• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jurnalistik dalam Kajian Ilmu Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Berger dan Chaffe (1987) menyatakan bahwa ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan generalisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang. Selanjutnya Menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa) komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Kemudian Barnlund (1964) menjelaskan bahwa Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan..

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin

„Communico’ yang artinya membagi. Kemudian Lasswell (1960) menjelaskan bahwa Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan oleh para ahli tersebut bisa dikatakan bahwa secara umum komunikasi mengandung lima unsur yaitu:

(2)

7

1. Sumber (source). Sering disebut juga pengiriman (sender), penyandi (encoder), komunikator (Communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.

2. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.

Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi.

3. Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.

4. Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/ tujuan (destination), komunikate (communicate), penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber.

5. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakiinan, perubahan perilaku.

2.1.2 Macam-macam Metode Komunikasi

Komunikasi sebagaimana disebutkan pada sub bab sebelumnya berisi tentang pesan yang diharapkan bisa diterima oleh penerima pesan. Macam-macam metode komunikasi yang dimaksud dalam sub bab ini merupakan bentuk-bentuk sarana yang biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Beberapa macam metode komunikasi yaitu:

(3)

8 1. Jurnalistik

Jurnalistik adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda

“Journalistiek” atau bahasa Inggris “Journalism”, yang bersumber pada perkataan “journal” sebagai terjemahan dari bahasa Latin “diurna” yang berarti harian atau setiap hari. Secara sederhana Jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengelolah berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak (Onong, 2013).

Menurut Mac Dougall dalam Zulkifli (2015) menyebutkan bahwa Jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat. Jurnalistik bisa diartikan pula sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari (Zulkifli, 2015). Jurnalistik adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai peristiwa sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepat-cepatnya. Lebih ringkasnya lagi oleh mantan pimpinan umum harian Indonesia Ekspres, Djen Amar dalam kustadi Suhandang mendefinisikan jurnalistik sebagai kegiatan mengumpulkan, mengelolah dan menyebarkan berita kepada khalayak seluasluasnya dengan secepat-cepatnya (Kustadi, 2014).

Selanjutnya Jurnalistik menurut ilmu publistik adalah hal-hal yang berkaitan dengan menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang umum dan aktual dengan secepat-cepatnya. Sehingga bisa disimpulkan bahwa jurnalistik adalah suatu karya yang berkaitan dengan tulis menulis berita yang memiliki nilai keindahan sehingga dapat menarik perhatian khalayaknya untuk membaca berita tersebut.

(4)

9 2. Public Relation

Public relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan publik, serta merancanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman publik. Public relations adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya. Public relations melibatkan manajemen problem atau manajemen isu, Public relations membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini publik. Public relations mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik, public relations membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan public reations dalam hal ini adalah sebagai sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trend), dan public relations menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya.

Menurut Munandar (2016: 9) bahwa Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Selanjutnya Effendy (2013: 17) menyatakan bahwa Public relations adalah fungsi manajemen yang akan mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama melibatkan manajemen dalam

(5)

10

permasalahan atau persoalan membantu manajemen menjadi tahu opini publik, menetapkan dan menekankan tanggungjawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu antisipasi kecenderungan dan menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sasaran utamanya.

Sehingga Tampak bahwa definisi tersebut terdapat aspek penting dalam public relations yaitu komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan kerjasama antara organisasi dengan publik. Dapat disimpulkan bahwa public relations merupakan segenap kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu lembaga dalam rangka mengorganisasi dan mengkomunikasikan segala sesuatu guna mencapai saling pengertian antara organisasi dengan publiknya yang dituju sehingga dapat membawa keuntungan bagi organisasi atau lembaga yang bersangkutan.

3. Advertising

Periklanan (Advertising) merupakan salah satu dari alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara perusahaan dan konsumen dan sebagai upaya perusahaan dalam persaingan (Durianto, 2013).

(6)

11

Menurut Kotler (2012) menyatakan bahwa Periklanan adalah segala bentuk persentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Sedangkan definisi periklanan menurut Peter dan Olson (2010) menyatakan bahwa iklan (advertising) adalah penyajian informasi non personal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Dari mata seorang konsumen, iklan merupakan sumber informasi atau hanya bentuk hiburan. Sedangkan dari pandangan sosial, iklan merupakan suatu bentuk kelompok masyarakat. Secara umum, iklan membantu menjelaskan akan suatu produk, sedangkan bagi perusahaan, iklan merupakan alat pemasaran yang sangat penting.

Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non-personal. Secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang diemban media massa lainnya. Fungsi periklanan dalam manajemen adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk memenuhi pemenuhan kepuasaanya. Agar iklan berhasil merangsang tindakan pembeli, menurut Pujiyanto (2013) bahwa setidaknya harus memenuhi kriteria AIDCA yaitu Attention (mengandung daya tarik), Interest (mengandung perhatian dan minat), Desire (memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki), Conviction (menimbulkan keyakinan terhadap produk) dan Action (mengarah tindakan untuk membeli).

4. Kampanye

Istilah kampanye yang dikenal sejak 1940- an campaign is generally exemply persuasion in action (Kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk membujuk), dan telah banyak dikemukakan

(7)

12

beberapa ilmuan, ahli dan praktisi komunikasi. Ruslan (2015) menjelaskan bahwa Secara garis besar bahwa kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Suatu kampanye yang secara sadar, menunjang dan meningkatkan proses pelaksanaan yang terencana pada periode tertentu untuk bertujuan mempengaruhi khalayak sasaran tertentu.

Kampanye juga bisa diartikan serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu. Suatu kampanye merupakan koordinasi dari berbagai perbedaan metode komunikasi yang memfokuskan perhatian pada permasalahan tertentu dan sekaligus cara pemecahannya dalam kurun waktu tertentu.

Dalam kampanye terdapat kegiatan- kegiatan yaitu (1) Adanya aktivitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi khalayak tertentu, (2) Untuk membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpartisipatif (3) Ingin menciptakan efek atau dampak tertentu seperti yang direncanakan, (4) Dilaksanakan dengan tema spesifik dan narasumber yang jelas, (5) Dalam waktu tertentu atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara terorganisasi dan terencana baik untuk kepentingan kedua belah pihak atau sepihak.

5. Propaganda

Dalam propaganda mempunyai kajian pokok “How to Influence and to control the mind’s of men”yaitu bagaimana mempengaruhi dan menguasai pikiran manusia. Propaganda berasal dari bahasa Latin propagare artinya cara

(8)

13

tukang kebun menyemaikan tunas suatu tanaman ke sebuah lahan untuk memproduksi suatu tanaman baru yang kelak akan tumbuh sendiri. Dengan kata lain juga berarti mengembangkan atau memekarkan (untuk tunas), propaganda awalnya adalah mengembangkan dan memekarkan agama Khatolik Roma baik di Italia maupun di negara-negara lain (Ginting, 2012)..

Menurut Jacques Ellul, seorang sosiolog dan filosof Perancis, pengertian propaganda sebagai komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptkan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungan dalam suatu organisasi. Dalam propaganda media memiliki peran yang penting dalam proses penyebaran pesan. Salah satu media yang biasanya digunakan dalam kegiatan propaganda adalah media massa karena keunggulan media massa adalah jangkauannya yang sangat luas. Sehingga peran media massa untuk propaganda sangat efektif (Nurudin, 2011)

Pesan-pesan yang disebarluaskan mengandung bujukan atau rayuan sehingga rakyat mengikuti apa yang diinginkan oleh seorang propagandis.

Proapaganda yang disebarluaskan dalam media seringkali dilakukan dengan mengungkapkan pesan yang belum tahu kebenarannya sehingga pesan yang disampaikan oleh kalangan pemimpin politik masih mengandung kenyataan yang semu atau kebohongan (Arifin, 2013).

6. Publisitas

Publisitas yang didefinisikan oleh Frank Jeffkins adalah publisitas sebagai dampak dari sebuah informasi. Oleh karena itu, citra tidak selamanya

(9)

14

memunculkan kenyataan atas suatu hal. Hal itu juga terjadi karena tidak semua orang mendapatkan informasi yang benar dan akurat, tidak memihak, lengkap, dan tepat (Jefkin dan Yadin, 2013). Sehingga bisa pula dikatakan bahwa publisitas adalah informasi dari sumber luar yang digunakan oleh media, karena informasi tersebut memiliki nilai berita. Hal ini merupakan metode penempatan pesan di media yang tidak dapat dikendalikan karena sumber tidak membayar media untuk.

Publisitas merupakan salah satu fungsi yang dijalankan oleh humas dalam menjalankan tugasnya. Fungsi manajemen komunikasi dilakukan untuk membantu antara organisasi dan publiknya agar saling beradaptasi satu dengan yang lainnya. Seperti yang dikatakan Cutlip pada tulisan diatas bahwa publisitas merupakan salah satu fungsi dari humas yang dijalankan dengan fungsi-fungsi lainnya, seperti iklan, press agentry, public affair, manajemen isu, lobbying, dan hubungan investor (Center dan Broom, 2015).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Sulaksana (2014) bahwa publisitas sesungguhnya merupakan bentuk awal dari apa yang kini dikenal sebagai marketing public relations (MPR). Publisitas dilihat sebagai suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengupayakan mendapatkan ruang/waktu pemberitaan, sebagai lawan dari waktu iklan yang harus dibeli untuk mempromosikan produk, jasa, gagasan, tempat, tokoh suatu organisasi.

Pada prinsipnya kegiatan publisitas ini terdapat pada kegiatan MPR.

(10)

15

2.2 Jurnalis Sebagai Profesi Bidang Komunikasi 2.2.1 Pengertian Profesi

Secara etimologis profesional diambil dari kata profesi. Berasal dari bahasa Inggris “profession” atau dalam bahasa Latin “profeeus” berarti mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan. Profesi adalah pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Secara terminologis, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mempersayatkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang dimaksud adalah pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan (Saerozi et al., 2012).

Perkataan profesi itu ternyata mengandung berbagai makna dan pengertian. Pertama, profesi itu menunjukkan dan mengungkapkan suatu kepercayaan (to profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief in) atas sesuatu kebenaran (ajaran agama) atau kredibilitas seseorang. Kedua, profesi itu dapat pula menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu (a particular business, Hornby, 1962). Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada pengembannya) dalam liberal arts atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan bukan pekerjaan manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya.

Selanjutnya menurut Mardani (2017) profesi adalah suatu kegiatan tertentu untuk memperoleh nafkah yang diharapkan berdasarkan suatu keahlian, berkaitan

(11)

16

dengan cara dan hasil karya bermutu tinggi. Keahlian dalam profesi dapat diperoleh melalui pengalaman, proses belajar di lembaga pendidikan tertentu, latihan-latihan secara intensif, atau perpaduan dari ketiganya. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa profesi atau profession adalah jenis pekerjaan yang menuntut pengetahuan tinggi khusus dan latihan istimewa. Sehingga Professional job adalah suatu jenis tugas, peerjaan, dan jabatan yang memerlukan standard kualifikasi keahlian dan perilaku tertentu.

2.2.2 Macam-macam Bidang Profesi

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa profesi berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni seseorang sesuai dengan bakat dan kemampuan orang tersebut. Terdapat kategori sasaran kerja profesi, berdasarkan bidang keahlian formal yang dimiliki manusia dapat dikategorikan berdasarkan produk serta kondisi yang dihasilkan melalui aktivitas profesi, baik yang bersifat konkrit maupun abstrak.

Profesi memiliki bermacam-macam bidang yang didasarkan pada aspek dan sektor profesi tersebut. Berikut ini merupakan beberapa profesi yang disusun berdasarkan kategorisasi atau klasifikasi sasaran kerja profesi menurut badan pusat statisti dalam Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia 2014 (Kementrian Ketenagakerjaan dan Badan Pusat Statistik, 2014) berdasarkan tenaga profesional:

1. Ahli Ilmu Pengetahuan dan Teknik

Ahli ilmu pengetahuan dan teknik melakukan penelitian, meningkatkan atau mengembangkan konsep, teori dan metode operasional, atau

(12)

17

menerapkan pengetahuan ilmiah terkait bidang-bidang seperti fisika, astronomi, meteorologi, kimia, geofisika, geologi, matematika, statistik, ilmu komputer, arsitektur, teknik dan teknologi.

a. Ahli fisika dan ilmu bumi

b. Ahli matematika, aktuaria dan statistika c. Ahli ilmu pengetahuan hayati

d. Ahli teknik (selain ahli teknologi elektro) e. Ahli teknik teknologi elektro

f. Arsitek, perencana, surveyor dan desainer 2. Profesional kesehatan

Profesional kesehatan mengadakan penelitian, meningkatkan atau mengembangkan konsep, teori dan metode operasional, dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang terkait dengan obat-obatan, perawatan, ilmu kesehatan gigi, obat-obatan untuk hewan ternak, farmasi dan promosi kesehatan. Tugasnya meliputi: melakukan penelitian dan mendapatkan pengetahuan ilmiah melalui pembelajaran dari kelainan dan penyakit manusia dan hewan serta cara mengobatinya; menyarankan atau menerapkan tindakan pencegahan dan penyembuhan, atau mempromosikan kesehatan; mempersiapkan makalah dan laporan ilmiah.

Pengawasan terhadap pekerja lainnya dapat pula dimasukkan.

a. Dokter Medis

b. Profesional Keperawatan dan Kebidanan

c. Profesional Pengobatan Tradisional dan Komplementer

(13)

18 d. Praktisi Paramedis

e. Hewan

f. Profesional Kesehatan Lainnya 3. Profesional pendidikan

Profesional pendidikan mengajarkan teori dan praktek dari satu atau lebih mata pelajaran pada tingkat pendidikan yang berbeda, mengadakan penelitian dan memperbaiki atau mengembangkan konsep, teori dan metode operasional terkait disiplin ilmunya serta menyiapkan makalah ilmiah dan buku.

a. Dosen Universitas dan Pendidikan Tinggi b. Pengajar Pendidikan Kejuruan

c. Pendidikan Menengah

d. Guru Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini e. Profesional Bidang Pendidikan Lainnya 4. Profesional bisnis dan administrasi

Profesional bisnis dan administrasi melakukan tugas-tugas analisis, konseptual dan praktek untuk menyediakan layanan dalam hal keuangan, pembangunan SDM, hubungan masyarakat dan pemasaran, penjualan dalam bidang teknik, medis, teknologi informasi dan komunikasi serta mengadakan tinjauan ulang terhadap struktur, metode dan sistem organisasi serta analisis kuantitatif informasi yang berdampak pada program investasi.

(14)

19 a. Profesional Keuangan

b. Profesional Administrasi

c. Profesional Penjualan, Pemasaran dan Hubungan Masyarakat 5. Profesional teknologi informasi dan komunikasi

Profesional teknologi informasi dan komunikasi melakukan penelitian, merencanakan, merancang, menulis, menguji, memberikan saran dan mengembangkan sistem, perangkat keras, perangkat lunak teknologi informasi dan konsep terkait untuk aplikasi-aplikasi khusus;

mengembangkan dokumentasi yang terasosiasi meliputi prinsip, kebijakan dan prosedur; serta merancang, mengembangkan, mengontrol, memperbaiki dan mendukung sistem database dan sistem informasi lainnya untuk menjamin kinerja serta integritas dan keamanan data yang optimal.

a. Analis dan Pengembang Perangkat Lunak dan Aplikasi b. Profesional Database dan Jaringan

6. Profesional hukum, sosial dan budaya

Profesional hukum, sosial dan budaya mengadakan penelitian, meningkatkan atau mengembangkan konsep, teori dan metode operasional, atau menerapkan pengetahuan yang berhubungan dengan undang-undang, penyimpanan dan pengembalian informasi dan artefak, psikologi, kesejahteraan sosial, politik, ekonomi, sejarah, keagamaan, bahasa, sosiologi dan ilmu social lainnya serta seni dan hiburan.

(15)

20 a. Profesional Hukum

b. Pustakawan, Arsiparis dan Kurator c. Profesional Sosial dan Keagamaan d. Penulis, Wartawan dan Ahli Bahasa

(1) Pengarang dan Penulis YBDI

(2) Wartawan: Jurnalis, Editor Copy, Editor Surat Kabar, Reporter Surat Kabar, Reporter Surat Kabar, Sub Editor, Reporter Berita TV/Radio dan Wartawan Lainnya

(3) Penerjemah, alih bahasa dan profesional bahasa lainnya e. Seniman Kreatif dan Pertunjukan

2.2.3 Profesi Bidang Komunikasi

Komunikasi pada umumnya mempelajari cara seseorang menyampaikan pesan atau berita secara efisien dan efektif, untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan. Beberapa profesi bidang komunikasi menurut Adhani (2014) yaitu:

1. Penyiar

Beberapa profesi yang biasanya terdalam industri penyiaran adalah sebagai produser, sutradara, reporter, copy writer dan lain – lain. Dunia penyiaran pada dasarnya ialah proses menyampaikan suatu pesan melalui media massa seperti televisi, radio ataupun surat kabar kepada masyarakat. Jika dikaitkan dengan ilmu komunikasi, maka setiap orang yang bekerja dalam industri penyiaran tersebut dituntut untuk dapat menentukan strategi agar pesan yang disampaikan mudah diterima oleh

(16)

21

masyarakat sesuai dengan segmentasinya. Bidang kerja broadcasting biasanya ditempatkan di stasiun televisi, radio, ataupun kantor – kantor surat kabar, tabloid maupun majalah.

2. Announcer dan presenter

Kemampuan menyampaikan pesan dengan baik dan dapat menarik perhatian khalayak ramai merupakan bagian penting dalam komunikasi. Skill yang harus dimiliki oleh Announcer dan presenter adalah kemampuan dalam menyampaikan pesan dengan baik dan menarik. Akademisi yang menekuni bidang ilmu komunikasi selalu dituntut untuk pandai berbicara dengan efektif dalam menyampaikan maksud dan tujuannya.

3. Master of Ceremony (MC)

Jika sebelumnya announcer dan presenter hanya tertuju dalam sebuah media massa saja, maka pekerjaan sebagai MC pun bisa diposisikan dalam berbagai perhelatan event. Menjadi MC tentu membutuhkan kualitas gaya bicara yang baik, pandai menempatkan diri, dan mampu membawa acara menjadi sesuai harapan. Unsur – unsur komunikasi tentu terdapat di dalamnya, sehingga pengasahan kemampuan dalam bidang komunikasi khususnya dalam bidang Master of Ceremony (MC) sangat dibutuhkan agar bisa mengoptimalkan penyampaian pesan kepada penerim pesan.

4. Public Relations Officer atau Hubungan Masyarakat

Tugas pokok dari divisi tersebut adalah mewakili perusahaan dalam menjaga nama baik perusahaan serta mewujudkan hubungan yang harmonis pada seluruh klien perusahaan serta masyarakat yang memiliki

(17)

22

kepentingan. Public Relations harus selalu berusaha untuk menyampaikan pesan-pesan perusahaan kepada masyarakat agar perusahaan yang dikelolanya senantiasa memiliki reputasi yang baik.

5. Event Organizer

Merancang perhelatan event yang besar, mengemas sebuah acara sesuai dengan konsep pesan yang ingin disampaikan, hingga mengatur acar sedemikian rupa agar meninggalkan kesan dan reputasi yang baik, adalah beberapa wujud tujuan dari strategi seorang event organizer. Melalui sebuah event, sebuah tim event organizer diharapkan mampu menyampaikan sebuah pesan atau makna tertentu dan mewujudkan good reputation dari penyelenggara acara.

6. Praktisi periklanan (Advertising)

Pekerja di bidang periklanan berusaha mempengaruhi publik dengan pesan-pesan produk barang ataupun jasa yang ingin disampaikan, melalui pesan dan media yang unik serta kreatif agar siapapun yang melihatnya tergugah untuk membeli, menggunakan ataupun mempercayainya. Proses penyampaian pesan yang menarik dengan harapan agar penerima pesan penasaran. Beberapa divisi dalam periklanan yaitu project leader advertising, copy writer, camera person, media planner, dan lain-lain.

7. Marketing Communications

Komunikasi pemasaran seringkali memiliki tugas yaitu unutk merancang strategi-strategi komunikasi pemasaran yang tepat bagi perusahaan.

Selain itu marketing communications tidak semata-mata mengedepankan

(18)

23

unsur pemasaran dari ilmu bisnis saja, namun agar pemasaran menjadi lebih efektif dan menarik, salah satunya dengan menyusun strategi komunikasi yang tepat dilihat dari segmentasinya, bagaimana pesannya, apa medianya dan mau seperti apa tujuan yang diharapkan.

8. Jurnalis

Jurnalistik memiliki tujuan untuk mengemas suatu berita menjadi sebaik mungkin untuk dapat disebarkan ke masyarakat luas, merupakan salah satu bentuk bagaimana seseorang dapat menyampaikan pesan secara efektif melalui suatu media. Kemampuan menulis, peka terhadap kondisi sosial di sekitarnya, serta kemampuan menyampaikan dan memilih memilah mana berita yang layak untuk disebarkan dan mana yang tidak layak disebarkan, menjadi beberapa hal yang bisa diperoleh dari mempelajari jurnalistik. Bidang kerja dari seorang jurnalis antara lain menjadi reporter, news anchor (penyiar berita), news dubber, wartawan media massa, baik di televisi, radio ataupun surat kabar cetak. Wartawan atau jurnalistik memiliki beberapa aspek yaitu meneliti, menyelidiki, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan berita dan urusan publik melalui surat kabar, televisi, radio dan media lainnya.

