• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Zulheddi

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara zulheddi@uinsu.ac.id

Sefira Wardani

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara sefirawardani@gmail.com

Received: 03, 2022. Accepted: 12, 2022.

Published: 12, 2022

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Abstract

This study aims to analyze: 1) Learning Arabic in Galih Agung Private Junior High School, 2) Implementation of Arabic learning in Galih Agung Private Junior High School. 3) The results of the implementation of Arabic learning in Galih Agung Private Junior High School.

This research is a qualitative descriptive study.

Descriptive research was designed to obtain information about symptom status when the study was conducted.

Sources of primary data in this study are data obtained from events in the study or existing witnesses, such as interviews with principals, teachers, and related students. While the sources of data in this study are documents related to learning Arabic and outside the specified informants.

The results of the study show that: 1) Arabic learning in Galih Agung Private Junior High School includes:

curriculum, objectives, methods and evaluation system for Arabic learning. The pesantren curriculum (Arabic language material) applied to Galih Agung Private Junior High School students includes: Arabic, Al-khat, Tauhid, Mahfuzat, Nahwu, Sorof, Tafsir, Muthala'ah, Fiqh, Faraidh, Insha', and Imla'. 2) The implementation of Arabic learning at Galih Agung Private Junior High School is carried out every day, with different Arabic subjects. 3) The results of the implementation of Arabic learning there are few students who are not fluent in Arabic because these students come from public elementary schools (SD) not from Madrasah Ibtidaiyah (MI) or Integrated Islamic Elementary Schools (SDIT). Even though the student is not fluent in Arabic, the student is still trying to learn Arabic well in order to master Arabic properly and correctly.

Keywords : Implementation, Learning, Arabic Language

(2)

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Bahasa sendiri sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Manusia membutuhkan bahasa untuk menyampaikan suatu ide atau gagasan di dalam fikirannya. Komunikasi adalah pengantar manusia dalam menyampaikan suatu pesan tersebut. Dalam menyampaikan bahasa terdapat makna yang berbeda- beda tergantung dari manusia itu sendiri dalam memahami suatu bahasa. Adapun tujuan yang ingin dicapai tergantung pada perspektif setiap orang. (Nuha, 2012:

27). Menurut Al-Ghalayin, bahasa Arab adalah kalimat-kalimat yang dipergunakan oleh orang arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan (pikiran dan perasaan) mereka. Bahasa Arab merupakan kalimat-kalimat yang dipergunakan oleh orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan (pikiran dan perasaan) mereka. (Al- Ghalayin, 2005: 7).

Pedoman hidup umat Islam adalah Al-Qur’an dimana tulisannya adalah bahasa Arab. Umat Islam sering membaca Al-Qur’an tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui arti dari ayat tersebut. Padahal jika kita mempelajarinya lebih jauh maka kita akan mengetahui makna yang ada di dalam Al-Qur’an itu sendiri. Ketika kita memahami Al-Qur’an itu sendiri alangkah baiknya jika kita juga mengamalkannya. Tidak hanya membaca ayatnya tetapi memahami arti dari ayat tersebut. Sekarang bahasa Arab kalah dengan bahasa asing lainnya, orang lebih memilih belajar bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Arab. Bahkan dalam dunia kerja bahasa asing lebih diutamakan dibandingkan dengan bahasa Arab.

Saat ini Bahasa Arab sudah tidak asing lagi di telinga para santri dan santriwati. Bahasa yang selalu dipelajari ketika sedang menuntut ilmu Nahwu dan Saraf. Khusus para santri dan santriwati, Bahasa Arab menjadi suatu kewajiban untuk memahaminya, karena seorang santri dan santriwati suatu saat akan menjadi guru. Seorang guru yang baik adalah guru yang bisa memberikan ilmu yang bermanfaat kepada murid-muridnya kelak. Untuk itu para santri dan santriwati dituntut untuk bisa mengusai Bahasa Arab. Menurut pandangan orang awam di sekitar bahwa lulusan pesantren pasti paham bahasa Arab. (Sugiyono, 2013: 18).

