• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Murtikoh (2016) dengan objek penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Murtikoh (2016) dengan objek penelitian"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Murtikoh (2016) dengan objek penelitian pada PT Pegadaian Syariah dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai taksiran barang merupakan salah satu faktor yang tidak terpisahkan dari pembiayaan, karena besarnya nilai taksiran barang akan berpengaruh terhadap meningkat tidaknya pembiayaan.

Penelitian yang diteliti oleh Rudy (2015) dengan objek penelitian pada PT Pegadaian (Persero) dengan hasil penelitian menunjukkan nilai taksir barang dan jumlah nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, sehingga analisis secara keseluruhan (simultan) berdampak positif pada uji F dan berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis nilai taksiran barang memiliki pengaruh signifikan yang besar terhadap penyaluran kredit.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wulandari (2017) dengan objek penelitian pada PT Pegadaian (Persero) dengan hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa variabel jumlah taksiran barang jaminan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada PT Pegadaian, sehingga dapat dinyatakan bahwa apabila jumlah nilai taksiran barang jaminan mengalami kenaikan atau penurunan maka penyaluran kredit juga akan mengalami kenaikan atau penurunan.

(2)

Penelitian yang dilakukan oleh Jazulia (2018) dengan objek penelitian pada PT Pegadaian Syariah dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel nilai taksir memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan nasabah, hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang menunjukkan nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan nilai taksir berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan nasabah. Hasil uji F menunjukkan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan nilai taksir, biaya-biaya dan pelayanan berpengaruh secara simultan, positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah variabel bebas sama- sama menggunakan nilai taksiran dan objeknya adalah PT Pegadaian (Persero), sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu berdasarkan periode yang digunakan serta alat analisis yang digunakan.

B. Tinjauan Teori

Tinjauan teori adalah suatu bentuk penegasan landasan teori yang digunakan peneliti dalam penelitian yang akan dilakukan guna mendapatkan alternatif pemecahan masalah. Berikut beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan digunakan oleh peneliti:

(3)

1. Jumlah Pinjaman a. Uang Pinjaman

Muljono (2010:15) menyatakan bahwa uang pinjaman atau penyaluran kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan dan ditangguhkan pada jangka waktu yang telah disepakati. Kasmir (2014:90) menyatakan bahwa penyaluran kredit adalah untuk memberi kemudahan pinjaman modal usaha kepada nasabah, meningkatkan keuntungan untuk perusahaan itu sendiri dan membantu pembangunan diberbagai sektor khususnya sektor ekonomi.

Besarnya jumlah pinjaman tergantung dari nilai taksiran barang-barang berharga yang diberikan. Semakin besar nilainya, maka semakin besar pula jumlah pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah begitu pula sebaliknya (Kasmir, 2014:235). Dalam memutuskan pemberian kredit bank tidak hanya memikirkan jumlah bunga dan penghasilan yang akan diterima, melainkan juga perbandingan antara penghasilan tersebut dengan resiko kredit yang harus ditanggung. Dalam menentukan nilai pembiayaan rumusnya sebagai berikut:

Nilai Pembiayaan = Taksiran × Persentase Sesuai Pinjaman Nasabah

(4)

b. Faktor yang Mempengaruhi Uang Pinjaman 1) Suku Bunga Kredit

Teori Keynes menenkankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang yang membayar harga uang tertentu (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi. Tingkat suku bunga kredit akan berpengaruh terhadap fungsi intermediasi (penyaluran kredit), karena apabila suku bunga kredit ini turun maka akan lebih menarik investor dengan demikian permintaan kredit akan meningkat.

Apabila permintaan kredit meningkat maka akan berpengaruh sekali terhadap penyaluran kredit.

Tingkat suku bunga merupakan balas jasa yang diterima seseorang karena menabung atau hadiah yang diterima seseorang karena menunda konsumsinya. Tingkat suku bunga merupakan salah satu pertimbangan masyarakat dalam melakukan transaksi berupa kredit. Jika tingkat suku bunga bank rendah, maka permintaan kredit yang dilakukan masyarakat akan meningkat (Nopirin, 2010:70).

