• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS UMUR PIUTANG DALAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. ANUGERAH ASPAC PRATAMA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS UMUR PIUTANG DALAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. ANUGERAH ASPAC PRATAMA MAKASSAR"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS UMUR PIUTANG DALAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG SERTA

PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. ANUGERAH ASPAC

PRATAMA MAKASSAR S A N A B U A H

(10573 01770 10)

SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(2)

ANALISIS UMUR PIUTANG DALAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG SERTA

PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. ANUGERAH ASPAC

PRATAMA MAKASSAR

S A N A B U A H (10573 01770 10)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

“…Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”

(QS. Al Baqarah: 20)

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),

Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”

(QS. Al Insyiroh : 6 – 8)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Kedua orang tuaku and

Keluarga tercinta semuanya 

(6)

ABSTRAK

S A N A B U A H, 10573 01770 10. 2014

. Analisis Umur Piutang dalam Pengawasan dan pengendalian Piutang dagang serta pengaruhnya terhadap Laporan Keuangan PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar, dibimbing oleh H.

Ansyarif Khalid dan Sanusi A.M. selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah ditunjuk oleh fakultas untuk membimbing penulis mulai dari penyusunan proposal sampai skripsi ini selesai.

Perusahaan adalah suatu wadah yang terdiri dari sekumpulan manusia yang bekerja secara bersama-sama untuk menjalankan fungsi manajemen, yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen produksi operasi, dan manajemen pemasaran. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan yakni untuk memperoleh keuntungan, namun ada pula perusahaan yang didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan (tidak mengejar keuntungan).

Pada saat perusahaan melakukan sistem penjualannya secara kredit maka kemudian akan timbul piutang. Hal ini akan berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan terutama berdampak pada arus kas. Adapun suatu masalah yang sering terjadi yaitu saat konsumen lalai dalam melakukan pembayaran. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan, yaitu keterlambatan dalam pelunasan piutang dan arus kas perusahaan pun akan menururun sehingga berpengaruh pada efektifitas kegiatan operasional perusahaan.

Penelitian ini dilakukan mulai April-Juni 2014 di Jalan Sultan Alauddin Makassar. Tujuan yang ingin dicapai dalam peneltian ini adalah untuk mengetahi bagaimana manfaat analisis umur piutang dalam pengawasan dan pengendalian piutang dagang serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada PT. Anugerah Aspac Pratama.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaiti analisis rasio keuangan yang terdiri dari recevaible turn over dan average collection period.

Kata Kunci : Pengawasan & pengendalian, Analisis Umur Piutang.

(7)

KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik.Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu dengan judul:

“Analisis Umur Piutang dalam Pengawasan dan Pengendalian Piutang Dagang serta pengaruhnya terhadap Laporan Keuangan pada PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar”.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar. Disamping itu, skripsi ini juga diharapkan

(8)

dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi setiap individu yang membacanya.

Dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan beberapa pihak baik secara langsung maupun tidak langsung berupa materi, pikiran, motivasi serta petunjuk-petunjuk sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana adanya. Untuk itu, lewat kata pengantar ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap unsur yang telah membantu penulisan untuk sampai pada tahap ini, yaitu :

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Kadir Kata dan Almarhum Ibunda Ngala kakak Mahmud, Mail, Narti, Hapsa, Darma, Jhum, serta Adeku Basri beserta seluruh keluarga tercinta yang telah mendoakan dan memberikan motivasi baik secara material maupun spiritual, kerena tanpa kalian semua penulis tidak bisa seperti ini.

3. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si, Ak., selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid, SE., M.Si., Ak., dan Bapak Drs. Sanusi A.M, SE., M.Si. Selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan arahan, nasehat mulai penyusunan proposal sampai akhirnya skripsi ini selesai.

(9)

6. Puang H. Zainuddin Musa, M.Si. dan Hj. Stti Aisyah,SE. yang tak henti- hentinya memberikan dorongan untuk menjadi lebih baik kedepannya serta penulis sudah anggap seperti orang tua sendiri.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar .

8. Kakanda Mhira, SE. yang rela mengorbankan waktunya untuk membimbing ananda mulai dari persiapan ujian konfrehensif sampai penyusunan skripsi, thank you so much kanda 

9. Pimpinan dan Karyawan PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar tempat penulis melaksanakan penelitian. Terima kasih atas waktu yang telah disediakan dan data serta penjelasan yang diberikan

10. Seluruh Bapak/Ibu Guruku tercinta mulai dari SD sampai SMA yang tidak bisa penulis sebut satu persatu terimah kasih banyak atas ilmu yang diberikan kepada penulis.

11. Sahabat-sahabatku tercinta di bangku perkuliahan bersama (Mhira, Andiez, Bethy, Fhira, Anhy, Ethy, Arinie, Hasni, Bhaya, Wheirda dan semua Warga Ak 4/2010) yang tidak bisa penulis sebut satu persatu Insya Allah kita semua menjadi orang yang berhasil dimasa depan. Amin.

12. Sahabat-sahabatku tercinta mulai dari SD seputih abu-abu alias SMA bersama (Thina, Idha, Rhini, St. Rahmi, Nhiar, Whinda Achmad, Rhano,) selamat buat kalian semua akhirnya mendapat gelas sarjana.

(10)

13. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tanpa terkecuali dan merasa temanku thank you so much atas doa, motivasi dan bantuannya.

Lewat skripsi ini, penulis ingin menyumbang sekecil pengetahuan yang sekiranya dapat memberikan sebuah warna yang berbeda dalam menjawab tantangan zaman. Dan setidaknya penulis bangga jika pada akhirnya skripsi ini dapat menjadi acuan dalam membuat skripsi yang lebih sempurna lagi. Dan terakhir, apa yang penulis telah lalui bukanlah sebuah akhir, akan tetapi awal dari munculnya tantangan yang lebih nyata.

Akhirnya, dengan kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.

Semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan dan rahmatnya kepada kita semua. Amin.

Makassar, Agustus 2014

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II . TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Definisi Piutang ... 7

2. Manajemen Piutang ... 10

3. Penagihan Piutang ... 11

4. Kebijakan Piutang Tak Tertagih ... 12

5. Pengawasan dan Pengendalian Piutang ... 13

6. Manfaat Hasil Analisis Umur Piutang ... 21

B. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan ... 22

2. Pengaruh Laporan Keuangan terhadap Perusahaan ... 25

(12)

C. Kerangka Pikir ... 28

D. Hipotesis ... 28

BAB III . METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 29

B. Metode Pengumpulan Data ... 29

C. Jenis Dan Sumber Data... 29

D. Metode Analisis Data ... 30

E. Definisi Operasional ... 31

BAB IV . GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 33

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 34

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 35

D. Pembagian Kerja (Job Description) ... 37

E. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... 42

BAB V . PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Sistem Manajemen Piutang Perusahaan ... 43

B. Proses Manajemen Piutang Perusahaan ... 46

C. Proses Penagihan Piutang Perusahaan ... 50

D. Kriteria Mengukur Pengendalian Piutang Perusahaan ... 52

E. Manfaat Analisis Umur Piutang Perusahaan ... 63

F. Laporan Keuangan Perusahaan ... 64

BAB VI . PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 74

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 2.1. Analisis Umur Piutang ... 17

TABEL 2.2. Piutang Tak Tertagih ... 18

TABEL 5.1. Daftar Penjualan Kredit Perusahaan ... 46

TABEL 5.2. Waktu dan Persentase Penyisihan Piutang ... 51

TABEL 5.3. Daftar Piutang 2013-2014 Perusahaan ... 54

TABEL 5.4. Analisis Umur Piutang 2013 Perusahaan ... 55

TABEL 5.5. Piutang Tak tertagih 2013 Perusahaan ... 56

TABEL.5.6. Analisis Umur Piutang 2014 Perusahaan ... 57

TABEL 5.7. Piutang Tak Tertagih 2014 Perusahaan ... 57

TABEL 5.8. Laporan Neraca 2013 Perusahaan ... 62

TABEL 5.9. Perhitungan Laba Rugi 2013 Perusahaan... 63

TABEL 5.10. Laporan Perubahan Modal 2013 Perusahaan ... 63

TABEL 5.11. Laporan Neraca 2014 Perusahaan ... 65

TABEL 5.12. Perhitungan Laba Rugi 2014 Perusahaan... 66

TABEL 5.13. Laporan Perubahan Modal 2014 Perusahaan ... 66

TABEL 5.14. Laporan Arus Kas 2013-2014 Perusahaan ... 67

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 2.1. Kerangka Pikir ... 28

GAMBAR 4.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 36

GAMBAR 5.1. Proses Manajemen Piutang Perusahaan ... 49

GAMBAR 5.2. Proses Penagihan Piutang ... 52

GAMBAR 5.3. Pengelolaan dan Pengendalian Piutang ... 53

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Laporan Neraca 2013 Perusahaan ... 75

2. Perhitungan Laba Rugi 2013 Perusahaan ... 76

3. Laporan Perubahan Modal 2013 Perusahaan ... 76

4. Laporan Neraca 2014 Perusahaan ... 77

5. Perhitungan Laba Rugi 2014 Perusahaan ... 78

6. Laporan Perubahan Modal 2014 Perusahaan ... 78

7. Laporan Arus Kas 2013-2014 Perusahaan ... 79

8. Surat Izin Penelitian ... 80

9. Surat Keterangan Penelitian ... 81

10. Riwayat Hidup ... 82

11. Surat Keterangan Pembimbing ... 83

12. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi I ... 84

13. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi II ... 85

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan adalah suatu wadah yang terdiri dari sekumpulan manusia yang bekerja secara bersama-sama untuk menjalankan fungsi manajemen, yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen produksi operasi, dan manajemen pemasaran. Pada dasarnya perusahaan setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh laba yang jumlahnya maksimal demi tercapainya kelangsungan hidup suatu perusahaan, dan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut diperlukan kebijakan manajemen dalam menetapkan sistem administratif yang efektif dan efisien.

Perusahaan yang kegiatan bisnisnya dalam bentuk barang biasa disebut perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Perusahaan dagang melakukan kegiatan menjual barang-barang dagang tanpa harus terlibat dalam kegiatan produksi dan perusahaan manufaktur memproduksi barang-barang secara langsung yang kemudian dijual kepada konsumen. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan pokoknya membeli barang (komoditi) dengan tujuan dijual kembali tanpa merubah sifat dan bentuknya Nuswantara (2003:9). Tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan baik itu perusahaan dagang maupun manufaktur adalah untuk mendapatkan laba yang optimal dalam suatu perusahaan tersebut .

(17)

Berdasarkan buku Akuntansi kelas 2 SMA oleh Yuliana Handoko, 2004: 136. Karasteristik perusahaan dagang yaitu :

1. Jika ditinjau dari aktivitasnya, perusahaan dagang mempunyai dua kegiatan utama, yaitu membeli barang dagang dan menjual kembali (tanpa mengubah bentuknya).

2. Ditinjau dari aktiva yang harus dimiliki, perusahaan dagang memiliki harta lancar berupa persediaan barang dagang.

3. Ditinjau dari proses perhitungan laba rugi, perusahaan dagang memerlukan perhitungan harga pokok barang yang siap dijual (Harga Pokok Penjualan).

Sebuah perusahaan khususnya perusahaan dagang, manajemen keuangan memiliki peran yang paling penting dalam sebuah fungsi manajemen perusahaan. Pada saat perusahaan melakukan sistem penjualannya secara kredit maka kemudian akan timbul piutang. Hal ini akan berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan terutama berdampak pada arus kas.

Adapun suatu masalah yang sering terjadi yaitu saat konsumen lalai dalam melakukan pembayaran. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan, yaitu keterlambatan dalam pelunasan piutang dan arus kas perusahaan pun akan menururun sehingga berpengaruh pada efektifitas kegiatan operasional perusahaan.

Sebuah perusahaan mengolah piutangnya tergantung pada apa yang dijual perusahaan secara kredit. Semakin banyak yang dijual secara kredit,

(18)

semakin tinggi proporsi aktiva yang terkait dengan piutang. Akibatnya, ketika sedang membahas pengelolaan piutang, maka sebenarnya juga sedang membahas seperlima aktiva perusahaan. Selain itu, karena arus kas dari penjualan tidak bisa diinvestasikan sampai piutangitu dibayar, control atas piutang itu menjadi bertambah penting.

Penjualan barang atau jasa merupakan sumber pendapatan perusahaan.

Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat secara tunai ataupun secara kredit. Sudah tentu perusahaan akan lebih menyukai transaksi penjualan yang dilakukan secara tunai karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan kembali untuk mendapatkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain, para konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit pada kebanyakan perusahaan biasanya jauh lebih besar dari penjualan tunai. Dari penjualan kredit tersebut maka akan timbul akun piutang.

Umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang, yang prosesnya dimulai dari pengambilan keputusan untuk memberikan kredit kepada langganan, melakukan pengiriman barang, penagihan dan akhirnya menerima pembayaran, dengan kata lain piutang dapat juga timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman uang kepada perusahaan lain dan menerima promes atau wesel, melakukan suatu jasa atau transaksi lain yang menciptakan

(19)

suatu hubungan dimana satu pihak berutang kepada yang lain seperti pinjaman kepada pimpinan atau karyawan.

Peningkatan piutang yang diiringi oleh meningkatnya piutang tak tertagih perlu mendapat perhatian. Untuk itu sebelum suatu perusahaan memutuskan melakukan penjualan kredit, maka terlebih dahulu diperhitungkan mengenai jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang, syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan, kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan biaya-biaya yang akan timbul dalam menangani piutang. Oleh karena itu, sistem pengawasan dan pengendalian terhadap piutang merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan oleh perusahaan.

Sistem pengendalian piutang yang baik akan memperbaharui keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan secara kredit. Demikian pula sebaiknya, kelalaian dalam pengendalian piutang bisa berakibat fatal bagi perusahaan, misalnya banyak piutang yang tak tertagih karena lemahnya kebijakan pengumpulan dan penagihan piutang.

“Laporan keuangan perusahaan dagang merupakan laporan mengenai posisi kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan serta informasi lainya yang diperlukan oleh pamakai informasi akuntansi”.Wisama (2009: 2).

Elemen-elemen laporan keuangan perusahaan dagang ada lima yaitu: laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

(20)

PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar merupakan salah satu perusahaan yang sebagian aktivitas bisnisnya atau penjualannya dilakukan secara kredit. Perusahaan melakukan kegiatan penjualan berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan kredit yang ditetapkan diharapkan mampu memberikan keuntungan yang optimal dan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya risiko penjualan secara kredit yang mengharuskan perusahaan untuk menjalankan segala prosedur penjualan berdasarkan kebijakan kredit yang dimilki.

Perusahaan menjalankan prosedur penjualan berdasarkan kebijakan kredit yang dimilki karena berkaitan dengan karakteristik produk yang dijual, yakni terkait dengan kualiatas produk yang memberikan garansi sesuai batas waktu yang ditentukan, sehingga biasanya konsumen akan mendapatkan retur pembelian saat produk yang digunakan tidak sesuai dengan kinerja yang diharapkan. Adapun retur pembelian yang dilakukan oleh konsumen akan memberikan dampak pada penerimaan piutang yang baik agar dapat mengelola keuangannya dan terus beroperasi untuk memenuhi permintaan pasar serta menjaga loyalitas dan kepercayaan pelanggan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana manfaat dan pengaruh analisis umur piutang terhadap PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar?

(21)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk

mengetahui manfaat dan pengaruh analisis umur piutang pada PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat teoritis :

1) Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam menerapkan sistem kebijakan piutang.

2) Sebagai bahan informasi bagi perusahaan dalam proses pengambilan keputusan manajemen piutang pada masa yang akan datang.

b. Manfaat Praktis :

Sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Definisi Piutang

Menurut IFRS (Internatinal Financial reporting Standards), piutang atau account recevaible is amount owed to the company for services performed or product sold but not yet paid for Keiso dkk (2013:21).

Menurut IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia), yaitu piutang usaha adalah piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Sementara itu, piutang lain-lain merupakan piutang terjadi di luar kegiatan normal perusahaan.

Menurut KBBI, piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak ketiga yang akan dilunasi pada waktu yang sudah ditentukan Riyan Ariefiansyah dkk (2013:21).

Piutang (Recevaible) adalah kalim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan.Piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar (jangka pendek) atau piutang lancar(jangka panjang). Piutang lancar (current recevaible) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus opersi berjalan, mana yang lebih panjang. Piutang selanjutnya diklsifikasikan

(23)

dalam neraca baik sebagai piutang dagang maupun piutang nondagang Keiso dkk (2007 : 346).

Piutang dagang (trade recevaible) adalah jumlah yang terhutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal.Piutang dagang, biasanya yang paling signifikan yang dimiliki perusahaan, bisa disubklsifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha (account recevaible) adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang atau jasa yang dijual. Piutang usaha biasanya dapat ditagih dalam waktu 30 sampai 40 hari dan merupakan akun terbuka (open accounts) yang berasal dari perluasan kredit jangka pendek. Wesel tagih (notes recevaible) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu dimasa depan.

Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Wesel tagih bisa bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang (Weygandt dkk, 2005:386).

Piutang nondagang (nontrade recevaible) berbagai dari transaksi dan dapat berupa janji tertulis untuk membayar atau mengirimkan sesuatu.Contoh piutang nondagang adalah :

a. Uang muka kepada karyawan dan staf b. Uang muka kepada anak perusahaan

c. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan d. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran

(24)

e. Piutang dividen dan bunga f. Klaim terhadap :

1) Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan 2) Terdakwa dalam suatu perkara hokum

3) Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak

4) Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau hilang 5) Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang 6) Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembaliakan (krat,

container, dan sebagainya).

Piutang nondagang umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan sebagai pos terpisah dalam neraca (Warfield dkk,2005:386). Hubungan antara piutang dagang dan penjualan kredit di mana piutang dagang khususnya digunakan untuk tagihan yang timbul karena penjualan barang atau jasa secara kredit, di mana pembeli tidak memberikan surat janji tertulis formal. Jadi secara real piutang dagang timbul karena adanya transaksi penjualan kredit, oleh karena itu besar kecilnya penjualan kredit akan berpengaruh langsung terhadap jumlah piutang dagang. Piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan di mana dalam keadaan normal perusahaan, biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.

(25)

Pada umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang, yang prosesnya dimulai dari pengambilan keputusan untuk memberikan kredit kepada langganan, melakukan pengiriman barang, penagihan dan akhirnya menerima pembayaran, dengan kata lain piutang dapat juga timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman uang kepada perusahaan lain dan menerima promes atau wesel, melakukan suatu jasa atau transaksi lain yang menciptakan suatu hubungan dimana satu pihak berutang kepada yang lain seperti pinjaman kepada pimpinan atau karyawan. Piutang merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam modal kerja suatu perusahaan. Sebagian piutang dapat dimasukkan dalam modal kerja yaitu bagian piutang yang terdiri dari dana yang diinvestasikan dalam produk yang terjual dan sebagian lain yang termasuk modal kerja potensial yaitu bagian yang merupakan keuntungan.

2. Manajemen Piutang

Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual barang lebih banyak produk atau jasa. Piutang yang timbul dari penjualan semacam itu biasanya diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih. Istilah piutang (recevaible) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan.

(26)

Sebuah perusahaan mengolah piutangnya tergantung pada apa yang dijual perusahaan secara kredit. Semakin banyak yang dijual secara kredit, semakin tinggi proporsi aktiva yang terkait dengan piutang. Akibatnya, ketika sedang membahas pengelolaan piutang, maka sebenarnya juga sedang membahas seperlima aktiva perusahaan. Selain itu, karena arus kas dari penjualan tidak bisa diinvestasikan sampai piutangitu dibayar, control atas piutang itu menjadi bertambah penting.

Para manajer maupun pemakai eksternal laporan keuangan perlu mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan menggunakan aktiva usaha atau aktiva operasi, terutama elemen-elemen modal kerja tertentu seperti piutang, persediaan, dan utang usaha. Hubungan paling umum yang biasa yang digunakan untuk mengawasi piutang adalah periode penagihan rata- rata Stice (2005:125).

Semua perusahaan pada dasarnya berusaha di bidang penjualan barang dan jasa. Meskipun beberapa penjualan tersebut dilakukan secara tunai, sebagian besar lagi dapat dilakukan secara kredit. Saat penjualan dilakukan secara kredit, maka hal tersebut akan menambah piutang perusahaan. Oleh karena itu, pentingnya manajer suatu perusahaan untuk mengelola piutangnya bergantung pada seberapa besar penjualan yang dilakukan secara kredit. Semakin banyak penjualan yang dilakukan secara kredit, maka semakin tinggi proporsi asset yang digolongkan sebagai piutang Keown (2005:263).

(27)

3. Penagihan Piutang

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan penagihan terhadap piutang jatuh tempo. Penagihan yang paling murah yaitu telepon dan surat. Penagihan yang paling murah melalui telepon dan surat.

Tekhnik penagihan piutang diantaranya :

a. Melalui surat. Bilamana waktu pembayaran utang dari langganan sudah lewat beberapa hari, tetapi belum juga dilakukan pembayaran maka perusahaan dapat mengirimkan surat dengan nada

“mengingatkan” (menegur) langganan yang belum membayar tersebut bahwa utangnya sudah jatuh tempo. Apabila utang tersebut belum juga dibayar setelah beberapa hari surat dikirimkan maka dapat dikirimkan surat yang kedua yang nadanya lebih keras.

b. Melalui telepon. Jika setelah dikirim surat teguran ternyata utang-utang tersebut belum juga dibayar, maka bagian kredit dapat menelpon langganan dan secara pribadi meminta untuk segera melakukan pembayaran. Kalau dari hasil pembicaraan tersebut ternyata langganan mempunyai alasan yang dapat diterima, maka mungkin perusahaan dapat memberikan perpanjangan sampai suatu jangka waktu tertentu.

c. Kunjungan personal. Teknik pengumpulan piutang dengan jalan melakukan kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat

(28)

langganan seringkali digunakan karena dirasakan sangat efektif dalam usaha-usaha pengumpulan piutang.

d. Tindakan yuridis. Bilamana ternyata langganan tidak mau membayar utangnya, maka perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan.

4. Kebijakan Piutang Tak Tertagih

Piutang Tak tertagih, yaitu klaim kepada pihak tertentu atas uang, barang dan jasa yang tidak tertagih atau kerugian yang ditimbulkan atas penjualan secara kredit. Dalam sebuah praktis bisnis yang mengandalkan penjualan barang dagang secara kredit, masalah adanya piutang yang tak tertagih sudah menjadi hal biasa. Oleh sebab itu, dalam akuntansi, adanya piutang tak tertagih diakui keberadaaanya sehingga membentuk satu perkiraan tersendiri yaitu beban piutang tak tertagih dan cadangan piutang tak tertagih. Terdapat 2 kebijakan akuntansi atas piutang tidak tertagih ini yaitu kebijakan penghapusan langsung dan kebijakan estimasi atau taksiran.

Kebikjakan penghapusan langsung menggunakan asumsi bahwa piutang yang dianggap tak akan tertagih sulit untuk diterima di kemudian hari. Ini artinya, ada saja dari bagian piutang dagang yang tidak tertagih dan harus dihapus saja dari buku. Namun sebaliknya kebijakan estimasi atau taksiran piutang tidak tertagih menganggap bahwa sebagian dari

(29)

piutang yang tidak tertagih, masih sangat mungkin untuk diterima kembali di kemudian hari Hadri Mulya (2010:202).

5. Pengawasan dan Pengendalian Piutang a. Pengawasan Intern Piutang

Menurut Mukhtar (2006) bahwa:”Pengawasan adalah proses pemberian pengaruh terhadap suatu aktivitas suatu objek, makhluk hidup atau sistem. Pengawasan dapat membantu perusahaan dalam mengontrol kegiatan perusahaan dan merupakan suatu tujuan dari sistem informasi akuntansi. Akuntansi membantu mencapai tujuan dengan mendesain sistem pengawasan yang efektif dan mengaudit sistem untuk meyakinkan tercapainya tujuan dengan efektif.”

Dapat disimpulkan bahwa fungsi pengawasan yaitu membandingkan kejadian dengan perencanaan dan mengambil tindakan perbaikan untuk rencana masa depan. Dari pengertian pengawasan dan piutang, dapat diambil kesimpulan pengawasan piutang adalah proses manajemen untuk melihat apakan penjualan kredit telah dapat ditagih seluruhnya dan tidak melewati waktu tempo yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jika hal ini tidak terjadi, maka akan diadakan serangkaian perbaikan guna menunjang.

Pengawasan berfungsi untuk mengupayakan setiap kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan. Dalam pelaksanaan pengawasan harus efisien dan mempertimbangkan cost benefit ratio

(30)

artinya biaya pengawasan harus lebih rendah dari hasil pengawasan.

Pengawasan dapat dilakukan sebelum, sedang dan/atau sesudah suatu kegiatan dilaksanakan. Pengawasan mensyaratkan umpan maju, yaitu bahwa tujuan, rencana, kebijaksanaan dan standar telah ditetapkan dan dikomunikasikan kepada para manajer yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan.

Dengan demikian pengawasan yang efektif tergantung pada perencanaan awal. Pengawasan juga didasarkan atas konsep umpan balik (feedback) yang menilai pelaksanaan dan mengusulkan tindakan koreksi untuk menjamin pencapaian tujuan. Dalam hal tertentu, pengawasan juga mengakibatkan perubahan dalam rencana tujuan awal, atau dalam pembentukan rencana baru.

Menurut Rustam (2005) Ada dua metode yang paling umum dipergunakan dalam mengawasi piutang. Kedua metode pengawasan tersebut adalah :

1. Periode Panagihan Rata-rata.

Periode penagihan rata-rata (Average collection period) mengukur perputaran piutang, yang dihitung dalam dua tahap yaitu :

a) Tingkat Perputaran Piutang (receivable turn over)

Menurut Sutrisno (2003,64) bahwa account receivable turn over dimaksudkan untuk mengukur likuiditas dan efisiensi piutang. Tingkat perputaran piutang tergantung dari syarat

(31)

pembayaran yang diberikan oleh perusahaan. Makin lama syarat pembayaran semaki lama dana atau modal terikat dalam piutang, yang berarti semakin rendah tingkat perputaran piutang. Tingkat perputaran piutang atau receivable turn over dapat diketahui dengan cara membagi penjualan kredit dengan jumlah rata-rata piutang. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Tingkat Perputaran Piutang =

b) Average Collection Period (ACP)

Menurut Sutrisno (2003,64) Average Collection Periode (ACP) yaitu perbandingan antara piutang usaha dan rata-rata penjualan per hari. ACP mengukur rata-rata waktu penagihan atas penjualan. Semakin pendek ACP, semakin baik kinerja perusahaan tersebut karena modal kerja yang tertanam dalam bentuk piutang kecil sekaligus mencerminkan sistem penagihan piutang berjalan dengan baik. Jika ACP terlalu panjang, kemungkinan yang terjadi adalah :

1) Perusahaan memberikan terms of payment yang terlalu panjang kepada konsumen atau distributor.

2) Piutang perusahaan banyak yang macet.

Penjualan Kredit/Tahun Rata-Rata Piutang

(32)

Cara perhitungan Average Collection Period (ACP) :

ACP =

2. Daftar Umur Piutang (aging schedule).

Metode ini didasarkan kepada analisis umur piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Umur piutang melibatkan seluruh total piutang baik yang jatuh tempo maupun yang belum. Piutang yang telah jatuh tempoh selanjutnya dianalisis dari sisi sudah berapa lama jatuh temponya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini disampaikan bagaimana tebel analisis umur piutang dibuat. Asumsi yang digunakan untuk menghitung besarnya piutang tidak tertagih adalah persentase dari piutang yang telah jatuh tempo. Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2% tidak tertagih. Untuk piutang yang jatuh tempo 30 hari sampai 60 hari, 10% tidak tertagih, 60 hari sampai 90 hari, 25% tidak tertagih. Piutang yang jatuh tempo di atas 90 hari, 50% tidak tertagih. Biasanya suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka tingkat kemungkinan tidak tertagihnya juga semakin besar Hadri Mulya (2010:204).

360

Tingkat Perputaran Piutang

(33)

Tabel 2.1.

Analisis Umur Piutang

Jatuh Tempo

Pelanggan Saldo

Piutang Belum Sudah

1-30 h 31-60 h 60-90 h

> 90 h

A 25.000.000,- 15.000.000,- 10.000.000,-

B 18.000.000,- 7.000.000,- 11.000.000,-

C 42.000.000,- 35.000.000,- 6.000.000,- 1.000.000,-

D 10.000.000,- 10.000.000,-

E 25.000.000,- 25.000.000,-

F 20.000.000,- 12.000.000,- 8.000.000,-

G 25.000.000,- 15.000.000,- 5.000.000,- 5.000.000,- Total

165.000.000,- 104.000.000,- 50.000.000,- 6.000.000,- 5.000.000,-

Sumber : Hadri Mulya (2010:205)

Berdasarkan table anaisis umur piutang, maka kita dapat menentukan besarnya jumlah piutang tidak tertagih sebagai berikut :

Table 2.2.

Piutang Tak Tertagih

Status

Saldo

% Piutang Piutang Tidak

Piutang Tidak Tertagih Tertagih

Belum J.T 104.000.000,- 2 Rp. 2.080.000,-

Sudah J.T

1-3 h 50.000.000,- 5 Rp. 2.500.000,-

30-60 h 6.000.000,- 10 Rp. 600.000,-

60-90 h 5.000.000,- 25 Rp. 1.250.000,-

Total Rp. 6.430.000,-

Sumber : Hadri Mulya (2010:206)

Dengan demikian, didapatkan dari analisis umur piutang ini sebesar Rp. 6.430.000,- merupakan piutang ragu-ragu atau piutang tak tertagih. Jurnal yang dibutuhkan adalah sebagai berikut;

(34)

Beban Piutang Tidak Tertagih 6.430.000,-

Cadangan Piutang Tidak Tertagih 6.430.000,- b. Pengendalian Intern Piutang

Tujuan utama dari pengendalian intern piutang adalah untuk menjaga piutang perusahaan. Pengendalian ini meliputi pemisahaan antara operasi bisnis dan akuntansi untuk piutang. Dengan demikian maka catatan akuntansi dapat berfungsi sebagai independen chek dalam operasi perusahaan.

Dalam fungsi akuntansi, fungsi yang paling berhubungan harus dipisahkan. Dengan demikian maka pekerjaan seorang karyawan dapat berfungsi sebagai alat control bagi pekerjaan karyawan lainnya.

Contoh, tanggung jawab untuk melakukan pembukuan buku pembantu piutang harus dipisahkan dari pembukuan buku besar piutang.

Pekerjaan petugas pembukuan buku pembantu piutang dapat dicek dengan menjumlahkan total saldo rekening masing-masing individu (pelanggan) dalam buku pembantu piutang dan membandingkan dengan rekening buku besar piutang yang dikerjakan oleh petugas buku besar piutang.

Pengendalian pada piutang dagang dimulai dari pengesahan penjualan kredit oleh manajer perusahaan yang diberi otoritas.

Prosedur pemberian persetujuan penjualan kredit dilakukan

(35)

departemen kredit perusahaan. Selain itu prosedur untuk mengotorisasi penyesuaian piutang seperti retur penjualan, dan potongan penjualan harus diatur. Prosedur penagihan piutang juga harus dibuat untuk memastikan piutang ditagih tepat waktu dan untuk meminimalkan kemungkinan kerugian dan piutang yang tidak dapat ditagih Rusdi Akbar (2004:201).

Menurut Muliyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi (2006:163), membagi pengendalain intern sebagai berikut:

1) Pengendalian Akuntansi (Accounting Control) 2) Pengendalian Administratif (Administratif Control)

Pengendalian ini terdiri dari rencana organisasi dan semua metode serta prosedur yang terutama berhubungan langsung dengan efisiensi opesasi dan ketaatan pada kebijaksanaan manajemen dan biasanya hanya berhubungan secara tidak langsung terhadap catatan – catatan keuangan. Pada umumnya pengendalian administratif ini meliputi pengendalian-pengendalian seperti analisa statistik, pemeliharaan waktu dan berat, program latihan pegawai dan pengawasan mutu.

Menurut Siamat (2005:234) Pengendalian Interen piutang merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengawasi piutang dagang. Pengendalian intern piutang dagang mengharuskan adanya persetujuan pemberian kredit yang baik, pengiriman barang yang

(36)

sesuai, penyimpangan dan penerimaan faktur, verifikasi faktur dan berakhir dengan penagihan piutang dagang. Teknik pengendalian piutang sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi sebagai pedoman untuk memperbaiki kebijaksanaan kredit dan penagihan piutang.

Menurut Firdaus (2005) beberapa aspek dari pengendalian intern yang baik atas piutang adalah sebagai berikut :

a. Memisahkan fungsi-fungsi atau bagian yang menangani transaksi pcnjualan (operasi) dari fungsi akuntansi untuk piutang. Dengan demikian pegawai yang menagani akuntansi untuk piutang dagang dan wesel tagih tidak boleh dilibatkan dengan aspek operasi seperti menyetujui kredit.

b. Pegawai yang menagani akuntansi piutang harus dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang.

c. Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.

d. Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang. Total dari saldo buku-buku tambahan ini harus dicocokkan dengan buku besar yang bersangkutan, paling tidak sebulan sekali. Disamping itu pada akhir bulan para pelanggan (debitur) harus dikirimkan surat pernyataan piutang.

(37)

e. Perusahaan hanus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya.

6. Manfaat dari Analisis Umur Piutang

1. Untuk mengetahui berapa piutang tak tertagih dalam suatu perusahaan.

2. Untuk menentukan cadangan kerugian piutang pada akhir periode akuntansi, sehingga saldo cadangan kerugian piutang yang ada harus dipertimbangkan dalam menentukan kerugian

3. piutang.Untuk memperlancar cash flow.

4. mengontrol atau mengendalikan hartanya,termasuk piutang dagang yang termasuk dalam salah satu harta lancar.

5. membantu dan memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi customer bermasalah secara lebih cepat karena saldo piutang dapat di teliti melalui klasifikasi umur piutang.

6. Selain itu penggunaan buku pembantu piutang juga sangat bermanfaat bagi perusahaan karena dapat digunakan sebagai rekening kontrol untuk meringkas jumlah saldo piutang yang dimiliki oleh perusahaan.

B. Laporan Keuangan

1. Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan- perubahannya, serta yang dicapai selama periode tertentu. Posisi keuangan memberikan gambaran tentang bagaimana susunan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan sumber-sumber kekayaan itu didapat. Perubahan posisi

(38)

keuangan menunjukkan kemajuan perusahaan, memberikan gambaran tentang apakah perusahaan memperoleh laba dalam melaksanakan kegiatannya, dan apakah perusahaan tersebut mengalami perkembangan yang menunjukkan manajemen telah mengelola perusahaan dengan berhasil Lili Sadeli (2011:18).

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Menurut siswanto “Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial.”

Lebih lanjut Munawir mengatakan “Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan”. Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial.

Secara lebih tegas Sofyan Assauri “Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban manajemen sumber daya yang dipercayahkan kepadanya”. Sejalan yang dikemukakan oleh Farid Harianto dan Siswanto Sudomo yakni “ Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

(39)

dilakukan oleh manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya”.

Leopold dan John mengatakan bahwa :”Financial statement analysis applies analytical tools and techniques to general purpose financial statements and related data to derives estimates and inferences useful in business decision Irham Fahmi ( 2001:2).

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter. SFAC No.1 menyatakan tujuan dari pelaporan keuangan perusahaan yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pembuatan keputusan bisnis dan ekonomis oleh investor yang ada dan yang potensial, kreditor, manajemen, pemerintah, dan pengguna lainnya Irham Fahmi ( 2011 :5).

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia,1994) bahwa “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.Irham Fahmi (2011:6).

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan akuntansi suatu kesatuan usaha. Laporan itu diperlukan oleh pihak yang

(40)

berkepentingan, antara lain: manajer perusahaan, pemilik perusahaan, banker, krediror, investor, pemerintah, dan lembaga lain.

Tujuan umum laporan keuangan, antara lain sebagai berikut:

a. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan dan kewajiban.

b. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha.

c. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih yang buka berasal dari kegiatan usaha.

d. menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba.

e. Menyajikan informasi lain yang sesuai/relevan dengan keperluan para pemakai.

Laporan keuangan yang dilengkapi dengan keterangan terperinci, biasanya disebut laporan untuk tujuan khusus. Misalnya, laporan keuangan untuk bank dan kantor pajak Lili Sadeli (2011:19).Laporan juga merupakan penyajian informasi mengenai posisi keuangan dan perubahan posisi keuangan kepada pihak ektern dan intern dalam suatu perusahaan perusahaaa.

3. Pengaruh Laporan Keuangan terhadap Perusahaan

Laporan keuangan yang dipublikasikan dianggap memiliki arti penting dalam menilai suatu perusahaan. Pernyataan ini ditegaskan oleh

(41)

Lev dan Thiagarajan menatakan bahwa analisis terhadap laporan keuangan yang merupakan informasi akuntansi ini dianggap penting dilakukan untuk memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut.

Pada setiap perusahaan bagian keuangan memegang peranan penting, dalam arah menentukan perencanaan perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh Napa J. Awat bahwa ”Berfungsinya bagian keuangan merupakan prasyarat bagi kelancaran pelaksanaan kegiatan pada bagian- bagian lainnya”.Dengan berfunsinya dengan baik bagian keuangan membuat kinerja keuangan yang dilihat dari laporan keuangan perusahaan akan tersaji dengan baik.

Sehingga pihak-pihak yang membutuhkan akan dapat memperoleh laporan keuangan tersebut dan membantunya dalam proses pengambilan keputusan sesuai yang diharapkan. Dalam analisis informasi keuangan, setiap aktivitas bisnis harus dianalisis secara mendalam baik oleh manajemen maupun oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan.

Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa manajemen menyajikan laporan keuangan dan pihak luar perusahaan memanfaatkan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan. Bahwa seorang investor yang ingin membeli atau menjual saham bisa terbantu dengan memahami dan menganalisalaporan keuangan hingga selanjutnya bisa menilai

(42)

perusahaan mana yang mempunyai prospek yang menguntungkan di masa depan Irham Fahmi (2011:3).

Berdasarkan konsep keuangan laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan perusahaan mencapai tujuannya. Bahwa laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data aktivitas perusahaan tersebut. Sehingga laporan keuangan memengang peranan yang sangat luas dan mempunyai suatub posisi yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan Irham Fahmi (2013:4).

4. Rasio Keuangan

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Menurut Munawir (2004:79) berdasarkan sumber analisis rasio keuangan dapat dibedakan atas :

a. Perbandingan Internal (internal comparison), yaitu membandingkan rasio pada saat ini dengan rasio pada masa lalu dan masa akan datang dalam perusahaan yang sama.

(43)

b. Perbandingan eksternal (external comparison) dan sumber-sumber rasio industri, yang membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan- perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama.

Menurut Munawir (2004,95) berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan atas :

1. Rasio neraca (balance sheet ratios), yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio yang semua data diambil atau bersumber pada neraca.

2. Rasio-rasio laporan laba/rugi (income statement ratios) yaitu angka- angka rasio yang dalam penyusunan semua data diambil dari laporan laba/rugi.

3. Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratios), yaitu semua angka yang penyusunan data berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba rugi.

(44)

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar

Sumber : PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar D. Hipotesis

”Diduga bahwa analisa umur piutang dalam pengawasan dan pengendalian piutang dagang sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan pada PT.

Anugerah Aspac Pratama”.

PT.Anugerah Aspac Pratama

Analisis Umur Piutang

Manfaat

Pengawasan & Pengendalian

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Anugerah Aspac Pratama yang beralamat di Jl.

Sultan Alaudddin Makassar yang memiliki pusat di Jl. Cendrawasih Makassar.

Penelitian ini disusun selama dua bulan yaitu April-Mei 2014.

B. Metode pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai data laporan keuangan berupa lapaoran laba/rugi, neraca dan data-data lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.

2. Wawancara dilakukan secara langsung untuk mendapatkan data/informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dengan pihak yang berkompeten pada PT. Anugerah Aspac Pratama.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Kualitatif

Data kualitatif, analisis yang dilakukan terhadap data-data yang non angka seperti hasil wawancara, atau catatan laporan bacaan dan buku-

29

(46)

buku, artikel. Data-data ini akan digunakan untuk pengembangan analisis itu sendiri. Pada dasarnya kegunaan data tersebut adalah sebagai dasar objektif dalam proses pembuatan keputusan-keputusan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam rangka memecahkan persoalan yang ada.

b. Kuantitatif

Data kuantitatif, analisis yang dilakukan terhadap data yang berbentuk angka dan diperoleh dalam bentuk laporan keuangan.

2. Sumber Data a. Primer

Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan pihak yang berwenang.

b. Data sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan bahan tertulis, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

D. Metode Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Metode analisis yang digunakan untuk pengujian piutang yaitu: analisis rasio keuangan Munawir (2004:64) yang terdiri dari :

1. Receivable Turn Over (RTO)

(47)

RTO bertujuan untuk mengukur likuiditas dan aktivitas dari piutang perusahaan.

Rumus : RTO = =…..kali

2. Averege Collection Period (ACP)

Averege Collection Period (ACP) bertujuan untuk mengukur rata-rata waktu penagihan atas penjualan.

Rumus ACP =

Keterangan :

ACP : Penagihan Rata-Rata

RTO : Tingkat Perputaran Piutang

Credit sales : Penjualan Kredit Average recevaible : Rata-Rata Piutang

E. Definisi Operasioanal

Adapun beberapa definisi operasional dalam penyusunaan skripsi ini yang terdiri dari :

1. Recevaible) adalah kalim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan. Piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar (jangka pendek) atau piutang lancar(jangka panjang).

Credit Sales Average Recevaible

360 Hari RTO

(48)

2. Aging schedule adalah suatu daftar mengenai saldo-saldo piutang pada buku tambahan piutang pada suatu tanggal tertentu.

3. Internal control piutang merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengawasi piutang dagang. Pengendalian intern piutang dagang mengharuskan adanya persetujuan pemberian kredit yang baik, pengiriman barang yang sesuai, penyimpangan dan penerimaan faktur, verifikasi faktur dan berakhir dengan penagihan piutang dagang. Teknik pengendalian piutang sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi sebagai pedoman untuk memperbaiki kebijaksanaan kredit dan penagihan piutang.

4. Financial Statement merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.

(49)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Anugerah Aspac Pratama merupakan selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Skuter Ikonik, Vespa, dan Piaggio di Indonesia meresmikan cabang barunya yang berlokasi di Jl Sultan Alauddin No 78A, Makassar pada tanggal 11 November 2013 yang berpusat di Jl. Cendrawasih Makassar.

PT Anugerah Aspac Pratama ditunjuk sebagai dealer resmi Piaggio Indonesia di Makassar. Diler ini merupakan outlet ke-33 Piaggio secara nasional dan mengusung konsep 3S (sales, servis, spare part). Director PT Piaggio Indonesia, Sergi Canovas mengatakan, produk dari Piaggio tidak hanya dikenal dengan produk otomotif, namun juga memiliki nilai gaya hidup yang kuat pada setiap produk yang dimilikinya.

Selama lebih dari enam dekade, Piaggio mendominasi pasar skuter melalui aspek teknologi dan desain yang indah dan berkualitas, serta sukses menjadi budaya dan sejarah yang dikonsumsi oleh pecinta otomotif di seluruh dunia. "Karena itu, kehadiran vespa di Makassar melalui PT Anugerah Aspac Pratama diharapkan mampu melayani secara maksimal para pecinta Vespa di Makassar. Apalagi PT Anugerah Aspac Pratama telah sukses menjadi salah satu pemain besar kendaraan roda dua premium, khususnya di Indonesia Timur."

33

(50)

Sekarang ini, Vespa adalah merek sepeda motor jenis skuter yang berasal dari Italia. Perusahaan induk dari Vespa, adalah Piaggio. Vespa udah bukan cuma sekedar alat transportasi aja bradsis. Tapi sudah masuk ke dalam budaya fesyen dan juga musik. Kehadiran Vespa juga membawa nilai-nilai elegan, kebebasan, dan persahabatan yang berbasis komunitas. Begitu juga dengan Piaggio yang lekat dengan identitas, desain, dan teknologi Italia.

B. Visi Misi PT. Anugerah Aspac Pratama 1. Visi PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar

c. Menjadi perusahaan distributor Motor Vespa Piaggio, produk dan jasa pendukungnya yang memiliki jaringan pemasaran terbesar di Indonesia.

d. Menjadi perusahaan yang Terpercaya, meliputi sumber daya manusia yang handal, Sistem pengelolaan keuangan yang solid, dan Infrastruktur yang tepat dan berguna.

2. Misi PT. Anugerah Aspac Pratama

a. Melakukan terobosan dan analisa untuk pengembangan bisnis dengan membentuk jaringan-jaringan( Penjualan, Perawatan, dan Suku Cadang ) baru di seluruh Indonesia.

b. Memastikan terjadinya pertumbuhan penjualan dan pangsa pasar di setiap wilayah operasional.

c. Melakukan strategi bisnis perusahaan yang didukung oleh strategi kebijakan yang optimal.

(51)

d. Mengembangkan dan menempatkan karyawan sesuai dengan tuntutan kompetensi jabatan sehingga karyawan memiliki kapasitas serta dapat menjalankan tugas-tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

e. Menerapkan Standar Operasional yang tepat guna, sebagai landasan kerja untuk menghasilkan kinerja yang optimal.

f. Mengembangkan sistem infrastruktur, informasi teknologi serta sumber daya fisik yang tepat guna dan terintegrasi dengan departemen terkait, sesuai standar yang berlaku.

g. Melakukan audit internal kontrol secara periodik dan objektif.

C. Struktur Organisasi PT. Anugerah Aspac Pratama

Struktur organisasi merupakan hubungan wewenang dan tanggung jawab antara fungsional dan personal dalam pengelolaan suatu perusahaan.

Struktur organisasi bertujuan untuk memberikan kepastian dalam garis wewenang. Koordinasi dan pengawasan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Tujuan lain dari struktur organisasi ini adalah agar perencanaan anggaran menjadi lebih baik. Sebagai pendukung tercapainya tujuan tersebut adalah tersedianya sumberdaya manusia. Dalam segala pengelolaan yang paling menentukan adalah faktor manusia, karena semua factor roduksi seperti alam dan modal tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya manusia yang memenuhi persyaratan dan dapat bekerja secara efektif.

(52)

Gambar 4.1.

Struktur Organisasi PT. Anugrah Aspac Pratama

Sumber : PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar Pic Dealer

Spv. Spare Part Spv. Service

Admin Sales Kasir

Counter Sales

Mekanik Kpl. Bengkel

Admin Service

Admin S Part

Sales Lapangan

Satpam Office Boy

(53)

D. Pembagian Kerja (Job Description)

Organisasi yang baik adalah organisasi yang jelas dan teratur sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya setiap pemangku jabatan memiliki gambaran serta batasan tugas dan tanggung jawab. Berikut ini merupakan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing departemen yang diuraikan pada PT. Anugerah Aspac Pratama Makassar, yaitu :

1. Pic Dealer

Pic Dealer mempunyai tugas mengurus hal-hal yang berhubungan dengan kelancaran operasional dealer serta memiliki tugas dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan penngelolaan cabang dalam bidang penjualan, bengkel, dan administrasi serta mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam usaha pencapaian target meningkatkan produktivitas/performance cabang serta kepuasan pelanggan dan membuat perencanaan strategis, kebijakan, arah dan target cabang dengan guideline dari pusat.

2. Spv. Service

Spv.Service bertugas memastikan semua kendaraan dibersihkan ekteriornya, memeriksa ruang mesin, membersihkan bagian interior, bagasi, dan membersihkan kendaraan dengan seksama dan komplit.

3. Kepala Bengkel

Tugas dan tanggung jawab dari kepala Bengkel adaalah : a. Mengatur kebijaksanaan perusahaan di bidang service.

b. Meningkatkan mutu servis.

(54)

c. Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan servis secara umum.

d. Merencanakan pengadaan suku cadang.

4. Mekanik

Bertugas untuk memperbaiki sepeda motor sesuai dengan permintaan konsumen, melakukan service garansi sesuai dengan kartu garansi terhadap sepeda motor yang mengajukan claim part, meminta perbaikan peralatan service atau pengganti bila tak layak pakai.

Tanggung jawab bagian bengkel/mekanik adalah sebagai berikut:

a. Menganalisa kondisi sepeda motor yang akan di beli perusahaan atau konsumen yang ingin tukar tambah sepeda motornya.

b. Memperbaiki kerusakan sepeda motor.

c. Merawat sepeda motor yang berada di show room.

5. Admin Service

Admin service bertanggung jawab melayani kebutuhan pelanggan yang datang dan keluar bengkel dengan mendengarkan, menganalisa, dan menjelaskan tentang kerusakan kendaraan,membuat PKB dan estimasi waktu serta biaya untuk mencapai kepuasan pelanggan, serta menjaga kerapian data kendaraan pelanggan.

6. Sparepart

Sparepart, bertugas untuk mengawasi persediaan sparepart, meningkatkan penjualan sparepart sesuai dengan target yang ditentukan, mengadakan

(55)

kunjungan rutin ke partshop/dealer didaerah untuk meningkatkan hubungan kerja, mengadakan Stock Opname untuk mengurangi Lost Stock.

7. Kasir / Casier Tugas Kasir :

Menerima daftar penerimaan kas, bukti kas masuk, dan kas/cek kasir membuat bukti setor bank & menyetorkan kas tersebut ke bank kasir mengarsipkan daftar penerimaan kas dan bukti kas masuk urut tanggal.

Kewajiban Khusus Kasir :

a. Melakukan penghitungan secara teliti agar tidak terjadi selisih antara produk dan uang yang ada dengan laporan yang dibuat.

b. Melakukan pembukuan dengan baik dan benar c. Mampu berkomunikasi dengan baik dan benar d. Terampil dalam melayani konsumen

e. Jujur dan andal, tepat, jujur

f. Keterampilan dalam berkomunikasi

g. memberikan tanggal dan cap lunas padatiap bukti penerimaan dan pengeluaran kas berwenang dan bertanggung jawab dalam menerima dan mengeluarkan uang ks perusahaan.

8. Admis Sales

Tanggung jawab Admin sales sebagai berikut:

a. Mencatat dan membuat laporan tentang semua transaksi penjualan dan pembelian perusahaan.

(56)

b. Bertanggung jawab atas kegiatan administrasi penjualan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penjualan kendaraan bermotor.

c. Mencatat dan membuat laporan semua kegiatan yang berkaitan dengan persediaan suku cadang.

d. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengisian maupun kegiatan balik nama stnk.

9. Wiraniaga (Sales Counter)

Tugas dari Wiraniaga (Sales Counter) adalah :

a. Menjual kendaraan kepada pelanggan diluar lingkungan kantor PT.

Anugerah Aspac Pratama Cabang Makassar sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh kepala Cabang.

b. Membina hubungan baik dengan pelanggan.

c. Menjual, melayani, menata barang, menjaga barang, ujung tombak, kesultanan, penentu citra perusahaan.

10. Sales Lapangan

Tugas dan kerja sales lapangan itu meliputi:

a. Melakukan penagihan. Hal ini dilakukan agar kerja sales bisa lebih konsentrasi kepasar dan dari sisi perusahaan ini dilakukan dalam hubungannya dengan pengendalian piutang.

b. Mencari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan produk pesaing, Hal ini dilakukaan untuk mengetahui beberapa hal,

(57)

Perubahan harga pesaing, Model produk dari pesaing, Corak atau warna yang laris dari produk pesaing. Dan ini perlu dilakukan oleh seorang sales sebagai masukan kebagian terkait dikantor.

c. Mencari, mengamati dan mengumpulkan informasi tentang apa saja yang dilakukan pesaing untuk produk yang sama..

d. Mencari dan mengumpulkan informasi tentang produk yang dijual, Hal untuk mengetahui seberapa jauh dan kuatnya produk dalam bersaing dipasaran.

e. Melakukan pengembangan pasar.

f. Melakukan pantauan terhadap counter dan cara kerja SPG, Hal ini dilakukan guna mengetahui kemampuan counter dalam menarik pengunjung serta hasil kerja SPG.

g. Dan yang tidak kalah penting adalah menjaga hubungan baik dengan relasi serta menjaga nama baik perusahaan tempat ia bekerja.

11. Office Boy

Tugas dan Tanggung Jawab Office Boy Adalah : a. Menjaga kebersihan dan kerapihan area perusahaan

b. Melaksanakan tugas tertentu sesuai permintaan karyawan Divisi yang dilayani.

c. Mengirim/mengambil dokumen antar Divisi/Bagian. 12. Satpam (security)

Tugas dan Tanggung Jawab Security Adalah :

(58)

a. Menjaga keamanan pada area perusahaan

b. Melaksanakan pengontrolan dan pengecekan diarea kerja.

c. Mengawasi tamu/karyawan yang keluar masuk area kerja.

E. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan adalah :

1. Penjualan produk kendaraan merk Vespa seperti Zip 100, Vespa S 150 3V, Vespa LXV 150V, Liberty dan Primavera dan sebagainya.

2. Penjualan jasa bengkel (after sales service).

Penjualan jasa bengkel merupakan salah satu aktivitas utama pada perusahaan ini, untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Dalam memberikan pelayanan after sales service, dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Pelayanan after sales perbaikan umum yang disebut dengan general repair.

b. Pelayanan after sales perbaikan body yang disebut body and paint service.

3. Penjualan suku cadang atau sparepart merk Vespa

Selain penjualan motor dan pelayanan servis, juga tersedia penjualan suku cadang (sparepart) resmi dari PT. Anugerah Aspac Pratama, sehingga keaslian dari suku cadang yang ada dijamin oleh PT. Anugerah Aspac Pratama.

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan hasil akhir dapat diketahui dengan dilakukan postes menggunakan uji satu pihak untuk mengetahui pengaruh perlakuan model problem based learning berbantuan

Pada system perbankan, satu contoh aktor adalah manusia yang berperan sebagai teller yang berinteraksi dengan sistem melalui perangkat standar I/O, seperti keyboard, display,

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Uji Kompetensi Nasional DIII Kebidanan, DIII Keperawatan dan Profesi Ners, bersama ini kami sampaikan bahwa Direktorat Jenderal

(1) Selain dilaksanakan oleh Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), penyelenggaraan keantariksaan dapat dilaksanakan oleh instansi pemerintah

penetapan harga jual yang didasarkan atas biaya dimana. mempertimbangkan seluruh biaya yang terjadi baik

Salah satu indikasi dari penilaian kualitas layanan dan ketidakpuasan konsumen pada Rumah Makan Ikan Bakar Cianjur Cabang Mayjend Sungkono adalah banyaknya komplain

14 Ketiga pendekatan tersebut digunakan bersamaan karena masalah yang dibahas dalam penelitian ini bersumber dari peraturan perundang-undangan yang tidak megatur

Dengan diawali Bismillah, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah yang tiada hentinya sehingga penulis dapat