(3)

Pesantren dan bahasa Arab merupakan suatu komponen yang telah menjadi kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan. Keadaan tersebut diperkeruh dengan stigma masyarakat bahwa lulusan pesantren memiliki kemampuan bahasa Arab yang baik. Pesantren dengan kompetensi bahasa Arab yang para lulusannya baik, biasanya menjadi incaran para orangtua untuk menempatkan anak-anak mereka ke pesantren tersebut. Kesuksesan pembelajaran bahasa Arab tidak hanya terpaku pada apakah pesantren tersebut tradisional maupun modern. Semuanya tercapai melalui kompetensi guru yang dimiliki, sehingga bisa saja pesantren tradisional jauh lebih baik dari pesantren modern atau sebaliknya.

SMP Swasta Galih Agung merupakan salah satu instansi yang berdiri di bawah naungan Pesantren Darularafah Raya Medan. SMP Swasta Galih Agung berdiri pada 17 Agustus 1996 dan telah mendapatkan Izin Operasional atau Penyelenggaraan dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Deli Serdang Sumatera utara dengan nomor surat 421.2/4764/PD/2007 Pada tanggal Mei 2007.

SMP Swasta Galih Agung merupakan sekolah dikhususkan untuk para santriwari atau siswi (putri) saja.

SMP Swasta Galih Agung dalam pengoperasiannya sebagai Lembaga Pendidikan memiliki tujuan pendidikan, yang mana disebutkan dalam Visi SMP Swasta Galih Agung, yaitu: Menjadi lembaga pendidikan terkemuka yang menghasilkan insan yang bertaqwa dan terampil serta berwawasan IPTEK dan olahraga.

Dengan visi di atas, maka SMP Swasta Galih Agung ingin mencapainya sesuai dengan Misinya, yaitu: Mengembangkan sumber daya guru dan siswa serta meningkatkan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan zaman.

Karena di bawah naungan pesantren, SMP Swasta Galih Agung merujuk kepada Pesantren Darularafah Raya Medan yang memadukan tiga kurikulum sekaligus, yaitu Kemenag, Kemendiknas dan pondok (modern). Pesantren ini bercorak modern dikarenakan pesantren tersebut mengadopsi Pondok Modern Gontor dalam kurikulum pondok terutama dalam pengembangan bahasa Arab.

Keberagaman model pembelajaran yang ditawarkan setiap pesantren sangat berimbas pada output yang dikeluarkan. Lulusan pesantren modern sangat

(4)

mumpuni dalam hal berbicara namun memiliki kekurangan dalam hal kemampuan gramatikal.

Mengingat adanya Keberagaman model pembelajaran tersebut maka penulis menganggap penting untuk melakukan penelitian terhadap kurikulum, metode pembelajaran serta sistem evaluasi yang diberlakukan di sekolah itu, agar dapat menjadi rujukan serta implementasi dan hasil pembelajaran bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan (Ary, 2004: 447). Punch menyatakan bahwa “qualitatif research is empirical researchwhere the data are not in the form of numbers”.

(Punch, 2006: 3).

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data pokok yang peneliti dapat secara langsung dari sumber data penelitian, dan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). (Rusdiadi, 2014: 21).

Sumber data primer dalam penelitian ini ialah data yang diperoleh dari peristiwa pada penelitian atau saksi-saksi yang ada, seperti wawancara kepada kepala sekolah, para guru, dan para murid yang terkait. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini ialah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Arab dan di luar informan yang telah ditetapkan.

Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Lincoln dan Egon G. Guba yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto bahwa pengumpulan data kualitatif degan menggunakan wawancara, observasi dan dokumen (catatan arsip).

(Arikunto, 2006: 17).

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif dapat digunakan deskriptif naratif. Teknik ini menurut Miles dan Huberman diterapkan melalui tiga alur,

(5)

(Miles dan Huberman, 1992: 16-19) yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung A. Kurikulum

Kurikulum di SMP Swasta Galih Agung untuk kelas VII adalah Kurikulum 2013, sedangkan kurikulum yang digunakan untuk kelas VIII dan IX adalah KTSP. Selain menggunakan kurikulum nasional, SMP Swasta Galih Agung juga menerapkan kurikulum pesantren terhadap peseta didiknya.

Kurikulum pesantren yang diterapkan kepada siswa SMP Swasta Galih Agung meliputi: Bahasa Arab, Al-khat, Tauhid, Mahfuzat, Nahwu, Sorof, Tafsir, Muthala’ah, Fiqh, Faraidh, Insya’, dan Imla’.

