahui hubungan paparan anjing dan kucing dengannilai
arus puncak ekspirasi.fr-
Mengetahui hubunganrumah dekat
sumberpolusi
udara dengannilai
arus puncak ekspirasi.l,ll
Manfaat
penelitian
l-
Ivlemperoleh gambarannilai
aruspuncak
ekspirasi padaanak usia
6-7
tahun
yangdidiagnosis asma
di
Kota
Padang.Nilai
arus puncak
ekspirasi
menggambarkan derajatobskr:ksi
saluran napas pada anak asma.Hal
ini
bergunauntuk
mencegah serangan asma berat dan perencanaan pengobatan, sehingga kualitashidup
anak dapatditingkatkan.
Z
Dengan mengetahuifaktor
risiko
yang berhubungan dengan penunmanfungsi
paru atau obstruksi saluran napas dapat dilakukan usahadini
pencegahan serangan asma.BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Ll
Fisiologi respirasi
hsses
respirasi bertujuan
untuk
memberikan
oksigen
ke
jaringan dan
membuang firnrbondioksida yangdihasilkan oleh sel
tubuh. Proses respirasidimulai dari
masuknya rludfiraluar
melalui inhalasi udara melewati sistem respiratorik dan keluar
melalui
'neqhalasi. Proses masuk keluarnya udara
ini
disebutventilasi, dan
inilah
fungsi primer
,dui
respirasi. Pada saat yang sarna sistem kardiovaskular melakukan proses aliran darahmmilslui
kapiler
alveoli
yang disebut proses perfusi.Dua
sistemini
bekerjasarna dengan
6
dan padu.Untuk
dapat melakukan prosesventilasi
denganbaik,
sistem respiratorik&k
dapat berjalansendiri,
namun memerlukan dukungandari
berbagai sistem sepertilndflovaskuler
dan neuromuskular.20'2 IJika
dipilah,
maka proses respirasi*"lului
4 tahapan (Sherwood)yaitu:
ventilasi,frfusi,
sirkulasi,
pertukaran
gas
di
tingkat
sel-sel.2l22 Prosespertukaran gas
terjadi ilnslalui lapisan yangterdiri
dari epitel alveoli, membrana basalis, cairan antar sel, endotelftqriler,
plasma,
membranasel
darah merah
dan
cairan intrasel darah
merah.Unfuk
rcnnilasi yang
baik,
selain gerakdinding dad4
diperlukanjuga
saluran napas yang bebastnrrrbatan,
yaitu
saluran yangtidak
mengalami penyempitan atau penyumbatan baik olehhda
trhg,
lendir
maupunkonstriksi
saluran napassendiri. Selain
itu juga
keadaandfrcoli
yangbaik, yaitu alveoli
yang
elastis, mempunyaicompliance
yangbaik,
selalunmnggelemb*8,
dan
mendapat vaskularisasi
kapiler yang
menciikupi
kebufirhan.ftmbahan
pada
paru
dapat menimbulkan
perubahan
patofisiologi
yang
bersifatobaruktit
restriktif dan
kerusakanpembuhrh darah.
Ventilasi paru
dapat
dipelajari,npgan cara mengukur volume udara yang masuk-keluar paru.zz
l'2
AsmaGlobal
Initiative
for
Asthma (GINA,2006)
menclefinisikan
asma
sebagaigro€guan
inflamasi
kronik
saluran napas dengan banyaksel inflamasi yang
berperan,lfomsn1'a sel
mast,
eosinofil,
dan
limfosit
T.
Padaorang yang
rentan,inflamasi ini
ilfrususnya
pada malam atau
dini
hari.
Gejala
ini
biasanya bbrhubungan
dengan penyempitan saluran napas yang luas namun bervariasi,bersifat
reversibelbaik
spontanmaupun dengan pengobatan.
Inflamasi
ini
juga
berhubungan dengan
hiperaktivitas saluran napas terhadap berbagai rangsangan..l'8Pedom*
Nasional Asma Anak
(PNAA)
?004,
mendefinisikan
asma sebagaimengi
berulangdan /atau batuk
persisten dengankarakteristik
sebagaiberikut
:
timbul
secaraepisodik,
cenderung padamalam/dini
hari (nokturnal), musiman, setelahaktifitas
fisik,
serta terdapatriwayat
asma atauatopi lain
pada pasien dan/atau keluarganya, sedangkan sebab-sebab
lain
sudah disingkirkan.sL2.1
Epidemiologi
TIv National
Centerfor
Health
Statistic (2002) melaporkan peningkatan prevalensi asmanda
anakusia dibawah
19tahun
di
Amerika
Serikat antaratahun
1980 sampai 1996Snitu
sekitar
60Yopada anak usia
diatas
4
tahun.2'3Di
Amerika
Latin,
prevalensihulatif
asma pada anakusia 6-7
tahun berkisar 4,lolo sampai 26,9Yo, dan prevalensirengi
pada12 bulan terakhir
bervariasidari
8,6
sampai 32,lyo.sSegitu juga
di
Asia,feperti
Singapura, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan terdapat kenaikan prevalensi asmamda
dua dekade terakhir.2'23 Prevalensi asmadi
negara Asia beragam; Jepang, Thailand,Hong
Kong, Philipina
prevalensi sekitar
12,3-13,4Yo; Singapura,Malaysia dan
Korea Lrtarasekitar
7,7-9,7o/o;dan Taiwan dan
Cina prevalensinya masing-masing 5,2%o dan42/o.23
Ghazi
dkk
(2002-2003), melaporkan peningkatan prevalensi asma anak Tehran rrcia 6-7 tahunyain
35,9%o: dibandingkan tahun 1995 sebesar l0,8Yo.2aLida dkk
