RANCANG BANGUN DATA LOGGER SOLARIMETER MENGGUNAKAN ARDUINO DENGAN KOMPUTER PC DAN
PLX-DAQ SEBAGAI DATA LOGGER
SKRIPSI
AYU MARGARETHA GULO 150801056
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
RANCANG BANGUN DATA LOGGER SOLARIMETER MENGGUNAKAN ARDUINO DENGAN KOMPUTER PC DAN
PLX-DAQ SEBAGAI DATA LOGGER
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
AYU MARGARETHA GULO 150801056
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
PERNYATAAN ORISINALITAS
RANCANG BANGUN DATA LOGGER SOLARIMETER MENGGUNAKAN ARDUINO DENGAN KOMPUTER PC DAN
PLX-DAQ SEBAGAI DATA LOGGER
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Agustus 2021
Ayu Margaretha Gulo 150801056
RANCANG BANGUN DATA LOGGER SOLARIMETER MENGGUNAKAN ARDUINO DENGAN KOMPUTER PC DAN
PLX-DAQ SEBAGAI DATA LOGGER
ABSTRAK
Sistem pemantauan terhadap keluaran pada sel surya umumnya menggunakan alat ukur berupa voltmeter dan amperemeter dimana data harus dicatat ulang secara manual karena tidak dapat dilihat secara real time. Untuk itu dibuat alat untuk memantau kinerja sel surya yang menggunakan sensor pengukur arus dan tegangan, data acquisition yang digabungkan dengan Microsoft Excel menggunakan aplikasi PLX-DAQ dan Arduino nano serta Real Time Counter sehingga data tersebut dapat tersimpan secara otomatis. Sel surya menerima input yaitu cahaya matahari dan diubah menjadi sinyal analog yang diteruskan pada sensor arus dan tegangan. Sinyal itu diproses secara digital pada arduino, dan hasilnya ditampilkan secara real time pada Microsoft Excel.
Kata kunci : sel surya, data logger, solarimeter, PLX-DAQ
SOLARIMETER DATA LOGGER DESIGN USING ARDUINO WITH PC AND PLX-DAQ COMPUTER AS DATA LOGGER
ABSTRACT
Monitoring systems for the output of solar cells generally use measuring instruments in the form of a voltmeter and ammeter where the data must be re- recorded manually because it cannot be seen in real time. For this reason, a tool is made to monitor the performance of solar cells using current and voltage measuring sensors, data acquisition combined with Microsoft Excel using the PLX-DAQ and Arduino nano applications and Real Time Counter so that the data can be stored automatically. The solar cell receives input, namely sunlight and is converted into an analog signal which is then forwarded to the current and voltage sensor. The signal is digitally processed on the Arduino, and the results are displayed in real time in Microsoft Excel.
Keywords: solar cell, data logger, solarimeter, PLX-DAQ
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat mengikuti perkuliahan dari semester 1 (satu) hingga dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) ini tepat pada waktunya.
Penulisan skripsi ini ditulis dan disusun guna melengkapi tugas wajib dan merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Sains di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan serta tidak luput dari kekurangan-kekurangan baik materi tulisan maupun dari teknik penyajiannya. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan penulis yang serba terbatas dengan daya nalar ilmiah yang masih belum memadai. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis memberanikan diri menerima segala kritik dan saran konstruktif dari pembaca.
Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini bukan hanya karena kemampuan penulis, melainkan juga berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak sehingga penulis megucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Tulus Ikhsan Nasution, M.Sc selaku Ketua Program Studi Fisika FMIPA USU.
2. Drs. Kurnia Brahmana, M.Si selaku Pembimbing, yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Alm. Dr. Kerista Sebayang selaku Pembimbing, yang telah membimbing penulis selama penyusunan proposal.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi FMIPA USU yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.
5. Seluruh Staf atau Pegawai Program Studi FMIPA USU yang memberikan pelayanan administrasi.
6. Teman-teman dan sahabat di Fisika 2015, Lamhot, Ayu Monawit, Ira, Nurafni, Rizal, Fatin, dan semua yang belum bisa disebutkan namanya.
7. Papa dan mama serta adek-adekku sekalian yang senantiasa mensupport di saat hampir putus asa. Teristimewa mama tersayang yang selalu mengerti dan merawat saya saat sakit sehingga tertunda sampai sekarang.. love you full mah
Harapan penulis agar skripsi ini bisa berguna walaupun hanya sebutir pasir di padang gurun.