Mengingat bahwa SMP Swasta Galih Agung adalah sekolah formal yang mengacu pada kurikulum resmi pemerintah, maka ruh tradisionalis yang menjadi cikal bakal lahirnya pondok pesantren tersebut mulai bergeser. Sehingga lebih tepat jika dikatakan tipologi pesantren lebih dominan menjurus kepada tipologi pesantren komprehensif.

Pada tahun 2000-an, dalam penerapannya kedua kurikulum tersebut dipadukan dalam jadwal pelajaran di sekolah/madrasah. Pada masa itu kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada pagi, sore, dan malam hari. Mata pelajaran yang diajarkan juga dipadukan antara kedua kurikulum tersebut.

Namun, dengan mempertimbangkan kemaslahatan para santri/santriwati, kegiatan pembelajaran formal di malam hari ditiadakan dan dipadatkan di siang hari baik pagi maupun sore hari. Sejak beberapa tahun terakhir, untuk mengembalikan fungsi dan identitas pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang mendalami pengajaran kitab-kitab klasik tradisionalis.

Selain kurikulum pesantren yang disebut sebelumnya, program Mufrodat juga dilakukan setiap malam Jumat dengan hafalan minimal 3 kosakata bahasa untuk menunjang kemampuan bahasa Arab para santri sedangkan muhadasah dilakukan hari minggu yang dibimbing oleh ustadzah, anak-anak diajarkan

(6)

percakapan dengan menggunakan metode pengulangan dan hafalan secara praktis. Buku yang digunakan adalah buku percakapan bahasa Arab yang wajib dimiliki oleh tiap murid.

Materi yang diajarkan di SMP Swasta Galih Agung tersebut merupakan materi yang ada pada sekolah dan madrasah pada umumnya, namun disesuaikan dengan kebutuhan pondok serta kurikulum terpadu yang diterapkan. Karena sebagian kurikulum diadopsi dari kurikulum K-13 dan Kurikulum Gontor, jadi materi ajar pun menyesuaikan dengan kurikulum yang telah diterapkan. Hampir semua materi dijelaskan menggunakan bahasa Arab. Di antara buku-buku penunjang bahasa Arab yang digunakan adalah: Syarhul Mahfuzat, Al-Qira’atr ar-Rasyidah, An-Nahwu al-Wadih, Durusul Lughah Al-Arabiyyah, Amtsilatul Jumal, Ilm Sharf, dan Al-Amtsilah Tashrifiyah.

1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran bahasa Arab yang diterapkan di SMP Swasta Galih Agung memiliki dua tujuan, yaitu: untuk tujuan komunikasi (baik lisan maupun tulisan) dan juga untuk tujuan memahami Kitab Kuning (Turats).

Oleh sebab itu selain bahasa Arab kurikulum pemerintah yang diterapkan di sekolah, bahasa Arab juga diajarkan dalam bentuk kegiatan keasramaan.

Di SMP Swasta Galih Agung, pembelajaran bahasa Arab tidak disajikan secara eksplisit tetapi lebih kepada pembelajaran tentang kaidah-kaidah bahasa Arab baik tata bahasa (Nahwu) maupun morfologi (Sharf). Selain itu untuk tujuan komunikasi, bahasa Arab juga menjadi salah satu kegiatan keasramaan yang dilaksanakan secara terjadwal oleh pengasuh asrama dan wajib diikuti oleh murid yang mukim di asrama.

2. Metode Pembelajaran Bahasa Arab

Metode yang diterapkan oleh para dewan guru dalam penyampaian materi pembelajaran bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung mengutamakan penerapan Bahasa Arab dalam lingkungan pondok secara praktis (metode langsung/komunikatif).Dengan kata lain metode yang digunakan adalah metode direct atau metode langsung (thariqah mubasyarah), sehingga dalam penyampaian materi yang berkaitan dengan

(7)

kurikulum Pesantren, sebisa mungkin para guru/ustadzah menjelaskan dengan Bahasa Arab secara langsung kepada santriwati di SMP Swasta Galih Agung.

Penggunaan metode langsung ini mendominasi hampir semua penyampaian materi berbahasa Arab, kecuali ilmu eksak, sampai kepada komunikasi para santriwati maupun ustad/ustadzah yang berada dalam lingkungan sekolah tersebut. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi bahasa Arab para santriwati. Bahasa Indonesia hanya digunakan pada 6 bulan pertama para santriwati datang dan tinggal di pondok, mereka wajib menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris setelah 6 bulan sebagai bahasa percakapan sehari-hari, dengan ketentuan 1 minggu menggunakan Bahasa Arab, 1 minggu menggunakan Bahasa Inggris. Jika ada yang melanggar, akan ada hukuman/sanksi yang diberikan.

Dalam mengajarkan kitab-kitab tersebut lebih dominan menggunakan metode langsung. Metode ini juga sangat berguna pada saat mengajarkan kosakata (mufradat). Dalam suatu pembelajaran, peran media sangat penting.

Globalisasi membawa banyak kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sehingga dalam proses pembelajaran juga terdapat kemajuan dalam bidang penggunaan media. SMP Swasta Galih Agung menerapkan pembelajaran dengan media realia, jika kosakata tersebut berhubungan dengan nama benda, disampaikan dengan mimik muka secara ekspresif.

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran Bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung adalah sebagai berikut: Klasikal (menyesuaikan dengan materi), Gramatikal (terjemah Kitab Kuning), dan Demonstrasi (untuk hafalan mufrodat).

3. Sistem Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab

Sistem evaluasi pembelajaran bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung terdiri dari dua model, yaitu model resmi (UTS dan UAS terjadwal) terutama untuk bahasa Arab kurikulum sekolah formal. dan evaluasi terhadap Kemampuan membaca dan memahami Kitab Kuning yaitu Ujian tertulis (al- Imtihan at-Tahriri) dan Ujian Lisan (al-Imtihan as-Syafahiy) untuk mufrodat

(8)

dan Muhadatsah bahasa Arab. Raport (Hasil Belajar) juga diterima oleh santriwati yaitu Raport yang mencakup seluruh mata pelajaran umum dan pondok.

B. Implemetasi Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung

Setelah peneliti melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi secara langsung proses pembelajaran bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung. Proses pembelajaran bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung dilaksanakan setiap hari, dengan mata pelajaran berbahasa Arab yang berbeda-beda. Jumlah siswi di SMP Swasta Galih Agung pada tahun ajaran 2021/2022 yaitu 731 siswi mencakup kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Sebagai sampel, peneliti mewawancarai 2 orang siswi kelas VII, dari 2 orang siswi dari kelas VIII dan 2 orang murid dari kelas IX. Dari 6 orang tersebut, peneliti menemukan 2 siswi yang belum lancar bahasa Arab yaitu siswi kelas VII.

Peneliti tidak mewawancarai seluruh murid dikarenakan rata-rata seluruh siswi sudah lancar bahasa Arab dan hanya sedikit murid yang belum lancar bahasa Arab dikarenakan siswi tersebut sebelumnya ketika SD (Sekolah Dasar) tidak pernah mempelajari mata pelajaran Bahasa Arab, meskipun bahasa Arab dasar seperti angka (i’idad) dan lain sebagainya. Pertama kali mengenal bahasa Arab baru di pesantren/ di SMP Swasta Galih Agung.

Setelah mendalami lebih lanjut, peneliti menemukan ada dua faktor kendala dalam mempelajari materi berbahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang menghambat seseorang dalam mempelajari materi berbahasa Arab yang berasal dari dalam diri sendiri, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang menghambat seseorang dalam mempelajari materi berbahasa Arab berasal dari luar, seperti latar belakang sekolah murid. Di sini peneliti akan membahas kedua faktor tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Faktor Internal

Faktor internal atau yang biasa disebut dengan faktor yang dapat menghambat seseorang dalam belajar bahasa Arab dikarenakan faktor yang

(9)

timbul di dalam diri sendiri. Faktor internal yang dialami mahasiswa tersebut ada dua yaitu:

a) Malas

Malas akan terjadi jika seseorang tersebut membiarkan rasa malas terus melekat dalam diri seseorang. Sehingga akan membuat seseorang tersebut malas dalam belajar bahasa Arab.

