MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strara Satu (S1)
Oleh:
FITRIA PRANANDA NIM. 11840323829
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
i ABSTRAK Nama : Fitria Prananda Program Studi : Ilmu Komunikasi
Judul : Konvergensi Konten Riau Online Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 membuat semua wajah industri media berubah total. Media dituntut untuk mampu bersaing dan mempertahankan eksistensinya di tengah arus perkembangan teknologi yang begitu pesat dan cepat. Banyaknya media online yang lahir sangat mempengaruhi media digital terutama pada konten yang diproduksi, sehingga perlu dilakukan konvergensi konten. Tujuan penelitian untuk mengetahui konvergensi konten Riau Online dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus.
Hasil penelitian memperlihatkan Riau Online mengadopsi tiga dimensi konvergensi dari Teori Grant dan Wilkinson yakni 1) Konten Multimedia, elemen penting agar cakupan publikasi konten semakin luas dan bervariasi. Dahulu Riau Online menyajikan konten dalam bentuk teks dan gambar di website dan saat ini konten yang telah dibuat di website didistribusikan ke media sosial seperti Youtube, Facebook, Twitter, Instagram, dan Tiktok dalam bentuk teks, gambar, video, audio-visual. Saat ini dan seterusnya Riau Online akan berfokus pada konten news video 2) Kepemilikan Konten, Riau Online tidak mengerucut pada naungan apapun dan konten yang dibuat diproduksi sendiri. 3) Kolaborasi Konten, berfokus pada konten yang telah dibuat, lalu bisa dibagi dan digunakan oleh media lain yang saling bekerja sama dengan tujuan saling menguntungkan dan menarik perhatian audiens. Riau Online bekerja sama dengan media lain seperti suara.com, VOA, dan media lokal.
Kata kunci: Konvergensi Konten, Revolusi Industri 4.0, Riau Online.
ii ABSTRACT Name : Fitria Prananda
Department : Communication Science
Tittle : Riau Online Content Convergence in Facing the Industrial Revolution 4.0
The Industrial Revolution 4.0 has completely changed the face of the media industry. The media is required to be able to compete and maintain its existence in the midst of rapid and rapid technological developments. The number of online media that was born greatly influenced digital media, especially in the content that was produced, so content convergence was necessary. The research objective is to determine the convergence of Riau Online content in the face of the industrial revolution 4.0. The research used is qualitative research with case studies. The results of the study show that Riau Online adopts three dimensions of convergence from Grant and Wilkinson's theory, namely 1) Multimedia content, an important element so that the scope of content publication is wider and more varied. Previously Riau Online presented content in the form of text and images on the website and currently the content that has been created on the website is distributed to social media such as Youtube, Facebook, Twitter, Instagram and Tiktok in the form of text, images, video, audio-visual. From now onwards Riau Online will focus on contentnews video 2) Content Ownership, Riau Online does not focus on any shade and the content that is created is self-produced. 3) Content Collaboration, focusing on content that has been created, then it can be shared and used by other media that work together with the aim of mutual benefit and attracting an audience. Riau Online cooperates with other media such as suara.com, VOA, and local media.
Keywords: Content Convergence, Industrial Revolution 4.0, Riau Online.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi junjungan kita Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan seluruh umatnya.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana pada Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dalam penulisan skripsi ini, saya meyadari bahwa masih banyak kekurangan karena keterbatasan pemahaman dan pengalaman. Tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada saat penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M. Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
2. Ibu Dr. Hj. Helmiati selaku Wakil Rektor I, Bapak Dr. H. Mas‘ud Zein, M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Edi Erwan, S.Pt, M.Sc, Ph.D selaku Wakil Rektor III, serta seluruh civitas akademik Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Bapak Dr. Imron Rosidi, S.Pd, M.A, selaku Dekan, Bapak Dr.
Masduki, M.Ag selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Toni Hartono selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. H. Arwan, M.Ag selaku Wakil Dekan III, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Bapak Dr. Muhammad Badri, S.P, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan Bapak Artis, S.Ag, M.I.Kom, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
5. Ibu Dewi Sukartik, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing saya yang sudah berperan memberikan arahan, saran, penyemangat kepada saya tahap demi tahap dalam pengerjaan skripsi ini dengan sepenuh hati dan senantiasa meluangkan waktu untuk mengkoreksi skripsi saya serta hal-hal lainnya. Doa saya untuk ibu, semoga Allah SWT selalu melindungi Ibu serta dalam keadaan sehat selalu.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya bapak/ibu dosen prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
iv
Sultan Syarif Kasim Riau. Semoga ilmu yang telah diberikan kepada saya, Allah ridhoi serta berkahi dan bapak/ibu sehat selalu.
7. Orang tua dan keluarga yang sangat saya cintai sungguh saya ucapkan terima kasih tak terhingga yang telah mendoakan saya, mencintai, mendengar, memeluk, membentuk, menjadi tempat pulang terbaik, penyemangat jalan saya. Ibunda dan Ayahanda saya tercinta Ibu Itang Eko Dasumi dan Bapak Suwardi yang selalu memberikan kasih sayang dan cintanya, mendoakan, memberikan dukungan nasehat yang membawa hati dan pikiran saya bisa terbuka di kehidupan ini dan tak lupa mengingatkan saya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selanjutnya, Kakak saya Prastiwi Tegar Ardyta dan Abang saya Rahmat Santosa Wijaya dan Suhartono yang selalu mendukung saya di setiap perjalanan saya menempuh perkuliahan.
Doa saya, semoga Allah beri selalu perlindungan, kesehatan, juga cinta-Nya.
8. Pihak Riau Online beserta seluruh informan penelitian yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan.
9. Keluarga Bapak Soemartono dan Ibu Rostianna Br. Sitepu yang menjadi keluarga kedua saya selama di bangku perkuliahan dan senantiasa selalu menjadi tempat keluh kesah, canda tawa, dan nasehat-nasehat. Saya mengucapkan terima kasih banyak telah menerima saya dengan baik selama KKN, magang, dan proses penyelesaian skripsi saya. Semoga Allah beri selalu perlindungan, kesehatan dan hal-hal baik dari-Nya.
10. Sobat semasa bangku SMA dan teman buku saya, Salma Rahma Dewi, yang selalu update informasi apa saja, membantu saya mecari jalan keluar ketika mengalami kesulitan, dan penyemangat paling handal hingga membentuk pola pikir saya yang pernah terbentur. Saya tunggu kabar baik dari kamu, semoga Allah mudahkan segala-Nya.
11. Sahabat seperjuangan saya yang selalu bertukar kabar, memberikan informasi seputar perkuliahan, berbagi canda tawa, kisah kasih, keluh kesah, penyemangat, hingga kebaikan-kebaikan yang sangat membantu saya selama di bangku perkuliahan yaitu Ismi Lailatul Fitriyah, Winne Febrianisa, Murni Asti, Dini Rahmadanti, Gisti Nur Arifah, Putri Jasmin, Diana Febriyanti, Juli Ervina, Afrida Intan Wijaya, Yona Julia Aprina. Semoga kabar baik selalu menyertai kalian.
12. Teman-teman seperjuangan prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2018 dan Jurnalistik A yang sama-sama sedang berjuang menyelesaikan studi Strata 1 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
v
membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Pekanbaru, 14 Juli 2022
Fitria Prananda
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Penegasan Istilah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 6
1.4 Tujuan Penelitian... 6
1.5 Kegunaan Penelitian ... 6
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu ... 8
2.2 Landasan Teori ... 12
2.2.1. Konvergensi Media ... 12
2.2.2. Model Konvergensi Media ... 13
2.2.3. Revolusi Industri ... 17
2.3 Kerangka Pemikiran ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 25
3.3 Sumber Data ... 25
3.4 Informan Penelitian ... 26
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.6 Validitas Data ... 28
3.7 Teknik Analisis Data ... 29
vii BAB IV GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah Perkembangan Riau Online ... 31
4.2 Logo Riau Online ... 32
4.3 Klasifikasi Redaksi Riau Online ... 33
4.4 Struktur Organisasi Riau Online ... 34
4.5 Jenis-jenis Konten di Riau Online ... 35
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Hasil Penelitian ... 44
5. 2 Pembahasan ... 77
BAB VI PENUTUP 6. 1 Kesimpulan... 84
6. 2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
LAMPIRAN ... 91
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian ... 26 Tabel 5.1 Data Media Sosial Riau Online ... 80
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Konvergensi Kontinum ... 14
Gambar 2.2 Konsep Revolusi Industri ... 19
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 23
Gambar 4.1 Logo Riau Online ... 32
Gambar 4.2 Website Riau Online ... 35
Gambar 4.3 Laman Facebook Riau Online ... 36
Gambar 4.4 Postingan Konten pada Laman Facebook Riau Online ... 36
Gambar 4.5 Konten Wamoi dan Riau di Youtube Riau Online ... 37
Gambar 4.6 Konten ROL News dan Podcast di Youtube Riau Online ... 38
Gambar 4.7 Konten Dongeng Ramadhan di Youtube Riau Online ... 38
Gambar 4.8 Konten Live Report di Youtube Riau Online ... 39
Gambar 4.9 Laman Instagram Riau Online ... 39
Gambar 4.10 Postingan Konten pada Laman Instagram Riau Online ... 40
Gambar 4.11 Berita pada Laman Instagram Riau Online ... 40
Gambar 4.12 Laman Twitter Riau Online (@red_riauonline) ... 41
Gambar 4.13 Postingan Berita di Twitter Riau Online ... 41
Gambar 4.14 Laman Tiktok Riau Online (@riauonline1) ... 42
Gambar 4.15 Postingan Video di Tiktok Riau Online ... 42
Gambar 5.1 Penyajian Konten Multimedia pada Media Riau Online ... 78
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang begitu pesat membawa arus perubahan besar terhadap beberapa industri media yang terus berlomba-lomba untuk mengambil hati masyarakat dalam hal menyebarluaskan berita kepada masyarakat dengan waktu yang singkat, mudah, dan praktis tetapi tetap akurat juga independen. Dahulu definisi berita disebut memberitakan terjadinya suatu peristiwa yang telah terjadi, namun sekarang berganti menjadi memberitakan terjadinya suatu peristiwa yang sedang terjadi.1
Revolusi industri 4.0 telah menggeser peran industri media cetak menuju digital dan membuat semua wajah industri media berubah total. Para pengelola media cetak yang sudah ratusan tahun menjadi media yang mendominasi penyebaran informasi, untuk saat ini harus tetap mempertahankan nasib dan keunggulannya serta siap menghadapi pesaing baru dari pers multimedia. Menurut Jan Van Djik dalam Nasrullah, kemunculan media baru ditandai dengan konvergensi media. Secara struktural, konvergensi media berupa kombinasi dari tiga aspek telekomunikasi, data komunikasi, dan komunikasi massa dalam satu medium. Dalam Bawapratama, Willis dan Willis menyatakan salah satu alasan utama konvergensi media mejadi sebuah jawaban atas eksistensi media, walaupun biaya yang dikeluarkan sangat besar namun dalam pengaplikasian teknologi baru dalam kehidupan media mampu mengelola pengurangan pengeluaran media dalam waktu lama.2
Keberadaan jaringan internet membuat segala informasi mudah diakses yang jika semula pemilik industri media hanya memiliki satu platform dan pada era new media jumlah platform yang lebih banyak menjadi tujuan utama oleh pemilik industri media.3 Berdasarkan data reportal yang dihimpun We Are Social dan Hootsuite (2022), 204,7 juta jiwa dari total 277,7 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet per Januari 2022. Artinya, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73.7 persen dan meningkat sebesar 2,1 juta antara tahun 2021 dan 2022.4
1 Adek Media Roza, ―Jurnalisme Data, Jurnalisme Kolanorasi,‖ Jurnal Dewan Pers 20, no.
November (2019): 30–35.
2 Titik Wahyuningsih and Abraham Zakky Zulhazmi, ―Jurnalisme Era Baru (Konvergensi Media Radar Jogja Dalam Menghadapi Persaingan Media),‖ Academic Journal of Da‟wa and Communication 1, no. 1 (2020): 76–91, https://doi.org/10.22515/ajdc.v1i1.2412.
3 Yelmi Rahayu, ―Konvergensi Media Harian Riau Pos Dalam Menghadapi Persaingan Di Era Digital,‖ 2021.
4 Data Reportal, ―Internet Use in Indonesia in 2022,‖ 2022, https://datareportal.com/reports/digital- 2022-indonesia diakses 8 Maret 2022.
2
Kemunculan internet memudahkan masyarakat mengakses informasi dengan berbagai macam bentuk konten seperti audio, visual, maupun audio-visual menjadi tolak ukur ketertarikan masyarakat dalam mengonsumsi informasi secara global melalui jaringan internet (online). Padahal pada saat internet muncul di pengujung abad 21 menurut catatan Mc Millan, masyarakat mengidentikkannya sebagai ―tools‖ alias alat semata bukan media tersendiri yang memiliki kemampuan interaktif.5 Sesuai pendapat McLuhan yang menjabarkan ―global village‖ bahwasannya masyarakat dunia dapat terkoneksi dengan lainnya tanpa terdapat batasan apapun.6 Fenomena global village diamati secara realitas bahwa hubungan virtual semakin meningkat sehingga masyarakat tak perlu susah payah berinteraksi langsung tatap muka dan didukung juga oleh semakin berkembanganya teknologi satelit dan GPS (Global Positioning System).7
Semakin berkembangnya internet, beberapa kalangan beranggapan media cetak akan tetap eksis karena perasaan seseorang yang timbul saat membaca koran yang bisa dipegang berbeda dengan membaca berita online melalui telepon genggam, laptop, tab, pad, maupun notebook. Munculnya portal-portal berita online di Indonesia, hampir semua pemilik industri media memudahkan masyarakat dalam mengonsumsi informasi yang bersumber dari media sosial yang dibuat oleh media itu sendiri seperti Instagram, YouTube, Twitter, Facebook dan website yang bisa diakses di search engine. Kemunculan media sosial mendominasi masyarakat agar terpikat mencari informasi dengan berbagai macam sajian konten yang menarik di gawai mereka sendiri sehingga tidak sedikit media nasional dan daerah ikut mencoba peruntungan media agar dihinggapi oleh iklan.8 Menurut Antony Mayfield, media sosial dipahami sebagai ―a group of new kinds of online media‖ yang memiliki karakteristik participation, openness, conversation, community, connectedness.9 Perkembangan teknologi informasi, internet, dan digital menggerus media bukan hanya dari sisi keterbacaan tetapi juga sisi penghasilan. Dahulu penyedia platform tidak memasuki wilayah konten, tetapi kini mereka menyediakan konten.10
Gaya konsumsi informasi masyarakat masa kini yang tak terpisah oleh gawai menjadi salah satu kunci dan tren secara global dalam perkembangan
5 Aprilina Dwi Astuti, ―Penerapan Konvergensi Media Di Lpp Tvri Nasional Jakarta,‖ Jurnal Ilmiah Teknik Studio 4, no. 2 (2018): 74–88, http://ojs.mmtc.ac.id/index.php/jits/article/view/34.
6 Putri Maulina, ―Media Dalam Tantangan Industri 4.0: Analisis Penerapan Sistem Digitalisasi Pada Perusahaan Media Tempo,‖ SOURCE : Jurnal Ilmu Komunikasi 5, no. 1 (2019): 1–12, https://doi.org/10.35308/source.v5i1.1113.
7 I Ikhwan, ―Inovasi Media Cetak Di Era Revolusi Industri 4.0 (Studi Kasus Tribun Timur),‖
Jurnal Mercusuar 1, no. 1 (2020): 69–90,
http://103.55.216.56/index.php/mercusuar/article/view/14589.
8 Roza, ―Jurnalisme Data, Jurnalisme Kolanorasi.‖
9 Roza.
10 Ibid
industri media dengan melakukan konvergensi. Konvergensi dipicu oleh digitalisasi konten media yang didukung oleh teknologi internet berupa platform pendistribusian siaran dan konten informasi atau hiburan dengan berbagai layanan berbeda seperti suara, data, video, maupun audio. Mendukung argument Jenkins, M Deuze (Lugmayr & Zotto, 2016) bahwa konvergensi media juga dipandang sebagai kerja sama dan kolaborasi antara bentuk konten serta platform media yang berbeda.11 Munculnya konvergensi memacu konglomerasi di Indonesia agar perusahaan-perusahaan besar percaya harus menjadi penyedia konten multi- platform. Semua platform dipusatkan dan diintegrasikan, sebagai akibatnya jurnalis dituntut menguasai skill jurnalistik mulai dari menulis, memotret, dan merekam audio-video, namun juga harus memperkuat aspek pengetahuan keterampilan, keahlian, serta sikap kerja terkait tugas kewartawanan yang juga harus bisa menguasai dunia online.12
Henry Jenkins melanjutkan konvergensi media adalah aliran konten diberbagai jenis media dengan proses 3C, yaitu computing, communication, dan content.13
Pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini, mengharuskan para industri media untuk beromba-lomba. Dahulu web 1.0 tidak memungkinkan komunikan melakukan umpan balik dengan informasi bersifat one to many.
Muncul web 2.0 aplikasi yang diperkenalkan oleh O‘Reilly dan MediaLive International menjadi salah satu ciri adanya aspek saling berkolaborasi dan partisipasi. Selanjutnya, web 3.0 yang menjadi tren baru di mana mesin computer telah memiliki sistem secara otomatis sehingga komunikan lebih mudah mendapatkan informasi dengan cepat.14
Berkembangnya konvergensi media di seluruh dunia, terkhusus pada industri media di Indonesia, membuat salah satu media di Provinsi Riau ikut beradaptasi menempuh perkembangan zaman di arus revolusi industri 4.0, yaitu Riau Online. Riau Online yang lahir pada 1 Januari 2015 ini menyajikan pemberitaan di kawasan Provinsi Riau dalam bentuk online dengan berbagai macam konten dan tersaji selama 24 jam serta dapat diakses dengan apa saja, kapan saja, dan di mana saja. Penulis memilih media Riau Online sebagai media
11 Irwan Nugroho and Irwansyah Irwansyah, ―Konvergensi Konten Audio Di Media Online (Studi Kasus Podcast Detik.Com),‖ Jurnal Komunikasi 15, no. 1 (2021): 55–70, https://doi.org/10.21107/ilkom.v15i1.9753.
12 Dian Muhtadiah Hamna, ―Konvergensi Media Terhadap Kinerja Jurnalis (Studi Kasus: Fajar Tv Dan Fajar Fm),‖ Jurnal Dakwah Tabligh 19, no. 1 (2018): 58–83, https://doi.org/10.24252/jdt.v19i1.5911.
13 Nugroho and Irwansyah, ―Konvergensi Konten Audio Di Media Online (Studi Kasus Podcast Detik.Com).‖
14 Anita Septiani Rosana, ―Kemajuan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Industri Media
Di Indonesia,‖ Gema Eksos 5, no. 2 (2010): 146–48,
https://www.neliti.com/id/publications/218225/kemajuan-teknologi-informasi-dan-komunikasi- dalam-industri-media-di-indonesia.
4
yang telah terverifikasi oleh Dewan Pers dan media tertinggi ke 3 di Riau dan pemimpin redaksi bernaung dibawah kepengurusan AJI (Aliansi Jurnalistik Indonesia).15
Menjadi ajang dalam menghadapi besarnya arus revolusi industri 4.0, seluruh industri media turut serta dalam mengahadapi perkembangan teknologi agar tidak mengalami ketertinggalan, sehingga industri media terkhusus jurnalis menjadikan hal ini sebuah tantangan untuk bekerja lebih keras lagi dalam mengumpulkan ide untuk membuat konten-konten yang kreatif dan informatif agar menarik perhatian masyarakat yang tentunya tetap berpedoman pada kode etik jurnalistik. Dalam hasil wawancara Pemimpin Redaksi media Riau Online, Fakhrurodzi Baidi pada 8 Juni 2022, Riau Online menonjolkon sisi konten menarik tentang human interest dan menyajikan berbagai macam bentuk konten pemberitaan yang di publish di media sosial seperti Instagram dengan nama
@riauonline.co.id yang menyajikan berita dalam bentuk gambar, tulisan, dan video content dalam bentuk IGTV maupun reels dengan pengikut berjumlah 12,1 ribu orang. Facebook dengan nama Riau Online dan Twitter @red_riauonline menyajikan pemberitaan dalam bentuk yang sama seperti halnya Instagram berupa gambar, tulisan, dan video, hanya saja pembedanya pembaca bisa langsung mengklik link yang langsung terhubung dengan website riauonline.co.id, sehingga mempermudah masyarakat untuk bisa langsung membaca isi keseluruhan dari berita. YouTube dengan mengemas konten berupa podcast tentang sosial- kemasyarakatan dengan nama ROL Cast (Riau Online Podcast) yang saat ini podcast Riau Online ditiadakan sementara, konten video dengan merekrut mahasiswa yang berasal dari luar Riau untuk bercerita tentang Riau yang menjadi ciri khasnya konten di Riau Online dan tim content creator Riau Online terus berusaha untuk mencari format dulu agar apa yang disajikan bisa terstruktur dan menjadi lebih menarik, storytelling dengan durasi 10-15 menit, video content di produksi sebanyak 5-10 per hari..16
Revolusi industri memunculkan industri media untuk melakukan konvergensi konten, sehingga hal ini menjadikan perkembangan media harus bisa sejalan dengan perkembangan teknologi. Ditegaskan kembali oleh Pemimpin Redaksi Riau Online, Fakhrurodzi Baidi bahwa revolusi industri ini lebih cenderung kepada orang yang bersama dengan teknologinya yaitu gadget. Bagi jurnalis sendiri saja, melalui perkembangan tenologi pengiriman berita sudah bisa dilakukan dari lokasi kejadian melalu E-mail maupun WhatsApp. Sekarang industri media sudah banyak melakukan konvergensi konten yang mana
15 Chelsy Yesicha, Suyanto, and Andri Sulistyani, ―Dapur Redaksi Berita Pemerintahan Media Daring Riau,‖ Seminar Nasional Macom III Universitas Padjajaran, 2019.
16 Hasil Wawancara Pra-Penelitian bersama Bapak Fahrul Rozi, Pemimpin Redaksi Riau Online pada Rabu, 8 Juni 2022
melahirkan konten-konten yang menarik dan akan terus dilaksanakan dengan adanya ini industri media bisa mengukur ketertarikan pembaca terhadapa postingan dan hal ini pula industri media tidak lagi memperhatikan seberapa penting konten yang disajikan.17
1.2 Penegasan Istilah
Untuk lebih mempermudah dalam memahami judul dan menghindari kesalahpahaman, penulis perlu menjelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini.
Adapun penegasan istilah diantaranya, sebagai berikut:
1. Konvergensi Konten
Kata konvergensi berasal dari bahasa Inggris yaitu convergence, menunjuk dua hal benda atau lebih yang bersatu dalam satu titik. Istilah konvergensi konten dalam media siber yaitu di mana berita disajikan dalam bentuk multimedia yakni kombinasi antara teks, gambar, audio, video, blogs, podcast atau slideshows dan terus berkembang seperti media hybrid yang berkombinasi antara audio dan video, sifat responsive dan sumber dari website, kualitas produksi di mana editor dan reporter di latih menjadi content producer dan kemudahan akses serta kualitas18 Menurut Henry Jenkins, munculnya konvergensi media karena digitalisasi informasi dan internet yang menyatukan 3C yaitu Computing (memasukkan data melalui komputer), Communication (komunikasi), dan Content (materi isi/
konten).19 2. Riau Online
Riau Online adalah media yang menyajikan berita di kawasan Provinsi Riau dalam bentuk online, sejak 1 Januari 2015 di Pekanbaru dengan berbagai macam konten yang tersaji selama 24 jam dan mudah untuk diakses.
3. Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Revolusi industri 4.0 ini menjadi konsep dengan segala dukungan dari perangkat digital dalam mengakses konten kapan saja, di mana saja, menjadikan individu mampu untuk ikut serta, interaktif, kreatif baik menjadi penerima
17Ibid
18 Dinul Fitrah Mubaraq, Analisis Teks Media (Sebuah Pengantar Riset Jurnalistik) (Parepare:
IAIN Parepare Nusantara Press, 2020).
19 Nugroho and Irwansyah, ―Konvergensi Konten Audio Di Media Online (Studi Kasus Podcast Detik.Com).‖
6
atau pengguna yang menjadi umpan balik pesan sehingga bisa membentuk masyarakat baru melalui isi media.20
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan rmasalah penelitian yaitu ―Bagaimana konvergensi konten media online Riau Online dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0?‖
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui konvergensi konten Riau Online dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.
1.5 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan penelitian yang akan dilakukan dapat memiliki kegunaan, baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian dan tambahan referensi bahan pustaka selanjutnya bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya jurnalistik dalam teori dan praktik yang berkenan pada kajian konvergensi konten Riau Online dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan evaluasi dan referensi bagi industri media di Indonesia serta masukan dalam melakukan penelitian yang sama terkait dengan penerapan konvergensi konten di media online.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjabarkan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
20 F. Budi Hardiman, Aku Klik Maka Aku Ada (Manusia Dalam Revolusi Digital), ed. Erdian (Yogyakarta: PT KANISIUS, 2021).
Pada bab ini penulis menjabarkan kajian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis menjabarkan tentang desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, validitas data, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Pada bab ini penulis menjabarkan tentang sejarah perkembangan Riau Online, visi dan misi Riau Online, klasifikasi redaksi Riau Online, logo dan makna logo Riau Online, struktur organisasi Riau Online, jenis- jenis konten di Riau Online.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan tentang implementasi konvergensi konten pada proses redaksi Riau Online di revolusi industri 4.0
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran terkait pembahasan dan merupakan bab terakhir dari penelitian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu
Peneliti menggunakan beberapa kajian dari hasil penelitian terdahulu sebagai acuan untuk bahan pertimbangan. Beberapa kajian penelitian terdahulu yang penulis cantumkan diantaranya sebagai berikut:
2.2.1. Ditulis oleh Titik Wahyuningsih, jurnal penelitian Dakwah dan Komunikasi IAIN Surakarta, April 2020 dengan judul ―Jurnalisme Era Baru (Konvergensi Media Radar Jogja dalam Menghadapi Persaingan Media)‖. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah Radar Jogja mengadopsi tiga model konvergensi yaitu newsroom, newsgathering, dan content untuk mengoptimalisasi new media dengan memperkenalkan berbagai platform dari suatu media untuk menambah viewers sebagai strategi bisnis dan mengikat para mitra iklan dalam menghadapi persaingan media. Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari penelitian ini dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan informan penelitian yaitu dewan redaksi dan pemimpin redaksi Radar Jogja.
Persamaan dari penelitian ini adalah mengenai konvergensi yang dilakukan pada suatu media dalam menghadapi persaingan media, sedangkan perbedaan jurnal dengan peneliti terletak pada media yang diteliti yaitu Radar Jogja dari jurnal dan peneliti di Riau Online.21 2.2.2. Ditulis oleh Ahsani Taqwim, tahun 2020 dengan judul ―Konvergensi
Media Surat Kabar Harian Lokal Jateng Pos‖. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan studi kasus. Hasil penelitian ini adalah Jateng Pos menerapkan empat tipe konvergensi Eugenia Siapera dan Andreas Veglis yakni konvergensi teknologi, konvergensi bisnis, konvergensi professional, dan konvergensi isi.
Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari penelitian ini dengan wawancara dan dokumentasi dengan informan penelitian yaitu redaktur cetak, redaktur online, dan jurnalis lapangan. Persamaan dari peneilitan ini adalah mengenai konvergensi yang dilakukan guna menghadapi persaingan media, sedangkan perbedaan jurnal dengan peneliti terletak pada media yang diteliti yaitu Jateng Pos dari jurnal
21 Wahyuningsih and Zulhazmi, ―Jurnalisme Era Baru (Konvergensi Media Radar Jogja Dalam Menghadapi Persaingan Media).‖
dan peneliti di Riau Online serta peneliti mengadopsi teori dari Grant dan Wilkinson berdasarkan konvergensi konten.22
2.2.3. Ditulis oleh Irwan Nugroho, jurnal komunikasi Maret 2021 dengan judul ―Konvergensi Konten Audio di Media Online (Studi Kasus Podcast Detik.com)‖. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan studi kasus. Hasil penelitian ini adalah mendorong kebutuhan terhadap konten yang lebih variatif dari sekedar berita teks melalui sarana yang lebih bervariasi sebagai menjalin keterlibatan dalam perkembangan teknologi baru dibanyaknya medium dan konten yang bermunculan guna meningkatkan jumlah pembaca dalam mengakses berita, strategi bisnis. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang konvergensi konten pada media online, sedangkan perbedaan dari jurnal dan peneliti terletak pada media yang diteliti yaitu Detik.com dari jurnal yang membahas kovergensi konten pada podcast media online sebagai tren teknologi digital dan yang akan peneliti lakukan yaitu konvergensi konten yang dilakukan Riau Online baik pada platform maupun media sosial dalam menghadapi revolusi industri 4.0.23
2.2.4. Ditulis oleh Khadziq, Jurnal Core UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dengan judul ―Konvergensi Media Surat Kabar Lokal (Studi Deskriptif Pemanfaatan Internet pada Koran Tribun Jogja dalam Membangun Industri Media Cetak Lokal). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan deskriptif kualitatif.
Hasil Penelitian ini Koran Tribun Jogja melaksanakan model konvergensi media dengan jalan strategi 3M (Mulitmedia, Multichannel, dan Multiplatform) dengan konvergensi kontinum (cross-promotion, cloning, coopetition, content sharing, dan full convergence). Persamaan dari penelitian ini sama-sama membahas bagaimana suatu media bisa tetap bertahan dengan munculmya konvergensi media bersamaan dengan internet agar bisa terus eksis dan berjuang memperbaiki pelayanan kepada masyarakat. Perbedaan dari jurnal dan peneliti terletak pada media yang diteliti yaitu Tribun
22 Ahsani Taqwim Aminuddin and Nurul Hasfi, ―Konvergensi Media Surat Kabar Harian Lokal Jateng Pos,‖ Jurnal Kajian Jurnalisme 3, no. 2 (2020): 137, https://doi.org/10.24198/jkj.v3i2.25070.
23 Nugroho and Irwansyah, ―Konvergensi Konten Audio Di Media Online (Studi Kasus Podcast Detik.Com).‖
10
Jogja dan peneliti yaitu Riau Online yang lebih memfokuskan pada konvergensi konten dalam memanfaatkan kemunculan internet.24 2.2.5. Ditulis oleh Citra Eka Putri dan Radja Erland Hamzah, Jurnal Ikatan
Komunikasi Indonesia Universitas Prof. Dr. Moestopo, pada tahun 2018 dengan judul ―Konvergensi Konten Majalah Popular dalam Industri Digital Media Cetak‖. Penelitian dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan deskriptif kualitatif. Hasil dari penenlitian ini yaitu majalah Popular menjadi jawaban atas tuntutan eksistensi industri media agar media cetak bisa mempersiapkan platform digital di era new media dalam bentuk konvergensi konten. Persamaan pada penelitian sama-sama membahas konvergensi konten sehingga media siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada dan peka membaca minat atau ketertarikan audience. Perbedaan dari jurnal dan peneliti yaitu terletak pada media yang diteliti yaitu majalah Popular dan peneliti yaitu Riau Online.25
2.2.6. Jurnal Pewarta Indonesia yang ditulis oleh Ramadhani Indah Al Dillah dan Yasir, pada tahun 2021, berjudul ―Konvergensi Surat Kabar Harian Riau Pos dalam Persaingan Media Siber‖. Jenis penelitian berupa penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini adalah Riau Pos bisa bertahan ditengah persaingan media dengan melaksanakan konvergensi kontinum dengan strategi 3M (Multichannel, Multiplatform, dan Multimedia). Persamaan pada penelitian ini adalah memaksimalkan pemanfaatan kehadiran internet hingga munculnya perkembangan media sosial yang menjadi aspek untuk mempertahankan industri media dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini. Perbedaan dari jurnal dan peneliti yaitu terletak pada media yang diteliti yaitu Riau Pos dan peneliti yaitu Riau Online.26
2.2.7. Ditulis oleh Putri Maulina, 2019 dengan judul ―Media Dalam Tantangan Industri 4.0: Analisis Penerapan Sistem Digitalisasi pada Perusahaan Media Tempo‖. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian membahas tentang strategi konvergensi media yang dilakukan oleh Tempo Media Group berupa penyatuan
24 Khadziq Khadziq, ―KONVERGENSI MEDIA SURAT KABAR LOKAL (Studi Deskriptif Pemanfaatan Internet Pada Koran Tribun Jogja Dalam Membangun Industri Media Cetak Lokal),‖
Profetik: Jurnal Komunikasi 9, no. 1 (2016): 5–20, https://doi.org/10.14421/pjk.v9i1.1187.
25 Citra Eka Putri and Radja Erland Hamzah, ―Convergence of Popular Magazine Content in the Digital Media Print Industry (Konvergensi Konten Majalah Popular Dalam Industri Digital Media Cetak),‖ Warta ISKI 1, no. 02 (2018): 19–28.
26 Nadia Qisthina Putri, ―Jurnal Pewarta Indonesia,‖ Jurnal Pewarta Indonesia 2, no. 1 (2020):
113–20.
newsroom dengan menggabungkan beberapa media dan memaksimalkan kemunculan internet guna memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi agar lebih modern. Persamaan pada penelitian ini adalah kemunculan industri 4.0 menjadikan industri media untuk siap menghadapi tantangan yang ada sehingga pelaku media memutarbalikkan keadaan agar terus bisa beradaptasi dan tidak mengalami ketertinggalan. Perbedaan dari jurnal dan peneliti yaitu terletak pada media yang diteliti yaitu Media Tempo dan peneliti yaitu Riau Online, lalu dari segi konsep yang akan diteliti pada jurnal yaitu Media Tempo lebih berkiblat pada bagaimana konvergensi media yang dilakukan dengan penyatuan newsroom, sedangkan peneliti melihat bagaimana konvergensi konten Riau Online untuk mempertahankan eksistensi ditengah khalayak dengan konten yang menarik.27
2.2.8. Jurnal Prosiding Comnews, 2019 yang ditulis oleh Annissa Derviana dan Rana Akbari Fitriawan berjudul ―Konvergensi pada Media Massa (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konvergensi Media di Republika). Jenis penelitian yaitu kualitatif dengan metode studi deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ledakan transformasi digital membawa Media Republika bisa bersahabat ke ranah digital dan telah mengaplikasikan lima dimensi konvergensi Rich Gordon yaitu kepemilikan, taktik, struktur, peliputan informasi, dan penyajian berita. Saat ini konvergensi media pada Media Republika berkaitan erat dengan konten, teknologi, pembaca atau pemirsa, dan industri. Semua ini dikarenakan akibat dari adanya.
Persamaan penelitian ini adalah ledakan transformasi digital, membawa industri media untuk selalu siap beradaptasi dan bersaing agar bisa menarik perhatian khalayak. Perbedaan jurnal dengan peneliti terdapat pada media yang diteliti yaitu jurnal pada media Republika dan peneliti pada Riau Online dengan eksistensi yang besar dikarenakan Republika media nasional dan Riau Online, media lokal di Provinsi Riau.28
2.2.9. Jurnal Komunikasi Global, 2020 ditulis oleh Filosa Gita Sukmono dan Fajar Junaedi, berjudul ―Manajemen Konten dan Adaptasi Suara Muhammadiyah di Era Digital‖. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan studi kasus. Hasil penelitian tentang Suara
27 Maulina, ―Media Dalam Tantangan Industri 4.0: Analisis Penerapan Sistem Digitalisasi Pada Perusahaan Media Tempo.‖
28 Annissa Derviana and Rana Akbari Fitriawan, ―KONVERGENSI PADA MEDIA MASSA ( Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konvergensi Media Di Republika ),‖ Prosiding Comnews 2019, 2019, 404–13.
12
Muhammadiyah menjadi pers tertua yang dahulunya berbasis media cetak dan sekarang mampu beradaptasi di era digital melalui konten yang tertuju pada audience umat Islam. Persamaan penelitian pada jurnal dan peneliti ini yaitu sama-sama membahas tentang kemampuan beradaptasi industri media dalam mengaplikasikan konvergensi konten di era digital. Perbedaan penelitian berupa media yang akan diteliti pada jurnal Suara Muhammadiyah dengan konten yang bersegmentasi audience umat Islam, sedangkan peneliti pada media Riau Online dengan ciri khas konten tentang Provinsi Riau.29 2.2.10. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2022 ditulis oleh Aulli Reza Atmam yang
berjudul ―Penerapan Konvergensi Media dalam Produksi Berita Olahraga pada Surat Kabar Daring: Studi Kasus bolasport.com‖.
Penelitian ini menggunakan studi kasus, kualitatif. Hasil penelitian menyoroti proses produksi berita yang mengulas tentang olahraga di mana korporasi media massa yang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kemunculan era digital. bolasport.com menerapkan konvergensi jurnalistik August E. Grant yakni kemitraan antarmedia, konvergensi newsgathering dan konvergensi konten. Persamaan penelitian ini sama-sama membahas tentang produksi berita pada media daring melalui konten sebagai penerapan konvergensi media.
Perbedaan jurnal dengan peneliti yaitu peneliti lebih memfokuskan pada konten di Riau Online terutama berita tentang apa yang terjadi di Provinsi Riau sebagai media lokal dan pada jurnal terlihat media daring memiliki konten khusus tentang olahraga.30
2.2 Landasan Teori
2.2.1. Kovergensi Media
Konvergensi media merupakan salah satu pengembangan dari media massa di era kemajuan teknologi dan informasi. Hal ini terlihat pada media konvensional yang saling berintegrasi dengan media digital. Selain jangkauan audiens yang lebih luas, beragam fitur teknologi juga bisa digunakan dalam konvergensi media. Hal ini berkaitan dengan pengertian menurut Burnett dan Marshall yang dikutip oleh Hamna, ―kovergensi media merupakan penggabungan
29 Filosa Gita Sukmono and Fajar Junaedi, ―Manajemen Konten Dan Adaptasi Suara Muhammadiyah Di Era Digital,‖ Jurnal Komunikasi Global 9, no. 2 (2020): 248–65, https://doi.org/10.24815/jkg.v9i2.17845.
30 Aulli Reza Atmam, ―Penerapan Konvergensi Media Dalam Produksi Berita Olahraga: Studi Kasus Bolasport.Com,‖ Ekspresi Dan Persepsi : Jurnal Ilmu Komunikasi 5, no. 1 (2022): 81, https://doi.org/10.33822/jep.v5i1.3017.
media, industri telekomunikasi dan segala bentuk media komunikasi ke dalam bentuk digital.‖31
Istilah konvergensi media pertama diperkenalkan oleh Nicholas Negroponte pada tahun 1979 dengan menggambarkan konvergensi media sebagai irisan dari Broadcast and Motions Picture Industry, Print and Publishing Industry, Computer Industry. Menurut Henry Jenkins dalam buku ―Convergence Culture: Where Old Media and New Media Collide‖ menjelaskan bahwa konvergensi media adalah aliran konten di beberapa platform media, kerjasama industri beberapa media dan perilaku migrasi khalayak media. ―Convergence: A word that describes technological, industrial, cultural, and social changes in the ways media circulates within our culture. Some common ideas referenced by the term include the flow of content across multiple media platforms, the cooperation between multiple media industries, the search for new structures of media financing that all at the interstices between old and new media, and the migratory behavior of media audiences who would go almost anywhere in search of the kind of entertainment experiences they want.
Perhaps, most broadly, media convergence refers to a situation in which multiple media systems coexist and where media content flows fluidly across them.Convergence is understood here as an ongoing process or series of intersections between different media systems, not a fixed relationship.‖32
Konvergensi media muncul akibat dari digitalisasi informasi dan internet. Konvergensi ini menyatukan 3C yaitu Computing (memasukkan data melalui komputer), Communication (komunikasi), dan Content (materi isi/ konten). Hal tersebut menjadikan informasi yang disajikan dalam konvergensi media lebih bervariasi dibandingkan dengan media konvensional. Fiddler (2003:39) menyatakan kehadiran konvergensi media sebagai salah satu bentuk mediamorfosis yaitu suatu transformasi media komunikasi yang biasanya ditimbulkan akibat hubungan timbal balik yang rumit antara berbagai kebutuhan yang dirasakan, tekanan persaingan dan politik, serta berbagai inovasi sosial dan teknologi. Adopsi teknologi digital oleh perusahaan media massa dalam melahirkan konvergensi media didukung oleh faktor tekanan dalam bisnis media massa.
2.2.2. Model Konvergensi Media
Terdapat dua macam jenis konvergensi media yaitu Konvergensi Kontinum dan Konvergensi Jurnalistik. Menurut Grant dalam buku
31 Hamna, ―Konvergensi Media Terhadap Kinerja Jurnalis (Studi Kasus: Fajar Tv Dan Fajar Fm).‖
32 H. Jenkins, Convergence Culture: Where Old and New Media Collide (NewYork: University Press, 2006).
14
yang berjudul ―Understanding Media Convergance‖, menjelaskan bahwa konvergensi kontinum dicetus oleh Dailey, Demo, dan Spillman. Mereka membagi konvergensi menjadi 5 tahap, yaitu cross- promotion (promosi silang), cloning (pengulangan atau penyalinan), coopetition (kolaborasi), content sharing (pembagian konten), dan full convergence (konvergensi). Pada dasarnya jenis konvergensi ini adalah transformasi pada struktur organisasi kerja. Hal ini dianggap cara yang menguntungkan karena tenaga dan biaya efisien, waktu, serta integrasi media.
a. Cross-promotion yaitu kerja sama di antara dua media untuk saling memberikan ruang untuk memperkenalkan konten media satu sama lain.
b. Cloning yaitu ketika konten media diperbanyak untuk dimuat di media lainnya. Artinya, satu media menampilkan konten berita dari ruang berita media lain apa adanya tanpa perubahan.
c. Coopetition yaitu tahap ketika entitas media yang terkonvergensi saling bekerja sama dan berkompetisi di saat yang bersamaan.
d. Content Sharing yang memungkinkan kedua media yang berlainan saling berbagi konten dalam bentuk pengemasan ulang (repackaged) atau bahkan termasuk berbagi budgeting.
Konvergensi media dalam tahap ini sebagian besar dilakukan oleh media yang berada di bawah satu kepemilikan.
e. Full Convergence, yaitu ketika media yang berbeda bekerja sama secara penuh, baik dalam hal pengumpulan, produksi, dan distribusi konten, dan bertujuan untuk memaksimalkan keunikan karakteristik masing-masing media untuk menyampaikan konten.
Dalam tahap full convergence, media yang bekerja sama menghasilkan konten dan topik secara kolaboratif dengan memanfaatkan kekuatan platform media masing-masing. Sedangkan konvergensi jurnalistik merupakan jenis konvergensi tentang
bagaimana media memproduksi berita dan menyampaikannya kepada audiens. Menurut Grant, konvergensi jurnalistik dalam buku
―Understanding Media Convergance‖ pada praktiknya, konvergensi ini hanya dalam penyampaian berita melalui platform yang berbeda.
Konvergensi jurnalistik memiliki tiga model, yaitu konvergensi newsroom, konvergensi newsgathering, dan konvergensi content.
a. Konvergensi newsroom. Dalam konvergensi ini jurnalis yang berbeda platform, misalnya dari surat kabar, online, dan televisi menyatukan dirinya dalam satu ruang produksi berita. Mereka mengerjakan tugas sesuai dengan platform medianya.
b. Konvergensi newsgathering. Dalam menjalankan model ini, seorang jurnalis dituntut untuk mampu mencapai tingkatan multitasking. Dengann melalui pelatihan atau training khusus, seorang jurnalis dituntut untuk dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh media dengan platform lain dalam satu grup.
Misalnya, seorang wartawan cetak harus mampu membuat berita untuk cetak, online, dan sekaligus untuk televisi. Selainitu juga dituntut untuk mengambil foto atau video.
c. Konvergensi content. Berita akhirnya disuguhkan dalam bentuk multimedia, yang merupakan kombinasi antara teks, gambar, audio, video, blog, podcasts, atau slide show. Pilihannya terus berkembang.
Dalam buku ―Understanding Media Convergence‖ Grant dan Wilkinso menyebutkan bahawa konvergensi media meliputi lima dimensi dasar, yaitu:
a. Konvergensi teknologi. Konvergensi teknologi menjadi penyebab utama lahirnya konvergensi media itu sendiri. Perkembangan teknologi memberikan ruang bagi manusia untuk terus melakukan inovasi terhadap teknologi. Oleh sebab itu, konvergensi media selalu beriringan dengan perkembangan teknologi yang selalu dinamis.33 Dalam pemahaman teknologi, kegiatan konvergensi adalah teknologi yang saling berkonvergensi dikualifikasikan secara umum sebagai teknologi atau komunikasi (comunication), komuterisasi (computing), dan isi atau muatan (conten).
Konvergensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) meliputi integrasi perangkat keras dan perangkat lunak teknologi informasi
33 Widi Wahyuning Tyas, ―Konvergensi Media Di Radio Gajahmada FM Semarang,‖ Konferensi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) 2, 2019, 626–37.
16
kedalam sistem telekomunikasi, digitalisasi jaringan dan peningktan jaringan internet.34
b. Konten multimedia. Konten multimedia menjadi elemen penting dalam konvergensi media karena media konvensional yang sebelumnya berdiri sendiri akan mencoba meramba pada bentuk digital. Hal ini dimaksukan agar cakupan publikasinya semakin luas. Media tersebut membutuhkan konten yang berbentuk multimedia untuk bahan publikasinya. Dengan begitu, konten dalam sebuah media digital akan terlihat lebih banyak dan bervariasi, mulai dari teks, gambar, bahkan video.
c. Kepemilikan. Kepemilikan media akan mengerucut hanya pada satu orang atau dibawa satu naungan kepemilikan. Hak ini bisa berarti bahwa salah satu perusahan media dengan modal besar membeli media lain dan kemudian menjadi satu bagian dari perusahan media dibawah naungannya, atau bisa juga berarti bahwa dibawa satu perushaan media memiliki banyak anak perusahaan, seperti media cetak yang juga memiliki media online.
d. Kolaborasi. Hal ini merupakan suatu dimensi yang fokus pada konten, di mana konten dari beberpa platform dapat saling dibagi ke platform media yang lain. Kerjasama ini memungkinkan masing-masing platform mendapatkan keuntungan. Kolaborasi membantu media yang mungkin tidak bisa melakukan produksi untuk dapat menampilkan konten yang sama setelah terjadi kolaborasi.
e. Koordinasi. Hal ini diartikan bahawa dalam suatau perusahan media terjadi kordinasi antara pekerja kordinasi lintas devisi yang saling bekerjasama, terlepas dari tuntutan bahwa seorang pekerja harus memiliki kemampuan multitasking untuk bisa mengerjakan semua hal. Namun, koordinasi tetap dibutukan karena masing- masing devisi sebetulnya saling membutuhkan dan tidak bisa berdiri sendiri.35
Dimensi konvergensi media tidak hanya dalam hal teknologi dan kepemilikan (konglomerasi), namun juga konten. Dewan Pers mendefinisikan konten yang bersumber dari pengguna media siber, yakni ―Isi Buatan Pengguna (user generated content) adalah segala isi yang dibuat dan atau dipublikasikan oleh pengguna media siber
34 D. Budhijanto, Hukum Telekomunikasi, Penyiaran, Dan Teknologi Informasi (Regulasi Dan Konvergensi) (Bandung: Refika Aditama, 2010).
35 Tyas, ―Konvergensi Media Di Radio Gajahmada FM Semarang.‖
seperti artikel, gambar, komentar, suara, video dan bentuk unggahan yang berupa blog, forum, komentar pembaca atau pemirsa, dan lainnya. Istilah konvergensi konten dalam media siber yaitu di mana berita disajikan dalam bentuk multimedia yakni kombinasi antara teks, gambar, audio, video, blogs, podcast atau slideshows dan terus berkembang seperti media hybrid yang berkombinasi antara audio dan video, sifat responsive dan sumber dari website, kualitas produksi di mana editor dan reporter di latih menjadi content producer dan kemudahan akses serta kualitas.36
Pada media Riau Online, konvergensi konten yang disajikan dalam bentuk konten baik dari segi teks, gambar, video, maupun audio-visual yang di publish di media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, dan lainnya. Fakhrurodzi Baidi sebagai pemimpin redaksi media Riau Online saat diwawancarai pada Rabu, 8 Juni 2022, konvergensi konten yang dilakukan di media Riau Online dilakukan bersama tim yang menonjolkan sisi konten tentang human interest, story telling. Konten yang dibuat kemudian di share melalui Instagram dengan nama @riauonline.co.id yang menyajikan berita dalam bentuk gambar, tulisan, dan video content dalam bentuk IGTV maupun reels dengan pengikut berjumlah 12,1 ribu orang. Facebook dengan nama Riau Online dan Twitter @red_riauonline menyajikan pemberitaan dalam bentuk yang sama seperti halnya Instagram berupa gambar, tulisan, dan video, hanya saja pembedanya pembaca bisa langsung mengklik link yang langsung terhubung dengan website riauonline.co.id sehingga pembaca bisa membaca isi berita secara keseluruhan. YouTube dengan mengemas konten berupa podcast tentang sosial-kemasyarakatan dengan nama ROL Cast (Riau Online Podcast), storytelling dengan durasi 10-15 menit, video content yang di produksi sebanyak 5-10 per hari dengan menggunakan mahasiswayang berasal dari luar Riau untuk bercerita tentang Riau.
Untuk selanjutnya, Riau Online akan terus mengembangkan konten- konten yang dikemas dalam bentuk video.
2.2.3. Revolusi Industri
Perkembangan dan kecanggihan teknologi sudah terjadi di era Revolusi Industri 4.0 yang dicetuskan dalam World Economic Forum (WEF) pada tahun 2015 oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel selain itu Klaus Schwab sebagai founder dari forum tersebut. Prof Klaus Schwab, selaku Ekonom terkenal dunia yang berasal dari Jerman, dia
36 Mubaraq, Analisis Teks Media (Sebuah Pengantar Riset Jurnalistik).
18
mengenalkan konsep tentang Revolusi Industri 4.0. yang tertera dalam bukunya yang berjudul ―The Fourth Industrial Revolution‖, Prof Schawab (2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup masyarakat dan kerja manusia secara fundamental. Walaupun masih ada perdebatan akan tetapi Klaus Schwab meyakini bahwa sekarang sudah memasuki era industri 4.0 yang lebih dikenal dengan industry cyber physical system.
Revolusi industri 4.0 merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Beberapa Isu penting dalam Revolusi Industri 4.0 ini adalah bagaimana pemerintah, pelaku industry besar atau kecil, akademisi, dan lapisan masyarakat luas menghadapi potensi yang dihasilkan oleh kemajuan dalam bidang informasi teknologi yang mempunyai pengaruh terhadap berbagai macam bentuk model bisnis.
Semuanya berimplikasi dengan adanya perubahan pola industri itu sendiri yang berupaya untuk mengelola proses produksinya, adanya perubahan tersebut bisa mencapai seluruh rantai nilai baik dari orang desa maupun perkotaan.37 Revolusi industri 4.0 bisa dikatakan sebagai fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri mulai muncul pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia sudah mengalami empat revolusi industri. Diawali dengan revolusi industri 1.0 yang ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian berganti dengan tenaga mesin uap.
Dampaknya, produksi dapat diperbanyak dan didistribusikan ke berbagai wilayah secara lebih cepat. Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan dampak negatif yaitu menimbulkan banyak orang pengangguran. Kemudian ditemukannya energi listrik dan konsep pembagian tenaga kerja ntuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar yang mulai muncul pada awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0. Energi tersebut mendorong para ilmuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu, mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efisiensi produksi hingga 300 persen.
37 Dr Slamet Rosyadi, ―REVOLUSI INDUSTRI 4.0 : PELUANG DAN TANTANGAN BAGI ALUMNI UNIVERSITAS TERBUKA,‖ Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman, 2018, 1–10.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis yang merupakan tanda dari revolusi 3.0 dimana tenaga mesin di industri lebih dimanfaatkan daripada tenaga manusia, mesin menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem otomatisasi berbasis computer.38 Dampaknya, biaya dari produksi menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga saat ini semakin mengalami kemajuan diantaranya teknologi aplikasi canggih yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya music digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini yang ditandai dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak sangat besar terhadap kehidupan manusia yang ada di seluruh dunia. Revolusi industri generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Pada tahun 2017 pengguna teknologi internet di Indonesia mencapai 143,26 juta atau setara dengan 54,7 persen dari total populasi warga Indonesia.39
Gambar 2.2
Konsep Revolusi Industri
Sumber: web aptika.kominfo.go.id
Revolusi Industri cenderung menjadikan lingkup individu lebih cenderung kepada ―orang yang bersama dengan teknologinya‖, ketika
38 Rosyadi.
39 Sakina Rakhma Diah Setiawan, ―Tahun 2017, Pengguna Internet Di Indonesia Mencapai 143,26 Juta Orang,‖ 19 Februari 2018, 2018,
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/19/161115126/tahun-2017-pengguna-internet-di- indonesia-mencapai-14326-juta-orang?page=all.
20
populasi lebih berfokus pada layar telepon ketimbang lingkungan sekitar. Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah masyarakat tidak lagi mengendalikan komunikasi, malah mengendalikan yang sekaligus dikendalikan.40 Aristoteles menyebut manusia dahulu pada masa pra-digital sebagai zoon logon echon
―makhluk pemakai bahasa‖ dan di era digital ini manusia mempraktikkan dengan telepresent ―hadir jarak jauh‖ sehingga manusia menjadi penyalur pesan dari intenet of things (IoT).41 Niklas Luhmann yang menyebut juga bahwa orang-orang tidak lagi berkomunikasi, melainkan ―komunikasi berkomunikasi dengan komunikasi‖.42 Kemudian, Welt juga menyebut dunia telah diganti dengan www (Welt-weit-Web)43 Di zaman yang serba digital, kemajuan teknologi menyebabkan segala aspek dari kehidupan individu baik dari segi penggunaan gadget, internet, bahkan menyelam di media sosial. Media baru yang ada di revolusi industri 4.0 ini menjadi konsep dengan segala dukungan dari perangkat digital dalam mengakses konten kapan saja, di mana saja, menjadikan individu mampu untuk ikut serta, interaktif, kreatif baik menjadi penerima atau pengguna yang menjadi umpan balik pesan sehingga bisa membentuk masyarakat baru melalui isi media.44
Pada media Riau Online, konvergensi konten akan lebih berkiprah pada media sosial dalam bentuk konten berupa video dan sekarang akan terus berkembang. Media sosial yang digunakan oleh Riau Online ini berupa Instagram, Facebook, Twitter, Youtube. Riau Online mengemas kontennya dalam bentuk teks, gambar, video content yang memakai mahasiswa dari luar Riau untuk bercerita tentang Riau. Video content juga berbentuk seperti story telling, human interest, dan kejadian-kejadian lainnya berbentuk video yang nantinya di sebarluaskan di media sosial seperti Instagram di IGTV dan reels, Facebook dan Twitter dengan memberi link sehingga pengguna hanya dengan satuan klik dan pembaca bisa membaca keseluruhan dari isi berita, selanjutnya audio-visual berupa podcast dan live streaming di Youtube.
1) Facebook sebagai situs web jaringan sosial dengan penggunanya yang banyak. Facebook yang didirikan oleh Mark Zuckerberg dan diluncurkan pada 24 Februari 2004 yang dirancang sehingga
40 Hardiman, Aku Klik Maka Aku Ada (Manusia Dalam Revolusi Digital).
41 Hardiman.
42 Hardiman.
43 Hardiman.
44 Hardiman.
pengguna bisa menulismemposting tulisan, menggunggah foto yang banyak yaitu 200 foto dalam satu album berbeda saat Facebook pertama kali muncul yang hanya bisa mengunggah 60 foto, video bisa diunggah dalam semua format dengan syarat ukuran file video dibawah 100 MB tidak lebih dari 20 menit, media promosi, aplikasi grup dan event, live streaming, dan story di mana pengguna bisa saling melihat kegiatan satu sama lain. Saat ini Facebook telah mengubah namanya menjadi meta sebagai sebuah pergeseran media sosial menuju metaverse.45
2) Instagram menyediakan ruang untuk berbagi foto, video, dan filter digital yang terhubung dengan facebook. Instagram menawarkan fitur followers dan following, memberikan efek, Instagram stories, direct message.46 Instagram juga memiliki fitur berupa Instagram live yang bisa diunggah hasil siaran langsung ke IGTV, IGTV sebagai fitur di Instagram yang bisa mengunggah video lebih panjang sekitar 1-15 menit.47 Reels Instagram yang pertama kali diluncurkan dengan 15 detik, kemudian 30 detik dan Juli 2021 durasi ditambah menjadi 60 detik.48
3) YouTube menjadi situs web berbagi video nomor 1 di dunia, yang berdiri sejak Februari 2005 memiliki fitur berupa video anotasi yang dimanfaatkan oleh para pengunggah video agar lebih banyak ditonton, autoplay di mana ketika pengguna telah selesai menonton video, algoritma youtube akan tertuju pada video selanjutnya yang berhubungan sama dengan video sebelumnya, mengatur kecepatan video, mengunduh video.49 Sekarang, pengguna bisa melihat viewers pada video yang paling banyak ditonton.50
4) Twitter, layanan jejaring sosial yang memungkinkan pengguna untuk mengirim, membaca, dan membalas pesan. Twitter digagas
45 Muhlis Muhlis, Usman Jasad, and Abdul Halik, ―Fenomena Facebook Sebagai Media Komunikasi Baru,‖ Jurnal Diskursus Islam 6, no. 1 (2018): 19–35, https://doi.org/10.24252/jdi.v6i1.6759.
46 Cindie Sya‘bania Feroza and Desy Misnawati, ―Penggunaan Media Sosial Instagram Pada Pkun
@yhoophii_official Sebagai Media Komunikasi Dengan Pelanggan,‖ Jurnal Inovasi 14, no. 1 (2020): 32–41.
47 Naning Nur Wijayanti, ―Mengenal IGTV: Manfaat, Cara Membuat, Tips, Dan Kelebihannya,‖
17 Februari, 2021, https://www.niagahoster.co.id/blog/apa-itu-igtv/.
48 Adi, ―Durasi Reels Instagram Bakal Diperpanjang Jadi 90 Detik,‖ 7 Februari, 2022, https://m.clicks.id/read/EG44KO-durasi-reels-instagram-bakal-diperpanjang-jadi-90-detik.
49 Herman Riyadi, ―Pengertian Youtube Beserta Manfaat Dan Fitur-Fitur Youtube Yang Perlu Anda Ketahu,‖ 10 Juni, 2022, https://www.nesabamedia.com/pengertian-youtube/.
50 Dini Listiyani, ―Fitur YouTube Baru Berguna Untuk Viewers, Tersedia Di Android Dan IOS,‖
20 Mei, 2022, https://www.inews.id/techno/internet/fitur-youtube-baru-berguna-untuk-viewers- tersedia-di-android-dan-ios.