2) Non Performing Loan (NPL)

Kasmir (2010:228) menyatakan bahwa credit risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur risiko terhadap kredit yang disalurkan dengan membandingkan kredit macet dengan jumlah kredit yang disalurkan. Darmawi (2012:126) mengatakan kredit bermasalah atau NPL meliputi kredit dimana peminjam tidak dapat melaksanakan

(5)

persyaratan perjanjian kredit yang telah ditandatanganinya, yang disebabkan berbagai hal sehingga perlu ditinjau kembali atau perubahan perjanjian. Sehingga ada kemungkinan risiko kredit bisa bertambah tinggi.

NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Salah satu faktor yang menunjukkan peningkatan performance dari sebuah bank adalah kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit macet. Semakin rendah kredit macet menunjukkan efektifitas bank dalam mengalokasikan dana kredit akan semakin baik.

3) Dana Pihak Ketiga (DPK)

Sumber dana masyarakat dari tabungan dan deposito disebut dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Dana pihak ketiga ini, cenderung akan lebih banyak dialokasikan kepada kegiatan kredit karena kegiatan kredit bersifat lebih produktif. Kredit bersifat produktif berarti menghasilkan berupa pendapatan bunga atas kredit yang sekaligus merupakan pendapatan terbesar bagi bank yang akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja rentabilitas bank. Deposito atau simpanan berjangka juga merupakan salah satu sumber dana bagi bank yang dapat dihimpun oleh

(6)

bank maka semakin besar pula jumlah kredit yang dapat disalurkan atau yang ditawarkan oleh bank.

Pentingnya sumber dana dari masyarakat luas disebabkan karena sumber dana tersebut merupakan sumber dana yang paling utama bagi bank. Semakin tinggi jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank, bank cenderung akan menyalurkan kredit yang tinggi. Semakin besar DPK yang dihimpun oleh bank akan menyebabkan semakin besar pula sumber dana yang dihimpun bank dan berdampak kepada kenaikan penawaran dana kepada masyarakat sehingga semakin tingginya jumlah penyaluran kredit oleh bank (Ismail, 2010:43).

c. Kredit

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 44 tahun 2017 tentang Pembatasan Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum untuk Pengadaan Tanah dan/atau Pengolahan Tanah dalam Bab 1, Pasal 1 Ayat 2 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank Umum dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya dengan pemberian bunga, termasuk:

1) Cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari.

2) Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang, dan 3) Pengambilalihan atau pemberian kredit dari pihak lain.

(7)

Kasmir (2014:85) mengatakan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing- masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.

Demikian pula dengan masalah sanksi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah disepakati bersama.

Fahmi (2014:6) mengatakan unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut:

1) Kepercayaan

Kepercayaan (trust) adalah sesuatu yang paling utama dari unsur kredit yang harus ada karena tanpa ada saling percaya antara kreditur dan debitur maka akan sangat sulit terwujud suatu sinergi kerja yang baik.

Karena dalam konsep sekarang ini kreditur dan debitur adalah mitra bisnis.

2) Waktu

Waktu (time) adalah bagian yang paling sering dijadikan kajian oleh pihak analis finance khususnya analis kredit. Ini dapat dimengerti karena bagi pihak kreditur saat ia menyerahkan uang kepada debitur maka juga harus diperhitungkan juga saat pembayaran kembali yang akan dilakukan oleh debitur itu sendiri, yaitu limit waktu yang tersepakati dalam

(8)

perjanjian yang telah ditandatangani kedua belah pihak. Analisis waktu bagi pihak kreditur menyangkut dengan analisis dalam bentuk calculation of time value of money (hitungan nilai waktu dari uang) yaitu nilai uang

pada saat sekarang adalah berbeda dengan nilai pada saat yang akan datang.

3) Risiko

Risiko disini menyangkut persoalan seperti degree of risk. Disini yang paling dikaji adalah pada keadaan yang terburuk yaitu pada saat kredit tersebut tidak kembali atau timbulnya kredit macet. Ini menyangkut dengan persoalan seperti lamanya waktu pemberian kredit yang menyebabkan naiknya tingkat risiko yang timbul, karena para pebisnis menginginkan adanya ketepatan waktu dalam proses pemberian kredit ini. Lamanya proses pemberian kredit ini tidak terlepas dari berbagai masalah seperti menyangkut dengan kajian dan analisis apakah kredit tersebut layak diberikan dan ukuran kelayakannya sejauh mana untuk pantas dicairkan. Jadi sisi kajian risiko di sini menjadi bagian yang paling penting untuk dikaji, sehingga dengan begitu muncullah penempatan jaminan (collateral) dalam pemberian kredit.

