• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS ISLAMOLOGI KADER KRISTEN DALAM PAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS ISLAMOLOGI KADER KRISTEN DALAM PAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS ISLAMOLOGI II

“KADER KRISTEN DALAM PARTAI-PARTAI ISLAM DI INDONESIA”

OLEH Kelompok XIII

Nama: Deby Farida Faot Hina K. M. A. Praing

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA KUPANG

(2)

1

A. PENDAHULUAN

Pasca kejatuhan rezim Orde Baru, pemerintah era Reformasi memberi angin segar bagi kebebasan berpolitik, termasuk dalam pembentukan partai politik di Indonesia. Kesempatan ini segera dipakai oleh kelompok-kelompok politik di Indonesia untuk mendirikan partai-partai politik baru yang tak tanggung-tanggung mencapai 200 partai-partai pada tahun 1999. Namun hanya 48 partai yang terseleksi untuk ikut berpartisipasi dalam Pemilu 1999.1

Di antara partai-partai nasionalis, kita dapat melihat adanya partai-partai bernafaskan Islam. Beberapa di antaranya masih eksis sampai sekarang ini, misalnya PKB, PKS, PPP,

PBB dan PAN. Sekalipun popularitas dan elektabilitasnya belum mampu menyaingi partai-partai nasionalis (seperti PDIP, Partai Golkar dan Demokrat), partai-partai-partai-partai Islam tersebut tetap berusaha mendulang suara di tingkat regional maupun nasional. Salah satu cara mendulang suara adalah dengan mengusung kader-kader terbaiknya dalam perhelatan Pemilu Legislatif baik regional maupun nasional.

Uniknya, kelompok menemukan nama-nama kader yang beragama Kristen di antara nama-nama yang maju mewakili partai-partai Islam itu dalam Pemilu. Sebagai contoh, di dalam daftar caleg (calon legislatif) Pemilu Legislatif 2014 di NTT terdapat nama Ibu Aletha Baun sebagai kader dari PKB. Beliau termasuk salah satu kader PKB yang mendapatkan kursi di DPRD NTT Periode 2014-2019. Selain di PKB, partai-partai Islam lain pun turut mengusung orang-orang Kristen sebagai caleg dan kader mereka.

Hal ini membuat kelompok tertarik untuk mencari tahu apa sebenarnya motif di balik dimasukannya kader-kader beragama Kristen di partai-partai Islam dan bahkan maju sebagai caleg dari partai itu. Inilah yang akan menjadi pembahasan kita pada bagian selanjutnya.

B. PENGERTIAN KADER DAN KADERISASI 1. Kader

Kader menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang

diharapkan memegang peranan penting dalam pemerintahan, partai dan organisasi. Kata kader berasal dari bahasa Inggris yaitu cadre. Dalam Sage English Dictionary and

Thesaurus, cadre didefinisikan sebagai nukleus (sel inti) dari suatu gerakan politik. Sekalipun melekat dengan kepartaian, kader juga berhubungan dengan organisasi-organisasi non-partai. Kader-kader partai adalah orang-orang yang dibina untuk

1

(3)

2

membantu menjalankan tujuan dan fungsi partai. Orang-orang yang menjadi kader partai haruslah orang-orang yang seasas dan setujuan dengan partai.2

Orang yang menjadi kader partai diharapkan untuk menduduki jabatan-jabatan dalam pemerintahan baik legislatif maupun eksekutif untuk memperjuangan kepentingan dan program partai.3

2. Kaderisasi

Kaderisasi adalah proses perekrutan dan pembinaan kader yang biasa dilakukan oleh organisasi-organisasi, termasuk partai politik. Dalam perekrutan kader, setiap partai

politik memiliki syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dalam AD/ART setiap partai politik.