Medan, Agustus 2021
Ayu Margaretha Gulo
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS………...………...iii
PENGESAHAN SKRIPSI...iv
ABSTRAK...v
ABSTRACT...vi
PENGHARGAAN...vii
DAFTAR ISI...ix
DAFTAR TABEL………...…..xi
DAFTAR GAMBAR...xii
BAB 1 PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...2
1.3 Batasan Masalah...2
1.4 Tujuan Penelitian...2
1.5 Manfaat Penelitian...2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...4
2.1 Jenis Solarimeter/Pyranometer...4
2.1.1 Thermophile Pyranometer…...4
2.1.2 Solar-cell type Pyranometer...5
2.2 Data Acquisition...6
2.3 Prinsip Radiasi Surya...7
2.4 Arduino...8
2.4.1 Jenis-Jenis Arduino...9
2.4.2 Pemrograman Arduino...10
2.4.3 Pengaturan PWM Oleh Arduino...10
2.5 Prinsip Kerja Sel Surya………...……….12
2.5.1 Output dari Sel Surya………...13
2.6 Sensor Cahaya………...15
2.6.1 Light Dependent Resistor (LDR)………...15
2.6.2 Diode Photo……….……….15
2.6.3 Transistor Photo………...16
2.7 PLX-DAQ Sebagai Data Logger……….16
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM...17
3.1 Waktu Dan Tempat...17
3.2Diagram Blok...17
3.2.1 Penjelasan Fungsi Tiap Blok Dari Diagram Blok...17
3.2.2 Karakteristik Panel Surya...19
3.2.3 LCD 16x2………...20
3.2.4 Arduino Nano……….20
3.3 Diagram Alir………...22
3.3.1 Diagram Alir 1………...22
3.3.2 Diagram Alir 2………...23
BAB 4 PENGUJIAN ALAT, PENGAMATAN DAN DATA...………24
4.1 Pengujian Power Supply………...…...24
4.2 Pengujian LCD………...25
4.3 Pengujian Keypads………...26
4.4 Pengujian RTC……….27
4.5 Pengujian Micro SD……….28
4.6 Pengujian Arus dan Sensor Tegangan ………29
4.7 Pengujian PLX-DAQ………..30
4.8 Data Pengamatan Tegangan dan Arus melalui PLX-DAQ...31
4.9 Analisis Grafik Tegangan dan Arus………...32
4.10 Program Lengkap………..33
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN………....……...….... 36
5.1 Kesimpulan………..36
5.2 Saran………36
DAFTAR PUSTAKA...37
Lampiran………...…...38
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Halaman
2.1 Kategori cahaya oleh panjang gelombang 7
2.2 Perbandingan frekuensi PWM dengan waktu per putaran bertukar
10
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hala
man
2.1 Thermopile pyranometers 4
2.2 Langsung, menyebar, dan jumlah insolation untuk suasana standar, dengan massa udara relatif 1,5 7 2.3 Pulse Width Modulation oleh Arduino Uno 9
2.4 Tampilan Sel Surya 11
2.5 Software PLX-DAQ v-2 16
3.1 Diagram Blok 18
3.2 Rangkaian LCD 16x2 21
3.3 Rangkaian Skematik Arduino Nano 21
3.4 Board Eagle 22
3.5 Diagram Alir 23
4.1 Rangkaian Power Supply 24
4.2 Uji Power Supply 24
4.3 Program Pengujian LCD 25
4.4 Program Pengujian Keypads 27
4.5 Program Pengujian RTC 28
4.6 Test Micro SD 1 28
4.7 Test Micro SD 2 30
4.8 Pengujian Sensor Arus dan Sensor Tegangan 30
4.9 Pengujian PLX-DAQ 1 31
4.10 Pengujian PLX-DAQ 2 32
4.11 Data Pengamatan Tegangan (v) –vs- Arus(i) melalui PLX-DAQ 32 4.12 Grafik Tegangan (v) –vs- Arus (i) 33
4.13 Program Lengkap 33
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evolusi industri menyebabkan manusia mengalami krisis energi. Krisis energi juga menjadi salah satu penyebab masalah lingkungan hidup efek global warming, mendorong upaya dalam mencari sumber energi alternatif yang diperbarui seperti energi air dan energi matahari. Energi matahari merupakan energi tanpa polutan, tidak membuat keributan, aman bagi lingkungan, dan tidak mungkin habis. Panel surya adalah alat yang mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik menggunakan efek fotovoltaik. Namun, fluktuasi sinar matahari yang tidak stabil tidak diimbangi dengan pencatatan data dalam jangka panjang.
Pada saat ini, intensitas cahaya matahari masih diukur dengan cara konvensional yaitu menggunakan solarimeter dan dicatat denganm enggunakan chart recorder. Recorder ini memiliki kelemahan yaitu mudah mendeteksi vibrasi selain itu juga tidak dapat menyimpan data dalam waktu yang lama.
Melihat permasalahan diatas, maka diperlukan sebuah data logger sebagai pelengkap chart recorder yang didesain untuk meningkatkan efisiensi pengukuran intensitas radiasi matahari dari panel surya. Data logger merupakan alat untuk mencatat dan menyimpan data dalam jangka waktu yang lama sehingga sampling ratenya dikurangi untuk menghemat memori. Pada dasarnya, sebuah solarimeter mengumpulkan radiasi matahari, dimana itu ditempatkan pada sudut 150o. Ini terdiri dari elemen sensor thermopile yang bertanggung jawab untuk mengubah radiasi yang diterima menjadi perbedaan tegangan yang sebanding dengan jumlah radiasi diterima. Kemudian tegangan ini dikirim ke data logger untuk mendaftarkan jumlah energi yang diterima oleh sensor. Dan daftar pada data logger kemudian dibaca oleh software PLX-DAQ yang kemudian diolah dan dianalisis di dalam PC. Jadi dibuat sebuah rancang bangun alat data logger solarimeter.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah sebagai berikut:
1. Merancang data logger solarimeter dengan software PLX-DAQ pada solarimeter ke PC.
2. Menjabarkakan kesulitan pengolahan data dari data logger untuk mengetahui intensitas radiasi pada sel surya.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Menggunakan solar cell komersial yang ada di laboratorium.
2. Output yang dihasilkan berdasarkan data logger dari implementasi panel surya dibandingkan dengan solarimeter komersial
3. Pengolahan data menggunakan mikrokontroler Arduino dan PC
4. Keluaran ditampilkan pada aplikasi Microsoft Excel menggunakan aplikasi PLX-DAQ pada Arduino.
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Merancang alat data logger solarimeter dengan menggunakan software PLX-DAQ
2. Mendapatkan data yang setara dengan solarimeter komersial
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat yaitu:
1. Dapat dijual sebagai alat untuk mendapatkan data di lapangan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jenis Solarimeter / Pyranometer
Jenis sensor yang berbeda mampu mengukur radiasi matahari yang berbeda. Idealnya, respon spektral harus merata sehingga setiap panjang gelombang dicatat sama. Sebuah bandwidth 300nm – 3000nm umumnya berada di piranometer termal yang paling populer yang menggunakan thermopile (beberapa termokopel dihubungkan secara seri) untuk menghasilkan tegangan output sebanding dengan panas dan karenanya menangkap radiasi matahari (Cartlidge, 2012).
2.1.1 Thermopile Pyranometer
Pyranometer yang terbaik digunakan pada laboratorium, penelitian , standar sekunder (ISO), atau kualitas tinggi (WMO). Instrumen kualitas sedikit lebih rendah digambarkan sebagai kelas (ISO) atau kualitas yang baik (WMO), sedangkan kelas kedua (ISO) adalah kelas terbaik berikutnya.
Uniknya, pyranometer laboratorium pada dasarnya hanya thermopile dipasang pada disk karbon hitam, yang menghasilkan listrik sesuai dengan termokopel, dipasang pada disk karbon hitam, yang menghasilkan listrik sesuai dengan bagaimana panas itu akan (berapa banyak radiasi matahari jatuh di atasnya). Jadi piranometer memiliki beberapa fitur tambahan. Biasanya, ada sebuah kubah yang terbuat dari satu atau dua lapisan menyelubungi thermopile.
Jika sinar matahari menerpa lebih banyak, maka sensor lebih menjadi lebih panas dan semakin besar arus listrik dihasilkannya. (Woodford, 2018).
Gambar 2.1 Thermopile pyranometers
2.1.2 Solar-cell-type pyranometers
Tidak semua piranometer menggunakan thermopile. Bisa juga mendapatkan Solar-cell-type pyranometers yang kurang canggih (dan jauh lebih murah), berdasarkan sensitivitas terhadap cahaya chip semikonduktor.
Piranometer thermopile terbaik dirancang untuk merespon kurang lebih sama untuk sebuah bandwith panjang gelombang cahaya yang masuk (ini kadang- kadang digambarkan sebagai respon panjang gelombang datar). Tapi, piranometer berbasis chip tidak melakukan hal ini. Kelemahan utama mereka adalah bahwa mereka tidak menanggapi secara linear untuk pita lebar radiasi matahari tetapih hanya untuk yang terbatas panjang gelombang; jadi sementara pyranometer berkualitas tinggi mungkin mengukur panjang gelombang dari 280-2800 nanometer, Versi solar-cell mungkin menanggapi panjang gelombang di sebuah bandwith yang jauh lebih sempit dari sekitar 300-1100 nanometer (dengan puncak di wilayah inframerah dari seluruh 800-1100nm) (Woodford, 2018).
2.2 Data Acquisition
Data Acquisition (DAQ) adalah proses membaca sinyal input analog dari sensor sistem dan mengubahnya menjadi sinyal digital yang komputer kemudian bisa proses. Bagian ini menyajikan rekomendasi literatur pada topik. Tegangan input berkisar dari sensor harus ditetapkan (diperkuat atau tidak). akurasi pengolahan diatur oleh resolusi bit, seperti yang diungkapkan dalam Persamaan 2.1
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑉𝑖𝑛.𝑚𝑎𝑥
(2𝑟𝑒𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛−1) (2.1) Misalnya, logger dengan 0 2.5V input dengan resolusi 12-bit akan mencapai akurasi untuk 0.6 mV per membaca individu. Akurasi yang diperlukan adalah relatif terhadap besarnya sinyal input. Ini biasanya harus 10 kali lebih baik daripada akurasi yang diperlukan untuk sinyal.
Multiplexing diperlukan di mana ada lebih dari satu saluran masukan ke DAQ itu. Sebagai contoh, masukan dari radiasi dan suhu sensor akan beralih secara berurutan ke dalam sebuah unit tegangan pengukuran tunggal. Hal ini dicapai dengan baik kontak magnetik relay atau switch. Disarankan bahwa estafet multiplexing digunakan untuk pengukuran radiasi karena sumbangan kecil mereka terhadap suara (1 - 2μV). Semikonduktor multiplexing cocok di mana jumlah saluran masukan jauh lebih besar dan begitu rate switching yang lebih tinggi diperlukan, tetapi pada biaya suara tambahan.
Frekuensi pengukuran data logger digambarkan oleh dua parameter waktu. Perekam Interval adalah lamanya waktu bahwa nilai rata-rata yang tercatat 5 5
diambil alih. bacaan seketika rentan terhadap ketidakakuratan jauh lebih besar dan waktu rata-rata yang diambil untuk kelancaran mereka keluar. Salah satu rekomendasi adalah untuk mengatur interval perekaman pada 1 menit; interval waktu yang lebih lama kemudian dihitung dengan kemampuan kontrol kualitas yang lebih. Ukuran media penyimpanan dan transmisi / pengolahan tarif akan menempatkan kendala pada ini. Kedua parameter waktu adalah 'sampling interval', yang didefinisikan sebagai periode antara pengukuran berturut-turut pada setiap masukan tunggal. Hal ini idealnya kurang dari 0,5 dari waktu respon pyranometer tetapi karena perubahan radiasi tidak terlalu cepat, 2 s adalah tepat.
Jika terhubung ke catu daya arus bolak-balik (AC), sampel durasi merupakan faktor penting. Jika pengambilan sampel diatur pada frekuensi yang sama misalnya 50Hz maka perangkat akan sensitif terhadap listrik frekuensi suara. Ini bukan faktor ketika menggunakan arus (DC) sebagai sumber langsung.
Sebuah sistem yang ideal adalah pasti terganggu oleh logistik, akurasi, kenyamanan dan biaya. Dengan pemikiran ini akan layak dipertimbangkan server pusat terpisah untuk data logging, dengan perangkat lapangan hanya transmisi data dikalibrasi mentah. Studi kelayakan penuh akan dilakukan kemudian dalam proyek. (Cartlidge, 2012).
2.3 Prinsip Radiasi Surya
Matahari adalah jauh bintang terdekat kita dan karena itu bertanggung jawab untuk bagian signifikan dari radiasi matahari yang mencapai atmosfer bumi.
Listrik yang dihasilkan oleh matahari adalah sekitar 3.9 x 10 26 dan intensitasnya ditransmisikan mengikuti hukum kuadrat terbalik. Surya konstan didefinisikan sebagai kekuatan kepadatan rata-rata radiasi matahari jatuh pada permukaan bola di jarak r dari matahari, yang dijelaskan oleh Persamaan 2.2
𝑆0 = 𝐸
4𝜋𝑟2 (2.2) Dimana:
S0= solar constant (Wm-2) E= total daya matahari (W)
r = jarak dari matahari (m) (=150,000,000,000 m ke tepi atmosfer bumi)
Di tepi atmosfer bumi matahari konstan diambil sebagai 1370 Wm-2. Lebih tepatnya, itu adalah di kisaran 1324 <S 0 < 1417 ketika variasi 'r' dicatat karena eksentrisitas orbit bumi. Telah dihitung bahwa sekitar 70% mencapai permukaan
bumi, memberikan radiasi global sekitar 1000Wm-2 pada hari yang cerah.
Pemecahan sumber radiasi ditunjukkan pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Langsung, menyebar, dan jumlah insolasi untuk suasana standar, dengan massa udara relatif 1,5
Hal ini terlihat bahwa kepadatan energi bervariasi di seluruh spektrum - 99% dari insiden radiasi surya global di permukaan bumi adalah di kisaran 300 < λ <
3000nm (ISO, 1990). Spektrum cahaya dibagi seperti pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Kategori cahaya oleh panjang gelombang
Kategori Panjang gelombang perkiraan (nm)
UV-C 100-280
UV-B 280-315
UV-A 315-400
Terlihat 400-750
Inframerah 750+
Karena kita tahu nilai konstan surya di bagian atas dan memiliki pengetahuan tentang sifat-sifat berbagai konstitusi atmosfer (misalnya aerosol, ozon, CO 2, H 2 0), kita secara tidak langsung dapat menyimpulkan apa yang terjadi di langit dengan menempatkan pyranometer di bagian bawah atmosfer. (Cartlidge, 2012).
2.4 Arduino
Papan Arduino tidak semahal platform mikrokontroler lainnya. Bagi banyak orang, ini merupakan faktor penting. Perangkat lunak Arduino berjalan pada sistem operasi Windows, Mac, dan Linux. Ini berbeda dengan kebanyakan sistem mikrokontroler lainnya, yang terbatas hanya pada Windows.
Kesederhanaan & Fleksibilitas lingkungan pemrograman Arduino cukup sederhana bagi pemula untuk memahami dengan cepat, namun memberikan fleksibilitas yang memungkinkan proyek yang lebih kompleks untuk ditangani.
Sebagai alat pendidikan, ini didasarkan pada lingkungan pemrograman Pemrosesan open source yang umum, sehingga banyak orang sudah terbiasa dengannya.
Perangkat lunak Arduino adalah sumber terbuka dan tersedia secara bebas untuk diunduh dari sejumlah situs web. Bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk menulis program mereka sendiri atau mereka yang tidak dapat diganggu, tersedia banyak pilihan.
Arduino didasarkan pada mikrokontroler ATMEGA8 dan ATMEGA168, yang rencananya tersedia secara bebas di bawah lisensi Creative Commons. Dengan demikian pengguna dapat membuat versi modul mereka sendiri untuk memperbaikinya atau untuk meningkatkan kemampuannya.
2.4.1 Jenis-jenis Arduino
Seperti mikrokontroller yang banyak jenisnya, Arduino lahir dan berkembang, kemudian muncul dengan berbagai jenis. Diantaranya adalah:
a. Arduino Uno,
Papan Arduino yang paling populer adalah Uno. Ini menawarkan berbagai fitur yang menjadikannya papan serbaguna yang bagus.
Ini menggabungkan chip ATmega328 sebagai pengontrol dan dapat ditenagai langsung dari USB, baterai atau adaptor AC ke DC. Papan beroperasi pada tegangan 5 volt. Papan ini juga menawarkan 14 pin input/output digital, enam di antaranya dapat digunakan sebagai output modulasi lebar pulsa (PWM). Selain itu, ia memiliki enam input analog, ditambah pin RX/TX (data serial).
Penyediaan memori adalah 32KB memori flash, 2KB memori akses acak statis (SRAM), dan 1KB Memori Hanya Baca Programmable yang Dapat Dihapus Secara Elektrik (EEPROM). Arduino Uno adalah referensi yang membandingkan semua papan Arduino lainnya.
Variasi dari Uno meliputi:
Leonardo – ini tersedia dengan dan tanpa header, dan menawarkan port micro USB.
Ethernet – ini dilengkapi dengan soket Ethernet RJ45 daripada port USB.
Ini juga menawarkan pembaca kartu microSD.
Kelebihan Arduino Uno antara lain:
Arduino Uno adalah papan yang ideal untuk pemula karena menawarkan banyak pilihan dan fitur dengan harga murah.
Kelemahan termasuk:
Jumlah pin input/output terbatas
Sejumlah kecil memori yang disediakan dapat membatasi mikrokontroler 8-bit
b. Arduino Mega 2560,
Papan ini adalah kakak Uno dan hampir sama, selain lebih besar.
Peningkatan luas permukaan memungkinkannya untuk menawarkan 70 pin I/O (Uno memiliki hanya 14). Dari jumlah tersebut, 16 adalah input analog dengan 54 lainnya menjadi digital. 15 dari pin digital dapat menangani modulasi lebar pulsa (PWM). Juga termasuk empat port serial RX/TX.
Berkenaan dengan pengontrol, ini adalah chip ATmega2560, yang beroperasi pada 5 volt. Mega menyediakan memori empat kali lebih banyak daripada Uno. Secara khusus, 256KB memori flash, 8KB SRAM dan 4KB EEPROM. Mega dirancang untuk pengguna yang lebih mahir.
Variasi Mega meliputi:
mikrokontroler inti ARM 32-bit. Menjadi jauh lebih cepat daripada Uno, ia dirancang untuk digunakan dengan aplikasi yang lebih menuntut.
Untuk tujuan ini, ia juga dilengkapi dengan lebih banyak memori – 512KB flash dan 96KB SRAM. Tidak seperti papan Arduino lainnya, Due berjalan pada 3,3 volt.
ADK- papan ini dimaksudkan untuk digunakan dengan ponsel Android.
Jika Anda sedang membangun sebuah proyek untuk digunakan dengan ponsel Android, Arduino ADK adalah papan untuk digunakan.
Kelebihan dari Arduino Mega 2560 meliputi:
Banyak pin input dan output Jumlah memori yang baik
Banyak sumber daya yang tersedia, mis. tutorial, contoh kode, dll.
Menyediakan ruang lingkup untuk proyek yang lebih besar daripada Uno
Kelemahan termasuk:
Lebih mahal daripada Uno (biasanya dua kali harga) Sumber daya tidak sebanyak untuk Uno
C. Arduino Pro
Seperti yang dapat disimpulkan dari namanya, Arduino Pro dirancang untuk penggunaan profesional. Papan ini didasarkan pada mikrokontroler ATmega168 atau ATmega328.
Pro hadir dalam versi 3,3 volt dan 5 volt. Ini memiliki 14 pin input/output digital (enam di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), dan enam input analog.
Ini juga memiliki lubang untuk memasang colokan listrik, header ICSP, dan header pin. Header 6-pin dapat dihubungkan ke kabel FTDI untuk menyediakan daya USB dan komunikasi ke board.
Arduino Pro dirancang untuk digunakan dalam instalasi semi permanen. Papan tidak menyediakan tajuk yang sudah dipasang
sebelumnya sehingga memungkinkan pengguna untuk menggunakan jenis konektor apa pun yang diperlukan oleh proyek yang ada. Dari semua papan Arduino, Pro menawarkan opsi dan fleksibilitas terbanyak.
Kelebihan dari Arduino Pro meliputi:
Sangat cocok untuk digunakan dalam proyek yang disematkan Memberikan fleksibilitas yang baik saat merancang proyek
Sambungan yang disolder menghasilkan tingkat keandalan yang lebih tinggi
Kelemahan termasuk:
Lebih mahal dari Uno
Sambungan / sambungan perlu disolder
(Yarnold, Stuart. 2015)
2.4.2 Pemrograman Arduino
Arduino dapat diprogram dengan (Arduino Software (IDE)) dengan memilih board sesuai dengan jenis yang dipakai dari menu Tools lalu Board.
2.4.3 Pengaturan PWM oleh Arduino
PWM (Pulse Width Modulation) adalah sebuah teknik untuk mendapatkan nilai analog dengan menggunakan cara digital.Modulasi lebar pulsa (PWM) umumnya digunakan untuk mengatur daya beban listrik atau elektronik. Anda mengontrol nilai rata-rata tegangan dan arus yang diumpankan ke beban listrik atau elektronik dengan memutar tegangan keluaran
Pasokan terpasang ke beban hidup dan mati pada tingkat switching yang cepat. Semakin lama suplai tegangan keluaran diterapkan ke beban, semakin tinggi daya yang disuplai ke beban tersebut. Frekuensi switching PWM harus tinggi agar manajemen daya beban listrik atau elektronik dapat diterapkan.
Kemampuan mengelola daya beban secara efektif memungkinkan efisiensi operasi rangkaian mencapai hingga 80 atau 90 persen. Panas yang dihasilkan oleh beban listrik atau elektronik sangat rendah, sehingga memberikan umur panjang pada rangkaian. Dengan efisiensi jenis ini, lampu pijar dan motor listrik, yang terkenal menghasilkan panas selama operasi normal, dapat berfungsi pada suhu yang jauh lebih rendah. sinyal PWM khas untuk motor listrik AC. Parameter listrik utama lainnya untuk PWM adalah siklus kerja. Siklus tugas menggambarkan proporsi waktu “on” dengan interval reguler, atau periode, waktu. Siklus tugas rendah sesuai dengan daya rendah, karena daya mati hampir sepanjang waktu. Siklus tugas dinyatakan dalam persen, dengan 100 persen aktif sepenuhnya. Siklus kerja dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut:
Duty Cycle = [ Ton / (Ton + Toff )] × 100
di mana Ton adalah waktu aktif dari bentuk gelombang berdenyut dan Toff adalah waktu mati dari sinyal listrik.
Untuk lebih jelas dapat ditunjukkan melalui gambar berikut:
Gambar 2.3. Pulse Width Modulation oleh Arduino Uno
Sintaks yaitu analogWrite(), range mulai dari 0-255. Missal jika ingin sinyal selalu HIGH (duty cycle 100%) maka analogWrite(255). Jika analogWrite(127) maka duty cycle 50%. Contohnya, saat duty cycle 25%, artinya adalah 25% sinyal HIGH, dan 75% sinyal LOW. Demikian juga sebaliknya (Wilcher, Donald. 2012).
Tabel 2.2 Perbandingan frekuensi PWM dengan waktu per putaran bertukar Frekuensi PWM dalam
HZ
Waktu per Switching
Cycle Pin PWM Arduino
30 Hz 32 milisekon 3, 9, 10, 11
61 Hz 16 milisekon 5 & 6
122 Hz 8 milisekon 3, 9, 10, 11
244 Hz 4 milisekon 3, 5, 6, 11
488 Hz 2 milisekon 3, 9, 10, 11
976 Hz (1 kHz) 1 milisekon 3, 5, 6, 11
3.906 Hz (4 kHz) 256 mikrosekon 3, 9, 10, 11
7.812 Hz (8 kHz) 128 mikrosekon 5 & 6
31.250 Hz (32 kHz) 32 mikrosekon 3, 9, 10, 11
62.500 (62 kHz) 16 mikrosekon 5 & 6
2.5 Prinsip Kerja Sel Surya
Bentuk silikon biasa menjadi struktur kristal biasa. Anda dapat melihat cara atom silikon menyejajarkan diri menjadi array reguler. Untuk membuat silikon semikonduktor, maka digunakan sedikit bahan kimia lain, dalam hal ini boron, dan tambahkan ke silikon. Di mana ada atom boron, ada juga elektron yang hilang. Ini menciptakan "lubang" di kulit terluar atom boron dan itu mempenagruhi atom silikon tetangganya . Jika ditambahkan sedikit fosfor ke silikon, maka didapatkan efek sebaliknya, cadangan elektron Akibatnya, itu semacam tetap hidup tidak nyaman menunggu sesuatu terjadi. Maka , dapat menggunakan dua jenis silikon yang didoping ini untuk membuat perangkat semikonduktor, dalam hal ini sel fotovoltaik.
Sel surya fotovoltaik berbentuk seperti sandwich. Ini terbuat dari lapisan berbagai jenis P-tipe silikon dan mulai dari pangkalan, akan memiliki kontak besar.
Kemudian di atas ini ditambahkan memiliki lapisan silikon tipe-p, persimpangan yang disebut ruang muatan ruang di mana keajaiban terjadi, dan sepotong tipe-n silikon di atas. n- Di atas semua ini dilapisi elektroda kotak, yang melakukan pekerjaan membuat kontak lainnya. Sekarang, foton dari matahari menghantam sel surya, dan dengan melakukan itu cadangan elektron bermuatan negatif, untuk tipe mengetuk melintasi batas antara p- dan n-silikon, yang menyebabkan aliran elektron di sekitar lintasan sirkuit.
.
2.4 Tampilan Sel Surya
2.5.1 Output dari Sel Surya
Ukur efisiensi sel surya saat mereka mengubah sinar matahari menjadi listrik. Dengan beberapa alat sederhana di hari yang cerah (atau bekerja di dalam ruangan di bawah sumber cahaya), maka dapat mengukur seberapa efisien sel surya dalam mengubah sinar matahari menjadi listrik.
Sel surya silikon tipikal menghasilkan antara 0,5 dan 0,6 volt. Arus keluaran bervariasi tergantung pada ukuran sel. Secara umum, sel silikon yang tersedia secara komersial menghasilkan arus antara 28 dan 35 miliampere per sentimeter persegi. Ketika sel digabungkan, arus dan tegangan dapat dinaikkan.
Untuk mengukur ampere atau voltase panel surya, maka perlu mengatur fungsinya ke ampere DC atau Voltase DC. Untuk menguji output tegangan panel surya 18V secara langsung, letakkan panel surya di bawah sinar matahari langsung, atur multi-meter ke pengaturan "volt" DC.
Solar panel juga biasa disebut 'sel fotovoltaik' setelah fenomena ini, dan juga untuk membedakannya dari perangkat panas matahari. Efek fotovoltaik adalah proses yang terjadi pada beberapa bahan semikonduktor, seperti silikon.
Pada tingkat paling dasar, semikonduktor menyerap foton, menarik elektron yang kemudian dapat diekstraksi menjadi rangkaian listrik dengan medan listrik yang terpasang dan diterapkan.
Karena meningkatnya keinginan akan sumber energi yang lebih terbarukan dalam beberapa tahun terakhir, tenaga surya semakin populer. Pada tahun 2012, total penggunaan energi global sekitar 559 EJ (exajoules, x1018). Sementara itu, total energi matahari tahunan yang jatuh di daratan bumi diperkirakan 1.575 - 49.837 EJ. Oleh karena itu, ada potensi yang jauh lebih besar dari tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan energi kita daripada sumber terbarukan lainnya.
Kinerja panel surya fotovoltaik dapat ditentukan dengan mengukur hubungan antara tegangan panel, arus, dan keluaran daya dalam kondisi meteorologi yang berbeda, seperti radiasi matahari total.
Kinerja panel surya fotovoltaik dapat ditentukan dengan mengukur hubungan antara tegangan panel, arus, dan keluaran daya dalam kondisi meteorologi yang berbeda, seperti radiasi matahari total. (Harper, 2007)
2.6 Sensor Cahaya
Di pasar lokal, ada tiga pilihan dari foto perangkat sensitif: dioda foto, cahaya mendeteksi resistor (LDR) dan transistor foto. seleksi akan diambil berdasarkan fitur teknis dari tiga perangkat tersebut. Sel surya terbuat dari silika akan tidak dianggap karena mereka biaya tinggi dan suhu pembatasan yang mempengaruhi kinerja sel surya. Sebagai akibatnya, faktor suhu mereka perlu disesuaikan meningkatkan kompleksitas desain dan menggunakan detektor suhu dan data.
2.6.1. Light Dependent Resistor (LDR)
Perangkat ini terbuat dari kadmium sulfida atau kadmium sel selenium yang bervariasi ketahanan sesuai dengan cahaya insiden di permukaannya.
Semakin adalah insiden cahaya pada permukaan LDR ini, kurang perlawanan antara terminal. Umumnya, resistensi LDR bervariasi 50-12.600 [Ω] (sinar matahari) ke beberapa MQ (gelap). LDR menyajikan respons yang lambat dan puncak spektral mereka dekat dengan 550 nm (spektrum terlihat). Untuk alasan ini, mereka banyak digunakan di fotometri dan tidak cocok untuk radiometri.
2.6.2. Diode Photo
Titik PN semikonduktor peka terhadap berbagai panjang gelombang (dari UV untuk IR). Dioda foto bekerja seperti dioda umum; perbedaannya adalah bahwa mereka terbalik bias, melakukan saat ketika mereka menyerap dengan cahaya. Dengan cara ini, dioda foto dapat menghasilkan proporsional saat ini untuk jumlah radiasi matahari, yang dapat digunakan untuk mengukur radiasi matahari. Menurut data teknis dari SFH 229 foto dioda 3, tanggapannya terhadap frekuensi menunjukkan 20% sensitivitas spektral relatif pada 400 nm dan 1100 nm dengan puncak 100% di 850 nm sekitar. Dengan cara ini, dioda foto terutama dirancang untuk bekerja dekat IR (700 nm - 900 nm). Selain itu, respon (foto saat ini) untuk radiasi rendah. Ini berarti penggunaan tahap penguat yang bisa mengurangi kesalahan pengukuran.
2.6.3. Transistor Photo
Transistor foto mirip dengan transistor normal. Perbedaannya adalah mereka sensitif terhadap cahaya. Dengan kata lain, eksitasi cahaya dalam basis
akan menghasilkan arus antara kolektor dan emitor, yang sebanding dengan radiasi insiden. Berbeda dengan dioda foto, foto transistor termasuk (karena karakteristik intrinsik mereka) tahap amplifier. Untuk alasan ini, mereka hadir lebih sensitivitas dan respon yang lebih tinggi untuk radiasi dari dioda foto.
Sebagai contoh, data teknis dari transistor PT202C 4 menunjukkan 20%
sensitivitas spektral relatif pada 350 nm dan 1250 nm dengan puncak sekitar 100% pada 850 nm. Namun, perbedaannya adalah bahwa hal itu menyajikan 60%
dari sensitivitas pada 450 nm dan 1180 nm, sementara dioda foto menyajikan sensitivitas ini pada 600 dan 1000 nm sekitar. Mengingat tiga pilihan dianalisis sebelumnya, yang paling cocok untuk proyek ini adalah transistor PT202C foto karena menyajikan tingkat tinggi sensitivitas spektral relatif dan saat foto dalam berbagai panjang gelombang berbeda dengan SFH 229 foto dioda dan LDR.
(Hidalgo, Fernando. 2012) 2.7 PLX-DAQ Sebagai Data Logger
PLX-DAQ merupakan software yang berfungsi untuk mencatat data yang dikirim Arduino Uno ke Komputer yaitu dengan Microsoft Excel. Arti menghubungkan dalam hal ini yaitu memasukkan data yang ada pada Arduino Uno menuju ke Microsoft Excel.
Gambar 2.5 Software PLX-DAQ v-2
Terlebih dahulu cocokkan port pada Arduino dan PLX-DAQ agar sama, baud rate ini harus sama antara Arduino Uno dengan PLX-DAQ. Misal pada Arduino Uno baud rate pada PLX-DAQ diisikan dengan nilai 9600.
Pada Microsoft Excel, kita bisa mengisi tabel sesuai dengan keinginan kita, misal pada tabel terdapat tanggal pada kolom pertama, waktu pada kolom kedua, nama pada kolom ketiga, dan nim pada kolom keempat maka cara mengisi pada program yaitu dengan menggunakan tanda koma (,) untuk memisahkan antar kolom tersebut. Lalu label digunakan untuk menentukan header pada kolom. Jadi
penulisan programnya menjadi seperti ini Serial.printIn tampilannya: Gambar 8.
Tampilan Microsoft Excel Setelah itu masuk pada print serial data sesuai dengan kolom-kolom tabel yang sudah direncanakan. Tanda koma (,) untuk pindah ke kolom selanjutnya pada baris yang sama, lalu yang terakhir Serial.println digunakan sebagai penanda bahwa kolom itu merupakan kolom terakhir pada baris itu dan lanjut ke baris selanjutnya. Jadi programnya menjadi seperti ini:
Serial.print("DATA,DATE," + Name);
Serial.print(",");
Serial.print(Number);
Serial.print(",");
Serial.print("");
Serial.print(",");
Serial.println("TIME");
(Fachri, MZ. 2015
BAB 3
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Waktu dan Tempat
Pembuatan Rancang Bangun Data Logger Solarimeter dilakukan pada bulan Mei 2019 sampai Juli 2019 di Laboratorium Teknologi Digital Universitas Sumatera Utara.
3.2 Diagram Blok
Gambar 3.1 Diagram Blok
3.2.1 Penjelasan Fungsi Tiap Blok Dari Diagram Blok
1. Blok Panel Surya : Akseptor cahaya matahari yang diubah
menjadi daya DC
2. Blok Sensor Cahaya : Sebagai sensor untuk mengubah sinar matahari menjadi arus listrik DC.
3. Blok Solarimeter : Sebagai sensor untuk mengukur radiasi matahari secara total pada panel surya.
4. Blok Microcontroller Arduino : Sebagai pengolah data yang diperoleh dari sensor
Panel Surya
Sensor Cahaya
Kalibrator (Pembanding)
Microcon troller Arduino
(PLX- DAQ)
Data Logger
Data Logged
(PC) Pyranometer
Callibrator
5. Blok Personal Computer : Sebagai pengolah data input dari sensor dan menghasilkan output
6. Blok Data Logger : Sebagai perekam dan peyimpan data yang diukur oleh solarimeter
7. PLX-DAQ : Sebagai sotware untuk menunjukkan daftar output.
3.2.2 Karakteristik Panel Surya
(irradiance : 1000 W/m2, temperature : 25 oC, AM = 1,5)
Rated Maximum Power (Pmax)
: 20 Wp
Tolerance : 0-3 %
Voltage at peaks (Vmp) : 18 V Current at peaks (Imp) : 1,11 A Open Circuit Voltage (Voc) : 22,1 V Short-Circuit Current (Isc) : 1,21 A Karakteristik mekanis
Dimension : 350 x 490 x 25 mm
Weight : 1,7 kg
Frame : Anodized Aluminium Alloy
Kinds of solar cell : Polikristalin Count of solar cell : 36 buah
Type Glass : 3,2 mm tempered glass
Junction Box : 1P65 (2 bypass diode)
3.2.3 LCD 16x2
Berikut adalah rangkaian LCD 16x2 pada penelitian ini:
Gambar 3.2 Rangkaian LCD 16x2
3.2.4 Arduino Nano
Arduino Nano terhubung dengan PLX-DAQ dan Microsft Excel, menghasilkan PWM dengan frekuensi tinggi dan membaca input analog, size yang lebih mini dan murah. Arduino Nano sebagai, pengolah data arus dan tegangan dan penampil data pada LCD.
Berikut adalah rangkaian keseluruhan pada penelitian ini:
Gambar 3.3 Rangkaian Skematik Arduino Nano
Ini adalah skema papan pada arduino
Gambar 3.4 Board Eagle
3.3 Diagram Alir (FlowChart) 3.3.1 Diagram Alir 1
Gambar 3.5 Diagram Alir 1
3.3.2 Diagram Alir 2
Gambar 3.6 Diagram Alir 2
BAB 4
PENGUJIAN ALAT, PENGAMATAN DAN DATA
4.1 Pengujian Power Supply
4.1 Rangkaian Power Supply
Rangkaian Power Supply Gambar 4.1 menunjukkan rangkaian yang terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan output tegangannya 0-14 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensuplai tegangan ke seluruh
rangkaian. Rangkaian tersebut bermula dari tegangan AC dari PLN AC masuk ke transfomator. Kemudian Transformator menurunkan tegangan AC. Kemudian tegangan AC disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda menjadi tegangan DC, selanjutnya tegangan DC akan diratakan oleh kapasitor . Voltage regulator yaitu IC 7805T digunakan agar output yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya.
Gambar 4.2 Uji Power Supply
4.2 Pengujian LCD
Gambar 4.3 Program Pengujian LCD
4.3 Pengujian Keypads
Gambar 4.4 Program Pengujian Keypads
4.4 Pengujian RTC
Gambar 4.5 Program Pengujian RTC
4.5 Pengujian Micro SD
Gambar 4.6 Test Micro SD 1
Gambar 4.7 Test Micro SD 2
4.6 Pengujian Sensor Arus dan Tegangan
Gambar 4.8 Pengujian Sensor Arus dan Tegangan
4.7 Pengujian PLX-DAQ
Gambar 4.9 Pengujian PLX-DAQ 1
Gambar 4.10 Pengujian PLX-DAQ 2
4.8 Data Pengamatan Tegangan dan Arus melalui PLX-DAQ
Gambar 4.11 Data Pengamatan dan Tegangan (v)-vs-Arus (i) melalui PLX-DAQ
4.9 Analisis Grafik Tegangan dan Arus
Gambar 4.12 Grafik Tegangan (v) – vs –Arus (i)
Beban pada solar cell diatur semakin kecil dengan menggeser rheostat, sehingga arus semakin besar juga tegangan panel turun karena beban yang semakin besar.
Maksimum Power Point diperoleh pada tegangan 8,21 volt
Gambar 4.19 Pengukuran dengan Rheostat
4.10 Program Lengkap
// Date and time functions using a DS1307 RTC connected via I2C and Wire lib
#include <LiquidCrystal.h>
#include <Wire.h>
#include <SPI.h>
#include <SD.h>
#include "RTClib.h"
const int rs = 8, en = 9, d4 = 4, d5 = 5, d6 = 6, d7 = 7;
LiquidCrystal lcd(rs, en, d4, d5, d6, d7);
const int chipSelect = 10;
char buffer[17];
int V_in, I_in;
RTC_DS1307 rtc;
void setup () { Serial.begin(9600);
lcd.begin(16, 2);
#ifdef AVR Wire.begin();
#else
Wire1.begin(); // Shield I2C pins connect to alt I2C bus on Arduino Due
#endif rtc.begin();
if (! rtc.isrunning()) { lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("RTC failed");
rtc.adjust(DateTime(__DATE__, __TIME__));
}
if (!SD.begin(chipSelect)) { lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Card failed");
return;
}
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Mega Data Logger");
delay(2000);
lcd.clear();
}
void loop () {
DateTime now = rtc.now();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(now.day(), DEC);
lcd.setCursor(2,0);
lcd.print('/');
lcd.print(now.month(), DEC);
lcd.setCursor(5,0);
lcd.print('/');
lcd.print(now.year()-2000, DEC);
lcd.setCursor(11,0);
lcd.print(now.hour(), DEC);
lcd.print(':');
lcd.setCursor(14,0);
lcd.print(now.minute(), DEC);
V_in = analogRead(0);
I_in = analogRead(1);
sprintf(buffer,"%2d.%1d,%4d",V_in/10,V_in%10,I_in);
File dataFile = SD.open("dsse_log.txt", FILE_WRITE);
if (dataFile) {
dataFile.print(now.day(),DEC);
dataFile.print("-");
dataFile.print(now.month(),DEC);
dataFile.print("-");
dataFile.print(now.year()-2000,DEC);
dataFile.print(",");
lcd.print(now.hour(), DEC);
lcd.print(':');
lcd.print(now.minute(), DEC);
lcd.print(':');
lcd.print(now.second(), DEC);
dataFile.println(buffer);
dataFile.close();
lcd.setCursor(0, 1);
sprintf(buffer,"V:%2d.%1d I:%4d mA",V_in/10,V_in%10,I_in);
lcd.print(buffer);
}
delay(3000);
}
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Rancang Bangun Data Logger Solarimeter Mnggunakan Arduino dengan Komputer PC dan PLX-DAQ Sebagai Data Logger dengan jenis Arduino nano. PLX-DAQ sebagai software untuk memasukkan data dari Arduino ke Microsoft Excel. Maksimum Power Point diperoleh pada tegangan 8,21 volt dan arus PV 0.65 A untuk panel surya yang digunakan yaitu 20 WP.
2. Data yang diperoleh kurang baik karena rheostat yang digunakan adalah jenis manual.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu
1. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya pengukuran dilakukan dengan cara menggeser rheostat secara otomatis, bukan dengan cara manual seperti yang dikerjakan pada penelitian ini, sehingga nilai R pada rheostat dapat bertambah atau berkurang dengan kenaikan nilai yang teratur.
2. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya belajar untuk ekspansi serta efisiensi alat yang lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Cartlidge, Tom. 2012. Development of a Cheap Deployable Pyranometer: Interim Report. Edinburgh: University of Edinburgh
Fachri, MZ dkk. 2015. Pemantauan Parameter Panel Surya Berbasis Arduino secara Real Time. Rekayasa Elektrika. XI(4). 123-128
Harper, Gavin. 2007. Solar Energy Projects for the Evil Genius. New York:
McGraw Hill
Hidalgo, Fernando. 2012. Design of a Low-Cost Sensor for Solar Irradiance.
Chile :
Antofagasta Energetic Development Center
Wilcher, Donald. 2012. Learn Electronics with Arduino. New York: Springer Science + Business. 27-29
Woodford, Chris. 2018. Pyranometers. New York: Department of Energy/National
Renewable Energy Laboratory (US DOE/NREL).
Yarnold, Stuart. 2015. Arduino in Easy Steps. Hamilton: In Easy Steps Limited.
14-18
Lampiran 1
Tampak Belakang Rangkaian pada PCB Tampak Depan Rangkaian pada PCB
Komponen Lengkap pada PCB Pengujian Display LCD
Pengujian Keypads Pengujian RTC
Pengujian Sensor Arus dan Tegangan 1
Pengambilan Data Logger Solarimeter dengan PLX-DAQ 1
Pengujian Sensor Arus dan Tegangan 2
Pengambilan Data Logger
Solarimeter dengan PLX-DAQ 2