b) Sulit mengingat kosakata baru

Siswi bernama Fani kelas VII menceritakan bahwa baru pertama kali belajar bahasa Arab dikarenakan di sekolahnya dulu tidak diajarkan bahasa Arab sehingga membuat siswi tersebut merasa asing dengan pelajaran bahasa Arab. Ketika menghafal kosakata baru mendapat kesulitan karena baru mendengar kata-kata yang menurutnya itu sulit dihafal.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang dapat menghambat seseorang tersebut malas dalam belajar dikarenakan situasi dan kondisi dari luar bukan dari dalam diri sendiri. Faktor eksternal yang dialami mahasiswa tersebut ada dua yaitu:

a) Latar Belakang Sekolah

Siswi bernama Fani mengatakan bahwa dulu berasal dari SD bukan dari madrasah ataupun Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT, sehingga ketika belajar bahasa Arab mahasiswa tersebut mengalami kesulitan dalam menghafalkan kosakata baru yang menurutnya asing.

b) Peran Orang Tua

Dalam situasi seperti sekarang ini peran orang tua juga sangat diperlukan karena apa saja yang dilakukan anak tergantung bagaimana orang tua tersebut mendidik dan membimbing anak tersebut. Siswi bernama Rizka menceritakan bahwa orang tua nya bukan berasal dari lulusan madrasah ataupun Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), sehingga dapat dikatakan

(10)

wajar jika mahasiswa tersebut belum lancar dalam berbahasa Arab.

Kemudian peneliti menanyakan apa saja persiapan yang dilakukan sebelum memulai pelajaran bahasa Arab.

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa guru dan murid sebelum memulai pembelajaran bahasa Arab ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Persiapan yang dilakukan oleh guru lebih mengacu kepada Kontrak belajar (strategi pembelajaran, sistem nilai, dst), dan menjelaskan tujuan belajar bahasa Arab, melakukan pre-test ta’aruf kepada murid dengan berbahasa Arab. Sedangkan persiapan yang dilakukan oleh murid yang belum lancar bahasa Arab lebih mengacu kepada mempersiapkan buku kecil untuk mencatat kosa kata baru dan media yang digunakan adalah buku tulis dan pena.

Untuk murid yang sudah lancar bahasa Arab persiapan yang dilakukan tidak ada karena murid yang sudah lancar bahasa Arab hanya mengulang materi pembelajaran. Kemudian peneliti melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Arab. Guru memulai proses pembelajaran dengan mengucap salam, menanyakan kabar dan membaca doa sebelum belajar. Membaca doa sebelum belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh guru dan murid.

Adapun manfaat yang didapat setelah belajar bahasa Arab adalah mempermudah murid dalam mengartikan hadits, buku-buku kitab kuning, dan Al-Quran. Tidak hanya bisa mengartikan tetapi murid juga bisa belajar percakapan bahasa Arab, murid yang biasanya berbicara dengan bahasa Indonesia sekarang bisa berbicara dengan temannya dengan menggunakan bahasa Arab. Selain itu juga dapat menambah wawasan murid dalam kosa kata bahasa Arab.

Selain proses wawancara, peneliti juga menggunakan data hasil observasi dan dokumentasi untuk melengkapi penelitian ini. Hasil dari implementasi pembelajaran bahasa Arab murid/siswi di SMP Swasta Galih Agung tahun ajaran 2021/2022 adalah hampir semua murid paham dengan apa yang telah

(11)

disampaikan oleh guru. Hanya sedikit yang belum paham bahasa Arab dikarenakan latar belakang yang berasal dari sekolah bukan berbasis Islam.

Meskipun ada sedikit murid yang kurang paham bahasa Arab tetapi kebanyakan murid paham dengan apa yang telah guru sampaikan. Meskipun memiliki kendala tetapi murid dapat mengatasi kendala tersebut sehingga murid dapat mengikuti proses pembelajaran bahasa Arab dengan baik.

Dari informan di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa nilai murid dalam pembelajaran bahasa Arab hasilnya baik semua dan tidak ada yang mendapat nilai buruk, meskipun ada satu murid yang belum lancar bahasa Arab tetapi murid tersebut berhasil mendapatkan nilai yang baik.

C. Hasil Implementasi Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa ada dua murid yang belum lancar bahasa Arab dikarenakan ada dua faktor yaitu faktor internal (dalam diri sendiri) dan faktor eksternal (dari lingkungan sekitar). Dari permasalahan tersebut diketahui murid tersebut berasal dari sekolah umum bukan dari pesantren ataupun sekolah berbasis Islam. Sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa latar belakang Sekolah Dasar (SD) umum bisa menjadi salah satu faktor murid tersebut belum lancar bahasa Arab.

Dari wawancara peneliti dengan mahasiswa di atas maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa mahasiswa tersebut dapat mengatasi masalah yang dihadapi, contohnya ketika memiliki rasa malas dalam diri sendiri. murid tersebut dapat mengatasi masalah dengan berkumpul bersama teman-temannya yang rajin belajar sehingga rasa malas pun akan hilang dengan sendirinya. Rajin belajar akan menimbulkan dampak positif di dalam diri sehingga pelajaran bahasa Arab akan bisa dikuasai. Belajar terus menerus akan membuat seseorang bisa menguasai pelajaran bahasa Arab sehingga dapat memiliki pandangan bahwa pelajaran Bahasa Arab tidak sulit karena sering mempelajarinya.

(12)

Kemudian untuk mengatasi kesulitan dalam menghafal kosa kata murid tersebut mengatasinya dengan menulis kosa kata terus menerus sampai hafal kosa kata tersebut. Solusi ini menurut peneliti sangat tepat untuk mengatasi kesulitan dalam menghafal kosa kata dikarenakan menulis terus menerus akan membuat hafal dengan sendirinya.

KESIMPULAN

Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung meliputi: kurikulum, tujuan, metode dan sistem evaluasi pembelajaran Bahasa Arab. Kurikulum pesantren (materi berbahasa Araba) yang diterapkan kepada siswa SMP Swasta Galih Agung meliputi: Bahasa Arab, Al-khat, Tauhid, Mahfuzat, Nahwu, Sorof, Tafsir, Muthala’ah, Fiqh, Faraidh, Insya’, dan Imla’.

Implementasi pembelajaran bahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung dilaksanakan setiap hari, dengan mata pelajaran berbahasa Arab yang berbeda- beda. Sebagai sampel, peneliti mewawancarai 2 orang siswi kelas VII, dari 2 orang siswi dari kelas VIII dan 2 orang murid dari kelas IX. Dari 6 orang tersebut, peneliti menemukan 2 siswi yang belum lancar bahasa Arab yaitu siswi kelas VII.

Kemudian, peneliti menemukan ada dua faktor kendala dalam mempelajari materi berbahasa Arab di SMP Swasta Galih Agung, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Hasil dari implementasi pembelajaran bahasa Arab terdapat sedikit murid yang belum lancar bahasa Arab dikarenakan murid tersebut berasal dari Sekolah Dasar (SD) umum bukan dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) ataupun Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT). Meskipun murid tersebut belum lancar bahasa Arab tetapi murid tersebut tetap berusaha untuk belajar bahasa Arab dengan baik agar bisa menguasai bahasa Arab dengan baik dan benar.

(13)

REFERENCES

Ahmad Hidayatullah Zarkasyi. 2021. “Mengapa UNIDA Gontor Harus Jadi Pesantren.” in Pekan Perkenalan Khutbatul-l-’Arsy. Ponorogo: UNIDA Gontor Press.

Anwar Sanusi. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Arif, Mahmud. 2015. “ISLAM, KEARIFAN LOKAL, DAN KONTEKSTUALISASI PENDIDIKAN: Kelenturan, Signifikansi, dan Implikasi Edukatifnya.” Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam 15(1):67. doi:

10.21154/al-tahrir.v15i1.173.

Bogdan, Robert, dan Sari Knopp Biklen. 2007. “Foundations of Qualitative Research for Education.” Qualitative Research for Education 4:1–51.

Dadan Muttaqien. 1999. “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren (Sebuah Alternatif Mengatasi Kegagalan Sistem Pendidikan Barat).” el-Tarbawi V(IV).

Devi Pramitha. 2021. “KH. ACHMAD ZAMACHSYARI, LEADERSHIP, AND MODERNIZATION OF PESANTREN: Character Study in Al-Rifa’ie Modern Islamic Boarding School of Malang.” Jurnal Ulul Albab 22(1):115.

doi: 10.18860/ua.v22i1.11678.

Djubaedi D. 1999. Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren. Bandung: Pustaka Hidayah.

Fahruddin, Fahruddin. 2020. “The Existence of Pesantren in The Dutch East Indies Government Pressure.” Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan 18(2):351–65. doi: 10.21154/cendekia.v18i2.1854.

Ghony, Muhammad Djunaidi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Hamid Fahmy Zarkasyi, M. Kholid Muslih, Khoirul Umam, Yuangga Kurnia Yahya. 2021. Pekan Perkenalan Khutbatul-L-’Arsy Universitas Darussalam Gontor. II. ponorogo: UNIDA Gontor Press.

Imam Zarkasyi. 1965. “Panca Jiwa Pondok Pesantren.” in Kongres Umat Islam.

Yogyakarta.

El Iq Bali, Muhammad Mushfi. 2017. “Perguruan Tinggi Islam Berbasis Pondok Pesantren.” AL-TANZIM : JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM 1(2):1–14. doi: 10.33650/al-tanzim.v1i2.109.

Kiki Sakinah. 2018. “Pesantren Mahasiswa di Perguruan Tinggi di Apresiasi.”

REPUBLIKA.CO.ID.

Malik Fadjar. 2004. Sintesa antara Perguruan Tinggi dengan Pesantren. Malang:

UIN Malang Press.

Muhammad Husein Sanusi, dkk. 2016. Trimurti: Menelusuri Jejak, Sintesa dan Genealogi Berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor. Bantul: CV.

(14)

Etifaq Production.

Nurcholish Madjid. 1997. Bilik-Bilik Pesantren. Jakarta: Paramadina.

Qadariyah, Lailatul. 2019. “Potensi Pesantren Sebagai Destinasi Wisata Halal Baru di Indonesia.” YOS SOEDARSO ECONOMICS JOURNAL 1(3):1–7.

Sajoko Prasodjo. 1982. Profil Pesantrren, Laporan Hasil Penelitian Pesantren Al- Falak dan Delapan Pesantren lain di Bogor. Jakarta: LP3ES.

Staff Sekretaris UNIDA Gontor. 2019. “Perguruan Tinggi Pesantren.” Profil of UNIDA Gontor.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Syarnubi, Syarnubi, Firman Mansir, Mulyadi Eko Purnomo, Kasinyo Harto, dan Akmal Hawi. 2021. “Implementing Character Education in Madrasah.” Jurnal Pendidikan Islam 7(1):77–94.

Tim Pengembangan Pariwisata. 1990. “Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jilid 2.”

Universitas Indonesia 342.

Tim Penulis. 1996. Biografi Kiai Imam Zarkasyi. Ponorogo: Darussalam Press.

Tim Penyusun Undang-Undang. 2012. UU Repubilk Indonesia No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta: Dokumen Rahasia Negara.

Tim Pusat Bahasa. 2019. “Pusat Bahasa UNIDA Gontor.” Language Center University of Darussalam Gontor.

Yasmadi. 2002. Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputra Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa; jamur endofit yang ditemukan pada sampel tanaman padi yang diambil di Desa Karang Tunggal dan

Tidak menghambat proses produk secara langsung (Andrian Sutedi, 2009:224) Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan adalah adanya ketentuan bahwa perlindungan dan syarat-syarat

Hasil analisis secara simultan variabel bebas (dana bank, penghasilan nasabah dan suku bunga) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (pemberian

Perangkat Daerah yang melaksanakan sub Urusan Pemerintahan bidang Bencana, yang terbentuk dengan susunan organisasi dan tata kerja sebelum Perda ini diundangkan, tetap

Melihat dengan adanya peraturan dipesantren yang masih banyak dilanggar oleh remaja dan tidak sedikitnya santriwati yang melakukan hal yang dilarang oleh

Berdasarkan pengujian model dengan menggunakan uji simultan dan uji parsial pada substruktur 2, hasil yang diperoleh adalah variabel independen yang terdiri

Alhamdulillahi rabbil‘alamin, Sembah sujudku dan segala puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena hanya dengan kehendak dan kuasa- Nya, penulis dapat

Analisis Sakarifikasi Enzim Selulase Terhadap Pulp Kakao Pulp kakao sebanyak 1 ml dicuci menggunakan aquadest sebanyak 2x selanjutnya disentrifuse selama 5 menit dengan kecepatan