(2001-2off2), melaporkan prevalensi
riwayat mengi pada pelajar Rasht
usia
6-7
tahundibandingkan
pelajar Tehran
secarasignifikan
lebih
tinggi
(P<0,001),
yaitu
23,2Yo dfibandingkan 15,6a/o; danriwayat
asma pada pelajar Rasht 7,1%o dibarrdingkan Tehranry/a.25 Woolcock
dan Konthen
(Bali,l990)
mendapatkanprevalensi
asma pada anak denganhiperreaktivitas
bronkus 2,4Yo dan hiperreaktivitas bronkus serta gangguan faalparu adalah 0,7Yo.tl
ISAAC
(theInternational
Study on Asthma andAllergt
in
Children)
melakukan penelitian epidemologik berbasis angket berskala besar terhadap penyakit asma dan alergi(ftinitis
alergi dan
eksema). PenelitianISAAC
faseI
pertamakali
dilaksanakan pada'
ft-q
1996, dengan menggunakan kuesionerbaku,
dantelah
dilaksairakandi
56 negara,
uniliputi
155 senter, pada anak usia6-7
tahundan
13-14 tahun.Hasil
penelitian
sangat hcrnariasi dimana prevalensi asma pada anak berkisar antara 30% sampai 30%. Prevalensirmra
tertinggi dilaporkan dari
negaradi'United
Kingdom,
New
Zealand,
Australia,ncpublik
Irlandia,
Kanada, Peru, CostaRica,
Brazil
danAmerika
Serikat
(dikutip
dari
kly,l998).t'z'zo
Selain prevalensi pasien asma yang
meningkat,
TheNational
Centerfor
Health il$mirric (CDC) juga melaporkan peningkatan kunjunganke
instalasi gawat darurat(IGD)
frperawatan
di
rumah sakit, padausia 0-4 tahun
sebesar 14%(1992-1995)
danT3Yo1994), dan kelompok usia 5-14 tahun sebesar
l1%
dan 20% (CDC,1988).2Capriles(Veneuzela)
mendapatkanlebih
dari
1
juta
kunjungan
per tahun
ke
pelayanan disebabkan asmaakut,
dan asma merupakan penyebabkunjungan
terbanyaksetelalr
infeksi
virus.27 Reevesdkk, (Michigan,200l)
melaporkan
25%
dart
lg7
dirawat
karena asmadan
66,67Voberkunjung
ke IGD
minimal
satukali
dalam'8
Pu,Juperiode
1995, terdapat252
anak asmayang berkunjung
dan dirawatdi
lffibagian
PulmonologiIKA-RSCM,
diantaranya 64,3%oadalah asmaringan,25,4Voanak
e s;edang dan l0,3Yo asma berat.l
AEI
Perkembangan
konsep patogenesis asmaftirna
30 tatrunterakhir,
konsepinllamasi kronis
dinyakini
sebagailial
yang berperannalng
pada patogenesis asma.GINA
denganjelas
menggambarkan konsepinllamasi
defenisinya tentang
asmq
danhipeneaktivitas
bronkus(HRB)
dianggap sebagai,k
penyakit asma.Hipereaktivitas
ini
merupakan predisposisi terjadinya penyempitanmhran
napas
sebagai
respon
terhadap
berbagai
rangsang. Gambaran
khas
yangmrmjukkan
adanya
inflamasi saluran
napas
adalah
aktivasi eosinofil,
sel
mast,mkrof6g,
dan sellimfosit-T
pada mukosa danlumen
saluran napas.2eJO Perubahanini
dryat terjadi
meskipun asmatidak
bergejala secaraklinis.
Pemunculan sel-sel tersebut berhubungan secara luas dengan derajat beratnya penyakit secara klinis.2eSejalan dengan proses
inflamasi
kronis,
kerusakanepitel
bronkus
merangsang proses reparasi/perbaikan saluran napasyang
menghasilkan perubahanstruktural
dansxrgsional yang menyimpang pada saluran napas. Perubahan
ini
dikenal
dengan istilahuumndeling saluran napas
(ainvay remodellin$ AR).
Konsep
AR'sebagai faktor
yanghecran
penting dalam
patogenesis asmatelah
dipikirkan
pada
tahun
1990-an, dan nmrml*nyadianggap
sebagaihasil akhir dari
suatu
inflamasi kronis yang
menyebabkan "gpuhrahanstruktur
saluran napas. Padatahw
2000-an,dipikirkan
bahwaAR
adalahhal
5pg
penting pada asma dan berlangsung paralel dengan prosesinflamasi.
Bahkan suatuppelitian
menemukan bahwaAR
yangterlihat
padabiopsi bronkus
telahterjadi
empatffim
sebelum awitan asma pada anak.2e-31Paradigma baru
yang
menyatakan bahwainflamasi
danremodeling
berlangsungrnmbl
didasari
oleh timbulnya
konsepEpithelial-Mesenchimal
Tropic
Urzrt(EMTU)
oleh Holgate
dkk, yaitu
epitel
saluran napas danjaringan
mesenkim
di
ya
bertindak
sebagai
unit
tropik
yang saling berkomunikasi.
Selama
masais, EMTU
berperan dalam
remodelling fisiologis
saluran napas,
dengan keseimbanganepithelial
growthfactor
(EGF), Jibrobalastgrowthfocror
(FGF)
tonsforming
growth
factor
/
(TGF-B).'e Padu asma,interaksi
epitel
saluran napas antigen/aiergen berlangsung abnormal, dimanaterjadi
aktivasi mediator inflamasiqlihlial
yang berlebihan, sehingga epitelial mengalami kerusakan, danterjadi
perbaikan5pgjuga
tidak
normal. Respon perbaikan abnormal epitel berupa peningkatan apoptosis,6qdngkatan EGF,
FGF
dan TGF-B,
mengaktivasi
F.MTU kembali dan
per:rbahandspnesi matr'ix
metalloproteinase
(MMP).