Perekrutan kader partai biasanya turut memperhatikan popularitas dan kualitas seorang calon kader. Kader-kader partai sangat diharapkan sebagai penggerak partai, terutama dalam mendongkrak popularitas dan elektabilitas partai. Proses kaderisasi adalah hal yang penting oleh karena kualitas dan kuantitas kader-kader partai dalam komposisi kursi di parlemen sangat berdampak pada kelancaran pelaksanaan program-program partai.4

C. LANDASAN ADANYA KADER KRISTEN DALAM PARTAI ISLAM 1. Landasan Sejarah Islam

Dalam sejarah Islam, terutama di era Dinasti Abbasiah, orang-orang Kristen mendapatkan tempat yang penting dalam pemerintahan. Sekalipun mereka bukan orang-orang yang sering tampil sebagai pemimpin di kancah perpolitikan, mereka adalah orang-orang yang menempati posisi strategis yang mempengaruhi pengambilan keputusan para pemangku kekuasaan pada masa itu. Kebanyakan dari mereka adalah penasehat dan ilmuwan di lingkungan istana. Hal ini terjadi karena para Khalifah di era Dinasti Abbasiah, seperti Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun, menaruh perhatian penting

pada ilmu pengetahuan dan filsafat.5

Pada masa itu, para ilmuwan dan filsuf Kristen memberi sumbangan yang besar

pada perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, moral sosial dan perpolitikan di

2

http://id.wikipedia.org/wiki/kader diakses pada 10 Januari 2015 3

Jean-Bennoit Pillet, Candidates Recruitment, dalam George Th. Kurian (Ed), Encyclopedia of Political Science,

Washington DC: CQ Press, 2011, hlm 185. 4

Ibid. hlm 185-186 5

Sidney Griffith, The Philosophical Life in Tenth Century Baghdad , di dalam David Thomas (Ed), Christian at

(4)

3

wilayah kekuasaan Kekhalifahan Islam yang berpusat di Baghdad. Salah satu orang Kristen yang cukup berperan penting pada masa itu adalah Yahya ibn Adi (893-974), seorang filsuf dan ilmuwan terkenal pada pada era Dinasti Abbasiah. Ia adalah kawan seguru dangan Abu Nasr al-Farabi (870-950), seorang filsuf Muslim yang penting dan terkenal. Yahya ibn Adi menulis sebuah kitab reformasi moral yang berjudul “Kitàb

tahdhìb al-akhlàq”. Kitab ini telah menjadi petunjuk moral bagi para pemimpin untuk

menggunakan kekuasaan mereka secara arif dalam menciptakan kesejahteraan bagi kehidupan masyarakat.6

Di masa kini, khususnya di Indonesia, keberadaan seorang anggota legislatif pun berpengaruh pada pengambilan keputusan. Jika seorang Kristen sebagai kader partai Islam memperjuangkan keadilan dan kebenaran maka itu dapat disandingkan dengan keadaan pada era Dinasti Abbasiah yang mana orang-orang Kristen menjadi penasehat dalam lingkungan pemerintahan yang menganut ideologi Islam. Dengan demikian, secara historis, tidak tertutup kemungkinan seorang Kristen menjadi kader partai Islam.

2. Landasan Quran

Sekalipun tidak sedikit ayat-ayat dalam Al-Quran yang terkesan menentang orang-orang Kristen, tetap dapat ditemukan ayat-ayat yang memberi kesan baik akan hubungan orang Kristen dan kaum Muslim. Status orang Kristen di mata orang Islam berubah-ubah tergantung pada kondisi dan relasi orang Kristen dengan mereka.7

Salah satu ayat yang mengungkapkan relasi yang baik antara Kristen dan Islam adalah QS 5:82, “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras

permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan

orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat

persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata:

"Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara

mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga)

karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”

Tetapi, secara politik, orang Kristen tidak diperkenankan menjadi pemimpin terhadap orang Islam. Itu sangat nampak dalam QS 5:51, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi

6

Ibid.hlm 129-130 7

(5)

4

pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang

lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka

sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi

petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” Jika bertolak dari terjemahan Bahasa

Indonesia QS 5:51, maka sebenarnya mengangkat orang Kristen sebagai kader dan caleg partai Islam tidaklah menjadi persoalan. Yang penting adalah bukan sebagai pemimpin partai. Kedepannya, pola demikian dapat dilihat juga dalam AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) beberapa partai Islam.

Namun dalam terjemahan Quran Bahasa Inggris, kata “pemimpin” dalam QS 5:51 diterjemahkan sebagai “allies” yang artinya “sekutu-sekutu”. Bila bertolak dari terjemahan Bahasa Inggris, maka keberadaan orang Kristen dalam partai-partai Islam justru bertolak belakang dengan Quran. Sebab dapat dikatakan bahwa partai adalah suatu persekutuan politik. Sedangkan orang-orang Islam tidak diperkenankan memiliki kontrak atau persekutuan dengan orang Kristen8. Larangan itu di dasarkan pada ketakutan bahwa orang Kristen akan mempengaruhi orang Islam untuk mengikuti kepercayaan mereka.9

3. Landasan Yuridis

Secara yuridis, baik dalam UU No. 8 tahun 2008 tentang Partai Politik maupun dalam AD/ART partai-partai Islam, tidak ada satu pasal pun yang melarang seorang beragama Kristen menjadi kader atau berpolitik dari suatu partai Islam.

Pasal 14 ayat (2) UU No. 8 tahun 2008 tentang Partai Politik secara jelas menyatakan bahwa “Keanggotaan Partai Politik bersifat sukarela, terbuka, dan tidak

diskriminatif bagi warga negara Indonesia yang menyetujui AD dan ART”. Ini berarti

bahwa siapapun dapat menjadi anggota partai Islam selama ia adalah warga negara Indonesia yang telah berusia 17 tahun ke atas dan menyetujui AD/ART partai tersebut.

Secara khusus, kelompok telah mencoba untuk menelaah beberapa AD/ART partai

Islam seperti PKB, PKS, PPP, dan PBB. Dalam AD/ART partai-partai tersebut, tidak ada sama sekali syarat yang berkaitan dengan agama untuk menjadi kader partai. Sebagai

contoh, dalam Pasal 4 ART PKB, tentang Syarat Keanggotaan, tidak terdapat satu ayat pun yang menyebutkan bahwa syarat untuk menjadi anggota partai haruslah beragama Islam. Demikian pula ditemui dalam AD/ART dari PKS, PPP, dan PBB. PKB secara

8

Wael B. Hallaq, Contracts and Alliances, dalam Jane McAuliffe (Ed), Encylopedia of the Quran, Vol I: A-D, Leiden: Brill, 2001, hlm 432 dan Louise Marlow, Friend and Friendship, dalam Jane McAuliffe (Ed), Encyclopedia of the Quran. Vol II: E-I, Leiden Brill, 2002, hlm 274

9

(6)

5

khusus, dalam Pasal 6, butir (a) AD PKB, menegaskan bahwa fungsi PKB adalah

“sebagai wadah berhimpun bagi setiap warga negara Indonesia dengan tanpa

membedakan asal-usul, keturunan, suku, golongan, agama dan profesi”.

Namun, kelompok menemukan bahwa di dalam AD/ART partai-partai Islam tersebut (kecuali PKB) diatur ketentuan mengenai pemimpin partai yang terkesannya haruslah beragama Islam. PKS menetapkan syarat bahwa untuk menjadi pemimpin partai tersebut harus memiliki wawasan “syariat” yang memadai. PPP menetapkan syarat “beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT”. Tentunya iman kepada Allah SWT tidak serta merta sama dengan iman kepada Allah yang diimani orang Kristen. Itu amat bersentuhan dengan dua ajaran iman yang mendasar dari kedua agama ini, yakni tauhid dalam Islam dan trinitas dalam Kristen.

Sedangkan PBB mewajibkan pemimpin partainya harus fasih membaca Quran, mampu menjadi imam dalam shalat dan menjalankan syariat-syariat Islam. Menurut kelompok, ini sepertinya merupakan dampak dari QS 5:51 yang melarang umat Islam untuk mengangkat orang Kristen menjadi pemimpin mereka.

Akan tetapi, implementasi dari AD/ART partai-partai Islam itu tidak seperti yang tertulis. Hal ini sangat nampak di daerah-daerah minoritas Muslim. Banyak pemimpin-pemimpin partai Islam yang beragama Kristen, bahkan diusung ke dalam bursa calon kepala daerah.

D. MOTIF-MOTIF DI BALIK PENGKADERAN ORANG KRISTEN OLEH PARTAI ISLAM DI INDONESIA.

Kelompok menemukan setidaknya ada sekitar dua motif di balik pengkaderan orang-orang Kristen oleh partai-partai Islam di Indonesia. Berikut adalah dua motif itu:

1. Mendulang suara di daerah minoritas Muslim.

Boleh dikatakan bahwa mendulang suara di daerah minoritas Muslim adalah alasan

utama dikaderkannya orang-orang Kristen oleh partai-partai Islam. Hal ini terang-terangan disampaikan oleh Taufik Ridho, Sekjen PKS, seperti yang dirilis oleh beberapa

media online Islam. Menurut Taufik Ridho, pencalonan caleg Kristen di daerah minoritas Islam memang merupakan suatu kebutuhan partai dalam memperebutkan kursi di daerah.10

10

(7)

6

Untuk menarik simpati masyarakat di daerah minoritas Muslim, partai-partai Islam mengusung orang-orang Kristen sebagai caleg dari partai-partai Islam tersebut. Bagaimanapun mereka memiliki target kursi dan suara di daerah maupun nasional untuk memenuhi standar parliamentary threshold (ambang batas parlemen). Mereka tak akan bisa meloloskan kader-kader mereka ke DPR/DPRD apabila mereka tidak memenuhi standar parliamentary threshold.

2. Menunjukan citra partai yang terbuka dan pluralis.

Ada di antara partai-partai Islam yang menganut prinsip pluralisme dan inklusif. Sebagai contoh adalah PKB. PKB sudah cukup lama menunjukan citranya sebagai partai yang terbuka bagi perbedaan dan menjadi wadah bagi seluruh bangsa Indonesia (yang mana sangat nampak dalam AD partai ini). Di bawah payung Nahdlatul Ulama (NU), PKB menunjukan sikap yang hangat dan terbuka terhadap keberagaman budaya, suku, ras dan agama di Indonesia.11

Dengan demikian, di samping untuk mendulang suara, pengkaderan orang Kristen dalam partai Islam juga merupakan bagian dari citra partai Islam di Indonesia yang menganut asas Bhineka Tunggal Ika. Apalagi kaum muda dan kaum intelek di Indonesia tidak terlalu berminat dengan platform yang berbau keagamaan. Itu menjadikan label “partai Islam” tidak begitu menjanjikan bagi keuntungan partai. Untuk itu partai-partai Islam kelihatanya menetapkan standar ganda yang bergantung pada kebutuhan dan kepentingan politik partai.

E. KONTROVERSI SEPUTAR KADER KRISTEN DALAM PARTAI ISLAM DI INDONESIA.

Beberapa media online Islam di Indonesia, seperti Voa-Islam.com, Arrahmah.com, dan Shoutussalam.com, mengecam partai-partai Islam yang mengusung orang-orang Kristen

sebagai kader dan caleg. Bagi mereka pengkaderan orang-orang non-Muslim adalah pengkhianatan pada platform dan tagline partai serta syariat Islam. Orang-orang non-Muslim

dianggap sebagai orang-orang kafir yang tidak sepantasnya dikaderkan dalam partai-partai Islam.

11

Shabra Syatilah (red), Seluruh Partai Islam di Indonesia Usung Caleg Non Muslim, dalam

(8)

7

Namun partai-partai Islam menganggap itu sebagai hal yang lumrah dan menanggapi kecaman itu dengan santai. 12 B Wibowo, Sekjen PBB, mengatakan bahwa selama mereka yang non-Muslim menyetujui AD/ART partai maka mereka dapat menjadi kader PBB.13 Sedangkan PKS, melalui Sekjennya, menyambaikan bahwa pencalonan kader non-Muslim adalah kebutuhan partai dalam mendulang suara.14

F. KESIMPULAN

Kebebasan berpolitik di Indonesia, sebagai mana dijamin dalam UUD 1945 dan UU

No.8 tahun 2008 tentang Partai Politik, merupakan angin segar dan atmosfir yang tepat bagi tumbuhnya berbagai macam partai di Indonesia, termasuk partai-partai Islam.

Dalam kebebasannya, partai-partai Islam memang mengusung ideologi Islam sebagai suatu dasar dari platform partai dan juga diharapkan menjadi nilai jual tersendiri. Namun, partai-partai Islam pun sadar akan konteks mereka di Republik Indonesia yang majemuk dan luas ini.

Sekalipun Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, namun Indonesia adalah negara yang menganut ideologi Pancasila dan amat menghargai perbedaan. Menurut kelompok, inilah alasan mengapa partai-partai nasionalis lebih tinggi elektabilitasnya dibanding dengan partai-partai Islam.

Dengan menyadari kenyataan itu, menurut kelompok, partai-partai Islam memang tidak dapat menutup diri atau ekslusif pada prinsip keislamannya saja. Jika partai-partai Islam memberi kesan eksklusif maka masyarakat Indonesia tidak akan bersimpati pada partai-partai tersebut. Ketidaknyamanan bangsa Indonesia (baik Muslim maupun non-Muslim) terhadap kelompok-kelompok agama yang ekstrim dan ekslusif bisa terlihat dari penolakan masyarakat terhadap Front Pembela Islam (FPI).

Perekrutan kader-kader non-Muslim adalah salah satu cara ampuh yang dapat ditempuh untuk membukti bahwa partai-partai Islam di Indonesia tidak seekslusif yang dapat

dibayangkan. Partai-partai Islam, menurut kelompok, telah berusaha sebisa mungkin dengan peluang yang diberikan oleh pemerintah melalui UU No. 8 tahun 2008 serta AD/ART

(9)

8

Uniknya, seperti yang telah kelompok kemukakan di bagian sebelumnya, terjemahan Quran dalam Bahasa Indonesia lebih menekankan larangan untuk mengangkat pemimpin dari kalangan non-Muslim, padahal terjemahan dalam bahasa Inggris dan juga bahasa Melayu menekankan larangan untuk bersekutu dengan orang non-Muslim. Menurut kelompok, penerjemahan Quran dalam bahasa Indonesia sepertinya telah turut memperhatikan kebutuhan dan konteks Indonesia yang majemuk. Terjemahan ini memberi keuntungan dan kebaikan tersendiri bagi kehadiran kader-kader Kristen dalam partai-partai Islam.

Kelompok berpendapat bahwa kehadiran kader-kader Kristen dalam partai-partai Islam

(10)

9

DAFTAR PUSTAKA

Kurian (Ed), George Th., Encyclopedia of Political Science, Washington DC: CQ Press, 2011.

Martin, Richard C., Encyclopedia of Islam and the Muslim World, Vol I: A-L, New York: Thompson Gale, 2003.

McAuliffe (Ed), Jane, Encyclopedia of the Quran, Vol I: A-D, Leiden: Brill, 2001.

---, Encylopedia of the Quran, Vol II: E-I, Leiden: Brill, 2002.

Musa (red), Samir, Innalillah, PKS usung caleg pendeta Kristen!, dalam www.arrahmah.com diakses pada 06 Januari 2015.

Schalger (Ed), Neil, World Encyclopedia of Political System and Parties, New York: Facts on Files, 2006.

Syatilah (red), Shabra, Seluruh Partai Islam di Indonesia Usung Caleg Non Muslim, dalam www.news.fimadani.com diakses pada 06 Januari 2015.

Thomas (Ed), David, Christian at Heart of Islamic Rule: Church Life and Scholarship in

Abbasid’ Iraq, Leiden: Brill, 2003.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam merancang bangunan Rumah Sakit Pendidikan Kota Bekasi yang akan dirancang haruslah memperhatikan konsisi fisik di area tersebut, agar mendapatkan analisa –

Melihat adanya hubungan antara cerita dalam novel Nijūshi No Hitomi dengan sejarah Perang Dunia Kedua yang pernah berlangsung di Jepang pada tahun 1941 hingga

Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar kognitif siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengambil data, meliputi nomer rekam medik, identitas pasien, indikasi dilakukannya bedah sesar, antibiotik yang

Sedangkan pada TKG IV merupakan tahap gonad perkembangan akhir, pada ikan betina dengan TKG IV di dalam ovarinya ditemukan beberapa kelompok telur yang masih

Penerimaan diri ibu dari anak autis adalah sikap positif yang.. dimiliki oleh seorang ibu dalam menerima keadaan diri

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada

Padahal pelaksanaan kegiatan tambang permukaan telah diatur dalam Kepmen Pertambangan dan Energi No : 1211.K/008/M.PE/1995 tentang : Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan