• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 3 PENINGKATAN KEAMAT{AN, KETERTIBAN, DAN PENANGGULANGAN KRIMINALITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 3 PENINGKATAN KEAMAT{AN, KETERTIBAN, DAN PENANGGULANGAN KRIMINALITAS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 3

PENINGKATAN KEAMAT{AN, KETERTIBAN,

DAN PENANGGULANGAN KRIMINALITAS

(2)

PRESIDEN R E P U B L I K I N D O N E S I A

BAB 3

PENINGKATAN KEAMA NAN, KETERTIBAN, DAN PENANGGULANGAN KRIMINALITAS

A. KONDISI UMUM

Sampai dengan awal tahun 2008, upaya peningkatan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas menujukkan peningkatan yang semakin membaik. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya kemampuan aparat keamanan dalam menindak, mencegah dan menanggulangi gangguan keamanan, ketertiban, dan kriminalitas. Sepanjang tahun 2007 jarang ditemukan gangguan keamanan dan ketertiban yang sifatnya luar biasa.

Bahkan dalam pelbagai kesempatan, ap arat keamanan mampu melakukan tindakan- tindakan preventif terhadap kegiatan illegal seperti pencurian kekayaan negara, penyelundupan manusia, penangkapan gembong narkoba, penangkapan beberapa figur publik yang terlibat penyalahgunaan narkoba, perdagangan illegal narkoba, pembongkaran laboratorium maupun pabrik pembuat narkoba. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa upaya menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat masih menghadapi kendala terutama dari aspek politik, hukum, sosial dan ekonomi. Di samping itu, masih adanya penyimpangan profesi aparat keamanan, sikap kritis masyarakat yang kurang dilandasi oleh pemahaman dan kepatuhan terhadap hukum, serta perilaku primordial masyarakat yang belum sepenuhnya dapat menerima perbedaan baik etnis maupun keyakinan seringkali berujung pada tindakan anarkis.

Meskipun aktivitas pembangunan semakin mendukung peningkatan kinerja perekonomian, namun hal tersebut relatif belum mampu mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat. Pelbagai kebijakan pemerintah pro pasar yang tidak diikuti oleh kesiapan masyarakat untuk menerima kebijakan tersebut dapat menjadi sumber potensi konflik. Sebagai contoh, kebijakan konversi BBM yang diikuti pengurangan subsidi minyak tanah melalui pengetatan distribusi dan peningkatan harga telah berdampak pada menurunnya tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Kondisi ini secara langsung maupun tidak fangsung semakin memperbesar vicious circle antara simpul-simpul kriminalitas dengan simpul-simpul kesejahteraan. Salah satu indikator dari kondisi ini adalah adanya peningkatan tindak kriminalitas di ibukota Jakarta sebesar 2,7lyo pada tahun 2007.

Secara nasional penyalahgunaan narkoba merupakan tindak kejahatan paling menonjol dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut dapat terjadi karena narkoba sangat memungkinkan dijadikan salah satu jawaban untuk mengatasi kesulitan hidup bagi sebagian masyarakat dengan menjadi bandar, pengedar, sekaligus pengguna.

Kecenderungan ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya barang bukti penyalahgunaan narkoba, jenis-jenis narkoba yang ada di pasaran, serta semakin variatifnya kelompok masyarakat yang terjerat narkoba. Untuk menekan tindak kejahatan dan penyalahgunaan narkoba, pemerintah telah melakukan pelbagai upaya penindakan dan pencegahan. Dalam periode 1998 - 2007 relah berhasil diungkap sebanyak 35 laboratorium gelap narkoba dalam skala kecil dan besar. Proses hukum terhadap pelaku kejahatan narkoba, mulai tahun

1999 - 2007 telah diputus pidana mati sebanyakT2 orang dan 3 orang diantaranya telah

I I . 3 - I

(3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

dieksekusi mati. Sementara itu dalam upaya meningkatkan upaya terapi dan rehabilitasi korban penyalahgunaan narkotika, bertepatan dengan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) pada tanggal 26 Juni 2007 telah diresmikan Unit Terapi dan Rehabilitasi BNN di Cigombong Bogor dengan kapasitas 350 residen.

Sebagai dampak masih lemahnya penjagaan wilayah perbatasan dan pintu-pintu masuk Indonesia seperti pelabuhan laut dan udara, serta masih terbatasnya kerjasama internasional penanganan kejahatan transnasional menjadikan Indonesia sebagai ladang subur bagi tumbuhnya kejahatan transnasional. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin mengglobalnya dunia menyebabkan kejahatan yang bersifat kompleks dengan skala lintas negara/transnasional seperti penyelundupan senjata, perdagangan manusia"

perdagangan anak-anak dan perempuan, terorisme ataupun perdagangan narkoba masih tinggi intensitasnya. Dalam hal tindak pidana perdagangan orang, kekerasan terhadap pekerja rumah tangga, dan tindak diskriminasi terhadap perempuan, telah ditetapkan UU No. 2l tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, telah disusun RUU tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan ratifikasi Convention on the Elimination of All Form of Discrimination Against Women (CEDAW) dan Convention on the Rights of Child (CRC).

Sementara itu dalam hal pelaksanaan pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), keberhasilan menurunkan tingkat kejahatan di laut khususnya di Selat Malaka, belum menyurutkan tekanan pihak asing untuk turut serta dalam pengamanan Selat Malaka.

Dalam hal ini Amerika Serikat dan Jepang masih sangat mengkhawatirkan kondisi keamanan Selat Malaka, sehingga kedua negara tersebut berkomitmen memberikan bantuan teknis berupa sistem pengawasan kelautan (Maritime Surveilance System).

Dalam rangka pemulihan keamanan terutama di daerah rawan konflik seperti Poso, aparat keamanan telah berhasil menangkap pelaku utama kasus-kasus kekerasan di Poso.

Sebagian besar tersangka kekerasan Poso dapat ditangkap dan mulai diproses secara hukum, meskipun upaya penangkapannya menimbulkan sejumlah korban baik dari masyarakat sipil maupun petugas keamanan. Sebanyak 32 kasus kekerasan di Poso telah dapat diungkap mulai dari pembunuhan pendeta, penembakan jaksa Ferry mutilasi siswi, pengeboman sejumlah gereja dan pusat-pusat perekonomian, maupun sejumlah penembakan terhadap aparat keamanan. Sementara itu di daerah rawan konflik lainnya sepertiNAD, Papua, Maluku, secara umum kondisinya semakin membaik, meskipun secara sporadis masih sering terjadi benturan diantara sesama masyarakat maupun dengan aparat keamanan.

Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat masih dihadapkan pada konflik horisontal sebagai akibat perbedaan paham dan keyakinan baik sesama pemeluk agama maupun antarpemeluk agama/ keyakinan yang berbeda. Dalam rentang tahun 2006 - 2007 di sejumlah daerah masih terjadi serangkaian intimidasi bagi pemeluk agama/ keyakinan yang dianggap menyimpang dan pengrusakan terhadap sarana peribadatannya. Sementara itu aparat keamanan seringkali mengalami kesulitan melakukan pencegahan dan penindakan 'terkait dengan sensitivitas masalah keagamaan/keyakinan. Kondisi ini kontra produktif

(4)

P R E S I D E N . R E P U B L I K I N D O N E S I A

Di bidang kehutanan, pembalakan liar merupakan ancaman yang paling serius bagi keberlanjutan fungsi hutan, baik dari aspek ekonomi, ekologis, maupun sosial. Kerugian yang harus ditanggung pemerintah Indonesia tidak hanya berupa hilangnya potensi pendapatan negara yang mencapai trilyunan rupiah, tetapi dari aspek ekologis yang berpotensi menimbulkan dampak bencana seperti tanah longsor, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan. Upaya untuk mengatasi ma salah pembalakan liar ini merupakan usaha yang sulit mengingat pelakunya memiliki jaringan sangat luas dan sulit tersentuh. Namun demikian upaya penegakan hukum yang tegas diharapkan mampu memutus jaringan pembalakan liar baik di dalam negeri maupun antar negara. Dalam upaya mencegah dan mengurangi kerugian akibat pembalakan hutan, telah dilaksanakan penyidikan dan perlindungan hutan melalui operasi intelijen dan operasi represif pengamanan di sejumlah daerah yang beberapa hasilnya telah ditindaklanjuti dengan proses penegakan hukum oleh p o l i s i .

Sementara itu dalam rangka penanggulangan pencurian ikan (illegal fishing), telah dilakukan upaya pengendalian sumber daya kelautan dan perikanan melalui penerapan sistem monitoring, controlling, and surveilance yang diantaranya berupa pemasangan 1.444 transmitter di kapal-kapal perikanan berukuran lebih dari 100 GT dalam rangka pengembangan vessel monitoring system dengan sasaran kapal perikanan Indonesia;

pembangunan pos pengawas dan pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pengawasan; kerja sama operasional pengawasan dengan TNI AL dan Polri serta operasi pengawasan oleh kapal pengawas DKP dengan 20 armada kapal; terbentuknya 132 Pokmaswas, dan pembentukan Pengadilan Khusus Perikanan serta menata sistem perijinan bagi kapal-kapal yang yang beroperasi di wilayah laut Indonesia.

Dalam rangka mendukung tugas pokok Polri, di setiap Polda telah terbentuk satuan- satuan khusus untuk menangani tindak kejahatan terorisme,. narkoba, dan satuan pengamanan pariwisata di Yogyakarta dan Bali. Peningkatan kemampuan Polri juga ditempuh melalui percepatan penambahan jumlah personil dan kualitas personil.

Peningkatan jumlah personil diupayakan melalui rekruitmen dengan sasaran I : 600 pada akhir tahun 2009, sedangkan peningkatan kualitas personil diupayakan melalui pendidikan dan latihan baik di dalam maupun luar negeri melalui mekanisme latihan bersama dan kerjasama operasional dengan sejumlah negara. Selanjutnya dalam rangka pembenahan profesionalisme anggota Polri, secara peri odik melakukan uji kelayakan memegang senjata api oleh aparat Polri. Upaya ini sebagai bagian meningkatkan kinerja dan citra anggota Polri setelah terjadinya beberapa penyimpangan tugas oleh sejumlah anggota Polri seperti insiden. salah tembak, ketidaksengajaan melakukan penembakan masyarakat sipil, atau tembak menembak sesama aparat yang menimbulkan korban luka dan meninggal dunia. Sementara itu terkait dengan makin maraknya kejahatan dengan senjata api, Polri mulai meninjau kembali kepemilikan senjata api oleh masyarakat sipil.

Berkenaan dengan kondisi tersebut, maka tantangan pokok yang dihadapi pada pembangunan nasional tahun 2009 dalam rangka meningkatkan keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas adalah menurunkan tingkat kriminalitas baik melalui penurunan kejahatan konvensional, transnasional, kejahatan narkoba, konflik komunal,

II.3 - 3

(5)

PR,ESIDEN R E P U B L I K I N D O N E S I A

kejahatan di laut maupun kejahatan terhadap sumber daya alam, sehingga aktivitas masyarakat dapat berjalan secara wajar. Di samping itu, menghadapi pesta demokrasi pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang dijadwalkan pada tahun 2009, langkah antisipasi pengamanannya merupakan faktor penentu keberhasilan pesta demokrasi tersebut. Tertanganinya semua gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang bersumber dari menajamnya konflik kepentingan diantara kontestan pemilu, friksi diantara para pendukung partai, serta rendahnya ketaatan pada komitmen kesiapan untuk menang- kalah menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan penciptaan kondisi keamanan dan ketertiban. Apabila dapat dicapai, maka hal tersebut dapat rnenjadi titik pangkal peningkatan kepercayaan internasional dalam memandang lndonesia sebagai tujuan berinvestas i yang menj anj ikan.

B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

Sasaran pokok yang akan dicapai dalam upaya meningkatkan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:

l. Meningkatnya tingkat penyelesaian tindak kriminalitas (termasuk penanganan kasus- kasus domestik dan kekerasan dalam rumah tangga) dibarengi dengan semakin besarnya akses perlindungan keamanan masyarakat dari tindak kejahatan sejalan dengan semakin meningkatnya profesionalisme Polri;

2. Meningkatnya kinerja lembaga-lembaga yang menangani penyalahgunaan narkoba di pusat dan di daerah seiring dengan meningkatnya sarana dan prasarana serta payung hukum lembaga-lem baga penanganan penyalahgunaan narkoba;

3. Menurunnya angka ketergantungan narkoba dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba;

4. Terlindunginya keamanan lalu lintas informasi rahasia lembaga/fasilitas vital negara sebagai konsekuensi rencana pemberlakuan undang-unang kebebasan memperoleh intbrmasi publik, pemberlakuan zona-zona pasar bebas regional dan kawasan, sefta antisipasi meningkatnya suhu politik di tahun 2009;

5. Menurunya tingkat kejahatan transnasional terutama di sepanjang alur laut kepulauan Indonesia sebagai jalur pelayaran perdagangan dan distribusi internasional serta wilayah-wilayah perbatasan yang rawan terhadap penyelundupan barang dan manusia (orang, perempuan dan anak);

6. Menurunnya tingkat pencurian sumber daya alam seiring dengan semakin membaiknya upaya penegakan hukum dalam memberantas praktek illegal logging, illegal mining,

dan illegal fishing;

'7. Meningkatnya toleransi keberagaman dan penghargaan pluralitas serta kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum.

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

Arah kebijakan yang akan ditempuh untuk meningkatkan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:

l. Peningkatan kemampuan dan pemantapan koordinasi lintas sektoral dan lintas wilayah dalam rangka meningkatkan keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas

(6)

PRESIDEN R F P U B L I K I N D O N E S I A

termasuk penanganan perdagangan orang, perempuan dan anak serta penanganan dan pencegahan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT);

2. Peningkatan kemampuan mencegah, menangkal dan menindak penyalahggnaan peredaran gelap narkoba di pusat maupun daerah melalui upaya interdiksi darat,

dan laut

4.

5 .

6.

7 .

maupun udara serta kerjasama antar lembaga terkait maupun internasional;

Peningkatan pelayanan terapi dan rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba, sosialisasi bahaya narkoba, serta pemutusan aktivitas jaringan peredaran dan produksi narkoba;

Peningkatan dan perluasan jaringan pelayanan lalulintas informasi rahasia lembaga/fasilitas vital negara guna mendukung pelaksanaan Pemilu 2009 baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri;

Peningkatan koordinasi dan pelaksanaan penanganan keamanan jalur pelayaran perdagangan dan distribusi internasional serta peningkatan kerjasama pengamanan wilayah perbatasan baik secara internal maupun eksternal luar negeri;

Peningkatan upaya pencegahan dan penindakan kegiatan illegal logging, illegal mining dan illegal .fishing guna menjaga sustainabilitas pemanfaatan sumber daya alam dan dalam rangka mendukung perlambatan perubahan iklim;

Pembinaan toleransi keberagaman dan penghargaan pluralitas; penegakan hukum non- diskriminatif; dan pemolisian masyarakat (community policing) untuk pemantapan pemeliharaan kamtibmas.

II.3 - 5

Referensi

Dokumen terkait

Maka untuk memprediksi ukuran utama kapal perintis dengan mempertimbangkan batasan-batasan tertentu yang diharapkan dapat sesuai dengan kondisi pada saat

Kompilasi Hukum Islam Pasal 55 ayat (1), menyatakan bahwa poligami beristri lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan dan terbatas hanya sampai empat orang

Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa, (1) perangkat soal ulangan akhir semester gasal mata pelajaran matematika yang diujikan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri

 Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha

Buku KIA merupakan bentuk peranserta aktif keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan ibu dan anak, dan keberhasilan penerapan Buku KIA sebagai salah satu alat untuk

Judul Penelitian : Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Apel Semi Organik dan Anorganik Desa Poncokusumo Kabupaten Malang Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa

Dengan menyadari bahwa pergerakan indeks harga saham cenderung dipengaruhi oleh banyak faktor baik fundamental maupun non fundamental, maka fokus dari penelitian ini adalah