DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
JAKARTA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL
DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
NOMOR : P. 3/PSKL/SET/KUM. 1/3/2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
LINGKUNGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pasal 6 ayat (2) dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 173/Pmk.05/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor I68/Pmk.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal tentang petunjuk teknis penyaluran bantuan pemerintah untuk program Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan,
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2001 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); .
2. Undang... '
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008
tentangRehabilitasi dan Reklamasi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4947);
8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292);
I
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 17);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1618);
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 28/MenIhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Umum Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan
Berbasis Konservasi.
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 14/MenIhk/Setjen/OTL.O/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 55/MenLHK-/Setjen/KUM. 1/6/2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Lainnya Yang
Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Di
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 173/PMK.05/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/Pmk.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN ,
Pasal... -If
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:
1. Bantuan Lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah, yang selanjutnya disebut bantuan lainnya adalah bantuan yang tidak
memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan kepada perseorangan,kelompok masyarakat, dan/atau lembaga pemerintah/non pemerintah.
2. Kelompok masyarakat adalah kumpulan orang-perorang yang berdomisili
di desa/kelurahan setempat atau kelompok penggarap/petani Hutan Rakyat atau kelompok pemegang hak/izin Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Kemitraan Kehutanan atau pemangku Hutan Adat atau masyarakat hukum adat.3. Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan Negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan.
4. Kegiatan Perhutanan Sosial adalah kegiatan yang meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemasaran, dan kegiatan pendukungnya antara lain kelembagaan, pembiayaan, Sumber Daya Manusia, penyuluh, pendamping, infrastruktur dan teknologi.
5. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL).
7. Direktur adalah Direktur yang diserahi tugas dan tanggung jawab di Bidang Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial atau Direktur yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Kemitraan Lingkungan.
8. Balai
disebut Balai PSKL adalah unit pelaksana teknis di bidang Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan
Lingkungan.
9. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang selanjutnya disebut UPT adalah organisasi mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional dan / atau penunjang tertentu yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan.
10. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
11. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
atas beban APBN.
12. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar.
13. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung- jawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN
pada kantor / Satker Kementerian Negara / Lembaga.
14. Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut HKm adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat.
15. Hutan Desa yang selanjutnya disebut HD adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa serta belum dibebani izin/hak.
16. Hutan Adat yang selanjutnya disebut HA adalah Hutan yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat.
17. Hutan
I
17. Hutan Rakyat yang selanjutnya disebut HR adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya di luar kawasan hutan dengan ketentuan luas minimal 0,25 hektar, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50%.
18. Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkann potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya
hutan.
19. Kemitraan Kehutanan adalah kerjasama antara masyarakat setempat dengan pengelola hutan, pemegang izin usaha pemanfaatan hutan/jasa hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, atau pemegang izin usaha industri primer hasil hutan.
20. Rencana Pengelolaan Hutan Desa yang selanjutnya disebut RPHD adalah rencana yang disusun oleh pemegang hak berisi kegiatan penandaan batas aral kerja, blok atau zonasi areal kerja, pemanfaatan hutan (hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan), perlindungan, pengamanan hutan dan pengembangan kearifan lokal berdasarkan perencanaan partisipatif.
21. Rencana Kerja Usaha Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan selanjutnya disebut RKU-IUPHKm adalah rencana kerja yang disusun oleh pemegang lUPHKm yang berisi kegiatan penandaan batas areal kerja, blok atau zonasi areal kerja, pemanfaatan hutan, perlindungan, pengamanan hutan dan pengembangan kearifan lokal berdasarkan perencanaan partisipatif.
22. Rencana Keija Usaha Izin Usaha Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat selanjutnya disebut RKU-IUPHHK-HTR adalah rencana kerja yang disusun oleh pemegang lUPHHK-HTR yang berisi kegiatan penandaan batas areal kerja, pembagian blok atau zonasi areal kerja, pemanfaatan hasil hutan kayu, perlindungan, pengamanan hutan berdasarkan azas perusahaan dan pelestarian hutan.
23. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok yang selanjutnya disingkat RUKK adalah rencana yang disusun oleh kelompok masyarakat berdasarkan rencana kegiatan Bantuan Alat Ekonomi Produktif oleh kelompok masyarakat.
24. Rencana
j
Bsing PeSoNa adalah rencana yang disusun oleh kelompok masyarakat berdasarkan rencana kegiatan Bang PeSona oleh kelompok masyarakat.
25. Hasil Hutan Bukan Ka3na yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari ekosistem hutan.
26. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada negara.
27. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PP-SPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak / Bendahara Pengeluaran.
28. Kelompok/Lembaga Usaha Perhutanan Sosial yang selanjutnya disebut Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) adalah Kelompok Perhutanan Sosial yang akan dan/atau telah melakukan usaha di bidang perhutanan sosial dan diakui atau terdaftar pada Kementerian Dalam Negeri atau Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, atau Kepala Dinas yang membidangi Kehutanan di Kabupaten/Kota setempat atau Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi/Lindung/Konservasi (KPHP/KPHL/KPHK) atau Kepala UPT Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan atau Kepala Desa.
29. Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara atau yang selanjutnya disebut Bang PeSoNa adalah bantuan berupa barang dan/atau bibit dan/atau ternak sebagai fasilitasi Usaha perhutanan sosial.
30. Fasilitasi sarana prasarana ramah lingkungan adalah kegiatan Bantuan Pemerintah kepada masyarakat di bidang Kemitraan Lingkungan yang dapat berupa bimbingan teknis dan bantuan sarana prasarana ramah lingkungan yang diberikan kepada komunitas, kader, kelompok pecinta alam, kelompok swadaya masyarakat, kelompok profesi, kepanduan dan kepeloporan dalam melaksanakan gerakan aksi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.
31. Alat adalah peralatan atau sarana prasarana penunjang kegiatan Perhutanan Sosial yang dapat diadakan secara swakelola oleh masyarakat.
32. Alat... L
7
32. Alat ekonomi produktif berupa alat untuk kegiatan budidaya, pemanenan, pengolahan hasil, dan keperluan pemasaran dalam rangka Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial oleh kelompok Usaha perhutanan sosial (KUPS).
33. Masyarakat adalah perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat, dan atau pemangku kepentingan non pemerintah yang bergerak di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan
kehutanan;
34. Komunitas adalah kelompok orang yang hidup dan berinteraksi pada daerah tertentu serta mempunyai minat yang sama dalam perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan;35. Komunitas Peduli Lingkungan adalah kelompok orang yang hidup dan Baling berinteraksi di daerah tertentu yang dapat menjadi teladan atau patut ditiru bagi komunitas lainnya dalam melakukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan 36. Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat yang timbul atas
kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat untuk berminat dan bergerak dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan
kehutanan.
37. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, dan secara sinergis mendorong keterlibatan
semua potensi yang ada di masyarakat secara
38. Gerakan aksi adalah aktivitas sosial dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam melakukan dan mendukung pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup atau konservasi suberdaya alam dan ekosistemnya sebagai aksi nyata komunitas masyarakat
39. Pembinaan adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan secara berhasil dan berdayaguna untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan serta kemampuan komunitas peduli lingkungan sesuai
dengan fungsi dan tugasnya.40. Pendampingan adalah satu interaksi yang terus menerus antara
pendamping dengan anggota kelompok atau masyarakat hingga terjadinya
proses perubahan kreatif yang diprakarsai oleh anggota kelompok ataumasyarakat yang sadar diri dan terdidik (tidak berarti punya pendidikan
formal).(1) Peraturan Direktur Jenderal ini dimaksudkan sebagai petunjuk teknis bagi seluruh Unit Kerja di lingkup Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan dalam hal pelaksanaan anggaran Bantuan Lainnya.
(2) Peraturan Direktur Jenderal ini bertujuan untuk efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran Bantuan Lainnya di lingkup Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.
Pasal 3
Ruang lingkup dalam Peraturan Direktur Jenderal ini meliputi:
a. Kegiatan Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang PeSoNa);
b. Pemberian bantuan alat ekonomi produktif; dan c. Fasilitasi sarana prasarana ramah lingkungan.
Pasal 4
Penerima bantuan Bang PeSoNa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, yaitu:
pemegang Hsik Pengelolaan Hutan Desa.
pemegang lUPHKm;
pemegang lUPHHK-HTR;
pemangku Hutan Adat/Hutan Hak/Hutan Rakyat; dan peserta Kemitraan Kehutanan;
Kelompok masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan.
Pasal 5
Penerima bantuan alat ekonomi produktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b adalah Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
Pasal 6
Penerima Fasilitasi sarana prasarana ramah lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf c adalah:
a. komunitas penyelamatan sumber daya alam dan/atau;
b. komunitas kawasan pemukiman dan industri dan/atau;
c. pramuka, penerima penghargaaan kalpataru, kader konservasi alam, kelompok pecinta alam, kelompok swadaya masyarakat dan kelompok profesi;
Pasal... I'
9
Pasal 7
Bentuk fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat berupa:
a. Bimbingan teknis; dan/atau
b. Bantuan sarana prasarana ramah lingkungan
Pasal 8
Pelaksanaan kegiatan Pemberian Bantuan Pengembangan Perhutanan Sosial (Bang PeSoNa) sebagaimana dalam Pasal 3 huruf a tercantum dalam Lampiran
I Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 9
Pelaksanaan kegiatan Pemberian bantuan alat ekonomi produktif sebagaimana dalam Pasal 3 huruf b tercantum dalam Lampiran II Peraturan Direktur
Jenderal ini.
Pasal 10
Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi sarana prasarana ramah lingkungan sebagaimana dalam Pasal 3 huruf c tercantum dalam Lampiran III Peraturan
Direktur Jenderal ini.
Pasal 11
Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7, Pasal 8 dan Pasal 9 merupakan bagian tidak terpisahkan dengan batang
tubuh Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 12
Pembiayaan kegiatan penyaluran bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan dibebankan pada APBN.
Pasal 13
KPA bertanggung jawab atas:
a. pencapaian target kinerja pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan;
b. transparansi pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan; dan
c. akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan.
Pasal... I*
PPK melaksanakan kewenangan KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
Pasal 15
(1) Pemantauan dan evaluasi meliputi:
a. kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah lainnya dengan peraturan perundangan yang berlaku;
b. kesesuaian antara target capaian dengan realisasi.
(2) KPA mengambil langkah-langkah tindak lanjut berdasarkan basil pemantauan dan evaluasi untuk perbaikan penyaluran bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan.
Pasal 16
Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini, maka proses pemberian bantuan pemerintah untuk program perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan yang telah ada dinyatakan tetap berlaku dan disesuaikan dengan
ketentuan Peraturan ini.
Pasal... •[
11
Pasal 17
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Dketapkan di Jakarta
p Ida tanggal: i Ma ret 2017 DIREKTUR JENDERAL,
[ADI DARYANTO
NIP. 19571020 198203 1 002
Salinan Peraturan Diijen ini disampaikan kepada Yth:
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
3. Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
4. Para Direktur Jenderal Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
5. Para Kepala Badan Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
6. Sekretaris Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.
7. Para Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.
8. Kepala UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutsinan yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
9. Kepala Unit Pelaksana Teknis Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
A
c a tanggal: i Maret 2017
p£
D I :ektur jenderal,
ADI DARYANTO
NIP. 19571020 198203 1 002
Salinan Peraturan Dirjen ini disampaikan kepada Yth:
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
3. Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
4. Para Direktur Jenderal Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
5. Para Kepala Badan Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
6. Sekretaris Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.
7. Para Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.
8. Kepala UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
9. Kepala Unit Pelaksana Teknis Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
12
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
NOMOR : P.3/PSKL/SET/KUM. 1/3/2017 TANGGAL ;i Maret 2017
Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang PeSoNa)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan RPJMN 2015-2019 dan Nawacita Presiden Joko Widodo dan
Wakil Presiden Jusuf Kalla dialokaslkan areal untuk Perhutanan Sosial seluas 12,7 Juta hektar dalam bentuk Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Rakyat (MR), Kemitraan Kehutanan dan Hutan Adat (HA) guna mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
Dalam rangka pengembangan usaha strategis ekonomi domestik, perlu bantuan sarana peralatan dan sarana produksi kepada peserta program Perhutanan Sosial dalam bentuk Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang PeSoNa).
Bang PeSoNa dimaksudkan untuk memberikan stimulan kepada penerima bantuan dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha peserta program Perhutanan Sosial di dalam dan sekitar hutan dalam rangka berkontribusi
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
B. Maksud dan Tujuan
Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan arahan kepada semua pihak yang terkait dengan kegiatan Penyaluran Pemberian Bantuan Pemerintah Bang
PeSoNa
Sedangkan tujuannya adalah agar kegiatan pengembangan usaha perhutanan sosial meiaiui penyaluran pemberian bantuan pemerintah dalam bentuk Bang PeSoNa dapat berjalan dengan efektif, efisien dan tertib administrasi.
Bantuan Bang PeSoNa diberikan oleh Direktur Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat atas persetujuan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.
D. Sasaran Galon Penerima Bantuan Bang PeSoNa 1. Pemegang Hak Pengelolaan Hutan Desa.
2. Pemegang lUPHKm;
3. Pemegang lUPHHK-HTR;
4. Pemangku Hutan Adat/Hutan Hak/Hutan Rakyat;
5. Peserta Kemitraan Kehutanan; dan
6. Kelompok Masyarakat di dalam dan Sekitar Kawasan Hutan.
E. Bentuk Bantuan Bang PeSoNa
Bantuan Bang PeSoNa diberikan pada masyarakat dalam bentuk uang maksimal senilai Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per kelompok masyarakat dengan cara swakeloia melalui mekanisme pencairan langsung (LS) antara pemerintah dalam hal ini PPK Direktorat BUPSHA dengan kelompok
masyarakat, dengan kegiatan:
a. Pembelian bibit tanaman pohon, tanaman agroforestry; dan/atau b. Pembelian komodltl peternakan, perlkanan; dan/atau
c. Pembuatan peralatan atau sarana prasarana penunjang kegiatan Perhutanan Sosial yang dapat diadakan secara swakeloia oleh masyarakat.
14
BAB II
TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN
A. Penerima Bantuan Bang PeSoNa
Penerima bantuan Bang PeSoNa adalah kelompok masyarakat yang berada di dalam dan sekitar hutan yang mempunyai persyaratan/kriterla sebagal berikut:
1. Kelompok Masyarakat pengelola dan/atau pemegang Izin HKm, HD, HTR, atau pemangku HA atau penggarap/petani HR atau Kemltraan Kehutanan yang belum pernah menerlma bantuan keglatan Bang PeSoNa.
2. Beranggotakan minimal 15 (lima belas) orang yang terdiri dari iaki-iaki dan/atau perempuan yang berdomisiii di desa/kelurahan setempat.
3. Kelompok masyarakat yang pengurusnya ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah setempat.
B. Permohonan
1. Permohonan diajukan oleh Ketua Kelompok Masyarakat kepada Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan dilampiri proposal keglatan.
Permohonan ditandatangani oleh Ketua Kelompok, diketahui oleh Kepaia Desa dan Pendamping Lapangan (Formulir 1)
2. Usuian sebagaimana dimaksud pada butir a minimal melampirkan Data Dasar Kelompok Masyarakat (Formulir 2), Daftar Anggota Kelompok (Formulir 3), Rencana Usuian Keglatan Bang PeSoNa (RUK Bang PeSoNa) (Formulir 4).
Rencana Usuian Keglatan Bang PeSoNa disusun bersama oleh tim perencana bersama anggota kelompok. RUK Bang PeSoNa ditandatangani oleh Ketua Kelompok, diketahui oleh Kepala Desa, dan disetujui oleh Kepala UPT.
RUK Bang PeSoNa memuat antara lain : Nama dan alamat kelompok
Nama pengurus dan anggota Lokasi keglatan
Jenis dan jumlah bantuan Bahan dan peralatan
Jenis keglatan dan rencana biaya, dan/atau
Tata waktu
1. Berdasarkan usulan dari kelompok masyarakat Direktur Jenderal PSKL menyampaikan kepada Direktur BUPSHA selaku KPA untuk melaksanakan
verifikasi administrasi dan teknis.
2. Direktur BUPSHA selaku KPA memerintahkan kepada PPK Direktorat BUPSHA
untuk membentuk tim verifikasi administrasi.
3. PPK Direktorat BUPSHA membentuk tim verifikasi administrasi untuk melakukan
pemeriksaan kelengkapan administrasi kelompok, meliputi; 1) organisasi kelompok, 2) keabsahan kelompok 3) keabsahan jumlah anggota, 4) ancar-ancar biaya dan 5) usulan jenis kegiatan, sebagaimana terlampir pada Formulir 5
4. PPK Direktorat BUPSHA melaporkan hasil verifikasi administrasi kepada Direktur BUPSHA, dalam bentuk berita acara verifikasi administrasi. Dalam hal tidak terpenuhl, Direktur BUPSHA menyampaikan surat penolakan kepada pemohon.
5. Dalam hal verifikasi administrasi terpenuhi, Direktur memerintahkan Kepala Balai untuk menugaskan PPK di UPT membentuk tim verifikasi teknis.
6. Tim verifikasi teknis melakukan kegiatan verfikasi kesesuaian antara usulan dan RUK Bang PeSoNa, meliputi; 1) keberadaan kelompok, 2) kesesuaian antara rencana kegiatan kelompok dengan RUK Bang PeSoNa 3) Terdapat lokasi untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan, sebagaimana terlampir pada Formulir 6.
7. Berdasarkan hasil verifikasi teknis, PPK di UPT membuat berita acara hasil verifikasi teknis dan melaporkan kepada Kepala UPT.
8. Kepala UPT menyampaikan Berita Acara Hasil Verifikasi Teknis kepada Direktur
BUPSHA.
9. Dalam hal verifikasi teknis tidak terpenuhi, Direktur BUPSHA menyampaikan surat penolakan kepada pemohon.
10. Dalam hal verifikasi teknis terpenuhi, Direktur BUPSHA menyampaikan Berita Acara Hasil Verifikasi Teknis kepada PPK Direktorat BUPSHA untuk proses penetapan penerima bantuan Bang PeSoNa.
D. Penetapan Penerima Bantuan
1. PPK Direktorat BUPSHA menetapkan penerima bantuan Bang PeSoNa.
2. Surat keputusan penerima bantuan sebagaimana dimaksud angka 1, disahkan
oleh Direktur BUPSHA selaku KPA.
16
Proses permohonan dan penetapan penerima bantuan Bang PeSoNa seperti
digambarkan dalam diagram allr dl bawah Inl.SK Penetapan Kelompok Penerima
Bang PeSoNa
KPS MENGAJUKAN PERMOHONAN BANG PeSoNa
DIRJEN PSKL
Surat Penoiakan
DIR. BUPSHA MEMERINTAHKAN PPK MEMBENTUKTIM VERIRKASI
ADMINISTRASI
Verlflkasi Administrasi
va V/
DIR MEMERINTAHKAN KA UPT MELAKSANAKAN VERIRKASI
TEKNIS
Verlflkasi Teknis
PPK Menetapkan KPS Penerima BANG
PeSoNa dan Disahkan Oleh KPA
Gambar 1. Diagram Allr Proses Permohonan dan Penetapan Penerima Bang PeSoNa
Tata Kelola Pencairan dan Penyaluran Dana Bang PeSoNa
A. Prinsip Tata Kelola Bang PeSoNa
Tata Kelola Pencairan dan Penyaluran Dana Bang PeSoNa dllakukan dengan
prinsip transparansi, partlslpatif dan akuntabllltas, dimulal dari penyusunan RUK Bang PeSoNa sampal dengan penetapan calon penerlma Bang PeSoNa.B. Pelaksanaan Pengadaan Bantuan Bang PeSoNa
1. Pelaksanaan keglatan penerlmaan bantuan Bang PeSoNa dllakukan secara
swakelola oleh kelompok masyarakat dengan mekanlsme surat perjanjlan keija sama (SPKS) antara Kelompok Masyarakat dengan PPK DIrektorat BUPSHA, yang
memuat:
a. Hak dan kewajiban kedua belah plhak b. Jumlah bantuan yang diberlkan
c. Tata cara dan syarat penyaluran
d. Pernyataan kesanggupan penerlma bantuan Bang PeSoNa untuk menggunakan bantuan sesual rencana yang telah disepakati
e. Pernyataan kesanggupan penerlma bantuan Bang PeSoNa untuk menyetorkan sisa dana yang tlldak digunakan ke Kas Negara
f. Sanksl
Contoh SPKS sebagalmana tercantum dalam Formullr 7
2. Setelah penandatanganan SPKS Ketua Kelompok masyarakat membentuk dan menugaskan Tim Swakelola yang terdlrl darl: Tim Perencana, Tim Pelaksana dan Tim Pengawas untuk menyelenggarakan pekeijaan swakelola sesual dengan RUK
Bang PeSoNa dan SPKS.
3. Tim perencana, merencanakan pekeijaan swakelola sesual dengan RUK Bang
PeSoNa.
4. Tim pelaksana melaksanakan keglatan swakelola dengan Kelompok masyarakat mengadakan barang/bahan/materlal/peralatan dalam pekerjaan pembuatan peralatan dan sarana prasarana penunjang program Perhutanan Soslal.
5. Tim pengawas melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan pengadaan Bang PeSoNa, yang mellputi:
a. Pengadaan dan penggunaan materlal/bahan/peralatan;
b. ReallsasI keuangan dan blaya yang diperlukan;
c. Pelaksanaan fislk;
18
d. Hasil ketja setiap jenis pekerjaan.
6. Ketua kelompok memberltahukan kepada PPK Direktorat BUPSHA penyelesaian keseluruhan pekerjaan dan pengadaan Bang PeSoNa secara keseluruhan
maupun bertahap sesual dengan SPKS.C. Mekanisme Pencairan Dana Bantuan Bang PeSoNa
Berdasarkan usulan permlntaan pembayaran dari kelompok masyarakat, PPK Direktorat BUPSHA mengajukan usulan permlntaan pembayaran kepada KPA dengan mekanisme pembayaran secara langsung (LS) ke rekening kelompok
masyarakat.
Penyaluran dana bantuan Bang PeSoNa dllakukan melalul tiga tahap yaitu:
1. Tahap I, sebesar 40% dapat disalurkan apablla RUK Bang PeSoNa telah disetujul dan SPKS serta kultansi buktl penerlmaan uang yang telah ditanda tangani oleh ketua kelompok penerlma Bang PeSoNa (bermateral Rp6000,00).
Usulan permlntaan pembayaran tahap I dari PPK Direktorat BUPSHA kepada
KPA dllamplrl :
a. FotokopI RUK Bang PeSoNa yang telah disetujul oleh Kepala UPT;
b. FotokopI Surat Perjanjian Kerja Sama;
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak, sebagalmana contoh pada
Formullr 8;d. FotokopI buku tabungan/rekening kelompok masyarakat yang dllegallsir oleh
bank penerbit;e. Permlntaan pembayaran dari kelompok masyarakat, sebagalmana contoh pada Formullr 9;
f. Kultansl/buktl pembayaran bermateral Rp6000,00 (enam ribu ruplah) yang ditandatangani oleh ketua kelompok masyarakat, sebagalmana contoh pada
Formullr 10.
2. Tahap II, sebesar 30% dapat disalurkan apablla dari keseluruhan dana jlka pekerjaan telah mencapal reallsasi fislk minimal 30% sesual RUK Bang PeSoNa.
Dana dimaksud digunakan untuk menyelesalkan reallsasi fislk sesual RUK Bang
PeSoNa.
Usulan permlntaan pembayaran tahap II dari PPK Direktorat BUPSHA kepada
KPA dllamplrl :a. Rencana kebutuhan dana tahap II;
b. Laporan hasll penllalan kemajuan pelaksanaan pekerjaan sebagalmana
pertanggungjawaban administrasi keuangan kelompok, dan dokumentasi
foto;d. Permlntaan pembayaran dari kelompok masyarakat, sebagaimana contoh
pada Formulir 9;
e. Kuitansi/bukti pembayaran bermaterai Rp6000,00 (enam ribu rupiah) yang ditandatangani oleh ketua kelompok masyarakat, sebagaimana contoh pada
Formulir 10;
f. Buktl pembayaran pajak;
3. Tahap III, sebesar 30% dapat disalurkan apablla darl keseluruhan dana jika
pekerjaan telah mencapal reallsasi fislk minimal 60% sesual RUK Bang PeSoNa.
Dana dimaksud digunakan untuk menyelesaikan reallsasi fislk 100% sesual RUK Bang PeSoNa.
Usulan permlntaan pembayaran tahap III darl PPK DIrektorat BUPSHA kepada
KPA dllampiri :a. Rencana kebutuhan dana tahap III;
b. Laporan hasil penllaian kemajuan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
contoh pada Formulir 13;
c. Buktl pengeluaran (kuitansi pembelian, daftar pembayaran upah dll) sebagai
pertanggungjawaban administrasi keuangan kelompok, dan dokumentasi foto;d. Permlntaan pembayaran darl kelompok masyarakat, sebagaimana contoh
pada Formulir 9;
e. Kultansl/buktl pembayaran bermaterai Rp6000,00 (enam rIbu rupiah) yang ditandatangani oleh ketua kelompok masyarakat, sebagaimana contoh pada
Formulir 10;f. Buktl pembayaran pajak;
Berdasarkan usulan permlntaan pembayaran tahap I dan tahap II oleh PPK DIrektorat BUPSHA dengan dllampiri buktl-buktl pendukung yang telah
memenuhl syarat sebagaimana butir a sampal dengan f diatas, maka KPA mengajukan permlntaan pembayaran kepada KPPN Jakarta VII.D. Pertanggungjawaban Bantuan Bang PeSoNa;
Kementerlan LIngkungan HIdup dan Kehutanan cq. DItjen PSKL bertanggung jawab terhadap tersalurkannya dana Bang PeSoNa secara langsung ke rekening
20
kelompok masyarakat yang sudah ditetapkan dengan Keputusan KPA sesuai
peraturan perundang-undangan.Kelompok masyarakat penerlma Bang PeSoNa wajib :
1. Bertanggung jawab penuh terhadap reaiisas! fislk dl lapangan sesuai dengan RUK Bang PeSona yang sudah disetujui dan ketentuan pertanggungjawaban
keuangan.2. Membuat dan menyampalkan buktl pengeluaran as!! kepada PPK DIrektorat BUPSHA, untuk dibukukan dan dislmpan. Selanjutnya dokumen tersebut menjadi
tanggung jawab PPK DIrektorat BUPSHA. Buktl pengeluaran/dokumen tersebut antara lain berupa :a. kultansi pembellan barang/bahan;
b. daftar pembayaran upah kerja; dan
c. dokumen lain berupa foto, dan data lain terkalt.
E. Ketentuan Perpajakan;
Pengenaan pungutan pajak penghasllan dllakukan terhadap pengadaan
barang sebesar 1,5% darl total pembellan (PPh Pasal 22) bagi kelompok
masyarakat yang memlllkl NPWP. BagI kelompok masyarakat yang tidak memlllkl NPWP pengenaan pajaknya sebesar 3%.F. Sanksi.
Apablla penerlma bantuan melanggar ketentuan rencana, tata waktu pelaksanaan keglatan serta hak dan kewajiban, maka penerlma bantuan bersedia
dikenakan sanksi admlnlstrasi serta dituntut ganti rugl dan pidana sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.G. Serah Terima Hasil Kegiatan
Sebagal paket bantuan pemerlntah, kelompok masyarakat penerlma Bang PeSoNa mempunyal kewajiban untuk mengelola serta memanfaatkan bantuan yang
diterlmanya.PPK DIrektorat BUPSHA atas nama KPA menerlma serah terima hasll keglatan
darl kelompok masyarakat, selanjutnya PPK DIrektorat BUPSHA atas nama KPA menyerahkan hasll keglatan kepada DIrektur BUPSHA dan DIrektur BUPSHA menyerahkan kemball kepada kelompok masyarakat untuk dikelola.Formullr 15 dan Formulir 16.
H. Monitoring Evaiuasi
Dalam rangka pencapalan target kinerja, transparasi dan akuntabllitas pelaksanaan dan penyaluran bantuan Bang PeSoNa dllakukan pengendallan dan pengawasan melalui pelaporan, monitoring evaiuasi dan pembinaan.
1. KUPS yang memperoieh bantuan Bang PeSoNa wajib meiaporkan kemajuan kegiatan kepada PPK, sebagalmana format pada Formulir 17.
2. Berdasarkan iaporan KUPS, PPK Direktorat BUPSHA/ Balai PSKL membuat laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa kepada KPA masing-masing dengan tembusan DIrektur / Kepaia Baiai, sebagalmana format pada Formulir 18.
3. Kepaia Baiai meiaksanakan pembinaan, monitoring dan evaiuasi pelaksanaan bantuan Bang PeSoNa yang dllakukan oleh KUPS penerima bantuan yang ada dl wiiayahnya, sebagalmana format pada Formulir 19.
4. DIrektur meiakukan pembinaan, monitoring dan evaiuasi kepada Unit Pelaksana
Teknis Baiai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan dalam pelaksanaan
kegiatan bantuan Bang PeSoNa, sebagalmana format pada Formulir 20.
22
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
A. Pembinaan
1. TingkatPusat
Dalam rangka menjaga kesinambungan dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
Bang PeSoNa, Tim Pemblna dan Tim Pelaksana melakukan pembinaan teknis dan admlnlstrasi terhadap penyelenggaraan Bang PeSoNa.2. TIngkat ProvlnsI dan Kabupaten/Kota
Pelaksanaan pembinaan kegiatan Bang PeSoNa dllaksanakan oleh DPI Kementerlan LIngkungan HIdup dan Kehutanan.
3. TIngkat Lapangan
Tim Pelaksana Lapangan, melakukan pembinaan teknis dan admlnlstrasi kepada
Kelompok Masyarakat penerlma Bang PeSoNa.B. Pengendalian
Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa berjalan sesual dengan sasaran dan tujuan, maka Tim Pemblna, Tim Pelaksana dan Tim Pelaksana Lapangan melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut permasalahan.
C. Pengawasan
Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa dapat
dllaksanakan oleh:
1. Pengawasan Internal llngkup DItjen PSKL dllaksanakan oleh DIrektur Jenderal PSKL dan pejabat eselon II terkalt atau yang ditunjuk;
2. Pengawasan fungslonal dllaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerlan LIngkungan HIdup dan Kehutanan;
3. Pengawasan Eksternal dllaksanakan oleh Instansl/lembaga pengawasan yang
berwenang.D. Pelaporan
1. Kelompok masyarakat penerlma Bang PeSoNa melaporkan perkembangan dan hasll kegiatan kepada Kepala UPT pada setlap tahapan dan pada akhir pelaksanaan kegiatan, dengan format laporan sebagalmana tercantum dalam
Formullr 11.
2. Kepala UPT melaporkan perkembangan kegiatan Bang PeSoNa pada setlap tahapan kepada Kuasa Pengguna Anggaran dengan format laporan sebagalmana
tercantum dalam Formullr 12, dllengkapl dengan dokumentasi kegiatan berupafoto.
Contoh Surat Permohonan Kegiatan Bang PeSoNa
Tahun...
20....
Nomor
Lampiran Hal
4 (empat) lembar
Usulan Kegiatan Bang PeSoNa Tahun.
Kepada Yth.:
Direktur Jenderal PSKL Dl-
Jakarta
Dengan Inl, kami sampalkan usulan untuk dapat diterima sebagal pelaksana kegiatan Bang PeSoNa Kemenhut, dengan bahan usulan sebagal berlkut:
a. Nama Kelompok : Kelompok
b. Alamat :
RT Blok Desa Kecamatan Kabupaten/
Kota ProvlnsI
c. Jumlah Anggota : ( ) orang
d. LokasI Kegiatan : Pemanfaatan lahan saat Inl dan luas :
1 2
e. Jenis dan Volume : 1 (jenis kegiatan); (volume),
Kegiatan yang 2 (jenIs kegiatan); (volume), diusulkan
3 ( ), dst
f. Rencana Blaya : Rp
Bersama Inl pula kamI nyatakan bahwa kelompok kamI tidak sedang dalam proses menerlma dana Bang PeSoNa.
Demlklan usulan Inl kamI sampalkan, mohon dapat diproses leblh lanjut.
Mengetahul : KETUA KELOMPOK
Kepala Desa
(nama dan stempel) (nama)
Tembusan :
1. Kepala UPT
2. Kepala DInas ProvlnsI
24
FORMULIR 2
DATA DASAR KELOMPOK MASYARAKAT
PENERIMA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERHUTANAN
SOSIAL NUSANTARA (Bang PeSoNa)
TAHUN
1. NAMA KELOMPOK 2. PENGURUS KELOMPOK
a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara
3. ALAMAT KELOMPOK RT..., RW Blok Desa
Kecamatan Kabupaten/Kota
ProvinsI 4. PENGUKUHAN KELOMPOK :
a. Pejabat yang Mengukuhkan b. Tanggal Pengukuhan
5. JUMLAH ANGGOTA
6. KEGIATAN KELOMPOK : a.
b.
c.
7. NO. TELP/HP KETUA KELOMPOK :
Data-data yang kami sampaikan benar apa adanya.
.) orang
Mengetahul : Kepala Desa..
^ tanggal 20.
KETUA KELOMPOK
(nama dan stempel) (nama)
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
No Nama Jabatan dalam Kelompok Alamat NIK/Keterangan
Domlslll
1 2 3 4 5
1 Ketua
2 Bendahara
3 Sekretaris
4 Ketua Tim Perencana 5 Anggota Tim Perencana
6 Anggota Tim Perencana
7 Ketua Tim Pelaksana
8 Anggota Tim Pelaksana
9 Anggota Tim Pelaksana
10 Ketua Tim Pengawas
11 Anggota Tim Pengawas
12 Anggota Tim Pengawas
13 Anggota Kelompok
14 Anggota Kelompok
15 Anggota Kelompok
dst...
*) Ketua, Sekretaris, Bendahara dan seluruh anggota kelompok harus melamplrkan fotocopy KTP atau Surat Keterangan Domisili.
tanggal 20.
Mengetahui : Kepala Desa..
KETUA KELOMPOK
(nama dan stempel) (nama)
26
FORMULIR 4
RENCANA USULAN KEGIATAN Bang PeSoNa (RUK Bang PeSoNa)
TAHUN
1. Nama Kelompok
2. Desa 3. Kecamatan
4. Kabupaten/Kota
5. Provlnsi
6. Jenis keglatan dan anggaran
7. RIncian kegiatan dan anggaran yang akan dllaksanakan, sebagai berikut:
No KEGIATAN *)
SATUAN
(Ha, unit, Ekor, Batang atau lalnnya)
BIAYA
SATUAN Rp.
JUMLAH
Rp.
1 2 3 4 5
JUMLAH
• Unt.uk kegiatan penanaman diiampirkan denah iokasi penanaman diiengkapi dengan Informasi Blok/Dusun dan status lahan.
• Untuk kegiatan pengadaan alat, dilamplrkan spesiflkasl.
Mengetahui : Kepala Desa..
KETUA KELOMPOK
(nama dan stempel) (nama)
Menyetujui ♦*) Kepala UPT KLHK
Nama NIP.
*) Kolom 2 dilsi rincian kegiatan yang akan dllaksanakan oleh kelompok.
**) DItandatangani setelah verlflkasi teknis dllakukan.
FORMAT VERIFIKASI ADMINISTRASI
KELOMPOK CALON PENERIMA KEGIATAN Bang PeSoNa TAHUN....
1. Nama Kelompok :
2. Desa :
3. Kecamatan :
4. Kabupaten/Kota/ :
5. Provinsi :
Rekomendasi : Layak/Tidak Layak untuk ditindaklanjuti dengan verifikasi teknis.
KETERANGAN No PERSYARATAN HASIL PENILAIAN
d
B
Pengurus Kelompok Ada Tldak ada2 Pengukuhan Kelompok
a. Pejabat yang mengukuhkan Ada TIdak ada
b. Tanggal Pengukuhan Ada Tidak ada 3 Alamat kelompok Sesual Tldak sesual
B
Usulan diketahui Kepala Desa Ada Tidak ada 5 Usulan Jenis Kegiatan danVolume
Ada Tidak Ada
6 Ancar-ancar blaya Ada Tidak ada
B
Daftar Anggota Ada Tidak ada8 Jumlah anggota Sesuai Tldak sesuai 9 Peta/sketsa lokasi kegiatan Ada Tldak ada
Verifikator
Nama NIP.
FORMUUR 6
CONTOH FORMAT VERIFIKASI TEKNIS DAN RUK Bang PeSoNa KELOMPOK CALON PENERIMA KEGIATAN Bang PeSoNa TAHUN..
1. Nama Kelompok : 2. Desa/Blok : 3. Kecamatan : 4. Kabupaten/Kota :
5. Provinsi
PERSYARATAN *) HASIL PENILAIAN KETERANGAN
Keberadaan kelompok.
a. Kesesuaian Alamat
b. Kesesuaian nama Kelompok
c. Kesesuaian PengurusKesesuaian antara rencana
kegiatan kelompok dengan
Rencana Usulan Kegiatan Bang
PeSoNa.
Terdapat iokasi untuk Ada Tidak ada meiaksanakan kegiatan yang
diusuikan.
Rekomendasi : Kelompok iayak/tidak layak untuk mendapatkan Bang PeSoNa
Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai
Data hasii verifikasi teknis diatas adalah benar.
Verlfikator
Nama
Catatan :
*) Data persyaratan teknis lain yang terkait dengan jenis kegiatan dapat
ditambahkan satu atau ieblh berdasarkan kebutuhan teknis.
CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJASAMA (SPKS) BangPeSoNa TAHUN
KOP SURAT UPT
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA Nomor:
TENTANG:
PELAKSANAAN KEGIATAN Bang PeSoNa
ANTARA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
UPT
DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT
DESA
Pada hari inl tanggal bulan tahun.
kami yang bertanda tangan dl bawah ini :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
1. Nama NIP Jabatan Alamat
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KPA DIPA BA. 029 Satker Tahun , selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama :
Jabatan : Ketua Kelompok
Aiamat :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama kelompok yang
berkedudukan di Desa/Kelurahan KecamatanKabupaten/Kota , selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Memperhatikan Keputusan Direktur BUPSHA selaku KPA Nomor tanggal dengan ini menyatakan bahwa PIHAK PERTAMA akan memberikan Bantuan Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp ( rupiah) untuk melaksanakan
30
kegiatan Bang PeSoNa sesual dengan RUK Bang PeSoNa yang telah disetujui oleh PPK yang terletak di Blok/Dukuh*) Desa Kecamatan
Kabupaten/kota Provinsi sebagaimana diatur dalam
pasal-pasal sebagai berikut:
Pasal 1
LINGKUP KEGIATAN Bang PeSoNa
Kegiatan Bang PeSoNa dalam surat perjanjian kerjasama in! adalah penyaluran dana untuk kegiatan sesual dengan RUK Bang PeSoNa yang telah disetujui dan menjadi
baglan yang tidak terplsahkan darl SPKS Inl.
Pasal 2
WAKTU PENYALURAN
Penyaluran dana Bang PeSoNa selambat-lambatnya dllaksanakan pada tanggal
Pasal 3
BIAYA DAN CARA PEMBAYARAN
(1) Dalam pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1,
PIHAK PERTAMA akan memberlkan dana Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA
untuk memblayal pelaksanaan kegiatan sebagaimana dalam pasal 1 dengan beban
anggaran DIPA BA - 029 Satker tahun(2) PIHAK PERTAMA memberlkan dana kegiatan Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp ( ruplah) secara langsung ke
rekening kelompok (LS).(3) PIHAK PERTAMA memberlkan dana untuk melaksanakan kegiatan Bang PeSoNa
kepada PIHAK KEDUA melalul Rekening Nomor atas namapada Bank cabang/cabang pembantu/kantor kas
(4) PIHAK PERTAMA membayar blaya pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sebesar
Rp ( ) dengan tahapan sebagai berikut:
disetujui dan SPKS telah ditandatangani oleh kelompok masyarakat dengan
Pejabat Pembuat Komltmen (PPK).b. Tahap II, sebesar 30% dari keseluruhan dana jika pekeijaan telah mencapal
reallsasi fisik minimal 30% sesuai RUK Bang PeSoNa.
c. Tahap III, sebesar 30% dari keseluruhan dana jika pekerjaan telah mencapal
reallsasi fislk minimal 60% sesuai RUK Bang PeSoNa.Pasal4
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) PIHAK PERTAMA mempunyal hak dan kewajiban sebagal berlkut:
a. Hak PIHAK PERTAMA :
1. Menerima laporan kemajuan keglatan dari PIHAK KEDUA;
2. Memlnta pertanggungjawaban PIHAK KEDUA, apablla secara nyata PIHAK KEDUA tidak melaksanakan keglatan sebagalmana yang tercantum dalam RUK Bang PeSoNa;
3. Menerima buktl pertanggungjawaban dana dari PIHAK KEDUA.
b. Kewajiban PIHAK PERTAMA :
1. Menyalurkan dana Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA;
2. Memberikan arahan berupa pembinaan dan bimbingan;
3. Memonitor kegiatan Bang PeSoNa yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK KEDUA mempunyal Hak dan kewajiban sebagal berlkut:
a. Hak PIHAK KEDUA :
1. Menerima dana Bang PeSoNa dari PIHAK PERTAMA sebagal blaya pelaksanaan keglatan sebagalmana dimaksud dalam Pasal 1;
2. Mendapat arahan dan bimbingan dari PIHAK PERTAMA.
b. Kewajiban PIHAK KEDUA :
1. Sanggup melaksanakan seluruh keglatan sebagalmana tercantum dalam Pasal 1;
2. Menyampaikan buktl pertanggungjawaban/pengeluaran dana kepada PIHAK PERTAMA;
3. Sanggup mengembalikan uang yang sudah diterlma apablla tidakmelaksanakan kegiatan secara nyata di lapangan sesuai RUK Bang
32
PeSoNa berdasarkan hasil evaluasl/pemeriksaan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku;
4. Sanggup menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;
5. Membuat laporan bulanan pelaksanaan keglatan kepada PIHAK PERTAMA dalam rangkap 2 (dua);
6. Membuat laporan hasil akhir keglatan kepada PIHAK PERTAMA;
7. Memberikan laporan kepada PIHAK PERTAMA jika sewaktu-waktu
diperlukan;8. Memberikan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi berwenang.
Pasal 5 PERSELISIHAN
(1) Apabila salah satu PIHAK tidak memenuhi kewajiban sebagaimana kesepakatan yang tercantum dalam peijanjian ini, maka pihak yang merasa dirugikan berhak mengajukan keberatan secara lisan maupun tulisan.
(2) Apabila timbul perselisihan antar PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat berdasarkan azas kekeluargaan dan
kebersamaan.
(3) Apabila musyawarah dan mufakat tidak mencapai penyeiesaian, kedua beiah pihak bersepakat untuk menyelesaikan meialui Pengadilan Negeri domisiii Pejabat
Pembuat Komitmen berada.
(4) Selama proses penyeiesaian dengan cara musyawarah atau meialui Pengadilan Negeri, tidak dapat dijadikan aiasan untuk menunda pelaksanaan keglatan sesuai jadwai yang telah ditetapkan.
Pasal 6 SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud daiam Pasal 2 ayat (2), maka PIHAK KEDUA bersedia dikenakan sanksi administrasi serta dituntut ganti rugi dan pidana sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR)
(1) Dalam hal terjadi keadaan kahar {force majeur) maka ketidakmampuan PIHAK KEDUA untuk melaksanakan kegiatan bukan merupakan kesalahan.
(2) Keadaan kahar meliputi: peperangan, bencana alam, revolusl, kerusuhan, sehingga PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kewajiban/kegiatan.
(3) Apabila terjadi keadaan kahar, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan dengan dilampiri surat pernyataan kahar dari Pemerintah setempat atau Instansi yang berwenang kepada PIHAK PERTAMA paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) harl sejak terjadlnya keadaan kahar.
Pasal8
KETENTUAN TAMBAHAN
Perubahan-perubahan yang dikehendaki dan disepakati oleh kedua belah plhak maupun segala sesuatu yang belum diatur dalam peijanjian in! diatur/dltuangkan dalam aturan yang merupakan satu kesatuan utuh dengan petjanjlan in! serta mempunyal kekuatan hukum yang sama.
Pasal9 PENUTUP
(1) Peijanjian ini dinyatakan sah dan mengikat serta berlaku sejak tanggai ditandatangani oleh kedua belah pihak.
(2) Peijanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap, masing-masing bermaterai cukup dan memiiiki kekuatan hukum yang sama.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Nama.
(Nama Ketua Kelompok) NIP....
*) pllih yang sesuai/coret yang tidak perlu.
34
FORMULIR 8
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
Saya yang bertanda tangan dibawah inl :
Nama No. KTP Aiamat
Jabatan : Ketua Kelompok
Bertindak untuk dan atas nama kelompok dalam rangka penggunaan dana Bang PeSoNa darl Dlrektorat BIna Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat selaku KPA Tahun , dengan Ini menyatakan bahwa :
1. Kami bertanggung jawab penuh atas penggunaan dana Bang PeSoNa dan memastlkan tidak mengaklbatkan kerugian Negara;
2. Kelompok kami belum pernah menerima atau tidak sedang dalam proses penetapan menerlma dana Bang PeSoNa;
3. Tidak akan melakukan KKN, dan akan melaporkan kepada pihak yang berwajib/berwenang apablla mengetahui ada indikasi KKN di dalam proses penyaluran dan penggunaan dana Bang PeSoNa;
4. Akan melaksanakan keglatan secara sungguh-sungguh, transparan, dan profeslonal untuk memberlkan hasil kerja terbaik mulai darl persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian pekerjaan/kegiatan sesual RUK Bang PeSoNa dan SPKS yang telah kami tanda tangani;
5. Apabiia saya dan anggota kelompok melanggar hal-hai yang telah dinyatakan dalam Surat Pernyataan Inl, maka saya bersedia dituntut penggantlan kerugian negara dimaksud sesual dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
20 Ketua Kelompok
(nama kelompok) Materai Rp6000,00
(Nama)
CONTOH FORMAT PERMINTAAN PEMBAYARAN DARI KELOMPOK MASYARAKAT PELAKSANA KEGIATAN
Bang PeSoNa TAHUN
No
Hal : Pengajuan Pembayaran
Kepada Yth,
Pejabat Pembuat Komltmen
Di
Berdasarkan Keputusan Direktorat BIna Usaha Perhutanan Soslal dan Hutan Adat
Nomor /20... tentang dan SPKS
Nomor /20... tanggal 20... tentang pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa, bersama in! dengan hormat kami mengajukan pembayaran tahap untuk kegiatan tersebut dan dapat disampalkan kepada :
- Rekening
- Nomor - Nama Bank
- NIlai Rupiah
(nama kelompok masyarakat)
Demlklan surat in! kami sampalkan, atas perhatlannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami,
(nama kelompok)
Ketua
36
FORMULIR 10
CONTOH KUITANSl
Sudah terima : Pejabat Pembuat Komitmen..., DIPA BA-029
Satker Tahun
Banyaknya Uang :
Untuk Pembayaran : Dana kegiatan Bang PeSoNa tahap kelompok
masyarakat sesual dengan
SPKS Nomor tanggal 20...
Terbilang Rp
Yang Menerima
Materal Rp6000,00
20...
LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN Bang PeSoNa TAHUN 1. Nama Kelompok ;
2. Desa/Blok :
3. Kecamatan :
4. Kabupaten/Kota :
5. Provinsi :
6. Kemajuan Pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang dilaksanakan, sbb
REALISASI S/D BULAN SATUAN
(Ha,Unit,Ekor, Batang atau
lainnya)
KEGIATAN Perhutanan Sosial
FISIK KEUANGAN
J U M LAH
7. Hambatan dan permasalahan : 8. Penyelesaian hambatan
Mengetahui : Kepala Desa..
KETUA KELOMPOK
(nama dan stempel) (nama)
FORMULIR 12
CONTOH
LAPORAN KEGIATAN Bang PeSoNa TAHUN.
Balai UPT
No. KAB/KOTA dan Nama Kelompok
Kegiatan Kelompok
Perkembangan
Kegiatan Permasalahan
Upaya TIndak Laniut
1 2 3 4 5 6
Catatan : koiom 3 s/d 6 agar ditulis sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Kepala UPT.
Nama NIP.
CONTOH LAPORAN HASIL PENILAIAN KEMAJUAN PELAKSANAAN
KEGIATAN Bang PeSoNa TAHUN Kelompok Masyarakat
Lokasi
Dusun/Blok Desa/Kelurahan Kecamatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
RENCANA PENGGUNAAN DANATAHAP....
BULAN....
FISIK KEUANGAN
(%) REAQSASI S/D BULAN..
KEUANGAN BIAYA
(Rp) KEGIATAN*)
A. Kegiatan Pokok Pembibitan
Penanaman/Agroforestry/
wanamina/ wanafarma/
silvopasture Pemelihaaran Pemanenan Penqolahan
Pemasaran Jumlah A
B. Kegiatan oendukun
Jumiah B
TOTAL A + B
Data hasil hasil penilaian kemajuan pelaksanaan kegiatan Bang PeSoNa diatas adalah benar dan dapat digunakan sebagai dasar bagi pengajuan pembayaran tahap
20...
Ketua Kelompok
Mengetahul Pendamping,
Ketua Tim Pengawas
Verifikator,
Nama NIP.
Catatan :
*) Kolom 2 agar dirinci sesuai dengan rincian kegiatan pada RUK Bang PeSoNa.
FORMULIR 14
CONTOH
BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN Bang PeSoNa Dari Masyarakat Ke PPK
Nomor :
Tanggal :
Pada harl Ini tanggal bulan tahun kami yang bertandatangan dibawah Ini :
Nama :
Jabatan : Ketua Kelompok Masyarakat selaku Ketua Kelompok Penerlma Bang PeSoNa Tahun
Alamat :
selanjutnya disebut sebagal PIHAK KESATU.
PPK Keglatan Bang PeSoNa pada DPT.
Nama Jabatan Alamat
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah melaksanakan kegiatan Bang PeSoNa dengan baik berupa :
Jenis Pekerjaan
Jumlah Dana Bang PeSoNa Desa / Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
Rp
Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasii pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima basil pekerjaan dari PIHAK KESATU daiam keadaan baik, lengkap dan cukup sesuai dengan SPKS Nomor tanggal , dengan perincian sebagai berikut:
1 sebanyak/seluas (unit/ekor/ha)
2 sebanyak^eluas (unit^kor/ha)
3 sebanyak/seluas (unit/ekor/ha)
Demikian Berita Acara Serah Terima Hasii Kegiatan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
Nama Nama
NIP.
CONTOH BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN Bang PeSoNa
Dari PPK Nomor :
Tanggal :
Pada hari Ini tanggal bulan tahun kami yang bertandatangan dibawah In! :
Nama :
Jabatan : Pejabat Pembuat Komltmen pada UPT
Alamat :
Selanjutnya disebut sebagal PIHAK KESATU.
Nama Jabatan Alamat
Selanjutnya disebut sebagal PIHAK KEDUA
DIrektur Bina Usaha Perhutanan Soslal dan Hutan Adat
Dengan Ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU menyerahkan hasll keglatan Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerlma hasll keglatan tersebut dalam keadaan balk dan lengkap untuk selanjutnya dikelola dan dimanfaatkan sesual peruntukannya, berupa:
Jenis Peketjaan : 1 sebanyak/seluas (unlt/ekor/ha)
2 sebanyak/seluas (unlt/ekor/ha)
3 sebanyak/seluas (unlt/ekor/ha)
Desa / Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten/Kota
ProvlnsI
Demlklan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Paket Bang PeSoNa ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagalmana mestlnya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
Nama Nama
NIP.
42
FORMULIR 16
CONTOH BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN Bang PeSoNa
Nomor :
Tanggal :
Pada hari ini tanggal bulan tahun kami yang bertandatangan dibawah in! :
Nama :
Jabatan : Direktur Bina Usaha Perhutanan Soslal dan Hutan Adat Alamat :
Selanjutnya disebut sebagal PIHAK KESATU.
Nama Jabatan Alamat
Selanjutnya disebut sebagal PIHAK KEDUA Ketua Kelompok Masyarakat
Dengan in! menyatakan bahwa PIHAK KESATU menyerahkan hasll kegiatan Bang PeSoNa kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerlma hasll kegiatan tersebut dalam keadaan balk dan lengkap untuk selanjutnya dikelola dan dimanfaatkan sesual peruntukannya, berupa:
Jenis Pekeijaan : 1 sebanyak/seluas (unlVekor/ha)
2 sebanyak/seluas (unlt/ekor/ha)
3 sebanyak/seluas (unlt/ekor/ha)
Desa / Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten/Kota
ProvlnsI
Demlklan Berlta Acara Serah Terlma Pengelolaan Paket Bang PeSoNa Inl dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah plhak dengan sebenarnya untuk dlpergunakan sebagalmana mestlnya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
Nama Nama
NIP.
Kelompok Masyarakat ke PPK
LAPORAN KEMA3UAN PELAKSANAAN PEMBUATAN....
Bulan: Tahun:
Kelompok Masyarakat
Lokasi
Dusun/Blok Desa/Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten/Kota
ProvlnsI
No. Uraian
Kegiatan
Volume
(satuan)
Target Kegiatan Total RealisasI s.d. Bulan ....
Ket.
Fisik (%)
Keuangan (Rd)
Fisik (%)
Keuangan (Rd)
Pelaksana
Ketua Tim Pelaksana
(tempat, tgl/bln/th) Penanggung Jawab Ketua Kelompok
Ttd
(Nama)
Ketua Kelompok
(Nama)
44
Formulir 18. Format Laporan Kemajuan dan Reallsasi Keglatan oleh PPK
keKPA
LAPORAN KEMAJUAN DAN REALISASI
BANTUAN Bang PeSoNa
Bulan:
Kabupaten
Provinsi BPSKL
No. Nama
kelompok
Jenis Bantuan
Target Kegiatan Total Reallsasi s.d. Bulan ....
Fisik Ket.
(%)
Keuangan (Ro)
Fisik (%)
Keuangan (Rd)
Keterangan: c iisi kemajuan kegiatan
Permasalahan
Pejabat Pembuat Komitmen
pada BUPSHA/BPSKL/UPT KLHK (Nama )
NIP
Tembusan :
1. Direktur BUPSHA
2. Kepala Balai PSKL/UPT KLHK