4) Prestasi

Prestasi yang dimaksud di sini adalah prestasi yang dimiliki oleh kreditur untuk diberikan kepada debitur. Pada dasarnya, bentuk atau objek dari kredit itu sendiri adalah tidak selalu dalam bentuk uang tapi

(9)

juga boleh dalam bentuk barang dan jasa (goods and service). Namun pada saat sekarang ini pemberian kredit dalam bentuk uang adalah lebih dominan terjadi dari pada dalam bentuk barang. Maka pihak kreditur akan sangat menilai akan bagaimana tindakan yang dilakukan oleh pihak debitur dalam usahanya atau prestasinya mengelola kredit yang diberikan tersebut. Jadi di sini dikaji dari segi prestasi dan wanprestasi.

5) Adanya kreditur

Kreditur yang dimaksud di sini adalah pihak yang memiliki uang (money), barang (goods) atau jasa (service) untuk dipinjamkan kepada pihak lain, dengan harapan dari hasil pinjaman itu akan diperoleh keuntungan dalam bentuk bunga (interest) sebagai balas jasa dari uang, barang atau jasa yang telah dipinjamkan tersebut.

6) Adanya debitur

Debitur yang dimaksud di sini adalah pihak yang memerlukan uang (money), barang (goods) atau jasa (service) dan berkomitmen untuk mampu mengembalikannya tepat sesuai dengan waktu yang disepakati serta bersedia menanggung berbagai risiko jika melakukan keterlambatan sesuai dengan ketentuan administrasi dalam kesepakatan perjanjian yang tertera di sana.

Ismail (2010:96) Pada dasarnya fungsi kredit ialah merupakan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya untuk meningkatkan usahanya. Masyarakat disini merupakan individu, pengusaha, lembaga, dan

(10)

badan usaha yang membutuhkan dana. Kredit berfungsi membantu msyarakat dalam memenuhi kebutuhannya melalui penyaluran dana yang diberikan oleh bank. Fungsi kredit sebagai berikut:

1) Kredit dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa

Kredit dapat meningkatkan arus tukar barang, hal ini seandainya belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka kredit akan membantu melancarkan lalu lintas pertukaran barang dan jasa.

2) Kredit merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund Di dalam kehidupan ekonomi, ada beberapa pihak yang kelebihan dana, da nada beberapa pihak yang kekurangan dana. Kredit merupakan satu cara untuk mengatasi gap tersebut. Satu pihak kelebihan dana dan tidak memanfaatkan dana tersebut sehingga dananya menjadi idle, sementara ada pihak lain yang mempunyai usaha akan tetapi tidak memiliki dana yang cukup untuk mengembangkan usahanya, sehingga memerlukan dana. Dana yang berasal dari golongan yang kelebihan dana, apabila dipinjamkan kepada pihak yang kekurangan dana, maka akan efektif, karena dana tersebut dimanfaatkan oleh pihak yang membutuhkan dana.

3) Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru

Sebagai contoh adalah kredit rekening koran yang diberikan oleh bank kepada usahawan. Pada dasarnya pada saat bank telah melakukan perjanjian kredit rekening koran, pada saat itu debitur sudah memiliki hak

(11)

untuk menarik dana tersebut secara tunai dari rekening gironya. Kredit bisa dianggap adanya alat pembayaran yang baru.

4) Kredit sebagai alat pengendali harga

Pemberian kredit yang ekspansif akan mendorong meningkatnya jumlah uang yang beredar, dan peningkatkan peredaran uang tersebut akan mendorong kenaikan harga. Sebaliknya, pembatasan kredit, akan berpengaruh pada jumlah uang beredar, dan keterbatasan uang yang beredar dimasyarakat memiliki dampak pada penurunan harga.

5) Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada Apabila bank dapat memberikan kredit produktif, yaitu kredit modal kerja atau investasi, maka pemberian kredit tersebut akan memiliki dampak pada kenaikan makroekonomi. Hal ini, disebabkan karena pihak pengusaha akan memproduksi barang, mengolah bahan baku menjadi barang jadi, meningkatkan volume perdagangan dan lain-lain. Semua itu akan mempunyai dampak pada kenaikan potensi ekonomi.

