• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOMOR : P. 3/PSKL/SET/KUM. 1/3/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NOMOR : P. 3/PSKL/SET/KUM. 1/3/2017"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN

JAKARTA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL

DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN

NOMOR : P. 3/PSKL/SET/KUM. 1/3/2017

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN

LINGKUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN

Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pasal 6 ayat (2) dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 173/Pmk.05/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor I68/Pmk.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal tentang petunjuk teknis penyaluran bantuan pemerintah untuk program Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2001 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); .

2. Undang... '

(2)

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008

tentangRehabilitasi dan Reklamasi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4947);

8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292);

I

(3)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 17);

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 1618);

12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan

13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 28/MenIhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Umum Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan

Berbasis Konservasi.

14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 14/MenIhk/Setjen/OTL.O/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.

15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 55/MenLHK-/Setjen/KUM. 1/6/2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Lainnya Yang

Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Di

Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 173/PMK.05/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/Pmk.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUK

TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN ,

Pasal... -If

(4)

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:

1. Bantuan Lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah, yang selanjutnya disebut bantuan lainnya adalah bantuan yang tidak

memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan kepada perseorangan,

kelompok masyarakat, dan/atau lembaga pemerintah/non pemerintah.

2. Kelompok masyarakat adalah kumpulan orang-perorang yang berdomisili

di desa/kelurahan setempat atau kelompok penggarap/petani Hutan Rakyat atau kelompok pemegang hak/izin Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Kemitraan Kehutanan atau pemangku Hutan Adat atau masyarakat hukum adat.

3. Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan Negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan.

4. Kegiatan Perhutanan Sosial adalah kegiatan yang meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemasaran, dan kegiatan pendukungnya antara lain kelembagaan, pembiayaan, Sumber Daya Manusia, penyuluh, pendamping, infrastruktur dan teknologi.

5. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL).

7. Direktur adalah Direktur yang diserahi tugas dan tanggung jawab di Bidang Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial atau Direktur yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Kemitraan Lingkungan.

8. Balai

(5)

disebut Balai PSKL adalah unit pelaksana teknis di bidang Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan

Lingkungan.

9. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang selanjutnya disebut UPT adalah organisasi mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional dan / atau penunjang tertentu yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang lingkungan hidup dan

kehutanan.

10. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

11. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah

pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran

atas beban APBN.

12. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar.

13. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung- jawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN

pada kantor / Satker Kementerian Negara / Lembaga.

14. Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut HKm adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat.

15. Hutan Desa yang selanjutnya disebut HD adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa serta belum dibebani izin/hak.

16. Hutan Adat yang selanjutnya disebut HA adalah Hutan yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat.

17. Hutan

I

(6)

17. Hutan Rakyat yang selanjutnya disebut HR adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya di luar kawasan hutan dengan ketentuan luas minimal 0,25 hektar, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50%.

18. Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkann potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya

hutan.

19. Kemitraan Kehutanan adalah kerjasama antara masyarakat setempat dengan pengelola hutan, pemegang izin usaha pemanfaatan hutan/jasa hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, atau pemegang izin usaha industri primer hasil hutan.

20. Rencana Pengelolaan Hutan Desa yang selanjutnya disebut RPHD adalah rencana yang disusun oleh pemegang hak berisi kegiatan penandaan batas aral kerja, blok atau zonasi areal kerja, pemanfaatan hutan (hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan), perlindungan, pengamanan hutan dan pengembangan kearifan lokal berdasarkan perencanaan partisipatif.

21. Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan selanjutnya disebut RKU-IUPHKm adalah rencana kerja yang disusun oleh pemegang lUPHKm yang berisi kegiatan penandaan batas areal kerja, blok atau zonasi areal kerja, pemanfaatan hutan, perlindungan, pengamanan hutan dan pengembangan kearifan lokal berdasarkan perencanaan partisipatif.

22. Rencana Keija Usaha Izin Usaha Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat selanjutnya disebut RKU-IUPHHK-HTR adalah rencana kerja yang disusun oleh pemegang lUPHHK-HTR yang berisi kegiatan penandaan batas areal kerja, pembagian blok atau zonasi areal kerja, pemanfaatan hasil hutan kayu, perlindungan, pengamanan hutan berdasarkan azas perusahaan dan pelestarian hutan.

23. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok yang selanjutnya disingkat RUKK adalah rencana yang disusun oleh kelompok masyarakat berdasarkan rencana kegiatan Bantuan Alat Ekonomi Produktif oleh kelompok masyarakat.

24. Rencana

j

(7)

Bsing PeSoNa adalah rencana yang disusun oleh kelompok masyarakat berdasarkan rencana kegiatan Bang PeSona oleh kelompok masyarakat.

25. Hasil Hutan Bukan Ka3na yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari ekosistem hutan.

26. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada negara.

27. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PP-SPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak / Bendahara Pengeluaran.

28. Kelompok/Lembaga Usaha Perhutanan Sosial yang selanjutnya disebut Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) adalah Kelompok Perhutanan Sosial yang akan dan/atau telah melakukan usaha di bidang perhutanan sosial dan diakui atau terdaftar pada Kementerian Dalam Negeri atau Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, atau Kepala Dinas yang membidangi Kehutanan di Kabupaten/Kota setempat atau Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi/Lindung/Konservasi (KPHP/KPHL/KPHK) atau Kepala UPT Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan atau Kepala Desa.

29. Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara atau yang selanjutnya disebut Bang PeSoNa adalah bantuan berupa barang dan/atau bibit dan/atau ternak sebagai fasilitasi Usaha perhutanan sosial.

30. Fasilitasi sarana prasarana ramah lingkungan adalah kegiatan Bantuan Pemerintah kepada masyarakat di bidang Kemitraan Lingkungan yang dapat berupa bimbingan teknis dan bantuan sarana prasarana ramah lingkungan yang diberikan kepada komunitas, kader, kelompok pecinta alam, kelompok swadaya masyarakat, kelompok profesi, kepanduan dan kepeloporan dalam melaksanakan gerakan aksi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.

31. Alat adalah peralatan atau sarana prasarana penunjang kegiatan Perhutanan Sosial yang dapat diadakan secara swakelola oleh masyarakat.

32. Alat... L

7

(8)

32. Alat ekonomi produktif berupa alat untuk kegiatan budidaya, pemanenan, pengolahan hasil, dan keperluan pemasaran dalam rangka Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial oleh kelompok Usaha perhutanan sosial (KUPS).

33. Masyarakat adalah perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat, dan atau pemangku kepentingan non pemerintah yang bergerak di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan

kehutanan;

34. Komunitas adalah kelompok orang yang hidup dan berinteraksi pada daerah tertentu serta mempunyai minat yang sama dalam perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan;

35. Komunitas Peduli Lingkungan adalah kelompok orang yang hidup dan Baling berinteraksi di daerah tertentu yang dapat menjadi teladan atau patut ditiru bagi komunitas lainnya dalam melakukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan 36. Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat yang timbul atas

kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat untuk berminat dan bergerak dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan

kehutanan.

37. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, dan secara sinergis mendorong keterlibatan

semua potensi yang ada di masyarakat secara

38. Gerakan aksi adalah aktivitas sosial dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam melakukan dan mendukung pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup atau konservasi suberdaya alam dan ekosistemnya sebagai aksi nyata komunitas masyarakat

39. Pembinaan adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan secara berhasil dan berdayaguna untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan serta kemampuan komunitas peduli lingkungan sesuai

dengan fungsi dan tugasnya.

