• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh anggota organisasi memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. seluruh anggota organisasi memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Budaya perusahaan merupakan nilai yang memandu sumber daya manusia untuk menghadapi masalah eksternal dan menyesuaikan integrasi dalam perusahaan sehingga seluruh anggota organisasi memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus berperilaku (Susanto, 1997).

Budaya perusahaan memiliki peran penting dalam pengembangan organisasi dan pengambilan kebijakan. Kebiasaan atau budaya yang dibentuk dalam sebuah perusahaan berkaitan dengan produktifitas serta kinerja pegawai yang terlibat. Budaya atau culture adalah pembelajaran, pemahaman, dan pengaruh dari lingkungan sekitar yang merupakan kumpulan dari keyakinan, sikap, nilai, dan perilaku sehingga pada akhirnya menjadi cara hidup sekelompok orang dengan perbedaan yang terbentuk secara alami sejak lahir (Hamid &

Mukzam, 2016). Budaya terbentuk dari berbagai macam unsur seperti cara seseorang berpakaian, profesi yang dijalani, bahasa maupun sikap yang dilakukan setiap hari.

Budaya di dalam perusahaan ini sangatlah penting untuk dibangun. Bisa diibaratkan tanpa adanya budaya, perusahaan seakan berdiri sendiri tanpa jiwa. Masalahnya, banyak sekali ditemui, perusahaan yang terbangun tanpa budaya yang baik, maka budaya atau kebiasaan yang buruklah yang terbentuk dalam perusahaan. Misalnya, kurangnya semangat kerja, tingkat kedisiplinan yang menurun, kurangnya diskusi dengan sesama karyawan ataupun atasan (komunikasi yang tidak terbangun dengan baik), penurunan tingkat kinerja karyawan, yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian,

(2)

2

penerapan budaya perusahaan adalah hal yang sangat strategis dalam usaha organisasi dalam mencapai visi dan misi nya.

Perusahaan yang besar pada dasarnya dibangun oleh landasan perusahaan yang baik. Salah satu landasan perusahaan adalah budaya yang diterapkan di dalamnya. Hal yang terpenting dalam menentukan budaya perusahaan adalah dibutuhkan karyawan-karyawan yang berkeinginan tinggi untuk bekerja dengan bersungguh-sungguh, bukan hanya karyawan yang sekedar bekerja demi mendapatkan gaji. Hal ini akan membentuk perusahaan dalam menangani masalah umum. Perusahaan yang penuh dengan karyawan yang berkomitmen akan bertahan lebih lama dan mampu bersaing. Sangatlah penting bahwa setiap orang di perusahaan memahami budaya perusahaan. Budaya perusahaan terkait erat dengan karakteristik dan kebiasaan yang paling beragam dari setiap individu dalam perusahaan. Komitmen merupakan hal yang terpenting, budaya perusahaan dengan tingkat komitmen yang tinggi terhadap budaya akan membawa banyak manfaat bagi perusahaan. Jika seluruh karyawan di perusahaan benar- benar dapat menghayati budaya perusahaan yang positif, secara alami karyawan akan merasa nyaman dan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.

Perusahaan-perusahaan yang tidak menerapkan secara konsisten budaya kerja perusahaan, biasanya mengalami kemunduran dan kebangkrutan, seperti yang dialami oleh Sariwangi, Nyonya Meneer, PT Modern Internasional Tbk (MDRN), dan Kodak, perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan karena tidak menerapkan budaya perusahaannya dengan baik, maka dari itu penting untuk dilakukan transformasi budaya perusahaan agar perusahaan dapat bertahan. Penerapan budaya perusahaan sangat penting terkait hubungan dengan eksistensi sebuah perusahaan.

(3)

3

TanCorp Abadi Nusantara atau yang dikenal sebagai TANCORP pada tahun 2017 merumuskan budaya CINTA sebagai nilai atau value yang harus diterapkan di semua subholding dan bisnis unitnya. Ada 3 alasan budaya CINTA dibuat: pertama, sikap, cara pandang dan perilaku-perilaku yang dinilai kurang kondusif dalam menunjang pencapaian kinerja terbaik. Kedua, factor eksternal, mengantisipasi perubahan dunia yang semakin cepat.

Ketiga, kondisi-kondisi organisasi dan perilaku-perilaku yang sudah baik dan perlu untuk terus dijaga konsistensinya.

PT. Voda Indonesia, salah satu unit bisnis di bawah Holding TANCORP semenjak 2017 menerapkan program budaya CINTA sebagai value atau nilai yang sudah dipilih oleh Holding.

Sebelumnya PT. Voda Indonesia belum mempunyai budaya kerja yang dirumuskan dengan baik. Setelah TANCORP menggulirkan budaya CINTA, maka PT. Voda Indonesia menjadikannya sebagai nilai-nilai yang dijalankan oleh semua karyawan dalam aktivitas kerja sehari-hari.

Di mulai pada awal tahun 2020, dunia mengalami krisis global akibat pendemi virus corona (COVID – 19), lantaran virus ini telah mewabah di hampir seluruh negara, menurunkun aktifitas kegiatan ekonomi di seluruh dunia. Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyatakan ekonomi dan keuangan global dalam keadaan krisis, termasuk Indonesia.

Industri yang mampu bertahan di masa pandemic covid-19 diantaranya industry gas, listrik, air bersih, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, otomotif, dan perbankan.

Keseluruhannya terkait dengan kebutuhan dasar, sehingga diprediksi masih akan bertahan meski diterpa pandemic, begitu juga dengan industry retail yang masih bertahan, asalkan

(4)

4

memanfaatkan penjualan e-commerce. Industry alat kesehatan, farmasi, obat-obatan, mendapat permintaan tinggi di masa pandemic karena kebutuhan masyarakat akan barang-baramg tersebut tinggi. Selain itu, industry yang terus meningkat di era pandemi covid-19 yaitu telekomunikasi dan teknologi informasi. Sejak Februari, masyarakat cenderung lebih banyak beraktivitas di rumah dan mengakses internet serta aplikasi digital untuk keperluan belajar, bekerja, dan berkomunikasi.

“Transmisi dampak COVID – 19 terhadap perekonomian Indonesia mempengaruhi sisi produksi dan sisi pengeluaran perekonomian”, demikian pernyataan Josua Pardede (Kepala Ekonom Bank Permata) (Novika, 2020).

Dari berbagai jurnal atau penelitian yang didapatkan, pada umumnya penerapan budaya perusahaan dilakukan dalam kondisi normal sehingga praktek penerapan atau aplikasinya lebih terfokus kepada peningkatan kinerja karyawan. Namun dari salah satu jurnal yaitu “Pengaruh Penerapan Budaya Perusahaan Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT.

Indonesia Power (Kantor Pusat)”, dijelaskan bahwa pada saat krisis ekonomi pada tahun 1997, pelaksanaan tata kelola pemerintah dan perusahaan di Indonesia menyebabkan perekonomian menjadi terpuruk. Salah satu faktor yang menyebabkan terpuruknya kondisi perekonomian adalah belum adanya penerapan Good Corporate Governance (GCG). Dalam jurnal tersebut dijelaskan upaya menciptakan nilai budaya perusahaan agar tercapai tujuan bersama, namun didapatkan kenyataan dalam keseharian aktifitas kerja bahwa budaya perusahaan yang ada di PT. Indonesia Power masih kurang diterapkan oleh karyawannya.

Skripsi ini merupakan kelanjutan dari kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapang) yang dilaksanakan pada bulan November 2019. Semenjak januari 2020 terjadi pandemi covid 19

(5)

5

yang menyebabkan roda perekonomian secara global turun. Secara keseluruhan terjadi penurunan aktifitas kegiatan ekonomi pada semua sektor. Pun demikian yang terjadi di PT.

Voda Indonesia. Ancaman penurunan omset penjualan dan juga ada banyak kebiasaan kerja karyawan di semua departemen berubah menyesuaikan standar kerja untuk menghindari penyebaran virus covid 19 (penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak antar karyawan).

Oleh karena itu penelitian ini menarik dan penting untuk dilakukan guna menggali bagaimana penerapan budaya perusahaan “CINTA” di PT. Voda Indonesia di tengah krisis akibat pandemi covid 19 agar produktifitas kerja perusahaan tetap terjaga meskipun ada revisi terhadap target sesuai dengan kondisi yang ada.

Sebagai perusahaan di bidang cetak kemasan fleksibel, PT Voda Indonesia dikategorikan dalam perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Kepuasan pelanggan akan barang yang diterima (ketepatan waktu pengiriman, kualitas & respon yang cepat) sangatlah menentukan keberhasilan perusahaan ini. Kunci keberhasilan ini sangat dipahami oleh sebagian besar karyawan perusahaan. CINTA adalah kepanjangan dari (Customer Focus, Integrity, Teamwork, Agility). Customer Focus, adalah nilai budaya yang mengarahkan stake holder pada kebutuhan dan keinginan customer, menjadikan customer sebagai focus utama dalam hubungan kerja.

Integrity, nilai yang tercermin dari perilaku seperti berkata jujur, komitmen, konsisten, dan berpikiran positif. Teamwork, nilai yang tercermin dalam kelompok seperti terlibat aktif dalam pencapaian target perusahaan. Agility, kemampuan untuk bergerak cepat, fleksibel, dan tegas.

Maka rumusan budaya CINTA yang dirangkai dari Customer Focus, Integrity, Teamwork dan Agility, sangatlah tepat diterapkan dan menjadi pegangan bagi seluruh karyawan dalam menjalankan aktifitas kerjanya. Setiap langkah dan keputusan yang diambil adalah berdasarkan budaya CINTA.

(6)

6 1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimana penerapan budaya perusahaan CINTA dalam meningkatkan kinerja karyawan di masa pandemi covid-19?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: mengetahui penerapan budaya perusahaan CINTA dalam meningkatkan kinerja karyawan di masa pandemi covid-19.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis bermanfaat dalam memberikan kontribusi dan memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan terhadap sosiologi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah kajian literatur untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sosiologi organisasi, dan diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam mengkaji penerapan budaya perusahaan CINTA dalam meningkatkan kinerja karyawan di masa pandemi covid-19.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada:

a. Bagi perusahaan

(7)

7

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan pikiran bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan di masa pandemi covid 19.

b. Bagi Karyawan

Sebagai bahan masukan untuk bisa mengetahui perilaku kerja yang diharapkan oleh perusahaan (sesuai dengan budaya perusahaan yang diterapkan yaitu CINTA).

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk melakukan penelitian berikutnya yang sejenis dan dikembangkan lagi guna kepentingan penelitian yang lebih luas lagi.

1.5. Definisi Konseptual

1.5.1. Budaya Perusahaan

Budaya memiliki arti tentang nilai-nilai yang dianut bersama oleh orang dalam kelompok dan cenderung bertahan sepanjang waktu bahkan meskipun anggota kelompok sudah berubah. Budaya juga menggambarkan pola atau gaya perilaku suatu organisasi sehingga karyawan-karyawan baru secara otomatis terdorong untuk mengikuti perilaku teman-teman lainnya. Setiap tingkatan budaya memiliki tendensi alamiah untuk mempengaruhi tingkatan budaya yang lain. Hal ini dapat terlihat dari segi nilai anutan bersama yang mempengaruhi perilaku suatu kelompok yang berkomitmen pada pelanggan (Muzammil, 2020).

Budaya perusahaan sebagai perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku,

(8)

8

disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu perusahaan sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah perusahaannya (Edy, 2010). Budaya perusahaan juga disebut budaya organisasi, yaitu seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang telah relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota perusahaan (karyawan) sebagai norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Budaya perusahaan merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu perusahaan untuk melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar tiap-tiap orang di dalam suatu perusahaan mempelajari budaya yang berlaku di dalam perusahaannya.

Budaya perusahaan yang kuat mendukung tujuan-tujuan perusahaan, sebaliknya yang lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan-tujuan perusahaan. Dalam suatu perusahaan yang budaya perusahaannya kuat, nilai-nilai bersama dipahami secara mendalam, dianut, dan diperjuangkan oleh sebagian besar para anggota perusahaan (karyawan perusahaan) (Edy, 2011).

