• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kerja Praktek Divisi Perawatan Mekanik P.T LATINUSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kerja Praktek Divisi Perawatan Mekanik P.T LATINUSA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

PT. Pelat Timah Nusantara atau disingkat PT. Latinusa pada awalnya merupakan perusahaan patungan antara PT. Krakatau Steel (persero), PT. Tambang Timah (persero) dan PT. Nusantara Ampera Bakti yang didirikan berdasarkan akta notaris Imas Fatimah, S.H pada tanggal 19 Agustus 1982 dan telah diumumkan dalam berita negara RI No. 73 pada tanggal 13 September 1983 sebagai BUMN dengan tujuan sebagai berikut:

1. Membangun dan mengesahkan pabrik pelat timah di Cilegon, Banten. Untuk menghasilkan pelat timah dan produk lainnya yang berhubungan dengan itu.

2. Memasarkan dan menjual seluruh hasil produk tersebut baik di dalam maupun di luar negeri.

3. Menjalankan kegiatan – kegiatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan di atas.

PT. Latinusa merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi tinplate dengan kualitas yang telah diakui secara internasional. Adapun pemegang saham pada awalnya, PT. Krakatau Steel (persero) 24%, PT. Tambang Timah (persero) 54%

dan PT. Nusantara Ampera Bakti 24%. Saat ini PT. Krakatau Steel (persero) memegang 94% saham dan 6% swasta. Kontrak pembangunan pabrik pelat timah ditandatangani pada tanggal 4 Oktober 1982 dengan pihak kontraktor (Consortium Mannesmann Demag Sack GMBH dari Jerman dan Hitachi Zosen Corporation dari Jepang) dengan biaya pembangunan keseluruhan untuk kapasitas 130.000 ton pelat timah pertahun sebesar USD 96.200.000.

Di bidang pemasaran, maka sebagai pelaksanaan keputusan menteri perdagangan No. 480/KP/IV/84 tanggal 23 April 1984 oleh PT. Krakatau Steel dan PT. Tambang Timah diserahkan pada PT. Nusantara Ampera Bakti, sebagai pelaksanaan menteri perdagangan tersebut, PT. Kemasinti bekerja sama dengan PT. Latinusa yang selanjutnya PT. Kemasinti berubah menjadi Divisi Pemasaran.

1.1 Latar Belakang PT. Latinusa

(2)

Dengan makin mendesaknya kebutuhan pabrik yang ada di dalam negeri akan pelat timah (tinplate) dan untuk mengurangi ketergantungan kepada negara asing, maka pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan jalan mendirikan industri pelat timah (tinplate). Untuk keperluan itu dirintislah usaha pendirian dan pembangunan PT. Pelat Timah Nusantara atau PT. Latinusa yang terletak di kota Cilegon, Banten.

Adapun proses berdirinya adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1973 – 1974: Studi kelayakan yang pertama kali mengenai pabrik pelat timah dilaksanakan oleh PT. Tambang Timah (persero) bersama dengan BHP Steel Australia dengan kesimpulan pembangunan pabrik pada tahun itu tidak layak.

2. Tahun 1980: Studi kelayakan dilanjutkan oleh PT. Tambang Timah (persero) dan PT.

Krakatau Steel (persero) bekerjasama dengan Kaiser Engineering International Corporated USA dengan kesimpulan layak.

3. Tahun 1981 - 1982: Keputusan untuk melaksanakan proyek.

4. Maret 1981 sampai 1982: Penyusunan spesifikasi proyek, tender International, evaluasi penawaran dan pengadaan seleksi.

5. Maret 1983: Perancangan proyek.

6. Oktober 1983: Peletakan batu pertama dan dilanjutkan dengan konstruksi sipil.

7. 15 Juli 1985: Jadwal percobaan produksi pertama.

8. 19 September 1985: Jadwal untuk produksi komersil.

9. 2 November 1985: Diresmikan oleh Bapak Presiden RI.

Arah pengembangan PT. Latinusa diarahkan menjadi suatu perusahaan yang sehat dan tetap unggul dalam menghadapi setiap tantangan. Sebagai dasar ke arah tersebut, maka segala sumber daya yang ada akan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan menjalin hubungan baik kepada seluruh stakeholders sehingga akan terwujud suatu perusahaan yang efisien dan mempunyai daya saing tinggi.

Luas area yang ditempati PT. Latinusa adalah seluas 8,5 Ha sedangkan area yang sudah dipakai 24.500 m2. Untuk kebutuhan tenaga listrik didapat dari PT. Krakatau Daya Listrik (PT. KDL) sebesar 20 KV, 3PH dan 50 Hz. Untuk ketersediaan air disuplai oleh PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI). Bahan baku tinplate di PT. Latinusa berupa Black Plate atau sering pula disebut TMBP (Tin Mill Black Plate) yang keberadaannya masih didominasi oleh pasokan dari negara Jepang dan Korea Selatan. Proses produksi yang dilakukan di PT. Latinusa adalah Ferrostan (Vertikal) yang lisensinya didapat dari USS

(3)

Corporation. Kapasitas produksi maksimal yang dapat dicapai tiap tahunnya sekitar 130.000 ton baik yang berupa gulungan (coil) maupun dalam bentuk lembaran (sheet).

1.2 Data – data Produksi

Segala jenis pelat timah dapat diproduksi sesuai dengan standar ASTM, JIS, ISO dan SNI. Secara lebih terperinci produk yang dihasilkan dapat diuraikan secara jelas sebagai berikut:

1. Jenis baja: Semua jenis baja yang dipakai pabrik pelat timah termasuk tipe MR, D, L dan lainnya yang dipesan customer.

2. Temper baja, mutu permukaan: Segala macam temper baja, box anneled yang digunakan dalam pembuatan pelat timah, baik temper satu sampai temper 5 maupun double reduced gauges.

3. Lapisan timah yang diproduksi: 2,8/2,8 g/m2; 5,6/5,6 g/m2; 8,4/8,4 g/m2; 11,2/11,2 g/m2 atau 0,25 lb/bb; 0,50 lb/bb; 0,75 lb/bb dan 1,00 lb/bb.

4. Differential coating yang dihasilkan disini bermacam-macam, yaitu:

Tabel 1.1 Equally and differentially coated Sumber : Dokumen PT. LATINUSA

5. Ketebalan pelat timah minimum 0,16 mm dan maksimum 0,39 mm dan lebar minimum 650 mm dan maksimum 964 mm.

(4)

6. Gulungan pelat timah diameter dalam gulungan (coil) 420 mm dan diameter luar minimum 850 mm dan maksimum 1829 mm dengan berat maksimum 10.000 kg.

7. Lembaran pelat timah (sheet) panjang maksimum dari lembaran mencapai 1100 mm dan minimum 550 mm dengan berat kemasan tiap bundel 2000 kg dan jumlah lembaran maksimum 1200 lembar tiap bundel.

8. Penampilan permukaan lapisan Bright dan Stone dapat diproduksi sesuai dengan permintaan. Base metal finished dari tipe yang konvensional, termasuk ground roll dan shof blashed roll dapat juga diproduksi.

9. Chemical treatment tersedia semua bentuk konvensional.

10.Oiling digunakan DOS, berat lapisan minyak sesuai dengan permintaan customer.

Tabel 1.2 Oil Type and Oil Mass Range Sumber : Dokumen PT. LATINUSA

11.Kemasan semua jenis kemasan dapat disediakan berupa gulungan dan lembaran dikemas dengan pallet papan dan diikat dengan pita baja dan penahan dengan metal siku disetiap sudutnya. Kemasan gulungan dalam posisi tegak, vertikal maupun horisontal.

12.Produksi utama adalah mutu prime. Sedangkan untuk mutu secondary diperkirakan mencapai 5 – 10 % dari jumlah kapasitas produksi.

(5)

Tabel 1.3 Size Availability coil and sheet Sumber : Dokumen PT. LATINUSA

Gambar 1.1 Ukuran dimensi dari coil Sumber : Dokumen PT. LATINUSA

(6)

1.2 Pelayanan Kepada Pelanggan

PT. Latinusa akan melayani para pelangannya secara tepat guna sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan. Di antara program pelayanan kepada pelanggan adalah:

1. Melakukan kunjungan secara periodik.

2. Komputerisasi untuk proses penerimaan pesanan, status pesanan dan waktu penyerahan.

3. Ketepatan dalam produksi serta penyerahan pesanan mengenai mutu, jumlah ukuran dan lainnya sesuai dengan waktu perjanjian penyerahan.

4. Kemampuan melayani pesanan khusus.

5. Kemampuan dari personil pemasaran dan metalurgi yang terdidik dan terlatih serta berpengalaman untuk menanggapi kebutuhan para pelanggan.

6. Prosedur penyelesaian klaim yang efektif sedang dalam tahap persiapan.

7. Untuk produksi Tin Free Steel (TFS) sedang dalam tahap persiapan.

BAB II

(7)

OPERASI PRODUKSI

Metode pelapisan timah (tinplating) yang dilakukan oleh PT. Latinusa adalah dengan kontinyus proses yang menggunakan cara vertikal (Ferrostan), artinya semua proses yang dilakukan di dalam sebuah tanki. Pada proses ini strip (lembaran pelat baja yang berjalan) dilewatkan melalui conductor roll dibagian atas dan sink roll di bagian bawah tanki. Pada proses pelapisan timah digunakanlah prinsip elektrolisis, dimana strip yang akan dilapisi dengan timah diberikan muatan negatif (sebagai katoda) dan timah itu sendiri sebagai positif (anoda) yang akan dialiri dengan arus listrik.

2.1 Bahan Baku

2.1.1 Tin Mill Black Plate (TMBP), sebagian besar bahan baku yang digunakan oleh PT.

Latinusa masih didatangkan dari manca negara, yaitu dari Jepang dengan NIPPON STEEL dan Korea Selatan dengan POSCO hanya sebagian kecil saja yang disuplai oleh PT. Krakatau Steel lewat CRM.

Gambar 2.1 TMBP

Sumber : Dokumen PT. LATINUSA

Pengadaan bahan baku ini diserahkan sepenuhnya kepada Divisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan (PPPP). Dalam pembelian bahan baku ini dilakukanlah pencatatan mengenai spesifikasi Tin Mill Black Plate (TMBP) yang meliputi ketebalan (thickness), lebar (witdh), kekerasan (hardness) dan permukaannya

(8)

(surface). Pemesanan TMBP dilakukan empat bulan sebelum tinplate yang sudah jadi dikirimkan kepada customer. Hal ini dikarenakan butuh waktu sekitar tiga bulan untuk mendatangkan TMBP yang pengirimannya dilakukan lewat jalan laut dan butuh waktu satu bulan untuk proses produksi.

2.1.2 Timah, untuk pengadaan timah ini PT. Latinusa mempunyai tin melting furnace yang menggunakan cara heating electric. Timah merupakan bahan terpenting kedua setelah TMBP, namun timah dapat kita peroleh dengan pasokan dari dalam negeri sehingga dibutuhkan waktu yang lebih pendek dari pemesanan TMBP. Pada bagian ini timah putih murni (Sn) yang didatangkan dari PT. Timah dilebur untuk kemudian dicetak menjadi bentuk tertentu yang sesuai untuk bagian plating. Kadar kemurnian timah dari PT. Timah mencapai 99,99 % sehingga sangat baik kualitasnya. Adapun spesifikasi furnace yang ada dibagian anoda casting ini adalah:

melting capacity : 600 kg/jam

working temperature : 350 oC

halding capacity : 2000 kg

electrical power : 90 kW

Gambar 2.2 Timah Bangka Sumber : Dokumen PT. LATINUSA

2.2 Bahan Bantu

Proses pelapisan timah disamping membutuhkan dua komponen yang penting TMBP dan timah juga memerlukan bahan – bahan kimia penunjang lainnya yang mempunyai

(9)

fungsi tertentu sehingga didapatkan tinplate yang mempunyai kualitas unggul. Bahan – bahan tersebut harus dijaga batas konsentrasinya karena kekurangan dan kelebihan dalam pengunaannya dapat menyebabkan terjadinya defect pada permukaan tinplate.

2.2.1 NaOH (Natrium Hidroksida)

Larutan NaOH ini ditempatkan di bagian cleaning dan berfungsi untuk menghilangkan kotoran – kotoran (contaminant) yang berupa minyak, grease dan debu yang ada di permukaan strip agar tidak terjadi defect pada saat dilakukan proses plating.

Permukaan yang bersih mempunyai peranan yang penting mengingat dalam proses electroplating menggunakan berbagai macam bahan kimia sehingga akan rentan untuk menimbulkan reaksi yang akan menyebabkan terjadinya defect. Konsentrasi minimum NaOH yang digunakan dibagian cleaning adalah 6 oz/gal. Temperatur larutan dianjurkan berkisar antara 70 – 85 oC.

2.2.2 H2SO4 (Asam Sulfat)

Selain adanya berbagai macam kotoran yang berupa minyak, grease dan debu pada permukaaan strip juga sering dijumpai adanya oksida logam (karat) yang tidak dapat dihilangkan oleh bagian cleaning, maka untuk menghilangkannya dipergunakan H2SO4

(asam sulfat) yang juga berfungsi untuk mengkasarkan permukaan strip agar pori – pori terbuka sehingga daya lekat terhadap proses plating menjadi lebih baik. Asam sulfat yang digunakan di bagian pickling mempunyai konsentrasi 5 – 10 %. Temperatur di pickling adalah temperatur ambient. Dalam proses elektrolisis pickling tidak berlangsung dalam temperatur yang tinggi karena pada temperatur ambient sudah cukup untuk menghilangkan oksida yang terdapat di permukaan strip. Temperatur yang tinggi malah akan menyebabkan defect pada permukaan strip.

2.2.3 PSA (Phenol Sulfat Acid)

Larutan ini digunakan di bagian utama proses, yaitu bagian plating dan berfungsi untuk meningkatkan konduktifitas larutan serta mencegah terjadinya oksidasi Sn 2+

menjadi Sn 4+. Konsentrasi PSA yang digunakan berkisar antara 12 – 20 g/l. Konsentrasi terlalu rendah akan mengakibatkan turunnya konduktifitas larutan sehingga membutuhkan daya listrik yang lebih besar. Selain itu rendahnya konsentrasi PSA akan menyebabkan Sn 2+ mudah teroksidasi menjadi Sn 4+ sedangkan konsentrasi PSA yang

(10)

terlalu tinggi akan menimbulkan cacat berupa bercak noda pada permukaan strip, seperti solution stain. Di dalam proses plating juga harus dijaga perbandingan antara konsentrasi PSA dengan Stannous sulfate.

2.2.4 Stannoun Sulfate

Stannous Sulfate merupakan sumber awal ion timah dalam larutan. Pada saat pembuatan larutan baru, penambahan stannous sulfate tidak perlu dilakukan setelah penambahan awal karena efesiensi anoda untuk mengganti kehilangan timah akibat terbawa strip. Konsentrasi Sn 2+ dalam larutan antara 25 – 30 g/l. Hasil yang baik mungkin didapat jika kerapatan arus tidak terlalu tinggi dan ini erat kaitannya dengan kondisi temperatur.

2.2.5 ENSA (Ethoxylated Naphhtol Sulfonic Acid)

Penggunaan ENSA dimaksudkan untuk membuat lapisan timah menjadi mengkilap, setelah mengalami proses melting (reflow). Untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap udara digunakanlah sulfonic N-120 yang menghasilkan busa (foam) di permukaan larutan.

2.2.6 Na2Cr2O7 (Sodium dikromat)

Larutan ini terdapat di bagian chemical treatment yang bertujuan untuk mendapatkan strip yang lebih tahan terhadap oksidasi dan tahan terhadap goresan (abrasive). Penambahan unsur ini dikarenakan tinplate akan mengalami proses penyimpanan (storage) dalam kurun waktu tertentu sehingga dengan adanya lapisan cromium akan mencegah terjadinya oksidasi.

2.2.7 DOS (Dioctye Sebokate)

DOS ini digunakan di bagian oiling dan berguna untuk melindungi lapisan timah terhadap goresan dan untuk membantu pada saat proses laquaring dan printing.

2.3 Electrolytic Tinning Line (ETL)

Secara umum ETL yang digunakan di PT. Latinusa dapat dibagi kedalam tiga bagian yang penting. Bagian – bagian itu antara lain:

a. Entry Section, yang terdiri dari:

2 pay off reel

Referensi

Dokumen terkait

Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah proses mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif antara kesesakan (crowding) dengan privasi pada mahasiswa yang tinggal di Pondok Pesantren Durrotu Aswaja (nilai r = 0,396 dengan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dalam Pasal 49 disebutkan bahwa: (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data

Analisa perbandingan antara data kelembaban dari stasiun pengukuran BMKG dan data satelit NOAA diharapkan dapat memberikan gambaran secara langsung hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menghitung Pajak Masukan dan Pajak Keluaran untuk mengetahui jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang kurang bayar atau lebih

Menimbang : Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka tujuan pemidanaan yang bersifat Restoratif Justice (keadilan sosiologis) yang menekankan

3.1 Memahami kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia sebagai poros maritim dunia. potensi dan pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia. sumber daya kelautan

Hasil penelitian dari pemberian jus semangka merah pada penderita hipertensi dengan dosis 300 g dan 250 g selama 7 hari dapat menurunkan tekanan darah, rata-rata