Tujuan pokok dalam pemberian kredit adalah menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. Pihak peminjam memperoleh keuntungan dari bunga yang diberikan atas pinjaman, pihak peminjam juga harus memperoleh kembali pinjaman pokoknya dengan dibayar secara langsung pada waktu jatuh tempo atau dibayar dengan angsuran.

(12)

d. Tujuan Pemberian Kredit

Kasmir (2014:88) mengatakan adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:

1) Mencari Keuntungan

Mencari keuntungan bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2) Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3) Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor. Adapun keuntungan bagi pemerintah seperti penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, serta menghemat dan meningkatkan devisa Negara.

(13)

2. Nilai Taksiran

Saslim (2010:57) menyatakan bahwa nilai taksiran adalah perkiraan harga jual yang ditetapkan pihak pemilik dana. Biasanya untuk emas batangan, nilai taksirannya sekitar 90% dari harga perolehan emas tersebut dari antam. Barang yang ditaksir meliputi semua barang yang bergerak, misalnya emas, berlian, intan, perak dan barang bernilai lainnya. Nilai taksiran yang tinggi mampu mendorong keputusan nasabah menggunakan jasa pegadaian. Nasabah akan merespon positif apabila nilai yang dihasilkan dari produk atau jasa mampu memenuhi kebutuhannya.

Bahsan (2015:128) menyatakan bahwa berdasarkan penilaian hukum dan penilaian ekonomi atas objek jaminan kredit sehingga akhirnya bank dapat mempertimbangkannya sebagai jaminan yang berharga, maka perlu ditetapkan nilai taksasinya. Nilai taksasi perlu ditetapkan karena biasanya harga yang dicapai pada saat objek jaminan kredit dieksekusi sering lebih rendah dari harga pasarnya.

Nilai taksasi ditetapkan dalam angka persentase tertentu terhadap harga pasar dari objek jaminan kredit yang bersangkutan. Angka persentase tersebut ditetapkan dari 0% sampai dengan 100% tergantung pada beberapa hal, yaitu jenis objek jaminan kredit dan harga yang dicapai dalam mengeksekusinya, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penjualan, pemeliharaan, dan pengamanan objek jaminan kredit yang bersangkutan.

(14)

Jaminan adalah suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. Kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi bank, mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan, maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya, dengan jaminan kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh jaminan tersebut. (Kasmir, 2014:93).

Adapun fungsi jaminan, Djamil (2010:44) menyatakan secara khusus jaminan dalam pembiayaan memiliki dua fungsi yaitu:

a. Untuk pembayaran hutang seandainya terjadi wanprestasi atau pihak ketiga yaitu dengan jalan menguangkan atau menjual jaminan tersebut.

b. Sebagai akibat dari fungsi pertama, atau sebagai indikator penentuan jumlah pembiayaan yang akan diberikan kepada pihak ketiga. Pemberian jumlah pembiayaan tidak boleh melebihi nilai harta yang dijaminkan.

Adapun pedoman penaksiran barang gadai dikategorikan menjadi dua yaitu:

a. Barang Kantong 1) Emas

a) Penaksir melihat harga pusat yang telah berlaku dan standar taksiran logam yang yang telah ditetapkan oleh PT Pegadaian (Persero). Harga pedoman untuk keperluan penaksir selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang sedang terjadi.

(15)

b) Penaksir melakukan uji karatase dan berat emas.

c) Penaksir menentukan nilai taksiran.

2) Permata

a) Penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar permata yang ada.

b) Penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata.

c) Penaksir menentukan nilai taksiran b. Barang Gudang

Barang gudang yang dimaksud disini adalah mobil, sepeda motor, mesin, barang elektronik, tekstil dan lainnya.

1) Penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.

2) Penaksir menentukan nilai taksir.

Sebelum menentukan nilai taksiran, maka penaksir terlebih dahulu mengetahui beberapa tingkat kadar karat emas yang akan dijaminkan.

Kandungan emas memiliki berbagai jumlah kadar karat mulai dari 18 karat sampai 24 karat. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) No: SNI 13-3487- 2005 tentang kadar karat emas sebagai berikut:

a. 24 K 99,00% - 99,99%

b. 23 K 94,80% - 98,89%

(16)

c. 22 K 90,60% - 94,79%

d. 21 K 86,50% - 90,59%

e. 20 K 82,30% - 86,49%

f. 19 K 78,20% - 82,29%

g. 18 K 75,40% - 78,19%

Nilai taksiran digunakan sebagai acuan pencairan dana yang akan diberikan dengan meminimalisir resiko yang akan terjadi dikemudian hari. Adapun ketentuan taksiran yaitu:

a. Tidak boleh terlalu rendah dari harga pasar, kecuali ketentuan berlaku b. Tidak boleh sama atau diatas harga pasaran.

Simulasi perhitungan nilai taksiran emas, elektronik dan kendaraan.

Nilai Taksiran = Tabel Harga STL Emas × Berat Emas Keterangan:

STL = Standar Taksiran Logam a. Emas dan Berlian

Harga STL × Berat Emas = Uang Pinjaman × Plafon Taksiran b. Elektronik

HPS = Plafon Taksiran × Persentase Uang Pinjaman c. Kendaraan

HPS = Plafon Taksiran × Persentase Uang Pinjaman

(17)

3. Pegadaian

Pegadaian adalah lembaga keuangan bukan bank yang memberikan jasa peminjaman uang berdasarkan hukum gadai. Pegadaian adalah lembaga keuangan bukan bank yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya berupa pembiayaan kredit kepada masyarakat dalam bentuk penyaluran dana dengan jumlah yang relatif kecil maupun jumlah yang besar atas dasar gadai, juga sebagai jasa titipan dan jasa taksiran.

Pegadaian merupakan kegiatan menjamin barang-barang berharga untuk memperoleh uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali oleh nasabah sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak (Kasmir, 2014:231). Tugas pokok PT Pegadaian (Persero) adalah menjembatani kebutuhan dana masyarakat dengan pemberian uang pinjaman berdasarkan hukum gadai.

a. Produk PT Pegadaian (Persero)

Produk yang ditawarkan oleh PT Pegadaian (Persero) antara lain:

1) Kredit Cepat Aman (KCA)

Kredit cepat aman adalah kredit dengan sistem gadai yang diberikan kepada seluruh golongan nasabah, baik untuk kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif. KCA merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan jaminan secara mudah, cepat dan aman. Mendapatkan kredit nasabah hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas, emas batangan, mobil, sepeda motor, laptop, handphone, dan barang elektronik lainnya.

(18)

Barang jaminan yang dijadikan agunan kredit harus berupa barang yang bergerak dengan waktu peminjaman kredit maksimum 4 bulan atau 120 hari. Proses pengembaliannya dilakukan dengan membayar uang pinjaman dan sewa modal. Adapun tujuan kredit cepat aman yaitu:

a) Profitability yang bertujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang dipungut dari bunga.

b) Safety yang berarti prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang atau jasa itu benar-benar terjamin pengembaliannya, sehingga profitability yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.

2) Kreasi

Kreasi adalah kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem fidusia. Sistem fidusia berarti agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB, sehingga kendaraan masih bisa digunakan untuk usaha.

Barang yang dijadikan jaminan kredit harus berupa barang yang bergerak dengan waktu peminjaman kredit minimal 1 bulan dan maksimal 36 bulan. Proses pengembaliannya dilakukan dengan membayar uang pinjaman dan sewa modalnya.

3) Rahn

Pembiayaan rahn dari pegadaian syariah adalah solusi tepat kebutuhan dana cepat sesuai syariah. Barang jaminan berupa emas perhiasan, berlian, emas batangan, smartphone, laptop, barang elektronik, sepeda

(19)

motor, mobil, dan barang bergerak lainnya. Waktu peminjaman kredit maksimal 120 hari.

4) Amanah

Amanah adalah pemberian pinjaman berprinsip syariah kepada pengusaha mikro/kecil, karyawan internal dan eksternal serta professional guna pembelian kendaraan bermotor. Jangka waktu pinjaman minimal 12 bulan dan maksimal 60 bulan.

5) Arum BPKB

Arum BPKB adalah pembiayaan syariah untuk pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor, adapun jangka waktu pinjaman minimal 12 bulan dan maksimal 48 bulan.

6) Arum Haji

Arum haji adalah pembiayaan untuk mendapatkan porsi ibadah haji secara syariah dengan proses mudah, cepat dan aman. Jangka waktu pinjaman minimal 1 tahun dan maksimal pinjaman 5 tahun.

7) Mulia

Mulia adalah layanan penjualan emas batangan kepada masyarakat secara tunai atau angsuran dengan proses mudah dan jangka waktu yang fleksibel. Mulia dapat menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk mewujudkan kebutuhan masa depan, seperti menunaikan ibadah haji, biaya pendidikan anak, memiliki rumah idaman serta kendaraan

(20)

pribadi. Jangka waktu pinjaman mulai dari 3 bulan dan maksimal 36 bulan.

8) Tabungan Emas

Tabungan emas pegadaian adalah layanan penitipan saldo emas yang memudahkan masyarakat untuk berinvestasi emas. Produk tabungan emas memungkinkan nasabah melakukan investasi emas secara mudah, murah, aman dan terpercaya. (www.pegadaian.co.id)

b. Manfaat Pegadaian

Kasmir (2014:232) mengemukakan bahwa keuntungan atau manfaat perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan lain adalah:

1) Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit.

2) Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk memenuhinya.

3) Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.

c. Tujuan PT Pegadaian (Persero)

Sesuai dengan Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), PT Pegadaian memiliki maksud dan tujuan untuk melakukan usaha di bidang gadai dan fidusia baik

(21)

secara konvensional maupun syariah, dan jasa di bidang lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 2 Ayat (1), PT Pegadaian memiliki kegiatan usaha utama yang berupa:

1) Penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek.

2) Penyaluran pinjaman bersadarkan jaminan fidusia.

3) Pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi, dan perdagangan logam mulia.

Kasmir (2014:323) berpendapat bahwa tujuan usaha pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau rentenir yang bunganya relatif tinggi. sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan, oleh sebab itu pegadaian bertujuan untuk mencegah ijon, rentenir serta pinjaman tidak wajar lainnya dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah penjelasan sementara terhadap gejala-gejala suatu penelitian yang harus dikemukakan jika penelitian tersebut menggunakan dua variabel atau lebih yang disusun dari berbagai macam teori yang telah dideskripsikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel

(22)

penelitian mempunyai mempengaruhi atau tidak. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis pengaruh nilai taksiran (X) terhadap jumlah pinjaman (Y).

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Keterangan:

Nilai Taksiran (X) : Variabel Independen Jumlah Pinjaman (Y) : Variabel Dependen

Dapat dilihat gambar kerangka pikir diatas bahwa untuk mengetahui proses pengaruh nilai taksiran maka yang dilakukan dengan menentukan nilai taksiran barang yang dijaminkan kemudian menentukan jumlah pinjaman yang akan diberikan kepada kreditur, yang pada akhirnya akan mengetahui seberapa pengaruh dan tidaknya nilai taksiran terhadap jumlah pinjaman yang akan diberikan.

Jumlah Pinjaman (Y)

Nilai Taksiran (X)

Tidak Berpengaruh Berpengaruh

(23)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan sebuah jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah suatu penelitian yang masih harus dibuktikan kebenarannya.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan tinjauan teori diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Nilai taksiran berpengaruh signifikan dan positif terhadap jumlah pinjaman pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Sidoarjo tahun 2016-2019”.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir   Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu maka, terlepas dari komunitas yang hanya mengambil fashion sebagai gaya hidup, Punk di Salatiga perlu dipahami sebagai perjuangan atau

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hijauan pakan ternak yang dipangkas pada berbagai macam ketinggian dan hasil gabah padi yang diberi pupuk kompos..

SUBDIT PELABUHAN PENYEBERANGAN SUBDIT BIMBINGAN KEPENGUSAHAAN SEKSI TERMINAL BARANG SEKSI TERMINAL PENUMPANG SEKSI PENGAWASAN FASILITAS UPPKB SEKSI RANCANG BANGUN UPPKB

Teori Kuantitas, teori ini menyoroti masalah dalam proses inflasi dari (a) jumlah uang yang beredar, dan (b) psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran di kelas eksperimen (mengunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis pemahaman nilai-nilai sosial) lebih

Dalam sisi sistem informasi yang dibutuhkan oleh salesman untuk mengambil keputusan adalah salesman dapat mengambil keputusan mengenai harga produk yang diberikan

Meningkatnya kebutuhan hidup, peningkatanharga bahan bakar minyak, serta semakin berkurangnya sumber dayaalam yang tidak dapat diperbarui, menuntut untuk mencari

yang berkaitan dengan latar belakang pertimbangan pengembangan kurikulum pelatihan, (2) data yang berkaitan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan kurikulum, (3) data