Dari beberapa penjelasan yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa, Perusahaan besar selalu dibangun di atas fondasi perusahaan yang baik. Salah satu pilar perusahaan adalah budaya dari mana ia hidup. Hal terpenting dalam menentukan budaya perusahaan adalah karyawan dengan kemauan yang kuat untuk bekerja ditanggapi dengan serius, bukan hanya karyawan yang hanya bekerja untuk mendapatkan bayaran. Budaya perusahaan yang kuat akan berdampak besar bagi keberhasilan perusahaan itu sendiri. Ini akan membentuk bisnis untuk menangani masalah umum. Sangat penting bahwa setiap orang di perusahaan memahami budaya perusahaan. Budaya perusahaan erat kaitannya dengan berbagai karakteristik dan kebiasaan setiap individu dalam perusahaan. Komitmen adalah bagian terpenting dari budaya perusahaan. Dengan tingkat komitmen yang tinggi terhadap suatu

(9)

9

budaya, hal ini membawa banyak manfaat bagi perusahaan. Jika seluruh karyawan perusahaan benar-benar dapat menghayati budaya perusahaan yang positif, secara alami karyawan akan merasa baik dan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.

1.5.2. Budaya CINTA

Budaya CINTA merupakan kaidah atau nilai-nilai yang dirumuskan oleh pendiri TANCORP, untuk selanjutnya dipakai sebagai budaya kerja di seluruh bisnis unit yang ada.

Diharapkan seluruh stake holder dan karyawan menerapkan nilai-nilai budaya CINTA tersebut yang tercermin dalam keseharian aktifitas kerjanya. CINTA merupakan singkatan dari 4 nilai-nilai budaya yaitu Customer focus, INtegrity, Teamwork, dan Agility.

Customer focus, adalah nilai budaya yang mengarahkan setiap stake holder untuk selalu berorientasi pada kebutuhan dan keinginan customer sehingga menjadikan customer sebagai fokus utama dalam hubungan kerja yang positif dan produktif. Setiap pribadi karyawan harus dapat mendefinisikan terlebih dahulu siapa dan di mana pelanggan yang akan dilayani sehingga dapat memahami serta memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya.

Ada 2 rumusan customer yaitu Internal Customer dan Eksternal Customer. Internal Customer adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada performa pekerjaan. Atau orang-orang yang terlibat dalam proses produksi barang atau proses penyediaan jasa sejak dari perencanaan, pembuatan, pemasaran & penjualan dan pencatatannya. Sedangkan Eksternal Customer adalah semua orang yang berada di luar organisasi yang menerima layanan penyerahan barang atau jasa dari perusahaan.

Integrity, adalah nilai yang tercermin dari perilaku dan perkataan jujur, berkomitmen, konsisten dalam tindakan, dan selalu berfikir positif.

(10)

10

Teamwork, adalah nilai yang tercermin dari kemampuan setiap karyawan untuk bekerja secara baik dalam kelompok atau team nya, terlibat aktif dan selalu berkontribusi dalam setiap pencapaian target perusahaan. Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati.

Agility, adalah nilai yang tercermin dari kemampuan untuk bergerak cepat, fleksibel, dan tegas dalam mengantisipasi, memulai dan mengambil keuntungan dari peluang serta menghindari konsekuensi negatif dari perubahan. Merespon perubahan dalam perkerjaan secara positif dan memandangnya sebagai suatu kesempatan yang baik, fleksibel dan tegas dalam mengantisipsi yang berarti merancang, mengelola dan mengevaluasi system dan prosedur kerja yang terbuka dengan perubahan dan peluang bisnis, dan juga mendorong kelincahan unit kerja sesuai dengan perubahan lingkungannya.

1.5.3. Kinerja Karyawan

Kinerja menurut (Ambar T, 2003) merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Manajemen dapat mengukur kinerja karyawan masing-masing. Pertunjukan adalah sebuah tindakan, bukan sebuah peristiwa;

tindakan akting itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang terlihat secara bersamaan. Pada dasarnya kinerja adalah sesuatu yang bersifat individual, karena setiap pegawai memiliki tingkat kinerja yang berbeda-beda dalam pekerjaannya.

Kinerja harus dijadikan bahan evaluasi bagi para eksekutif atau manajer. Dikutip dalam kamus besar bahasa indonesia dan diterjemahkan oleh (Namawi, 2001) dikatakan bahwa

“Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja”.

(11)

11

Definisi lain dari kinerja menurut (Nawawi, 2006) yaitu “Kinerja dikatakan tinggi apabila suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampui batas waktu yang disediakan”. Kinerja akan buruk jika diselesaikan melebihi periode yang ditentukan atau tidak selesai. Dikutip dari Henry Simamora dan diterjemahkan oleh (Nurhayati, 2008)

“Kinerja karyawan adalah tingkat dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan”. Menurut (Hasibuan, 2006) dijelaskan bahwa “Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu”. Sementara menurut (Prawirosentono, 2008) “Kinerja atau dalam bahasa inggris adalah Performance”, yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan dengan cara yang sah, tidak melawan hukum dan sesuai dengan standar moral dan etika. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja pekerja adalah kemampuan untuk memenuhi persyaratan pekerjaan, dengan tujuan pekerjaan yang diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melebihi waktu yang telah ditentukan, sehingga tujuan tersebut sesuai dengan moralitas. dan etika perusahaan. Dengan cara ini, kinerja karyawan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan.

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif.

Jenis penelitian kualitatif dilakukan pada obyek yang alamiah, yaitu obyek yang berkembang apa adanya, tidak manipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi

(12)

12

dinamika pada obyek tersebut (Sugiyono, 2011). Dengan penelitian kualitatif, penulis ingin melihat bagaimana penerapan budaya perusahaan CINTA dalam meningkatkan kinerja karyawan di masa pandemi covid-19.

Data penelitian tersebut didapat dengan cara mengumpulkan atau mendapatkan data yang lengkap, dimana pengumpulan data tersebut yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa foto atau gambar atau rekaman, Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif (menggambarkan) dimana menggali lebih dalam obyek yang akan diteliti.

1.6.2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian terkait dengan “penerapan budaya perusahaan CINTA dalam meningkatkan kinerja karyawan di masa pandemi covid-19”, peneliti menggunakan metode pendekatan deskriptif. Menurut Nazir (1988), metode pendekatan deskriptif adalah suatu metode untuk mengkaji keadaan sekelompok orang, suatu objek, keadaan, sistem pemikiran, atau suatu golongan peristiwa pada masa sekarang. (Nazir, 1988) Tujuan dari pendekatan deskriptif ini adalah untuk menghasilkan gambaran, atau lukisan yang sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta, sifat, dan hubungan antara fenomena yang diteliti.

Peneliti menggunakan metode pendekatan deskriptif karena peneliti ingin mengeksplor, mendeskripsikan, menggambarkan, dan menjelaskan penerapan budaya perusahaan CINTA yang dilakukan pada setiap karyawan yang ada di PT. Voda Indonesia untuk meningkatkan kinerja karyawan di masa pandemi covid-19 saat ini. Di dalam budaya organisasi dapat dilihat melalui kebiasaan sehari-hari, cara mendapatkan gambarannya melalui: nilai, tata cara, kepercayaan, berkomunikasi, dll.

(13)

13 1.6.3. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi atau obyek penelitiannya di PT. Voda Indonesia yang terletak di Jl. Nangka, Tanrise Southgate Blok C 11-12, Sruni, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Peneliti mengambil lokasi penelitian ini karena PT. Voda Indonesia sedang berkembang pesat dibawah naungan TANCORP. Budaya CINTA di perusahaan PT. Voda Indonesia sendiri harus dapat dipatuhi dalam wujud peraturan, tata kelola, kebiasaan perilaku kerja, dan kecerdasan untuk berperilaku atas dasar budaya CINTA perusahaan. Mengembangkan cara karyawan dan staff untuk berpikir, bertindak, bekerja, dan menghasilkan kinerja sesuai dengan semangat. Sangat penting untuk membangun rasa percaya diri dan kebiasaan pola kerja dalam budaya CINTA yang diharapkan, dengan adanya penerapan budaya CINTA di perusahaan PT. Voda Indonesia dapat mendorong setiap orang untuk selalu termotivasi dan memiliki tanggungjawab pribadi yang konsisten dalam melakukan pekerjaan dengan berkualitas dan sepenuh hati. Sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji tentang penerapan budaya perusahaan CINTA dalam meningkatkan kinerja karyawan.