2.2.4 Macam-macam Bidang Kerja Jurnalistik

Seiring dengan perkembangan teknologi, bidang kerja jurnalistik juga semakin berkembang. Hal ini bisa dilihat dari adanya penggunaan media online sebagai saluran baru dalam jurnalistik. Pada awalnya bidang kerja jurnalistik hanya

(19)

24

mengenal istilah media cetak dan media elektronik, dimana media elektronik hanya dibatasi pada televisi, radio dan komputer. Namun saat ini, perkembangan bidang elektronik juga telah memasuki perkembangan teknologi dengan penggunaan media online yang biasnya digunakan pada media smartphone.

Menurut Brooks et al. (2012), macam-macam bidang kerja jurnalistik dapat dijelaskan melalui pola aliran berita dalam ruang redaksi secara umum sesuai dengan gambar berikut.

Gambar 2.1

Bidang Kerja dalam Jurnalistik

1. Reporter

Reporter memiliki tugas dalam mengumpulkan berita, dalam proses pengumpulan berita ada tiga sumber berita, yaitu hasil peliputan wartawan, layanan wire, dan sumber pendukung seperti siaran pers dan laporan pemerintah. Hasil peliputan adalah laporan dari keadaan lapangan yang dilakukan oleh wartawan. Reporter kemudian memberikan hasil tulisannya kepada redaktur untuk diedit.

2. City Editor

City Editor memiliki peran dan tugas yaitu Mengedit berita yang diperoleh dari reporter, mengembalikan ke reporter bila ada perubahan atau tambah (bila perlu), serta meneruskannya ke pihak news editor.

Reporter City Editor News Editor

Copy Desk Chief Copy Editor

(20)

25 3. News Editor

Setelah berita dikonfirmasi dari city editor Memutuskan penempatan berita di dalam surat kabar, meneruskan berita ke Desk Chief untuk implementasi instruksinya.

4. Copy Desk Chief

Tugas dari Copy Desk Chief adalah menyiapkan halaman contoh atau yang biasa dikenal dengan istilah dummy, serta menentukan panjang berita, letak dan ukuran headline serta menerukannya kepada copy editor.

5. Copy Editor

Copy editor merupakan orang yang bertugas untuk memoles penulisan berita, mengecek kekurangan atau ketidakakuratan, menulis headline, mengembalikan ke copy desk chief untuk pengecekan akhir. Selanjutnya tugas dari Copy Desk Chief adalah memastikan berita sudah dipotong bila perlu, dan memastikan headline sudah tertulis dengan benar dan mengirimkan berita ke mesin pencetak.

2.3 Jurnalis perempuan

2.3.1 Feminisme dalam Dunia Jurnalistik

Profesi wartawan adalah profesi yang tidak memperlakukan pembedaan berdasarkan jenis kelamin. pria mmaupun wanita, punya kesempatan yang sama untuk menjalani profesi ini, sebagai wartawan tulis, wartawan foto, Cameraman maupun reporter. Dimana pun ditempatkan dan sebagai posisi apa pun, kesempatan yang diberikan bukanlanh mengacu pada unsur gender. Tetapi lebih

(21)

26

kepada penilaian profesional. Media massa merupakan sebuah kerja kolektif, dari beberapa divisi, seperti perusahaan, redaksi, dan percetakan tidak melihat pembedaan gender alam oprasionalnya. Begitupun media elektronik, dari divisi penyiaran, pemberitaan, perusahaan, iklan, tidak melihat isu gender sebagai penghalang.

Pria atau pun wanita punya peluang yang sama untuk menjadi wartawan, redaktur, fotografer, penyiar, reporter, maupun copy editor. Begitupun dalam manajemen redaksi, dari wartawan sampai pimpinan redaksi, bisa diduduki oleh pria maupun wanita tanpa membedakan jenis kelamin. Sebagai objek yang digarap oleh dunia jurnalis, berita memiliki keterkaitan dalam menjaga isu gender, karena isi media adalah berita. Berita yang digunakan, bahasa jurnalistik bisa mengespresikan informasi yang lugas dan sederhana. Tidak multitafsir yang juga bisa merugikan persamaan gender. Sebagai pedoman profesional wartawan dalam menjalankan profesinya harus ditanamkan bahwa kesempatan yang dimuat dalam kode etik memang tidak menyinggung perbedaan gender. Tetapi ditekankan adalah bagaimana insan jurnalis itu harus menjamin informasi yang di yang disajikan adalah informasi yang benar, akurat, valid dan tidak merugikan orang banyak serta harus diverifikasi dan berimbang (Subono, 2013).

Keterlibatan perempuan dalam dunia jurnalistik dan media berarti mereka juga punya kontribusi besar dalam menentukan isu-isu yang harus di angkat dengan sudut pandang para perempuan. Para feminisme yakini bahwa media harus berperan dalam menciptakan kesetraan dan keadilan gender. Karenanya, sebenarnya diperlukan jurnalisme yang memiliki sudut pandang perempuan, yang

(22)

27

dikenal dengan jurnalisme berspektif gender. Pandangan masyarakat tentang profesi jurnalis perempuan belum semua anggota masyarakat menerima kenyataan tetang perempuan yang berprofesi sebagai jurnalis. Pandangan masyarakat itu berkaitan dengan kenyataan bahwa jurnalis perempuan memiliki jam kerja yang tidak jelas, seringpulang malam dan jarang bersosialisasi dengan tetangga. Rasa heran juga muncul dari kerabat atau tetangga terhadap pola kerja jurnalis perempuan (Tahrun, 2016).

Dengan rutinitas berangkat pulang tidak terjadwal bahkan membuat para tetangga mempertanyakan apakah informan memang bekerja. Padahal jika jurnalis perempuan memiliki kemampuan beradaptasi, seharusnya tidak masalah memiliki pekerjaan yang memang tidak mengenal waktu kerja yang rutin. Para jurnalis perempuan mengakui, faktor budaya masih berpengaruh kuat terhadap pandangan sebagian besar anggota masyarakat, yang menilai bahwa keluar rumah di malam hari tidak pantas bagi perempuan, sekalipun demi pekerjaan.

2.3.2 Kesenjangan Gender dalam Jurnalistik

Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur di mana baik kaum perempuan maupun laki-laki menjadi korban dalam sistem tersebut. Ketidakadilan gender terwujud dalam berbagai bentuk ketidakadilan dan menjadi fenomena problematic sentral gender khususnya dalam bidang profesi jurnalistik perempuan.

1. Gender dan marginalisasi perempuan

Marginalisasi merupakan suatu kondisi yang diartikan semakin miskin dan tersingkirnya (kaum perempuan) karena tidak mendapatkan sesuatu.

(23)

28

Atau penjelasan lain adalah kecenderungan meminggirkan perempuan dalam sektorsektor kehidupan.

2. Gender dan subordinasi

Pandangan gender ternyata dapat menimbulkan subordinasi terhadap perempuan. Anggapan bahwa perempuan itu irrasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil sebagai pemimpin, berakibat munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting.

3. Gender dan stereotype

Secara umum, stereotip merupakan pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok tertentu. Stereotip selalu merugikan dan menimbulkan ketidakadilan. Stereotip muncul karena adanya mitos-mitos masyarakat terhadap tugas kaum perempuan yang berkaitan dengan stereotipnya.

4. Gender dan kekerasan

Kekerasan diartikan sebagai serangan terhadap fisik maupun integral psikologis seseorang. Kekerasan terhadap sesama manusia pada dasarnya berasal dari berbagai sumber, namun salah satu kekerasan terhadap satu jenis kelamin tertentu yang disebabkan oleh anggapan gender. Kekerasan gender disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam masyarakat.

5. Gender dan beban kerja

Pada isu ini persoalan perempuan mengemuka ketika perempuan harus mengambil dua peran sekaligus sebagai akibat kondisi rumah tangga yang patriarki, yaitu peran sektor domestik dan sektor publik. Akibatnya, perempuan amat menderita fisik maupun psikis yang berat dari harus

(24)

29

membanting tulang mencari nafkah untuk keluarga sambil terus mengerjakan pekerjaan domestik, seperti memasak, mengasuh anak, mencuci dan lain-lain. Adanya anggapan bahwa kaum perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok menjadi kepala rumah tangga, berakibat bahwa semua pekerjaan domestik menjadi tanggung jawab kaum perempuan. Oleh masyarakat, pekerjaan domestik dianggap dan dinilai lebih rendah dibandingkan dengan jenis pekerjaan laki-laki. Sementara itu kaum perempuan, karena anggapan gender ini, sejak dini telah disosialisasikan untuk menekuni peran gender mereka. Di lain pihak, kaum laki-laki tidak diwajibkan secara kultural untuk menekuni berbagai jenis pekerjaan domestik. Semua ini telah memperkuat pelanggengan secara kultural dan struktural beban kerja kaum perempuan.

2.3.3 Persepsi Mahasiswi Jurnalistik pada Profesi Jurnalis Perempuan

Selayaknya sebagai profesi lain pada umumnya, profesi jurnalisme memiliki daya tarik tersendiri pada setiap orang. Adanya daya tarik yang timbul dari profesi jurnalisme juga terjadi pada kalangan mahasiswa, hal ini bisa ditunjukkan dengan adanya minat mahasiswa yang memilih bidang peminatan sebagai jurnalistik. Namun sebagaimana telah diuaraikan sebelumnya bahwa antara laki-laki dan perempuan dalam dunia jurnalistik seringkali memiliki diskriminasi, misalnya adanya anggapan bahwa pekerjaan jurnalistik merupakan pekerjaan yang berat dan lebih sesuai jika diperuntukkan bagi kaum laki-laki.

(25)

30

Adanya anggapan tersebut tentunya menjadi hal yang dilema bagi mahasiswi, di satu sisi mahasiswi ingin berkiprah dalam dunia jurnalistik dengan cara terjun langsung pada profesi tersebut. Namun pada sisi yang lain, mahasiswi masih cenderung merasa bahwa dirinya akan mengalami hambatan yang lebih besar dibandingkan teman-teman laki-laki yang juga memilih profesi jurnalistik.

Anggapan bahwa perempuan kurang tepat dalam menjalankan profesi bidang jurnalistik tentunya bukanlah anggapan yang baik, sehingga disanalah peran kampus untuk memupuk semangat mahasiswi agar terus berjuang menggapai harapannya yaitu sebagai jurnalis perempuan.

Hal ini sejalan dengan penyampaian Dahlan (2017) yang menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu adanya latar belakang, pengalaman, kepribadian serta sistem nilai dan penerimaan diri. Pihak kampus harus bisa memberikan fasilitas kepada mahasiswi peminatan jurnalistik yang tidak hanya berupa pengetahuan, tetapi juga aspek lain misalnya berupa motivasi sehingga mahasiswi jurnalistik bisa dengan yakin bidang jurnalistik yang akan dipilihnya sebagai profesinya nanti, atau secara tidak langsung melalui motivasi yang diberikan oleh tenaga pengajar mampu membuat mereka memiliki pengalaman dalam bidang jurnalistik serta memiliki penerimaan diri bahwa jurnalistik merupakan profesi penting bagi perempuan agar bisa berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan bermanfaat bagi khalayak.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa ciri atau kekhasan kerja pada jurnalis perempuan yaitu adanya pemilihan bidang pekerjaan yang cenderung dianggap mudah sehingga sekiranya pekerjaan tersebut bisa dikerjakan

(26)

31

oleh jurnalis perempuan tersebut. Selain itu, pekerjaan yang biasanya diberikan oleh pimpinan kepada jurnalis perempuan yaitu hanya topik-topik terkait dengan gender dari prespektif perempuan serta topik lain yang berkaitan dengan perempuan.

Jurnalis perempuan selayaknya dua sisi mata uang yang memiliki sisi tantangan dan peluang yang berjalan secara bersamaan. Tantangan yang biasa dialami oleh jurnalis perempuan yaitu adanya tantangan dari pemilihan pekerjaan sehingga seringkali jurnalis perempuan dianggap memiliki kemampuan yang belum setara dengan laki-laki. Hal ini merupakan tantangan bagi jurnalis perempuan untuk mematahkan anggapan tersebut. Selanjutnya di sisi peluang yaitu saat ini berkembangnya citizen jurnalism (jurnalisme warga) yang menjadi keniscayaan adanya revolusi dalam penyebaran informasi, sehingga perempuan akan memiliki peran atau partisipasi dalam bidang jurnalistik.

Citizen Journalism atau dalam pengertian bahasa Indonesia disebut dengan jurnalisme warga mulai berkembang di Indonesia bersamaan dengan berkembangnya media online. Berkembangnya citizen journalism membuat masyarakat mempunyai banyak alternatif berita dan perspektif tentang sebuah hal dari berbagai pihak, sehingga kini kita tidak perlu lagi melokalisir suatu pekerjaan hanya dengan satu profesi tertentu. Kesempatan ini bisa dimanfaatkan kaum perempuan untuk menuangkan gagasan, idealisme untuk kemajuan kaum perempuan. Sarana internet yang memiliki dunia tanpa batas bisa dijadikan media untuk menciptakan tulisan-tulisan yang bermanfaat khususnya bagi perkembangan kaum perempuan (Ishwara, 2011).

(27)

32 2.4 Persepsi

2.4.1 Pengertian Persepsi

Teori Persepsi yang dikemukakan oleh Walgito (2014) merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi.

Menurut Walgito (2014), persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat inderanya atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan stimulus itu diteruskan dan selanjutnya merupakan proses persepsi. Persepsi mengandung suatu proses dalam diri untuk mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana kita mengetahui orang lain.

Pada proses ini kepekaan dalam diri seseorang terhadap lingkungan sekitar mulai terlihat. Listyana dan Hartono (2015) menyatakan bahwa cara pandang akan menentukan kesan yang dihasilkan dari proses persepsi. Proses interaksi tidak dapat dilepaskan dari cara pandang atau persepsi satu individu terhadap individu yang lain, sehingga memunculkan apa yang dinamakan persepsi masyarakat.

Persepsi masyarakat akan menghasilkan suatu penilaian terhadap sikap, perilaku dan tindakan seseorang di dalam kehidupan bermasyarakat.

(28)

33

Persepsi dapat disimpulkan sebagai suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memberikan pandangan, memahami dan dapat mengartikan tentang stimulus yang diterimanya. Proses menginterpretasikan ini biasanya dipengaruhi oleh pengalaman dan proses belajar individu. Seperti yang telah dipaparkan bahwa dalam persepsi individu, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus yang diterimanya, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:

1) Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.

2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Selain itu, juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

3) Perhatian

Untuk menyadari diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.

(29)

34

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Dahlan (2017) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor internal individu seseorang dan faktor eksternal atau objek persepsi. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi persepsi sebagai berikut:

1) Latar belakang. Latar belakang yang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi. Contohnya orang yang pendidikannya lebih tinggi atau pengetahuan ilmu agamanya luas yang memiliki cara tertentu untuk menyeleksi sebuah informasi.

2) Pengalaman. Hal yang sama dengan latar belakang ialah faktor pengalaman, pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang, hal-hal, dan gejala-gejala yang mungkin serupa dengan pengalaman pribadinya.

3) Kepribadian. Dimana pola kepribadian yang dimiliki oleh individu akan menghasilkan persepsi yang berbeda. Sehubungan dengan itu maka proses terbentuknya persepsi dipengaruhi oleh diri seseorang persepsi antara satu orang dengan yang lain itu berbeda atau juga antara satu kelompok dengan kelompok lain.

4) Sistem nilai. Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat juga berpengaruh pula terhadap persepsi

5) Penerimaan diri. Penerimaan diri merupakan sifat penting yang memepengaruhi persepsi.

(30)

35

Selanjutnya menurut Dahlan (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi secara eksternal atau datang dari luar objek persepsi adalah:

1) Intensitas. Umumnya, rangsangan yang lebih intensif, mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada rangsangan yang kurang intens.

2) Ukuran. Benda-benda yang lebih besar umumnya lebih menarik perhatian.

3) Kontras. Secara umum hal-hal yang biasa dilihat akan cepat menarik perhatian.

4) Gerakan. Benda yang bergerak lebih menarik perhatian dari hal yang diam.

5) Ulangan. Biasanya hal yang terulang-ulang dapat menarik perhatian.

6) Keakraban. Suatu yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian.

7) Sesuatu yang baru. Faktor ini kedengerannya bertentangan dengan keakraban, namun unsur ini juga berpengaruh pada seseorang dalam menyeleksi informasi.

2.4.3 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Danarjati et al. (2013) menyatakan bahwa persepsi itu mengandung tiga komponen yang terbentuk struktur sikap, yaitu:

1) Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.

(31)

36

2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.

Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.

3) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek yang dipersikan.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Stellarosa (2019) dengan judul penelitian tentang “Perempuan, media dan profesi jurnalis”, penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh adanya reformasi di Indonesia yang sudah masuk usia 20 tahun. Era di mana kebebasan berpendapat dan berekspresi hadir hampir di setiap sudut kehidupan masyarakat Indonesia, tidak terkecuali pada pekerja media. Namun, kondisi tersebut rupanya tidak sepenuhnya dialami jurnalis perempuan. Sebagian besar dari mereka masih mengalami diskriminasi di organisasi tempat bekerja dan saat bertugas di lapangan. Standarisasi jurnalis perempuan di setiap media belum sama. Semua itu tergantung pada kebijakan masing-masing redaksi. Pandangan bahwa pekerjaan ini lebih cocok untuk laki-laki, masih tampak dengan lebih banyak jumlah jurnalis pria dibandingkan perempuan. Penelitian tersebut ingin melihat perbedaan perlakuan perusahaan media terhadap jurnalis perempuan di dunia kerja dan bagaimana jurnalis perempuan berupaya untuk memperjuangkan nasibnya.

(32)

37

Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara kepada tiga jurnalis perempuan dari tiga media cetak nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jurnalis laki-laki masih dominan dibandingkan perempuan di sektor media, dan sedikitnya jurnalis perempuan yang berada di jajaran puncak manajemen. Perbedaan perlakuan dalam hal fasilitas pekerjaan pun masih dijumpai, misalnya saja, fasilitas kesehatan, tunjangan keluarga yang dikaitkan dengan status single walaupun sudah berkeluarga, dan penyediaan ruang laktasi. Walaupun gerakan memperjuangkan kesetaraan gender di sektor media telah dilakukan oleh para jurnalis perempuan tersebut, akan tetapi budaya patriarki yang masih tertanam lekat membuat para jurnalis perempuan terutama yang telah menikah kehilangan semangat dan profesionalisme untuk menuju jajaran puncak.

2.6. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, kerangka konseptual merupakan sub bab yang menjelaskan terkait aspek-aspek penting yang akan dikaji dalam penelitian.

Terkait dengan faktor yang mempengaruhi persepsi sebagaimana yang disampaikan oleh Dahlan (2017) yaitu:

(33)

38 Gambar 2.2 Kerangkan Konseptual 2.7. Definisi Konseptual

Definisi konseptual yaitu suatu definisi yang masih berupa konsep dan maknanya masih sangat abstrak walaupun secara intuitif masih bisa dipahami maksudnya. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Persepsi Mahasiswi Jurnalistik Tentang Profesi Jurnalis Perempuan” maka definisi konseptual dalam penelitian ini dapat dijabarkan pada poin berikut.

1. Persepsi

Persepsi menurut Walgito (2014) merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Sehingga bisa disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memberikan pandangan, memahami dan dapat mengartikan tentang stimulus yang diterimanya.

Persespesi Mahasiswi Jurnalistik Terhadap Profesi Jurnalis Perempuan (Studi pada Mahasiswi Peminatan Jurnalistik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2016)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

a. Latar belakang b. Pengalaman c. Kepribadian d. Sistem nilai e. Penerimaan diri

(34)

39 2. Jurnalistik

Jurnalistik menurut Mac Dougall dalam Zulkifli (2015) menyebutkan bahwa Jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat.

Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa jurnalistik adalah suatu karya yang berkaitan dengan tulis menulis berita yang memiliki nilai keindahan sehingga dapat menarik perhatian khalayaknya untuk membaca berita tersebut.

3. Profesi

Profesi menurut Saerozi et al. (2012) yaitu suatu pekerjaan yang mempersayatkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Maka dapat disimpulkan bahwa profesi adalah jenis pekerjaan yang menuntut pengetahuan tinggi khusus dan latihan istimewa dan terdapat standard kualifikasi keahlian dan perilaku tertentu

4. Jurnalis Perempuan

Jurnalis perempuan menurut Suhandang (2014) adalah seseorang yang melakukan kegitan jurnalistik atau orang yang secara teratur menuliskan berita berupa laporan dan tulisannya di muat di media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah dan internet dan informan eksterna. Sehingga bisa dijelaskan bahwa jurnalis perempuan setiap individu yang memiliki pekerjaan sebagai penulis atau penyampai informasi baik dalam media elektronik ataupun media cetak.

Referensi

Dokumen terkait

Isu kedua market timing ekuitas berpengaruh jangka pendek terhadap struktur modal perusahaan muncul sehubungan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Baker dan Wurgler

Berdasarkan hasil temuan pada penelitian dan paparan rangkuman tersebut di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Terdapat perbedaan yang

c. Mahasiswa dan Lulusan: 1) Secara kuantitatif, jumlah mahasiswa baru yang diterima Prodi PAI relatif stabil dan di atas rata-rata dibandingkan dengan jumlah

2006 Festival Programmer – Jakarta Slingshortfest, South East Asia short film festival 2007 Festival Director OK.Video MILITIA – 3 rd Jakarta International Video Festival. 2009

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7

Hasil uji Duncan menyimpulkan bahwa semakin besar proporsi tepung bijo yang digunakan maka tingkat kesukaan panelis terhadap kue kembang goyang semakin menurun, pengaruh

145 Pelaksanaa n bank sampah Sangat membawa manfaat bagi masyarakat Cermen untuk menjadikan sampah sebagai rupiah yang bernilai lebih  Beberapa masyarakat masih belum bisa

Jika diperhatikan cerita legenda yang dipercaya oleh masyarakat Kutai tersebut yang disampaikan melalui Erau Balik Delapan, hal itu mempunyai benang merah