• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WORD OF MOUTHTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi pada Cafe Shelter 1 Coffee Jalan Jamin Ginting Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH WORD OF MOUTHTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi pada Cafe Shelter 1 Coffee Jalan Jamin Ginting Medan)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH WORD OF MOUTHTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi pada Cafe Shelter 1 Coffee Jalan Jamin Ginting Medan)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

MUHAMMAD FADLY SIREGAR 130907036

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

ABSTRAK

PENGARUHWORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADACAFE SHELTER 1 COFFEE MEDAN Nama : Muhammad Fadly Siregar

NIM : 130907036

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Hosianna Ayu Hidayati Sihombing, S.AB, M.AB Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang pengaruhword of mouth terhapad keputusan pembelian. Word of mouth (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut adalah upaya memberikan alasan agar orang berbicara tentang merek baik itu produk maupun jasa.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan assosiatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh pengunjung Cafe Shelter 1 coffeec Medan dengan jumlah sampel 100 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan dengan teknik Non Probability Sampling dengan pendekatanteknik sampling aksidental. Metode analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji-t, uji asumsi klasik, uji analisis regresi linier sederhana, dan uji koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa word of mouth memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen., dengan nilai koefisien korelasi R : 0.412word of mouth. Berdasarkan tabel interprestasi nilai korelasi R : 0.412 berada di posisi R tabel korelasi 0.40 – 0.599 dengan predikat sedang. Maka berdasarkan perbandingan dengan tabel interprestasi pengaruh word of mouth terhadap keputusan konsumen dikatakan sedang.

Kata kunci : Word of Mouth, Keputusan Pembelian

(3)

ABSTRACT

EFFECT OF WORD OF MOUTH ON DECISION PURCHASE ON CAFE SHELTER 1 COFFEE MEDAN

Name : Muhammad Fadly Siregar

NIM : 130907001

Department : Business Administration Faculty : Social and Political Sciences

Advisor : Hosianna Ayu Hidayati Sihombing, S.AB, M.AB

This study aims to explain about the influence of word of mouth to purchase decision. Word of mouth (WOM) or word of mouth communication is an attempt to give a reason for people to talk about the brand whether it is a product or service.

This research uses quantitative method with associative approach. The population in this study all visitors of Cafe Shelter 1 coffeec Medan with sample size 100 people. The sampling technique in this research is done by using Non Probability Sampling technique with accidental sampling technique approach.

Analytical methods used are validity test, reliability test, t-test, classical assumption test, simple linear regression analysis test, and test of coefficient of determination (R2).

The results of this study indicate that word of mouth has a significant influence on consumer decisions, with the correlation coefficient R: 0.412 word of mouth. Based on table interpretation correlation value R: 0.412 is in position R table correlation 0.40 - 0.599 with moderate predicate. So based on the comparison with the interpretation table the influence of word of mouth on consumer decisions are said to be.

Keywords: Word of Mouth, Purchase Decision

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam peneliti hadiahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW sebagai panutan, contoh, motivator serta telah membawa umatnya dari zaman yang jahiliyyah kepada zaman terang benderang yang disinari iman dan islam. Maka atas izin Allah SWT. peneliti telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi pada Cafe Shelter 1 Coffee Jalan Jamin Ginting Medan)”.

Penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Administrasi Bisnis pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidaklah luput dari dukungan maupun bantuan dari berbagai pihak, salah satunya adalah kedua orang tua tercinta, abang, dan adik saya yang selalu memberi motivasi dan dukungan kepada peneliti.

Selain itu peneliti juga mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu izinkan peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Kak Hosianna Ayu Hidayati, S.AB M.AB selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, nasihat kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Selwendri, S.Sos, M.Si selaku dosen penguji seminar proposal peneliti yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.

5. Kak Siswati Saragih, S.Sos, M.SP dan Bang Farid, SH selaku staf administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu peneliti dalam hal keperluan administrasi skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu memperkaya pengetahuan dan telah mendidik peneliti serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu proses penulisan skripsi ini.

7. Kepada wanita spesial saya Iin novita sari bakri yang selalu membantu dan memberi dukungan kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai.

8. Teman-teman dan sahabat seperjuangan seluruh teman-teman angkatan 2013 Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya Kelas A (KEREN ABIS) yang telah memberikan dukungannya kepada peneliti.

9. Teman- teman yang akan menyusul peneliti fadly alvian, Ahmad Fani, Rizky Kurniawan, Ashadi Jambak, Masyhur, semoga cepat menyelesaikan skripsinya best

10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah terlibat dan membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sekali lagi kepada kedua orang tua, bapak ibu dosen, teman-teman, sahabat, saudara, keluarga dan semua pihak yang ikut andil dalam penyelesaian skripsi ini. Peneliti berharap apa yang peneliti tulis dapat bermanfaat

(6)

bagi pembaca dan peneliti lainnya serta dapat diaplikasikan nantinya. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Januari 2018 Peneliti,

Muhammad Fadly Siregar

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR………...iii

DAFTAR ISI………..vi

DAFTAR GAMBAR ... . …….viii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3Tujuan Penelitian ...4

1.4 Manfaat Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran ...6

2.1.1 Defenisi Pemasaran ...6

2.1.2 Unsur-unsur Pemasaran ...8

2.2Word of Mouth ...9

2.2.1 Defenisi Word of Mouth ...9

2.2.2 Indikator Word Of Mouth ...13

2.2.3 Elemen-elemen Word Of Mouth ...13

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Word Of Mouth ...15

2.3Keputusan Pembelian ...16

2.3.1 Defenisi Keputusan Pembelian ...16

2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan ...17

2.4 Penelitian Terdahulu ...21

2.5 Kerangka Konsep ...23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ...25

3.2 Lokasi Penelitian ...25

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...25

3.3.1 Populasi ...25

3.3.2 Sampel ...26

3.4 Hipotesis ...27

3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ...27

3.5.1 Variabel Penelitian ...27

3.5.2 Defenisi Operasional Variabel ...28

3.6 Metode Pengumpulan Data ...30

3.6.1 Pengumpulan Data Primer ...30

3.6.2 Pengumpulan Data Sekunder ...30

3.7 Skala PengukuranVariabel ...31

(8)

3.8 Teknik Analisis Data ...31

3.8.1 Metode Uji Instrumen ...31

3.8.1.1 Uji Validitas ...31

3.8.1.2 Uji Reliabilitas ...31

3.8.2 UjiAnalisis Regresi Linier Sederhana ...32

3.9 Uji Asumsi Klasik ...33

3.9.1 Uji Normalitas ...33

3.9.2 Uji T ...33

3.9.3 Koefisien Determinasi (𝑹𝑹𝟐𝟐) ...33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...34

4.1 Profil Perusahaan ...34

4.1.1 Sejarah Singkat Cafe Shelter 1 Coffee ...34

4.1.2 Profil Perusahaan ...35

4.2 Penyajian Data ...35

4.2.1 Analisis Data Tunggal ...35

4.2.1.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...36

4.2.1.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ...36

4.2.1.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...37

4.2.1.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Mengetahui Informasi Cafe Shelter 1 Coffee ...38

4.2.1.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengeluaran/Bulan ...39

4.2.1.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Word Of Mouth (X) ...39

4.2.1.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian(Y) ...46

4.3 Analisis Data ...53

4.3.1 Uji Instrumen Penelitian ...53

4.3.2 Uji Metode Analisi Data ...57

4.4 Pembahasan ...60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...63

5.1 Kesimpulan ...63

5.2 Saran ...63

DAFTAR PUSTAKA ...65 LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ...24

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Defenisi operasional variabel ...29

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...36

Tabel 4.2Responden Berdasarkan Usia ...37

Tabel 4.3Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan. ...37

Tabel 4.4Identitas Responden Berdasarkan Mengetahui Informasi Cafe Shelter 1 Coffee ...38

Tabel 4.5Identitas Responden Berdasarkan Pengeluaran/Bulan. ...39

Tabel 4.6 Cafe Shelter 1 Coffee adalah tempat yang sering di perbincangkan oleh pecinta alam ...39

Tabel 4.7 Informasi Cafe Shelter 1 Coffee sering menjadi topik perbincangan saya dengan lingkungan saya sekaligus membahas tentang jenis-jenis kopi ...40

Tabel 4.8 Kopi khas Mandailing salah satu menu favorit saya dan teman-teman di Cafe Shelter 1 Coffee ...40

Tabel 4.9 Cafe Shelter 1 Coffee memiliki lokasi yang strategis karena terletak dekat loket bus ...41

Tabel 4.10 Selain Cafe yang menyediakan menu makanan, terdapat juga penyewaan alat alat untuk mendaki ...42

Tabel 4.11 Setiap perbincangan tentang Cafe Shelter 1 Coffee, terdapat kesimpulan bahwa Cafe Shelter 1 Coffee adalah tempat berkumpul dengan fasilitas yang memadai ...42

Tabel 4.12 Cafe Shelter 1 Coffee menjadi tempat tongkrongan sebelum dan sesudah mendaki gunung ...43

Tabel 4.13 Cafe Shelter 1 Coffee adalah tempat berkumpulnya saya dan teman-teman sebelum mendaki ...43 Tabel 4.14 Cafe Shelter 1 Coffee tempat yang pas

(11)

menyediakan kebutuhan para pecinta alam ...44 Tabel 4.15 Seseorang yang merekomendasikan saya mendorong

untuk bersama-sama berkunjung ke Cafe Shelter 1 Coffee ...44 Tabel 4.16 Saya membutuhkan kopi dengan aroma yang

nikmat saat sedang duduk di sebuah Cafe ...45 Tabel 4.17 Kopi khas Mandailing merupakan salah satu minuman favorit

saya saat berkunjung ke Cafe Shelter 1 Coffee ...45 Tabel 4.18 Cafe Shelter 1 Coffee tempatnya para komunitas pecinta alam ..46 Tabel 4.19 Cafe Shelter 1 Coffee memiliki kopi sebagai ciri khasnya

membuat konsumen penikmat kopi tertarik untuk mencari

informasi tentangnya ...47 Tabel 4.20 Saya mendapatkan informasi dari teman dan mencari di sosial

media bahwa Cafe Shelter 1 Coffee merupakan tempat yang recommended bagi penikmat kopi ...47 Tabel 4.21 Saya mendapatkan kopi Mandailing yang sangat

nikmat di Cafe Shelter 1 Coffee ...48 Tabel 4.22 Cafe Shelter 1 Coffee memiliki lokasi yang strategis ...48 Tabel 4.23 Harga menu di Cafe Shelter 1 Coffee terjangkau

di kalangan mahasiswa ...49 Tabel 4.24 Selain menu yang khas, Cafe Shelter 1 Coffee juga

menyediakan berbagai jenis makanan ...49 Tabel 4.25 Saya berkunjung ke Cafe Shelter 1 Coffee karena

menu yang ada disana sesuai dengan kebutuhan saya ...50 Tabel 4.26 Saya memilih Cafe Shelter 1 Coffee sebagai tempat

berkumpul dengan teman-teman saya ...50 Tabel 4.27 Cafe Shelter 1 Coffee juga menyediakan tempat

penyewaan alat-alat untuk mendaki ...51 Tabel 4.28Setelah kunjungan pertama saya mengajak teman-teman

untuk mencicipi kopi di Cafe Shelter 1 Coffee ...51 Tabel 4.29 Saya puas menjadi pelanggan di Cafe Shelter 1 Coffee

(12)

Tersebut...52

Tabel 4.30 Saya akan menbicarakan hal-hal positif tentang Cafe Shelter 1 Coffee kepada orang lain ...53

Tabel 4.31 Uji Validitas Word of Mouth (X) ...54

Tabel 4.32Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y) ...55

Tabel 4.33Uji Reliabilitas Variabel Word of Mouth (X) ...56

Tabel 4.34 Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ...56

Tabel 4.35Koefisien Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficients ...57

Tabel 4.36Hasil Uji Signifikan (Uji – t) Coefficientsa ...58

Tabel 4.37Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji – R2 Model Summary...60

(13)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Tabulasi Data Primer Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Seiringdenganperkembanganzaman, para pelaku bisnis semakin banyak berlomba – lomba mendirikan bisnis, baik itu mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetap ataupun mereka yang masih duduk di bangku perkuliahan. Masa sekarang ini, bukan hanya sektor pendapatan dari sumber daya alam saja yang mendominasi aktivitas perekonomian suatu negara, terlebih di negara – negara maju, namun sektor industri telah memegang peranan yang penting. Oleh karena itu para pelaku bisnis mulai mengembangkan usaha mereka agar meraup untung sebanyak – banyaknya.

Bisnis kuliner merupakan bisnis yang tidak pernah mati sebab peluangnya selalu terbuka lebar apabila pelaku bisnis jeli dalam melihatnya. Kuliner selalu dibutuhkan oleh orang tanpa melihat musim atau lagi krisis karena makanan merupakan kebutuhan pokok selain sandang dan papan. Mengetahui hal tersebut membuat banyak produsen baru untuk bersaing dalam menciptakan produk baru yang kompetitif di dalam memuaskan keinginan konsumen.

Dalam hal ini berkaitan dengan permintaan berbagai macam jenis makanan baru. Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi persaingan bisnis khususnya di dalam dunia kuliner telah mengalami banyak perkembangan. Perubahan ini disebabkan oleh adanya perkembangan ide manusia yang semakin inovatif dalam menciptakan aneka makanan dan minuman baru. Banyak dijumpai makanan dan minuman baru dengan nama yang asing dan unik yang sampai saat ini baru atau bahkan belum diketahui. Keadaan seperti itu mendorong banyak produsen baru untuk

(15)

bersaing dalam menciptakan produk baru yang kompetitif di dalam memuaskan keinginan konsumen. Dalam hal ini berkaitan dengan permintaan berbagai macam jenis makanan dan minuman baru.

Persainganbisnis yang semakinketatmembuatperusahaanharusdapatmemenuhikebutuhankonsumendanmampubersaingd

alammemasarkanproduknya. Sebuahperusahaandiharuskanmampumembuatstrategipemasaran yang tepatsupayadapatmemenangkanpersainganpasaryaitudengancaramelaluiiklan. Iklanberbagai

media seperti radio, televisi, koran, menjadicara yang tepatuntukdapatmempromosikanperusahaansupayalebihdikenalsecaraluas. Disampingitu, iklan yang menarikdapatmembuatmasyarakatmerasapenasarandantertarikuntukmencobamembelinya.

Iklandapatmenjadipertimbangandalammengambilkeputusanpembeliandanjugamemberikanstanda runtukdapatmengukurkeberhasilandarisebuahpromosiolehperusahaan.

Word of mouth adalah suatu bentuk pemasaran dimana konsumen memegang kendali dan berpartisipasi sebagai pemasar untuk memengaruhi dan mempercepat pesan pemasaran (Hasan, 2010:13). Selanjutnya menurut Lupiyoadi (2006:238), Word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam suatu produk.Strategi promosi dari mulut ke mulut merupakan alat yang digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produknya, dikarenakan mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada seseorang karena informasi yang didapat dianggap nyata dan jujur dan seseorang cenderung lebih mempercayai informasi produk yang mereka dengar dari teman, kerabat atau orang terdekat yang berpengalaman terhadap suatu produk tersebut dibandingkan dengan informasi dari iklan. Selain itu, promosi ini tidak membutuhkan biaya yang besar bahkan bisa gratis jika konsumen puas terhadap produk dan jasa yang perusahaan tawarkan.

(16)

Café Shelter 1 Coffee menggunakan word of mounth sebagai salah satu media promosi.

Menurut Sernovitz (2009:14) word of mounth merupakan komunikasi yang menghasilkan percakapan yang baik. Seseoarang akan bertanya kepada orang lain mengenai kualitas suatu barang atau jasa sebelum mereka memutuskan untuk membelinya, oleh karena itu word of mounthdapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang dalam melakukan pembelian.

Café Shelter 1 Coffee yang berlokasi di Jl Jamin Ginting Medan menjadi salahsatu incaran anak muda di Medan, tempatnya sangat nyaman untuk dijadikan tempat berkumpul.

Menu yang khas disini adalah kopinya, aroma kopi di Cafe Shelter 1 Coffeesangat berbeda dengan aroma kopi di café lain. Biasanya pengunjung Cafe Shelter 1 Coffee anak muda yang baru pulang mendaki, disini biasanya tempat mereka membuang lelah serta membicarakan wacana mereka selanjutnya. Cafe Shelter 1 Coffee juga biasa dijadikan tempat untuk sharing tentang jelajah alam.

Dengan memperhatikan factor-faktor diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai keputusan pembelian yang dilakukan konsumen dan objek penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian di Cafe Shelter 1 Coffee. Oleh karena itu, judul yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Cafe Shelter 1 Coffee Jalan Jamin Ginting Medan)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian yang akan dikembangkan adalah “Seberapa besar Pengaruh Word of Mouth Terhadap keputusan pembelian pada Café Shelter 1 Coffee”

1.3 Tujuan Penelitian

(17)

Berdasarkan rumusan masalah diatas, makan tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Word of Mouth Terhadap keputusan pembelian pada Café Shelter 1 Coffee ”

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi tolak ukur untuk menerapkan teori – teori yang diperoleh selama di bangku kuliah serta dapat memperluas pengetahuan ilmiah khususnya dalam bidang pemasaran yakni Word Of Mouth.

2. Bagi Akademik

Menjadi bahan refrensi dan informasi bagi pemerhati bidang pemasaran dan sebagai bahan referensi dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini.

3. Kegunaan Bagi Praktisi

Menjadi bahan masukan untuk meningkatkan minat beli konsumen,serta sebagai bahan evaluasi untuk menentukan strategi pemasaran.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pemasaran

2.1.1 Defenisi Pemasaran

Definisi pemasaran menurut Downey (2002:3) pemasaran didefinisikan sebagai telaah terhadap aliran produk secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara samapai ke tangan konsumen. Menurut J.Supranto (2007:11) Komunikasi pemasaran mencakup:

periklanan, tenaga penjual,

“public relations” , kemasan dan sinyal lainnya yang bermanfaat bagi perusahaan dan juga bagi produknya(produknya menjadi terkenal). Komunikasi pemasaran bagi konsumen dapat memberi tahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan (Kotler, 2005).

Menurut Boyd, dkk (2000:4) Pemasaran adalah suatu proses yang melibatkan kegiatan- kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain.

Strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan bauran pemasaran pemasaran (marketing mix), yaitu mencakup penentuan fitur produk, harga, komunikasi, distribusi, dan pelayanan yang akan memberikan konsumen suatu nilai lebih. Untuk memenangkan persaingan perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang mutunya lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan lebih

(19)

baik apabila dibandingkan dengan pesaingnya. Dimana karaketristik ini disebut sebagai “total product” (Supranto dan Limakrisna, 2007:6).

Bagi perusahaan, reaksi dari pasar sasaran terhadap “total product’ menghasilkan suatu citra “image” terhadap produk/merek/organisasi (perusahaan) dan beberapa tingkat kepuasan konsumen yang telah melakukan pembelian dan menggunakan produk yang telah dibelinya. Bagi individual, proses menghasilkan kepuasan, pengembangan atau perubahan sikap dan atau perubahan perilaku.

Strategi pemasaran pada dasarnya merupakan jawaban dari pertanyaan: bagaimana kita akan memberikan nilai konsumen superior kepada para konsumen dari pasar sasaran? Jawaban dari pertanyaan ini memerlukan perumusan sari suatu bauran pemasaran yang konsisten, artinya komponen bauran pemasaran tidak bertentangan satu sama lain, akan tetapi sejalan, saling mendukung, dalam upaya memberikan kepuasan kepada konsumen (Supranto dan Limakrisna, 2007:11). Bila perusahaan telah mampu mengidentifikasi dan memberi jawaban tehadap rangkaian pertanyaan di atas, maka hal lainnya yang harus dilakukan adalah membuat suatu kondisi atau sistem yang memungkinkan perusahaan terus memonitor proses interaksi yang berlangsung dan harus yakin bahwa proses interaksi itu berjalan sesuai standar yang menjamin terjadinya kepuasan pelanggan (Chan, 2003: 142).

(20)

2.1.2 Unsur-unsur Pemasaran

Ada tiga unsur pokok konsep pemasaran yaitu :

a). Orientasi pada konsumen

Perusahaan benar-benar ingin memperhatikan konsumen harus:

1). Menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

2). Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan, bahkan kebutuhan tertentu dari kelompok pembeli tersebut.

3). Menentukan produk dan program pemasarannya. Untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda- beda dari kelompok pembeli yang dipilih sebagai sasaran, perusahaan dapat menghasilkan barang-barang dengan tipe model yang berbeda-beda dan dipasarkan dengan program pemasaran yang berlainan.

4). Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku mereka.

5). Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

b).Penyusunan kegaitan pemasaran secara integral (integral marketing)

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasaan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir.Selain itu juga terdapat

(21)

penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran kuat dengan konsumen artinya, harga jual harus sesuai dengan kualitas produk, promosi harus disesuaikan dengan saluran distribusi harga dan kualitas produk dan sebagainya.

c). Kepuasan konsumen (Consumer Satisfaction)

Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan laba, adalah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat dipenuhi. Ini tidaklah berarti bahwa pcrusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen. Perkembangan masyarakat dan teknologi telah menyebabkan perkembangan konsep pemasaran, sekarang perusahaan dituntut untuh dapat menanggapi cara-cara/kebiasaan-kebiasaan masyarakat.Perusahaan tidak lagi berorientasi kepada konsumen saja, tetapi juga harus berorientasi pada masyarakat.Dengan konsep pemasaran baru ini atau disebut berusaha memberikan kemakmuran kepada konsumen, dan masyarakat untuk jangka panjang.

2.2Word of Mouth

2.2.1 DefenisiWord of Mouth

Menurut Marketing Association pengertian dari word of mouth adalah usaha meneruskan informasi dari satu konsumen ke konsumen lain (www.womma.com, 2007). Di dalam masyarakat word of mouth dikenal juga dengan istilah komunikasi dari mulut ke mulut.

Komunikasi personal ini dipandang sebagai sumber yang lebih dapat dipercaya atau dapat diandalkan dibandingkan dengan informasi dari nonpersonal (Gremler dan Brown, 1994;

Zeithml dan Bitner, 1996). Menurut Kotler (1998), menyatakan bahwa WOM adalah pengaruh personal, yang berkaitan erat dengan produk yang mahal dan penuh resiko. Harapan

(22)

kemungkinan resiko yang akan diterima berkurang dengan bertanya atau meminta rekomendasi dari teman (Heskett, et al 1997). (Lovelock, 2001), juga menekankan bahwa WOM sebagai pendapat dan rekomendasi yang dibuat oleh konsumen tentang pengalaman servis, yang mempunyai pengaruh kuat terhadap keputusan konsumen atau perilaku pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa orang lebih percaya terhadap informasi dari teman dibandingkan iklan ataupun tenaga penjual.Definisi secara sederhana Word of Mouth atau WOM adalah tindakan penyedia informasi apapun terkait produk oleh konsumen kepada konsumen lain.WOM menurut WOMMA (Word of Mouth Marketing Assoctation) adalah suatu aktifitas di mana konsumen memberikan informasi mengenai suatu merek atauproduk kepada konsumen lain.

Menurut Sumardy dkk (2011:68) word of mouth adalah tindakan penyediaan informasi oleh konsumen kepada konsumen lain. word of mouth terbagi atas dua jenis yaitu :

1). Organic word of mouth adalah word of mouth yang terjadi secara alami, orang yang merasa puas pada sebuah produk akan membagi antusiasme mereka. Schiffman dan Kanuk (2008:28) mengemukakan bahwa komunikasi tidak hanya menghubungkan konsumen dengan produsen tetapi juga menghubungkan konsumen dengan lingkungan sosialnya, yaitu komunikasi pemasaran yang berasal dari perusahaan dan berasal dari konsumen. Aktifitas yang dapat meningkatkan organic word of mouth meliputi: (a) fokus pada pelanggan; (b) meningktkan kualitas produk dan kegunaan; (c) menanggapi keprihatinan dan kritik; (d) membuka dialog dan mendengarkan orang; dan (e) produktif loyalitas pelanggan.

2). Amplified word of mouthadalah word of mouth yang terjadi karena di desain oleh perusahaan.

Amplified word of mouth dilakukan ketika perusahaan melakukan kampanye yang dirancang untuk mendorong atau mempercepat penyampaian word of mouth kepada konsumen.

(23)

Menurut Rosen (2004:16) ada tiga alasan yang membuat word of mouth menjadi begitu penting:

1). Kebisingan (noise)

Para calon konsumen hampir tidak dapat mendengar banyaknya kebisingan yang dilihatnya di berbagai media setiap hari. Mereka bingung sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring sebagian pesan yang berjejalan dari media massa. Sebenarnya mereka cenderung lebih mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok yang menjadi rujukan seperti teman-teman atau keluarga.

2). Keraguan (skepticism)

Para calon konsumen umumnya bersikap skeptis ataupun meragukan kebenaran informasi yang diterimanya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kekecawaan yang dialami konsumen saat harapannya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan di saat mengkonsumsi produk. Dalam kondisi ini konsumen akan berpaling ke teman ataupun orang yang bisa dipercaya untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan kebutuhannya.

3). Keterhubungan (connectivity)

Kenyataan bahwa para konsumen selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain, mereka saling berkomentar mengenai produk yang dibeli ataupun bahkan bergosip mengenai persoalan lain. Dalam interaksi inisering terjadi dialog tentang produk seperti pengalaman mereka menggunakan produk.

Word of mouth memiliki kelebihan dan kekurangan (Sutisna, 2001:156).

Adapun kelebihan word of mouth adalah sebagai berikut:

(24)

a).Word of mouth adalah bentuk komunikasi yang sangat efisien. Kegiatan ini dapat berlangsung setiap saat tanpa ada batasnya sehingga memungkinkan konsumen mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek.

b).Word of mouth merupakan sarana promosi yang sangat murah bagi pemasar, hal ini berarti word of mouth memungkinkan pemasar untuk tidak mengeluarkan dana yang besar untuk melakukan promosi tetapi cukup memanfaatkan konsumen yang dimiliki.

Sedangkan kekurangan word of mouth adalah sebagai berikut:

a). Jika word of mouth yang disebarluaskan adalah negatif maka konsumen cenderung akan mengatakan ke lebih banyak orang tentang pengalaman negatifnya daripada ketika mendapatkan pengalaman yang positif.

b). Dalam proses word of mouth berita yang disampaikan kemungkinan mendapat gangguan sehingga berkembang ke arah yang salah bahkan jauh dari yang sebenarnya.

c). Jika konsumen telah menerima pesan yang megatif maka akan sangat sulit bagi perusahaan untuk mengubah persepsi mereka. Hal ini dikarenakan konsumen lebih percaya kepada orang- orang terdekatnya daripada informasi dari pihak perusahaan.

2.2.2 Indikator Word Of Mouth

Dalam Word of Mouth terdapat beberapa hal yang dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan apakah word of mouth berhasil atau tidak. Menurut Sumardy (2011:72) indikator Word Of Mouthadalah sebagai berikut :

a. Membicarakan

(25)

Kemauan seseorang untuk membicarakan hal-hal positif tentang kualitas produk/jasa kepada orang lain. Konsumen berharap mendapatkan kepuasan yang maksimal dan memiliki bahan menarik untuk dibicarakan dengan orang.

b. Merekomendasikan

Konsumen menginginkan produk yang bisa memuaskan dan memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang lain, sehingga bisa di rekomendasikan kepada orang lain.

c. Mendorong

Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan transaksi atas produk dan jasa.

Konsumen menginginkan timbal balikyang menarik pada saat mempengaruhi orang lain untuk memakai produk atau jasa yang telah diberitahukan.

2.2.3Elemen-Elemen Word Of Mouth

Word Of Mouth sangat berkaitan erat dengan pengalaman penggunaan suatu merek produk atau jasa. Komunikasi dari mulut ke mulut akan sangat berbahaya bagi suatu perusahaan yang memiliki citra dan pelayanan buruk bagi konsumennya, sebaliknya word of mouth akan sangat mengguntungkan bagi perusaan yang memiliki citra dan kualitas yang baik dimata konsumennya. Adapun Menurut Sernovitz (2009:31) terdapat lima elemen yang dibutuhkan agar Word Of Mouth dapat menyebar yakni :

1) Talkers

Yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu siapa pembicara dalam hal ini pembicara adalah konsumen kita yang telah mengkonsumsi produk atau jasa yang telah kita berikan, terkadang orang lain cenderung dalam memilih atau memutuskan suatu produk tergantung kepada konsumen yangtelah berpengalaman menggunakan produk atau jasa tersebut atau biasa disebut dengan referral pihak yang merekomendasikan suatu produk atau jasa.

(26)

2) Topics

Yaitu adanya suatu word of mouth karena tercipta suatu pesan atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau jasa, seperti halnya pelayanan yang diberikan, karena produk kita mempunyai keunggulan tersendiri, tentang perusahaan kita,lokasi yang strategis.

3) Tools

Yaitu setelah kita mengetahui pesan atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau jasa tersebut dibutuhkan suatu alat untuk membantu agar pesan tersebut dapat berjalan, seperti website game yang diciptakan untuk orang-orang bermain, contoh produk gratis, postcards, brosur, spanduk, melalui iklan diradio apa saja alat yang bisa membuat orang mudah membicarakan atau menularkan produk anda kepada temannya.

4) Taking

Part atau partisipasi perusahaan yaitu partisipasi perusahaan sepertiseperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaan-pertanyaan mengenai produk atau jasa tersebut dari para calon konsumen dengan menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci mengenai produk atau jasa tersebut, melakukan follow up ke calon konsumen sehingga mereka melakukan suatu proses pengambilan keputusan.

5) Tracking

Pengawasan akan hasil word of mouth marketing perusahaan setelah suatu alat tersebut berguna dalam proses word of mouth dan perusahaanpun cepattanggap dalam merespon calon konsumen, perlu pula pengawasan akan word of mouth yang telah ada tersebut yaitu dengan

(27)

melihat hasil seperti dalam kotak saran sehingga terdapat informasi banyaknya word of mouth positif atau word of mouth negatifdari para konsumen.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Word Of Mouth

Menurut Sutisna (2002:185), ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan sebuah produk yaitu sebagai berikut:

a. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain sehingga terjadi proses word of mouth.

b. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini word of mouth dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain, bahwa kita mempunyai pengetahuan dan keahlian tertentu.

c. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal itu mungkin saja karena ada dorongan atau keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk.

d. Word of mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga, atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga akan mengurangi penelusuran dan evaluasi merek.

2.3 Keputusan Pembelian

2.3.1 Defenisi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler & Armstrong (2001:226) Keputusan Pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli.

(28)

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Amirullah (2002:61) bahwa: “Pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.” Machfoedz (2005:44) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Proses penilaian itu biasanya diawali dengan mengindentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan, menyusun, menganalisis, dan memilih berbagai alternatif tersebut dan mengambil keputusan yang dianggap paling baik. Langkah terakhir dari proses itu merupakan sistim evaluasi untuk menentukan efektifitas dari keputusan yang telah diambil. Menurut Swastha dan Handoko (2008 : 110) mengemukakan bahwa : “Keputusan pembelian merupakan proses dalam pembelian yang nyata, apakah membeli atau tidak.”

2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan

Konteks pengambilan keputusan konsumen yaitu konsumen memiliki masalah yang harus dipecahkan; suatu kebutuhan yang harus dipenuhi konsumen untuk memuaskan keinginannya. Munculnya kebutuhan konsumen pada satu sisi, akan memunculkan peluang bagi produsen pada sisi yang lain, sehingga menimbulkan interaksi antara konsumen yang mempunyai kebutuhan dengan produsen yang ingin memenuhi kebutuhan konsumen (Sumarwan, dkk 2012:199-200).

Menurut Philip Kotler, (2009:184) Para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian

(29)

yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.

1. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan merupakan awal dari adanya permasalahan yang dihadapin konsumen yang perlu segera diselesaikan. Seseorang yang merasa lapar memerlukan solusi dalam bentuk memenuhi kebutuhan akan rasa laparnya, yakni makan. Dalam pengenalan kebutuhan ini secara sadar dibutuhkan juga komponen – komponen lain dalam rangka mengatasi kebutuhan tersebut. Salah satu komponen yang lazim dibutuhkan adalah mudah, murah dan menyenangkan. Mudah, murah dan menyenangkan dapat pula dianggap sebagai bentuk keinginan yang mengiringi terpenuhinya kebutuhan tersebut. Bukan itu saja masih ada lagi serangkaian keinginan yang menyertainya seperti dicapai dengan mudah, diperoleh dengan harga murah, dan dalam suasana yang menyenangkan (Nitisusastro, 2013:213).

2. Pencarian informasi

Setelah mengenali kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan mencari informasi lebih lanjutt atau mungkin tidak. Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal.

3. Evaluasi alternatif

Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran

(30)

yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing- masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli. Para konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atribut- atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Konsumen mengembangkan sekumpulan keyakinan merek tentang diana posisi setiap merek dalam masing-masing atribut.

4. Keputusan pembelian

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli. Tahap penilaian keputusan pembelian menyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka diantara merek yang tergabung didalam perangkat pilihan. Karena itu, produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli.

Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana membayarnya. Dan biasanya konsumen cenderung untuk membeli merek yang disukainya.

5. Perilaku pasca pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Pemasar harus memantau keputusan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari

(31)

seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas.

Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas bereaksi sebaliknya. Mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut.

Proses keputusan memilih barang atau jasa dan lain-lainnya itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor pribadi-internal dalam dirinya sendiri. Faktor lingkungan terdiri atas faktor budaya, faktor sosial, faktor teknologi, dan faktor infrastruktur. Faktor pribadi atau faktor internal dalam diri seseorang adalah faktor penting bagi proses pembelian dalam diri konsumen. Suatu stimulasi, misalnya program pemasaran suatu perusahaan, akan mempunyai dampak yang berbeda terhadap seseorang konsumen dibandingkan konsumen lainnya. Pemahaman atas faktor pribadi ini penting untuk meningkatkan efisiensi suatu program pemasaran. Faktor pribadi terdiri atas aspek pribadi seperti usia dan tahap hidup, pekerjaan, kondisi keuangan, gaya hidup, kepribadian, konsep diri, dan aspek kejiwaan psikologis–motivasi, persepsi, kepercayaan dan perilaku Ma’ruf (2006:56).

2.4 Penelitian Terdahulu

(32)

1). Oktaviana Benazir Kumala (Universitas Indonesia: 2012)

Penelitian ini berjudul pengaruh Word Of Mouth terhadap minat beli konsumen pada Tune Hotels Kuta Bali. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, analisis statistik inferensial, analisis regeresi linier. Dimana hasil penelitiannya terdapat pengaruh signifikan antara word of mouth terhadap minat beli konsumen pada Tune Hotel Kuta Bali.

Pangaruh yang ditimbulkan adalah positif sehingga semakin tinggi Word Of Mouth, akan memberikan dampak secara signifikan terhadap peningkatan minat beli.

2). Fauziah Rahmi (2016)

Penelitian ini berjudul pengaruh Word Of Mouth Communicationterhadap keputusan menggunakan jasa bimbingan belajar Nurul Fikri, Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Word Of Mouth Communication terhadap keputusan menggunakan jasa bimbingan belajar Nurul Fikri Medan. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 67 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode uji instrumen dengan perhitungan uji validitas dan reliabilitas.Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diketahui bahwa Word Of Mouth Communication berpengaruh positif terhadap keputusan menggunakan jasa pada Lembaga Bimbingan Belajar Nurul Fikri karena nilai koefisien yang diperoleh bernilai positif yakni 0,882. Berdasarkan hasil uji parsial atau uji t diperoleh hasil bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai sig t lebih kecil dari nilai alpha 0,05.

3). Finnan Aditya Ajie Nugraha, Suharyono, Andriani Kusumawati (Universitas Brawijaya:

2015)

(33)

Penelitian ini berjudul Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen (Studi Pada Konsumen Kober Mie Setan Jalan Simpang Soekarno-Hatta Nomor 1-2 Malang). Bentuk penelitian ini adalah explanatory research (penelitian penjelasan) dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis deskriptif dan analisis jalur (path analysis) adalah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah Keputusan pembelian diketahui dapat menjadi variabel mediator dalam hubungan word of mouth dengan kepuasan konsumen. Dibuktikan dengan hasil perhitungan indirect effect sebesar 0,262. Total Effect (total pengaruh) Word Of Mouth terhadap kepuasan konsumen melalui keputusan pembelian sebesar 0,613.

4). Mufti ulil Azmi Ihwani (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2013)

Penelitian ini berjudul Pengaruh Word Of Mouth Communication terhadap keputusan santri memilih pondok pesantren. Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Word Of Mouth Communication dengan keputusan santri. Artinya semakin tinggi Word Of Mouth Communication di dalam masyarakat juga akan semakin meningkatkan keputusan santri dalam memilih pesantren Anwar Futuhiyah Yogyakarta.

Didapatkan presentase keputusan santri yang hanya berkisar 0,432 atau 43,2% bagi satu variabel yaitu Word Of Mouth Communication dan 56,8% bagi variabel lainnya.

5. Doanta Samuel Manurung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dari word of mouth marketing communication dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen pada konsumen Grand Keude Kupie Uleekareng dan Gayo Medan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang responden. Analisis data yang digunakan adalah uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis regresi linear sederhana dan

(34)

koefisien determinasi (R2). Berdasarkan regresi linear sederhana hasilnya adalah word of marketing communication memiliki pengaruh yag positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,368 dengan thitung > Ttable yaitu7,006 lebih besar dari 0,3610. Dengan memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 43,4%.

2.5 Kerangka Konsep

Menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar (2008: 54) menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.Kerangka konseptual dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka perlu dilakukan deskripsi teoritis masing-masing variabel dengan argumentasi terhadap variasi besarnya variabel yang diteliti.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel variabel lain (Rakhmat, 2001:12). Yang termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah word of mouth.

2. Variabel terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang diduga atau dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2001:12).Yang termasuk variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Variabel X Variabel Y

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan atau pengaruh suatu atau lebih variabel independen dengan satu atau lebih variabel dependen (Suryani dan Hendriyadi,2013:119).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Café Shelter 1 Coffee yang berlokasi di Jl Jamin Ginting Medan Simpang Kwala Bekala (belakang toko roti Judens).

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012 : 148) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjungCafe Shelter 1 Coffee. Karena jumlah pengunjung Cafe Shelter 1 Coffee tidak dapat ditentukan, maka akan mengambil beberapa sampel dari populasi.

(36)

3.3.2 Sampel

Hasil penelitian yang menggunakan metode non probabilty samplingdengan teknik accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/aksidental bertemu dengan peneliti (Sugiyono, 2012:165). Dalam menetapkan besarna sampel dalam penelitian ini didasarkan pada perhitungan yang dikemukakan oleh Supramono dan Haryanto(2003:63) sebagai berikut

𝒏𝒏 = (𝒁𝒁 𝜶𝜶/𝟐𝟐)𝟐𝟐(𝒑𝒑)(𝒒𝒒) 𝒅𝒅𝟐𝟐

Keterangan:

n : Jumlah Sampel

Zα : Nilai standar normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,01 Z = 1,67

Bila α = 0,05 Z = 1,96 p : Estimator proporsi populasi q : 1-p

d : Penyimpanan yang ditolerir 10%

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p= 0,5. Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian in adalah:

(37)

𝒏𝒏 = (𝟏𝟏, 𝟗𝟗𝟗𝟗)𝟐𝟐(𝟎𝟎, 𝟓𝟓)(𝟎𝟎, 𝟓𝟓) (𝟎𝟎, 𝟏𝟏)𝟐𝟐 n = 96,04

Hasil dari perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel sebesar 96 responden.

Untuk memudahkan penelitian maka peneliti mengambil jumlah responden sebesar 100.

3.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang kemungkinan benar atau kemungkinansalah.Hipotesistersebutakanditolakjikaternyata salah,dan akanditerimajikafakta- fakta membenarkan.Olehkarenaitu,padapenulisanlaporanini,penulisakan mengajukan hipotesissebagai berikut:

Untuk mengetahui “ Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian pada Café Shelter 1 Coffee”. Hipotesisnyaadalah :

H0: Tidak terdapat pengaruh antaravariableword of mouthterhadapkeputusan pembelian pada Café Shelter 1 Coffee.

Ha: Terdapat pengaruh antaravariabel word of mouthterhadapkeputusan pembelian pada Café Shelter 1 Coffee.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Variabel Penelitian

Menurut Cooper (2006:30) variabel penelitian adalah simbol dari suatu kejadian atau sifat yang dapat diukur yang menjadi fokus dalam suatu penelitian. Variabel penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat menurut Cooper (2006:35) adalah variabel yang diukur, diprediksi, atau dipantau dan diharapkan dipengaruhi oleh manipulasi variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini

(38)

adalah: keputusan pembelian (Y). Variabel bebas menurut Cooper (2006:36) adalah variabel yang dimanipulasi oleh periset dan dari manipulasi tersebut menyebabkan efek pada variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Word of Mouth (X)

3.5.2 Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan definisi atau uraian-uraian yang menjelaskan dari suatu variabel yang akan diteliti dan mencakup indikator-indikator yang ada pada masing-masing variabel. Dengan adanya uraian tersebut maka penulis akan lebih mengukur varaibel yang ada.

Dalam penelitian initerdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel dependen dan independen. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti.

Sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun pengaruhnya negative. Penjabaran operasional variabel dalam penelitian ini secara singkat sebagai berikut:

(39)

Tabel 3.1

Defenisi operasional variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Variabel bebas (x) word of mouth communication

Word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa

rekomendasi dari mulut kemulut yang bertujuan untuk

membicarakan, merekomendasikan, dan

mendorongsesuatu untuk

mempengaruhi orang lain tentang cafe.

1.Membicarakan 2.Merekomendasikan 3. Mendorong

Likert

(40)

Variabel terikat (y) tindakan keputusan

pembelian

Keputusan

pembelian adalah suatu proses pengambilan

keputusan atas dasar word of

mouth oleh

konsumen untuk datang ke cafe.

1. Pengenalan Kebutuhan 2. Pencarian

Alternatif 3. Evaluasi

Alternatif 4. Keputusan

Pembelian 5. PerilakuPasca

Pembelian

Likert

Sumber : Penulis (2017)

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Pengumpulan Data Primer

Data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari objek yang telah diteliti, teknik pengumpulan datanya yaitu berupa penyebaran kuesioner. Kuesioner ini berupa daftar pernyataan yang telah disusun secara sistematis oleh peneliti untuk diberikan kepada para responden yaitu pengunjung di Cafe Shelter 1 Coffee, Medan.

3.6.2 Pengumpulan Data Sekunder

Data yang dikumpulkan dari sumber yang sudah ada. Teknik pengumpulan datanya yaitu pengumpulan kepustakaan berupa pengumpulan data melalui buku-buku, dokumen dan berbagai bahanyang berhubungan dengan objek penelitian.

(41)

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisis kuantitatif ini, maka setiap variabel diberi skala 1 (satu) sampai 5 (lima) yang terlihat di bawah ini:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)

3= Netral (N) 4= Setuju (S)

5= Sangat Setuju (SS) 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Metode Uji Instrumen 3.8.1.1 Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan kuesioner, karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Bila rhitung > rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid. Sebaliknya, bila rhitung < rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

3.8.1.2 Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil terhadap pernyataan yang diajukan. Suatu indikator dikatakan reliabel apabila indikator tersebut digunakan untuk subjek yang sama, dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap menunjukkan hasil yang sama. Bila rhitung > rtabel, maka

(42)

kuesioner dinyatakan reliabel. Sebaliknya, bila rhitung < rtabel, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel.

3.8.2 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut sofyan siregar (2013:284), regresi linear adalah suatu alat untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas ( dependent). Regresi linear sederhana hanya digunakan untuk satu variabel bebas dan satu variabel tak bebas.

Y = a + bx

Di mana :

Y = Keputusan Pembelian X = Word of mouth

a = Nilai intercept (Konstanta) b = Koefisien

Menurut koefisien persamaan a dan b dapat dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, yaitu cara yang dipakai untuk menentukan koefisien persamaan dan dari jumlah pangkat dua ( kuadrat) antara titik-titik dengan garis regresi yang dicari yang terkecil.

3.9Uji Asumsi Klasik 3.9.1 Uji Normalitas

(43)

Untuk mengetahui normalitas suatu data, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plotyang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal jika distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

3.9.2 Uji T

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficient pada kolom sig (significance). Apabila probabilitas nilai t atau signifikan penelitian < 0,05 maka terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, apabila probabilitas nilai t atau signifikan penelitian > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.9.3 Koefisien Determinasi (𝑹𝑹𝟐𝟐)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen (variabel bebas) menjelaskan variabel dependen (variabel terikat). Jika determinan semakin besar (mendekati1) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikat dari variabel independent (X) yakni Word Of Mouth serta variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian semakin besar. Sebaliknya, jika determinan semakin kecil (mendekati 0) maka dapat dikatakan bahwa variabel independent (X) yakni Word Of Mouth serta variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian semakin kecil.

(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Cafe Shelter 1 Coffee

Usaha Cafe Shelter 1 Coffee berdiri di Medan sejak tahun 2016 tepatnya pada bulan januari. Dengan pendirinya Muhammad Iqbal. Niat dari usaha mendirikan Cafe ini adalah karena pemilik Cafe awalnya bosan dengan rutinitas yang dijalaninya selama ini. Berkat kecintaan beliau terhadap kopi, beliau memberanikan diri membuka usaha yang bercirikan kopi. Iqbal Faqot sebelumnya bekerja disebuah toko yang menjual perlengkapan outdoor di Jln. Halat.

Selama bekerja di toko tersebut, beliau merasa ada sesuatu yang belum dapat beliau capai. Dan hal tersebut adalah keinginan beliau yang telah sejak lama ingin menjadi seorang wirausaha, dengan dibukanya Cafe Shelter 1 Coffee membuat beliau merasa telah mewujudkan salah satu dari mimpi-mimpinya.

Usaha Cafe Shelter 1 Coffee ini didirikan diawali dengan hobby beliau yang sangat menyukai kopi. Dalam sehari beliau bisa menghabiskan 4 cangkir kopi, kopi yang beliau sajikan di Cafe Shelter 1 Coffee berasal dari Mandailing, Takengon, dan masih banyak lagi jenis kopi yang ia sediakan.

Membuka usaha cafe di Jln. Jamin Ginting adalah suatu keberuntungan yang sangat menjanjikan. Karena target beliau adalah muda-mudi yang suka mendaki gunung. Karena di cafe ini juga tersedia penyewaan perlengkapan outdoor, jadi sebelum mendaki pelanggan di Cafe Shelter 1 Coffee bisa sejenak menikmati kopi nikmat ala Cafe Shelter 1 Coffee. Dilokasi Cafe Shelter 1 Cofee tidak terdapat pesaing terdekat. Disekitar sana kebanyakan penjual durian

(45)

sehingga besar kemungkinan tempat tersebut menjadi salah satu destinasi yang wajib di kunjungi muda-mudi pendaki yang suka kopi. Dari segi harga bisa dikatakan tergolong terjangkau terutama bagi kalangan mahasiswa dimulai dari harga Rp 5.000, Rp 10.000, hingga Rp 15.000.

Dengan harga tersebut maka banyak pelanggan yang merasa tidak dirugikan karna harga dan kualitas kopi yang dijual sangat pas sesuai kantong mereka.

4.1.2 Profil Perusahaan

Secara ringkas profil dariCafé Shelter 1 Coffee adalah sebagai berikut :

Alamat : Jl Jamin Ginting Simpang Kwala Bekala (belakang toko Roti Judens), Medan.

Owner : Iqbal Faqot Facebook/Instagram : Iqbal Faqot

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Analisis Data Tunggal

Penelitian dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada pelanggan Café Shelter 1 Coffee Jalan Jamin Ginting Medan, sebanyak 100 orang.

Karakteristik responden merupakan identitas responden yang menjadi sampel penelitian.

Dari uraian karakteristikresponden yang didapat dari kuesioner yang telah disebar, data yang yang diperoleh penulis dapat dilihat dalambentuk tabel berikut:

4.2.1.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner. Berikut responden berdasarkan jenis kelamin pada Tabel 4.1 adalah sebagai berikut:

(46)

Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner. Berikut responden berdasarkan jenis kelamin pada Tabel 4.1 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden (orang) Persentase (%)

Laki-Laki 79 56

Perempuan 21 44

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah)

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 79 orang dengan persentase 79%. Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 21 orang dengan persentase 21%. Dari tabel diatas diketahui respondenlaki-laki yang lebih dominan daripada responden perempuan, hal ini terjadi karena cafe tersebut memiliki menu yang mayoritas disukai laki-laki.

4.2.1.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner. Berikut responden berdasarkan usia pada Tabel 4.2 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Usia Usia

(tahun)

Jumlah Responden (orang)

Persentase

≤ 20 23 (%) 23

21-30 tahun 60 60

31-40 tahun 17 17

41-50 tahun 0 0

≥ 51 tahun 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah)

(47)

Tabel 4.2 diatas menjelaskan bahwa pengunjung Cafe Shelter 1 Coffe didominasi umur 21- 30 tahun sebanyak 60 orang. Hal ini, dapat disimpulkan bahwa anak muda berusia 21-30 tahun tersebut lebih sering memutuskan untuk berkunjung ke Cafe Shelter 1 Coffe menunjukkan bahwa banyaknya waktu luang yang dimiliki pengunjung di usia 21-30 tahun dibanding dengan pengunjung dengan usia yang berbeda lainnya.

4.2.1.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran umum responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 Pengusaha - -

2 Karyawan Swasta 11 11%

3 Karyawan BUMN - -

4 PNS - -

5 Pelajar/Mahasiswa 74 74%

8 Lain-lain 15 15%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Tabel 4.3 diatas menjelaskan bahwa pengunjung Cafe Shelter 1 Coffee didominasi oleh Pelajar/Mahasiswa dengan frekuensi sebanyak 74 orang. Hal ini menunjukkan bahwa Pelajar/Mahasiswa lebih cenderung suka berkunjung di Cafe Shelter 1 Coffee untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing seperti berdiskusi sebelum/sesudah naik gunung, nongkrong atau ngumpul bersama teman-teman serta dapat juga mengadakan reunian, dan lain sebagainya.

4.2.1.4Deskripsi Responden Berdasarkan Mengetahui Informasi Cafe Shelter 1 Coffee

(48)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran umum responden berdasarkan pengeluaran/bulan dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Identitas Responden Berdasarkan Mengetahui Informasi Cafe Shelter 1 Coffee

No Mengetahui Informasi Frekuensi Persentase

1 Teman/rekan kerja 42 41%

2 Keluarga/saudara 40 40%

3 Iklan - -

4 Sosial media 18 18%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Tabel 4.4 diatas menjelaskan bahwa para pengunjung Café mengetahui informasiCafe Shelter 1 Coffee dari teman/rekan kerja dengan frekuensi sebesar 42 responden. Maka, dapat disimpulkan bahwa pengaruh word of mouth antar sesama konsumen lebih dominan terjadi di lingkungan pertemanan. Hal tersebut terjadi karena lingkungan perteman lebih luas dibandingkan lingkungan kekeluargaan.

(49)

4.2.1.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengeluaran/Bulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran umum responden berdasarkan pengeluaran/bulan dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Identitas Responden Berdasarkan Pengeluaran/Bulan No Pengeluaran/Bulan Frekuensi Persentase

1 ≤ Rp500.000,00 14 14%

2 Rp500.000,00 – Rp999.000,00 30 30%

3 Rp1.000.000,00 – Rp1.900.000,00 32 32%

4 Rp2.000.00,00 – Rp2.900.000,00 14 14%

5 ≥Rp3.000.000,00 10 10%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Tabel 4.5 diatas menjelaskan bahwa biaya pengeluaran para pengunjung cafe perbulanmnya rata- rata Rp1.000.000- Rp1.900.000 dengan frekuensi sebesar 32 responden. Hal ini menyatakan bahwa pengunjung Cafe Shelter 1 Coffee Medan memiliki ekonomi menengah keatas.

4.2.1.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Word Of Mouth (X)

Berikut adalah tabel – tabel data jawaban responden terhadap keseluruhan pernyataan variabel X yang indikatornya adalah membicarakan, merekomendasikan, dan mendorong.

Tabel 4.6

Cafe Shelter 1 Coffee adalah tempat yang sering di perbincangkan oleh pecinta alam

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Setuju 56 56%

2 Setuju 30 30%

3 Netral 14 14%

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

(50)

Total 100 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2017

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa 56 orang responden (56%) sangat setuju, 30 orang responden (30%) setuju, 14 orang responden (14%) netral. Maka dapat dilihat bahwa alternatif jawaban yang paling banyak dipilih oleh responden adalah sangat setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas responden sangat setuju bahwa Informasi Cafe Shelter 1 Coffee adalah tempat yang sering di perbincangkan oleh pecinta alam.

Tabel 4.7

Informasi Cafe Shelter 1 Coffee sering menjadi topik perbincangan saya dengan lingkungan saya sekaligus membahas tentang jenis-jenis kopi

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Setuju 48 48%

2 Setuju 37 37%

3 Netral 15 15%

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Total 100 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2017

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa 48 orang responden (48%) sangat setuju, 37 orang responden (37%) setuju, 15 orang responden (15%) netral. Maka dapat dilihat bahwa alternatif jawaban yang paling banyak dipilih oleh responden adalah sangat setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas responden sangat setuju bahwa Informasi Cafe Shelter 1 Coffee sering menjadi topik perbincangan saya dengan lingkungan saya sekaligus membahas tentang jenis-jenis kopi

Tabel 4.8

Kopi khas Mandailing salah satu menu favorit saya dan teman-teman di Cafe Shelter 1 Coffee

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Setuju 40 40%

2 Setuju 25 25%

3 Netral 35 35%

Gambar

Tabel  4.2 diatas  menjelaskan bahwa pengunjung Cafe Shelter 1 Coffe didominasi umur 21-  30  tahun sebanyak 60  orang
Tabel 4.5 diatas menjelaskan bahwa biaya pengeluaran para pengunjung cafe perbulanmnya rata- rata-rata Rp1.000.000-  Rp1.900.000 dengan frekuensi sebesar 32  responden
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa 56 orang responden (56%) sangat setuju, 30 orang responden  (30%) setuju, 14 orang responden (14%) netral
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa 40 orang responden (40%) sangat setuju, 25 orang responden  (25%) setuju, 35 orang responden (15%) netral
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan ekstrak kelopak bunga rosela pada cendol yang memberikan pengaruh terhadap kualitas cendol yaitu aktivitas antioksidan, kadar total fenolik, total asam,

Oleh karena itu, perlu suatu sketsa terlebih dahulu sebelum dibuat suatu desain tertentu untuk kios Ar Ridho yang mampu menggambarkan sebagai kios yang nyaman, menarik

Sebelum melakukan suatu investasi dalam suatu sekuritas, para investor perlu mengetahui prospek dari sebuah perusahaan.Untuk menilai prospek dari sebuah perusahaan, cara yang

System flow pengisian kuesioner pengguna lulusan dimulai dari pengguna lulusan memilih menu umpan balik pengguna lulusan, lalu sistem akan menampilkan pertanyaan

Penilaian terhadap jumlah analgetik pertolongan secara klinis terlihat bahwa kombinasi tramadol-parasetamol mempunyai efek analgetik lebih lemah dibanding dengan

Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam (depth interview) kepada Manajer Hotel Adilla Syariah, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan

Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa nilai rasa pada kelima perlakuan masing-masing memperlihatkan perlakuan penambahan daging ikan tenggiri pada pembuatan

Every person would surely wish to succeed. This is a theoretical concept. One has to undergo a real hard work to get success. Then success should also be supported by patience