40. Pendampingan adalah satu interaksi yang terus menerus antara

pendamping dengan anggota kelompok atau masyarakat hingga terjadinya

proses perubahan kreatif yang diprakarsai oleh anggota kelompok atau

masyarakat yang sadar diri dan terdidik (tidak berarti punya pendidikan

formal).

(9)

(1) Peraturan Direktur Jenderal ini dimaksudkan sebagai petunjuk teknis bagi seluruh Unit Kerja di lingkup Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan dalam hal pelaksanaan anggaran Bantuan Lainnya.

(2) Peraturan Direktur Jenderal ini bertujuan untuk efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran Bantuan Lainnya di lingkup Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.

Pasal 3

Ruang lingkup dalam Peraturan Direktur Jenderal ini meliputi:

a. Kegiatan Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang PeSoNa);

b. Pemberian bantuan alat ekonomi produktif; dan c. Fasilitasi sarana prasarana ramah lingkungan.

Pasal 4

Penerima bantuan Bang PeSoNa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, yaitu:

pemegang Hsik Pengelolaan Hutan Desa.

pemegang lUPHKm;

pemegang lUPHHK-HTR;

pemangku Hutan Adat/Hutan Hak/Hutan Rakyat; dan peserta Kemitraan Kehutanan;

Kelompok masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan.

Pasal 5

Penerima bantuan alat ekonomi produktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b adalah Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).

Pasal 6

Penerima Fasilitasi sarana prasarana ramah lingkungan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf c adalah:

a. komunitas penyelamatan sumber daya alam dan/atau;

b. komunitas kawasan pemukiman dan industri dan/atau;

c. pramuka, penerima penghargaaan kalpataru, kader konservasi alam, kelompok pecinta alam, kelompok swadaya masyarakat dan kelompok profesi;

Pasal... I'

9

(10)

Pasal 7

Bentuk fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat berupa:

a. Bimbingan teknis; dan/atau

b. Bantuan sarana prasarana ramah lingkungan

Pasal 8

Pelaksanaan kegiatan Pemberian Bantuan Pengembangan Perhutanan Sosial (Bang PeSoNa) sebagaimana dalam Pasal 3 huruf a tercantum dalam Lampiran

I Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 9

Pelaksanaan kegiatan Pemberian bantuan alat ekonomi produktif sebagaimana dalam Pasal 3 huruf b tercantum dalam Lampiran II Peraturan Direktur

Jenderal ini.

Pasal 10

Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi sarana prasarana ramah lingkungan sebagaimana dalam Pasal 3 huruf c tercantum dalam Lampiran III Peraturan

Direktur Jenderal ini.

Pasal 11

Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III sebagaimana dimaksud dalam Pasal

7, Pasal 8 dan Pasal 9 merupakan bagian tidak terpisahkan dengan batang

tubuh Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 12

Pembiayaan kegiatan penyaluran bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan dibebankan pada APBN.

Pasal 13

KPA bertanggung jawab atas:

a. pencapaian target kinerja pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan;

b. transparansi pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan; dan

c. akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan.

Pasal... I*

(11)

PPK melaksanakan kewenangan KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.

Pasal 15

(1) Pemantauan dan evaluasi meliputi:

a. kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah lainnya dengan peraturan perundangan yang berlaku;

b. kesesuaian antara target capaian dengan realisasi.

(2) KPA mengambil langkah-langkah tindak lanjut berdasarkan basil pemantauan dan evaluasi untuk perbaikan penyaluran bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan.

Pasal 16

Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini, maka proses pemberian bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan yang telah ada dinyatakan tetap berlaku dan disesuaikan dengan

ketentuan Peraturan ini.

Pasal... •[

11

(12)

Pasal 17

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Dketapkan di Jakarta

p Ida tanggal: i Ma ret 2017 DIREKTUR JENDERAL,

[ADI DARYANTO

NIP. 19571020 198203 1 002

Salinan Peraturan Diijen ini disampaikan kepada Yth:

1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

3. Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

4. Para Direktur Jenderal Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

5. Para Kepala Badan Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

6. Sekretaris Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.

7. Para Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.

8. Kepala UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutsinan yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

9. Kepala Unit Pelaksana Teknis Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

(13)

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

A

c a tanggal: i Maret 2017

D I :ektur jenderal,

ADI DARYANTO

NIP. 19571020 198203 1 002

Salinan Peraturan Dirjen ini disampaikan kepada Yth:

1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

3. Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

4. Para Direktur Jenderal Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

5. Para Kepala Badan Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

6. Sekretaris Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.

7. Para Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.

8. Kepala UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

9. Kepala Unit Pelaksana Teknis Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

12

(14)

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN

NOMOR : P.3/PSKL/SET/KUM. 1/3/2017 TANGGAL ;i Maret 2017

Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang PeSoNa)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan RPJMN 2015-2019 dan Nawacita Presiden Joko Widodo dan

Wakil Presiden Jusuf Kalla dialokaslkan areal untuk Perhutanan Sosial seluas 12,7 Juta hektar dalam bentuk Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Rakyat (MR), Kemitraan Kehutanan dan Hutan Adat (HA) guna mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

Dalam rangka pengembangan usaha strategis ekonomi domestik, perlu bantuan sarana peralatan dan sarana produksi kepada peserta program Perhutanan Sosial dalam bentuk Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang PeSoNa).

Bang PeSoNa dimaksudkan untuk memberikan stimulan kepada penerima bantuan dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha peserta program Perhutanan Sosial di dalam dan sekitar hutan dalam rangka berkontribusi

mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

B. Maksud dan Tujuan

Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan arahan kepada semua pihak yang terkait dengan kegiatan Penyaluran Pemberian Bantuan Pemerintah Bang

PeSoNa

Sedangkan tujuannya adalah agar kegiatan pengembangan usaha perhutanan sosial meiaiui penyaluran pemberian bantuan pemerintah dalam bentuk Bang PeSoNa dapat berjalan dengan efektif, efisien dan tertib administrasi.

(15)

Bantuan Bang PeSoNa diberikan oleh Direktur Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat atas persetujuan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.

D. Sasaran Galon Penerima Bantuan Bang PeSoNa 1. Pemegang Hak Pengelolaan Hutan Desa.

2. Pemegang lUPHKm;

3. Pemegang lUPHHK-HTR;

4. Pemangku Hutan Adat/Hutan Hak/Hutan Rakyat;

5. Peserta Kemitraan Kehutanan; dan

6. Kelompok Masyarakat di dalam dan Sekitar Kawasan Hutan.

E. Bentuk Bantuan Bang PeSoNa

Bantuan Bang PeSoNa diberikan pada masyarakat dalam bentuk uang maksimal senilai Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per kelompok masyarakat dengan cara swakeloia melalui mekanisme pencairan langsung (LS) antara pemerintah dalam hal ini PPK Direktorat BUPSHA dengan kelompok

masyarakat, dengan kegiatan:

a. Pembelian bibit tanaman pohon, tanaman agroforestry; dan/atau b. Pembelian komodltl peternakan, perlkanan; dan/atau

c. Pembuatan peralatan atau sarana prasarana penunjang kegiatan Perhutanan Sosial yang dapat diadakan secara swakeloia oleh masyarakat.

14

(16)

BAB II

TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN

A. Penerima Bantuan Bang PeSoNa

Penerima bantuan Bang PeSoNa adalah kelompok masyarakat yang berada di dalam dan sekitar hutan yang mempunyai persyaratan/kriterla sebagal berikut:

1. Kelompok Masyarakat pengelola dan/atau pemegang Izin HKm, HD, HTR, atau pemangku HA atau penggarap/petani HR atau Kemltraan Kehutanan yang belum pernah menerlma bantuan keglatan Bang PeSoNa.

2. Beranggotakan minimal 15 (lima belas) orang yang terdiri dari iaki-iaki dan/atau perempuan yang berdomisiii di desa/kelurahan setempat.

3. Kelompok masyarakat yang pengurusnya ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah setempat.

B. Permohonan

1. Permohonan diajukan oleh Ketua Kelompok Masyarakat kepada Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan dilampiri proposal keglatan.

Permohonan ditandatangani oleh Ketua Kelompok, diketahui oleh Kepaia Desa dan Pendamping Lapangan (Formulir 1)

2. Usuian sebagaimana dimaksud pada butir a minimal melampirkan Data Dasar Kelompok Masyarakat (Formulir 2), Daftar Anggota Kelompok (Formulir 3), Rencana Usuian Keglatan Bang PeSoNa (RUK Bang PeSoNa) (Formulir 4).

Rencana Usuian Keglatan Bang PeSoNa disusun bersama oleh tim perencana bersama anggota kelompok. RUK Bang PeSoNa ditandatangani oleh Ketua Kelompok, diketahui oleh Kepala Desa, dan disetujui oleh Kepala UPT.

RUK Bang PeSoNa memuat antara lain : Nama dan alamat kelompok

Nama pengurus dan anggota Lokasi keglatan

Jenis dan jumlah bantuan Bahan dan peralatan

Jenis keglatan dan rencana biaya, dan/atau

Tata waktu

(17)

1. Berdasarkan usulan dari kelompok masyarakat Direktur Jenderal PSKL menyampaikan kepada Direktur BUPSHA selaku KPA untuk melaksanakan

verifikasi administrasi dan teknis.

2. Direktur BUPSHA selaku KPA memerintahkan kepada PPK Direktorat BUPSHA

untuk membentuk tim verifikasi administrasi.

3. PPK Direktorat BUPSHA membentuk tim verifikasi administrasi untuk melakukan

pemeriksaan kelengkapan administrasi kelompok, meliputi; 1) organisasi kelompok, 2) keabsahan kelompok 3) keabsahan jumlah anggota, 4) ancar-ancar biaya dan 5) usulan jenis kegiatan, sebagaimana terlampir pada Formulir 5

4. PPK Direktorat BUPSHA melaporkan hasil verifikasi administrasi kepada Direktur BUPSHA, dalam bentuk berita acara verifikasi administrasi. Dalam hal tidak terpenuhl, Direktur BUPSHA menyampaikan surat penolakan kepada pemohon.

5. Dalam hal verifikasi administrasi terpenuhi, Direktur memerintahkan Kepala Balai untuk menugaskan PPK di UPT membentuk tim verifikasi teknis.

6. Tim verifikasi teknis melakukan kegiatan verfikasi kesesuaian antara usulan dan RUK Bang PeSoNa, meliputi; 1) keberadaan kelompok, 2) kesesuaian antara rencana kegiatan kelompok dengan RUK Bang PeSoNa 3) Terdapat lokasi untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan, sebagaimana terlampir pada Formulir 6.

7. Berdasarkan hasil verifikasi teknis, PPK di UPT membuat berita acara hasil verifikasi teknis dan melaporkan kepada Kepala UPT.

8. Kepala UPT menyampaikan Berita Acara Hasil Verifikasi Teknis kepada Direktur

BUPSHA.

9. Dalam hal verifikasi teknis tidak terpenuhi, Direktur BUPSHA menyampaikan surat penolakan kepada pemohon.

10. Dalam hal verifikasi teknis terpenuhi, Direktur BUPSHA menyampaikan Berita Acara Hasil Verifikasi Teknis kepada PPK Direktorat BUPSHA untuk proses penetapan penerima bantuan Bang PeSoNa.

D. Penetapan Penerima Bantuan

1. PPK Direktorat BUPSHA menetapkan penerima bantuan Bang PeSoNa.

2. Surat keputusan penerima bantuan sebagaimana dimaksud angka 1, disahkan

oleh Direktur BUPSHA selaku KPA.

16

(18)

Proses permohonan dan penetapan penerima bantuan Bang PeSoNa seperti

digambarkan dalam diagram allr dl bawah Inl.

SK Penetapan Kelompok Penerima

Bang PeSoNa

KPS MENGAJUKAN PERMOHONAN BANG PeSoNa

DIRJEN PSKL

Surat Penoiakan

DIR. BUPSHA MEMERINTAHKAN PPK MEMBENTUKTIM VERIRKASI

ADMINISTRASI

Verlflkasi Administrasi

va V/

DIR MEMERINTAHKAN KA UPT MELAKSANAKAN VERIRKASI

TEKNIS

Verlflkasi Teknis

PPK Menetapkan KPS Penerima BANG

PeSoNa dan Disahkan Oleh KPA

Gambar 1. Diagram Allr Proses Permohonan dan Penetapan Penerima Bang PeSoNa

(19)

Tata Kelola Pencairan dan Penyaluran Dana Bang PeSoNa

A. Prinsip Tata Kelola Bang PeSoNa

Tata Kelola Pencairan dan Penyaluran Dana Bang PeSoNa dllakukan dengan

prinsip transparansi, partlslpatif dan akuntabllltas, dimulal dari penyusunan RUK Bang PeSoNa sampal dengan penetapan calon penerlma Bang PeSoNa.

B. Pelaksanaan Pengadaan Bantuan Bang PeSoNa

1. Pelaksanaan keglatan penerlmaan bantuan Bang PeSoNa dllakukan secara

swakelola oleh kelompok masyarakat dengan mekanlsme surat perjanjlan keija sama (SPKS) antara Kelompok Masyarakat dengan PPK DIrektorat BUPSHA, yang

memuat:

a. Hak dan kewajiban kedua belah plhak b. Jumlah bantuan yang diberlkan

c. Tata cara dan syarat penyaluran

d. Pernyataan kesanggupan penerlma bantuan Bang PeSoNa untuk menggunakan bantuan sesual rencana yang telah disepakati

e. Pernyataan kesanggupan penerlma bantuan Bang PeSoNa untuk menyetorkan sisa dana yang tlldak digunakan ke Kas Negara

f. Sanksl

Contoh SPKS sebagalmana tercantum dalam Formullr 7

2. Setelah penandatanganan SPKS Ketua Kelompok masyarakat membentuk dan menugaskan Tim Swakelola yang terdlrl darl: Tim Perencana, Tim Pelaksana dan Tim Pengawas untuk menyelenggarakan pekeijaan swakelola sesual dengan RUK

Bang PeSoNa dan SPKS.

3. Tim perencana, merencanakan pekeijaan swakelola sesual dengan RUK Bang

PeSoNa.

4. Tim pelaksana melaksanakan keglatan swakelola dengan Kelompok masyarakat mengadakan barang/bahan/materlal/peralatan dalam pekerjaan pembuatan peralatan dan sarana prasarana penunjang program Perhutanan Soslal.

5. Tim pengawas melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan pengadaan Bang PeSoNa, yang mellputi:

a. Pengadaan dan penggunaan materlal/bahan/peralatan;

b. ReallsasI keuangan dan blaya yang diperlukan;

c. Pelaksanaan fislk;

18

(20)

d. Hasil ketja setiap jenis pekerjaan.

6. Ketua kelompok memberltahukan kepada PPK Direktorat BUPSHA penyelesaian keseluruhan pekerjaan dan pengadaan Bang PeSoNa secara keseluruhan

maupun bertahap sesual dengan SPKS.

C. Mekanisme Pencairan Dana Bantuan Bang PeSoNa

Berdasarkan usulan permlntaan pembayaran dari kelompok masyarakat, PPK Direktorat BUPSHA mengajukan usulan permlntaan pembayaran kepada KPA dengan mekanisme pembayaran secara langsung (LS) ke rekening kelompok

masyarakat.

Penyaluran dana bantuan Bang PeSoNa dllakukan melalul tiga tahap yaitu:

1. Tahap I, sebesar 40% dapat disalurkan apablla RUK Bang PeSoNa telah disetujul dan SPKS serta kultansi buktl penerlmaan uang yang telah ditanda tangani oleh ketua kelompok penerlma Bang PeSoNa (bermateral Rp6000,00).

Usulan permlntaan pembayaran tahap I dari PPK Direktorat BUPSHA kepada

KPA dllamplrl :

a. FotokopI RUK Bang PeSoNa yang telah disetujul oleh Kepala UPT;

b. FotokopI Surat Perjanjian Kerja Sama;

c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak, sebagalmana contoh pada

Formullr 8;

d. FotokopI buku tabungan/rekening kelompok masyarakat yang dllegallsir oleh

bank penerbit;

e. Permlntaan pembayaran dari kelompok masyarakat, sebagalmana contoh pada Formullr 9;

f. Kultansl/buktl pembayaran bermateral Rp6000,00 (enam ribu ruplah) yang ditandatangani oleh ketua kelompok masyarakat, sebagalmana contoh pada

Formullr 10.

2. Tahap II, sebesar 30% dapat disalurkan apablla dari keseluruhan dana jlka pekerjaan telah mencapal reallsasi fislk minimal 30% sesual RUK Bang PeSoNa.

Dana dimaksud digunakan untuk menyelesalkan reallsasi fislk sesual RUK Bang

PeSoNa.

Usulan permlntaan pembayaran tahap II dari PPK Direktorat BUPSHA kepada

KPA dllamplrl :

a. Rencana kebutuhan dana tahap II;

b. Laporan hasll penllalan kemajuan pelaksanaan pekerjaan sebagalmana

(21)

pertanggungjawaban administrasi keuangan kelompok, dan dokumentasi

foto;

d. Permlntaan pembayaran dari kelompok masyarakat, sebagaimana contoh

pada Formulir 9;

e. Kuitansi/bukti pembayaran bermaterai Rp6000,00 (enam ribu rupiah) yang ditandatangani oleh ketua kelompok masyarakat, sebagaimana contoh pada

Formulir 10;

f. Buktl pembayaran pajak;

3. Tahap III, sebesar 30% dapat disalurkan apablla darl keseluruhan dana jika

pekerjaan telah mencapal reallsasi fislk minimal 60% sesual RUK Bang PeSoNa.

Dana dimaksud digunakan untuk menyelesaikan reallsasi fislk 100% sesual RUK Bang PeSoNa.

Usulan permlntaan pembayaran tahap III darl PPK DIrektorat BUPSHA kepada

KPA dllampiri :

a. Rencana kebutuhan dana tahap III;

b. Laporan hasil penllaian kemajuan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana

contoh pada Formulir 13;

c. Buktl pengeluaran (kuitansi pembelian, daftar pembayaran upah dll) sebagai

pertanggungjawaban administrasi keuangan kelompok, dan dokumentasi foto;

d. Permlntaan pembayaran darl kelompok masyarakat, sebagaimana contoh

pada Formulir 9;

e. Kultansl/buktl pembayaran bermaterai Rp6000,00 (enam rIbu rupiah) yang ditandatangani oleh ketua kelompok masyarakat, sebagaimana contoh pada

Formulir 10;

f. Buktl pembayaran pajak;

Berdasarkan usulan permlntaan pembayaran tahap I dan tahap II oleh PPK DIrektorat BUPSHA dengan dllampiri buktl-buktl pendukung yang telah

memenuhl syarat sebagaimana butir a sampal dengan f diatas, maka KPA mengajukan permlntaan pembayaran kepada KPPN Jakarta VII.

D. Pertanggungjawaban Bantuan Bang PeSoNa;

Kementerlan LIngkungan HIdup dan Kehutanan cq. DItjen PSKL bertanggung jawab terhadap tersalurkannya dana Bang PeSoNa secara langsung ke rekening

20

(22)

kelompok masyarakat yang sudah ditetapkan dengan Keputusan KPA sesuai

peraturan perundang-undangan.

Kelompok masyarakat penerlma Bang PeSoNa wajib :

1. Bertanggung jawab penuh terhadap reaiisas! fislk dl lapangan sesuai dengan RUK Bang PeSona yang sudah disetujui dan ketentuan pertanggungjawaban

keuangan.

2. Membuat dan menyampalkan buktl pengeluaran as!! kepada PPK DIrektorat BUPSHA, untuk dibukukan dan dislmpan. Selanjutnya dokumen tersebut menjadi

tanggung jawab PPK DIrektorat BUPSHA. Buktl pengeluaran/dokumen tersebut antara lain berupa :

a. kultansi pembellan barang/bahan;

b. daftar pembayaran upah kerja; dan

c. dokumen lain berupa foto, dan data lain terkalt.

E. Ketentuan Perpajakan;

Pengenaan pungutan pajak penghasllan dllakukan terhadap pengadaan

barang sebesar 1,5% darl total pembellan (PPh Pasal 22) bagi kelompok

masyarakat yang memlllkl NPWP. BagI kelompok masyarakat yang tidak memlllkl NPWP pengenaan pajaknya sebesar 3%.

F. Sanksi.

Apablla penerlma bantuan melanggar ketentuan rencana, tata waktu pelaksanaan keglatan serta hak dan kewajiban, maka penerlma bantuan bersedia

dikenakan sanksi admlnlstrasi serta dituntut ganti rugl dan pidana sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

G. Serah Terima Hasil Kegiatan

Sebagal paket bantuan pemerlntah, kelompok masyarakat penerlma Bang PeSoNa mempunyal kewajiban untuk mengelola serta memanfaatkan bantuan yang

diterlmanya.

PPK DIrektorat BUPSHA atas nama KPA menerlma serah terima hasll keglatan

darl kelompok masyarakat, selanjutnya PPK DIrektorat BUPSHA atas nama KPA menyerahkan hasll keglatan kepada DIrektur BUPSHA dan DIrektur BUPSHA menyerahkan kemball kepada kelompok masyarakat untuk dikelola.

(23)

Formullr 15 dan Formulir 16.

H. Monitoring Evaiuasi

Dalam rangka pencapalan target kinerja, transparasi dan akuntabllitas pelaksanaan dan penyaluran bantuan Bang PeSoNa dllakukan pengendallan dan pengawasan melalui pelaporan, monitoring evaiuasi dan pembinaan.

1. KUPS yang memperoieh bantuan Bang PeSoNa wajib meiaporkan kemajuan kegiatan kepada PPK, sebagalmana format pada Formulir 17.

2. Berdasarkan iaporan KUPS, PPK Direktorat BUPSHA/ Balai PSKL membuat laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa kepada KPA masing-masing dengan tembusan DIrektur / Kepaia Baiai, sebagalmana format pada Formulir 18.

3. Kepaia Baiai meiaksanakan pembinaan, monitoring dan evaiuasi pelaksanaan bantuan Bang PeSoNa yang dllakukan oleh KUPS penerima bantuan yang ada dl wiiayahnya, sebagalmana format pada Formulir 19.

4. DIrektur meiakukan pembinaan, monitoring dan evaiuasi kepada Unit Pelaksana

Teknis Baiai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan dalam pelaksanaan

kegiatan bantuan Bang PeSoNa, sebagalmana format pada Formulir 20.

22

(24)

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN

A. Pembinaan

1. TingkatPusat

Dalam rangka menjaga kesinambungan dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan

Bang PeSoNa, Tim Pemblna dan Tim Pelaksana melakukan pembinaan teknis dan admlnlstrasi terhadap penyelenggaraan Bang PeSoNa.

2. TIngkat ProvlnsI dan Kabupaten/Kota

Pelaksanaan pembinaan kegiatan Bang PeSoNa dllaksanakan oleh DPI Kementerlan LIngkungan HIdup dan Kehutanan.

3. TIngkat Lapangan

Tim Pelaksana Lapangan, melakukan pembinaan teknis dan admlnlstrasi kepada

Kelompok Masyarakat penerlma Bang PeSoNa.

B. Pengendalian

Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa berjalan sesual dengan sasaran dan tujuan, maka Tim Pemblna, Tim Pelaksana dan Tim Pelaksana Lapangan melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut permasalahan.

C. Pengawasan

Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa dapat

dllaksanakan oleh:

1. Pengawasan Internal llngkup DItjen PSKL dllaksanakan oleh DIrektur Jenderal PSKL dan pejabat eselon II terkalt atau yang ditunjuk;

2. Pengawasan fungslonal dllaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerlan LIngkungan HIdup dan Kehutanan;

3. Pengawasan Eksternal dllaksanakan oleh Instansl/lembaga pengawasan yang

berwenang.

D. Pelaporan

1. Kelompok masyarakat penerlma Bang PeSoNa melaporkan perkembangan dan hasll kegiatan kepada Kepala UPT pada setlap tahapan dan pada akhir pelaksanaan kegiatan, dengan format laporan sebagalmana tercantum dalam

Formullr 11.

2. Kepala UPT melaporkan perkembangan kegiatan Bang PeSoNa pada setlap tahapan kepada Kuasa Pengguna Anggaran dengan format laporan sebagalmana

tercantum dalam Formullr 12, dllengkapl dengan dokumentasi kegiatan berupa

foto.

(25)

Contoh Surat Permohonan Kegiatan Bang PeSoNa

Tahun...

20....

Nomor

Lampiran Hal

4 (empat) lembar

Usulan Kegiatan Bang PeSoNa Tahun.

Kepada Yth.:

Direktur Jenderal PSKL Dl-

Jakarta

Dengan Inl, kami sampalkan usulan untuk dapat diterima sebagal pelaksana kegiatan Bang PeSoNa Kemenhut, dengan bahan usulan sebagal berlkut:

a. Nama Kelompok : Kelompok

b. Alamat :

RT Blok Desa Kecamatan Kabupaten/

Kota ProvlnsI

c. Jumlah Anggota : ( ) orang

d. LokasI Kegiatan : Pemanfaatan lahan saat Inl dan luas :

1 2

e. Jenis dan Volume : 1 (jenis kegiatan); (volume),

Kegiatan yang 2 (jenIs kegiatan); (volume), diusulkan

3 ( ), dst

f. Rencana Blaya : Rp

Bersama Inl pula kamI nyatakan bahwa kelompok kamI tidak sedang dalam proses menerlma dana Bang PeSoNa.

Demlklan usulan Inl kamI sampalkan, mohon dapat diproses leblh lanjut.

Mengetahul : KETUA KELOMPOK

Kepala Desa

(nama dan stempel) (nama)

Tembusan :

1. Kepala UPT

2. Kepala DInas ProvlnsI

24

(26)

FORMULIR 2

DATA DASAR KELOMPOK MASYARAKAT

PENERIMA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERHUTANAN

SOSIAL NUSANTARA (Bang PeSoNa)

TAHUN

1. NAMA KELOMPOK 2. PENGURUS KELOMPOK

a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara

3. ALAMAT KELOMPOK RT..., RW Blok Desa

Kecamatan Kabupaten/Kota

ProvinsI 4. PENGUKUHAN KELOMPOK :

a. Pejabat yang Mengukuhkan b. Tanggal Pengukuhan

5. JUMLAH ANGGOTA

6. KEGIATAN KELOMPOK : a.

b.

c.

7. NO. TELP/HP KETUA KELOMPOK :

Data-data yang kami sampaikan benar apa adanya.

.) orang

Mengetahul : Kepala Desa..

^ tanggal 20.

KETUA KELOMPOK

(nama dan stempel) (nama)

(27)

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

No Nama Jabatan dalam Kelompok Alamat NIK/Keterangan

Domlslll

1 2 3 4 5

1 Ketua

2 Bendahara

3 Sekretaris

4 Ketua Tim Perencana 5 Anggota Tim Perencana

6 Anggota Tim Perencana

7 Ketua Tim Pelaksana

8 Anggota Tim Pelaksana

9 Anggota Tim Pelaksana

10 Ketua Tim Pengawas

11 Anggota Tim Pengawas

12 Anggota Tim Pengawas

13 Anggota Kelompok

14 Anggota Kelompok

15 Anggota Kelompok

dst...

*) Ketua, Sekretaris, Bendahara dan seluruh anggota kelompok harus melamplrkan fotocopy KTP atau Surat Keterangan Domisili.

tanggal 20.

Mengetahui : Kepala Desa..

KETUA KELOMPOK

(nama dan stempel) (nama)

26

(28)

FORMULIR 4

RENCANA USULAN KEGIATAN Bang PeSoNa (RUK Bang PeSoNa)

TAHUN

1. Nama Kelompok

2. Desa 3. Kecamatan

4. Kabupaten/Kota

5. Provlnsi

6. Jenis keglatan dan anggaran

7. RIncian kegiatan dan anggaran yang akan dllaksanakan, sebagai berikut:

No KEGIATAN *)

SATUAN

(Ha, unit, Ekor, Batang atau lalnnya)

BIAYA

SATUAN Rp.

JUMLAH

Rp.

1 2 3 4 5

JUMLAH

• Unt.uk kegiatan penanaman diiampirkan denah iokasi penanaman diiengkapi dengan Informasi Blok/Dusun dan status lahan.

• Untuk kegiatan pengadaan alat, dilamplrkan spesiflkasl.

Mengetahui : Kepala Desa..

KETUA KELOMPOK

(nama dan stempel) (nama)

Menyetujui ♦*) Kepala UPT KLHK

Nama NIP.

*) Kolom 2 dilsi rincian kegiatan yang akan dllaksanakan oleh kelompok.

**) DItandatangani setelah verlflkasi teknis dllakukan.

(29)

FORMAT VERIFIKASI ADMINISTRASI

KELOMPOK CALON PENERIMA KEGIATAN Bang PeSoNa TAHUN....

1. Nama Kelompok :

2. Desa :

3. Kecamatan :

4. Kabupaten/Kota/ :

5. Provinsi :

Rekomendasi : Layak/Tidak Layak untuk ditindaklanjuti dengan verifikasi teknis.

KETERANGAN No PERSYARATAN HASIL PENILAIAN

d

B

Pengurus Kelompok Ada Tldak ada

2 Pengukuhan Kelompok

a. Pejabat yang mengukuhkan Ada TIdak ada

b. Tanggal Pengukuhan Ada Tidak ada 3 Alamat kelompok Sesual Tldak sesual

B

Usulan diketahui Kepala Desa Ada Tidak ada 5 Usulan Jenis Kegiatan dan

Volume

Ada Tidak Ada

6 Ancar-ancar blaya Ada Tidak ada

B

Daftar Anggota Ada Tidak ada

8 Jumlah anggota Sesuai Tldak sesuai 9 Peta/sketsa lokasi kegiatan Ada Tldak ada

Verifikator

Nama NIP.

(30)

FORMUUR 6

CONTOH FORMAT VERIFIKASI TEKNIS DAN RUK Bang PeSoNa KELOMPOK CALON PENERIMA KEGIATAN Bang PeSoNa TAHUN..

1. Nama Kelompok : 2. Desa/Blok : 3. Kecamatan : 4. Kabupaten/Kota :

5. Provinsi

PERSYARATAN *) HASIL PENILAIAN KETERANGAN

Keberadaan kelompok.

a. Kesesuaian Alamat

b. Kesesuaian nama Kelompok

c. Kesesuaian Pengurus

Kesesuaian antara rencana

kegiatan kelompok dengan

Rencana Usulan Kegiatan Bang

PeSoNa.

Terdapat iokasi untuk Ada Tidak ada meiaksanakan kegiatan yang

diusuikan.

Rekomendasi : Kelompok iayak/tidak layak untuk mendapatkan Bang PeSoNa

Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai

Data hasii verifikasi teknis diatas adalah benar.

Verlfikator

Nama

Catatan :

*) Data persyaratan teknis lain yang terkait dengan jenis kegiatan dapat

ditambahkan satu atau ieblh berdasarkan kebutuhan teknis.

(31)

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJASAMA (SPKS) BangPeSoNa TAHUN

KOP SURAT UPT

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA Nomor:

TENTANG:

PELAKSANAAN KEGIATAN Bang PeSoNa

ANTARA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

UPT

DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT

DESA

Pada hari inl tanggal bulan tahun.

kami yang bertanda tangan dl bawah ini :

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

1. Nama NIP Jabatan Alamat

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KPA DIPA BA. 029 Satker Tahun , selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama :

Jabatan : Ketua Kelompok

Aiamat :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama kelompok yang

berkedudukan di Desa/Kelurahan Kecamatan

Kabupaten/Kota , selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Memperhatikan Keputusan Direktur BUPSHA selaku KPA Nomor tanggal dengan ini menyatakan bahwa PIHAK PERTAMA akan memberikan Bantuan Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp ( rupiah) untuk melaksanakan

30

(32)

kegiatan Bang PeSoNa sesual dengan RUK Bang PeSoNa yang telah disetujui oleh PPK yang terletak di Blok/Dukuh*) Desa Kecamatan

Kabupaten/kota Provinsi sebagaimana diatur dalam

pasal-pasal sebagai berikut:

Pasal 1

LINGKUP KEGIATAN Bang PeSoNa

Kegiatan Bang PeSoNa dalam surat perjanjian kerjasama in! adalah penyaluran dana untuk kegiatan sesual dengan RUK Bang PeSoNa yang telah disetujui dan menjadi

baglan yang tidak terplsahkan darl SPKS Inl.

Pasal 2

WAKTU PENYALURAN

Penyaluran dana Bang PeSoNa selambat-lambatnya dllaksanakan pada tanggal

Pasal 3

BIAYA DAN CARA PEMBAYARAN

(1) Dalam pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1,

PIHAK PERTAMA akan memberlkan dana Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA

untuk memblayal pelaksanaan kegiatan sebagaimana dalam pasal 1 dengan beban

anggaran DIPA BA - 029 Satker tahun

(2) PIHAK PERTAMA memberlkan dana kegiatan Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp ( ruplah) secara langsung ke

rekening kelompok (LS).

(3) PIHAK PERTAMA memberlkan dana untuk melaksanakan kegiatan Bang PeSoNa

kepada PIHAK KEDUA melalul Rekening Nomor atas nama

pada Bank cabang/cabang pembantu/kantor kas

(4) PIHAK PERTAMA membayar blaya pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sebesar

Rp ( ) dengan tahapan sebagai berikut:

(33)

disetujui dan SPKS telah ditandatangani oleh kelompok masyarakat dengan

Pejabat Pembuat Komltmen (PPK).

b. Tahap II, sebesar 30% dari keseluruhan dana jika pekeijaan telah mencapal

reallsasi fisik minimal 30% sesuai RUK Bang PeSoNa.

c. Tahap III, sebesar 30% dari keseluruhan dana jika pekerjaan telah mencapal

reallsasi fislk minimal 60% sesuai RUK Bang PeSoNa.

Pasal4

HAK DAN KEWAJIBAN

(1) PIHAK PERTAMA mempunyal hak dan kewajiban sebagal berlkut:

a. Hak PIHAK PERTAMA :

1. Menerima laporan kemajuan keglatan dari PIHAK KEDUA;

2. Memlnta pertanggungjawaban PIHAK KEDUA, apablla secara nyata PIHAK KEDUA tidak melaksanakan keglatan sebagalmana yang tercantum dalam RUK Bang PeSoNa;

3. Menerima buktl pertanggungjawaban dana dari PIHAK KEDUA.

b. Kewajiban PIHAK PERTAMA :

1. Menyalurkan dana Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA;

2. Memberikan arahan berupa pembinaan dan bimbingan;

3. Memonitor kegiatan Bang PeSoNa yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.

(2) PIHAK KEDUA mempunyal Hak dan kewajiban sebagal berlkut:

a. Hak PIHAK KEDUA :

1. Menerima dana Bang PeSoNa dari PIHAK PERTAMA sebagal blaya pelaksanaan keglatan sebagalmana dimaksud dalam Pasal 1;

2. Mendapat arahan dan bimbingan dari PIHAK PERTAMA.

b. Kewajiban PIHAK KEDUA :

1. Sanggup melaksanakan seluruh keglatan sebagalmana tercantum dalam Pasal 1;

2. Menyampaikan buktl pertanggungjawaban/pengeluaran dana kepada PIHAK PERTAMA;

3. Sanggup mengembalikan uang yang sudah diterlma apablla tidakmelaksanakan kegiatan secara nyata di lapangan sesuai RUK Bang

32

(34)

PeSoNa berdasarkan hasil evaluasl/pemeriksaan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku;

4. Sanggup menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;

5. Membuat laporan bulanan pelaksanaan keglatan kepada PIHAK PERTAMA dalam rangkap 2 (dua);

6. Membuat laporan hasil akhir keglatan kepada PIHAK PERTAMA;

7. Memberikan laporan kepada PIHAK PERTAMA jika sewaktu-waktu

diperlukan;

8. Memberikan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi berwenang.

Pasal 5 PERSELISIHAN

(1) Apabila salah satu PIHAK tidak memenuhi kewajiban sebagaimana kesepakatan yang tercantum dalam peijanjian ini, maka pihak yang merasa dirugikan berhak mengajukan keberatan secara lisan maupun tulisan.

(2) Apabila timbul perselisihan antar PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat berdasarkan azas kekeluargaan dan

kebersamaan.

(3) Apabila musyawarah dan mufakat tidak mencapai penyeiesaian, kedua beiah pihak bersepakat untuk menyelesaikan meialui Pengadilan Negeri domisiii Pejabat

Pembuat Komitmen berada.

(4) Selama proses penyeiesaian dengan cara musyawarah atau meialui Pengadilan Negeri, tidak dapat dijadikan aiasan untuk menunda pelaksanaan keglatan sesuai jadwai yang telah ditetapkan.

Pasal 6 SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud daiam Pasal 2 ayat (2), maka PIHAK KEDUA bersedia dikenakan sanksi administrasi serta dituntut ganti rugi dan pidana sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(35)

KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR)

(1) Dalam hal terjadi keadaan kahar {force majeur) maka ketidakmampuan PIHAK KEDUA untuk melaksanakan kegiatan bukan merupakan kesalahan.

(2) Keadaan kahar meliputi: peperangan, bencana alam, revolusl, kerusuhan, sehingga PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kewajiban/kegiatan.

(3) Apabila terjadi keadaan kahar, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan dengan dilampiri surat pernyataan kahar dari Pemerintah setempat atau Instansi yang berwenang kepada PIHAK PERTAMA paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) harl sejak terjadlnya keadaan kahar.

Pasal8

KETENTUAN TAMBAHAN

Perubahan-perubahan yang dikehendaki dan disepakati oleh kedua belah plhak maupun segala sesuatu yang belum diatur dalam peijanjian in! diatur/dltuangkan dalam aturan yang merupakan satu kesatuan utuh dengan petjanjlan in! serta mempunyal kekuatan hukum yang sama.

Pasal9 PENUTUP

(1) Peijanjian ini dinyatakan sah dan mengikat serta berlaku sejak tanggai ditandatangani oleh kedua belah pihak.

(2) Peijanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap, masing-masing bermaterai cukup dan memiiiki kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama.

(Nama Ketua Kelompok) NIP....

*) pllih yang sesuai/coret yang tidak perlu.

34

(36)

FORMULIR 8

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Saya yang bertanda tangan dibawah inl :

Nama No. KTP Aiamat

Jabatan : Ketua Kelompok

Bertindak untuk dan atas nama kelompok dalam rangka penggunaan dana Bang PeSoNa darl Dlrektorat BIna Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat selaku KPA Tahun , dengan Ini menyatakan bahwa :

1. Kami bertanggung jawab penuh atas penggunaan dana Bang PeSoNa dan memastlkan tidak mengaklbatkan kerugian Negara;

2. Kelompok kami belum pernah menerima atau tidak sedang dalam proses penetapan menerlma dana Bang PeSoNa;

3. Tidak akan melakukan KKN, dan akan melaporkan kepada pihak yang berwajib/berwenang apablla mengetahui ada indikasi KKN di dalam proses penyaluran dan penggunaan dana Bang PeSoNa;

4. Akan melaksanakan keglatan secara sungguh-sungguh, transparan, dan profeslonal untuk memberlkan hasil kerja terbaik mulai darl persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian pekerjaan/kegiatan sesual RUK Bang PeSoNa dan SPKS yang telah kami tanda tangani;

5. Apabiia saya dan anggota kelompok melanggar hal-hai yang telah dinyatakan dalam Surat Pernyataan Inl, maka saya bersedia dituntut penggantlan kerugian negara dimaksud sesual dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

20 Ketua Kelompok

(nama kelompok) Materai Rp6000,00

(Nama)

(37)

CONTOH FORMAT PERMINTAAN PEMBAYARAN DARI KELOMPOK MASYARAKAT PELAKSANA KEGIATAN

Bang PeSoNa TAHUN

No

Hal : Pengajuan Pembayaran

Kepada Yth,

Pejabat Pembuat Komltmen

Di

Berdasarkan Keputusan Direktorat BIna Usaha Perhutanan Soslal dan Hutan Adat

Nomor /20... tentang dan SPKS

Nomor /20... tanggal 20... tentang pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa, bersama in! dengan hormat kami mengajukan pembayaran tahap untuk kegiatan tersebut dan dapat disampalkan kepada :

- Rekening

- Nomor - Nama Bank

- NIlai Rupiah

(nama kelompok masyarakat)

Demlklan surat in! kami sampalkan, atas perhatlannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

(nama kelompok)

Ketua

36

(38)

FORMULIR 10

CONTOH KUITANSl

Sudah terima : Pejabat Pembuat Komitmen..., DIPA BA-029

Satker Tahun

Banyaknya Uang :

Untuk Pembayaran : Dana kegiatan Bang PeSoNa tahap kelompok

masyarakat sesual dengan

SPKS Nomor tanggal 20...

Terbilang Rp

Yang Menerima

Materal Rp6000,00

20...

(39)

LAPORAN PELAKSANAAN

KEGIATAN Bang PeSoNa TAHUN 1. Nama Kelompok ;

2. Desa/Blok :

3. Kecamatan :

4. Kabupaten/Kota :

5. Provinsi :

6. Kemajuan Pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang dilaksanakan, sbb

REALISASI S/D BULAN SATUAN

(Ha,Unit,Ekor, Batang atau

lainnya)

KEGIATAN Perhutanan Sosial

FISIK KEUANGAN

J U M LAH

7. Hambatan dan permasalahan : 8. Penyelesaian hambatan

Mengetahui : Kepala Desa..

KETUA KELOMPOK

(nama dan stempel) (nama)

(40)

FORMULIR 12

CONTOH

LAPORAN KEGIATAN Bang PeSoNa TAHUN.

Balai UPT

No. KAB/KOTA dan Nama Kelompok

Kegiatan Kelompok

Perkembangan

Kegiatan Permasalahan

Upaya TIndak Laniut

1 2 3 4 5 6

Catatan : koiom 3 s/d 6 agar ditulis sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

Kepala UPT.

Nama NIP.

(41)

CONTOH LAPORAN HASIL PENILAIAN KEMAJUAN PELAKSANAAN

KEGIATAN Bang PeSoNa TAHUN Kelompok Masyarakat

Lokasi

Dusun/Blok Desa/Kelurahan Kecamatan

Kabupaten/Kota

Provinsi

RENCANA PENGGUNAAN DANATAHAP....

BULAN....

FISIK KEUANGAN

(%) REAQSASI S/D BULAN..

KEUANGAN BIAYA

(Rp) KEGIATAN*)

A. Kegiatan Pokok Pembibitan

Penanaman/Agroforestry/

wanamina/ wanafarma/

silvopasture Pemelihaaran Pemanenan Penqolahan

Pemasaran Jumlah A

B. Kegiatan oendukun

Jumiah B

TOTAL A + B

Data hasil hasil penilaian kemajuan pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa diatas adalah benar dan dapat digunakan sebagai dasar bagi pengajuan pembayaran tahap

20...

Ketua Kelompok

Mengetahul Pendamping,

Ketua Tim Pengawas

Verifikator,

Nama NIP.

Catatan :

*) Kolom 2 agar dirinci sesuai dengan rincian kegiatan pada RUK Bang PeSoNa.

(42)

FORMULIR 14

CONTOH

BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN Bang PeSoNa Dari Masyarakat Ke PPK

Nomor :

Tanggal :

Pada harl Ini tanggal bulan tahun kami yang bertandatangan dibawah Ini :

Nama :

Jabatan : Ketua Kelompok Masyarakat selaku Ketua Kelompok Penerlma Bang PeSoNa Tahun

Alamat :

selanjutnya disebut sebagal PIHAK KESATU.

PPK Keglatan Bang PeSoNa pada DPT.

Nama Jabatan Alamat

selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah melaksanakan kegiatan Bang PeSoNa dengan baik berupa :

Jenis Pekerjaan

Jumlah Dana Bang PeSoNa Desa / Kelurahan

Kecamatan

Kabupaten/Kota

Provinsi

Rp

Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasii pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima basil pekerjaan dari PIHAK KESATU daiam keadaan baik, lengkap dan cukup sesuai dengan SPKS Nomor tanggal , dengan perincian sebagai berikut:

1 sebanyak/seluas (unit/ekor/ha)

2 sebanyak^eluas (unit^kor/ha)

3 sebanyak/seluas (unit/ekor/ha)

Demikian Berita Acara Serah Terima Hasii Kegiatan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Nama Nama

NIP.

(43)

CONTOH BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN Bang PeSoNa

Dari PPK Nomor :

Tanggal :

Pada hari Ini tanggal bulan tahun kami yang bertandatangan dibawah In! :

Nama :

Jabatan : Pejabat Pembuat Komltmen pada UPT

Alamat :

Selanjutnya disebut sebagal PIHAK KESATU.

Nama Jabatan Alamat

Selanjutnya disebut sebagal PIHAK KEDUA

DIrektur Bina Usaha Perhutanan Soslal dan Hutan Adat

Dengan Ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU menyerahkan hasll keglatan Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerlma hasll keglatan tersebut dalam keadaan balk dan lengkap untuk selanjutnya dikelola dan dimanfaatkan sesual peruntukannya, berupa:

Jenis Peketjaan : 1 sebanyak/seluas (unlt/ekor/ha)

2 sebanyak/seluas (unlt/ekor/ha)

3 sebanyak/seluas (unlt/ekor/ha)

Desa / Kelurahan

Kecamatan

Kabupaten/Kota

ProvlnsI

Demlklan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Paket Bang PeSoNa ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagalmana mestlnya.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Nama Nama

NIP.

42

(44)

FORMULIR 16

CONTOH BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN Bang PeSoNa

Nomor :

Tanggal :

Pada hari ini tanggal bulan tahun kami yang bertandatangan dibawah in! :

Nama :

Jabatan : Direktur Bina Usaha Perhutanan Soslal dan Hutan Adat Alamat :

Selanjutnya disebut sebagal PIHAK KESATU.

Nama Jabatan Alamat

Selanjutnya disebut sebagal PIHAK KEDUA Ketua Kelompok Masyarakat

Dengan in! menyatakan bahwa PIHAK KESATU menyerahkan hasll kegiatan Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerlma hasll kegiatan tersebut dalam keadaan balk dan lengkap untuk selanjutnya dikelola dan dimanfaatkan sesual peruntukannya, berupa:

Jenis Pekeijaan : 1 sebanyak/seluas (unlVekor/ha)

2 sebanyak/seluas (unlt/ekor/ha)

3 sebanyak/seluas (unlt/ekor/ha)

Desa / Kelurahan

Kecamatan

Kabupaten/Kota

ProvlnsI

Demlklan Berlta Acara Serah Terlma Pengelolaan Paket Bang PeSoNa Inl dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah plhak dengan sebenarnya untuk dlpergunakan sebagalmana mestlnya.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Nama Nama

NIP.

(45)

Kelompok Masyarakat ke PPK

LAPORAN KEMA3UAN PELAKSANAAN PEMBUATAN....

Bulan: Tahun:

Kelompok Masyarakat

Lokasi

Dusun/Blok Desa/Kelurahan

Kecamatan

Kabupaten/Kota

ProvlnsI

No. Uraian

Kegiatan

Volume

(satuan)

Target Kegiatan Total RealisasI s.d. Bulan ....

Ket.

Fisik (%)

Keuangan (Rd)

Fisik (%)

Keuangan (Rd)

Pelaksana

Ketua Tim Pelaksana

(tempat, tgl/bln/th) Penanggung Jawab Ketua Kelompok

Ttd

(Nama)

Ketua Kelompok

(Nama)

44

(46)

Formulir 18. Format Laporan Kemajuan dan Reallsasi Keglatan oleh PPK

keKPA

LAPORAN KEMAJUAN DAN REALISASI

BANTUAN Bang PeSoNa

Bulan:

Kabupaten

Provinsi BPSKL

No. Nama

kelompok

Jenis Bantuan

Target Kegiatan Total Reallsasi s.d. Bulan ....

Fisik Ket.

(%)

Keuangan (Ro)

Fisik (%)

Keuangan (Rd)

Keterangan: c iisi kemajuan kegiatan

Permasalahan

Pejabat Pembuat Komitmen

pada BUPSHA/BPSKL/UPT KLHK (Nama )

NIP

Tembusan :

1. Direktur BUPSHA

2. Kepala Balai PSKL/UPT KLHK

Referensi

Dokumen terkait

Distrik yang dipimpin oleh Kepala Distrik bukanlah hanya sekedar “wilayah kerja”, tetapi adalah “wilayah pemerintahan”, mempunyai kewenangan pemerintahan (walaupun

Bantuan Penguatan Digitalisasi Pesantren Tahun Anggaran 2021 yang selanjutnya disebut Bantuan adalah bantuan pemerintah kepada Pesantren yang diberikan dalam bentuk

Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya, bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep- konsep agamanya

Sensor ultrasonic merupakan suatu gelombang yang mempunyai besaran di atas frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz, sensor ultrasonic mempunyai 2 bagian

Indovision kemudian diubah namanya menjadi MNC Vision dan saat ini telah menyediakan layanan TV berbayar Direct To Home atau DTH terbesar di Indonesia yang mendominasi lebih dari

Wajib Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan

Hasil dari studi ini memperoleh suatu perhitungan proyeksi penduduk di tiga desa tersebut dengan metode aritmatik, kebutuhan air minum menunjukkan masih digolongkan desa

Laporan ini membahas proses pembuatan media game Children Safety untuk mengemas pendidikan seksual kepada anak sebagai antisipasi kekerasan seksual pada