• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Teori Efektivitas Hukum Efektivitas hukum merupakan keefektifan (effectiveness), pengaruh atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Teori Efektivitas Hukum Efektivitas hukum merupakan keefektifan (effectiveness), pengaruh atau"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

18 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Efektivitas Hukum

Efektivitas hukum merupakan keefektifan (effectiveness), pengaruh atau sutau efek yang menghasilkan suatu keberhasilan atas sesuatu. Menurut Soerjono Soekanto, derajat efektivitas hukum tergantung pada tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum, termasuk aparat penegak hukumnya. Dengan begitu dikenal asumsi “taraf kepatuhan yang tinggi adalah indikator berfungsinya suatu sistem hukum. Dan berfungsinya hukum itu sendiri merupakan pertanda hukum tersebut mencapai tujuan hukum yaitu berusaha agar dapat mempertahankan dan melindungi masyarakat dalam pergaulan hidup”.18

Menurut teori efektivitas hukum Soerjono Soekanto, menyebutkan bahwa terdapat lima faktor yang berpengaruh terhadap efektif tidaknya suatu hukum, yaitu:19

1) Faktor hukumnya sendiri atau (UU)

Di dalam suatu hukum terkandung unsur keadilan, kepastian dan kemanfataan. Namun, dalam pelaksanaannya sering kali terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan. Hal ini karena kepastian hukum bersifatnya konkret atau berwujud nyata, sedangkan keadilan bersifat abstrak. Sehingga saat dilakukan penetapan suatu perkara secara

18 Soerjono Soekanto. 1985. Efektivitas Hukum Dan Peranan Sannksi. Remaja Karya Bandung.

Hal. 7.

19 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Penerbit: Rajawali Pers, hal. 10

(2)

19

penerapan undang-undang saja oleh seorang hakim, maka kadang nilai tersebut tidak tercapai. Oleh karena itu, saat menghadapi suatu permasalahan hukum yang menjadi prioritas utama ialah keadilan karena hukum tidak semata-mata dilihat dari sudut hukum tertulis saja, namun faktor lain yang berkembang di masyarakat juga perlu menjadi pertimbangan. Selain itu, keadilan juga masih menjadi perdebatan karena keadilan mengandung unsur subyektif yang mana akan tergantung pada nilai-nilai instrinsik subyektif dari masing-masing orang20.

2) Penegak hukum memiliki faktor berupa pihak yang membentuk dan juga menerapkan hukum

Penegakan hukum sendiri dalam pelaksanaan nya berkaitan erat dengan pihak yang membentuk hukum dan menerapkan hukum (law enforcement).

Law enforcement ini terdiri dari: aparatur penegak hukum yang bisa

nemberikan kepastian, keadilan, maupun kemanfaatan hukum untuk masyarakat luas. Aparat penegak hukum memiliki arti sempit yang terdiri dari kepolisian, kejaksaan, kehakiman, penasehat hukum, dan juga petugas sipir lembaga pemasyarakatan. Aparatur tersebut memiliki kewenangan guna untuk menjalankan tugas meliputi kegiatan penerimaan laporan, penyelidikan, pembuktian, penjatuhan vonis, dan pemberian saksi dan juga pemberian pembinaan kembali oleh terpidana.

3) Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

20 Ibid

(3)

20

Faktor sarana atau fasilitas juga berpengaruh dalam keefektifan penegakan hukum. Hal ini karena fasilitas tersebut dijadikan sarana untuk mencapai tujuan, terutama sarana fisik yang berfungsi sebagai faktor pendukung. Yang dimaksud dengan fasilitas pendukung yaitu tenaga manusia yang terampil, berpendidikan, bisa berorganisasi, serta didukung oleh peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dan sebagainya. Selain ketersediaan fasilitas-fasilitas tersebut, hal lain yang juga penting yaitu pemeliharaan atau perawatan karena hal ini berpengaruh terhadap keberlasungan fasilitas tersebut. Faktanya dilapangan masih banyak peraturan yang telah difungsikan namu tidak disukung oleh fasilitas yang memadai sehingan terjadi kontra-produktif, yang mulanya bertujuan memperlancar proses namun ternyata mengakibatkan terjadinya hambatan21.

4) Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan

Dengan adanya penegakan hukum bertujuan agar bisa menciptakan kehidupan yang ada pada masyarakat yang tertib dan damai. Perbedaan pendapat masyarakat mengenai hukum mengakibatkan efektivitas suatu hukum akan tergantung pada kemauan dan kesadaran masyarakat tersebut terhadap hukum itu sendiri. Semakin rendah kesadaran hukum masyarakat akan semakin sulit tercapainya tujuan hukum. Untuk meningkatkan

21 Ibid

(4)

21

kesadaran hukum ini salah satu yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan sosialisasi hukum yang meibatkan berbagai pihaknseperti berbagai lapisan masyarakat, pemerintah dan penegak hukum. Dalam merumusakan suatu hukum hak yang perlu diperhatikan ialah hubungan perubahan sosial terhadap hukum. Dengan demikian akan tercipta keefektifan hukum yang menjadi sarana untuk mengatur tingkah laku masyarakat.

5) Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Faktor kebudayaan awalnya bergabung dengan faktor masyarakat, namun dalam hal ini dipisah karena di sini akan dibahas mengenai masalah sistem nikai yang menjadi inti kebudayaan spiritual (nonmaterial). Faktor kebudayaan dibedakan karena menjadi subsistem dari sistem masyarakat, maka hukum akan mencakup struktur, subtansi, dan kebudayaan. Struktus merupakan wadah atau bentuk dari sistem itu sendiri, misalnya meliputi tatanan lembaga hukum formal, hukum antara lembaga hukum tersebut, hak dan kewajiban dan seterusnya22.

Kaitan antara teori efektivitas hukum dengan penelitian ini ialah membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa masyarakat untuk taat terhadap hukum. Suatu hukum akan berjalan efektif apabila faktor yang berpengaruh terhadap hukum tersebut dapat berjalan dengan baik.

22 Ibid

(5)

22

Ukuran efektivitas suatu hukum dapat silihat melalui perilaku masyarakat terhadap hukum tersebut. Suatu hukum atau perundang-undangan tersebut mencapai tujuan yang dikehendaki, maka efektivitas undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan terhadap modifikasi kendaraan bermotor yang dapat menyebabkan kecelakaan berlalu lintas tersebut telah tercapai.

B. Modifikasi Kendaraan Bermotor

1. Pengertian Modifikasi Kendaraan Bermotor

Secara Bahasa, kata modifikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu modification yang memiliki arti merubah atau perubahan atau merubah. Sehingga

dapat dipahami bahawa modifikasi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk melakukan perubahan suatu benda dari kondisi aslinya. Modifikasi kendaraan bermotor merupakan proses yang secara sengaja dilakukan untuk menghasilkan kendaraan bermotor yang memiliki betuk berbeda dari kondisi awalnya.23

Teguh Imanto berpendapat bahwa modifikasi motor berasal dari penggabungan dua kata yaitu modifikasi yang berati ubah atau pengubahan, serta kata motor yang berarti mesin yang dapat dijadikan sebagai tenaga penggerak.

