• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang digunakan sebagai landasan dalam penulisan skripsi ini, akan dijelaskan sebagai berikut:

A. Pengertian Sistem

Menurut Sutabri (2012:3) mengemukakan bahwa “sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu”.

Menurut Turban (2007:54) mengemukakan bahwa “sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diidentifikasi atau melayani suatu tujuan”.

Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu jaringan yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan agar dapat mencapai suatu tujuan tertentu.

B. Pengertian Keputusan

Menurut Kusrini (2007:7) mengemukakan bahwa “keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut”. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan.

(2)

Kriteria atau ciri-ciri dari keputuasan adalah:

1. Banyak pilihan atau alternatif 2. Ada kendala atau syarat

3. Mengikuti suatu pola atau model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur

4. Banyak input atau variabel

5. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan.

Menurut Kusrini (2007:9) mengemukana bahwa:

Dalam mengambil keputusan dilakukan langkah-langkah yaitu identifikasi masalah, pemilihan metode pemecahan masalah, pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut, mengimplementasi model tersebut, mengevaluasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada dan melaksanakan solusi terpilih.

Menurut Kusrini (2007:19), keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat dari keterstrukturan yang bias dibagi menjadi tiga tipe keputusan yaitu:

1. Keputusan terstruktur (Structured Decition)

Keputusan terstruktur adalah suatu keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Prosedur pengambilan keputusan sangatlah jelas. Keputusan tersebut terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Misalnya, keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang.

2. Keputusan semi terstruktur (Semi Structured Decition)

Keputusan semi terstruktur adalah suatu keputusan yang memiliki dua sifat. Sebagian keputusan bias ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Prosedur dalam pengambilan keputusan tersebut secara garis besar sudah ada, tetapi ada beberapa hal

(3)

yang masih memerlukan kebijakan dari pengambil keputusan. Biasanya, keputusan semacam ini diambil oleh manajer level menengah dalam suatu organisasi. Contoh keputusan jenis ini adalah pengevaluasi kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan.

3. Keputusan tidak terstruktur (Unstructured Decition)

Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan tersebut menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan tersebut umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Contohnya adalah keputusan untuk pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain dan perekrutan eksekutif.

C. Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Alter dalam Kusrini (2007:15) mendefinisikan bahwa “sistem pendukung keputusan/DSS (Decision Support System) merupakan sistem informasi, pemodelan dan pemanipulasi data”. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak tersruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.

Menurut Alter dalam Turban (2007:137) mendefinisikan bahwa “Decision Support System (DSS) dengan membandingkannya dengan sistem EDP (electronic data processing) tradisional pada lima dimensi”. Seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini:

(4)

Tabel II.1.

DSS versus EDP

Dimensi DSS EDP

Penggunaan Aktif Pasif

Pengguna Lini manajemen dan staf Klerikal

Tujuan Keefektifan Efesiensi mekanis

Horison Waktu Masa sekarang dan akan datang Masa lalu

Tujuan Fleksibilitas Konsistensi

Sumber: Berdasarkan Alter dalam Turban (2007:137)

Menurut Bonzeek dalam Turban (2007:137) mendefinisikan DSS sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi; sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen DSS lain), sistem pengetahuan (repository pengetahuan domain masalah yang ada pada DSS entah sebagai data atau sebagai prosedur) dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan dalam pengambilan keputusan).

Menurut Keen dalam Turban (2007:138) menerapkan istilah DSS untuk situasi dimana sistem final dapat dikembangkan hanya melalui suatu proses pembelajaran dan evolusi yang adaptif. Jadi dapat disimpulkan bahwa Decision Support System (DSS) yaitu suatu pendekatan atau metodologi untuk mendukung dan meningkatkan pengambilan keputusan.

Menurut Turban dalam Kusrini (2007:16) tujuan dari DSS (Decision Support System) diantaranya adalah sebagai berikut:

(5)

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi- terstruktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efisiensinya.

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan).

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses makin banyak juga alternative yang bisa dievaluasi.

7. Berdaya saing. Menajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan.

Tekanan persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk dan dukunngan pelanggan.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

Menurut Turban (2007:141), Karakteristik dan kapabilitas dari DSS adalah:

a. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semistruktur dan tak terstruktur, dangan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi.

(6)

b. Dukungan untuk semua level manajerial dari eksekutif puncak sampai manajer lini.

c. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasi yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain.

d. Dukungan untuk keputusan independen dan sekuensial. Keputusan dapat dibuat satu kali, beberapa kali atau berulang (dalam interval yang sama).

e. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan intelegensi, desain, pilihan dan implementasi.

f. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.

g. Adaptivitas sepanjang waktu.

h. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah pengguna, kapabilitas grafis yang sangat kuat dan antarmuka manusia-mesin interaktif dengan satu bahasa alami dapat sangat meningkatkan keefektifan DSS.

i. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akuransi, timelines, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan).

j. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.

k. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana.

l. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisa situasi pengambilan keputusan.

m. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format dan tipe mulai dari sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi objek.

(7)

n. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.

Menurut Kusrini (2007:25) aplikasi sistem pendukung keputusan bias terdiri dari beberapa subsistem yaitu:

a. Subsistem manajemen data. Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database DBMS (Database Management System).

b. Subsistem manajemen model. Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistic, ilmu manajemen atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabiitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat.

c. Subsistem antarmuka pengguna. Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem pendukung keputusan melalui subsistem tersebut.

Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem.

d. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan. Subsistem ini mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan bersifat opsional.

D. AHP (Analytical Hierarchy Process)

Menurut Warjiyono (2015:33) menyimpulkan bahwa “ AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan metode pengambilan keputusan dengan melihat kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk mengambil keputusan”.

(8)

Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut:

a. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.

b. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.

c. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

1. Tahapan AHP

Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi maslah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya.

b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan

(9)

alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda.

Hierarki dilanjutkan dengan sub kriteria (jika mungkin diperlukan).

c. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya E1, E2, E3, E4, E5.

d. Melakukan mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari masing- masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bias membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan berpasangan dan

(10)

maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bias dilihat di bawah. Intensitas kepentingan.

1 = Kedua eleman sama pentingnya, Dua eleman mempunyai pengaruh yang sama besar.

3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lainnya, pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya.

5 = Elemen yang satu lebih penting dari pada yang lainnya, pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya

7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya, satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam proyek.

9 = Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya, bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2, 4, 6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, nilai ini diberikan bila ada kompromi di antara 2 pilihan.

Kebalikan = Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka disbanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebaliakan dibanding dengan i.

e. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.

f. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

g. Menghitung vector eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen

(11)

pada tingkat hirarki terendah sampai mancapai tujuan. Perhitungan dilakuakan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata.

h. Memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10%.

2. Prinsip dasar Analytical Hierarchy Process

Menurut Kusrini (2007:133) ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam AHP antara lain:

1. Membuat Hirarki

Sistem yang kompleks bias dipahami dengan memecahkan menjadi elemen- elemen pendukung. Agar bias mendapat hasil yang akurat, persoalan dipecahkan secara terus menerus sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga diperoleh beberapa tingkatan dari persoalan tersebut.

2. Penilaian Kriteria dan Alternatif

Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh kepada urutan prioritas dari elemen-elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah prioritas dari elemen-elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan yang berguna untuk melihat

(12)

kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya.

3. Menentukan Prioritas (Synthesis of Priority)

Bobot dan prioritas bias dihasilkan dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika yaitu dengan menggunakan eigen vector method agar mendapat bobot relatif untuk unsur-unsur pengambilan keputusan.

4. Konsistensi Logis (Logical Consistency)

Konsisten memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bias dikelompokan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antara objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

Menurut Saaty dalam Kusrini (2007:134) mengemukakan bahwa “Nilai numerik yang digunakan dalam skala preferensi adalah 1-9 karena skala ini adalah yang terbaik untuk mengekspresikan pendapat”. Definisi pendapat kualitatif oleh Saaty ditetapkan dalam nilai numerik atau skala kuantitatif. Standar skala preferensi dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

(13)

Tabel II.2

Skala penilaian perbandingan pasangan

Intensitas Kepentingan

Definisi

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya 7 Satu elemen jelas mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika aktivitas I mendapat satu angka dibandingkan dengan

aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i.

Sumber: Berdasarkan Kusrini (2007:134) E. Expert Choice

Menurut Warjiyono (2015:34) mengemukakan bahwa “expert choice merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yaitu membandingkan banyak alternatif dengan kriteria-kriteria tertentu”.

Menurut Warjono (2015:34) mengemukakan bahwa “expert choice menyediakan tools untuk analisa pengambilan keputusan, memberi keputusan yang lebih cepat dan keputusan akhir lebih baik serta dapat dibenarkan”.

Alat bantu yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah expert choice (EC) professional 2000 Expert Choice adalah sebuah aplikasi yang khusus digunakan sebagai alat bantu implementasi model-model dalam Decission

(14)

Support System (DSS) atau yang lebih dikenal dengan sebutan sistem penunjang keputusan (SPK) dalam sebuah perusahaan ataupun untuk keperluan akedemik.

2.2. Penelitian Terkait

Sebelum melakukan pembuatan skripsi ini, penulis telah melakukan kajian terhadap beberapa penelitian yang pernah dibuat sebelumnya, diantaranya adalah:

Menurut Bagus (2015:7) mengatakan sistem pendukung keputusan pemilihan paket internet operator telekomunikasi dengan metode AHP mempunyai tujuan yaitu memberikan kemudahan bagi konsumen yang akan membeli paket internet dari berbagai operator telekomunikasi hal ini akan mempersulit para konsumen dalam menentukan pilihan yang tepat, sesuai dengan kriteria yang diinginkannya. Sistem pendukung keputusan dengan metode AHP merupakan metode yang tepat untuk mengatsai masalah pemilihan paket internet dengan banyak kriteria yang ditawarkan oleh masing-masing operator. Kriteria tersebut meliputi biaya,kecepatan, paket, kebutuhan dan kuota.

Menurut Marwa (2015:55) mengatakan penggunaan internet saat ini menjadi hal yang wajib dalam dunia pendidika saat ini, khususnya STMIK AKBA yang terkenal dengan jurusan computer dan menjadi perguruan tinggi unggulan di Makassar. Keadaan manajemen kampus saat ini menjadi lambat dan terkadang koneksi terputus tanpa sebab, sehingga akses mahasiswa dan dosen ke sistem informasi akademik ikut bermasalah. Manajemen kampus berinisiatif untuk mengganti langganan internet saat ini dengan ISP (Internet Service Provider) lain yang lebih terjangkau di Makassar. Akan tetapi banyaknya ISP saat ini yang menyediakan layanan yang beragam tidak hanya sebatas kecepatan tetapi banyak kriteria-kriteria lain yang ditawarkan dan perlu untuk dipertimbangkan seperti jenis koneksi, maintenance, kestabilan koneksi, kecepatan, harga dan lain-lain. Sistem pengambilan keputusan dapat menghitung pembobotan untuk pemilihan ISP yang paling sesuai untuk mengatasi masalah yang terjadi pada STMIK AKBA Makassar. Sistem pengambilan keputusan (SPK) sangat membantu dalam hal pengambilan keputusan yang kemudian di analisis dengan metode Weighted Product adalah salah satu metode penyelesaian padamasalah Multi-Atribut Decision Making (MADM).

Berdasarkan jurnal yang sudah disebutkan diatas , menjadikan sumber referensi yang diharapkan dapat mendukung penulisan dan penelitian yang sedang dilakukan.

(15)

2.3. Tinjauan Objek Penelitian A. Smartphone

Menurut Zaki (2008:83) mengemukakan bahwa “Smartphone secara harfiah artinya telepon pintar, yakni telepon seluler yang memiliki kemampuan seperti PC walaupun terbatas”. Selain itu, smartphone juga mendukung email dan organizer. Fitur lainnya adalah kemampuannya untuk ditambah aplikasi-aplikasi baru.

Bagi beberapa orang, telepon pintar merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi. Bagi yang lainnya, telepon cerdas hanyalah merupakan sebuah telepon yang menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik), internet dan kemampuan membaca buku elektronik (e-book) atau terdapat papan ketik (baik sebagaimana jadi maupun dihubung keluar) dan penyambung VGA. Dengan kata lain, telepon cerdas merupakan komputer kecil yang mempunyai kemampuan sebuah telepon.

B. Paket Internet

Paket internet adalah sebuah layanan yang disediakan oleh operator telekomunikasi atau data dimana konsumen diharuskan untuk membayar sejumlah nominal rupiah sebagai biaya pemakaian internet (data). Bagi pengguna telepon seluler, bila tidak menggunakan paket internet, maka setiap kali melakukan koneksi data (internet), biayanya diambil dari pulsa telepon.

(16)

Menurut Ahmadi dan Hermawan (2013:68), Internet adalah komunikasi jaringan komunikasi global yang menghubungkan seluruh komputer di dunia meskipun berbeda sistem operasi dan mesin.

C. Macam-macam provider operator selelur

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab 1, maka ada beberapa jenis provider operator seluler yang akan dijadikan perbandingan dalam penelitian ini. Adapun provider operator seluler yang akan dimaksud dalam alternatif pilihan adalah sebagai berikut:

1. Im3

Im3 adalah sebuah layanan selular pra-bayar yang dengan kemampuan isi ulang yang dimiliki oleh Indosat. Dengan adanya Im3, maka Indosat menjadi operator pertama yang meluncurkan GPRS, MMS, Video Streaming hingga java games di seluruh Indonesia. Im3 merupakan kepanjangan dari Indosat Multi Mobile disingkat menjadi indosat-m3 atau biasa disebut im3. Sebelum dilebur atau demerger bersama PT. Indosat Tbk, im3 merupakan sebuah PT, yaitu PT. Indosat Multi Media Mobile.

2. Simpati

PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) didirikan yang ditandai dengan peluncuran kartuHalo paska bayar. Telkomsel menyatukan negeri dengan menghadirkan layanan telekomunikasi selular ke seluruh propinsi di Indonesia. Pertama di Asia yang memperkenalkan layanan prabayar simPATI.

Pada tahun 1993 PT Telkom mulai merambah teknologi nirkabel GSM, di tahun selanjutnya, pada 1994 PT Satelit Palapa Indonesia operator jaringan

(17)

GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu SIM muncul. PT Telkomsel kemudian didirikan bersama Indosat pada tahun 1995 dan meluncurkan kartu Halo pada tanggal 26 Mei 1995 sebagai layanan paska bayar. Pada tahun 2015 Saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom Indonesia sebesar 65% dan sisanya oleh Singtel sebesar 35%. Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia dengan 139,3 juta pelanggan per 31 Desember 2014 dan pangsa pasar sebesar 51%

per 1 Januari 2007. Jaringan Telkomsel telah mencakup 288 jaringan roaming internasional di 155 negara pada akhir tahun 2007.

Telkomsel telah menjadi operator seluler ketujuh di dunia yang mempunyai lebih dari 100 juta pelanggan dalam satu negara per Mei 2011.

3. Tri

3 (Tri dari bahasa Inggris untuk angka tiga: "Three") adalah nama merek yang digunakan untuk sembilan jaringan telekomunikasi seluler di Eropa, Asia, dan Australia. CK Hutchison Holdings (sebelumnya bernama Hutchison Whampoa) memiliki saham (baik saham mayoritas maupun minoritas) di ke semuanya. Seluruh jaringan bermerek Tri tersebut menyediakan teknologi 3G dan mementingkan layanan "multimedia bergerak" mereka. Jaringan ini hadir di Australia, Austria, Britania Raya, Denmark, Hong Kong, Indonesia, Irlandia, Italia, dan Swedia.

Jaringan Tri dioperasikan PT Hutchison 3 Indonesia yang 65% sahamnya dimiliki Hutchison Whampoa dan sisanya oleh Northstar Pacific.

Meskipun lisensi 3G telah diperolehi pada tahun 2004 saat perusahaan tersebut masih bernama Cyber Access Communication, layanan 3G baru

(18)

mulai diluncurkan pada 29 Maret 2007 dengan wilayah jangkauan terbatas untuk Jakarta. Saat itu Tri berada di bawah bendera Hutchison Whampoa dan Charoen Pokphand Group dan dikenal dengan nama PT Hutchison CP Telecommunications (HCPT).

D. Kelebihan dan kekurangan operator seluler

Berdasarkan keterangan diatas dari setiap paket internet operator seluler pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Adapun kelebihan serta kekurangannya adalah sebagai berikut:

1. Im3

Kelebihannya yaitu pelanggan bisa dengan bebas memilih paket apa yang diinginkan sinkron dengan kemampuan pelanggan. Jaringan 3G dari Indosat yang berada hampir di seluruh Indonesia. Hal ini memudahkan pelanggan buat mengakses jaringan internet dimana saja. Berikutnya ialah adanya bonus-bonus yang disediakan oleh Indosat saat pelanggan registrasi paket internet ini. Bonusnya mulai dari tambahan kuota tengah malam hingga insentif buat layanan WhatsApp bisa menjadi laba tersendiri bagi para pelanggan. Apabila pelanggan ingin melakukan proses unduh atau unggah arsip dalam kuota yang cukup besar, pelanggan bisa melakukan hal tersebut sebelum pukul 06.00. Kelebihan lainnya ialah memiliki sistem peringatan yang dikirimkan ke nomor handphone pelanggan bila kuota atau masa berlaku paket internetnya sudah akan habis.

Kekurangan dari paket internet Im3 paling banyak dikeluhkan pelanggan ialah semakin murah paketnya maka semakin sebentar pula masa aktifnya.

(19)

Hal ini akan merugikan pelanggan bila ternyata kuotanya belum habis namun masa berlakunya sudah habis. Kekurangan lainnya ialah terkadang proses registrasinya yang sedikit sulit apabila jaringannya sedang sibuk, sehingga kadang menyulitkan pelanggan. Disamping itu, Im3 sering sekali mengubah aturan-aturan paket tersebut sehingga kadang membingungkan para pelanggan.

2. Simpati

Kelebihanya yaitu Sinyal yang kuat hingga ke pelosok desa, hal ini sangat membantu apabila kita bepergian keluar kota maka akan tetap dapat mengakses internet dengan lancar. Banyaknya pilihan paket yang ditawarkan sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini akan lebih efisien, karena dapat menghemat pengeluaran.

Kekuranganya adalah melihat perbandingan harga, kuota atau penawaran dari operator lain rasanya simpati masih terlalu mahal dibandingkan yang operator seluler lainnya.

3. Tri

Kelebihannya yaitu sangat murah harga yang diberikan oleh tri ini.

Operator yang satu ini memang sedang promo untuk menarik hati masyarakat dengan harga murah, kelebihan lainnya paket tanpa masa aktif yaitu kuota++, selain itu tri sangat fleksibel karena paket internet tri dapat dibeli harian, mingguan dan bulanan sesuai kebutuhan dan banyak dijumpai di counter dan harganya juga murah.

(20)

Kekurangnya yaitu masih banyak daerah yang kurang signal sehingga banyak yang ragu untuk mengunakannya. Meskipun pada kenyataanya tri terus berusaha menambah jaringan.

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur panalungtikan ieu ngawengku sababaraha kagiatan anu dilaksanakeun salila kagiatan panalungtikan, ti mimiti kagiatan awal tepi ka kagiatana ahir,

Media Plan adalah sebuah rencana rekomendasi dalam penyebaran materi iklan yang akan di tempatkan dalam posisi dan media yang tepat dalam memperkenalkan produk atau jasa yang

Gambar 4.3Rata-rata Jumlah Escherichia coli pada Berbagai Jenis Lalat di Kawasan Pemukiman dan TPST Mulyoagung Malang

Sejak dioperasikannya teras RSG-GAS, sampai saat ini telah dilakukan perubahan-perubahan antara lain penggantian jenis bahan bakar dari bahan bakar oksida (U30S-Al)

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi persediaan berbasis ERP merupakan sistem informasi yang mengintegrasikan banyak informasi

Dari pemaparan singkat diatas, muncul setidaknya dua pertanyaan terkait pembentukan peraturan daerah, diantaranya: (1) Apakah perda diskriminatif diilhami oleh

Untuk debit yang lebih kecil dari debit optimal, seperti dalam simulasi ini adalah 15 cc/detik, air pendingin telah habis menguap pada jarak 1 m dari titik guyur

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan Persalinan di Puskesmas Jetis I Bantul Yogyakarta. Skripsi - Bidan