EMTU
yang teraktivasi dan
berinteraksi[
'
an
TM
sitokin, akan
mengalami
beberapaproses
yaitu
inisiasi
Can amplikasi, I]
.''tdngga terjadi perhrmbuhan abnormal jaringan mesenkim.2e'32I
r
T,
a
Inflamasi saluran
napas pada asmaProses
inflamasi
pada asma merupakan suatu proses yangcukup
rumit,
diawali
dargan adanya rangsangan sebagai pemicu, antara
lain
infeksi
virus,
alergen, zatiritan.
h,oses
inflamasi
timbul
akibat
adanyainteraksi
antarasel-sel
inflamasi
dan
mediator nrmg dihasilkannyo.33Apabila terjadi
suatu. rangsangan,primary
antigen
presenting dsJIs/APCQtro-inflammatory
cells
yang terdapat pada saluran napas)seperti sel
mas,rnal'rofag,
dansel
epitel,
akan mengeluarkanmediator
yang mengakibatkan terjadinya$roffis inflamasi
pada saluran napas. Responimun dimulai
denganaktivasi
limfosit T
oilch antigen,
melalui sel dendrit
(selAPC)
yangdibantu oleh
major
histocompatibility
i),(Il
klas
II.
Limfosit
T
akanteraktivasi, berdiferensiasi dan berproliferasi,
dimanalljlrm:i-s:t
T-spesifik
(Thz) dan produknya akan mempengamhi dan rnengontrollirnfosit
B
,il1rrliln,r:
:remproduksi immunoglobulin. Interaksi
alergen padalimfosit
B
denganlimfosit
iffi'
:resiirk-alergen akan
menyebabkanlimfosit
B
memproduksi
igE-spesifik
terhadap,,
19.13.34Jultrmr::1.
Pa-ianan
ulang
dengan alergen
yTg
salna akan
meningkatkan
produksi,p^*',
- -rglobulinE (IgE)
spesifik,
yang akan berikatan dengan sel-sel yang mempunyai musm[:,rIgE,
seperti
sel
/t?ast,basofil, eosinofil, makrofag
danplatelef'
Bila
alergen m6il(,.:en dengan sel tersebut maka sel akanteraktivasi
dan bergranulasi, mengeluarkann@m ii;;ror
yang
berperan
pada reaksi inflamasi.
Setelah
limfosit
T
teraktivasi
akannmnerng:luarkan
sitokin
proinflamasi
sepertiInterleukin
3
(lL-3), IL-4,
IL-5, IL-9'
IL-13
,fu
G\I-C
SF(Granulocyte
macrophage-colony stimulatingfactor). sitokin
bersama selifrnrmi,ffirrnrnnasi
lain
akan saling berinteraksi sehinggaterjadi
prosesinflamasi
yang kornpleks,*mrrrngmrrulasi
eosinofil,
dan merangsang produksiprotein
yang bersifattoksik (maior
basicgummmrrrni
MBP) yang
merusak
epitel
saluran napas' menginduksi
bronkospasme danqsllmhqetu penyeb ab ai rw ay hyp e r r e s p o n s iv e n e s (AHR)'2e'3 4
proses
inllamasi
pada asma akan merlyebabkan reaksiinflamasi
akut dan kronis.@mraan alergen
inhalasi
dapatmenimbulkan
responalergi
fase cepat dan fase lambat.me*,ksi fase cepat dihasilkan oleh aktivasi sel yang sensitif terhadap alergen Ig E-spesifik,
ffilm@nna sel mast dan makrofag, yang rnenghasilkan sekresi mediator (seperti: histamin,
murmmolitik,
eruim
glikolitik
dan heparin), serta mediator newly
generated
(seperti: p,cstagla^ndin,leukotrien,
adenosin dan oksigenreaktif). Mediator
ini
yang menginduksi rmqadinyakontraksi
otot polos
saluran napasdan
edem mukosa,yang
menyebabkan*6wuksi
saluran napas. Padareaksi fase lambat dan
selama berlangsungnya paparanarlrer_Een
terjadi aktivasi
sel-sel pada saluran napas yang menghasilkansitokin ke
dalamsmrkulasi dan merangsang lepasnya sel
leukosit
proin{lamasi, terutamaeosinofil
dan sel prtkusornya,
daisumstlm
tulang ke dalam sirkulasi'a'34lJ"4
Remodelingsaluran
napaslsrlah airway
remodeling
(AR) oleh
Jeffery tahun 2003 didefinisikan
sebagai "suatuureqlmrJ,i selama
pertumbuhan atau
sebagai respons terhadap cedera -dan/atau inflamasi.Mdsru merupakan suatu
hal
yang normal
sepertiterjadi
selama perkembanganparu
atau snffirngai respon terhadap cedera akut, atau abnormal apabila berlangsungkronik
dan yang'
-'ebabkan perubahanstruktur
atau
fungsi
seperti
yang terjadi
pada
ur*u'.31,32,35 Mhrnrnr*'delingadalah
serangkaian prosesyang
menyebabkan deposisijaringan,
dimanaI
mfi
proses
dediferensiasi,
migrasi,
diferensiasi
dan
maturasi
struktur
sel ibatkan perubahanstruktur
saluran napas.Kombinasi
dari
kerusakan sel epitel, epitel yang berlanjut, ketidakseimb'anganMMP
(matrix
metalloproteinase) darr(fissue
inhibitor
of
metalloproteinase),
produksi berlebih faktor
pertumbuhanik
(TGF-B)
dan proliferasi
sertadiferensiasi
fibroblas
menjadi miofibroblast
serangkaian proses penting dalam remodeling.
Miofibroblas
yang teraktivasimemproduksi
faktor
pertumbuhan,
kemokin dan
sitokin,
yang
menyebabkansel-sel
otot polos
saluran napas, meningkatkan permeabilitas mikrovaskular,vaskularisasi, neovaskularisasi dan j arin gan saraf.3 5'3 6
Perubahan
struktur
saluran napas padaairwalt
remodeling membawa konsekuensiiri
pada pasien asma,yaitu: l'310L
mftL
terhadap
inflamasi
saluran
napasRcmodeling
saluran napas dianggap seb4gai prosestersendiri, terpisah
dari
prosesffimasi.
Prosesini
juga
berperandalam
perkembangandan
persistensi inflamasishm
napas.
Kornponen
ECM
(extracellular
matrix)
yaitu
fibronektin
dapatMera-Lsi
dengan sel inflamasi, mempengaruhi aktivasi sel, pelepasan mediator danhmokin.
Pergerakan(tracfiicking)
sel dendritik, yang merupakanAPC
utama saluranryas,
dapat terganggu oleh perubahan dalamECM
sehingga respon imun bertarnbah.n"
Dlfckterhadap
obstruksi
saluran
napasSmelitian
membuktikan bahwa umumnya pasien
asma,yang
simtomatik
maupunnsimtsmallk,
memiliki
obstruksi saluran
napasyang irreversibel
(dapat
membaikWontan). Irreversibel dan
penurunanfungsi paru
tersebutdiduga akibat
perubahan scniktural saluran napas akibat remodeling. Chetta, dkk menemukan bahwaAR
sangaterat
kaitamnya
denganderajat beratnya'asma dan
penunrnanfungsi paru
(FEV1 ;tarced expiratory volumein
I
second).$
f,,frk
terhadap
hiperaktifitas
bronkus
-tr'$ip,eraktifitas bronkus
(HRB)
merupakan abnormalitasfungsional
utama pada asma. Mmebalandinding
saluran napas,otot
polos, danECM
telahdibuktikan
berhubungan,fl*mgan
HRB.
Deposisi kolagen subepitel akan meningkatkan kekakuan lapisan dalamu,ftffimding saluran nafas, sehingga mengakibatkan
jumlah
lipatan mukosa berkurang saatmmlem,jadi
lebih
nyata.
Secaraskematik,
konsekuensiklinik AR
dapat
dilihat
pada rmmbar 2.1.Paparan alergen Faktor genetik
Angiogenesis vaskular bronkus
Hiperplasi dan hiperhopi dari: otot polos bronkus, miofibroblas,
sel goblet, epitel, kelenjar.
Penebalan
dinding
saluran
napas
rGiomnbar 2.1 Skema patogenesis asma.37 i
i
i
l1
Inflamasi
alergi
kronik
(sel mast, selT,
eosinofil)
Feningkatan
rrqra
ototSpnrmc bronkus
gug mrkin berat
dlra
eksaserbasiPeningkatan
kelenjar mukosa
Sel inflamasi yang
menetap
Proses
inflamasi tetap berj a la n
Deposisi kolagen pada RBM dan ECM
Pelepasan
fk
pertumbuhan fibrogenikPenurunan elastisitas dinding 'salurun nsfas Sekresi mukosa
penting selama eksaserbasi
2.2 Konsekuensi
klinik
airway
remodeling.lPatofisiologi
Kejadian utama pada serangan asma
akut
adalah obstruksi saluran napas secaradm
bersifat reversibel.
Penyebabutama obstruksi
ini
adalahspasmi otot
polos
udem mukosa saluran napas, dan penyumbatan
lumen
oleh sekret yang kental.otot polos bronkial
diprovokasi
oleh
mediator agonis yang'dikeluarkan
seli,
seperti histamin, triptase, prcstaglandinD3
danleukotrien
C4 yang dihasilkan*l
mast.2e'31Kontraksi
otot polos bronkus diperkuat oleh penebalandinding
saluranakibat
edema submukosaakut,
infiltrasi
sel-sel
inflamasi,
proses
remodeling, danhipertrofi dinding
saluran napas. Sumbatan saluran napasini
terjadi tidak
di
seluruh
paru,
sehingga menyebabkan peningkatan tahanan
jalan
napas, udara(air
trapping),
dan distensi paru yang berlebihan (hiperinflamasi).timbul
ateleltasis
segmentaVsub segmental, sertatidak
padu padannya antara denganperfusi.
Hiperinflasi paru
menyebabkan penunrnancompliance pafit,
terjadi
peningkatan
kerja nafas.
Peningkatantekanan
intrapulmonal
yanguntuk
ekspirasi
melalui
saluran
napasyang
menyempit, akibatnya
terjadi dirri saluran napas, meningkatkanrisiko
pneumotorak s.2e32|
Penderita
asma
memiliki
ketidakmampuan
mendasardalam
mencapai
angkafu
udaranormal
selama pernapasan (terutama pada ekspirasi). Ketidakmampuanini
rcrmin
dengan rendahnyavolume
udarayang dihasilkan
sewaktu melakukan usahafiryirasi
paksa padadetik
pertama(FEVI).3:
Turbulensi arus udara dan getaran mukush&us
mengakibatkan suara wheezing terdengarjelas
selama serangan asma. AsmaIn,luuin.r.;
.=.aiu
berhubungan dengan mudahnya saluran nafas mengalami penyempitan dan.riirlill"nlhL :.s*!Tiri
)'ang
berlebihan terhadap
provokasi stimulus (hiperreaktifitas
bronkus).$ur,iflinr[.-.:-,srre
]'ang
bertanggungjawab
belum
diketahui
tetapi
mungkin
berhubungan*l]iiuvrnrrr- perubahan pada
otot
saluran napas (hiperplasi danhipertrofi)
yang berpengaruhmffiu,rn*i!,r::
kontraktilit
ut.'n't'
Hipeneaktifitas
bronkus
ini
dapat
dinilai
dengan
caramrrer-:€:ikan
stimulus
aerosolhistamin
ataumetakoiin yang
dosisnyadinaikkan
secaraprlrn"g-=.ii
sambil dilakukan
pengukuran perubahan
fungsi paru (PFR
atau FEVI).
ilL,ln[u*.r:-r:an
hipeneaktifitas bronkus apabila
dengan
pemberian histamin
didapatkanWdtrrilnri:-jlan
FEVr
20yo (PC20 atau PD2s) pada konsentrasihistamin kurang
dari 8
mgyo, Imulllc ::3rupakan kharateristik asma.'@,-S
fungsi paru
padaanak
asma danfaktor
yang berhubungan
WmWEr paru pada anak asma mengalami penurunan akibat proses
inflamasi
danairway
mnum,r,uilr"fl'l"ng yang
terjadi
secaraparalel,
rnenyebabkanterjadinya
obstruksijalan
napas,gmg
rernanifestasi
klinis
dengantimbulnya
wheezing.
Wrheezingpada
asmaterjadi
Uhmcm,e aliran udara mengalami turbulensi akibat obstruksi saluran napas bawah (bronkus irm*
!6sqkiolus).e Tucson Chilctren Respiratory Study
(TCRS)
di
Arizona,
Amerika
Scuilct:,membagi
fenotip
*'heezing
yang terjadi
pada
masaanak
menjadi
tiga
yaitu
ffirqulmffiie;lrl
early
wheezing, wheezinglate
onset dan persisten wheezing.Kelompok
anakfug@n
persisten wheezing, pada usia enam tahun, menunjukkannilai
fungsi parupaling
m'il'iftt*tn diantara
kelompok lainnya.
Persisten wheezingditandai oleh
seringnya episodeffim'm mrlreezing pada
aktivitas
ringan, dan diantarainterval
gejala dibutuhkan agonis-82tlfl[lffimilin
cari 3 kali/minggu
karena anak terbarrgrurdi
malamhari
atau dada terasa beratdi
Wu bari. Faktor
risiko
persisten wheezing seperti: ibu denganriwayat
asma, mempunyairilnliljmr IgE lebih
tinggi,
dan mempunyai manifestasi atopi.l'I2Etiologi
dari penurunanfuirgsi
paru pada anak berhubungan denganfaktor
yangrmnnmmr-nbulkan pengurangan pertumbuhan
paru, inflamasi
saluran napasyang
persisten,mnmrni
;gsleieling
salurun napur.2e'38 Faktor tersebut antaralain
ibu merokok selama hamil,rihu.:r-'uda, berat badan
lahir
rendah,lahir
prematur,jenis kelamin
laki-laki,
riwayat
atopiheilu=r_la,
obesitas, riwayat infeksi
saluran napasbawah
berulangpada
satu pertamakctridupan, paparan alergen dan bahan
iritan
seperti: asaprokok,
bahad bakar memasak r&n polusi udara, serta derajat seranganas*u."'tt
f
kposur Iingkungan/peroran gan Polusi udara didalam/ diluarEndotoksin
Binatang peliharaan Allergen
Paparan asap rokok Hormonal
Faktor
lain GenetikJenis kelamin
Hiperreaktifi tas bronkus
Obesitas
Merokok Makanan ASI
Pertumbuhan paru
Hasil Asma atopi
Asma non atopi
[image:28.475.32.456.59.190.2]Atopi
Gambar 2.3 Eksposur lingkungan dan faktor berhubungan dengan terjadinya asma.3e
23.1
Ibu
yang
merokok
saathamil
Ibu
yang
merokok
saat
hamil
menyebabkanjanin
terpapar
secaralangsung
dengannikotin
dankarbon
monoksida(carbon
monoxide;CO).
Nikotin
danCO
menyebabkankontriksi
pembuluh darah uteroplasental akibatnya pasokan.oksigen kejanin
berkurang. Konsekuensiyang ditimbulkannya
adalah gangguan pertumbuhanparu
dan penurunanfungsi paru;
peningkatan
deposisi kolagen antara saluran
napas
kecil
dan
besar; penurunan rnaturasi immunitas saluran napas yangdibuktikan
dengan kadarsitokin
yangrendah
pada
tali
pusat; berat badan
lahir
rendatr
dan
pengaturan pernapasan yang abnormai.ao'al 16,ryang merokok
selama
keiiamilan
merupakanfaktor
risiko
mayor timbulnya wheezing pada masa bayi dan fa.ktrirrisiko
independen asma pada anak.alHarahan
dkk
(1992),"mendapatkan aliran kapasitas residual fi.rngsional pada bayi yanglatrir
dari ibu
perokok lebih
rendahdari
padabayi
yang
lahir
dari ibu
yangtidak
perokok (74,3+15,9 dibandingkan dengan 150,4*8,9
mVdetik).42Longitudinal
Tucson Cohort Study mendapatkan,ibu
yang
merokok berhubungan dengan kejadian wheezing transien atauptrn persisten pada anaknya.Martinez dkk,
mendapatkan padaibu
perokok,konsentrasi
lL-4
dan
INF-y
(interferon
gamma)
tali
pusatnya
lebih
rendah,
dan merupakanrisiko
lebihtinggi
timbulnya wheezing pada usia 6 tahun.a32.3.2
Paparan
asaprokok
Paparan
asap
rokok
pada prenatal
berhubungan dengan manifestasi
wheezing
danpemrrunan
firngsi paru pada
bayi
dan
anak
kecil.