Sehingga berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa modifikasi motor adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merubah kendaraan bermotor menjadi bentuk baru sesuai dengan keinginan orang yang melakukan modifikasi (modofikator), sehingga terlihat berbeda dari kondisi aslinya.24

23 Siti Munawaroh, Adelina Hasyim, Hermi Yanzi. 2018. Hubungan Pemahaman Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Dengan Sikap Terhadap Pelanggaran Modifikasi. PhD Thesis. Lampung University. Hal 3

24 Teguh Imanto. 2014. Proses Visualisasi Modifikasi Motor. Jurnal Inosains. Vol 9 No 2. Hal 95

(6)

23

Dalam bukunya, Wawan Setiawan memaparkan bahwa modifikasi kendaraan bermotor merupakan “Mengubah motor dari bentuk standar pabrikan menjadi bentuk baru namun dalam perubahan tersebut tanpa mengubah kenyamanan dalam berkendara”. Dalam UU Pasal 1 angka 12 PP No 55 Tahun 2012 diaebutkan bahwa “modifikasi kendaraan bermotor merupakan pengubahan pada spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut kendaraan bermotor”.25

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dijelaskan diatas, penulis berpendapat bahwa modifikasi kendaraan bermotor merupakan suatu kegiatan perubahan pada kendaraan bermotor dengan tujuan ingin menjadikan kendaraan tersebut menjadi lebih baik atau menarik dengan menambahkan sesuatu tanpa mengurangi fungsi utamanya.

2. Tujuan Modifikasi Kendaraan Bermotor

Secara umum tujuan dilakukannya modifikasi pada kendaraan bermotor ada tiga, yaitu Gaya atau Penampilan, Fungsi dan Keantikan.26

a. Gaya atau Penampilan

Berdasarkan pendapat Muhammad Dito, penulis memaparkan bahwa beberapa orang sangat memperhatikan tampilan kendaraan yang dimilikinya.

Dan banyak orang yang kurang puas dengan tampilan asli kendaraan yang dibuat oleh pabrik. Oleh karena itu banyak orang yang melakukan modifikasi untuk melakukan perubahan pada kendaraanya agar lebih menarik dan

25 Pasal 1 angka 12 PP No 55 tahun 2012 Tentang Kendaraan

26 Muhammad Dito. Modifikasi Motor dan Modifikasi Mobil: Aturan/Tujuan/Komponen.

https://komunitas.sikatabis.com/modifikasi-kendaraan/, diakses pada 28 Desember 2021

(7)

24

disesuaikan dengan selera pribadi. Dengan tampilan yang baru ini, membuat pengendaranya lebih puas dan percaya diri untuk menggunakannya. Selain itu, saat ini banyak ajang kontes kendaraan modif yang banyak digemari orang- orang. Sehingga para modifikator ini berlomba-lomba untuk membuat tampilan kendaraanya menjadi semenarik mungkin, dengan tujuan ingin memenangkan kontes tersebut. Di dalam ajang kontes ini ada kendaraan yang mengalami modifikasi sebagian bahkan ada yang dimodifikasi full atau keseluruhan. Selain itu, tidak semua kendaraan yang ikut kontes ini digunakan untuk berkendara, ada yang hanya untuk dipajang saja. Sehingga kendaraan yang hanya dipanjang ini tidak perlu untuk mengurus surat ijin lagi.

b. Fungsi

Menurut penulis salah satu tujuan dilakukan modifikasi pada kendaraan bermotor ialah untuk memaksimalkan kinerja atau fungsi kendaraan bermotor tersebut. Terkadang dalam melakukan modifikasi ini para modifikator akan melakukan penyesuaian untuk membuat kendaraan yang dikendarai menjadi lebih nyaman, aman dan juga lebih irit.

Dengan perubahan yang dilakukan para pengendara menjadi tidak mudah capek sehingga sangat membantu dalam beraktivitas sehari-hari lebih mudah dan lebih optimal. Contohnya modifikasi ban sepeda menjadi lebih nge-grip, atau menggantik jok sepeda motor menjadi lebih empuk dan tidak licin, dan sebagainya 27.

27 Roelly. Tujuan dan fungsi modifikasi motor. http://www.roelly87.com/2016/04/tujuan-dan- fungsi-modifikasi-motor.html, diakses pada 28 Desember 2021

(8)

25 c. Keantikan

Berdasarkan pendapat penulis sebagian orang memiliki ketertarikan pada kendaraan lama karena tertarik dengan kenatikan kendaraan tersebut.

Untuk menjaga kendaraan tersebut tetap antik, biasanya akan dilakukan beberapa modifikasi. Modifikasi yang dilakukan ini bisa dengan caea mengembaliakn komponen asli kendaraan tersebut, atau juga bisa menggantinya dengan komponen yang lebih baru namun masih memiliki model yang serupa, dengan tujuan agar lebih tahan lama. para meinat kendaraan antik ini biasanya hanya menggunakan kendaraan tersebut untuk pajangan, namun tidak jarang juga yang digunakan untuk berkendara.

3. Klasifikasi Modifikasi Sepeda Motor

Modifikasi Sepeda motor diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu:28 a. Modifikasi Ringan

Modifikasi ringan adalah modifikasi yang dilakukan pada sepeda motor dengan mengubah bagian motor secara sederhana saja. Contoh modifikasi ringan seperti: Memasang pedal, mengganti handel gas, mengganti spion, dan lain sebagainya.

b. Modifikasi Sedang

Modifikasi sedang adalah modifikasi yang dilakukan pada sepeda motor dengan mengubah bagian-bagian pokok motor secara sedang atau menengah. Contoh modifikasi sedang seperti: mengganti veleg motor,

28 Teguh Imanto, Op.cit hal 95-96

(9)

26

mengganti ban, mengganti stang motor, memasang fairing atau body tambahan yang menutupi mesing, suspense, menganti cat motor baik sebagian ataupun seluruhnya, dan lain sebagainya.

c. Modifikasi Besar

Modifikasi besar adalah modifikasi yang dilakukan pada sepeda motor dengan mengubah seluruh bagian motor, sehingga tampilan motor menjadi bentuk baru dan beda dari aslinya. Pada modifikasi besar ini, hamper seluruh bagian pokok motor mengalami modifikasi, inilah yang menjadikan tampilannya berbeda dari sebelumnya. Contoh modifikasi besar seperti:

melakukan suspendi depan-belakang, mengganti veleg, mengganti ban, mengganti tanki bensin, bahkan juga mengubah mesin motornya hingga kerangka motornya pun juga diubah.

d. Modifikasi Ekstrim

Modifikasi ekstrim adalah modifikasi yang hamper sama dengan modifikasi besar, namun yang membedakan ialah pada modifikasi ekstrim perubahan yang dilakukan terlihat lebih ekstrim bahkan menyimpang. Dengan modifikasi ekstrim ini bentuk motor akan menjadi bentuk baru yang terkadang terlihat unik atau bahkan terlihat aneh. Kebanyakan orang yang melakukan modifikasi ekstrim ini tidak telalu menghiraukan keselamatan dalam berkendara, merka hanya fokus pada tampilan motornya yang unik.29

29 Op.cit

(10)

27

4. Perkembangan Modifikasi Sepeda Motor

Seiring perkembangan jaman yang semakin maju, terjadi peralihan fungsi kendaraan bermotor dari yang awalnya hanya digunakan sebagai alat transportasi, sekarang kendaraan bermotor juga dijadikan penunjang penampilan pengendaranya.30 Ditambah lagi dengan daya kreafitas yang semakin berkembang, membuat orang-orang memiliki ide mengubah tampilan kendaraan bermotornya menjadi sesuatu yang baru dan berbeda.31

Alasan yang mendasari modifikator melakukan modifikasi pada kendaraan bermotornya ialah karena ingin mengikuti event modifikasi kendaraan ataupun karena memang hobi untuk melakukan modif. Menurut modifikator, dengan melakukan modifikasi ini mereka bisa menyalurkan kreatifitas yang dimilikinya serta untuk menunjukkan jati diri orang yang mengendarainya.32 Salah satu event modifikasi motor terbesar yang pernah ada di Indonesia ialah Yogya Kustomfes. Penyelenggaraan Yogya Kustomfes ini terinspirasi dari kontes modifikasi kendaraan bermotor yang ada di Jepang. Dalam kontes ini banyak dihadiri para pencinta modif dari seluruh Indonesia dengan membawa karya-karya terbaik mereka.

Berdasarkan pendapat Imam Mahdi dan Afif Nurul Mahasin diatas, penulis berpendapat bahwa perkembangan modifikasi sepeda motor semakin

30 Imam Mahdi. 2016. Hal ini merupakan ciri pergeseran fungsi dari kendaraan bermotor dewasa ini. Jurusan Hukum Bisnis Syariah, Universitas Islam Negeri Malik Ibrahim Malang.

31 Afif Nurul Mahasin. Praktik Custom Motor Ditinjau dari Hukum Positif dan Hukum Islam (Studi Kasus di Bengkel Icus Custom Desa Ngasem Krajan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang).

Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

32 Ikatan Motor Indonesia (IMI). 2009. Perkembangan Modifikasi Motor. Jakarta: IMI hal 22

(11)

28

pesat berkembang karena adanya tren baru yang ada di masyarakat. Tren tersebut beranggapan bahwa sepeda yang dimodif terlihat lebih menarik dan penggunanya menjadi tampil keren dan gaul karena mengikuti tren yang sedang popular. Oleh karena itulah, perkembangan modifikasi semakin pesat karena banyak muncul para modifikator baru yang ingin mengikut tren tersebut. Yang mana para modifikator amatir ini lebih mementingkan aspek aspek keindahan dan mengabaikan aspek keselamatan.

5. Standarisasi Modifikasi Sepeda Motor

Seiring semakin maraknya tren modif kendaraan bermotor, maka semakin meluas juga penggemar modifikasi ini dari berbagai kalangan.

Namun, banyak juga ditemukan para modifikator ini hanya fokus pada tampilan kendaraanya saja dan menyampingkan aspek keselamatan atau safety.

Hal inilah yang sangat dikhawatirkan karena dapat membahayakan keselamatan orang yang mengendarainya. Sebenarnya inti dari modifikasi sepeda motor ini terdiri atas dua hal, yaitu:33

a. Fungsional

Berikut ini adalah beberapa hal ynag berhubunghan dengan fungsional motor dan juga kelayakan jalan, yaitu

1) Faktor Safety

Dalam melakukan modifikasi kendaraan bermotor harus dilakukan oleh orang yang berpengalaman dalam hal modifikasi. Hal ini bertujuan agar saat proses modifikasi dapat diperhitungkan dengan tepat agar

33 Direktorat Lalu Lintas Polri, Ditlantas Polri, Paduan Praktis Berlalu Lintas,2009 Halaman 12

(12)

29

kendaraan tetap nyaman digunakan, tidak cepat rusak, yang yang paling penting ialah aman untuk digunakan. Selain itu suku cadang yang digunakan haruslah digunakan yang berkualitas sehingga kualitas kemananya semakain terjamin. Dalam modifikasi ini faktor keselamatan atau safety merupakan faktor utama yang harus diperhatikan Sehingga harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian yang tepat saat hendak melakukannya.34

2) Kelengkapan dan Kesesuaian Dengan Standar

Didalam kegiatan modifikasi tidak boleh sampai menghilangkan fungsi dasar komponen-komponen sepda motor tersebut. Penghilangan fungsi dari komponen kendaraan sangat membahayakan pengendaranya juga sekaligus melanggar peraturan dalam berlalu lintas. Contoh pelanggaran penghilangan fungsi komponen ini seperti, menggantik warna head lamp tidak sesuai dengan standar. Head lamp yang dilapisi dengan

stiker berwarna merah atau biru ialah tindakan berbahaya karena warna merah dan biru ini pada kondisi jalan yang gelap tidak dapat menganisir kondisi jalan yang berlubang karena jatuhnya bayangan akan tidak jelas.

3) Kesesuaian Sepeda Motor

Salah satu hal yang dinilai merugikan ialah Ketika melakukan modifikasi motor tapi menjadikan pengendaranya menjadi tidak nyaman.Misalnya ialah orang yang memiliki tubuh kecil dan kurus, tapi memodif motornya menjadi bentuk ala Harley Davidson sehingga dek

34 Teguh Imanto, Op.cit hal 96

(13)

30

menyentuh aspal. Hal ini tentu sangatlah berbahaya untuk keselamatan pengendaranya.35

b. Proposional

Dalam modifikasi motor selain faktor safety atau keselamatan, faktor lain yang perlu untuk diperhatikan ialah memperhatikan bentuk dan keselarasan kendaraan. Bagian-bagian yang tercakup didalam aspek proposional ini adalah sebagai berikut.36

1) Detail

Yang dimaksud detail ialah modifikasi yang dilakukan atas dasar perhitungan yang tepat dan tidak asal-asalan. Pemilihan dan pemasangan komponen-komponen motor serta tipenya harus dilakukan dengan tepat dan tidak memaksakan.

2) Tematis

Modifikasi ynag baik ialah modifikasi yang dilakukan dengan memperhatikan tema yang akan digunakan. Sehingga perubahan komponen yang dilakukan disesuaikan dengan tema yang sudah dipilih.

3) Kerapihan

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam modifikasi ialah kerapihan. hal ini penting agar kendaraan yang dimodif menjadi enak untuk dipandang dan tidak mengurangi keindahan modifikasi yang dilakukan.

4) Teknikal

35 Ibid

36 Direktorat Lalu Lintas Polri, Op.cit

(14)

31

Modifikasi juga perlu untuk memperhatikan mesin yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan fungsinya, serta pemilihan knalpot juga perlu diperhatikan agar mesin tidak mengalami kerusakan fatal.

6. Syarat Teknis Modifikasi Motor

Pemerintah telah membuat aturan khusus dalam mengatur modifikasi kendaraan agar hak pengguna jalan dapat terlindungi, dan juga untuk mencegah adanya penyimpangan akibat modifikasi tersebut. Peraturan ini ditungkan dalam dalam Pasal 1 angka 12 PP No 55 Tahun 2012 Tentang Kendaran. Dalam pasal tersebut telah sijelaskan mengenai “Modifikasi Kendaraan Bermotor merupakan perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor.”37

Perubahan atau modifikasi terhadap kendaraan, yang diperbolehkan untuk dilakaukan ialah:

a. Modifikasi dimensi kendaraan, yang dilakukan hanya pada perpanjangan atau pemendekan landasan (chassis) tanpa melakukan perubahan terhadap jarak sumbu dan kontruksi Kendaraan Bermotor tersebut.

b. Modifikasi pada mesin kendaraan hanya boleh dilakukan dengan mengganti mesin dengan mesin yang memiliki merk dan tipe yang sama

c. Modifikasi daya angkut Kendaraan Bermotor hanya boleh dilakukan dengan menambah sumbu bagian belakang tanpa melakukan perubahan terhadap jarak sumbu aslinya dan sumbu yang ditambahkan ini harus terbuat dari material yang sama dengan sumbu aslinya. Dan dalam melakukannya harus melakukan perhitungan yang tepat dan sesuai dengan daya dukung jalan yang dilalui.38

37 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012. Tentang Kendaran

38 ibid

(15)

32

Syarat teknis dalam melakukan modifikasi motor, diatur dalam pasal 132 ayat 6 dan 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2012 tetang kendaraan, yang menyebutkan bahwa39: ”Modifikasi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat 5 hanya dapat dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari agen tunggal pemegang merek, dan Modifikasi kendaraan bermotor sebagimana dimaksud pada ayat 6 wajib dilakukan oleh bengkel umum kendaraan bermotor yang ditunjuk oleh menteri yang bertanggung jawab dibidang industri.”

Mengenai penjelasan modifikasi kendaraan bermotor diatur dalam UU No 22 Tahun 2009 yang tercantuk dalam beberapa pasal, yaitu

a. Pada Pasal 48, yang menyebutkan bahwa:40

Setiap kendaraan yang dioperasikan di jalan harus memenuhi teknis dan layak jalan, Persyaratan teknis sebagimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari: Susunan, Perlengkapan, Ukuran, Karoseri, Rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukanya, Pemuatan, Penggunaan, Penggandengan kendaraan bermotor, Penempelan kendaraan bermotor.

1)

Berdasarkan pada ayat 1 persayaratan layak jalan ditentukan oleh kinerja minimal kendaraan bermotor yang ukuran sekurang- kurangnya terdiri atas: Emisi gas buang, Kebisingan suara, Efisiensi sistem rem utama, Efisiensisistem rem parker, Kincup roda depan, Suara klakson.41

b. Selanjutnya pada Pasal 50, yang menyebutkan bahwa: 42

Uji tipe sebagaimana dimaksud pada pasal 49 ayat 2 huruf a wajib dilakukan bagi setiap kendaraan bermotor,kereta gandeng,keret temple yang di impor, di buat atau dirakit dalam negeri serta dimodifikasi kendaraan bermotor yang menyebabkan perubahan tipe, serta uji tipe sebagimana dimaksud pada ayat 1

39 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2012 tetang kendaraan, Pasal 132 ayat 6 dan 7

40 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 48

41 Ibid

42 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 50

(16)

33

sendiri terdiri atas: a) Melakukan pengujian fisik kendaraan untuk memnuhi syarat teknis kendaraan dan kelayakan jalan yang dilakukan terhadap landasan kendaraan bermotor dan kendaraan bermotor dalam keadaan lengkap, b) Melakukan penelitian terhadap rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor, pengujian ini dilakukan terhadap rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan bermotor yang tipenya telah dimodifikasiUji tipe sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh unit pelaksana uji tipe pemerintah.43

c. Pada Pasal 52 juga menyebutkan bahwa:44

1) Modifikasi kendaraan bermotor sebagaiman bermaksud dalam pasal 50 ayat 1 dapat berupa medifikasi dimensi, mesin, dan kemampuan daya angkut. 2) Modifikasi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak boleh membahayakan keselamatan lalu lintas, menganggu arus lalu lintas, serta merusak lapisan pekerasan daya dukung jalan yang dilalui. 3) Setiap kendaraan bermotor yang dimodifikasi sehingga mengubah persyaratan kontruksi dan material wajib dilakukan uji tipe ulang. 4) Bagi kendaraan bermotor yang telah diuji tipe ulang, sebagaimana dimaksud pada ayat 3 harus dilakukan registrasi dan identifikasi ulang.

d. UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ Pasal 58 menyebutkan bahwa:45

Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan dilarang memasang perlengkapan yang dapat mengganggu keselamatan berlalu lintas.

e. UU No 22 Tahun 2009 tentan LLAJ Pasal 285 yang menyebutkan bahwa:46

Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 3 junctoPasal 48 ayat 2 dan ayat 3 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00.

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam melakukan modifikasi kendaraan bermotor terdapat

43 Ibid

44 Undang-Undang Nomor Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 52

45 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 58

46 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 285

(17)

34

aturan-aturan khusus yang telah dibuat oleh pemerintah dan harus dipatuhi oleh setiap orang yang hendak melakukan modifikasi kendaraan. Apabila ada hal yang menyimpang atau tidak sesuai dengan peraturan diatas, maka hal tersebut dikatakan telah melanggar peraturan perundang-undnagan dan dapat dikenai sanksi akan hal tersebut.

7. Jenis Modifikasi Kendaraan Bermotor yang Melanggar Peraturan Lalu Lintas dan Membahayakan Keselamatan

Berdasarkan yang telah terjadi, penulis menemukan banyak sekali jenis modifikasi yang menyalahi aturan yang telah ditetapkan undang-undang.

Pelanggaran ini merupakan akibat minimnya kesadaran hukum pada masyrakat.

Kesadaran hukum merupakan kesadaran individu atas nilai-nilai hukum yang harusnya diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari.

Berikut ini adalah beberapa jenis modifikasi yang termasuk pelangaran Pasal 285 UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ.47

a. Merubah Kerangka Pada Kendaraan

Salah satu bagian utama dalam sebuah kendaraan adalah kerangka.

Kerangka internal ini menjadi dasar produksi dan penunjang komponen- komponen lain seperti mesin atau alat elektronik yang resmi dari pabrik.

Kerangka atau sasis ini merupakan kerangka keras tempat untuk memasang papan induk. Dan pengubahan kerangka ini merupakan pelanggaran jika

47 I Made Hadiyanta Purnama Sardi, Anak Agung Istri Agung, Ida Ayu Putu Widiati. 2021 PENEGAKAN HUKUM TERHADAP MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR OLEH SATUAN LALU LINTAS POLRES GIANYAR. Jurnal Konstruksi Hukum. Vol. 2 No. 2. Hal 293

(18)

35

bentuk kendaraan berbeda dari kondisi aslinya. Contoh pengubahan kerangka kendaraan seperti mengubah kerangka kendaraan roda dua menjadi roda tiga meskipun dengan alasan digunakan untuk mencari nafkah.

b. Menambah kecepatan kendaraaan atau merubah mesin kendaraan

Berdasarkan penelitian I Made Hadiyanta Purnama Sandi, penulis memaparkan bahwa kalangan remaja seringkali ditemukan tren kndaraan berkecapatan tinggi, karena itulah banyak ditemukan modifikasi mesin kendaraan untuk meningkatkan kecepatannya. Padahal mesin terserbut telah ada standar keamanan dari pabrik yang memiliki batasan kemampuan.

Sebenarntya melakukan mengganti mesin diperbolehkan namun harus diganti dengan mesin yang sama dan tipe yang sama. Selian itu juga harus dilakukan uji kelayakan pada kendaraan untuk menguji keamanannya. Karena jika modifikasi dilakukan secara sembarangan dapat membuat mesin kendaraan mudah rusak, dan juga sangat membahayakan keselamatan penggendaranya.

c. Penggunaan knalpot free flow/brong

Modifikasi kendaraan dengan mengganti kenalpot menjadi kenalpot brong termasuk dalam pelanggaran, hal ini karena bunyi yang dihasilkan oleh kenalpot brong ini dapat memecah konsentrasi pengendara lain sehingga mengancam keselamatan dalam berlalu lintas.48

48 Yudhianto Thohirin, 2021, Tren Modifikasi Motor Berbahaya di Jalan,

https://review.bukalapak.com/auto/modifikasi-motor-yang-berbahaya-113045 , diaksess pada tanggal 19 Oktober 2021 pukul 21.30 Wib.

(19)

36 d. Pemakaian Ban cacing/ban tapak sempit

Jenis ban ini memiliki ukuran yang keci dan tipis dan tentunya tidak sesuai dengan standar kendaraan. Aslinya ban cacing ini diperuntukan untuk balapan drag bike. Penggunaan ban cacing ini di jalan raya termasuk pelanggran karena dapat membahayakan pengendara itu sendiri dan juga pengguna jalan lain. Hal ini karena motor yang dipasang ban cacing kelajuan kendaaraan kurang optimal pada jalan yang bergelombang dan menikung.

e. Menekuk setir atau kemudi seperti motor drag

Modifikasi motor dengan menekuk setir ini dapat membahayakan pengendara motor itu sendiri maupun pengendara lain. Modifikasi jenis ini mungkin nyaman jika digunakan pada kondisi motor melaju lurus, namun apabila jalan menikung maka pengendara akan kesulitan mengendalikan motor.

f. Merubah atau membuka lampu mika merah belakang

Modifikasi ini dapat membahayakan karena apabila mika penutup lampu belakang dibuka maka dapat menyilaukan pengendara di belakangnya pada saat lampu rem menyala. Hal ini tentu dapat mengganggu konsentrasi pengendara lain yang ada di belakangnya dan rawan terjadi kecelakaan.

g. Kembang ban tipis

(20)

37

Modifikasi ban cacing atau kembang ban tipis termasuk dalam pelanggaran karena kembangan ban yang tipis dapat mengurangi daya keseimbangan motor dan daya cengkram ban terhadap permukaan jalan. Hal ini pengendara mudah tergelincir dan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan49

Berdasrkan pendapat-pendapat diatas, penulis berpendapat bahwa pelanggaran modifikasi sepeda motor seperti: Merubah Kerangka Kendaraan, Menambah kecepatan kendaraaan atau merubah mesin kendaraan, Penggunaan knalpot free flow/brong, Pemakaian Ban cacing/ban tapak sempit, Menekuk setir atau kemudi seperti motor drag, Membuka mika merah lampu belakang, dan Kembang ban tipis. Pelanggaran-pelanggaran tersebut memang pelanggaran yang sering ditemukan disekitar kita. Pelanggaran tersebut kerap kali meresahkan pengguna jalan lainnya dan banyak menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas.

8. Sanksi Hukum Pelanggar Modifikasi Sepeda Motor

Salah satu yang memegang peran penting di dalam penegakan hukum adalah adanya sanksi hukum. Sanksi hukum sendiri memiliki pengertian “sebuah aturan yang bersifat memaksa untuk mematuhi undang-undang dan peraturan atauun perintah (sanksi atau penyalahgunaan pelanggaran hukum).”50 Penegakan hukum yang dilakuka dalam bidang lalu lintas dan angkutan jalan ialah upaya yang

49 Ibid

50 M.marwan dan Jimmy P.2009, Kamus Hukum. Reality Publisher. Surabaya.halaman 439

(21)

38

dilakukan pemerintah untuk mengimplementasikan norma-norma yang terkandung di dalam undang-undang untuk dijadikan pedoman tingkah laku berlalu lintas.51

Berikut ini adalah ketentuan sanksi pidana bagi pelanggaran modifikasi kendaraan bermotor yang tertuang dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ yaitu:

a.

Pada pasal 285 yang menyebutkan bahwa: 52

Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 3 junctoPasal 48 ayat 2 dan ayat 3 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

b. Selanjtnya pada pasal 72 ayat 1:53

Menyebutkan bahwa: Setiap orang yang melanggar isi ketentuan Pasal 53 ayat 1, Pasal 54 ayat 2 ayat 3, atau Pasaal 60 ayat 3 dikenai sanksi administrasi berupa: Peringatan tertulis, Pembayaran denda, Pembekuan izin , serta Pencabutan izin

Berdasarkan pemaparan undang-undang diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sankis yag akan diperoleh oleh para pelanggar modifikasi ialah dapat memperoleh hukuman pidana kurungan penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp.24. 000. 000,00. Selain

51 I Made Hadiyanta Purnama Sardi, Anak Agung Istri Agung, Ida Ayu Putu Widiati. Op.cit.

hal.294

52 Undang-Undang Replubik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 285

53 Undang-Undang Replubik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 72 ayat 1

(22)

39

itu pelanggar memperoleh hukuman administrasi berupa pembayaran denda, pembekuan izin, peringatan tertulis dan pencabutan izin.

C. Tinjauan Umum Lalu Lintas Jalan Raya 1. Pengertian Lalu Lintas

Lalu lintas adalah salah satu sarana vital yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya lalu lintas akses kegiatan manusia dapat berjalan dengan lebih mudah dan menunjang pembanguan dan pemenuhan kegiatan ekonomi. Jika tidak ada lalu lint akita akan mengalami kesulitan untuk beraktivitas karena semua kegiatan kita tidak pernah terlepas dengan penggunaan lalu lintas.54

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dijelaskan bahwa lalu lintas adalah “gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sebagai prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa jalan dengan fasilitas pendukungnya”.55

Sedangkan menurut Muhammad Ali, pengertian lalu lintas adalah berjalan, bolak balik, perjalanan di jalan. Selain itu, Ramdlon Naning juga menjelaskan mengenai lalu lintas sebagai gerak pindah manusia baik dengan disertai alat penggerak ataupun tidak dari suatu tempat menuju tempat yang

54 Umi Enggarsasi dan Nur Khalimatus Sa’diyah. 2017. KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS DALAM UPAYA PERBAIKAN PENCEGAHAN KECELAKAAN LALU LINTAS. Jurnal Prespektif. Volume 22 No. 3. hal 239

55 UU No22 Tahun 2009 tentang LLAJ, Pasal 1

(23)

40

lain.56 Sedangkan Poerwodarminto menguraikan bahwa lalu lintas merupakan suatu kegiatan perjalanan bolak balik pada suatu jalan yang menghubungkan dengan suatu tempat.57

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lalu lintas adalah hubungan antara manusia baik dengan menggunakan alat penggerak ataupun tidak yang menggunakan jalan sebagai ruang geraknya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

2. Pelanggaran Lalu Lintas Jalan Raya

Yang dimaksud dengan pelanggaran lalu lintas adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan dan bertentangan dengan peraturan perundang- undangan lalu lintas yang berlaku.58 Sedangkan Bambang Poernomo menjelaskan bahwa pelanggaran merupakan politis-on recht dan crimineel-on recht. Yang dimaksud Politis-on recht adalah suatu tindakan yang tidak

mentaati larangan atau ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Sedangkan crimineel-on recht adalah suatu tindkaan yang menentang hukum. 59

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan pelanggaran lalu lintasialah perbuatan yang dilakukan

56 Ramdlon Naning. 1983. Disiplin Dalam Lalu Lintas. Jakarta: PT.BinaIlmu

57 Rahayu Nurfauziah dan Hetty Krisnani. 2021. PERILAKU PELANGGARAN LALU LINTAS OLEH REMAJA DITINJAU DARI PERSPEKTIF KONSTRUKSI SOSIAL. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik. Vol 3 No 1. Hal 77

58 Ramdlon Naning. Op.cit

59 Rahayu Nurfauziah dan Hetty Krisnani. Op.cit

(24)

41

pengguna kendaraan juga pejalan kaki yang menentang peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

3. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas Jalan Raya

Terjadinya pelanggaran lalu lintas ini disebabkan oleh berrapa faktor.

Menurut Soedjono Soekanto, faktor-faktor yang menjadi peyebab pelanggaran lalu lintas ialah sebagai berikut.

a. Faktor Manusia

Faktor manusia adalah faktor yang paling banyak ditemukan baik itu karena kelalaian atau memang kurang disiplinnya dalam berlalu lintas.

Pelanggar ini dapat dilakukan oleh pengemudi, pemilik kendaraan, pejalan kaki, maupun pencari nafkah (supir). Banyak pengemudi yang mengaku tidak takut melanggar karena mereka berabggapan pelanggaran tersebut dapat diselesaikan dengan “jalan damai” sehingga peraturan yang berlaku semakin disepelehkan.60

b. Faktor Sarana Jalan

Faktor lain penyebab pelanggaran lalu lintas adalah sarana jalan.

Faktor sarana jalan ini juga seringkali menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Contoh saran jalan yang dimaksud ialah adanya pipa galian di jalan dan

60 Ibid. hal. 78

(25)

42

jalan yang rusak. Adanya pipa galian dan jalan yang rusak ini dapat menyebabkan kemacetan dan juga kecelakaan antar pengguna jalan.

c. Faktor Kendaraan

Seiring kemajuan jaman dan teknologi, semakin banyak pula jenis kendaraan yang diproduksi dan jumlahnya semakin banyak. Perkembangan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan sarana jalan yang memadai akan menimbulkan kemacetan lalu lintas yang semakin parah. Pelanggaran yang sering ditemukan karena factor kendaraan ialah kondisi ban sepeda motor yang sudah gundul, lampu weser yang tidak berfungsi, rem blong, dan lainnya.

d. Faktor Keadaan alam (Lingkungan)

Seperti yang kita ketahui bahwa terkada kondisi alam tidak dapat kita prediksi. Contohnya saat kondisi hujan, kebanyakan kendaraan akan meningkatkan kelajuan kendaraan sehingga pelanggaran lalu lintas banyak terjadi. Misalnya pengendara sepeda motor yang menghindari air hujan akan memilih jalan pintas baik dengan melanggar rambu lalu lintas yaitu lewat pada jlur yang tidak diperuntukan untuk kendaraan tersebut.61

4. Peraturan yang Menjelaskan Tentang Lalu Lintas Jalan Raya (UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ)

Undnag-undang yang mengatur semua aspek mengenai lalu lintas dan angkutan jalan adalah UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ. Undang-

61 Ibid

(26)

43

Undang ini dibuat dan disahkan pada tangga 22 Juni 2009. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan merupakan kelanjutan dari Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Yang mana awalnya terdiri atas 16 bab dan 74 pasal berubah menjadi 22 bab serta 336 pasal.62

Berdasarkan ketentuan UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ dan UU No 14 Tahun 1992 tentang LLAJ memiliki beebrapa perbedaan dan persamaan asas. Asas yang terkandung dalam pasal 2 Undang- Undang Nomor14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ialah63: Asas manfaat, Usaha bersama dan kekeluargaan, Kepentingan umum, Keterpaduan, Adil dan merata, Keseimbangan, Percaya pada diri sendiri, Kesadaran hukum

Sedangkan dalam Pasal 2 UU No 22 tahun 2009 tentang LLAJ mengandung asas64: Asas berkelanjutan, Asas bermanfaat, Asas partisipatif, Asas transparan, Asas akuntabel, Asas seimbang, Asas efisien dan efektif, Asas mandiri, serta Asas terpadu.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis berpendapat bahawa tujuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkuan Jalan ialah untuk mewujudkan layanan lalu lintas dan Angkatan jalan yang aman, tertib, dan efisien guna meningkatkan perekonomian nasional, promosi kesejahteraan publik, memperkuat persatuan dan integritas nasional, promosi martabat negara dikanca internasional, realisasi etika lalu lintas dan budaya nasional, seta sebagai wujud implementasi penegakan hukum masyarakat. Sedangkan tujuan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas

62 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, tentang lalu Lintas dan Angkutan jalan

63 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992, tentang lalu Lintas dan Angkutan jalan. Pasal 2

64 Undang-Undang No 22 Tahun 2009, Tentang lalu Lintas dan Angkutan jalan, Pasal 2

(27)

44

dan Angkutan Jalan ialah untuk menciptakan kondisi lalu lintas dan transportasi jalan dengan aman, nyaman, cepat, lancar, dan efisien, dengan menggabungkan modal transportasi lain, dapat menjangkau semua wilayah dalam negara, mendungkung pemerataan pembangunan nasional.

D. Penegakan Hukum

Secara objektif, norma hukum mencakup hukum formal dan hukum materiel. Lukman Chairun berpendapat “Bahwa yang dimaksudkan dengan hukum formal yakni terkait dengan peraturan perundang-undangan yang tertulis, sedangkan hukum materiel mencakup pengertian nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Demikian yang dituju yaitu penegakan hukum dan penegakan keadilan”.65

Berdasar pada pasal 28D ayat 1 UUD 1945 Amandemen ke-3, berbunyi

“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”.66 Penegakan hukum dalam arti sempit dihubungkan dengan ‘law enforcement’, sedangkan penegakan hukum dalam arti luas dalam arti hukum materiel, biasa disebut dengan penegakan keadilan. Secara umum Penegakan hukum diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan sebagai upaya untuk menegakkan atau mengimplementasikan norma-norma hukum dalam kehidupan bermasyarakat untuk dijadikan pedoman berperilaku.

65 Lukman Chairun, Pengantar Filsafat Hukum, Jakarta; Intermasa, 2012, hal 157

66 Pasal 28D ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945

(28)

45

Satjipto Rahardjo berpendapat bahwa yang dimaksud penegakan hukum adalah upaya yang dilakukan guna mewujudkan ide dan konsep yang telah dimiliki untuk menjadi kenyataan. Sehingga penegakan hukum ini merupakan proses untuk mewujudkan cita-cita hukum yang merupakan hasil pemikiran badan pembuat undang-undang agar menjadi nyata.67

Tujuan utama penegakan hukum ialah untuk menjamin terciptanya keadilan dalam mayarakat dan tidak mengabaikan aspek kemanfaatan dan kepastian hukum. Di dalam mencermati lingkup penegakan hukum, harus mengandung penegakan keadilan. Sehingga istilah penegakan hukum dan penegakan keadilan ialah dua hal yang tidak dapat terpisahkan. Dalam setiap norma hukum pasti mengandung hak dan kewajiban subjek hukum dalam suatu lalu lintas hukum. Adanya hak asasi manusia perlu diimbangi dengan adanya kewajiban asasi manusia. Akan tetapi, dalam perkembangan sejarah, dalam issue hak asasi manusia banyak terjadi ketidakadilan yang disebabkan oleh kekuasaan.

Sejarah juga mencatat bahwa dalam kekuasaan yang diorganisasikan oleh negara, seringkali ditemukan penindasan dan ketidakadilan. Karena sebab itulah, tercipta adanya gagasan perlindungan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia untuk melindungi dari adanya penindasan dan ketidakadilan.68

67 Firman Freaddy Busroh, Tehnik Perundang-undangan (Suatu Pengantar), Jakarta; Cintya Press, 2016, hal 55

68 Megawati Barthos. 2018. PERAN POLISI LALU LINTAS DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI WILAYAH POLRES JAKARTA PUSAT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN. LEX LIBRUM: JURNAL ILMU HUKUM. Volume 4 Nomor 2. hal. 743

(29)

46

Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa penegakan hukum dilakukan sebagai upaya untuk menegakkan atau mengimplementasikan norma- norma hukum secara nyata untuk dijadikan pedoman perilaku masyarakat dalam berlalu lintas dan menggunakan kendaraan bermotor khususnya roda dua atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Berdasarkan UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, menjelaskan bahwa klasifikasi pelanggaran undang-undang tersebut tergolong tindak pidana. Sehingga, sebagai proses yang sistematik dalam penegakan hukumnya, maka penegakan hukum pidana melibatkan berbagai subsistem struktural seperti aparat kepolisian, kejaksaan, lembaga pengadilan dan pemasyarakatan, termasuk dalam penegakan hukum lalu lintas di jalan raya akan dilakukan oleh polisi lalu lintas.69

E. Polisi Lalu Lintas

1. Pengertian Polisi lalu Lintas

Berdasarkan Pasal 2 UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara dijelaskan bahwa, “Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”.70 Sedangkan pada Pasal 5 Ayat 1 dijelaskan bahwa: “Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberkan perlindungan,

69 Ibid. hal 744

70 UU No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara, Pasal 2

(30)

47

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri”.71

Pengaturan secara khusus mengenai polisi lalu lintas baru diatur berdasar Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor Pol:

133/SK/1970 tanggal 17 September 1970 Pusat Kesatuan Operatif Lalu Lintas diganti menjadi Direktorat Lalu Lintas dan merupakan Unsur Komando Samapta Polri. Yang dimaksud dengan poslis lalu lintas adalah aparat kepolisisan yang menjadi unsur pelaksana dan memiliki tugas yang mencakup penjagaan, pengaturan, pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi atau kendaraan ber-motor, penyidikan kecelakaan lalu lintas serta penegakan hukum dalam bidang lalu lintas untuk memelihara dan menciptakan kondisi lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar. 72

Semenjak polisi lalu lintas atau polantas menjadi direktorat di bawah unsur Komando, berdasarkan pada Surat Keputusan Menhankam Nomor:

Kep./15/IV/1976 tanggal 13 April 1976 dan Skep Kapolri No. Pol: 50/VII/1977 dan Skep Kapolri No. Pol.: Skep/53/VII/1977, maka pada tingkat MABAK terdapat dua unsur Lalu Lintas, yaitu: Pertama adalah Dinas Lalu Lintas Polri yang berkedudukan sebagai Badan Pelaksana Pusat di bawah Kapolri yang mana dalam tugas sehari-hari dikoordinir oleh Deputi Kapolri. Dinas lalu lintas Polri memiliki tugas pokok, anatara lain: Membantu Kapolri dalam

71 UU No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara, Pasal 5 Ayat (1)

72 Megawati Barthos. Op.cit. hal 746

(31)

48

menyelenggarakan segala usaha, kegiatan dan pekerjaan dalam bidang pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya gangguan atau ancaman Kamtibmas di bidang Lalu Lintas, serta melakukan penindakan jika diperlukan dalam rangka Bin Kamtibmas khususnya dalam rangka kegiatan dan atau operasi Kepolisian. Unsur yang kedua ialah Pusat Sistem Senjata Lalu Lintas Polri yang berkedudukan di bawah Nanjen Kobandiklat Polri. Pusat Sistem Senjata Lalu Lintas Polri memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan segala usaha dan kegiatan mengenai pengembangan taktik, teknik dan sistem senjata serta Diklat di bidang fungsi Teknis Lalu Lintas Pol dalam rangka Sinbin Kamtibmas serta tugas-tugas lain yang dibebankan kepadanya.73

2.

Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan Polisi di Bidang Lalu Lintas

Tugas pokok, fungsi dan peranan Polisi Lalu Lintas diatur dalam UU No 2 Tahun 2002 dan UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ. 74

a. Tugas Utama Polisi Lalu Lintas

Polisi Lalu lintas atau Polantas merupakan salah satu unsur Polri yang memiliki tugas pokok untuk menjalankan pekerjaan, segala usaha dan kegiatan di bidang pengendalian lalu lintas dengan tujuan untuk mencegah serta meniadakan gangguan, hambatan dan ancaman di bidang lalu lintas.

Sehingga tercipta kondisi lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar.

b. Fungsi Polisi Lalu Lintas

73 Koenarto, Peranan Polisi Lalu Lintas Sebagai Penegak Hukum, Jakarta, PTIK, 2007, hal 49

74 UU No 2 Tahun 2002 dan UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ

(32)

49

Dalam rangka menjalankan tugas utama tersebut, polisi lalu lintas melaksanakan fungsi Kepolisian di bidang Lalu Lintas yaitu dengan melaksanakan kegiatan:

1. Pencegahan Hukum Lalu Lintas.

a) Tindakan Pencegahan/Preventif: Dengan melakukan penjagaan, pegaturan, pengawalan dan patroli Lalu Lintas.

b) Tindakan Pemaksaan/Represif: Dengan mekakukan penindakan terhadap para pelanggar Lalu Lintas serta penyidikan terjadinya kecelakaan Lalu Lintas baik secara Represif Yustisiil maupun Represif non Yustisiil (Tindakan Ke-polisian)75

2. Pendidikan Lalu Lintas Kepada Masyarakat.

Pendidikan lalu lintas kepada masyarata merupakan upaya yang dilakukan polantas untuk memberikan pengarahan, bimbingan dan dan pengetahuan kepada masyarakat untuk memahami, menghayati dan melaksanakan Undang-undang Lalu Lintas.

3. Rekayasa Lalu Lintas

Reayasa lalu lintas adalah upaya yang dilakukan dengan melakukan pengamatan, penelitian dan penyelidikan terhadap berfungsinya Rekayasa Lalu Lintas yang ditetapkan untuk memperoleh bahan informasi baik bagi masyarakat.

4. Pencatatan Identitas Pengemudi dan Kendaraan Bermotor

75 Megawati Barthos. Op.cit.

(33)

50

Pencatatan Identitas Pengemudi dan Kendaraan Bermotor adalah usaha yang dilakukan dnegan pendaftaran kendaraan bermotor, pemberian Surat Izin Mengemudi, dan Pelatihan di bidang Lalu Lintas.76

c. Peranan Polisi Lalu Lintas

Polantas memiliki peranan sebagai aparat penegak hukum terutama dalam perundang-undangan lalu lintas dan peraturan pelaksanaannya, Melakukan Penyelidikan Kecelakaan Lalu Lintas, aparat yang berwenang dalam mengatur dan mengelola Lalu Lintas, memiliki wewenang Kepolisian Umum, aparat yang melakukan Pendidikan Lalu Lintas kepada masyarakat, serta menyelenggarakan Registrasi atau Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan Bermotor serta pengumpulan, pengolahan dan penyajian data tentang Lalu Lintas.77

Hal tersebut telah diatur dalam UU No 2 Tahun 2002 dan UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, mengenai tugas polisi lalu lintas. Dalam Pasal 7 dijelaskan bahwa polisi lalu lintas memberikan kewenangan kepada Polisi Negara Republik Indonesia untuk melakukan pemeriksaan pada kendaraan bermotor di jalan guna: Menghentikan kendaraan bermotor, Meminta keterangan kepada pengendara, Melakukan pemeriksaan terhadap Surat Izin Mengemudi STNK, STCK, TNK / TCK78

Sedangkan menurut Pasal 34 Ayat 1 menyebutkan bahwa:

“Dalam keadaan tertentu petugas Polisi Negara Republik Indonesia dapat melakukan tindakan, memberhentikan arus Lalu Lintas dan / atau pemakai jalan tertentu, memerintahkan pemakai jalan untuk jalan terus, Mempercepat arus Lalu Lintas, memperlambat arus Lalu Lintas, mengubah arah arus Lalu Lintas.

Selanjutnya ayat 2 pemakai jalan wajib mematuhi perintah yang diberikan oleh perugas Polisi Negara Republik Indonesia.

76 Ibid

77 Soedibyo Widodo, Peranan Polisi Lalu Lintas Dalam penegakan Hukum Lalulintas, Jakarta;

Info Lantas, 2012, hal 26

78 UU No 2 Tahun 2002 dan UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, Pasal 7

(34)

51

Kemudian Ayat 3 Perintah yang diberikan oleh petugas Polisi Negara Republik Indonesia wajib didahulukan dari pada perintah yang diberikan oleh alat pemberi isyarat Lalu Lintas, rambu- rambu dan/atau marka jalan.79

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa aparat negara yang bertugas untuk menjaga dan mengatur segala hal yang berkaitan dengan lalu lintas adalah polisi lalu lintas atau biasa dikenal dengan

“polantas”. Polantas ini memiliki tugas, peranan, dan fungsi seperti yang telah diatur dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ. Keberadaan polantas ini sangat penting karena jika tidak ada polantas maka arus lalu lintas yang ada akan tidak beraturan. Selain untuk menciptakan kondisi lalu lintas yang tertib, lancar dan aman, polisi lalu lintas juga menangani masalah pelanggaran modifikasi kendaraan bermotor yang sering ditemukan di jalanan. Pelanggar ini perlu untuk mendapat tindakan karena sering menggangu kenyamanan pengendaran lain, serta dapat membahayakan keselamatan bagik pengendara itu sendiri atau pengendara lain yang ada disekitarnya.

79 Ibid, Pasal 34

Referensi

Dokumen terkait

aureus dan Staphylococcus haemolyticus , skor APACHE pada rentang 20-24, dengan penyakit komorbid pneumonia, menggunakan ventilator mekanik, dan mendapat terapi

Sebaliknya, proses pembelajaran ekonomi yang aktif sangat diharapkan akan dapat meningkatkan kreativitas sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi dan daya ingat

Besarnya nominal gugatan yang diajukan atau estimasi kerugian yang mungkin dialami oleh LJK dalam Konglomerasi Keuangan akibat dari gugatan tersebut

Nilai koefisien regresi variabel Kepuasan Kerja sebesar 0.049 menunjukan bahwa variabel Kepuasan Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan

Dari hasil yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa Spirulina dapat digunakan sebagai immunostimulator, yang dapat membentuk/meningkatkan atau merangsang timbulnya

Untuk variabel beban kerja terhadap stress kerja pada penelitian sebelumnya yakni pada Ambarwati (2014) beban kerja berpengaruh secara parsial terhadap stress kerja dan

Hyvin pitkien toimeentulotukiasiakkuuksien kohdalla Parpo ja Moisio (2006) havaitsivat, että yli vuoden kestävien asiakkuuksien määrä on kasvanut reilussa kymmenessä

Metode Bisho p’s menganggap bahwa gaya -gaya yang bekerja pada sisi irisan mempunyai resultan nol pada arah vertical dan Persamaan kuat geser dalam tinjauan