• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Teknologi Trawl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Teknologi Trawl"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN TEKNOLOGI TRAWL

Oleh:

John Haluan

Staf Departemen Pemanfaata-an Sumberdaya Perikanan

HIMAFARIN

&

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

,FAKULTAS PERIKANAN

DAN

ILMU KELAUTAN

.-

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PENGELOLAAh' TEKNOLOGI TRAWL

I

I .EFEKTIFITAS T E W L O G I TRAWL

1 Industrialisasi penangkapan ikan : mulai di Inggris

Motorisasi kapal perikanan tahun 1870: BERTHA adalah Kapal Uap Trawl yang pemma.

Kenyataan: . . . dengan . tenaga . mesin uap: trawl men-jadi lebih cepat dm 1ebihbesar:berani lebih banyak hasil tangkapan.Akhir dari era Kapal Layar Trawl.

@un 1894: Scott dari Grantham, Inggris mengajukan paten untuk otter board.

i

'

Beam trawl diganti dengan oner trawl. Efektifitas meningkat, bukaan mulut trawl bercmbah. . .

1 Tahun 1920: von Eitzen, Jerman mengembangkan otter board ketiga, dipasang pada headline.

-

\ . .

/

Bukaan mulut trawl ke arah vertikal bertambah. Sangat efektif u&uk penangkapan herins. :. -

j

Nelayan yang "buta" menjadi "melihst" dengan pengembangan hidroakustik.unt& msndeteksi ,

.

~kan. Arah dan ruaya ikan dapat terdeteksi dari kapal.

Fridman (1998) : mencapai kecepatat! (Vo) optimum adalah dengan pengaturan gaya :ahanan (R )

jaring trawl dengan kecepatan trawling (Vn).

Tahun 1980 di Rusia dikembangkan sistem terintegrasi:

Computer Assisted Design of Fishing Technology (CADFT):

-Trawl: perhitungan optimisasi dari kaiakteristik trawl dan elemen-elemennya

-Elektronik: desain dari bagian alat bantu khtizus untuk deteksi ikan, monitoring performan s!at

penangkap ikan dan remot-kontrol dari tekniic pengangkatan hasil tangkapan

-Permesinan: perhitungan optimisasi dari karakteristik niesin-mesin dek dan e l e m e ~ y a

-RPS TL: pra-desain perhitungan dan optimisasi dari karakteristik dari sistem operasi penangkapan ikan.

Contoh gambar otter trawl dari Filipina untuk menmgkap ikan kernbung, selar dan cumi dapat

(3)

Gambar 1. Offer trawl Filipina untuk menangkap kernbung, selar dan cutni (Sumber: SEAFDEC, 1995)

2. DAMPAK OPERAS1 TRAWL TERHADAP HABITAT IKAN DAN SUMBERDAYA PERIKAb!AN.

Trawl alat yang efektif:

-mecyer&s.ikan dan udang sepanjang bukaan rnulut jaring trawl disebut "fished region"

menggiring ikan dan udang di area dari ujung luar mulut jaring sampai otter board yang

dihubungkan dengan bridle (ground warp), disebut "covered region"

-ticlet chain yang menggugahlmengusik udang yang sernbunyi dalam lumpur berpasir sehingga

tergiring rnasuk mulut trawl. .

Teknik sapuan oleh trawl dimanfaatkan untuk penelitiEn pergdugaan populasi ikan dasar dengan

metode swept area (Gulland, 1969).

a = D x h x X 2

D = V x t

I = luas sapuan

1

= panjang sapuan

J = kecepatan tarikan

I = panjang tali ris atas (hgad rope)

= lamanya waktu penarikan jaring di dalam laut

:2 = persentase tali ris a t k y a n g sarna dengan lebar daerah sapuan disebut "wing spread=h x X29

[image:3.605.79.547.42.208.2]
(4)

-

-

Trawl karena bersifat menyapu area yang dilewati maka sangat efektif menangkap ikan dziar dan juga ikan pelagis. Ikan yang tertangkap tidak hanya ikan target, tetapi juga ikan lainnya > ~ n g bukan

target operasi. Akibatnya muncul masalah ikan hasil tan&apan sampingan (by-catch) ya-7,.

umumnya dibuang kembali ke perairan.

mungkinan .i masing-masing bagian traw padz ; Gzmbar 2.

~ ..

[image:4.602.114.547.163.370.2]

I

Gambar 2. Kemungkinan loloslterlepasnya ikan masing-masins bagian tra~vl

(Sumber : Fridman. 1998)

Terhadap habitat ternyata:

-trawl a!at yang a!ctif ditarik: bagi trawl dasar, selalu dicari dasar perairan yang pasir berlxmpur.

Daerah terumbu karang selalu dihindari, bila tersmgkut akan sangat berbahaya bagi kaP! dan jaring trawl sendiri. Bagi trawl pertengahan dan permukaan (mid-water trawl) target opersinya

jelas gerombolan ikan. Sampah, kayu dan tanaman air terapung selalu dihindari agar tid&

bertumpuk di ujung jaring (cod end).

3.UPAYA-UPAYA UNTUK MENGURANGI DAMPAK NZGATIF PEKGOPERASIAX TRAWL.

.. .

Sehubungan dengan Tatalaksana Untuk Perikanan Yang Bertanggungjawab (Code of Con5uct for

Responsible Fisheries), FA0 1995, maka telah dilakukan upaya-upaya unwk menguranG dampak

negatif pengoperasian trawl.

Masalah utama yang muncul ada!ah ikan h a i l tangkapan sampingan (by-catch) dan juga F n ? u laur

yang sering kali ikut tertangkap kedalarn trawl. Oleh karena itu dikembangkan By-catch Excluder

1

(5)

4

Harvesting Technology Group dari Mississippi Laboratories i i i e ~ i ~ u l a i suatu pengembangan TED

[image:5.595.77.530.38.797.2]

pada tahun 1978 dan 1979, terlihat pada Gambar 3. Ga~iibar 4 dan Gambar 5 .

Gambar 3. Penghalang penyu ~nenghadap kedepan (NMFS 1978)

(Sumber: Seidel, 1997)

. .

Gambar 4. Penghalang penyil inenghadap kebelakang (NMFS 1979)

(6)

I

L-

Super Shooter

TED

side view (1990)

.-

!

Georgia Jumper TED (1986)

j

.

8

i

I

i

;

i

..-. <

I

Anthony Weedless TED

Seymour TED (1934)

[image:6.595.105.524.51.544.2]

(1

992)

Gambar 5. Berbagai Jenis TED

(Sumber: Seidel, 1997)

Jumlah ikan yang dapat dilepas karena BRD dan garnbar BRD-nya pada tahun 1973 di pesisi!

(7)

Sandftsh (;4nfoscopus japonicus )

Work activi- - Puffer ( T&$ugu d r ' c s

Herring ( CIupcapPlkri )

(LocaVFcd.Gor.)

Rockfish (Sebastcs scI<legeli )

Black sea bream

i.4canflwpagrus schlcgeli)

I 1 I 1 I I

0 5 10 15 20 25

[image:7.595.76.493.39.595.2]

Yumber or released f s h (1993)

Gambar

6.

BRD

yang

umum di

pesisir

Jepang

(8)

b r h n (body)

Gambar 7. BED pukat udang di Laut Arafura (Sumber: Sumiono dan Sadhatorno, 1985)

[image:8.595.74.541.25.440.2]

Berbagai jenis BRD sang dikemba~gkan di Austraiia (Rawlinscn dan Eayrs, 1997) dapat dilihat pada Garnbar 8, Gambar 9, G a ~ n b a r !O, Gambar I1 dan Gambar 12.

[image:8.595.93.511.506.762.2]
(9)
[image:9.595.73.538.28.750.2]

. . Gambar 9.

B R ~

tiF AusTED (Sumber: Rawlinson dan Eayrs, 1997)

Gambar 10. BRD tipe Super Shooter kombinasi densan fisheye (Ptimber: Rawlinson d m Ezyrs, 1997)

(10)

. . ..-.. .. . :. . ,

. . . .

. .

..

'. .. . .<.. .

. ... .~... . . .. . .

Gambar 12. BRD tipe Radial Escape Section i (Surnber: Rawli~son dan Eayrs, 1997)

.

. . .

I

~binasi dengan TED dan fisheye dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambz: 13. BRJ2 kombinasi dengzn TED dan fisheye (Sumbe6 Seidel, 1997)

/

merusak habitat dan lingkungan. Trawl sangat efektif untuk menangkap ikzn dan

n masalah hasil tangkapan ikan sampingan (bycatch), oleh karena itu d i l a k h upaya

~rangi hasil iangkapan ikan sampingan (by-catch) dengan rnensernbangkan BED: TED

(11)

INDONESIAN FISHERIES FEDERATION

(

GAPPINDO

)

(12)

1.

PERAN

PERIKANAN

UDANG

TANGKAP

DI

INDONESIA

a. Perikanan Udang Tangkap

Dari Laporm Japan rI'ariff Association nhtrn 2000 ekspor udmg Indonesia ke J e p m g

-- -

bnik dalnm bentuk segnr, hidup, beku, knleng, kering ( sebesar 55.496 ton nnu is. 165 jut3. Yen )

.

Dinsumsikan jika 60% dnri udang ymg diekspor itu bernsal dlri udmg tmgknp besamjq rnrniadi 45.459 jua Sen. i 9 e ; ~ m d e n i k u ~ ~ n/aku rl.$zrkrc.."cj! ~ U ~ ~ I I I 2000 ekqor 11da1~ ~?ldolcesia ke ~ I I I I ~ U sebesar 126.276 j ~ ~ f a I - ~ I I a1a11 sebe~ur682j11Ia USD.

J a d i p e m ~ h a ~ ~ de~fsa Berural dun' 11do1g t a 1 g 4 fah1111 2000 sekfar 682 j111a UID. ] I I O I ~ ~ . : ~ I ~ C I I ~ I ~ besarjih n'ibal~di~g de1gu11 a ~ g k a e k ~ p o r p u ~ k c l ~ ~ ~ ~ ~ ~ I I U J ~ ~ O N ~ L

Disanrpitg itlc n~asih tem'@at 11dg1g -)'a12 dipa~.urkal~ duhn~ 11tpi baik yalg br~'r~~.af

h

i

a h /

la/gk@ hi11 ~ I ~ I ~ I I I I bl~didqza.

Dari perkembmgm ax.:aI 2002 tetjndi kecenderunpn sikap konsumen Tcpnng :-ang mensubstitusikm pasok udmg ke Jepmg dengm udmg penirm dingin. Fad5 ,jc~iunri 2003 jika dibmdingkan d e n p n bulm r m g samn d u n 2003 pasok udmg 1ndone:;irt ke [epmg t u w dari 4.377 ton menjadi 2.817 ton . Hal ini dinlami jugx unc.rl; i:ierr;srn; India, Cina, Thailand d m Pilipina sebagni negnm-*egnm pemasok u u m a keJep:mg.

Tdiun 2002 ekspor udmg Indonesia ke iepmg NtUn dari 55.761 ton menjadi 53.608 ton, India turun dari 42.991 ton mmjndi 34.795 ton, 11iaila~d turun dari 20.574 ton mmjndi 18.987 ton, Pilipina turun dari 8.423 ton menjadi 7.996 ton k?cuali T-iernanj d m Cina ymg mengalami peningkatan.

b. PERDAGANGAN UDANG DUNIA

Udang ndnlah merupakm komoditas y m g palin- besar dahm perdapn.pn ? irq5cid

dilnia. kin-kin 60 ?I; dari produksi udnng mnsuk menladi komodins p e r d a p p n .

;-\cia 4 pasar dunia ymg penting p i t u AS, Jepang, EU dan bagian d& lalrr. Pasar udmg Jepmg d m AS bersama-sma rnerupakm sepertig daripada pasnr udmg dunin sehingp demand udang dunia [iikedua n e w ini smgrct menenrukm perdng~ngrsl dan produksi dunia.

Jepang dan AS bersaing selnma betenpa dekade untuk rnemperoleh suphi udnng dnri :.\sia Selatan. Puncaknya pad3 t:Jiun I994 dua neprn ini rnengimpor lebih dsri -ifK!.iiO!l

ton . Namun kemudian menuxn mmjndi 340.000 ton d u n 1997. Scmentara iru pad3 tahun itu AS meningkatkan iimpomya dari z.\nlerika Selann d m merupakm 3Oo:c dari ton1 impomya sebesar 294.100 ton. Sementara impor Jepmg terus mmumn impor

5s

t e n s meningkat. l'roduk udmg Jepmg hmya mrrupnkm 8Oio dari yang dik0nsi~rnr.i
(13)

Ada 2 karakter pasar di E U yaitu belahan utara rnmyukai irnpor udang perairan dingin dan di bekhan selatan lebih m e n y u b irnpor udang.tcopis. tempi pada beberapa tahun teralrhir te rjadi kecenderun- lebih banyak pasok udang tropis yang sebagian besar dari Afrika dan sedikit dari Ameril;a Sela- dan Asia Selatan. Elrspor udang dunia relatic stabil anatara 1990

-

1997 dan rata -. rata 1,2 juta ton pectahunkeculai tahun 1993 mencapai puncalinya 1,6 ju& ton atau 8,2 rnilyar US dollar. Tahun 1997 Thailand top sebagi ekspomr udang 126.000 ton atau 1,3 milyar US dollar, ini beratti pertumbuhan 10 % antara 1990

-

1997 dan 44 % dielspor ke AS. Sampai 1992 Indonesia menjadi exporter udang utama (90.000 ton, $ 716 juta) kemudian posisi digeser India sampai 1996 ( 96.000 ton, $730 juta), namun tahun 1907 digeser Equador ( 110.000 ton ).

Equador merupakan,produsen utama dibelahan bumi barat pada tahun 1997 mencapai rekor produlrsi 108.800 ton. Panen udang budidaya dunia rnmingkat 300% antara 1975 ke 1985, rneninglat 250% dari 1985 ke 1995. Jila ;atrend peningkatan menjadi 200% antara tahun 1995 ke tahun 2005, produlisi dunia al;an rnencapai 2,l juta ton/tahun, dan jika udang tanglapan dewasa ini 2,2 juta ton dan diperliidan turun menjadi

1:s

juta ton untuk tahun 2005, rnaka udang budidaya rnencxpai lebih dari separuh dari pasokan udang dunia.

Udang budidaya di Belahan Timur dunia d i p e r k i m h mencapai 530.200 ton becarti i5% diatas d u n 1997. Thailand merupakan top produser disusul India 70.000 ton, Indonesia 50.000 ion dm Philipina 35.000 ton. Khusus tndonesiq harnpir semua berita yang masuk di pers b m t mengindikasikan hal-hal yang buruk malaupun sebenmyz meliputi wilayah &a Ten- tahun ini.

Skala kecil budidaya udang diperkirakan rneningkat di Lndia sementara skala besar saat ini mash menungpu kebijalran Pemerintah India dalam Pengaturan

Di Belahan Batar duniq produlisi rneningkat 20% sebesar 270.000 ton. Ekuador lagi-lagi rnendominasi dengan 170.000 ton dari 1.600Jm diikud Mexico 17.000 ton dari 320

fom.

Bencana hebat'tejadi di belahan dunia ini teruema di Arnerika Tengah berupa

banjir y;mg terjadi pada bulan Oktober dan awal November. Honduras diperkiiakan 12.000 ton dan Nikaragua4.000 ton, dan ini m e r u p h penurnan. ~ e n c a n a k e & s a h juga terjadi di Mexico Guatemala dan Belize.

TrendImpor. Import fresh dan frozen shrimp rneningkat 15 % antan 1990

-

1997 ,

-

mencapai puncak pada tahun 1994 ( 1,2 juta ton, $ 8,9 rnilayar ) ant& 1994

-

1997

import udang dunia turun 13 % karena tutunnya- import di 3 n e p : Jepang, AS d m Spanyol Pada tahun-tahun terakhir, irnpor udahg baik hidup, segar maupun beku telah mencapai 300.000 ton/tahun dengan ni!+,sekitar 400 milyarym. Dari juml3h tersebut seliitar 95 % terdiri dari shrimp dan PT~IMI. Pada tabel irnpor Jepang tahun 1996, terlihat

sekitar 290.000 ton shrin~p danpmw11 (senilai 30 milyar yen) dan 15.000 ton mck fob~erdan hon~am Lob~ter(rslilai 35 rnilyar yen). Semen- itu volume udang yang digunakan untuk pengolahan meningkat menjadi sekitar 21.000 ton (senilai 30 milyar yen) di tahun 1996 atau mei~inglrat dua M i lipat dari tahun 1993.

Besamya iumlah impor udang selama 2 tahun teralrhir tidak mengalami peningkatan, tetap pada tingkat 300.000 ton/tahun. Penyebab utama ha1 ini ada!ah terbatasnya suplai d v i negara-negara produsen utama udang dan terdepresiasinya nilai yen., Disamping itu beberapa negara telah menpalihkan ekspomya ke Amerika. Misalnya Thailand, telah mengekspor lebih dari 70.000 ton atau s e k h 60 % dari produlrsinya ke Arnerika.

.. . i i . . ._.;., i .:.:,. . . . ..

...

(14)

India, Indonesia, Tliailmd dan \-iemarn merupakm nepam-nqgara pengeskpor utama udang kc Jepnng. Ekspor Indin mengnlami pcningkatan ymg cepat karena biayn y m g rendnli dan berlebilinya kapasims. Xilai ckspor dnri indin ini meningkat 20

-

30 T o pertnhun. Indonesin mensuplai lebih dnri 60.000 ton. Irnpor dnri lliailmd rnengnlnmi penurunm dan suplni \Tiemnrn relntifstabil yaitu sekimr 30.000 ton/nhun.

1

I Semcnmra itu impor dari Cinn d m I'hilipinn menurun dmstis. Nilni pnsoknn Cirri

! r?.enurJn menFsul teriadinya senngx? penyakit udang scl-,nz $5 t r h n tcrak!!ir

I .

disamping itu p e m i n m n dalnrn negeri jugi meningkat. I'hilipina rnembntasi produl;cin!.a akibat mahnlnya binyn t m a p ke j n d m binyn lainnya. Taiwm ymg berliasil dengnn pengolahnn ?~UII.II dengm linsil ynng melimpnh, rnenjadi pensuphi utarnn u d m g

ke Jepang dari d u n 1996 d m 1997. Tempi sant ini impor dari Tziwvm mulai menurun j u g sehingp repang me-nirnpor iebih 10.000 ton dnri Greenland.

03ri seluruh produk udmg ymg diimpor Jepmg. I ~ ~ O ~ ~ C J J S black

/ku.

mmduduki porsi terbesar menyusul .beefel. udmg liifh hrud d m jenis u d m g hr~dfr~.~. lainnyn: derniki~n dilaporkm J@IIII illo~j~rr P~ndr~it Itipo~tim A~'~-n~iotion. Komposisi u d m g irnpor tdiun 1996

tcrsebut terdiri dnri bh& fkcr36 @o. .

.

>rrl~d 23 ?%, ji~ljnp 13 ?/o, n%,ift sh~inp 9?b: k1117:nu prar~.f~r,pi~lk J?,n'/iq dnn /&?I.~I'OII.I! 4 "0 dnn jenis lninnya 15 9'0. Perbandinpn nntarn impor

hru~I(e~.~- 11hck /&rr dengm 11.i:h irf(i6 sebrsnr 90 : 10. Kunnsmya impor udnng i ~ i t h f~?dd disebabkm kornoditi uii lebih cepnt busuk. Snrnun demikim, snnt ini perminuzn terhadap jer.is ini niulni rneningknr.

Dari Indonesin d m Tlinilmd, Jepnng umumniz mefigimpor u d m g hrudh~.~. I I ~ J L - ~

r2,;

sedmgkm dnri Cin untuk jenis ud~ng'peehd. Impor I'hilipina ke Jepnng b e ~ u p n 11du1g

bkack tiqer J I ~ ~ I J hro6. Selzin dnri n r p r 3 - n e p n tzdi, Jepmg j u g mengimpor udmg dari Grerndland d.-n Scmdi~iavin.

Pndn s m t i,r,por udmg sednng mmingknt perusnhann-perusnli.-m terkemuka J e p m s membentuk joiirf rr~if~c: dengm n t p . r a - n e y z .-\sin y n g baiu memulai ekspor prodilk perikanannya. Tetipi s a x ini ciiperkirakvl Irbih dnri 90 96 impor tersebut d i l n k u b ~ dengm pembelim Inrigsung. Ten% snjz linl ini akan rnerugikm, krenn 3 h

mengaburkm estimnsi suplni d m demmd d m joi,,t I:~II~III~ j u p akm berkunng s e h i n w

mengurmgi turnbuhnyn inl-estnsi di pnsar udnnz.

i\ustmlia rnerupnkm pensuphi terbesnr rnik fo:lifcr ke J e p m g disusul Selmdia. B a r . Semenhra holi10171 iob>.tr~.didntnn_ebn dnri Cnnzdn.

(15)

Tabel Impor Udang: Jepang

NEGARA

(

1992

(

1993

1

. 1994

1

1995

111dia

j

32.8

Indonesia

I

34.1

'\:ict~l;lrn

I

23.1 T11aiI;tnd 46.8 Cl1i11a 34.' Grrclll;~nd 13.8

I

l'llilipines

1

18.4 'I'. ,II\\;III: '

.

I'C 5.6

C ) ~ I I C C ~

1

45.4

Sunlber : Globefish, G.4PPIhZ)O Analysis

Thailand

IZcuador 54.7 h[esico 13.7

India 17.7

China 49.4

Indonesia 13.7

I

Pmnmn 3.3 Ilmgladesh

/

5.3

0 tlwrs 53.2

I

lTota1

I

I

-Sumber: Globefish, (

-

1994

-

50.8 4s.l 22.9 22.6 22.9 11.0 7.0 5.6 60.9 284.8

-

0 Anal

-

1995

-

77.8 51.5 33.1 17.7 14.6 12.0 5.6 5.0 57.0 278.0

-

sis

100 mt)

2000 126,3 19,O 29,O 25,3 1 S,2 267

5,s

10:2 90,9 [image:15.608.94.525.204.608.2]
(16)

2-

KEADAAN

USAHA.PENANGKAPAN U D Y G DEWASA IN1

.

.\-

oLL~a,i

9[ih1

L)al,- dikelunrkannya Keppres Xo. 39/198O b e ~ u ~ n ( & ~ & Trn\vl di dnern11-

daerdi perikanan padat tangkap telah menimbulkm pengaruh positif dengan berkembangnya perikanm udnng budidayn d m berkurnnp!-a kontlik sosinl nnmun demikim nilai udang di pasar y m g mmingkat mmdorong tercap2nyn alirxi in\-esnsi perikanan udang baik taiigknp n~aupun budidaya. Demsa ini di knlangsii scbngnii bcsnr pengusdla telah menyadnri pmgaruh lingkungm atas sustninnbilitns dan produktivitns tnngkap. Pelbagi aturan yang dibunt olch peinerintah. \Y'alaupun d e n p susah pnyah kama a.1 motivasi yang membutuhknn ~vnktu mnkn pelbngai kebijnknn itu diikuti den.gm seksnmn. Kebijnkan yang berisikan pencapaim nreet I'SBP d m euphorin pelnksmnan otonomisnsi banyak rne11imbulkm tumpang tindill d m ketidnkjelnsnn kebijnkan bnik yang dikelunrkan pemerinth pusnt, pemerintd~ propinsi mnupun pemerintnh knbupnten. Scmun ini menjadi cerminan usdin penmgknpan u d m g demnsn ini.

3.

HAMBATAN PERKEMBANGAN INDUSTRI PERIKANAN

INDONESIA

Iklim Investasi Indonesia

h.Insnld1 unmn ymg dihadnpi terutnmn sejnk resesi ekonomi d u n 1997 ndnlah ikiim inx~esnsi y m g merupnkan limbnman utnmn \.mg dirnsalran dnlnm proses pengembnngm. Diakui bahwn de\vasn ini terutamn setelah resesi ekonomi melnnda, secarn makro iklim inrestasi dirnsnhn s a n p t bernt. Salnli sntu pnminetemyn dnpnt digunakm suatu rating yaiig dikelunrknn oleh Snndnrd 2nd Poor ( S & I' ) ynng terakliir dimnnn Indonesin dikategorikm dalnm kntegori CCC -: bemm "substnntinl risk in poor sundin~'\vzlnu . bulnn Juni 2i103 mting teln11 meningknt menjicii B n p i btegori ini rnnsili belum dnpnt . . mencermink-.n iklim imestnsi

~?-Js

k~n-dusif ' I+i i ? ~ :kpar dir~s2kz11 d ~ n - n --.&-. nng.ny? suku b u n g yang meningknt Iebih dnri 20 *;o sejnk Jnnunri 1998. Hal ini merupnlim suatu produk mnkro dimann industri periknnm sulit untuk mendnpnt pengecunlim kiirenn bnnynk mc~yangkut dimensi politik, kenrnnnm, sosinl d m ekonomi nnsionnl secnm inen!-cluruh.

Snlnl~ sntu h ~ g s pokok pemerintnh ndnlnll rnmciptnknn ikiim inresmi ngar bisnis periknnan bejnlxi secnrn ioi;/oif~I~ic. Disinilnh lrtnk kepelikan tersebut d m disadnri l ~ a l

it11 tidnklnh mudnli disnmping perlu n-..ktu.

S a n g t priiting untuk mengidentifiknsikm tnkcor-Fnktor kunci sebngai fnktor ymg nkan membmtu dalnm memenan.gkm persningan ynn? linrus dimonitor Iebih seksnmn untuk mernberi mnsukan kepndn kebijnksmnan pemerintdi.

(17)

E E C d m Amerika Serikat nknn rnutu d m bebas turtle (-4s) sertn makin rneningknm?a biaya tnngkap d m pengolahan memerlukm admya rumus untuk meningkatkm day3 saing. Xegara y n g rnernpunyai daya saing tin&lah y m g nkm banyak menikmati keuritunpn, d m n e p n y m g tidak memiliki day3 s3ing tin@ 311x1 rnakin teng~elarn.

Bagim d3ri undmg

- undnng No.

2211999 banyak yang menimbulkm keraguan terutnrna bngi pelnku - pelaku usnha perikmm mengingat : snlnh satu f u n g i laut adalnh sebapi d a t pemersntu, ikm d m sumberdaya laut bersifat son/n~o~~ p~upufirs karma bergernk am11 berpindnh, berpijah hlu r ~ m b u h tidak b e n d 3 dalam satu kawasm: b i o t ~ liiiup ymg adn di laue dnlarn hidupnya rnemiiiiii ketergmtunpn saru sama iain, s e h i n ~ sesuatu y m g secnra ekologis teqadi di satu ka\vasm a k m berpensruh kepadn ~ \ v a s m lain. D ~ I Z U ~ I

Jrn~ikiu~~ pr~gehhall ~ C ~ I I I U I I ha171~ n/rt7p~h11 saf11 k r s a f ~ ~ a ~ ~ kehh ~ U I I fiduk $@al dpi~.ub - pi~~11bkull Jsrcura adn~i~~i~~/rasipen~r~r't~fuhut~.

Kerngum bagi p a n pelnku u s d ~ a perikanan adalah kebijaksanam perijinan png mungkn akm ditempuh menginpt lvilnynh lnut y m g teldl terbngi - bagi d m kctidnkpnstim terhadap kelestnrian sumberdap nlam (ikm).

F>IIUI~I!:[I S ~ I ~ I I I U do11 ~ ~ U J . U ~ U I I U hu?k-yulg /~u>ric- ~ / U I ~ I I I . ~ U I ~ kon~tn?uL ,.e~fu ~ . i k q ~ U I I pr~ih& I I ~ . ~ ~ U I I -:CIIS k11rd1g ~ I C I I ~ I I ~ I I I ~ /z~$sut/q k d r i / u ~ i u ~ ~ 5'01 do11 tjI>si?~r:.i ~ ~ I ~ ~ I I U I I ~ J I ~ I I ~JLI:?! f u l g k q : n~uki11 n / r / i / / ~ ~ ~ o / i k h ~ I I I V J / U J . ~ - J U I ~ ~ I I I Z I ~ ~ J ~ I I ~ I I ~ J I I ~ .

Kintangan Perdagangan Global

Tarif d a n kuora ndalah rintanpn-rinculgn intemasional !:mg rnembebmi indusm perdagan-pn ini. Sedmpkan r e ~ l a s i telinik temuma y m g berhubungm denam asp&

ke~-rhufu/; d m ~.u/~i/u!y (kebersihan) merupakm aspek rintnngan y m g tak t e r d u p y m z dihadapi oleh pedagmg-pedaamg tunn. Belum lagi serinpya terdnpar

perbedaw/ketidak-sesuaian peramran-peratum rnengenai k e s e h a m d m kebersitrm dapat m e n i m b u l h komplikasi dan hambaun d ~ l a m p e r d a g a n , ~ intemasional pa& produk-produk perikmm.

I;r~a./ifa~ ppmdlksi dan ~ I I I ~ / , adalah rintmgm u u m a lainnya. Snndar-komodity dap5-t

menghalangi pasar y m g ada tedladap produk dengm admya penenman kebutullm komposisi yanz hams dipenuhi oleh suatu produk. Syarat-syarat H 4 C C P bernkbzc langung terhadap biaya produksi. Ukurm s m i t a q d m phytosmitaqr dapat menjadi rintangm sekaligus bebm pada n e g a n - n e p n pengekspor untuk tertantang dalam mempertahmkm hak-h&ya. U k u m @atokm) y m g paling sulit dii~adapi ole? industri ini adalah ~ ~ I I ~ J I I I I U U I , ~ ~ k ~ r a ~ ~ - ~ / k r ( r u ~ ~ p d a n a t ~ n a ~ ~ untuk mencapai mjum lingi;ungaq

9

yang diteupkm-setelah kasus G.4lT/US-Mexico d m se:eiah menerima mc3man dari

kelompok pencinta lingliungm yang mernkai logo "jaminm k e a m m m bagi lumba- lumha."

C

Ballkan sebunh proposal terbaru aCrl~ir-aklchir ini y m g rnelarmg tuna BLI@II A/(a//iC dari

Xonduras, Belize d m Panama mmgulmgi kembali pemyatam/peringa:an mereka bal~\v= penggun3.m ukurm perdagangm untuk mencapai tujum lingkungm yang b m d ~ masih tetap ada. I;efakr~/u~~/kck~~a/ira~~ ~ I I ( / / I J ~ I ~ ud& buh~~:u ~ ~ ~ ~ I I U I I do11 U I I ~ ~ ~ I U I I d u ~ i kdonpok pn,i-i/~fu L I ~ ~ I J J ~ U I I U ~ U I I n/r~guruh pa& pr/!yuhhg~~~~au~r I I ~ I I ~ U ~ I pwdagu~gu~~ I I ? I / I I ~ n/r~lcapm-

~ I ~ I I U I I l i ~ g k ~ ~ ~ g u ~ ~ .

(18)

tidnk dnpnt dikurmgi disnmping s t n d n r produk dibcrbnpi negnn tidnk dnpnt disnmnknn dengtn mudnh, nnlnun hnl tersebut dnpnt dikurnng dengnn diternpkannyn suntu perserujunri timbnl bnlik ynnz n i m p k u i adnnya perbednnn ukunn pndn nspek kesehntm d m smitnry d i b e r b n ~ i pihnk dnn persemjunn tersebut mmnwnrkxi tingknt pcrlindungnn vnng snma. Kesnmnnn iinrus diimpliknsiknn jugt pndn nplihsi nietodologi d m u k u m ymg berbeda terlindnp perlindungm lingkungm ymg memperoleli tujunn ynng samn yaitu melindungi d m melestnriknn lingkung~n.

a. Tarif.

ICuotn produk tuna terdapat cii pnsn: -1merikn dnn I-ropn. Twif untuk tunn dnn produk tuna berbeda mtar pnsnr. EU (Eropa) nirmnsnng tarif 24Yo unmk produk tuna, baliknn bebns paink import pndn run3 klmg dnri negtn-negan -iCP (.itiikn,l&ribia dnn Pnsifik). Selnin itu, kennilmn tnrif berlnku pndn produk ymg rnemiliki niini tambnli di pnsnr

EU.

Sebapi tnn,bnhnn, negnrn-negtrn dnri "The -hr\ndem l'nct (l'etu, 13oli\-in, Equndor. ~olurnbi;), l'mnma d m n e w - n e p Anerika Ten& bebas dnri pnjak inipor. Segtm-negnra pengl~nsil tuna di

EE

sepem Span!-01, snngnt menenung p m p r m - p n tnrifmnn k 3 r e n ~ niemsnk persnin-gan merekn.

Pelbngai rintnnpn nrif dikennknn terlindnp impor periknnnn di Cinn dinvnli min-gqd kc- 3 l u l i 1998 pnjnk impor u d m g ke Ctnn mulni dinnikkm dan dipatok pndn nngka 20 ?% dikdiknn 17 9:" dnri peringkat nilni pnjnk sehingg tot31 pajnk impor menjndi 40 V:b.

Di

.is

mnn/ikipja~-k/bo~~ifop~t~~r~z?d/p~-q /to/ n~iliiedili oildikennknn mrif 35 ?o: s e d a n ~ k m

unnlk tisli, p i t p u ~ ~ d or , I ? I ? J W T ~ ~ 11a.0;: i ~ ~ i f u i ~ i i ~ , filruf

o/

C / ~ / ~ ~ f o i t ~ ; ! . nrifhrr cook.d //or ;I/ oil terkenn tnrif 10 %. IdDjfr); p ~ q u i d orpirJ.e/7.r?i c o ~ ; f u i ~ ; i ~ s j ~ . h nlfuf? p~tporrd ofhv ken3 tnrif 10 "'o. C/ii;,: p ~ ~ p u ~ z d o r p i ? ~ . e / ~ ~ d ml~fuii/i~gj:d, r'i~tuf. p~q'~u~rd ofher kenn tnrif 10 !Ab. B o c l

~ z ~ I J - ? ~l.tf!ger 11:hoh 01.n1iiic2d ken3 pnjnk 11,5

o . .

b. Rintangan N o n Tarif

Srandar Intemasional, Komisi Codex Alimentarius. Codes 2ilimentarius, >?aim kode m k m m , ndniah sebudi Iembnp m t a r pemerintnli intemnsionnl ynng mengernbnngkni keammnn d m stmdnr komiditi didasnrknn pad3 prinsip ilmu pengetdiunn untuk rnenjnmin p e r l i n d u n , ~ konsumen d m untuk mem?asilitx

-

'(niernpermudnh) perdnngnn dunia. S n t ini, 154 n e g m adnldi angon Codes. Sq3k

pendirimnva pndn tnhun 1962, Codes telah rnenpgunakm lebili dnri 3000 mxximum 1:csidue Limits (I11II5= 13nns Residue >laximum) untuk residu pestisidn, menguji lrbih dari 750 b d i m tarnbnl~m mnkmm d m m e n p n n k a l e b i h dari 240 stnndnr komoditi d m

4O kode higinies dan teknologi.

(19)

- Stmdnr kon~oditi

codes dapat menghnlangi n n u meningkatkm pnsar ymg nda terhndnp produk dengm lnenetapkm kebutuhan kornposisionnl yang liarus dipenul~i oleh suatu produk.

- I'enerimam anu penolakan bdlan tambnhm mnkmnn y m g diijinkm p c n w n a a n n y a

dnpnt menglmlangi sebudl produk.

- Synrat-syant

TLKC1' dapat mempengarnhi binya produksi sebu?!~ produk.

- I'rosedur

- prosedur inspeksi/se&tikasi ekspor-impor codes potensi31 mempengxruhi

a k e s dasar terhndap pasar internasional

\\lr,jarld1 bila dikatakan bahwa p e n g m h Coder baik bagi ?eraturan-peraturm makman intemasiond maupun domestik akan meningkat, d m oleh hrenmya, pengaruhnya terhadnp produhi mal;anan d m perda,wgnn akm s m p t bernm. Ukurnn yang penuh dnri pengamh itu smgat sulit diperl~itungkm knrena liubungan \YTO d m Codex masih baru d m masili akm terns berkembmg.

Kesehatan, Sanitary d a n Peraturan Keamanan Produk. csnha t~ntuk tnenjnnin kcsellatan d m keamman m a k m m sering menjadi halxncpn bn$ pcrdag.mgan bnik prig

ciiseng.~jn maupun ymg tidak disengaja.

IGrltmgnn t e h i s , sepeni terdapamya perbednan-perbedxu dalnm peraturan-peraturan keschntan dan smitnri (Irehersillan) dnpnt mer~n:itkzn ;tau rncmbatnsi perdagxngan tuna secara bilateral.

Contohnya sebagai berikut :

-

Perbedaan tingkat "histamine" pad3 30 ppm untuk dekomposisi di USA dibandinglcan 100 ppm untuk tingkat keammm di negara Inin.

- Syarat-syarat HACCP : syarat ini dapat mempengaruhi biaya produksi karena pengenalan program ini membutuhkan orang yang terlatih diberbagai tingkat untuk melaksanakan kontrol yang tepat pada titik-titik kontrol kritis. Bahkm, pada beterapa prosesor, audit pihak ketiga diperlukan dan ini membutuhkan biaya.

-

Lagi pula, akan ada perlakuan yang berbeda didasarkan pada pmgalamm dan latihan (training), dari inspektor yang memeriksa p r o g r m , pe1al;smaan d m juga pengiriman (shipment) produk.

-

Icualitas selalu ditujukan pada kebutul~m pasar, dimana perbedaan-perbedaan

- h:lasih tetap ada dalam hal menentukw berat bers'h, berat kering, dan kualitas sensori seperd bagaimana produk-produk itu dinyatakm berkarat a u u membusuk. Pen-gqmaan HVP dapat mmciptalcan problem-problem )-mg disebabkan ole11 ketidaknl~uan cita rasn di pasnr,

Penghapusan rintmgm-rintangan p e r d a p g m beclrti produser-produser diberbagai negan. akm memiliki pasar yang lebii~ luns bngi produknyn d m e s p o ~ t i r akan mengl~adapi pelaymm birokmsi yang lebih sederhmn.

Rintangan Administrasi

(20)

disnmping kenutentikm. I'endek hn, sebuah proses mernbumhkm kecnkapan teknik dnri surnbcr yang kini semnkiri lnmn semnkin berkurnng. Testing Ifiborntori~rm ser-irig memnknn waktu ymg lnmn d m tidnk selnlu mencerminknn p m b n r m asli dnri pengirimnn scbunl> produk.

Ecolabelling. "The Ecolnbelling", seperti kenmnnan lurnbn-lumbn, pen)v lnut n?e&mbe!kan s u n r ~ mnge y 2 3 b u d pad2 ndesrri d2n menvesntkm kor.sumcm.

kfereka heran, mmgapa mereka hams rnernbayar binyn nmbnhan d m mereka juga menanynkm kejujum sern kreteria rnengenni inbelling (pcnyebutnn) dnn npnknh kreterin pclnbehn ini sesuni dengnn synnt-syunt stmdnr penlabelnn \Vl-O, ynng membunrliknn prosedur stxidar ynng s m g j a dibuat untuk mrajarnin kebijnkkntl dnn konsisterisi dari nturnn/l>~tk~rrn tersebut.

Lngipuln, konsep ini rnaunjukkan kultur n e g r n mniu dnn n w r n berkernbang y m g belum sinp merniliki sistim atnu hukum. Konsehensinya, negnra berkembang aknn lebih rnc~igelull disebnbkm kumnpyn dukungnn stmdar d m hukum.

Ecolnbelling rnenjndi sebu:lli nncamm terlindnp industri disebnbkm diberlnkuknnny Intnngn import dnn hi n h r i rnenimbulkan hilnnpya pnsnr bagi n e p r n pen~ekspor. A s p e k Lingkungan

T u n a d a n Lumba-Lumba. l'erselisihnn nntarn Amerikn dnn lleksiko mengenai tuna dnn lumba-lumba mengggmbnrkm kompleksitns penyelesninn kontlik p e r d n p n . ~ n dnn j u p menunjukkan bnpirnnna sebunh regulnsi intemnl dapnt mernpenprulii pasnr dunin.

Bmynk ne-qrn pengekspor tuna d m produk tunn t e r p e n p n ~ h oleli nturnn bc-bns lumbn- lumbn ynng ditetnpkm oleh pmnerintd~ -bnerikn, disnlnpin~ nrurnn konnol d m

mcnmnn kelornpok 1ingkung.m tedlndap jaminnn produk kearnnnnn lumbn-lumbn. [<onno\-eni met~senni tuna/lumbn-lumba memberiknn sebunh studi knsus ynng bergunn bngi kontlik p e r d n g m ~ n

..

bebns d m p r c ~ t c k s i / p e r l i n d u r ~ ~ ~ ~ iitlgkunpn intemnsionai. I..ebil? jnuh. ndn berbngi Iiukurn di .imerikn dnn n e g n indusrri lninnyn yang membunt nturm perdnpngan. p n n mencnpni tujum lingkun_p. l'e~lnniinn iritemnsionnl ynng ct'cktif tidnklnli dibunt d e n y n cepnt, d m pnda gilirnnnJ.2 nknn sulit diperbniki seperci nkm terindin!-n kepuonlim terl~ndnp sebunh species. hrenn \Insnlnh tun3 d m llurnbn- lumbn merupnhn suntu dilcmn l i n i $ u n ~ !:zg pnling ulnurn, mnkn rekonsilinsi tujunn p e r d n p n p n bcbns dnn protckzi l i n ~ k u n ~ p intemnsionnl iinrus iiiperiinriknn.

1)iperkirnknn bn11\1-n diburuhkari b5yn sebesnr GSS 25 i u n untuk membuat telinik penangknpxi lurnbn-lurnba Fang 21-:nn dnn untuk melalgknpi boar tunn hleksiko, selain

itu .imerikn ju.p memintn d m p n regas bnhr\:n 3leksiko hnnrs r n e t ~ ~ n a k n n solusi yang snmn ntns hilmpyn kesernpntnn rnerekn untul; menn\varknn nrnn rnerekn Ke konsumen :\rnct-iiin.

Industri tuna melihnt bnh\vn knsus hion dnn lumbn-lumbn sudnll seiesni dcngan r n m p n n k n n logo kenrnnnnn lumbn-lumbn pndn produk, tnpi timbul pertnnynnn npnkah hnl rcrsc.l?ilr bcnnr ?

C:or~rnl~ lnin penWnnnn nturnn p e r d n g n p n u n n ~ k rnencnpni ~ ~ i u n n lingkungn ndnlah usulnn terbnru Uepnrtcmen I'erdnpngan :\merikn. yninr "Snsonnl Marine Fisheries S e ~ i c e s " untuk melnm;lg import ntnn Bluefin -itinntic ymg dibxvn oleh knpnl Belize dm

(21)

efektif pada tan_ql 1 Jmuan t')')S, 1nrang.m ini disebnbkan knrenn tidnk sesuni dengin

,

konl-ensi inteniasional uang mernbidansj khusus untlrk konsen-nsi tuna ritlnntic

I<en~snk.m atas SDI t e l h tejadi untuk bebernpn ti5hing ground dnn knlvnsnn ynng dilapangnn telah menumnkan Catch Per Unit Effort (CPGE). Tenpi tidnk dnpnt digeneralisir untuk selumh perairm indonesin. k t u s n k a n ini disebabkan oleh bebempn fnktor seperti becharpya komoditns telur iknn ( telur ikan terbang ) ymg nynris membuat punal~nya sp~sies ikan terbnnz, pcmngkapan bcrlcbih (kauerin kurangm,m)-n pengendalim s e m perlwnann bnhan peledak, racun ynng rneruszk tecurnbu kamng sebagni liabint).

Wlusus untuk udang muncul pelbagrli n d e barrier 2.1 :

-

Kampanye mti udang tambak. Dmgm semnkin rneningknfnya kepedulim maspmkat

I

tediadap kelesnrim lingkungm, beber~pa negrlr? maju d m kelompok I S [ ymg

i tergnbung dalam Global Aquaculture tillimce (GAA) t e l h rnulai mengndnknn knmpanye mti-udnng tambnk. I-lnl ini disebnbkm h r e n a pembuatm nmbnk udnng dinngpp mecusnk hutnn bnknu d m mmrngm-w k e l e s m r i ~ ~ lingkungrln.

- Chlornmphenicol, pemerintnli -\S ( CS Fl3.i ) aknn m e n g p n a k m baras maksirnurn

kandungm chlornmphmicol pndn shrimp, cm!-tish dm cmbrneat satnpni bntn O,O3

p p b d e n p n metode testingi' electrosp~xy triple quadcupole LC/MS/h.[S

i

; -

T E D ( bebas p a ~ p )

-

Pmgennan UU m t i Dumping ynng diken?km di Amerika tangs$ 6-7 N o ~ c m b e r 200.3
(22)

EKSPOR PERIKANAN INDONESIA KE

JEPANG

TAHUN 2000

DESCRIPTION VOLUME VALUE

I

(Kg)

I

(lro0 yen)

Ornamental Fish

1

43.780 45j.634

g2-000 Yellovdln tunas (Thunnus albacares). (excludng fish fillel. other fish meat, livers and roes), fresh

/

10757.866

1

S.060.652

I I

2.33 (exciuding iisn

I

5.4113 5.968

fiilet other fish meal liven and roes). fresh or chilled

I

139.020 Big eye tunas, oRer than tho% of subheading No. 032.31, 032.32 or 0302.33. {excluding k h 5.148.865

fillet other fish meal livers and roes), fresh or chilled

1'

i

AYib1D7

an those of tubheadng No. 032.31, 0302.32 or 0302.33 115.955

1

110.621

liven and roes), fresh or chjlled

I

I I

ubheadng No. 0302.31. 0302.32 or 0302.33, (excluding fish

1

493

885

1

I I

4,603 I

435

i 3 1 meal, liven and roes], fresh orchilled

1

I

5.420

I

t livers and r m ) fresh or chilled 726

1.615

!69-056 SworMsh jeictilding iish fiiei oiher ash meai iivers and roes), fresh M chiiied 2.002

I

.?rn

!

1.13U

nd roes) fresh 0-chilled

j

1

74.673

Trout (salmon hHa, oncorhynchus mykiss, oncorhyrchus claki: nncorhynchus aquabonita,

r) (exclujing fish fillel. other fish meat livers

139-000 Other flat fish (excludng fish fillet, other fish meat, livers and roes), frozen

21.319 i2.857

I

(23)

Albacore or longfinned tunas (Thunnus alalunga) (excluding fish fillet other fish meat liven and 33.475

roes), frozen

i

I

Skipjack or stripe+ellied bonilo (excluding fish fillel. other fish meat. liven and roes), frozen

I

9667.870

Big eye tunas (excluding fish fillel, other fish meat, livers and roes!, frozen 3.258.332

I

Souther bluefin tunas (excluding fish fillet, other fish meat, liven and roes), frozen

-

1

1.104

I

Sardines (Sardinops spp.) (excluding fish fillet, other fish meat, liven and roes), frozen

1

75.860

I

Dosfish end other sharks (excluding fish fillet, o!he: fish meat, livers and roes), frozen

1

19.764

Sea b a s (Dicentraxkds labra;, dcenvachus pu-clal~s) :exc!udin; fish fillet, 0th~: fish -eat.

livers and roes), frozen

I

I

Aji (excluding fish fillet. other fish meat, liven and roes). frozen

1

255.135

. .

Bariacouta and king4ip (excluding fish fiiiet oiher fish meat li.$en aiid roes), frozen

I

Marlin (excluding swordlish), exduding fish fillet other fish meat liven and roes), frozen

1

53.013

iairtai!~ (excluding fish fillel, other fish meat livers and roes), frozen

1

103.770

;wordtiish (excluding fsll iiiief. other fish meat livers and roes), irozen

/

i23.535

--

I

Ither fish (excludng fish fillet, olher fish meat, livers and roes), frozen 463.23

'iflets of southern blueiin tunas, fresh or chilled

i

1.510

Tsh fillets, excluding of Nishin (dupes spp.), Tara (gadus sp?, lheragra spp. And rmriu2cius pp.), buri (seriola spp.), saba (scomber spp.), lwashi (etrumeus sp?.. sardinqs

w.

And !ngraulis

w.),

aji 9lrachrus spp. And decaptems spp.), samma (cololabis spp.) and bluefn tunas. .es or chilled

:iliets of Tunas (excluding bluelin tunas and Southem bluefin tunas), frozen

:illets of Marlin (excludi~ swordfish), frozen

1

351.229

I

(24)

I

609.790

1

I

39.241

i

!@499

i@440

,9495

I

I

I

I

I I

ltoyori. Surimi, frozen I 1.178.4C;?

I

1~;0.7~.3

1

!

Fillets of other fish, frozen 1.291.356

i

Meat of dugfish and other sharks. excluding Meis, frozen

1

3.358

9 9

1

Fish m a t of olherk!~, excl~dng fillets, frozen

1

343.042

1

iB.527

i

!

@490

9.090

I

Hard m s of othd!s$, fish livers and r e s , dried, smoked. =!!ad or ir! brine

Othe:fjsh, dnd. ex!udng smoked

83.729

0

I

220.172 , i

35.705

I

23.582 !

I

I

i

159.126

26.186

i

!

Rock lobster and other sea crawfish (palinurus spp., panulirus spp., jasus spp.), frozen

1

85.175

I

68.492813

i

I

136.087

1

Lobsters (homams spp.), frozen

I

Shrimps and prawns. froze"

14.641

49.795.278

[ 1 9 4 l

j

Ebi, i n c l u * ~ n~ meals and pelleis of cmstaceans, othei than ebii fit for human consumption,

j

6.950

1

11.595 [14430

119490

i21-100

L22-100

-

I

Svdimrning crabs (pwtunus

w.),

frozen

1

243.863

irozen I I I

I

I

Other crustaceans, flours, meals a& @lets of crustaceans, oiher than e5, lit io: human

I

342

j

i.073

i

consumption. frozen

!

I

Rock lobster and other sea crawfish, live, fresh or chilled 11.340

1

. 37.636

j

Lobsters (homams spp.), live, fresh or chilled

-+

1.499

1

/

Shrimps and prawns, live. n.e.s.

1

.a

j

sa

1

!

i

4.740

I

3.614

j

;

I

i

33.818

1

19.623 I i23-200

l.49-110

Shrimps and przwns, dried, salkd or i n brine

Mongo ika. frozen

I

'9-190

i

cutue fish ( s e a ofliciviis, rossia macrosoma, *pola sw.) and sqdid (ornmastrephes

m,.

I

114627

i

48.953

i

loligo spp.. nototdarns

w..,

qioteuthis

w.),

excluding mongo ika, frozen i

I

I 1

(

octopus (octo;~~s q q l , frozen

j

lil.W5

1

-

33.324 I

I

:.91-190 Live acuahc invwieSrales other than crustaceans or molluscs, n.e.s.

I

26.727 96.235 j

I I

(25)
(26)

Tunas. ski.ack and other h i l o (excluding t u r n and other bonito in airlight conlainen or i l e d 889.621

1

256.548

1

and dried); bonito (sarda

m.),

prepared or preserved, whole or in pieces, but not minced

I

I

Anchovies, prepared wpreserved whde or in pieces, but not minced

1

2.481.265

(

2.102.552

1

I I

1

,f9020

1

Boiled and diied fish, prepared or preserved, whole or in pieces: but not minced

1

16.268

1

281.714

-

I

I

I

119590

p0.010

I

Crab in ainight containers, not smoked, prepared or preserved

1

32.176

1

34.102

.

c

I

16.268

Other fish, prepared or preserved, whde or in pieces, but not minced

1

281.7ii

$0520

P

I I I

Other prepared orpreserved fish, not whole or in pieces, n.e.s.

1

352.288

1

3 4 3 . ~ 3

I I I

.;10529

120419

I

Shrimps and f?rakns (smoked; salted, in brine or dried after simply boiled in water or in

/

11.426

1

9.m6

1

I

brine)

I I I

Crab prepared cr preserved, n.e.s.

1

26.159 1 :s.~$?

L 2 0 4 l l

120429 Shrimps and prawns prepared or preserved. n.e.s.

I

iM412

I

Other ebi. prepared or preserved, n.e.s.

, I I I

Cut% fish snd I@ prepared or preserved, n.e.s. I 124.955 85.27: !

I

!

!

I i I

F

I I

! I

Shrimps and praivns (simply boiled in water or in brine; chilled or frozen after simply boiled 1.458.539

1

2.836.623

:

Other molluscs in aihght containers, prepared or preserved, n.e.s

1

89.352 33.675

i

in w,-:er or in brine)

Other molluscs prepared or preselved, not smoked n.e.s.

1

576.242

1

212.E3

/

I

I

Cucumbers and gherkins, prepared or p r e s e a by vineaar or aceiic acid, not containing a m1 6B.180

1

7

I

I

I

sugar I

I

i

9 5 0 0 Natural pesrls, bbl not strdng, mounted or set

1

4.019 ! 7.16:

'!?1-110 Unworked cultured Akoya pearls, but not strung mounted or set

I-

I

1

2i.550

! I

'21-120

j

Unworked cultured Silver lipped pearis and Black ! ! w s parls. but nol s!rung. mounted or set

1

1.545.364 j 5.014.:3 !

L

-I I I I

21-190 Un?voked cu!!ured !i* pearls hut not s!?ing rnoun!ec e se!. fi.e.s.

/

353.49

1

9 4 4 . G !

1

I

I

(27)

!1.22-220

IUiAL

I

115.079.626

i

110.937.822

I Or

I

USD 998.44.330

-

h'orked cultured Silver lipped pearls and Black li@ pearls but not SWE, mounted Or set

(

354.928

1

1.551.83

.+.22-290

1

Worked culiured lipped peatis, bui not sirung, mounted or set n.e.s

Source :Japan Tariff Asw'ation GAPPINDO Analysis

I I I

2.014

1

2.511

a1 Yen = 0.009 USD

I

C]

= jtnlh ekspor u d a n ~ k e Jepartg ( k g 1000 f)

Ekspor udang liidot~esia ke Jepang rh 2000 55.495 ton atat! 75.765.547.000f

50 % berasal dari udang tanzkap .= 60% x 75.765.542.000 = 15.459.325.200 f

!5.765.512.000 x 0.009 USD = 6SI.SS9.87S U S D

(28)

SESI I

KEBIJAKAN DAN PENGGUNAAN SPESIFIKASI JENIS-JERTS

TEKNOLOGI TRAWL DAN INTERAKSI ANTAR ARMADA TRAWL

PERTANYAAN TERMIN PERTAMA

9 Djoko Punvanto

Di

Malaysia, penggunaan trawl itu hanya pada daemh-daerah tertentu. Karena di daerah

Kalimantan peraturan tentang trawl itu belum jelas maka mereka berupemsi di sana,

disetujui oleh oknum-oknurn tertentu. Trawl takut karang.

9 Ari Purbayanto

Menghapus trawl be& menutup peluang usaha dan peluang berheatifitas. tejadinya

penutupan usaha trawl diibabkan karena konfWc social sehingga yang pslu dipikirkan adalah bagaimana menghilangkan keresabm. Untuk itu, Keppes hams dibapuskan

dengan alasan hanya memberi peluang kepada nelayan yang tidak juju untuk menLmi

ikan dacgkm nelayan kecil ketakutan akan Keppres tersebut sehingga tidak dapat

m e q g p d a n trawL

Pemecahan masalah tersebut di Pantai Timur adalah dengan mengembangkan mid

trawl yang dilakukan oleh kepada dimas di Pantai T i . .

Penggunaan BED terlalu berat sehingga menyebabkan jaring tergulung-&dung dan

merugikan hasil tangkapm Pemecahannya adalah dengan mengupayakan teknologi

selain BED. Alat tersebut harus mampu untuk menyaring dan meloloslm sampah, udang kec& dan pelolosan ikan yang

harus

m p u dalam keadaan hidup.

Di New Zealand, penggunaan composite of mesh akan menyebabkan 90 % &an dalam

keadaan hidup.

9 Purwanto

Dari penjelasan Bapak John hanya berorientasi hanya sekitar otter trawl, padahal untuk

sekarang

ini

masih banyak trawl yang menggunakan beam frmvl. Sehingga hams juga

diadakan suatu kebijakan masalah beam trawl.

Mengenai KEPPRES No.39 Tahun 1980, menurut analisa Bapak Punvanto,

merupakan suatu bentuk keputmm pemerintah karena tidak bisamenegakkan aturan.

Desain trawl harusnya lebih disesuaikan agar tidak terlalu merugikan

(29)

JAWABAN TERMIN PERTAMA

P Bapak John Haluan

Pada Selat Malaka, udang dikeruk oleh Malaysia 20 tahun yang lalu masyarakat

mengopemsikm baby trdvl (upaya tidak punah), perahu klotok (20-30 kg saja).

Namun, kesejahteraan bagus, tidak ada % i karena nelayan kecil dan pengelola sama-

sarna un-g. selain itu semuanya dapat berjalan dengan baik karena ada keterikatan

masyarakat

untuk

tidak menerima nelayan dari luar khususnya untuk kapal besar.

Kekeruhan oleh trawl mempengaruhi karang jika adanya

arus

dasar dan jika keketuhan

sampai t e m b u karang. Sedangkan habitat udang adalah di lumpur berpasir dengm arus yang kecil. Jadi, tidak terlalu berpengaruk

P Bapak Husui

Trawl tidak seram tapi perlu diatur pengoperasiw dan potemhya Disini penggunaan

nelayan trdiional adalah sebagai pemeran tunggal

PERTANYAAN TERMIN KEDUA

P Bapak Siswo Raharjo

Trawl tidak diperboldkan, tetapi bagaim- dengan alat lain yang memiliki

dampak yang semua? Jadi, bagaimana sebaiknya dakm pembuatan keputusan, apakah dalam bentuk criteria atau mernakai nama trawl saja Bagaimana juga dengan

penentuan keputusan mengenai daerah prioritas? Apakah perlu mengeluarlcan Keppres yang berisi pemanfiatan daerah perioritas atau juga cukup Kepmen di daerah tertemt

saja

Strategi ilrniah apa yang h a s Eta lakukan untuk mengambil keputusan dengan trawl,

tentunya dengan mefibat masa depan? Kami perlu dukmgan, dan p m c masalah ~

seandainya trawl di buka kembali bagaimana jika dikaitkan dengan alasan politis?

P BapakHarun

Apakah bias menerapkan Pengyman BED, BRD, dan teknologi lain yang membuat

trawl ramah Sigkungan, ukuran trawl tidak boleh lebih dari 15 GT, panjang kurang dari

I

20 meter?

I

Apakah ada kaitannya penggunaan nesin uap pada trawl yang menyebabkm trawl lebih cepat dan efektif dengan pelarangan penggmaan t r a d pada tahun 1970?

(30)

Penggunaan trawl di daerah barat yang d i p d l e h k a n karena pemberian upeti kepada

oknum-oknum tertentu disebabkan karena kepres yang lemah. bagaimana menurut

I

Bapak?

>

Bapak Sitompul dari APPI (asosiasi Pelaut Perilcanan Indonesia)

Trawl baik untuk kesejahteman nelayan dan pelarangan penggunaannya menyebabkan

trawl berada di garis abu-abu (Ine~gikan orang jujur clan menguntungkan orang

c-g).

BED atau API biasanya hanya benrpa aksesoris. Teknologi trawl umumnya hanya

memperlebar mulut jaring dan memperluas lokasi penangkapan sehingga dapat

disimpulkan penggunaan BED bertentangan dengan teknologi trawl. Lagipula dengan

adanya BED hany'd

akan

menghambat pekejaan nelayan, karena nelayan W y a hanya sibuk mengontrol BED yang term bermasalah, s&.gk basil tangkapan menjadi terbengkalai. Sekarang masalahnya adalah berankah kita mencabut Keppres,

karena dulunya penerapan Keppres lebii karena alasan politis.

Sebelurnnya penutupan trawl oleh Keppres 39 tahun 1980, diawati oleh rapat yang dilakukan HNSI.

Menurut Von Brandt,

ada

dua alat tangkap yang efektif di dunia ini, yaitu purse seine

dm trawl. Dan bagairnana jiia trawl tidak diterapkan kembali, apakah tidak

akan

terjdi

ketimpangan ?

JAWABAN TERMIN KEDUA

k

Bapak John Haluan

Pada

tahun 1970, terjadi salah kaprah diantara nelayaq sehingga pngoperasian trawl

dilarang karera di4;lawatirkan

akan

terjadi pergolakan Salah kaprah tersebut

d h e m k m ferjadirqja kesenjangan sosial anma nelayan non trawl dan nelayan trawl.

Dampak negatif dari trawl akan muncul setelah load ofproduct muncul.

Tanpa trawl lebih boros, karena tidak memnfiatkan posisi strategi yang ada.

>

BapakHusni

Mengenai pengguaan BED, apabiila tidak dipasang maka diancam kemudiian di

embargo. Namun yang paling penting adalah kesadaran dari semua pihak

umuk

(31)

menegakkan hukum Mengenai teknologi trawl bila hanya d i l i i dari sisi produksi-

nya maka khawatir hanya produksi yang meningkat tetapi pasarnya tidak ada.

I PERTANYAAN TERMIN KETIGA

3 Bapak Toto

Bapak Toto mengharapkan agar trawl hanya dioperasikan di ZEE agar dapat

mengurangi &i yang tejadi. Dan lebih setuju bila penggunaannya hanya pada

midwarer trawl, serta mempertimhangkan spawning rime dari ikan yang berbeda

3 Bapak Hermanto

Penggunaan trawl perlu disosialisasikan secara lebih lanjut.

Sampai d i m peran DKP

untuk

membantu perekonomian nelayan dan menambah

devisa negara?

Bagaimana tanggapan Bapak Rokhmin mengenai ekspor pasir laut? Daerah-daerah

mana saja Trawl dapat diopasikan atau daerah close area pada wakfu Penaeus monodot? memijah?

JAWABAN TERMIN KETIGA

3 Bapak John

Nelayan kita belum siap tempur untuk beroperasi di ZEE, karena peralatan yang m i h

sederhana juga kapasitas kapal yang tidak begitu tinggi dan mash banyak kapal-kapal

yang belum bisa dikategorikan sebagai kapal modern. Lagipula semangat melaut para nelayan mash Larang. Sumberdayanya mash kurang. Masalah trawl sendiri sebenamya

merupakanmasalah ketimpangan sosial.

3 Bapak Husni

Untuk mengatasi semua masalah diatas maka hams dibuat kebijakan-kebijakan tertentu

yang bijaksana

Bapak Rokhmiu Dahuri

Trawlers secara teknis apabiIa dioperasikan dengan syarat tertentu tidak akan

menumbuhkan dampak yang negatif.

Dan Trawlers perlu diskusi-diskki yang melib* stake holders yang menenrang

seperti SMSU, HNSI.

(32)

Sesuai dengan buku "Zurrounzy" tentang kebijakan pemirnpin yang baik, oleh karena itu Trawl ingin dibuka kembali, nanlun banyak yang akan terjadi demonstrasi dimana-

mana. maka dari itu diusahakan harus ada investasi dan usaha.

Pendapat bapak meneteri mengenai alasan trawl pelu dibuka kembali :

Nelayan kecil, yang memilii potensi dan mengoperasikan. Azas konservasi, "close season and close area" dirnana penetapan close season berdasarkan target spesies.

I

Pemberlakuan secara selektif otonomi daerah yaitu selektif opening trawl dengan

I syarat-syarat antara lain komitmen dari pemerintah daerah, pengawasan dan penegasan,

karena masih terdapat oknum yang mendapatkan rejeki dari p e n y & - m trawl

1

i

tersebut.

I

Mengenai pasir laut, bahwa sejak tahun 1976 - 2001, dikelola oleh pemerintah.

D i a pelaksanaannya dari tahun 1976-2001 sebasai berikut :

Th. 1976-1987 : dikelola oleh Departemen Pertambangan dan Energi

Th. 1988-2000 : diielola oleh Otorita Batam

Th. 2001 : dikelola oleh Pemerintah Daerah

Berdasarkan Keppres Tab No. 4 tentang pengendalian dan pengawasan pasu laut, yang dahulunya dielola oleh menteri DKP yang lama dan 9 slaf?? menteri lainnya

dilaporkan :

Volume yang dilaporkan ke pemerintah pusat hanya 20 %

1. Harga turun drastis sampai US $10 lebih

2. Only one buyers and too many salers

Seperti Negara Singapura yang memiliki Luasa pertambangan D i a n a kuasa

pertambangan (KP) hanya 20, ketika otonomi daerah menjadi 147 hingga negara

dirugikan.

3. Lingkungan rusak karena mnasi tidak ada .

4. Community development bersifat charity.

Contohnya : mendirkan jalan, gereja (hal-ha1 yang bersifat dermawan) sehingga nelayan bergeser. Seharusnya nelayan yang lebih berhak dan disediakan modal

pembinaan

untuk

beroperasi di tempat lainatau budidaya. Oleh karena i Q t a m

pertama pada saat rapat pleno yaitu stop pasir laut. Tidak adid karena selama 26

tahun ini telah d i i t i oleh pemerintah. Pasir laut dapat dibuka kembali bila ada

kebijakan lain dengan syarat :

1. Harga meningkat

(33)

2. Volume yang diiaporkan kepada pemerintah harus 100 %

3. Zonasi yang jelas.

4. Conlmunity development yang mensejahterakan nelayan tradisional.

Pemerintah juga mendiikan Pokja :

1. Pokja dipimpin oleh diien perdagangan l u x negeri

2. Pokja dipimpin oleh diien pesisir dan pulau-pulau kecil tenyang l i k u n g a n dan zonasi

3. Pokja dipimpin oleh Dirjen mengenai kelembagaan

4. Pokja dipimpin oleh Dijen pengawasan.

Oleh karena itu dikeluarkan kembali SK menteri mengensi zonasi melalui peta zonasi yang dahulunya hanya 100 hektar dan sekarang hanya menjdi 50

hektar. Alasannya zonasi adalah karena :

1. Penambangan tidak mau dibawah 3 mil laut.

2. Jalur pipa dan terumbu karang tidak boleh diganggu seperti pada kasus

tertangkapnyti 7 kapal oleh TNI AL dikenai denda sebesar Rp. 200 Milyar.

3. Salah seorang di Koran Street Time Singapore mengatakan, " this is the

most remarkable achievement of low erlforcement in Indonesia."

Tetapi orang IPB mengatakan gegabah karena tidak ada zaman dahulu 26

tahun lalu yang bisa meilangkap kapal ikan dan menantang pengadilan

yang tidak adil.

4. Kompas bertanya : "Dengan malaysia tergantung rapat pleno dengan

menteri liigE,ungan Hidup, tapi keputusan apapun dibincangkan kembali

minggu depaii Kabinet merupakan satu tubuh (Indonesia Incoorporated)

artinya di dalam masyarakat ym$ transisi reformasi tidak seharusnya

reformasi pendapat antar menteri dibuka seenaknya saja, kapan dan

Keppres tentang pasir Iaut yang menjadi ketua? seharusnya instilusi

lain

juga harus respek terhadap ketuanya Sama saja di IPB. Contohnya di

WIK membahas bagaimana MSP mengelola dan menjaga lingkungan

Bagaimana PSP mengembangkan telmologi alat tangkapnya Kesemuanya

itu dilakukan unhk memutuskan kebijakan lintas komponen h a bersama.

(34)

Kesemuanya ini rnerupakan ciri demokrasi negara yang efisien hams

maju namun kenyataannya tidak karena orang yang tahu hanya diam saja.

Negara Indonesia sedang berproses, oleh karena itu DKP bekerja

seprofesional mungkin. Kalau negara kita ingin maju jangan sampai

pertimbangan politis selalu nlendominasi pertimbangan pofessional dan

teknis. Indonesia perkembangannya masih sangat lambat karena orang

yang benar hanya diam saja Hal i~ dikarenakan sesuai dengan hadist

& "KaIau orang beriman melihat kemmgkaran h a m diatasi dengun

tangan atau kekuasaa~? tapi kalau dengan tangan tidak mampu maka

dengan ucapan atau dengal fangan tidak mampu maka dengat7 ucapan

atmc nasehd dan kalau dengan nasehat atau zrcapan tidak rnampu Inaka

l a h h i a h dengan berdoa, karena doa adalah selemah-lemnahnyn iman "

Gambar

Gambar 1. Offer trawl Filipina untuk menangkap kernbung, selar dan cutni (Sumber: SEAFDEC, 1995)
Gambar 2. Kemungkinan loloslterlepasnya ikan masing-masins bagian tra~vl
Gambar 3. Penghalang penyu ~nenghadap kedepan (NMFS 1978)
Gambar 5. Berbagai Jenis TED
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai rekomendasi IMO, klasifikasi barang/ muatan berbahaya haru diberi tanda (markings) dan nama teknisnya yang jelas. Tanda muatan berbahaya dengan nomor

Dengan bertambahnya jumlah siswa, maka BPK PENABUR Cicurug memiliki kepercayaan diri sebagai sekolah yang diakui perkembangannya, walaupun daya saing dengan sekolah negeri

Berdasarkan dari latar belakang dan batasan masalah yang telah disebutkan tujuan yang ingin dicapai pada tugas akhir ini antara lain mampu menganalisa perubahan profil benda

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap domba dan kambing di wilayah Jawa Barat ini menunjukkan angka persentase yang tidak banyak berbeda dengan beberapa penelitian di

Berdasarkan hasil observasi peserta didik dalam proses pembelajaran, penilaian diri, penilaian teman sejawat, jurnal guru, dan prestasi belajar dapat direfleksikan

Pada pertemuan pertama, siswa diberikan materi pelafalan angka 1 sampai 10. Respon siswa sangat baik, siswa memperhatikan pengucapan kemudian menirukan dan materi

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor