• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

DINAS SOSIAL TENAGA KERJA

DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2015

DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN BOYOLALI

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan dan petunjukNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2015 dapat disusun dan direalisasikan sesuai rencana guna memenuhi kewajiban menyampaikan LKjIP setelah pelaksanaan program/kegiatan APBD 2015 sebagaimana Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas.

Dokumen LKjIP menyajikan hasil pengukuran kinerja tahun 2015 serta evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerjanya, sehingga dokumen LKjIP ini dapat memberikan informasi keberhasilan/kegagalan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta dapat diketahui apakah program/kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai indikator dan target kinerja serta mengarah pada terwujudnya visi dan misi organisasi (Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi).

Selain itu, dokumen LKjIP juga menyajikan dokumen perencanan dan kinerja lain seperti Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), serta Penetapan Kinerja, sehingga dokumen LKjIP juga dapat digunakan untuk mengevaluasi konsistensi penerapan rencana strategis yang telah ditetapkan, melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di masing-masing SKPD sekaligus dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip Good Governance, yaitu terwujudnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Boyolali.

Dengan tersusunnya dokumen ini, maka kepada Tim Penyusun LKjIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan para pelaksana kegiatan serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, disampaikan terima kasih.

Harapan kita semua tentunya penyusunan LKjIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2015 ini, benar-benar didasarkan pada pengukuran kinerja yang realistis dan obyektif sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan langkah dan kebijakan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi di tahun selanjutnya serta dapat mendorong peningkatan kinerja para penyelenggara pemerintahan daerah dalam mewujudkan visi - misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan visi - misi Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Demikian, semoga dokumen LKjIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2015 ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada kita semua.

Boyolali, Maret 2016

KEPALA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN BOYOLALI

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Gambaran Umum Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi ... 1

1.2 Latar Belakang Penyusunan LjKIP ... 5

1.3 Tujuan Penyusunan dan Kegunaan Dokumen ... 6

1.4 Dasar Penyusunan LKjIP ... 7

1.6 Sistematika Penyajian LjKIP ... 7

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 9

2.1 Visi dan Misi Dinsosnakertrans 2011-2015 ... 9

2.2 Rencana Strategis 2011-2015 ... 10

2.3 Indikator Kinerja Utama (IKU) 2011-2015 ... 11

2.4 Rencana Kinerja Tahun 2015 ... 14

2.5 Penetapan Kinerja Tahun 2015 ... 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 20

3.1 Hasil Pengukuran Kinerja ... 20

3.2 Realisasi Anggaran ... 30

BAB IV PENUTUP ... 33

4.1 Kesimpulan ... 33

4.2 Saran ... 33

(4)

IKHTISAR EKSEKUTIF

A. Pendahuluan

Dalam rangka lebih meningkatkan kinerja pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement), perlu adanya sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dengan telah selesainya pelaksanaan tahun anggaran 2014, sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas, semua instansi pemerintah, termasuk Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali, wajib menyusun LKjIP. Selain itu, informasi dalam dokumen LKjIP merupakan bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas.

Berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali. Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, terdiri dari Sekretariat, 4 kepala bidang, Kelompok Jabatan Fungsional dan UPTD BLK. Jumlah pegawai secara keseluruhan 100 orang PNS dan 2 orang PTT. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penanggulangan masalah sosial, pelayanan ketenagakerjaan dan transmigrasi.

B. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Visi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen Renstra Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali 2011-2015 adalah “Mewujudkan manusia karya menuju masyarakat sejahtera“. Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Sosial tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali melaksanakan misi:

1) memberikan pelayanan administrasi melalui perencanaan/ pelaporan, penganggaran, kepegawaian dan urusan umum;

(5)

v

3) memberdayakan calon transmigran melalui pembinaan, pengarahan dan pemindahan;

4) mengembangkan Hubungan Industrial, Syarat kerja, pengupahan, organisasi pekerja/pengusaha dan meningkatkan kesejahteraan pekerja;

5) memberikan perlindungan tenagakerja melalui norma kerja, Jamsostek, norma K3 dan lingkungan kerja;dan

6) meningkatkan taraf kesejahteraan sosial melalui peningkatan partisipasi terhadap kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada para penyandang masalah sosial (PMKS).

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, pada tahun 2015 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali melaksanakan 13 (tiga belas) program dengan 52 (Lima puluh dua) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp.4.649.669.000,- (Empat milyar enam ratus empat puluh sembilan juta enam ratus enam puluh sembilan ribu rupiah). Seluruh program/kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari Penetapan Kinerja Tahun 2015 untuk mencapai 3 Sasaran yaitu Menurunnya tingkat pengangguran terbuka, terwujudnya kesejahteraan sosial masyarakat dan terwujudnya tata pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa, konstitusional efektif dan demokratis, atau dengan kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai kaitan sebab akibat dengan sasaran yang telah ditetapkan.

C. Akuntabiltas Kinerja

Berdasarkan penilaian sendiri (Self Assessment) atas realisasi pelaksanaan Penetapan Kinerja Tahun 2015, menunjukkan bahwa rata-rata nilai capaian kinerja dari 3 Sasaran yang telah ditetapkan tersebut adalah 112,55%. Keberhasilan ini disumbangkan oleh 2 (dua) sasaran yang berhasil mencapai nilai kinerja lebih dari 100% sehingga dikategorikan sangat baik, dan 1 (satu) sasaran yang berhasil mencapai nilai kinerja 100%, sehingga dikategorikan baik. Berikut Capaian Kinerja per Sasaran:

NO SASARAN NILAI CAPAIAN

KINERJA

1 Menurunnya Tingkat pengangguran Terbuka 123,33 %

2 Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat 114,33 %

3 Terwujudnya tata pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa, konstitusional efektif dan demokrastis

(6)

D. Simpulan dan Saran

Secara keseluruhan capaian kinerja rata-rata pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2015 sebesar 112,55 % (kategori Sangat baik) dan mengalami kenaikan dibanding capaian kinerja tahun 2014 yaitu sebesar 111,37% sebesar Rp.7.371.470.000,- dan terealisasi Rp.6.877.511.345,- Sedangkan pembiayaaan dari APBD Tahun 2015 berjumlah dengan Anggaran Rp.4.649.669.000,-, dan terealisasi sebesar Rp.4.112.360.115,- dengan penyerapan anggaran sebesar 88,44% atau efisiensi sebesar 11,56%.

(7)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Dasar Hukum Berdirinya Organisasi

Dasar hukum berdirinya organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 6 Tahun 2011 tanggal 5 Nopember 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali. Menurut Peraturan Daerah tersebut, Susunan Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :

1. Kepala

2. Sekretariat, terdiri dari :

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian b. Subbagian Keuangan

c. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan 3. Bidang Sosial terdiri dari :

a. Seksi Bimbingan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Sosial b. Seksi Asistensi dan Pengendalian Bantuan Sosial

c. Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

4. Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja terdiri dari : a. Seksi Pelatihan dan Produktivitas Kerja

b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja c. Seksi Perluasan Kerja

5. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan terdiri dari :

a. Seksi Syarat Kerja dan Penyelesaian Perselisihan b. Seksi Kelembagaan, Pengupahan dan Kesejahteraan c. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan

6. Bidang Transmigrasi terdiri dari :

a. Seksi Pengerahan, Pendaftaran dan Seleksi b. Seksi Pemindahan

(8)

B. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi 1. Tugas Pokok

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penanggulangan masalah sosial dan pelayanan ketenagakerjaan dan transmigrasi.

2. Fungsi Organisasi

a. perumusan kebijakan teknis di bidang sosial, ketenagakerjaan dan transmigrasi

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sosial, ketenagakerjaan dan transmigrasi

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sosial, ketenagakerjaan dan transmigrasi

d. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

Gambaran Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut : (terlampir).

C. Kondisi Sumber Daya Manusia

1. Data Kepegawaian berdasarkan Eselon

Jumlah Pegawai berdasarkan Eselon

II.a II.b III.a III.b IV.a IV.b V.a V.b Jml

- 1 0 4 15 1 - - 21

Fungsional

- Pengawas Ketenagakerjaan = 7 Orang

- Perantara/ mediator = 0 Orang

- Pengantar kerja = 5 Orang

- Instruktur = 28 Orang

Jumlah = 40 Orang

Staf = 39 Orang

Pegawai Tidak Tetap = 2 Orang

(9)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 3 2. Data Kepegawaian berdasarkan Golongan/ Ruang

Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ Ruang

Pembina Utama Muda (IV/c) -

Pembina Tingkat I (IV/b) 1

Pembina (IV/a) 16

Penata Tingkat I (III/d) 33

Penata (III/c) 9

Penata Muda Tingkat I (III/b) 28

Penata Muda (III/a) 2

Pengatur Tingkat I (II/d) 1

Pengatur (II/c) 3

Pengatur Muda Tingkat I (II/b) 3

Pengatur Muda (II/a) 2

Juru Tingkat I (I/d) 1

Juru (I/c) -

Juru Muda Tingkat I (I/b) 1

Juru Muda (I/a) -

Jumlah : 100

3. Data Kepegawaian berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Pegawai Negeri Sipil PTT Jumlah

1 Laki-laki 65 2 67

2 Wanita 35 - 35

Jumlah 100 2 102

4. Data Kepegawaian berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Pegawai Negeri Sipil PTT Jumlah

1 Pasca Sarjana (S2) 7 - 7

2 Sarjana (S1) 46 - 46

3 D3 8 - 8

4 D2 2 - 2

5 D1 0 - 0

6 SLTA 32 - 32

7 SLTP 2 - 2

8 SD 3 2 5

(10)

D. Kondisi sarana dan prasarana

Sarana dan Prasarana yang dipergunakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas kedinasan yang terdiri dari bangunan gedung kantor, kendaraan dinas dan sarana inventaris lainnya yang terinci sebagai berikut:

1. Bangunan Kantor

a. Bangunan Kantor Baru (Induk) Dinsosnakertrans Jl.Nusantara, Kemiri, Boyolali

b. Bangunan Kantor (UPTD LBK) Jl. Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Siswodipuran Boyolali/ rusak ringan

c. Bangunan Kantor (UPTD BLK) Randusari, Teras, Boyolali, Kondisi baik.

2. Kendaraan Dinas a. Kendaraan Roda 4

No Spesifikasi Jumlah Tahun Keadaan Barang

Asal Perolehan

Barang

1 2 3 4 5 6

1. Toyota Kijang Inova 1 2007 B Pembelian

2. Mitsubishi L 300 DP 1 2002 B Pembelian

3. Toyota Avanza 1 2004 B Pembelian

4. Suzuki Carry 1,5 1 2004 RR Pembelian

5. Mobil Box KIA 1 1996 RR Hibah

6. Isuzu ELF Euro II 1 2009 B BMN

7. Mitsubishi Strada 1 2010 B BMN

8. Isuzu ELF K3 1 2012 B Milik Pusat

Total 8

b. Kendaraan Roda 2

No Spesifikasi Jumlah Tahun Keadaan Barang

Asal Perolehan

Barang

1 2 3 4 5 6

1. Honda C 100 1 1992 RR Pembelian

(11)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 5 No Spesifikasi Jumlah Tahun Keadaan

Barang

Asal Perolehan

Barang

1 2 3 4 5 6

3. Honda Supra Fit 1 2004 B Pembelian

4. Honda GL Pro 1 1996 B Pembelian

5. Honda C 100 1 1996 B Pembelian

6. Suzuki A 100 1 1990 RB Pembelian

7. Suzuki A 100 1 1982 RB Pembelian

8. Honda Revo Racing 1 2009 B Pembelian

9. Honda MCB 100 1 2003 B Pembelian

10. Honda C 100 1 1993 B Pembelian

11. Honda Supra X 125 1 2009 B Pembelian

12. Honda MCB 100 1 2002 B Pembelian

13. Honda Supra X 125 1 2011 B Pembelian

14. Honda Supra X 125 1 2012 B Pembelian

Jumlah Nopol AD - D 14 -

15. Honda MCB 1991 1 1991 B Milik Pem Prov

16. Honda C 100 16 1997 RR Eks. Depsos

17. Honda MCB 100 1 1995 RB Eks. Depsos

18. Honda MCB 100 1 1996 RR Eks. Depsos

Jumlah Plat Non AD - D

19

Total 33

3. Sarana Meubelair

Sarana meubelair sudah mencukupi namun kondisinya sebagian kurang baik, sehingga perlu diperbaiki dan ditambah. Fasilitas peralatan kerja, baik yang berupa alat elektronik (komputer, Lap Top, printer, Handycam, Wireless, Telephone/ Fax.) maupun mesin ketik manual sudah mencukupi dengan kondisi/ keadaan sebagian baik dan sebagian lagi kurang baik

1.2 LATAR BELAKANG PENYUSUNAN LKjIP

(12)

berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement), perlu adanya sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).

Instansi yang wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/ Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing.

Dokumen LKjIP bukan dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD, Indikator Kinerja Utama (IKU), Penetapan Kinerja (PK) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Sesuai dengan siklusnya, pada saat ini pemerintah daerah menyusun LKjIP 2015 dan Penetapan Kinerja (Tapkin) 2016.

LKjIP adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/ sasaran strategis instansi. Laporan Akuntabilitas Kinerja berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Sedangkan Dokumen PK/ TAPKIN merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dokumen Penetapan Kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran

1.3 TUJUAN PENYUSUNAN DAN KEGUNAAN DOKUMEN LKiJP

Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja (Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi) dalam mencapai sasaran strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin) di awal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai:

1. Sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan penetapan kinerja.

2. Bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(13)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 7 1.4 DASAR PENYUSUNAN LKjIP

Peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum dalam penyusunan dokumen LKjIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trasnmigrasi antara lain:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

4. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 125)

5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2015

6. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 29 tahun 2015 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2015

1.5 SISTEMATIKA PENYAJIAN LkjIP

Sistematika penyusunan LKjIP sebagaimana mengacu pada Lampiran IV Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai berikut

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

IKHTISAR EKSEKUTIF Bab. I PENDAHULUAN

(14)

1.4 Dasar Penyusunan LKjIP 1.5 Sistematika Penyajian LkjIP

Bab. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 Visi dan Misi 2011-2015

2.2 Rencana Strategis Tahun 2011-2015 2.3 Indikator Kinerja Utama Tahun 2011-2015 2.4 Rencana Kinerja Tahunan 2015

(15)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 9

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 VISI DAN MISI

Visi dan misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Strategis Dinsosnakertrans Kabupaten Boyolali 2011-2015 sebagai berikut :

a. Visi

Situasi atau keadaan “ideal” yang diinginkan pada masa mendatang (jangkauan 5 tahun), sifatnya memberikan inspirasi dan arah serta posisi (setting) Dinsosnakertrans di masa depan yaitu “Terwujudnya Manusia Karya Menuju Masyarakat Sejahtera”, yang akan ditempuh melalui berbagai strategi, kebijakan, program dan kegiatan.

b. Misi

Merupakan jabaran tentang apa yang akan dilakukan, siapa penerima manfaat (beneficiaries), apa kompetensi utama dinas, dan mengapa hal itu perlu dilakukan oleh Dinsosnakertrans agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Adapun Misi Dinsosnakertrans adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan Administrasi melalui Perencanaan/ Pelaporan, Pemagangan, Kepegawaian dan Urusan Umum

2. Memberdayakan Masyarakat melalui Pembinaan Pelatihan,

Penempatan, dan Perluasan Kerja

3. Memberdayakan Calon Transmigrasi melalui Pembinaan,

Pengerahan dan Pemindahan

4 Mengembangkan Hubungan Industrial, Syarikat kerja, Pengupahan, Organisasi Pekerja/ Pengusaha dan meningkatkan Kesejahteraan Pekerjaan

5. Memberikan Perlindungan Tenaga Kerja melalui Norma Kerja dan Jamsostek, Norma K3 dan Lingkungan Kerja

(16)

2.2. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011-2015

(17)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 11

Tabel 2.1 Rencana Strategis Tahun 2011-2015

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-

SATUAN

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Terciptanya iklim usaha

dan iklim investasi

Pencari kerja yang ditempatkan via PJTKI 1.000 1.250 1.500 1.750 2.000 Orang

Kepesertaan promosi investasi baik regional maupun nasional

1 1 1 1 1 event

Persentase tingkat pengangguran 5.55 5.34 5.09 4.8 4.47 %

Tingkat Partisipasi angkatan kerja 81 83.11 82.51 82.55 82.27 %

2. Terbangunnya suatu

pemerintahan yang

Jumlah penyandang cacat dan penyandang

masalah sosial yang meningkat

(18)

2.3. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) 2011-2015

lndikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator dalam dokumen IKU berlaku 5 tahunan menyesuaikan dokumen renstra SKPD dan RPJMD dan digunakan sebagai acuan SKPD dalam menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

(19)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 13

Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali 2011-2015

No Sasaran Renstra Indikator Kinerja Utama Satuan Penanggungjawab Sumber Data Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

1. 3.1.4. Menurunnya

tingkat pengangguran terbuka

Pencari kerja yang ditempatkan (via PJTKI)

Orang Dinsosnakertrans Bidang Pelatihan

dan Penempatan Tenaga Kerja

Kepesertaan promosi investasi baik regional maupun nasional

Event Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans

Prosentase tingkat pengangguran. % Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans

Tingkat partisipasi angkatan kerja. % Dinsosnakertrans Bidang Pelatihan

dan Penempatan Tenaga Kerja

4.1.8. Terwujudnya kesejahteraan sosial

Jumlah transmigran yang

ditempatkan

KK Dinsosnakertrans Bidang

Transmigrasi

Jumlah kerjasama dengan daerah dalam penyelenggaraan transmigran

MOU Dinsosnakertrans Bidang

Transmigrasi

Jumlah desa yang menangani

kesejahteraan sosial masyarakat.

Desa Dinsosnakertrans Bidang Sosial

Jumlah penyandang cacat dan masalah sosial yang meningkat ketrampilannya.

(20)

2.4. RENCANA KINERJA TAHUN 2015

Rencana Kinerja Tahun 2015 Dinsosnakertrans Kabupaten Boyolali, disusun mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Dinsosnakertrans Kabupaten Boyolali 2011-2015 dengan mengambil target Tahun 2014 dengan memperhatikan Permensos No 129/HUK/2008 tentang SPM Bidang Sosial dan Permenakertrans No.PER.04/MEN/X/2010 tentang SPM Bidang Ketenagakerjaan.

(21)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 15

Tabel 2.3

Rencana Kinerja Tahun 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

1. Terwujudnya tata pemerintahan

yang lebih bersih, berwibawa,

konstitusional, efektif dan

demokratis

1. Tercukupinya sarana pelayanan administrasi perkantoran 95 %

2. Tercukupinya dan terpeliharanya sarana dan prasarana aparatur 95 %

3. Tersusunnya laporan tepat waktu 95 %

2. Menurunnya tingkat

pengangguran terbuka

1. Kepesertaan promosi investasi baik regional maupun nasional 1 Event

2. Pencari kerja yang ditempatkan via PJTKI 2.000 Orang

3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 82,27 %

4. Persentase tingkat pengangguran 4,47 %

5. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi. 70 %

6. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat 52 %

7. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan 60 %

8. Besaran Pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan 40 %

3. Terwujudnya kesejahteraan sosial masyarakat

1. Jumlah desa yang menangani kesejahteraan sosial masyarakat 8 Desa

2. Jumlah penyandang cacat dan penyandang masalah sosial yang meningkat keterampilannya

40 Orang

3. Jumlah transmigrasi yang ditempatkan 25 KK

4. Jumlah kerjasama dengan daerah dalam penyelenggaraan transmigrasi 3 MOU

5. Prosentase (%) PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar

80 %

6. Prosentase (%) PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya

(22)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

7. Prosentase (%) panti sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

80 %

8. Prosentase (%) wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

60 %

9. Prosentase (%) korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat

80 %

10. Prosentase (%) korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan prasarana tanggap darurat lengkap

80 %

11. Prosentase (%) penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial

40 %

3. Meningkatnya kesejahteraan

pekerja dan terciptanya iklim usaha yang kondusif

1. Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek 49 %

2. Besaran kasus yang diselesaiakan dengan Perjanjian Bersama (PB) 45 %

3. Besaran Pemeriksaan Perusahaan 41 %

(23)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 17

2.5. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015

Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut kedalam sejumlah program. Setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakterisrik program. Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari program.

Penetapan Kinerja merupakan pernyataan/ kesepakatan/ perjanjian kinerja untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Penetapan Kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi berdasarkan Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2011-2015, dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2015. Berikut Penetapan Kinerja Perubahan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN BOYOLALI

No Sasaran Indikator Kinerja

Target

1. Persentase (%) PMKS yang menerima

program pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial lainnya.

penyandang masalah sosial yang meningkat keterampilannya.

40 orang 40 orang

4. Prosentase (%) PMKS yang

memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar.

80 % 80 %

5. Prosentase (%) korban bencana yang

menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat.

80 % 80 %

6. Prosentase (%) korban bencana yang

dievakuasi dengan menggunakan

prasarana tanggap darurat lengkap

70 % 70 %

7. Prosentase (%) penyandang cacat fisik

dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial.

40 % 40 %

(24)

No Sasaran Indikator Kinerja

menyediakan sarana prasarana

pelayanan kesejahteraan sosial.

80 % 80 %

9. Prosentase (%) wahana kesejahteraan

sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.

2. Menurunnya tingkat

pengangguran terbuka

1. Kepesertaan promosi investasi baik regional maupun nasional

mendapatkan pelatihan berbasis

kompetensi

70 % 70 %

4. Pencari kerja yang ditempatkan via

PJTKI

2000 orang 2000 orang

5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 82.27 % 82.27 %

dengan Perjanjian Bersama (PB)

45 % 45 %

3. Terwujudnya tata

pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa, konstitusional efektif dan demokrastis

1. Terwujudnya gedung asrama Balai

Latihan Kerja

(25)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 19

Sedangkan Program dan Anggaran adalah sebagai beikut:

No Program

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp. 389.664.000 Rp. 416.666.000 APBD

2. Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

Rp. 213.062.000 Rp. 330.130.000 APBD

3. Peningkatan pengembangan

sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Rp. 14.540.000 Rp. 14.540.000 APBD

4. Pemberdayaan Fakir Miskin,

Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya.

Rp. 216.610.000 Rp. 456.955.000 APBD

5. Pelayanan dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial

Rp. 305.784.000 Rp. 305.784.000 APBD

6. Pembinaan anak terlantar Rp. 24.609.000 Rp. 24.609.000 APBD

7. Pembinaan para penyandang

cacat dan eks trauma.

Rp. 94.555.000 Rp. 94.555.000 APBD

8. Pembinaan panti asuhan/ panti

jompo

Rp. 59.275.000 Rp. 59.275.000 APBD

9. Pemberdayaan Kelembagaan

Kesejahteraan Sosial

Rp. 161.066.000 Rp. 186.066.000 APBD

10. Pengembangan wilayah

transmigrasi

Rp. 308.650.000 Rp. 387.460.000 APBD

11. Peningkatan Kualitas dan

Produkifitas Tenaga Kerja

Rp. 1.437.349.000 Rp. 1.437.349.000 APBD

12. Peningkatan Kesempatan Kerja Rp. 572.803.000 Rp. 572.803.000 APBD

13. Perlindungan dan Pengembangan

Lembaga Ketenagakerjaan

Rp. 363.477.000 Rp. 363.477.000 APBD

(26)

B

BAABB IIIIII A

AKKUUNNTTAABBIILLIITTAASSKKIINNEERRJJA A

Akuntabilitas kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan perwujudan kewajiban Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2014 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

3.1 Hasil Pengukuran Kinerja

Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/ kualitas keluaran (output) dan atau hasil (outcome) kegiatan/ program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya (tahun 2015). Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (tahun 2015) dan DPA Perubahan tahun 2015. Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Penetapan Kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2015 dan DPA Perubahan 2015.

a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan (input) yang digunakan. b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara

(27)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 21 1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tinginya

kinerja atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus :

Capaian Indikator Kinerja = Realisasi X 100% Rencana

2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan rumus :

Capaian Indikator Kinerja = Rencana – (Realisasi-Rencana) X 100% Rencana

Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan kategori sebagai berikut :

a. Lebih dari 100 % = Sangat Baik (A) b. 76% sampai 100% = Baik (B)

c. 56% sampai 75 % = Cukup (C) d. Kurang dari 55 % = Kurang (K)

(28)

Sasaran 1 : Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka

Indikator kinerja Satuan Target

Realisasi Tahun Target

Tahun

1 Kepesertaan promosi investasi baik regional maupun nasional

5 Tingkat partisipasi angkatan kerja

8 Prosentase tingkat pengangguran yang menjadi peserta program Jamsostek

% - - - 46 100,9 84 49 87,40 178,37 A

11 Besaran pemeriksaan perusahaan

% - - - 30 43,17 62,7 41 42,23 103 A

12 Besaran pengujian peralatan di perusahaan

% - - - 19 19 38,8 42 18,80 44,76 D

Capaian rata-rata % 123,33 A

Capaian Kinerja Sasaran Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka meliputi 12 (dua belas) indikator kinerja pokok dengan capaian kinerja yang berbeda. Secara keseluruhan (rata-rata) 123,33% (Kategori : Sangat Baik); 1. Kepesertaan Promosi Investasi Baik Regional Maupun Nasional

(29)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 23 dan lain sebagainya terkait dengan perkerjaan yang dibutuhkan. Capaian kinerja tahun 2015 dengan tahun sebelumnya sama-sama tercapai 100%, dengan demikian target Renstra pada tahun 2015 sebesar 1 even dapat tercapai, karena kegiatan ini rutin diadakan dan dianggarkan setiap tahunnya. Tujuan penyelenggaraan event ini adalah untuk menginformasikan secara detail dan menjaring pencari kerja agar lebih mudah mengakses pekerjaan sesuai dengan kriteria atau kemampuan masing-masing pencari kerja. Pelaksanaan event dilakukan pada saat kelulusan anak sekolah yang dimungkinkan siap untuk berkerja, pemanfaat moment tersebut bertujuan agar memperoleh peminat pencari kerja lebih banyak daripada dilaksanakan pada waktu lain.

b. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja dilaksanakan dengan 5 (lima) kegiatan :

1) Penyusunan data base tenaga kerja daerah 2) Pembangunan bala latihan kerja

3) Pengadaan Peralatan Pendidikan dan Ketrampilan bagi Pencari Kerja

4) Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan bagi Pencari Kerja 5) Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana BLK

Program ini digunakan untuk mengukur kinerja dan untuk memenuhi target kinerja, sehingga pelaksanaan program/ kegiatan yang dilakukan dapat sesuai dengan sasaran dan indikator yang telah ditetapkan. c. Hambatan/ permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja

adalah dimana dalam mengukur kinerja masih harus memperhitungkan outcome dari kegiatan lain, sehingga program/ kegiatan guna mendukung pencapaian indikator kinerja yang sudah ditetapkan pada RPJM sesuai namun tidak sepenuhnya dapat mengukur kinerja tersebut.

d. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah perlu dilakukan evaluasi dan mensinkronkan program/ kegiatan yang dilaksanakan sehingga tepat sasaran dan/ atau dapat mengukur kinerja secara langsung.

2. Pencari Kerja yang Ditempatkan (via PJTKI)

(30)

pencari kerja, mangadakan job canvassing dan job market fair. Penyelenggaraan program/ kegiatan bagi para pencari kerja yang ditempatkan (via PJTKI) dilaksanakan dengan memberikan informasi kepada masyarakat dari perusahaan-perusahaan pencari kerja melalui media-media yang tentunya sudah mendapat izin dan mengenai verifikasi dari Dinsosnakertrans. Penyampaian informasi juga dilakukan oleh pihak Dinsosnakertrans melalui sosialisasi pada tingkat kecamatan se-Kabupaten Boyolali, publikasi melalui leaflet dan spanduk. Pencari kerja atau yang membutuhkan lowongan pekerjaan yang ditempatkan (via PJTKI) adalah masyarakat yang terdaftar pada Dinsosnakertrans melalui pelayanan AK1 sudah mendaftar dan lolos seleksi dari perusahaan pencari kerja sesuai dengan kriteria pekerjaan.

b. Anggaran yang digunakan dalam program/ kegiatan pencari kerja yang ditempatkan (via PJTKI) adalah sebesar Rp. 572.803.000,- dan target penempatan pencari kerja tahun 2015 yang telah ditetapkan sesuai RPJM adalah sebanyak 2.000 orang yang terealisasi sebanyak 3.863 orang dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 544.162.703,-. Dengan demikian efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp. 286.402.297,- atau efisiensi sebesar 5%. Adapun jumlah pencari kerja terdaftar sebanyak 9.071 orang, sedangkan lowongan yang tersedia sampai akhir tahun 2015 sebanyak 13.838.

c. Pencapaian kinerja pada indikator ini apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan. Pada tahun 2014 targetnya adalah 1.750 orang dan realisasinya 3.974 orang atau capaian kinerja sebesar 227.05%.

d. Usaha yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans dalam meningkatkan capaian indikator ini adalah dengan kontinyu dan intens memberikan pengarahan, sosialisasi dan pengumuman terhadap masyarakat pencari kerja agar mereka lebih mudah mengakses dan mengetahui berbagai informasi terkait pekerjaan. Selain hal tersebut, kegiatan lain yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan sesuai dengan RPJM adalah sebagai berikut :

1) Penyusunan informasi bursa tenaga kerja 2) Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja 3) Kerjasama pendidikan dan pelatihan

4) Penyiapan tenaga kerja siap pakai

5) Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan

(31)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 25 6) Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan

berbasis masyarakat

7) Monitoring evaluasi dan pelaporan

3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

a. Indikator tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2015 dengan target 82,27% terealisasi 74,82%, atau capaian kinerja 90,94%, keberhasilan pencapaian kinerja pada indikator ini tidak dapat 100% karena jumlah angkatan kerja lebih kecil dari yang ditargetkan selain itu juga disebabkan peningkatan jumlah penduduk. Hal lain yang juga menyebabkan pencapaian tidak 100% adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencari pekerjaan, kemajuan teknologi yang dapat mempengaruhi pola masyarakat seperti lebih memilih bekerja on line dengan memanfaatkan teknologi, tingkat pendidikan yang cenderung kurang terutama bagi masyarakat ekonomi miskin dan anak putus sekolah sehingga mereka tidak mampu bekerja.

b. Tahun 2014 target indikator tingkat partisipasi angkatan kerja adalah 82,55% dengan realisasi 76,27% atau dengan capaian sebesar 92.39%. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 92,39% dapat disimpulkan adanya kenaikan pencapaian kinerja sekalipun pencapaian kinerja tidak mencapai 100%. Program/ kegiatan yang dilaksanakan untuk pengukuran indikator diatas dilaksanakan dengan 6 (enam) kegiatan :

1) Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja 2) Kerjasama pendidikan dan pelatihan

3) Penyiapan tenaga kerja siap pakai

4) Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan

kewirausahaan

5) Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat

6) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

c. Program ini dapat mengukur kinerja, namun belum berhasil memenuhi target kinerja, namun secara umum program/ kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator yang telah ditetapkan.

d. Usaha yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans dalam meningkatkan partisipasi angkatan kerja antara lain adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat pentingnya mencari pekerjaan daripada

hanya sekedar di rumah atau menganggur, mempermudah

(32)

serta dengan menjalin hubungan baik bagi perusahaan pencari kerja agar Dinsosnakertrans menjadi media yang terpercaya.

4. Prosentase Tingkat Pengangguran Terbuka

a. Indikator kinerja tahun 2015 dengan target 4,47% dan terealisasi 4,95% atau dengan capaian kinerja sebesar 89,26%. Pelaksanaan program/ kegiatan dilakukan dengan berbagai cara untuk mempermudah pencari kerja mengakses lowongan pekerjaan antara lain dengan pelayanan prima bagi masyarakat yang mencari kelengkapan atau surat keterangan bagi para pencari kerja yang merupakan syarat untuk mencari pekerjaan, pembebasan biaya dalam membuat surat keterangan pencari kerja (Kartu Kuning/ AK 1), sistem yang cepat, tepat dan akurat serta pelayanan prima yang dilakukan oleh pihak Dinsosnakertrans.

b. Tingkat pengangguran meningkat karena banyak hal, antara lain adalah adanya anak-anak putus sekolah, jumlah peminat pencari kerja yang menurun, sikap masyarakat yang malas untuk bekerja, juga dapat disebabkan karena faktor perusahaan pencari kerja yang melakukan efisiensi terhadap jumlah pegawai. Tentunya masalah tersebut menjadi kompleks dan perlu penanganan lebih detail dan serius dengan dukungan dari seluruh program pemerintah serta dukungan dan peran aktif masyarakat itu sendiri.

c. Solusi yang telah dilaksanakan oleh Dinsosnakertrans antara lain adalah dengan memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat agar semangat kerja masyarakat lebih meningkat, perbaikan program pada Balai Latihan Kerja agar lebih maju yang tentunya akan banyak berdampak positif terhadap anak didik, masyarakat maupun perusahaan pencari kerja, serta peran aktif pemerintah dalam mendukung program/ kegiatan pengurangan tingkat pengangguran masyarakat.

d. Program/ kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:

Program Perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan, dilaksanakan dengan kegiatan :

1) Pengendalian dan pembinaan lembaga penyalur tenaga kerja 2) Fasilitasi penyelesaian prosedur, penyelesaian perselisihan

hubungan industrial

(33)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 27

4) Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang

ketenagakerjaan

5) Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

Program ini dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator yang telah ditetapkan.

Sasaran 2 : Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Indikator kinerja Satuan Target

Realisasi Tahun Target

(34)

Indikator kinerja Satuan

Realisasi Tahun Target

Tahun

10 Jumlah transmigran yang ditempatkan

Capaian Kinerja Sasaran Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat meliputi 11 (sebelas) indikator kinerja pokok dengan capaian kinerja yang berbeda. Indikator tersebut merupakan 4 indikator kinerja yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Boyolali dan 7 indikator dalam SPM bidang sosial. Akan tetapi satu indikator menunjukkan angka nol karena tidak ada kegiatan. Sehingga secara keseluruhan (rata-rata) 114,3% (Kategori : Sangat Baik); 1) Indikator kinerja jumlah desa yang menangani kesejahteraan sosial

mayarakat

a. Target dari indikator kinerja jumlah desa yang menangani kesejahteraan sosial masyarakat adalah 8 desa, terealisasi 8 desa atau capain kinerja 100%. Cara mencapainya dengan melakukan koordinasi dengan dinas terkait (kepala desa, PSM,TKSK), bentuk kegiatan penyuluhan dan monitoring pemberian bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di 8 desa yang menangani kesejahteraan sosial masyarakat.

b. Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam mengukur indikator diatas adalah :

1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya, dilaksanakan dengan kegiatan : Fasilitasi Manajemen Bagi Keluarga Miskin.

2. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dilaksanakan dengan 4 (empat) kegiatan yaitu :

- Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha

- Peningkatan jenjang kerjasama pelaku-pelaku usaha

(35)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 29

- Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat - Pengembangan model kelembagaan perlindungan sosial

Program ini dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/ kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator yang telah ditetapkan.

2) Indikator kinerja Jumlah penyandang cacat dan penyandang masalah sosial yang meningkat ketrampilannya

a. Target dari indikator kinerja meningkatnya ketrampilan para penyandang cacat dan penyandang masalah sosial 40 orang, target tersebut dapat tercapai, realisasi 40 orang, capaian kinerja 100 %. Cara mencapainya melalui kegiatan pelatihan ketrampilan berupa pelatihan/ kursus menjahit bagi penyandang cacat dan memberikan bantuan berupa mesin jahit dan dynamo. Dibanding tahun sebelumnya pencapaiannya tetap 100% karena jumlah yang ditargetkan selalu tercapai.

b. Program/ kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dilaksanakan dengan kegiatan :

- Pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana

publik bagi penyandang cacat dan lansia

- Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak

terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat, dan anak nakal;

- Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi

korban bencana;

- Peningkatan kualitas pelayanan, sarana, dan prasarana

rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS;

- Penanganan masalah-masalah stategis yang menyangkut

tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa terlantar.

2. Program Pembinaan para penyandang cacat dan trauma, dengan kegiatan Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma. 3. Program pembinaan anak terlantar dengan kegiatan penyusunan

data dan analisis permasalahan anak terlantar.

Program-program ini dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator yang telah ditetapkan.

c. Hambatan/ permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja tidak ada.

(36)

Program/ kegiatan peningkatan transmigran telah berhasil dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun yaitu sebanyak 5 KK. Hal tersebut sesuai dengan kuota yang diberikan dari pemerintah pusat akan tetapi tidak sesuai dengan yang ditargetkan di daerah. Target penempatan transmigrasi tahun 2015 sebanyak 25 KK terealisasi sebanyak 5 KK sehingga capaian hanya 33,33%. Penempatan trasmigran sebanyak 5 KK di Desa Ayu molingo Kecamatan Pulu Bala Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo

Keberhasilan program/ kegiatan ini sebenarnya masih bisa ditingkatkan tidak hanya sejumlah 5 KK yang ditransmigrasikan. Namun karena keterbatasan kuota dan dana dari pemerintah yang hanya menetapkan 5 KK ,tentunya membatasi jumlah masyarakat yang mengikuti transmigrasi yang sebenarnya dapat mencapai lebih dari 5 KK. Program/ kegiatan yang dilaksanakan yaitu program pengembangan wilayah transmigrasi, dilaksanakan dengan kegiatan Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM.

3.2. Realisasi Anggaran

No Sasaran

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Penyusunan data base ketenagakerjaan

6.100.000 5.616.000 96,29

Pembangunan Balai Latihan Kerja 1.000.000.000 977.296.150 97,73

Pengadaan peralatan pendidikan dan keterampilan bagi pencari kerja

67.249.000 65.907.000 98

Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja

329.000.000 317.360.250 96,46

Pemeliharaanrutin/ berkala sarana prasarana BLK

35.000.000 34.504.550 98,58

Program Peningkatan Kesempatan

Kerja

Penyususnan informasi bursa tenaga kerja

20.458.000 20.344.550 99,45

Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja

217.245.000 212.689.474 97,90

Kerja sama pendidikan dan pelatihan 56.900.000 51.246.750 90,06

(37)

LKjIP DINSOSNAKERTRANS 2015 31

No Sasaran

Strategis Program / Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 2 3 4 5 6

Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan

29.227.000 28.667.500 98,09

Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat

173.075.000 160.923.100 92,98

Monitoring evaluasi dan pelaporan 33.945.000 31.009.129 91,35 lembaga penyalur tenaga kerja

59.300.000 45.078.800 76,02

Fasilitasi penyelesaian prosedur, penyelesaian perselisihan hubungan industrial

22.618.000 22.618.000 100

Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan jaminan sosial ketenagakerjaan

88.063.000 82.268.000 93,42

Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan

36.656.000 34.926.000 95,28

Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegak hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

5.680.000 5.185.000 91,85

Monitoring, evaluasi dan pelaporan 7.000.000 4.918.000 91,29

2 Terwujudnya

kesejahteraan Sosial Masyarakat

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin

241.610.000 84.144.250 34,83

Operasional dan monitoring Program Keluarga Harapan

215.345.000 166.683850 77,40

Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha

24.700.000 23.052.000 93,33

Peningkatan jenjang kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat

33.473.000 32.772.500 97,91

Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat

18.456.000 15.411.750 83,51

Pengembangan model kelembagaan perlindungan sosial

(38)

No Sasaran

Strategis Program / Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 2 3 4 5 6

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi penyandang cacat dan lansia

17.400.000 15.783.750 90,71

Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat dan anak nakal

125.697.000 122.301.250 97,30

Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi korban bencana

43.988.000 42.850.150 97,39

Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS

40.000.000 38.292.500 95,73

Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat, darurat dan kejadian luar biasa

59.336.000 55.519.200 93,57

Monitoring evaluasi dan pelaporan 19.353.000 11.027.500 56,98

Program Pembinaan para Penyandang Cacat dan Trauma

Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma

94.555.000 84.311.300 89,17

Program Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo

Operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana panti asuhan/ jompo

34.625.000 33.339.250 96,29

Peningkatan keterampilan tenaga pelatih dan pendidik kesejahteraan sosial masyarakat

24.650.00 23.281.750 94,45

Program Pengembangan Wilayah

Transmigrasi

Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM

387.460.000 279.896.976 72,24

3. Terwujudnya

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Gedung Kantor 4.700.000.000 4.498.543.595

(39)
(40)

BAB IV PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2015 melaksanakan 3 sasaran dengan 24 indikator program, dapat dirinci sebagai berikut :

1. Sasaran menurunnya pengangguran terbuka dengan 12 indikator hasil capaian rata-rata 123,33%, kategori amat baik (A);

2. Sasaran terwujudnya kesejahteraan sosial masyarakat dengan 11 indikator hasil capaian rata-rata 114,33% kategori amat baik (A);

3. Sasaran terwujudnya tata pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa, konstitusional, efektif dan demokratis dengan 1 indikator hasil capaian rata-rata 100%, kategori baik (B).

Secara keseluruhan capaian rata-rata pelaksanaan kinerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2015 sebesar 112,55%, kategori amat baik (A), sedangkan capaian rata-rata tahun 2014 sebesar 111,37% kategori amat baik (A). Apabila dibandingkan dengan capaian rata-rata pada tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 1,18%. Sedangkan dari segi persediaan pagu anggaran tahun 2015 sebesar Rp.4.649.669.000,-, dan terealisasi sebesar Rp.4.112.360.115,-. tahun 2014 sebesar Rp.7.371.470.000,- dan terealisasi Rp.6.877.511.345,-.

4.2 SARAN

Guna mempertahankan dan atau meningkatkan capaian kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali, ada beberapa hal yang perlu dilakukan secara umum, antara lain :

1. Meningkatkan koordinasi dengan pelaksana kegiatan untuk memperoleh kualitas data dan analisa data yang lebih akurat serta melakukan konsultasi teknis dan asistensi kepada pihak yang berkompeten dalam penyusunan LAKIP;

(41)

LKIjP DINSOSNAKERTRANS 2015 34

3. Menggunakan pemecahan solusi dalam dokumen ini sebagai strategi mempertahankan capaian kinerja pada pelaksanaan program/ kegiatan tahun selanjutnya;

4. Melakukan pemantauan dan evaluasi capaian kinerja secara rutin sebagai alat kendali dan umpan balik pencapaian target kinerja.

Boyolali, Maret 2016

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Boyolali

Gambar

Tabel 2.1 Rencana Strategis Tahun 2011-2015
Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali  2011-2015
Tabel  2.3 Rencana Kinerja Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa atas kehendak-Nya kami dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan kepemerintahan di Kabupaten Boyolali Tahun 2015 dengan baik

Di dalam pelaksanaannya Hakim Pengawas bidang berkoordinasi dengan kepala bagian dan dan hasil pengawasan dilaporkan kepada Kadilmil. Peningkatan Kualitas Pelayanan

Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Kominfo Kota Pekalongandiwajibkan untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Penyusunan LKjIP

Trans 7 (Analisis Tema Authentic Halal Greek Food Yunani) karya Umrotul Fadilah mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Saya mengumpulkan laporan tugas kelompok melewati batas waktu yang ditentukan.. Rencana saya membaca bahan

Kita ketahui bahwa proses yang ada dalam pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dalam hal ini adalah pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan perbedaan dialek bahasa Minangkabau Kenagarian Padang Air Dingin dengan Kenagarian Lubuk Malako Kecamatan

Bab ketiga secara khusus akan membahas tentang kedudukan wali menurut Abu Hanifah dan Asy-Syafi’i yang meliputi biografi singkat Abu Hanifah dan Asy-Syafi’i