• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. provinsi ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Sejalan dengan Peraturan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. provinsi ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Sejalan dengan Peraturan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan otonomi daerah dijadikan sebagai landasan dalam terciptanya pemerataan pembangunan di daerah kabupaten atau kota secara mandiri. Dimana dalam prosesnya terjadi transformasi penyerahan wewenang dari Pemerintah Daerah provinsi ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 23 tahun 2014 yang di dalam nya memerintahkan bahwa pemerintah Daerah dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan rumah tangga pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut menjadikan stimulus bagi Pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat terjadi di berbagai negara yang mendukung aktivitas manusia di berbagai bidang kehidupan. Teknologi membuat pekerjaan dan pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Kecepatan memperoleh dalam pencarian informasi sesuai dengan kemudahan pengelolaan informasi. Hal ini membuka peluang untuk memanfaatkan konektivitas dan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan pemerintah daerah terhadap masyarakat. Pemerintah daerah yang harus memiliki peningkatan terhadap informasi yang diberikan kepada masyarakat

(2)

2 melalui media internet. Menuntut pemerintah daerah untuk terus melakukan pembaharuan dan inovasi pada setiap kinerja dan pelayanan yang dimiliki. Inovasi yang diberikan diharapkan dapat membantu memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi dan pelayanan dengan lebih baik dan mudah dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat. Inovasi juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, karena pemerintah yang modern memiliki dinamika yang sesuai dengan perkembangan zaman dan lebih mementingkan kebutuhan masyarakat untuk percaya pada pemerintah.

Inovasi merupakan salah satu bentuk perubahan pada sektor publik.

Inovasi lahir dari pemikiran yang muncul secara spontanitas oleh seorang kreator pada proses penelitian yang dilakukan oleh seseorang dalam melihat dan menemukan permasalahan yang berkembang di masyarakat. Inovasi juga merupakan suatu proses dari hasil pengembangan dan pemanfaatan sumber daya yang telah ada sebelumnya, sehingga memiliki nilai yang lebih guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Selain itu, inovasi juga sebagai tuntutan responsivitas, akuntabilitas, transparansi, dan prinsip-prinsip good governance lainnya, sehingga dapat meningkatkan organisasi publik. Inovasi dapat dilakukan di berbagai bidang salah satunya pada bidang pelayanan publik (Hayat, 2020).

Inovasi pelayanan publik merupakan pembaruan dalam hal berinteraksi dengan penerima layanan atau cara baru dalam memberikan pelayanan. Pelayanan publik merupakan tolok ukur dari kinerja pemerintah yang paling dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat dapat menilai langsung kinerja pemerintah berdasarkan pelayanan yang diterima.

(3)

3 Pemerintahan pada saat ini dihadapkan pada era revolusi industri 4.0 yang mengharuskan pemerintah untuk bekerja lebih efektif, efisien dan komunikatif melalui media yang menggunakan sistem teknologi informasi dan komunikasi.

Terutama pada peningkatan pelayanan publik, sebagai pengelola pelayanan publik yang dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga pemerintah dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat terlebih dalam menggunakan teknologi. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan yang ditawarkan pada pelayanan administrasi, barang maupun jasa akan menjadi lebih cepat, akurat dan memiliki tingkat akuntabilitas dan kualitas yang tinggi (Fahlefi, 2014). Salah satu aspek kualitas pelayanan adalah kecepatan pelayanan. Aspek ini berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Kota Batu sudah sejak dahulu dikenal sebagai daerah tujuan wisata andalan wilayah Kabupaten Malang dan juga menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Provinsi Jawa Timur. Kota Batu memiliki kekayaan wisata yang dominan dengan wisata alam yang memiliki panorama indah berupa pegunungan, perbukitan, ladang sawah, tanah landai dengan suhu udara yang terasa sejuk dan tidak lembab. Selain memiliki beragam kekayaan pariwisata, Kota Batu juga dikenal sebagai kota sentra industri ekonomi kreatif. Banyaknya pelaku umkm pariwisata yang menghasilkan sebuah produk hasil kerajinan tangan yang dapat dijadikan sebagai buah tangan kunjungan wisata. Semakin berjamurnya sentra ekonomi kreatif Kota Batu memperlihatkan bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Batu berjalan dengan baik.