Sedangkan,paparan asap rokok
;cstnatal
sangat berhubungan dengan transient wheezing padabayi
dan persisten asma oada anak. Paparan asaprokok
juga
berhubungan dengan sensitisasi alergen rnakanan,rhinitis
alergi, rawat inap
karenainfeksi
saluran napas bawah,hipereaktivitas
bronkus, 'Janpeningkatan
kadar serum IgE."'oo
Padapenelitian prospektif
selama
7
tahun didapatkanbahwa paparan asap
rokok
berhubunganlebih
besar terhadap
sensitisasi alergen inhalasi dan penurunan fungsi paru.38Beberapa
penelitian
melaporkan prevalensi asma pada anakyang
terpapar asaprokok
lebih tinggi
dibandingkan dengan anak yang tidak terpapar. Merekaberisiko tinggi
nenderita penyakit
saluran
napasbawah dan gejala
klinis
kronis
seperti
batuk
danwheezing dibandingkan
yang tidak
terpapff,e'&
Asap rokok
menyebabkan gangguanfungsi
paru
terutama
fungsi
saluran
napaskecil. Risiko
terhadap
asaprokok
sudahdimulai
sejakjanin
masih dalam
kandungan,dan umumnya
berlangsungterus
setelah anak lahir.n3'$Kejadian
eksaserbasipada
anakyang terpajan
asaprokok lebih
tinggi
akibatnya anak sering
tidak
masuk sekolah, dan umumnya mempunyaifungsi
paru yangiebih buruk daripa<ia anak yang tidak terpajan asap rokok (steyer,dkk 2003;.dilcutip t
23.3 Polusi
udara
Polusi udara
mengandung beberapa
partikel yang dapat
mempengaruhi
kesehatan respirasi adalahozon
(O3),NOz,
SOz. Banyak anakyang
menderita asma mengalamiperburukan
geiala asmanya karena meningkatnya paparan denganpolusi
udara luar.ajSuatu
penelitian
kohor
pada anak
di
Jepang mendapatkanpeningkatan
prevalensi bronkitis, wheezing dan asma, dengan meningkatnya paparan NOzdi
ruangan pada anakP€rempuan,
tetapi
tidak
pada anaklaki-laki.
Peningkataninsiden
asmajuga
diternukan pada anak-anak yangtinggal
di
daerah dengan kandungan NOzdi
udara luar yang tinggi.Dengan
menggunakan
analisis regresi
logistik multiple
didapatkan
peningkatan konsentrasi NO2 udaraluar
sebesarl0
ppb akan meningkatkan insiden asma dengan OR2,10
dan
95%cl
r,10-4,75.46 Paparan terhadappolutan seperti 03' dan
No2
dapat meningkatkan responjalan
nafas. Mekanisme yang mendasari kejadianini
masih belumryenuhnya
dipahami, diduga paparanpolutan
akan menyebabkan perubahan histologis mnluran napas yang akan meningkatkan reaktiirtas bronkus.4748Polusi dari kendaraan
bermotor
berperan dalamtimbulnya
asma. Hubturgan yangpositif antara
truk
yang.melewati pemukiman dengan kejadiaan asma telah dilaporkandi
Jerman.a6
Weiland
dkk,
mendapatkanprevalensi asma
lebih tinggi pada
anak
yang uilnggaldilingkungan
yang seringdilalui truk (OR
1,53;95YoCI
1,06-2,20),dilalui truk
sepanjang
hari (OR
1,67;95o/oCI
1,05-2,66)dibandingkan
dengan anakyang
tinggal ,rlilingkungan yangtidak
pemahdilalui
truk.ae Odhiambodkk,
mendapatkan anak Kenyadi
perkotaanlebih
sering terpapar asap kendaraan bemotor dari pada anak pedesaan danmemiliki
prevalensi asna yang lebihtinggi (OR
1,59;95YoCI
0,70-3,55).s02-3.4
Alergen
Adanya alergen
di
lingkungan
hidup
anak meningkatkan
risiko
penyakit
asma, mempermudahtimbulnya
eksaserbasi asma, menyebabkangejala
yang
menetap, dan rnenurunkanfrrngsi
paru.2eArshad
dkk,
rnelaporkan empat alergen terbanyak yaitu
hngau
deburumah
(TDR),
grosspolen,
kucing dan
anjing
yang terdeteksi pada 94% anak atopi.srAlerge.t kucing
(Fel
dl)
dan anjing (Can
fl)
didugalebih
bermakna dari alergen tungau debu rumah (Derpl
dan Derfl;.ls'sz
Ownby dkk, menemukan pada orang dewasa yang rumahnyamemiliki
kadar alergenFel
dl
tertinggi
memiliki risiko
tigakali
lipat untuk tersensitisasi dan 6,29
kali
lipat
untuk mengalami asma.522.3.5Infeksi
saluran
napasbawah berulang
pada satutahun pertama kehidupan
Kelornpok anak yang terserang-infeksi
virus
pada saluran peinapasan bawah pada usiadini,
khususnya
infeksi
respiratory syncytial
virus
(RSV)
dan
rhinovirus
(RV),
mempunyai
risiko
bermaknaterjadinya
wheezing (asma)di
usia
6
tahun.37'43Hal itri
mungkin disebabkan pemrnrnan kemampuan memproduksi interferontipe
l,
khususnya IFN-fJ danIFN-r.
Sitokinini
memegang peranan penting sebagaiantiviral
dan membantu membunuhvirus.
Penelitiankohor
di
Perth,Australia
melaporkaninfeksi
pada saluran pernapasan bawaholeh
RV
danRSV
bertanggungjawab
terhadaptimbulnya
wheezingpada satu tahun pertama kehidupan, masing-m asing 46Yo
4*
16o7.dikutin alInfeksi vinrs RSV
berhubungan secaraakut
dengan peningkatan hipeneaktifitasbronkus
dan obstruksi saluran
napas
bawah.37'40Infeksi
RSV
dapat
mencetuskan[*m*"r;rg
pada anak terutama dibarvah 2 tahun(bronkiolitis).
Anak
yang-dirarvat denganI
tm*iotitis
menunjukkan penurunan
ftrngsi paru yang
persisten
di
kemudian
hari.] '
r-I
muh..upupenelitian
mendapatkan anak-anakini
mempunyai
aliran udara yang
lebih
i
mumdah,
dan
meningkatnya.tahanan saat inspirasi atau ekspirasi. Penurunanfungsi
paru mnngkin berhubungan dengan l.ebih sempitnya diameter saluran napas.53'50?-3.6 Usia
Mlanifestasi
klinis
pada sebagian besar kasus asma persistendi
usiamuda, terjadi
padailnnilrun-tahrur
pertama
kehidupan.a3Penelitian
di
Melboume (Australia)
mendapatkan hnhrva 25Yo anak dengan asma persisten mengalami seranganwheezing pada usia kurang6 bulan, dan71o/o mendapat serangan wheezing pertama sebelum usia 3 tahun. Hanya 57i, ,mak dengan asma persisten, terbebas dari gejala asma pada usia 28-35 tahun, 60Yo tetap
meaunjukan
gejala seperti pada saat
kanak-kanak
dulu,
dan
sisanya
masih
sering mendapatkan seranganmeskipun lebih ringan
dibandingkan
pada
saat masa
kanak-, Itrrak.a3 Pada usia 6-7 tahun, angka kejadian asmalebih
sering dan angkakunjurgan
kerwah
sakit lebihtinggi.
IL3.7
Jeniskelamin
Beberapa penelitian mendapatkan bahwa prevalensi asma pada anak
laki-laki
sarnpai usialC
tahun adalah 1,5 sampai2 kali lipat
dibandingkan anak perempuan, sedangkan pada masaremaja
cenderungsering
pacla anak perempuan.saData
ISAAC
memperlihatkan observasi yang konsistendari
seluruh dunia.Ghazi
dkk,
mendapatkan prevalensi asmapda
murid
sekolah berusia 7-18 tahun mendapatkan prevalensi asma pada anaklaki-laki
Q7,lyo) lebih
tinggi
dibanding anak perempuan (33,5Yo;.2a Alasan perbedaan karenajenis
kelamin
ini
belum jelas. Diduga halini
karena ukuran parulebih kecil
padalakilaki
darilnda
perempuan pada saat lahir, tetapi pada usia dewasa padalaki-laki
lebih
besar.l23.8 Berat badan
lahir
Berat badan
lahir
rendah(BBLR)
adalah salahsatufaktor risiko
penyakit
pemapasan sepertihyaline
membrane disease,infeksi
saluran
napastermasuk
asma.55'56 Fungsi pemapasan bayiBBLR
lebih
buruk akibat paru yangimatur;
akibatnyabayi lebih
rentan terhadapinfeksi
yang secara kronis menyebabkan perubahan anatomis saluran napas dannlugaan terdapatnya pros€s perkenibangan
inutero yang tidak
dapat tergantikan
pada lingkungan postnatal sehinggafungsi
respirasimenjadi
lebih
rendah.Anak
yang lahir
prematur
memiliki
ukuran diameter
saluran napasyang
lebih kecil
dibanding
mereka1-ang lahir cukup bulan, dan adanya kekruangan
nutrisi
intrauterin menyebabkan diameter jalan napas yang kecil.5s'56Lewis dkk, (Inggris,l995)
melaporkan pada usia 5 tahun, anakdengan berat badan
lahir
(BBL)
dibarvah 2500 gram lebih banyak menderita asrna denganoR
1,26 (95oA,cI
1,07-1,50;.kutinrBrooks
dkk,
(AS,2001)
melaporkan semakinkecil
BBL
maka prevalensi asma pada usia3
tahun akan semakintinggi,
dimana anak denganBBL
> 2500
gram, prevalensinya 6,7yo,BBL
l5a0-2449 gram
l0,9oi,
dan2l,9yo
pada anak denganBBL <
1500 gram.5623.9
ObesitasPeningkatan
prevalensi
asmaselama
30
tahun
terakhir
di
negaramaju
berhubungan dengan perubahan gaya hidup termasuk kebiasaan makan dan berkurangnya aktifitasfisik
yang berhubungan dengan meningkatkan obesitas pada anak danremaja.
Tucson,dkk
melaporkan peningkatan insidens asma baru dan hiperresponsif
bronkial
sebanyatitujuh
kali
pada anak perempuanyang menjadi
obesitas pada pertengahan masa kanak-kanak.Hal ini
disebabkan pada anak obesitasproduksi leptin lebih
tinggi.
Paparan leprin padasel paru dan
saluran
pemapasanprcliferasi
sel
pada
paru dan
saluran
pemapasantersebut.5?'5t
Romieo (2004)
melaporkan peningkatanindeks
massatubuh
(IMT)
akan meningkatkanprevalensi
asma,dimana
padaanak
berusia6-16 tahun
dengan indeksmassa tubuh
lebih
persentil 95,memiliki
risiko
asmatiga
kali
lebihtinggi
dibandingkan dengan anak yangIMT
pada persentil 2s-49(oR3,44; gs%cl l,4g-7,g6)js
2,4 P emeriksaan fun gsi
paru
Anak
asma umumnyatidak
mengalami penurunanfungsi paru
atau perburukan derajat penyakit secara progresif, tetapi perlahan dimana sebagiankecil
anak akan menjadi lebih sensitif; termasuktimbulnya
gejaladari
yang awalnya ringan menjadi sedang, penilaianberatnya gejala asma yang
dialami seringkali
sulit
merekaprediksi
begitujuga
persepsi mengenai derajat serangan. Demikian pula dokter kadang kala tidak akurat dalam menilaimanifestasi asma yang terjadi seperti dispnue alau wheezrng. Untuk itu pemeriksium yang
obyektif
denganuji
fungsi paru secara berkala, penting pada semua anak asma, baik yang gejalanya ringan ataupun pada anak dengan asma yang terkontrol.t2,32,3sPemeriksaan
fungsi paru
ini
bermanfaat terutamabila
manifestasi gejala
asmaytrng
tidak
khas. Manfaat
pemeliksaan
fingsi
paru pada
asma,
yaitu
menegakkandiagnosis, memantau perkernbangan perjalanan penyakit,
menilai hasil
pengobatan sertauntuk
menetukan prognosispenyakit.
Berbagaiuji
fungsi paru
dapatdilakukan,
mulaidari pemeriksaan yang sangat mudah dan sederhana sampai pemeriksaan yang
rumit
danmemerlukan sarana serta
fasilitas
yang
lebih
canggih. Pemeriksaanfungsi paru
dapat menggunakanalat
seperti spirometri,
peakflow
meter,pulse
oxymetry, volume
paru absolut, atauuji
provokasi bronkus.12 Pengukuran arus puncak ekspirasi(ApE)
ataupeak
expiratoryflow
rate (PEFR) denganalatpeakflow
meter(PFM)
rnerupakan pemeriksaanyang sederhana dan mudah
dilakukan
oleh anak-anak.Nilai
arus puncak ekspirasi dapatmendetekii
ailanya keterbatasanaliran
udara atauobstnrksi
saluran napasyang
terjadipada anak asma,
secara
tidak
langsung
dapat
digunakan sebagai pedoman
dalam menenfukan deraj at serangan asma.30,35Pengukuran
arus
puhcak
ekspirasi denganpeak
flow
meter
seclerhana,relatif
murah,
mudah
digunakan dan dipahami cara pemakaiaruryaoleh
anak.l3,5e pengukuranAPE pertama
kali
diperkenalkan oleh BasilMartin Wright
(1956) dengan menggunakanalat
mini-llright
peakflow
meter (MWPFM),
berbentuk seperti
tube plastik
denganmembran
yang
ditiup
sampai menunjukkan
suatu skala
pengukuran tertentu,
yilg
menunjukkan ar-us puncak ekspirasi. Metode pengukuran
PFM
adalah perpindahan udarake
dalam ataukeluar paru
selama manuveJ pemafasan tertentu. Padaanali
sehat, arus puncak ekspirasi ditentukanoleh
volume paru, diameter saluran napas, elastisitasrekoil
paru, kekuatan
otot
pemafasandan
durasiTLC
sebelum usaha ekspirasi.e'5e,50 Untuk mendapatkan hasil yangoptimal,
anak harus.memahami prosedur pemeriksaan dan dapatmenjalankan instruksi yang diberikan dengan baik. Jika seorang anak sudah dapat meniup
lilin
padakue
ulangtahunnya,maka
ia
sudahbisa
menggunakanpFM
dengan baik.l2Pemeriksaan
dilakukan
dalamposisi
berdiri
tegap,mulut
menutupi seluruh lubang tuba dan kemudiantiup
dengan cepat dan sekuat mungkin. Pemeriksaan fungsi paru sebaiknyadilakukan pada setiap anak asma yang berusia
>
5 tahun-e,le,5ePenilaian fungsi paru menggunakan tabel
peakl/ow
untuk
anak, yang dibuat olehGodfrey
dkk'
tahun
1910.Nilai
fungsi parutidak
tergantung padajenis
kelamin,
tetapitergantung
pada
tinggi
badan
pada masa kanak-kanak,
yang
diukur
dalarn
satuansentimeter'la Hasil yang didapat dari PFM adalah
nilai
arus puncak ekspirasi
(ApE)
yangterbaik'
Taksiranhasil
pengukuranAPE
terdiri
dari:
aman(zonahijau): ApE
g0-100%dari
nilai
terbaik;
waspada (zonakuning):
APE
50-g0o/o darinilai
terbaik;
danbahaya (zona
merah):
APE
<
50%
darinilai
terbaik.re Beberapapeneliti
menyatakan terdapat hubungan antarafungsi paru
dengan manifestasiklinik
asma. Baserdkk,
mendapatkan semakin menunm fungsi paru maka semakin berat manifestasiklinisnya.6t Penggunaan
peakflow
meter termasuk kedalam 4komponen yang dianjurkan oleh
National Heart,
Lung, and Blood
Institute CNHLBI, rggT)
yang
bertujuan
urtuk
memperbaiki kualitas penanganan asma.ls,le penggunaan
peakflow
meterpentinguntuk
menunjang diagnosis asma dan
menilai
derajatobstruksi
saluran napas (hipereaktifitasbronkus), memantau keberhasilan
terapi
asma (setelah pemakaianbronkodilator)
sertamengikuti
perjalanan
penyakit,
mendeteksi
tanda
dini
serangan
asma, dan
dapat digunakan dalam penelitian epidemologi.ls,!e,se Stout
dkk,
melaporkanpenggunaan
pFM
dalam menentukanderajat
beratnya asmapada
anakusia
8
sampai
II
tahun, dimanaterdapat
tiga
tingkat derajat
asma
yaitu;
mild-intermittent
(22,go/o), mild-persistent(31,2%)
dan moderate-to-severe-persistent(223W.62
Monitoring firngsi paru
denganPf-M
direkomendasikanNHLBI
terutamapada pasien
denganmoderate
dan severenersisten asma' Baser
dkk, juga
melaporkan pemeriksaan aruspuncak
ekspirasipada pasien
rhinitis
alergi penting untuk mencari kernungkinan menderita asma.62Pe