1.6.4. Teknik Penentuan Subyek

Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data dengan Purposive sendiri ialah teknik mengambil sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah, atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Tujuannya ialah untuk mendapatkan sebuah informasi yang memang dibutuhkan dan tepat, yang dianggap mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian. Pada

(14)

14

teknik ini memiliki pertimbangan dalam memfokuskan diri kepada seluruh karyawan atau hanya bagian departemen sekaligus pimpinan perusahaan yang posisinya memiliki informasi terkait dengan penerapan budaya CINTA yang ada di perusahaan PT. Voda Indonesia di masa pandemi covid-19 ini. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memilih 4 responden dari departemen, sebagian dari karyawan PT. Voda Indonesia, dan juga General Manager di perusahaan yang menurut peneliti lebih tau tentang budaya CINTA yang ada di perusahaan, yaitu terdiri dari:

1. Kepala Departemen Accounting.

2. Kepala Departemen Marketing.

3. Kepala Departemen PPIC.

4. Kepala Departemen Produksi.

5. Perwakilan Karyawan.

6. General Manager.

1.6.5. Teknik Pengumpulan Data 1.6.5.1. Metode Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Ilmuwan dapat bekerja berdasarkan data yang diperoleh dengan melihat fakta apa yang terjadi dengan cara observasi (Sugiyono, 2014). Observasi juga merupakan metode atau cara pengumpulan data dengan melihat fakta yang ada dalam masyarakat, dengan demikian dapat ditemukan realitas yang diperlukan untuk penelitian.

(15)

15

Berkaitan dengan observasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif maka observasi yang digunakan yaitu observasi langsung. Observasi langsung dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data mengenai penerapan budaya perusahaan CINTA untuk bisa meningkatkan kinerja karyawan. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap mengenai penerapan-penerapan apa saja yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam masa pandemic covid-19 saat ini.

Observasi awal dilakukan oleh peneliti pada hari rabu tanggal 26 Agustus 2020. Peneliti melakukan observasi kepada departemen accounting. Kemudian observasi kedua dilakukan pada hari jum’at tanggal 28 Agustus 2020, peneliti kembali melakukan observasi kepada departemen marketing dan departemen PPIC untuk mendapatkan data yang lebih detail.

Kemudian di hari kamis pada tanggal 31 Agustus 2020, peneliti melakukan observasi kepada Pimpinan PT. Voda Indosenia.

Dalam observasi ini data atau fakta sosial akan diperoleh dari pencerminan terhadap kegiatan, perilaku, tindakan orang-orang, serta juga keseluruhan kemungkinan interaksi dan proses penataan yang dapat diamati, dengan cara ini memungkinkan peneliti untuk mengkaji segala sesuatunya mendalam dan rinci.

1.6.5.2. Metode Interview (Wawancara)

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi dan jelas dari informan. Menurut (Moleong, 1991) menjelaskan bahwa wawancara dengan tujuan percakapan tertentu. Dalam metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (tatap

(16)

16

muka) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan mendapatkan data tujuan yang dapat menjelaskan masalah penelitian. Penulis akan mendengarkan dan mencatat informasi yang penting. Dengan melakukan teknik wawancara, peneliti akan mendapatkan informasi seperti seberapa pengaruhnya budaya perusahaan CINTA ini bisa meningkatkan kinerja karyawan, dan juga penerapan apa saja yang dilakukan perusahaan agar perusahaan berjalan lancar dengan adanya pandemi covid-19 tersebut.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara terbuka dan terstruktur. Wawancara terbuka memungkinkan informan memberikan jawaban atauinformasi secara lentur dan terbuka sehingga peneliti mendapatkan informan sebanyak- banyaknya yang berhubungan dengan penelitian.

HARI TANGGAL JAM KEPALA

DEPARTEMEN

SELASA 1 SEPTEMBER 2020

12.00-14.00 SUJUD PRASETYO (FINANCE &

ACCOUNTING)

RABU 2 SEPTEMBER 2020

13.15-14.00 POE KOK TJWAN (MARKETING)

(17)

17 1.6.5.3. Metode Dokumentasi

Menurut (Sugiyono, 2016) menyatakan “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi ketika penelitian berlangsung, bisa berupa foto, dokumen-dokumen resmi atau catatan dan berupa rekaman-rekaman audio.

Dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti memperoleh data melalui benda-benda tertulis seperti buku, dokumen, jurnal. Selain berupa benda-benda tertulis, dokumentasi juga bisa berupa foto, dan rekaman ketika melakukan wawancara dengan subyek penelitian.

Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berupa data-data yang diperoleh dari perusahaan PT.

KAMIS 3 SEPTEMBER 2020

14.30-15.30 DHEVYLIA APL ( PPIC)

JUM’AT 4 SEPTEMBER 2020

15.55-17.30 TITIEN INDRAWATI (GENERAL MANAGER)

SABTU 21 DESEMBER 2020

08.00-09.30 ACHMAD YUSUF SA’AEDI (PRODUKSI)

(18)

18

Voda Indonesia, mengabdikan foto sewaktu melakukan wawancara, dan juga audio ketika melaksanakan wawancara dengan subyek.

1.6.6. Teknik Analisa Data

Peneliti menganalisis data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi berdasarkan proses pemaknaan atau interpretasi terhadap data yang diperoleh. Analisis yang dimaksud adalah usaha mencari dan menyusun secara sistematis catatan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman peneliti dan menyajikan hasil lapangan sebagai hasil lapangan kepada orang lain (Sugiyono, 2015).

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan model Miles and Hurberman yaitu model interaktif. Model analisa interaktif ini memiliki proses analisa data penelitian yang dibagi dalam tiga tahapan yaitu:

1. Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data hingga memperoleh kesimpulan akhir dan diverifikasi. Laporan direduksi, dirangkum, dan dipilih hal-hal pokok. Kemudian difokuskan dan disusun lebih sistematis. Peneliti harus melakukan rekap data pada saat menggali informasi mendalam dengan cara mencatat atau merekam kegiatan yang sedang berlangsung yang diperoleh melalui observasi dan wawancara atau hal yang berkaitan dengan kajian yang diteliti.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi kemudian adalah menyajikan data. Menyajikan data akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi dan dapat merencanakan kerja

(19)

19

selanjutnya melalui apa yang telah difahami. Bentuk penyajian data menyesuaikan dengan fokusan masalah dan data yang diperoleh di lapangan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan harus didasarkan pada semua data yang diperoleh selama kegiatan penelitian, atau penarikan kesimpulan harus didasarkan pada data yang diperoleh, bukan pada imajinasi peneliti. Kesimpulan diambil secara terus menerus selama proses investigasi, yaitu pada awal investigasi dan bahkan dalam proses investigasi. Ketika jumlah data meningkat melalui proses verifikasi berkelanjutan, kesimpulan lengkap tercapai.

1.6.7. Keabsahan Data

Tahapan terakhir dalam penelitian kualitatif yaitu menguji keabsahan data yang telah didapatkan sehingga keakuratan data dapat di pertanggungjawabkan. Dalam penelitian kualitatif keabsahan data dapat dilihat menggunakan cara triangulasi. Menurut (Wiersma, 1986) triangulasi dalam pengujian keabsahan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu, dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber data karena peneliti membandingkan informasi yang diperoleh dari satu sumber yang sama dengan teknik yang berbeda dan menentukan waktu yang berbeda.

Dari kedua teknik tersebut tentunya akan menghasilkan sebuah kesimpulan terkait penerapan budaya perusahaan CINTA dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian maka hasil penelitian ini menolak hipotesis satu dan menyatakan tidak ada pengaruh ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset

Untuk bisa menjalankan kegiatan sehari-hari di sebuah perusahaan dengan lancar dan baik, maka manajemen perusahaan harus membangun dan menerapkan sistem yang baku, sehingga

Esofagitis kronis adalah peradangan di esophagus yang disebabkan oleh luka bakar karena zat kimia  yang bersifat korosif, misalnya berupa asam kuat, basa kuat dan zat

8077 ZAHRATUL HUMAIRA SMA Negeri 1 Glumpang Tiga XII 8078 RIZA WAHYUNI SMA Negeri 1 Glumpang Tiga XII 8078 RIZA WAHYUNI SMA Negeri 1 Glumpang Tiga XII 8079 MUHAMMAD DIAH SMA Negeri

Sebelum Pijat Bali Suci Anda, kami dengan lembut membersihkan kulit Anda dengan garam laut dan minyak hangat.. Membuat kulit Anda terasa

Sementara orang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ulama adalah para cendikiawan dan zuama yang memiliki pengetahuan keagamaan memadai lalu kemudian mereka duduk dalam

NO NOMOR PESERTA NAMA ASAL SEKOLAH NILAI TOTAL NILAI 0312-P2-01-021 CINTANIA SYURGA ALIFA SMP.. SMAN 1

Manfaat dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dapat menambah pengetahuan dan keahlian soft (“softskills”) untuk menjadi pimpinan bisnis dan karyawan yang