(4)

4 Pemerintah Kota Batu yakni Dinas Pariwisata Kota Batu sebagai instansi yang berwenang dalam mengurus dan mengatur setiap kegiatan kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang ada di Kota Batu dalam hal memberikan informasi mengenai keberadaan potensi dan daya tarik wisata Kota Batu serta dalam promosi dan pemasaran. Dinas Pariwisata Kota Batu diberikan tugas dan kewajiban untuk lebih efektif dalam memasarkan potensi-potensi wisata Kota Batu sebagai aset daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan mempertahankan citra Kota Batu sebagai kota pariwisata (Priambodo, 2015). Pendapatan asli daerah Kota Batu tidak hanya bersumber dari pariwisata saja juga melalui industri ekonomi kreatif. Dinas Pariwisata Kota Batu berperan penting dan mendukung dalam meningkatkan pengembangan ekonomi kreatif Kota Batu. Pengembangan ekonomi kreatif Kota Batu dilakukan dengan berbagai cara untuk memberikan prasarana dan sarana yang baik bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Kota Batu.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2019 Tentang Ekonomi Kreatif, 2019, merupakan wujud dari nilai tambah yang diperoleh dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi . Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengutamakan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi. Ekonomi kreatif digerakkan oleh proses kreativitas dan motivasi dalam menghasilkan produk dan jasa dengan komposisi kreatif yang tinggi terhadap masukan dan keluaran aktivitas ekonomi.

Ekonomi kreatif menekankan aspek eksplorasi dan eksploitasi ide yang akan membawa kinerja ekonomi dan sosial (inovasi). Ekonomi kreatif pada saat ini sangat digencarkan dalam industri ekonomi, kekuatan ekonomi kreatif lebih bertumpu pada keunggulan sumber daya manusia

(5)

5 Ekonomi Kreatif telah dijalankan oleh Pemerintah Kota Batu melalui para pelaku usaha, seperti Usaha Mikro Kecil Menengah atau biasa disingkat dengan UMKM. UMKM di kota batu juga digencarkan berbarengan dengan pariwisata guna meningkatkan pendapatan asli daerah dan masyarakat secara mandiri. UMKM Kota Batu merupakan usaha yang dijalankan sebagian besar masyarakat Kota Batu dengan kreativitas dan inovasi secara mandiri. Menjadikan setiap usaha memiliki ciri khas dan signature terhadap produk sendiri. Adanya UMKM pula memudahkan wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu dapat menjadikan produk tersebut sebagai buah tangan dan kenang-kenangan (Kristanti, 2021). Hampir di setiap desa yang ada di Kota Batu memiliki pelaku UMKM. perkembangan UMKM di Kota Batu ini terbilang sangat pesat karena setiap tahunnya selalu bertambah. Hal tersebut dikarenakan Pemerintah Kota Batu pun merespon dengan baik hadirnya para pelaku UMKM. UMKM di Kota Batu mendapat keberlangsungan dari Pemerintah Kota Batu dengan dilihat adanya peresmian rumah kemasan sentra industri Kota Batu, dimana para pelaku UMKM dapat mendesain kemasan produk di dalam kota yang dahulunya harus mendesain ke luar kota sehingga adapun perhitungan biaya menjadi lebih ringan. Selain itu, Pemerintah kota Batu memfasilitasi prasarana dan sarana bagi pelaku usaha salah satunya dengan pemasaran produk yang dilakukan dengan memasarkan secara digital melalui media internet, bekerjasama dengan Bank, memasarkan langsung di tempat wisata dan pada gedung atau bangunan seperti Pusat Layanan Usaha Terpadu yang ada di Kota Batu.

Pada Masa pandemi wisatawan Kota Batu menurun hingga 30 persen dari 7,5 juta pertahun menjadi 2,5 juta wisatawan (Nuri, 2021). Hal ini juga berdampak pada para pelaku UMKM di Kota Batu yang mengalami penurunan

(6)

6 penjualan serta mengalami kendala dalam memproduksi dan memasarkan hasil produk dikarenakan adanya pembatasan sosial secara besar yang menghambat sebagian besar perekonomian yang ada di Kota Batu termasuk usaha kecil dan menengah. Sehingga membuat beberapa para pelaku usaha mengalami kerugian dan tidak memiliki pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, para pelaku UMKM Kota Batu seringkali memiliki kendala terkait pemasaran produk dan pengemasan produk. Pelaku UMKM yang tidak berdekatan dengan salah satu objek wisata batu terkendala dengan pemasaran dikarenakan wisatawan tidak mengetahui letak keberadaan UMKM Kota Batu selain yang dekat dengan wisata. Selain itu, beberapa masyarakat desa kota Batu tidak memahami adanya potensi desa yang di kelola untuk dijadikan sebagai daya tarik wsiata dan objek wisata serta adanya kegiatan ekonomi kreatif. Adapun beberapa masyarakat desa yang tidak mau membuka diri untuk mengikuti perkembangan wisata dan ekonomi kreatif kota Batu juga menjadi hambatan dan kendala dalam mengembangkan wisata dan ekonomi kreatif kota Batu secara merata. Promosi dan pemasaran pada produk umkm dan produk wisata di desa saat ini lebih banyak menggunakan metode konvesional atau secara manual seperti jika adanya kunjungan wisatawan saja atau melalui media sosial yang dimiliki setiap desa maupun perorangan dari para pelaku umkm yang ada di desa. Sehingga harus ada sebuah system yang dapat mengatasi permasalahan yang ada di atas.

Kota Batu yang memiliki potensi UMKM yang harus terus dikembangkan dengan bantuan teknologi, karena sebagian besar pelaku UMKM kota batu tidak memiliki pengetahuan untuk menjalankan usaha secara online. Adanya pandemi pula membuat para UMKM Kota Batu mengalami kendala dalam pemasaran dan

(7)

7 penjualan produk. Oleh karena itu, untuk membangkitkan dan mempertahankan perekonomian Kota Batu melalui para pelaku usaha, Pemerintah Kota Batu diharuskan untuk memiliki inovasi sebagai solusi dari permasalahan tersebut.

Kemudian, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju yang juga telah memasuki ranah ekonomi usaha, maka masyarakat dituntut untuk berbaur dengan teknologi, menggunakan teknologi dalam kegiatan sehari-hari baik berupa teknologi informasi maupun komunikasi.

Inovasi sistem informasi pariwisata yang dikenalkan oleh Dinas Pariwisata bersama dengan Kejaksaan Negeri Kota Batu adalah Sistem Informasi Pariwisata dan Pengembangan Ekonomi Kreatif atau disebut dengan SIPBANGET. Inovasi SIPBANGET ini telah disosialisasikan kepada masyarakat publik (Batu, 2021).

Inovasi SIPBANGET ini merupakan inovasi yang berbasis web internet.

SIPBANGET merupakan Inovasi Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Pariwisata dan bersinergi dengan Stakeholder terkait untuk mengoptimalkan potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada desa desa wisata yang ada di Kota Batu dengan memanfaatkan teknologi informasi. Inovasi berbasis web ini memiliki banyak fitur yang memudahkan wisatawan yang akan mengunjungi Kota Batu karena di dalamnya terdapat sarana dan prasarana serta informasi mengenai wisata yang ada di Kota Batu serta UMKM apa saja yang ada di Kota Batu yang berbasis ekonomi kreatif. SIPBANGET ini telah mengikuti ajang kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021 dan masuk dalam top 99 di ajang tersebut yang dilaksanakan pada 8 juli 2021 oleh yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Republik Indonesia (Hasan, Hadi, 2021).

(8)

8 Penggunaan website merupakan perwujudan dari pengelolaan e- government dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan

Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, 2004 , pemerintah memberikan ruang bagi pemanfaatan teknologi di tingkat pemerintah pusat dan daerah pada penyelenggaraan fungsi pemerintahan. Dinas Pariwisata kota Batu menginterpretasikan instruksi presiden melalui websitenya, menggambarkan bagaimana pemanfaataan teknologi dapat membuat pemerintah menjadi transparan dan memudahkan keterbukaan informasi kepada publik.. Pembuatan website ini memiliki tujuan untuk membantu dna memudahkan masyarakat kota Batu khususnya yang ada di desa dalam mengembangkan potensi desa dan menngankatkan ekonomi kreatif yang ada di desa juga membantuk mengembangkan sumber daya manusia kreatif untuk mendukung pengembangan kepariwisataan, ekonomi kreatif dan desa wista. Promosi dan pemasaran produk dengan memanfaatkan digital teknologi juga mengoptimalkan potensi kearifan local desa wisata/kelurahan wisata.

Aplikasi website SipBanget ini juga memberikan kemudahan dan kuntungan pada wisatawan luar yang berkunjung ke kota Batu dapat mencari referensi wisata dan pengalaman budaya serta ekonomi kreatif kota Batu. Oleh karena itu, wisatawan tidak perlu mengunjungi batu secara langsung untuk menentukan destinasi yang akan dikunjungi di masa mendatang atau pun sekedar mengetahui keragaman pariwisata yang ada, kebudayaan dan kegiatan ekonomi kreatif yang disajikan oleh dinas pariwisata dalam bentuk yang menarik. Hal ini juga berkaitan dengan pencapaian untuk memperbanyaka daftar kunjungan dan menjamin wisatawan berwisata dengan aman, nyaman dan kepuasan wisatawan.

(9)

9 Inovasi merupakan solusi menciptakan pelayanan publik berkualitas dan baik. Inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik merupakan langkah untuk mengubah model pelayanan publik selama ini belum sesuai dengan harapan masyarakat. Inovasi yang diciptakan juga harus memiliki keunggulan tersendiri, memudahkan kehidupan masyarakat dan memberikan kepuasan bagi yang mengakses layanan tersebut. Menerapkan inovasi secara terus menerus dan menyeluruh akan membawa semanagat baru dalam proses penyelenggaraan pemerintah, khususnya dalam kegiatan publik.. inovasi dalam pelayanan publik dapat dilakukan di berbagai instansi pemerintahan dan bahkan harus dilakukan inovasi dikarenakan kinerja pemerintahan akan terus berjalan dan mengikuti arus perubahan dan perkembangan zaman maka dari itu inovasi ini merupakan solusi yang harus dilakukan, pemerintah tidak dapat menutup kemungkinan untuk berada pada zona nyaman dalam memberikan pelayanan kepada publik, tidak membuat birokrasi menggemuk dan tumpul kebawah. hal ini telah tertuang Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi Daerah, 2017.

Inovasi daerah dicapai dalam bentuk perubahan manajemen pemerintahan daerah.

Melalui inovasi ini, Kota Batu diharapkan bisa meningkatkan pariwisata sekaligus mengangkat UMKM juga bisa menjemput bola dan memberikan informasi terbaik terkait produk-produk UMKM dan pariwisata pula serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik. Inovasi juga bertujuan untuk memperluas jangkaun pemasaran produk pariwisata dan ekonomi kreatif agar lebih dikenal secara global sehingga bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kota Batu. Konsep dari Inovasi sistem informasi SIPBANGET sebuah sistem informasi yang memberikan informasi terkait promosi wisata dan

(10)

10 Desa wisata dengan pengembangan ekonomi kreatif serta mengembangkan kreasi dan inovasi produk industry pariwisata dan ekonomi kreatif dan desa wisata berkualitas yang berdaya saing tinggi dan berkarakter. Sistem ini akan berintegrasi dengan layanan hukum Kejaksaan Negeri Kota Batu untuk pengembangan Ekonomi Kreatif Desa Wisata dan untuk umum. Agar usaha pariwisata baik mikro dan UMKM di Kota Batu dapat terus berkembang dengan tetap mendapatkan pelayanan hukum rad hukum.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Inovasi Pelayanan Publik Sistem Informasi Pariwisata Kota Batu Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif ?

2. Faktor pendukung dan penghambat Inovasi Pelayanan Publik Sistem Informasi Pariwisata Kota Batu taeae ilgaleEagaag bmngneP maladPi

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana Inovasi Sistem Informasi pariwisata Kota Batu 2. Untuk mengetahui dampak dari adanya Inovasi Sistem Informasi

pariwisata Kota Batu

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis, praktis maupun akademis, yakni sebagai berikut:

(11)

11 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini secara teoritis di harapkan agar dapat menjadikan pedoman bagi pengetahuan baru terkait dengan penerapan inovasi sistem informasi pariwisata kota batu. Melalui penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang inovasi pelayanan publik memalui penerapan web SipBanget dalam pelayanan pariwisata dan ekonomi kreatif kota Batu dan kendala apa saja yang menghambat pelaksanaan inovasi pelayanan web SipBanget.

b. Dapat digunakan sebagai sumber rujukan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian Inovasi Sistem Informasi pariwisata Kota Batu

2. Manfaat Praktis

Adapun dari hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam inovasi pelayanan publik SipBanget.

Pertama, Dinas Pariwisata kota Batu diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan tinjauan dan dapat memberikan kontribusi serta gambaran. kedua, mampu menjadi acuan bagi akademisi, khususnya bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian terkait inovasi pelayanan publik dan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dokumen penelitian dalam implementasi inovasi pelayanan pariwisata. sedangkan bagi masyarakat penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi dalam pelayanan promosi dan pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif.

(12)

12 1.5 Kerangkan Teori

Inovasi merupakan sebuah ide atau praktek yang dianggap baru oleh individu maupun publik. Inovasi hadir untuk memperbaiki ataupun memperkuat sesuatu yang ada agar lebih efektif dan efisien. Inovasi dapat berupa produk atau jasa yang baru, teknologi baru, teknologi dalam proses produksi baru, sistem struktur dan administrasi baru bagi suatu organisasi. Inovasi merupakan konsep, penerapan dan kapabilitas yang dapat dijadikan sebagai penilaian sebuah organisasi. Inovasi dapat membantu sektor publik untuk membuat nilai di lingkungan masyarakat.

Inovasi dalam pelayanan publik merupakan sebuah kemajuan dalam menyelesaikan dan meningkatkan efektivitas dan tanggung jawab dalam pelayanan publik. Menurut Rogers, terdapat lima hal mengenai Inovasi yaitu Knowledge, Persuasion, Decision, Implementation, confirmation.

1. Knowledge ( Pengetahuan ), tahap dimana publik di berikan penyampaian informasi mengenai keuntungan inovasi dan bagaimana fungsi dari inovasi tersebut.

2. Persuasion ( Persuasi ), Tahap dimana berkaitan dengan dorongan dan pengaruh dari inovasi terhadap publk.

3. Decision ( Keputusan ), Proses tahapan dimana publik dapat mengambil keputusan untuk menentukan pilihan menerima atau menolak inovasi.

4. Implementation ( Implementasi ), Tahap bagaimana proses pelaksanaan inovasi.

5. Confirmation ( Pemantapan ), Tahap dimana inovasi dapat diterima atau tidak oleh publik.

(13)

13 Dari lima hal mengenai inovasi yang dikemukakan oleh Rogers, maka akan digunakan untuk membahas bagaimana Inovasi Pelayanan Publik Sistem Informasi Pariwisata Kota Batu dalam Pengembangan Ekonomi kreatif.

1.6 Definisi Konseptual 1.6.1 Inovasi

Inovasi merupakan sesuatu hal yang baru maupun sebuah pengembangan yang lahir dari proses pengetahuan, pengalaman dan keterampilan untuk menciptakan atau memperbaiki proses, produk atau sistem yang baru dan yang telah ada yang memberikan nilai signifikan dan membantu dalam meningkatkan kualitas kinerja. Inovasi merupakan sebuah peluncuran sesuatu yang baru kedalam suatu proses dengan tujuan menimbulkan perubahan besar yang signifikan.

Inovasi menurut Ellitan dan Anatan mendefinisikan sebagai perubahan yang dilakukan oleh organisasi yang mencakup kreativitas dalam menciptakan hal baru baik berupa produk baru, jasa, ide atau proses baru. Selain itu, inovasi juga diartikan sebagai perubahan yang direncanakan dan dengan menciptakan dan menghadirkan teknologi dan penggunaan peralatan baru dalam lingkup kerja instansi (Suhaeni, 2018) .

Inovasi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam berkembangnya suatu organisasi, baik organisasi swasta maupun organisasi pemerintahan. Inovasi dibutuhkan dalam penyelenggaraan dalam suatu organisasi seperti instansi pemerintahan yang diharuskan untuk selalu tanggap dalam perubahan lingkungan dan permasalahan yang ada di lembaga itu sendiri maupun masyarakat melalui peningkatan kinerja berupa suatu program dan pelayanan.

(14)

14 Sebagai penyedia pelayanan publik kepada masyarakat perlu adanya pembaruan dan peningkatan setiap prosesnya, oleh karena itu dibutuhkan inovasi dalam pelayanan publik. Inovasi Pelayanan Publik menurut merupakan hasil capaian dalam menyelesaikan, meningkatkan dan mengembangkan efektivitas dan efisiensi serta tanggung jawab dalam pelayanan publik yang diwujudkan dari inisiatif pendekatan, prosedur dan/atau pelayanan masyarakat secara terbuka (Mirnasari, 2013).

1.6.2 Pelayanan Publik

Pelayanan Publik diartikan sebagai kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan masyarakat oleh penyelenggara negara maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, 2009, Salah satu pemenuhan hak konstitusional warga negara adalah mendapatkan pelayanan publik dari negara untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keinganan warga negara.

Pelayanan merupakan tindakan yang diberikan penyelenggara kepada penerima yang meupakan sebuah sistem terdiri dari dua komponen utama yaitu pengendali dan penyampaian jasa kepada penerima. Hakikat dalam Pelayana Publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik.

Pelayanan Publik merupakan kegiatan yang terlihat oleh masyarakat sehingga pelayanan publik dapat dijadikan sebagai tolok ukur penilaian kinerja pemerintah oleh masyarakat. Penyelenggara Publik ialah instansi pemerintah sedangkan penerima ialah khalayak atau masyarakat. Pelayanan Publik sebagai

(15)

15 akuntabilitas pemerintah yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Agar pelayanan publik mudah diterima oleh masyarakat maka pemerintah memastikan bahwa pelayanan yang diberikan mudah untuk gunakan, mudah dipahami dan tidak memiliki biaya yang tinggi untuk diakses.

1.6.3 Sistem Informasi Pariwisata

Sistem informasi merupakan kombinasi dari teknologi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen yang saling berhubungan yang akan membentuk satu kesatuan berhubungan dengan pengelolaan informasi yang kemudian akan didistribusikan. Sistem informasi juga dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan pengolahan data yang memiliki beberapa tahap yakni mengumpulkan, memproses,menganalisis,menyimpan dan kemudian disebarkan dalam bentuk suatu informasi untuk kemajuan maupun kepentingan suatu organisasi (Dua & Suseno, 2020). Sistem informasi memiliki banyak jenis salah satu nya sistem informasi berbasis web. Jadi sistem informasi pariwisata merupakan sebuah produk hasil inovasi yang dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan informasi suatu objek wisata, kawasan wisata, usaha dibidang pariwisata, UMKM, dan para pelaku ekonomi kreatif yang didalamnya terdapat informasi mengenai aktivitas kepariwisataan, seperti transportasi wisata, perhotelan, biaya di setiap objek wisata dan akomodasi. Sistem informasi pariwisata ini diciptakan oleh Dinas Pariwisata sebagai bentuk tanggung jawab terhadap peningkatan pariwisata dan ekonomi kreatif.

(16)

16 1.6.4 Perkembangan Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif merupakan suatu konsep untuk merealisasikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreativitas. Ekonomi kreatif menghasilkan sebuah inovasi baru dalam perekonomian di Indonesia. Mengutamakan skill dan kredibilitas dari sumber daya manusia yang dipadukan dengan kreativitas. Ekonomi Kreatif merupakan kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang sebagian besar waktunya digunakan untuk menghasilkan sebuah ide, yang diperoleh dari kegiatan yang tidak rutin dan berulang (S. N. Azizah, 2017). Ekonomi kreatif adalah sebuah industri yang didasarkan pada kreativitas dan ide dalam proses penciptaan suatu produk baik barang maupun jasa. Maka dari itu kreativitas merupakan aset utama dalam menggerakkan ekonomi kreatif. Ekonomi Kreatif dalam buku John Hawkins yang berjudul “Creative Economy, How People Make Money From Ideas” yakni gelombang ekonomi baru yang digerakkan berdasarkan kreativitas dari gagasan atau ide yang menghasilkan suatu nilai atau nilai ekonomi. Pengembangan ekonomi kreatif menjadi fokus utama pemerintah ang diharapkan menjadi langkah baru untuk mempercepat pengembangan UMKM. Ekonomi Kreatif dapat berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional . baik pada pertambahan nilai ekonomi, lapangan kerja, lapangan usaha maupun perjanjian kolaborasi antar sektor.

1.7 Definisi Operasional

Definisi Operasional sebagai alat ukur sebuah indikator dalam penelitian.

Sebagai indikator untuk menentukan hal yang akan dilakukan peneliti saat proses penelitian berlangsung. Berikut indikator dari penelitian terkait bagaimana SIPBANGET sebagai Inovasi Pelayanan Publik Sistem Informasi Pariwisata Kota Batu :

(17)

17 1. Perencanaan Inovasi Pelayanan Publik Sistem Informasi Pariwisata Kota

Batu Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif

2. Studi kelayakan pengembangan inovasi pelayanan publik

3. Sosialisasi mengenai Inovasi Pelayanan Publik Sistem Informasi Pariwisata Kota Batu Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif

4. Pemanfaat Teknologi Informasi dalam Inovasi Pelayanan Publik Sistem Informasi Pariwisata Kota Batu Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif 5. Hasil Sementara dari Penerapan Inovasi Pelayanan Publik Sistem

Informasi Pariwisata Kota Batu Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif 6. Faktor Penghambat Inovasi Pelayanan Publik Sistem Informasi Pariwisata

Kota Batu Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif

1.8 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu langkah ilmuah untuk mengumpulkan dan memperoleh data dengan maksud dan tujuan tertentu. Metode penelitian dilakukan dengan melihat fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan melalui hipotesis dan menganalisis dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah.

1.8.1 Jenis Penelitian

Dalam menganalisisi permasalahan yang ada terkait dengan inovasi sistem informasi pariwisata dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang diperoleh dengan cara mencari, mengumpulkan, mengolah data hasil penelitian yang berupa keterangan-keterangan dari hasil wawancara,

(18)

18 observasi dan dari berbagai sumber. Metode ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. metode kualitatif lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan lebih meneliti pada isi makna dari fenomena tersebut.

analisis dan intensitas penelitian kualitatif mempengaruhi resistensi kata dan kalimat yang digunakan.

1.8.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan dari pembahasan yang ada pada latar belakang penelitian. Subjek pada penelitian dapat memberikan informasi, Oleh karena itu, dalam penelitian perlu diperhatikan identifikasi dari pemberi informasi untuk memperoleh informasi yang akurat dan bertanggung jawab Pemilihan subjek disesuaikan dengan kebutuhan peneliti agar mendapat informasi akurat dari berbagai pihak yang terlibat dalam inovasi pelayanan publik sistem informasi pariwisata. Berikut ini adalah subjek penelitian yang digunakan:

1. Kepala Bagian Umum Dinas Pariwisata Kota Batu 2. Pengembang SipBanget

3. Pengelola SipBanget

4. Masyarakat pelaku UMKM desa kota Batu

1.8.3 Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data digunakan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian. Sumber data yang digunakan harus relevan dengam masalah yang dicari untuk mencapai hasil yang objektif , fokus penelitian terkait

(19)

19 dengan inovasi pelayanan publik sistem informasi pariwisata. sumber data digunakan dalam penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data yang valid dan sesuai dengan kebutuhan penelitian, antara lain :

1. Data Primer

Dalam penelitian ini sumber data yang akan digunakan berupa sumber data primer, karena sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya dengan bertatap muka secara langsung yang berupa wawancara. Dari beberapa pertanyaan yang diberikan nanti akan mampu membantu untuk pengumpulan data pada penelitian ini. Dalam hal ini tentu peneliti harus bisa menentukan narasumber yang dapat dipercaya dan memiliki andil besar dalam bidang tersebut dan bisa menjadi peranatara di dalam lokasi penelitian (Warsito,1995). Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan dari observai langsung di Dinas Pariwisata kota Batu

2. Data Sekunder

Sumber data penelitian sekunder digunakan untuk mendukung data primer dalam bentuk pengumpulan data yang kami targetkan dari hasil wawancara. Data sekunder didapatkan oleh orang lain, dengan demikian peneliti tidak secara langsung mendapatkan data dan informasi dari sumbernya. Data ini diperoleh dari instansi atau lembaga dan data ini sudah diolah bisa dalam bentuk buku, jurnal ilmiah, dokumen-dokumen yang bersifat resmi, koran-koran lokal, maupun dari internet atau televisi dan regulasi yang ada kaitannya dengan sistem informasi pariwisata Kota Batu.

Data sekunder digunakan dalam penelitian ini seperti jurnal terkait inovasi sistem informasi pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif, dan buku tentang sistem informasi pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif.

(20)

20 1.8.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk yaitu melalui Observasi/pengamatan dan wawancara. Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan informan adalah yang dianggap mempunyai informasi (key-informan) yang dibutuhkan di wilayah penelitian. teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui:

1. Observasi

Observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan memperoleh informasi dengan suatu metode yang memperlihatkan secara langsung dengan melihat, mencatat, dan mendengar. Kemudian data yang didapatkan diolah secara objektif maupun subjektif. Dalam hal ini, tentu saja peneliti dapat melihat bagaimana inovasi pelayanan publik sistem informasi pariwisata kota batu dalam pengembangan ekonomi kreatif.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan; dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik (Rizaldy & Dirgahayu, 2020) . Wawancara adalah cara berkomunikasi dua arah untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara standar terbuka, yaitu wawancara untuk mengetahui tujuan dan maksud peneliti. Melalui wawancara ini, peneliti akan mempelajari relevansi yang mendalam dari keberadaan inovasi tersebut, sehingga dapat mengetahui lebih lanjut pemahaman narasumber terhadap inonvasi tersebut. sistem pariwisata Kota Batu dala pengembangan ekonomi kreatif.

(21)

21 3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Lexy J. Moleong (2001: 161) mengatakan bahwa dokumentasi ialah mencari sumber data-data tertulis dilapangan yang terkait dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi adalah metode kualitatif pengumpulan data dengan melihat dokumen yang diberikan oleh subjek penelitian sebagai catatan peristiwa yang telah terjadi di masa lalu secara lisan, foto atau data yang diperoleh dari dokumen atau catatan dari kantor terkait yang diteliti.

1.8.5 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti mencari data yang sesuia dengan fokus peneltitiannya dan dapat dipertanggungjawabkan serta fakta yang akurat, lokasi tersebut berada di Dinas Pariwisata Kota Batu di Balai Kota Among Tani Batu, Jalan panglima sudirman no 507, pesanggrahan, kecamatan Batu, Kota Batu , Kabupaten Malang, Jawa Timur.

1.8.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif. Model ini sangat sesuai dnegan metode penelitian deskriptif yang berusaha mendeskripsikan fenomena dan fakta yang terjadi di lapangan. Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode tudi kasus untuk mengetahui tentang inovasi SipBanget. Berikut ini adalah model dari analisis data, sebagai berikut :

(22)

22 1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian penting dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara narasumber terkait dan studi dokumentasi. Proses pengumpulan data data ini dapa dilakukan sebelum dan selama investigasi. Selama periode pengumpulan data yang tidak terkait ini, peneliti memiliki ruang untuk mengidentifikasi pengumpulan data ini dan melakukannya sesuai kebutuhan. Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa data yang dikumpulkan diperoleh dengan cara observasi langsung, wawancara dengan narasumber dan pencatatan segala bentuk dokumentasi di lapangan.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bagian dari proses penelitian yang menikitikberaktan pada penyederhanaan, abstraksi, dan power change, yang seringkali merupakan hasil dari catatan lapangan. Redukasi data tetap sejalan dengan penelitian yang sedang berlangsung, reduksi yang dilakukan tidak harus menunggu data semua data terkumpul. tetapi dapat dilakukan jika banyak data yang belum tersedia untuk meringankan pekerjaan peneliti.

3. Display Data/Penyajian Data

Setelah data telah direduksi, kemudian langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi terstruktur yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan atau tindakan. Dengan mengamati penyajian data ini, peneliti lebih mudah memahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Pada langkah ini,

(23)

23 peneliti mencoba untuk menyusun dan menyajikan data yang relevan dengan penelitian sehingga informasi yang diharapkan relevan dengan pembentukan masalah penelitian.

4. Menarik Kesimpulan

Menarik atau memverifikasi kesimpulan adalah kegiatan yang menandakan bahwa penelitian dengan metode kualitatif telah selesai dan menjawab rumusan masalah yang ada pada latar belakang penelitian. Dalam melaksankan penelitian harus sampai pada kesimpulan untuk membuktikan baik dalam arti maupun kenyataan yang dikolaborasikan dengan data sekunder dan primer, juga studi literatur yang digunakan dan hasil dari wawancara dengan informan terkait. penarikan kesimpulan dapat menggunakan beberapa metode satah satunya model interaktif dari miles dan huberman.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan awal seperti proses netralisasi serta dilakukan pengolahan lanjutan yaitu proses fitoremediasi menggunakan tumbuhan eceng

Dari hasil analistik kedua variabel tersebut dengan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai p-Value = 0,005 < 0,05 (p-Value = 0,005 < 0,05) sehingga

Analisis SAM dalam studi ini menggunakan data sekunder, dengan data utama yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), meliputi: data Tabel Input Output Kabupaten Siak tahun

1) Perilaku yang berhubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. 2) Perilaku pencegahan penyakit yaitu respon dalam melakukan pencegahan penyakit,

Memperhatikan interaksi petani pengelola hutan rakyat lestari (sertifikasi) dengan penyuluh, materi belajar dan lingkungan belajar, dikaitkan dengan kecenderungan pembelajaran

a) Pelaksanaan, Pengawasan, dan Pembimbingan Narapidana Pembebasan Bersyarat yang dilaksanakan oleh Pembimbing Kemasyarakatan Klien Dewasa Balai Pemasyarakatan Klas II

dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Shan, et al (2008) yang meneliti aktivitas antibakteri dan kapasitas antioksidan dari tanaman obat kulit batang

Jika orang lain tersebut bergerak tidak searah dengan seseorang yang ada di belakangnya maka pergerakan orang tersebut akan berputar arah haluan mencari tempat