• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Covid-19, Hasil Penelitian yang Relevan, dan Kerangka pikir.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Covid-19, Hasil Penelitian yang Relevan, dan Kerangka pikir."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab II ini membahas tentang Kajian Pustaka untuk mendeskripsikan Pengertiaan Guru PPKn, Pengertian Pembelajaran, Pengertian Strategi Pembelaajaran, Pengertian Pembelajaran Daring, Pengertian Minat Belajar, Pengertian Covid-19, Hasil Penelitian yang Relevan, dan Kerangka pikir.

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Guru PPKn

Jamaluddin (dalam Kurniawan 2019) guru adalah “pendidik, orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam pengembangan tubuh dan jiwa untuk mencapai kedewasaan, mampu berdiri sendiri, dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah dimuka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang ampu berdiri sendiri”. Secara umum guru adalah pendidik dan pengajar pada anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru sebagai pendidik, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab XI pasal 39 Ayat 2 “Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”.

Adapun peranan dan fungsi guru sebagai berikut:

(2)

11 Sebagai seorang pendidik, diharapkan bisa dan berani dalam memberikan keputusan secara cepat yang berhubungan dengan belajar dan pembelajaran pembentukan kompetensi, serta mengambil keputusan, yang sebanding dengan konsdisi peserta didik dan lingkungan sekitar; Guru sebagai pengajar, Hasan (2009) “Guru menuntun peserta didik yang masih dalam proses berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, melatih kemampuan, dan mengerti materi standar yang dipelajari; Guru sebagai pengajar, juga dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi, agar apa yang disampaikan ke peserta didik adalah sesuatu yang terbaru dan tidak ketinggalan jaman;

Guru sebagai pembimbing, Sudrajat (2011) “ Guru berusaha untuk mebimbing peserta didik agar dapat menemukan potensi yang ada dalam diri merek, membimbing peserta didik agar dapat mencapai dana melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif”; Guru sebagai pengarah, Hikmah (2017) “Guru merupakan seorang pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua. Sebagai pengarah guru harus mampu mengarahkan peserta didik dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta didik dalam mengambil keputusan dan menemukan jati diri”;

Guru sebagai pelatih, Hikmah (2017), “ proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan pelatihan dan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih,

(3)

12 yang bertugas untuk melatih peserta didik dalam membentuk kompetensi dasar sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik”; guru sebagai penilai, Hikmah (2017), “menilai atau penilaian merupaakan proses membuat pertimbangan berdasarkan informasi yang dimiliki dan mengarah pada pengambilan keputusan. Penilaian atau evaluasi adalah aspek yang paling kompleks, karena melibatkaan banyaak latar belakang yang saling berhubungan dengan segi penilaian yang lain sehingga tidak dapat dipisahkan”. Guru yang hendak memberikan penilaian harus memiliki pertimbangan yang sangat matang agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, karena penlaian merupakan aspek pembelajaran yang melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel yang sngat berkaitan.

Setiap pendidik diwajibkan untuk mempunyai kompetensi yang memadai dalam melaksanakan tugas mengajar. Kompetensi pendidik disyaratkan dalam bentuk kemahiran dalam menguasai teori agar seorang pendidik dapat menduduki jabatannya sesuai dengan kualifikasi dan jenjang pendidikan yang ditempuh. Dalam hal tersebut, guru dapat menjalankan tugasnya secara efisien. Berikut ini adalah kompetensi yangharus dimilki oleh guru, diantaranya yaitu:

2.1.1.1 Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik memilki keterkaitan mengenai pemahaman peserta didik serta pengelolaan pembelajaran yang mendidik dandialogis.

Dalam hal ini guru diharapkan bisa memahami peserta didik dan dapat

(4)

13 melakukan tugas dalam mengajarsesuai dengan kebutuhan pesert didik.

Kompetensi pedagogik meliputi:

2.1.1.1.1 Memahami peserta didik secara mendalam

Guru memahami peserta didik dengan enggunakan prinsip kepribadian dan mengukur kemampuan awal peserta didik.

2.1.1.1.2 Merancang Pembelajaran

Guru menata rencana pembelajaran berlandaskan personalitas siswa sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

2.1.1.1.3 Melaksanakan Pembelajaran

Guru diwajibkan untuk sanggup melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang kondusif.

2.1.1.1.4 Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran

Guru menelaah proses evaluasi dan hasil belajar untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik.

2.1.1.1.5 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensinya

Guru memberikan keluangan kepada pesertadidik untuk mengembangkan potensinya, baik secara akademik maupun non akademik.

2.1.1.2 Kompetensi Kepribadian

Kepribadian berhubungan dengan moralitas, akhlak, atau etika.

Guru tidak hanya berilmu, tetapi juga memilki karakter yang baik, sebab guru adalah panutan bagi para peserta didiknya.

(5)

14 2.1.1.3 Kompetensi Sosial

Guru dituntut untuk mempunyai potensi untuk berkomunikasi dengan peserta didik dalam berkomunikasi, guru berada pada lingkungan masyarakat, sekolah, serta sosial masyarakat diluar lingkungan sekolah.

Sebab di dalam lingkungan sekolah, guru harus melakukan interaksi dan kerjasama antara guru sebagai anggota masyarakat di lingkungan sekolah.

Selain itu, pekerjaan guru dipandang oleh masyarakat sebagai profesi yang terhormat, maka guru diharuskan untuk memberikan contoh kepada masyarakat untuk peduli dengan lingkungan maupun dengan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, kompetensi sosial yang dimliki oleh guru merupakan suatu hal yang harus diterapkan dalam berinteraksi baik dengan siswa dan guru yang lain. Tidak hanya berinteraksi dengan lingkungan sekolah saja, tetapi juga berinteraksi baik dengan masyarakat yangada diluar lingkungan sekolah.

2.1.1.4 Kompetensi Profesional

Guru berusaha untuk meningkatkan keahliannya menjadi seorang guru yang professional. Terdapat aktivitas yang dapat dikerjakan oleh guru dalam meningkatkan keahliannya, diantaranya yaitu :

2.1.1.4.1 Membaca buku-buku pendidikan

Guru perlu banyak membaca buku-buku tentang pendidikan, dengan seringnya membaca buku-buku tentang pendidikan, guru diharapkan bisa mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas, sehingga bisa membantu dalam

(6)

15 mengajarkan materi yang disampaikan. Banyak sekali buku- buku pendidikan yang beredar dan mudah didapat dan lebih bagus lagi bila guru memilki perpustakaan pribadi di rumahnya.

2.1.1.4.2 Membaca dan menulis karya ilmiah

Membaca dan mengetahui pokok pembahasan dari karya ilmiah ataupun jurnal tentang pendidikan, guru bisa meningkatkan profesionalismenya. Selain berguna untuk menambah ilmu dan pengetahuan, memahami dan menulis karyailmiah juga bisa melatih keterampilan guru untuk membuat ide-ide baru dalam bidang pendidikan.

2.1.1.4.3 Mengikuti beritaaktual dari media pemberitaan

Guru harus mengetahui informasi terkini, khususnya tentang informasi tentang pendidikan. Tidak hanya membaca buku yang bertema pendidikan saja, memperoleh informasi dari berbagai media juga salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi professional guru. Dengan mengetahui informasi dari berbagai media tentang pendidikan, guru diharapkan mampu untuk mengikuti perkembangan pendidikan dan bisa membuat keterampilan baru yang lebih menarik sesuai dengan tuntutan pendidikan yang sudah ada.

1.1.1.1.1 Mengikuti Pelatihan

Mengikuti pelatihan adalah salah satu cara untuk menambah kemampuan professional guru. Dengan pelatihan ini

(7)

16 guru dilatih kemampuannya agar bisa menjadi lebih baik.

Latihan yang perlu diikuti oleh guru terutama dalam hal pembelajaran. Dengan mengikuti latihan tersebut, guru diharapkan mempunyai pengalaman, keterampilan, dan wawasan baru tentang pelaksanaan tugas guru yang berkaitan dengan penguasaan materi pelajaran dalam menjalankan evaluasi belajar pesertadidik Kompetensi guru yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang telah dimilki oleh seorang pendidik bisa dikembangkan dan diterapkan dengan pantas padasaat melakukan kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat terwujud guru professional yang unggul dan baik dalam menjalankan tugasnya.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan sarana untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melestarikan nilai-nilai luhur agar berkarakter pada budaya bangsa indonesia. Menurut Samsuri (2011) pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah cara untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa untuk menjadi warga negara yang memiliki kecakapan dan pengetahuan serta nilai-nilai guna dapat berpastisipasi dalam masyarakat sesuai dengan UUD 1945.

Guru PPKn menurut Faizi (2013) dalam menumpuk karakter peserta didik mempunyai peranan yang sangat penting. Mata pelajaran PPKn adalah pelajaran yang bertujuan untuk kehidupan sehari-hari dalam kehidupan dan bernegara. Menurut Winarno (2013) Guru PPKn termasuk guru mata pelajaran, yaitu guru yang mengampuh bidang atau mata

(8)

17 pelajaran pendidikan Kewarganegaraan. Kompetensi guru PPKn berkaitan dengan kompetensi guru mata pelajaran.

Guru PPKn merupakan tenaga pendidik dan menyalurkan ilmu pengetahuan dari mata pelajaran PPKn kepada peserta didik untuk mencintai tanah air Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab dan memenuhi segala hal yang telah ditetapkan, serta bisa merupah peserta didik agar dapat elaksanakan hak-hak dan 4 kewajiban bagi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945. Fungsi mata pelajaran PPKn disekolah yaitu untuk wahana kurikuler membangaun karakter peserta didik yang baik, demokratis, dan bertanggung jawab.

Selain itu pelajaran PPKn juga memiliki fungsi yang lain sebagai berikut: mengembangkan generasi muda untuk memperoleh pemahaman tentang cita—cita bangsa dan negara; membantu dalam mengambil suatu keputusan dalam bertanggung jawab untk menyelesaikan masalah pribadi, kelompok, masyarakat, dan negara; dapat meraih cita-cita nasional dan juga dapat membuat keputusan yang baik dan bijaksana; sebagai tempat untuk menjadikan warga negara yang berkarakter, cerdas dan trampil untuk tetap setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan menjadikan dirinya untuk berfikir dan bertindak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

2.1.2 Pegertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah metode pendidikan yang dilakukaan oleh guru yang bertujuan untuk menunjang peserta didik memperoleh proses

(9)

18 pembelajaran dan dapat memahami pembeajaran yang diberikan. Menuru Sudirman (2004), pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar dapat mengubah tingkah laku seseorang. Tujuan dalam pembelajaran menjadi penilaian dalam melakukan perencanaan pembelajaran, secara teori tujuan pembelajaran meliputi tujuan kongnitif, tujuan psikomotorik, dan tujuan efektif.

Tujuan kongnitif berhubungan dengan perilaku berfikir atau perilaku intelektual. Bloom (Ibrahim 1996), menjelaskan ada enam tingkah pada tujuan kongnitif sebagai berikut: Tingkah Pengetahuan, tingkah ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik dalam mengenal dan mengingat mengenai materi pembelajaran; Tingkah Pemahaman, berhubungan dengan kemampuan peserta didik dalam memahami dan memaknai materi pembelajaran; Tingkah Penerapan, kemampuan yang diperoleh peserta didik dalam menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan suatu masalah; Tingkah Analisis, kemapuan yang dimiliki peserta didik dalam mengkaji dan menguasai materi; Tingkah Sintesi, kemampuan menggabungkan berbagai konsep melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif; dan Tingkah Evaluasi, peserta didik mampu menyimpulkan dan memberikan penilaian pada suatu peristiwa.

Tujuan Psikomotorik dalam pembelajaran merupakan mendorong respon gerak peserta didik secara aktif. Menurut Santrock (2007) prespektif psikomotorik selain berhubungan dengan atletik berhubungan juga dengan kegiatan menulis peserta didik, dimana tangan dan pengolahan kata yang melibatkan beberapa gerakan tertentu. Psikomotorik

(10)

19 juga berhubugan dengan beberapa tingkatan yaitu: perseptif, berhubungan dengan pengoperasian indra pada manusia misalnya, mengenali warna;

kesiapan berhubungan dengan kemampuan fisik atau emosional dalam melakukan gerakan; respon terbimbing, berhubungan dengan gerakan yang sesuai contoh yang diberikan; respon mekanis, berkaitan dengan gerakaan secara mandiri tanpa disertai dengan contoh; respon kompleks, peningkatan gerakan secara mandiri secara tepat; adaptasi, kemampuan penyamaan gerakan dengan standar yang sudah ada; dan kreativitas, kemampuan menciptakan gerakan baru secara mandiri.

Tujuan efektif, tujuan efektif ini mengarah pada melatih rasa empati yang melibatkan perasaan dan emosi bagi peserta didik agar tumbuh menjadi manusia yang dapat menghargai dan meghormati sesama baik dilingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Menurut Bloom (Winkel 1987) dalam efektif ada beberapa tingkatan, yaitu: penerimaan, berhubungan dengan kepekaan peserta didik dalam menerima penjelasan materi dari guru; partisipasi, berhubungan dengan kesediaan peserta didik untuk ikut serta dalam suatu kegaiatan;

penilaian dan penentuan sikap, berhubungan dengan kemampuan menilai sesuatu dan menentukan sikap atas sesuatu tersebut; organisasi, berhubugan dengan kemampuan dalam membentuk pedoman hidup yang akan menjadi pegangan dalam kehidupan; dan pembentukan pola hidup, berhubungan dengan kemampuan penghayatan nilai kehidupan yang akan menjadi milik pribadi untuk mengatur kehidupan sehari-hari.

(11)

20 2.1.3 Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Burden dan Bynd (2013) strategi pembelajaran adalah cara atau metode yang digunakan untuk menyampaikan materi pengajaran yang dimaksud untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi pembelajaran adalah metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, strategi mencakup media, metode-metode, dan sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah tahap berikutnya setelah desain pembelajaran atau cara menuju proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dimaksud adalah susunan dari luar peserta didik yang di buat untuk menumbuhkan proses internal dalam pembelajaran. Startegi pemebelajaran menurut Dick dan Carey 1985 (Sanjaya, 2011) merupakan satu kesatuan materi dari metode pembelajaran yang digunakan secarah bersama-sama untuk mencapai hasil belajar pada peserta didik.

Kemp (Sanjaya, 2011) mengemukakan strategi pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaraan secarah efektif dan efisien. Menurut Hamruni (2012) terkait konsepnya strategi pembelajaran terdapat dua pokok utama, yaitu: strategi pembelajaran sebagai rancangan tindakan dalam penggunaan dan pemanfaatan sumber daya pada pembelajaran dan strategi yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.

Strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya pembelajaran peserta didik. Strategi pembelajaran dikembangkan dengan cara-cara tertentu sehingga

(12)

21 menghasilkan suatu aspek dalam pengetahuan. Sebagai sutau aspek dalam pengetahuan, strategi pembelajaran dapat dipelajari dan diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran dimiliki oleh seseorang tanpa perna belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran sebelummnya.

Manfaat strategi pembelajaran untuk guru ataupun peserta didik adalah untuk guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan contoh dalam bertindak secarah teratur dalam pelaksanaan pembelajaran. Untuk peserta didik, penerapan strategi pembelajaran dapat memudahkan proses belajar, setiap strategi pembelajaran dirancang bertujuan untuk memudahkan proses pembelajaran peserta didik.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pemebelajaran sebagai berikut:

Tujuan Pembelajaran, bentuk kompetensi dalam kurikulum pembelajaran yang dirumuskan bertujuan untuk tiga hal yaitu, pengetahuan, keterampilan, dan sikap; Jenis dan Tingkat Kesulitan Pelajaran, untuk mencapai materi pelajaran menggunakan proses yang berbeda-beda, apabila materi yang dibahas merupakan materi baru bagi peserta didik, maka guru hendaknya memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau melakukan demonstrasi yang menarik perhatian peserta didik. Sebaliknya apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah dikenal peserta didik, maka guru dapat meinta peserta didik untuk menemukakan pengetahuannya tentang materi yang dibahas; Sarana (Alat dan Sumber), Waktu, dan Ruangan, jumlah sarana yang tersedia disekolah harus mencukupi untuk semua

(13)

22 peserta didik, apabila tidak mencukupi guru bisa meminta peserta didik untuk melakukan kegiatan secara kelompok.

Waktu dan ruangan harus menjadi pertimbangan guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan diterapkan; Siswa, menjadi sasaran atau tujuan utama dalam pembelajaran adalah peserta didik. Oleh karena itu, dalam memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan harus mempertimbangkan peserta didik secara individual dan jumlah peserta didik; Guru, guru memiliki kelebihan dan keterbatasan fisik yang berbeda. Maka hal-hal seperti itu perlu menjadi pertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan saat pembelajaran.

2.1.4 Pengertian Pembelajaran Daring

Sekolah atau belajar dari rumah merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dan peserta didik dirumah masing-masing dengan menggunakan perangkat teknologi. Proses kegiatan belajar mengajar secara daring ini berpatokan pada surat edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 yang mengatur tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 yang berisi himbauan agar kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan dirumah (Fajrian, 2020). Dalam surat tersebut menyatakan bahwa proses belajar dilaksanakan dirumah melalui pembelajaran online atau pembelajaran daring (dalam jaringan) (Kemendikbud RI, 2020). Menurut Gunawan, dkk (2020) pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan peserta didik untuk menyelsaikan tugas dan kegiatan belajarnnya dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki. Sedangkan Moore, dkk (2011) pembelajaran

(14)

23 daring adalahh pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet dengan akses, koneksi, mudah, dan kemampuan dalam menghasilkan berbagai macam interaksi pembelajaran.

Pemerintah Indonesia sampai saat ini masih mengeluarkan peraturan pembelajaran secara daring sebagai salah satu cara pencegahan penularan penyebaran Covid-19 di sekolah terutama diruang kelas. Sistem pembelajaran daring ini menggunakan beberapa platform digital yang sudah dipilih oleh guru dan masing-masing sekolah. Media merupakan salah satu penunjang dala proses belajar mengajar. Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaraan ditentukan juga oleh media yang digunakan.

Media merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Pembelajaran online menurut Dabbagh dan Ritland merupakan sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan bantuan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan). Menurut Dabbagh dan Ritland ada tiga komponen pada pembelajaran daring adalah: model pembelajaran; strategi instruksional;

dan media pembelajaran daring. Perkembangan teknologi yang begitu pesat juga merambah kedunia pendidikan, dimana teknologi adalah tempat berbagai macam media sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Beberapa media pembelajaran daring yang dapat digunakan yaitu: (a) Whatsapp group; (b) google suite for education; (c) ruang guru;

(d) zenius; dan (e) zoom.

(15)

24 Pembelajaran daring selama wabah virus Corana ini, masih ditemui banyak kendala, misalnya: masih banyak peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran karena tidak ada sinyal atau jaringan;

orangtua peserta didik yang kondisi ekonominya berkecukupan sehingga tidak bisa memiliki handphone. Selain peserta didik, banyak guru juga yang mengalami kendala dalam proses pembelajaran daring, terutama guru-guru yang umurnya sudah tidak muda lagi yang sulit dalam menggunakan teknologi.

Pembelajaran daring yang dilakukan menuntut kreativitas dan keterampilan guru dalam menggunakan teknologi. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau berinovasi terhadap sesuau yang sudah ada. Menurut Soekatini (2009), kreativitas guru adalah guru yang mampu mengaktualisasikan dan mengekspresikan secarah optimal segala kemampuan yang dimiliki dalam rangka membina dan mendidik dengan baik.

Samiawan (dalam Hawadi 2011) kreativitas adalah kemampuan untuk mengemukakan ide-ide baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Enurut Munandar (1992) kreativitas dapat dilihat dari tiga kemampuan sebagai berikut: keampuan untuk mengkombinasi sesuatu yang baru berdasarkan data dan informasi atau unsur-unsur yang ada;

kemampuan berdasrkan data dan informasi yang ada, mendapatkan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan, diaman penekanannya adalah pada kuantitas ketepatgunaan dan keraguan jawban; dan kemampuan yang secara perasional menggambarkan kelancaran,

(16)

25 keluwesan, dan orisinalitas dalam berfikir, secara kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, dan memperinsi) suatu ide.

Kreativitas memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Kelancaran berfikir (fluency of thinking), adalah kemampuan untuk mebuat banyak gagasan jawaban dan penyelasaian masalah; Keluwesan berfikir (fleksibility), adalah kemapuan untuk menciptakan beberapa ide, jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan yang beraneka ragam, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda, serta ampu menggunakan bermacam- macam pendekatan atau cara berpikir; Elaborasi (elaboration) adalah kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan dan mampu menambah atau memperinci suatu gagasan agar jadi lebih menarik; Originalitas (original / keaslian) merupakan kemampuan dalam memberikan ide-ide yang baru dan unik.

2.1.5 Pengertian Minat Belajar

Minat belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar, dua kata ini memiliki arti yang berbeda. Menurut Slameto dan Asmani (2009) minat merupakan ras asuka atau ketertarikan terhadap sesuatu ha atau aktivitas tertentu, tanpa ada yang memaksa atau menyuruh. Sedangkan minat berkaitan dengan kepibadian seseorang. Minat seseorang itu bisa timbul atau hadir dengan sendirinya, dan ada juga yang perlu di asah atau diusahakan. Dapat disimpulkan bahwa minat adalah keininan jiwa terhadap sesuatu yang terdiri dari perasaan suka, senang, mencermati, dan

(17)

26 keseriusan dengan adanya motif dan tujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

Menurut Hilgard dan Bower (dalam Purwanto 2010) belajar adalah peralihan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu yang yang diakibatkan oleh pengalamannya, dimana perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan. Menurut Gagne (dalam Purwanto 2010) belajar dapat terjadi apabila stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi peserta didik, sehingga membuatnya dapat berubah dari masa ke masa. Morgan (dalam Purwanto 2010) belajar merupakan setiap perubahan yang relatif bertahan dari tingkah laku yang terjadi sebagai pengalamannya. Ferrari dkk (dalam Wulan 2000) belajar adalah suatu proses mengubah tingkah laku peserta didik yang dipengaruhi oleh faktor tertentu, baik faktor dari dalam diri maupun faktor dari luar seperti keluarga atau lingkungan. Secara psikologi ketika peserta didik mengikuti proses pembelajaran akan dipengaruh oleh faktor motivasi, konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman, dan ulangan.

Menarik minat belajar dan melatih berfikir terhadap peserta didik diperlukan suatu media khusus sebagai pengantar pembelajaran.

Minat belajar merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasila belajar peserta didik, minat itu muncul dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Faktor dari luar yang mempengaruhi minat belajar yaitu bagaimana cara guru mengajar yang dapat menumbuhkan minat belajar pada peserta didik, salah satunya dengan cara memberikan pembelajaran yang menyenangkan, dan juga memberikan semangat yang membangun. Minat belajar adalah sikap kedisplinan dalam prose belajar,

(18)

27 baik yang berkaitan dengan pembuatan jadwal belajar maupun usaha untuk belajar sungguh-sungguh (Adriani & Rasto, 2019) indikati-indikator dalam minat belajar adalah: adanya rasa tertarik atau sennag untuk belajar, adanya keikutsertaan yang aktif, adanya keinginan yang tinggi untuk memperhatikan dan daya fokus yang tinggi, memiliki perasaan yang positif dan meningkatnya keinginan untuk belajar, adanya rasa nyaman saat belajar, dan memiliki kepastian dalam membuat keputusan yang berhubugan dengan prose belajar yang dijalani.

Mengemabngkan minat belajar diperlunya dasar mengenai proses perkembangan peserta didik tersebut. Selain itu, ciri-ciri yang dimiliki peserta didik sangat penting untuk di ketahui agar dapat menbuat program pengembangan minat anak yang efektif, serta mempunyai kebijakan untuk menentukan kearah mana minat tersebut akan dikembangkan. Menurut Maslow (Sardiman, 2012) dorongan-dorongan dalam belajar yaitu: adanya kebutuhan fisik, adanya kebutuhan rasa aman, adanya kebutuhan akan rasa cinta dan penerimaan dalam hubungan orang lain, adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dimasyarakat. Menurut Bernard (Sardiman 2012) minat itu timbul tidak secara tiba-tiba atau spontanitas melainkan timbil karena adanya partisipasi, pengalaman, kebiasaan, pada waktu belajar atau bekerja. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari adanya minat belajar peserta didik, minat belajar yang tinggi berpengaruh terhadap baik atau tidaknya nilai prestasi peserta didik.

(19)

28 2.1.6 Pengertian Covid-19

Corona virus disiase 2019 atau Covid-19 merupakan jenis virus baru yang diidentifaksi masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020. Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok. Covid-19 merupakan krisis kesehatan yang ana sudah dinyatakan sebagai wabah didunia, karena hampir semua negara didunia sudah terdampak oleh wabah ini. Corona virus ini juga disebut juga virus zoonotik yang dimana virus ini bertransmisi dari hewan ke manusia. Munculnya virus ini juga membuat pola hidup masyarakat ikut berubah entah sebagai upaya menangani atau mencegah tertularnya virus Corona-19, seperti melakukan physical distancing, social distancing, pembatasan sosial berskala besr, work from home (WFH), belajar dari rumah, dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Sosila distancing menjadi strategi utama bagi sebagian besar negara untuk melakukan upaya terhadap penyebaran Covid-19. Penerapannya adalah dengan menjaga jarak dengan orang lain minimal 2 (dua) meter dan diajukan untuk menghindari kontak langsung dengan kerumunan (Buana, 2020). Dengan berlakunya keputusan presiden nomor 11 tahun 2020, Indonesia telah dinyatakan mengalami darurat kesehatan dimana mengharuskan dilakukannya pencegahan sebagaimana dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Dampak dari adanya penyebaran Covid- 19 juga dirasakan oleh dunia pendidikan. Pembelajaran yang awalnya dilakukan secarah learning atau disekolah harus dilakukan secarah dalam jaringan (daring).

(20)

29 2.2 Penelitian Yang Terdahulu

Demi terhindar dari penjiplakan, penulis melakukan pencarian atas penelitian terdahulu. Hasil penelusuran tersebut, didapatkan data penelitian terdahulu. Masalah pada penelitian terdahulu relevan dengan masalah pada penelitian ini yaitu:

Tabel 1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

1 Hanni Eka

Febliyah

Strategi Guru dalam Menumbuhkan Minat Belajar Peserta Didik

pada Proses

Pembelajaran Secara Daring di Era Pandemi Covid-19

Topik yang dibahas sama yaitu bagaimana strategi guru untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik pada pembelajaran daring.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti ini adalah kualitatif.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada peserta diidk tingkat SD, sedangkan penulis meneliti peserta didik tingkat MTs.

2 Vivi Fatha Almaqfiroh

Upaya Guru dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Kelas IV C pada Masa Pandemi Covid-19 di MI Darussalam Sugihwaras Candi Sidoarjo

Persammaan pada pembahasan ini adalah bagaimana cara guru menumbuhkan minat belajar peserta didik pada masa pandemi.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti ini adalah kualitatif.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada peserta didik tingkat MI, sedangkan penulis meneliti peserta didik tingkat MTs.

3 Novi Audria Strategi Guru dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa pada Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar

Persammaan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar peserta

didik dalam

pembelajaran daring pada masa pandemi Corona-19.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunkan jenis penelitian kualitatif.

Perbedaat yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian

yang akan

dilakukan penulis adalah penelitian ini melakukan

penelitian pada peserta didik tingkat SD, sedangkan penulis melakukan penelitian pada peserta didik tingkat MTs.

(21)

30 2.3 Kerangka Berpikir

Sesuai kerangka berpikir dapat diketahui bahwa penulis akan mengungkapkan Strategi Guru PPKn dalam Pembelajaran Daring untuk Menumbuhkan Minat Belajar Peserta Didik MTs Muhammadiyah 1 Malang

Bagan 1 Kerangka Berpiikir

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun

2020 Pembelajaran Daring

Platform yang digunakan

Strategi yang digunakan Faktor Pendukung dan Penghambat

Minat Belajar Peserta Didik MTs Muhammadiyah 1 Malang

Gambar

Tabel 1 Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

diterima pada taraf nyata tersebut, sehingga kesimpulannya adalah model regresi yang diperoleh dapat dipergunakan untuk melihat pengaruh Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas,

Selain kontraksi kinerja usaha pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan & perikanan dan sektor pertambangan & penggalian, penurunan SBT kegiatan

Berdasarkan hasil penilitian nilai rata-rata MPC tahun 2010 warga RT.03 RW.10 Kelurahan/Desa Kebonsari Kulon Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo mencapai

A Lengyel Nemzeti Bank például támogatja a kutatást, valamint konferenciákat, szemináriumokat rendez a központi bankok gazdasági életben betöltött szerepéről, ezen

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangannya dengan judul

Adapun yang menjadi pencipta dan yang membudayakan tradisi pembacaan senandung munajat ini adalah tuan guru pertama yang juga merupakan pendiri Tarekat

Pendekatan kasus digunakan karena meneliti kaidah dan norma dasar yang digunakan dalam penanganan perkara pidana yang dilakukan oleh orang dengan gangguan jiwa..

8 Sebab pikirnya: "Jika Esau datang menyerang pasukan yang satu, sehingga terpukul kalah, maka pasukan yang tinggal akan terluput." 9 Kemudian berkatalah Yakub: