• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro., Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Sembiosa Rekatama Media, 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro., Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Sembiosa Rekatama Media, 2010"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro., Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Sembiosa Rekatama Media, 2010

Ardianto, Elvinaro & dan Machfudz, Dindin, Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR, PT Alex Media Komputindo, 2011

Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), Public Relations &

Corporate Sosial Responsibility, 2011

Effendy, Onong U., Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikologis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992

---, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995

Fanesha, Shera (Oktober, 2014). HSBC dan Panda Mobile Beraksi Untuk Lingkungan. World Wide Fund (WWF) [online]. Diakses pada tanggal 05 Juli 2015 dari http://www.wwf.or.id/?35822/HSBC-dan-Panda- Mobile-Beraksi-untuk-Lingkungan

Iriantara, Yosal & A. Yani Surachman. Public Relations Writing, Pendekatan Teoritis dan Praktis, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006

Iriantara Yosal, Community Relations, Konsep dan Aplikasinya, Bandung:

Simbiosa Rekatama Media. 2004

Jefkins, Frank., Public Relations, Jakarta: Airlangga 2004

Kriyantono, Rachmat. Riset Komunikasi Teknis & Praktis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010

---, Teori Public Relations Perspektif Barat dan Lokal, Aplikasi Penelitian dan Praktik, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014.

Mulyana, Deddy., Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008

(2)

---, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003

Nurjaman, Kadar & Khaerul Umam. Komunikasi & Public Relation, Panduan untuk Mahasiswa, Birokrat, Praktisi Bisnis, Bandung: CV. Pustaka Setia,

2012

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2007

Pratiwi, Gustyanita (November, 2014). HSBC Sosialisasikan Story Teller Lewat Kids Read. SWA [online]. Diakses pada tanggal 05 Juli 2015 dari http://swa.co.id/corporate/csr/hsbc-sosialisasikan-story-teller-lewat-kids- read

Purwoko, Rudy (November, 2014). HSBC Gelar Business Education Seminar.

Waktoe [online]. Diakses pada tanggal 05 Juli 2015 dari http://waktoe.com/hsbc-gelar-business-education-seminar

Scott M. Cutlip et al., Effective Public Relations ed 9, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011

Soemirat Soleh & Elvinaro Ardianto. Dasar – Dasar Public Relations, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya 2002

Solihin, Ismail., Corporate Social Responsibility, From Charity to Sustainability, Jakarta : Penerbit Salemba, 2009

Untung, Hendrik Budi, Corporate Social Responsibility, Jakarta: Penerbit Sinar Grafika , 2008.

Yin, Robert K., Studi Kasus Desain dan Metode. Terjemahan M Djauzi Mudzakir. PT Rajawali Pers, 2008

(3)

Lampiran 1. Panduan Wawancara

1. Bagaimana struktur Public Relations di HSBC Indonesia?

2. Dalam proses program CSR yang dijalankan HSBC Indonesia, seperti apa acuan/dasar/komitmen yang digunakan?

3. Bagaimana proses keputusan program CSR yang akan dilakukan HSBC Indonesia? Apa saja yang menjadi bahan pertimbangan? Apakah ada kebijakan khusus yang menjadi acuan?

4. Apakah yang melatarbelakangi program CSR yang dijalankan? Landasan prinsip – prinsip apa yang digunakan dalam menerapkan dan menjalankan kaidah program CSR?

5. Siapa yang berperan serta dalam menjalankan program CSR Indonesia

dilapangan? Bagaimana PR mengkomunikasikan CSR? Bagaimana penerapan manajemen relasi yang dijalankan PR HSBC Indonesia dalam mengelola CSR?

6. Secara garis besar, apakah visi dan misi dari program CSR?

7. Siapakah / bagian apakah yang memegang kendali kunci dari program CSR?

8. Seperti apakah bentuk dukungan manajemen HSBC Indonesia khususnya pimpinan Perusahaan terhadap program CSR?

9. Bagaimana cara mengukur hasil dari program CSR yang telah berjalan?

10. Apa yang menjadi ruang lingkup program CSR HSBC Indonesia?

(4)

11. Bagaimana tahapan implementasi manajemen relasi yang dijalankan HSBC Indonesia?

12. Secara singkat, apa gambaran CSR bagi HSBC dalam kaitannya dengan manajemen relasi?

(5)

Lampiran 2. Transkrip Hasil Wawancara

Key Informan, Ibu Nuni Sutyoko (SVP Corporate Sustainability), Bapak Yudhi Sutisna (Corporate Sustainability Manager) HSBC Indonesia pada tanggal 14 Juli dan 22 Juli 2015

Berikut dibawah ini adalah uraian pertanyaan dan jawaban list naskah wawancara dengan key informan tersebut diatas :

1. Bagaimana struktur Public Relations di HSBC Indonesia?

Jawaban :

Ibu Nuni: “… Dulu divisi Public Relations disebut GPA (Group Public Affairs), namun lalu kemudian dibagi menjadi dua divisi yang berbeda, yaitu:

Corporate Communications dan Corporate Sustainability. Apa yang membedakannya? Dulu sewaktu program CSR masih bernaung dibawah GPA, focus tidak jelas dan tercampur, dorongan (drive) nya selain melakukan CSR, namun harus juga memberikan PR value untuk diberitakansemua program PR harus mempertimbangkan dan menitikberatkan pada nilai publikasi, misalnya program PR harus dihadiri oleh public figure, mengadakan program harus dapat mengundang media atau adanya personil pemerintahab yang memiliki pengaruh / nama besar atau memiliki nilai promosi yang tinggi bagi Perusahaan. Sekarang yang membedakan adalah divisi Corporate Sustainability fokus untuk melakukan aktivitas pengelolaan termasuk manajemen relasi di dalamnya, sedangkan divisi Corporate Communication berfokus pada nilai promosi aktivitas PR dan komunikasi bagaimana mengemas agar program PR memiliki “nilai berita” dan bisa menarik minat publik Perusahaan. Memberikan informasi yang menarik, mengedukasi program yang sedang atau akan berjalan agar selain memperoleh promosi bagi Perusahaan, tetapi juga agar publik internal memiliki kebanggaan (proud) atas kontribusi yang diberikan.

2. Dalam proses program CSR yang dijalankan HSBC Indonesia, seperti apa acuan / dasar / komitmen yang digunakan?

(6)

Jawaban :

Ibu Nuni: “…Sebagai pedoman, Perusahaan memiliki panduan Perusahaan yang mengatur bagaimana dan apa saja dalam lingkup program CSR. Panduan ini selain berasal dari cabang regional Perusahaan, tapi juga ada panduan lokal.

3. Bagaimana proses keputusan program CSR yang akan dilakukan HSBC Indonesia? Apa saja yang menjadi bahan pertimbangan? Apakah ada kebijakan khusus yang menjadi acuan?

Jawaban :

Ibu Nuni : “…program tahunan biasanya direncanakan menjelang akhir tahun dengan melakukan komunikasi awal dengan berbagai pihak yang memiliki kepentingan pada pelaksanaan program CSR Perusahaan. Kami melakukan sketsa awal dengan mengambil ide – ide dari berbagai pihak (internal Perusahaan, mitra yayasan, mitra pendidikan, dll). Ini merupakan proses penting, agar kami bisa mencari tahu apa yang menjadi harapan terhadap program tersebut. Perencanaan awal kemudian dilakukan dengan

mempertimbangkan berbagai ide yang didapatkan pada tahap research tersebut. Keputusan program sepenuhnya diserahkan kepada kami, divisi Corporate Sustainability setelah memperoleh persetujuan dari pimpinan Perusahaan

4. Apakah yang melatarbelakangi program CSR yang dijalankan? Landasan prinsip – prinsip apa yang digunakan dalam menerapkan dan menjalankan kaidah program CSR?

Jawaban :

(7)

Latar belakang program CSR sejatinya adalah melaksanakan tanggung jawab Perusahaan dimana Perusahaan selayaknya melakukan hal – hal tertentu yang memberi keuntungan / manfaat positif bagi publik Perusahaan. Kenapa?

karena perlu dipahami, bahwa kehadiran Perusahaan sejatinya mampu membuat kehidupan yang lebih baik. Kaidah program CSR adalah bagaimana Perusahaan dapat mengimplementasikan dan menerapkan manajemen relasi atau dalam hal ini, komunikasi yang baik, berfungsi dengan benar, dilakukan dengan benar dan memberikan keuntungan bagi pihak – pihak yang memiliki kepentingan yang sama, dan komunikasi haruslah bisa dipertahankan, berkesinambungan, dan sifatnya jangka panjang. Landasan prinsip program CSR suatu perusahaan bergantung sepenuhnya pada nilai-nilai perusahaan.

Nilai-nilai Perusahaan inilah yang nantinya menentukan alur manajemen relasi, yang bagaimana yang akan dilaksanakan oleh Perusahaan dalam mengelola program.

5. Siapa yang berperan serta dalam menjalankan program CSR Indonesia dilapangan? Bagaimana PR mengkomunikasikan CSR? Bagaimana penerapan manajemen relasi yang dijalankan PR HSBC Indonesia dalam mengelola CSR?

Jawaban :

Ibu Nuni: “…Yang berperan serta dalam menjalankan program CSR dilapangan adalah selain penyelengga (staff PR HSBC), dan relawan dari yayasan rekan, namun yang sangat penting adalah peran serta karyawan kami yang dengan sukarela meluangkan waktunya untuk ikut dalam pelaksanaan program CSR. PR mengkomunikasikan program CSR dengan memanfaatkan media internal Perusahaan, berusaha semaksimal mungkin agar menarik minat staff agar staff tetap merasa tertarik untuk memberikan sumbang ide, sumbang saran, mendorong kreativitas dan terus membangkitkan semangat staff untuk menjalankan tugas sebagai relawan program CSR. Memang, harus kami akui, peran serta karyawan berperan sangat besar akan suksesnya penyelenggaraan

(8)

program. Penerapan manajemen relasi dalam mengelola CSR adalah secara garis besar sama dengan proses public relations, dimana adanya tahap – tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian / evaluasi.

6. Secara garis besar, apakah visi dan misi dari program CSR?

Jawaban :

Ibu Nuni : “…visi dan misi dari program CSR HSBC Indonesia adalah memberikan perubahan positif bagi publik internal maupun eksternal Perusahaan, karena berbeda dengan beberapa Perusahaan diluar sana, bisa dikatakan yang kami lakukan adalah bukan merupakan praktik yang umum, dimana mencari promosi saja, oleh karena itu manajemen relasi terkait hal ini juga dilakukan dengan cara yang lebih sederhana.

7. Siapakah / bagian apakah yang memegang kendali kunci dari program CSR?

Jawaban :

Ibu Nuni :”…kami percaya bahwa selain kami perencana dan pengarah program CSR, relawan (volunteer) memegang peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan di lapangan, karena tanpa kesediaan dan kehadiran mereka, program tidak akan berjalan sesuai keinginan kami, oleh karena itu komunikasi internal baik formal maupun non formal selalu kami jaga dengan baik, agar mereka terus memiliki keinginan, semangat membantu, dan memberikan kontribusi dalam bentuk apapun (ide, saran, masukan yang inovatif dan kreatif, diluar bantuan tenaga). Hal ini lah yang menjadikan program CSR kami dapat berjalan dengan baik, dan adanya kemajuan tiap tahunnya.

8. Seperti apakah bentuk dukungan manajemen HSBC Indonesia khususnya pimpinan Perusahaan terhadap program CSR?

Jawaban :

Ibu Nuni: “… dukungan tentu saja besar dalam hal ini dukungan support dan tenaga dari para manajemen HSBC mulai dari pimpinan tertinggi, dan

(9)

semakin kebawah mereka juga selalu mendorong para staff untuk berpartisipasi lebih intensif.

9. Bagaimana cara mengukur hasil dari program CSR yang telah berjalan?

Jawaban

Ibu Nuni : “…program CSR dapat diukur dengan beberapa cara, namun seperti apa tolak ukur keberhasilan program CSR tergantung pada project itu sendiri. Tolak ukur biasanya ada 2 yaitu Quanitative Impact (dampak kuantitatif) dan Qualitative Impact (dampak kualitatif). Contoh : program CSR (School Development Project), dimana HSBC bekerjasama dengan Sampoerna Foundation dimana secara keseluruhan HSBC bersumbangsih sebesar 800jt bagi sekolah – sekolah yang kurang / tidak layak, salah satunya sekolah di Petamburan yang dinilai tidak memiliki kelayakan baik dari segi fisik sekolah, metode pangajaran yang lemah, kualitas guru yang kurang memadai/ kurang baik, sehingga berdasarkan data yang didapatkan, hal tersebut mempengaruhi tingkat motivasu belajar anak didik rendah (terlihat dari jumlah absensi anak didik yang hadir, secara berkala mengalami penurunan, banyak murid yang sering membolos, dan lain sebagainya).

HSBC menerapkan nilai- nilai bahwa bantuan tidak bisa hanya sekedar pemberian dana, namun bagaimana dana tersebut dipergunakan dengan baik dan berkesinambungan, agar keadaan yang lebih baik dapat tercipta tidak hanya sekedar saat pemberian batuan saja, namun tetap bertahan jauh setelah program dilakukan dan menjadi aset untuk perbaikan di masa yang akan datang. Bantuan yang diberikan selain untuk memperbaik fisik dan prasarana sekolah, namun juga penting untuk memperbaiki metode pengajaran dan meningkatkan kualitas guru didik (pembelajaran / pelatihan bagi kepala sekolah dan guru didik tentang bagaimana memperkenalkan metode pengajaran yang lebih menyenangkan bagi murid didik, misalnya lebih banyak menggunakan contoh-contoh/ bercerita, diselingi dengan nyanyi- nyanyian atau permainan, penggunaan teknologi computer (penyampaian materi dengan powerpoint, video, dll). Dimana bagi sebagian guru didik, hal

(10)

seperti ini sulit atau tidak dapat mereka lakukan. Hal ini mampu meningkatkan rasa ketertarikan / semangat anak didik untuk menghadiri kelas dan mengikuti pelajaran. Quantitative Impact tentu jelas bahwa secara berkala, kami Perusahaan dan yayasan lembaga terkait melakukan tinjauan ulang akan tingkat kehadiran anak – anak didik di sekolah tersebut, tingkat kelulusan anak didik, peningkatan akreditasi sekolah. Qualitative impact tentu saja sekolah mendapatkan kepercayaan lebih dari para orang tua murid juga calon orang tua yang ingin mempercayakan anak – anak nya untuk memperoleh pendidikan di sekolah tersebut.

10. Apa yang menjadi ruang lingkup program CSR HSBC Indonesia?

Jawaban :

Ibu Nuni :”…Yang menjadi ruang lingkup atau perhatian utama Perusahaan kami adalah program Pendidikan dan Lingkungan. Mengapa? Karena kami sepenuhnya percaya bahwa kualitas pendidikan yang lebih baik akan

menghasilkan bibit bagi masa depan yang lebih baik dan dengan menciptakan generasi yang lebih sadar akan pentingnya kelestarian alam juga akan

memberikan masa depan yang lebih baik.

11. Bagaimana tahapan implementasi manajemen relasi yang dijalankan HSBC Indonesia?Jawaban:

Bapak Yudhi: “….Didalam melakukan proses manajemen seluruh kegiatan CSR dilapangan, saya rasa hubungan kami selaku organisasi dengan lingkungan merupakan titik penting awal mula semuanya. Yang paling penting adalah melakukan research terhadap lingkungan, apa yang dibutuhkan, apa yang diharapkan, apa yang dapat dilakukan dan memberi dampak yang paling besar bagi lingkungan (prinsip management relationship).

Relationship yang kami selalu berusaha bangun dan pertahankan adalah relasi yang jujur dan dengan prinsip saling menguntungkan (simbiosis mutualisme).

Adapun langkah – langkah manajemen relasi yang kami jalankan antara lain memahami publik dengan cara – cara sebagai berikut : Pertama, pendekatan

(11)

awal kepada masyarakat dan komunikasi dua arah agar terciptanya rasa saling percaya “trust” antara perusahaan dan publik (Engagement), Kedua, mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan publik berdasarkan informasi dan komunikasi informal dengan masyarakat secara terbuka, tatap muka, pemetaan stakeholder, pemetaan sosial, studi persepsi masyarakat terhadap perusahaan, dll (Assesment). Ketiga, rencana kerja yang telah diverifikasi serta diidentifikasi berdasarkan skala prioritas dan strategi perusahaan (Plan of Action), Keempat, melakukan pelaksanaan program melalui tahapan seperti halnya melakukan penjadwalan kegiatan, melakukan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder yang terlibat, pelaksanaa, dokumentasi kegiatan, dan lain sebagainya (Action and Facilitation), dan yang terakhir, Kelima adalah bagaimana melakukan evaluasi kerja terhadap program – program yang telah dilaksanakan terhadap dampak dan hasil bagi stakeholder yang terlibat termasuk masyarakat dan perusahaan.

12. Secara singkat, apa gambaran CSR bagi HSBC dalam kaitannya dengan manajemen relasi?

Jawaban :

Bapak Yudhi:”…CSR adalah salah satu bentuk kepedulian HSBC Indonesia, untuk dapat memberikan kontribusi sekecil apapun, bagi lingkungan, agar Kami dapat membantu Pemerintah dalam menangani berbagai permasalahan sosial di masyarakat, agar terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera, lebih mandiri. Kami memiliki tanggung jawab untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan komunikasi/relasi yang baik dengan publik (karyawan, pemegang saham, komunitas masyarakat, dan lain – lain). HSBC Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dari masyarakat dimana organisasi beroperasi, ini merupakan bentuk investasi jangka panjang yang manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak. Dalam mengelola aktivitas CSR, kami selalu berupaya melakukan komunikasi dengan publik secara terbuka, berkesinambungan, dengan melakukan berbagai kegiatan tatap muka, focus group discussion, dan lain sebagainya, dengan tujuan untuk bertukar ide,

(12)

bertukar informasi, mengenal publik lebih jauh, dan mendengarkan apa saja yang menjadi aspirasi dan harapan mereka terhadap organisasi.

(13)

Lampiran 3. Transkrip Hasil Wawancara

Informan, Ibu Renny Fitrasari (relawan program HSBC Indonesia) pada tanggal 01 Jul 15

T : Kalau boleh tahu Ibu Renny sudah berapa lama di HSBC?

J : Hampir 8 tahun

T : Tiap tahun biasanya ikut atau tidak kegiatan CSR ? J : Sekali lah. sekali setahun. At least

T : Pertama kali dengar mengenai kegiatan CSR kapan? Apa waktu baru awal masuk?

J : Iya

T : Dari splash email gitu? Untuk volunteer?

Y : Iya

T : Masih ingat dulu volunteer pertama dulu kegiatan apa? CSR nya?

Y : Sepertinya English teaching ya

T : Selain English teaching apa lagi biasanya?kan kl English teaching berarti concern nya lebih ke pendidikan , ada CSR lain gak yang Ibu Renny ikuti?

J : Sebelumnya, kita 8 tahun ya tapi tidak dari awal kita turun maksudnya ke jalan, nah biasanya itu mungkin cuma internal atau kita ada asosiasi dengan NGO , kita hanya support dana nya saja, tapi kalau sekarang kayanya kita benar-benar terlibat dengan NGO tersebut, selain itu kan kita HSBC juga , contohnya dulu kita sering ikut kegiatan , yang kerjasama dengan yayasan kanker, itu regular tiga sampai 4 kali, namun selanjutnya HSBC memutuskan untuk tidak support acara itu lagi karena ternyata dana yang kita sumbangkan dananya hanya digunakan

(14)

untuk event saja bukan ke penderita atau organisasi itu, jadi menurut saya pribadi dana nya tidak disalurkan untuk penderita atau riset yang mendukung dalam penanggulangan kanker. Dan yang saya ikuti sebagian besar English teaching saja ya, tapi waktu itu ada English teaching yang dijadikan satu dengan kegiatan alam, mengenal alam, jadi waktu itu ke Kali Pesanggrahan, tetap menggunakan belajar bahasa inggris sambil belajar tentang ekosistem, binatang – binatang apa saja, rantai makanan nya apa saja, ya seperti itu. Lalu pernah juga green environment, ikut berpartisipasi membersihkan lokasi liburan (ancol) be kerjasama dengan Departemen Lingkungan Hidup, lalu selebihnya hanya mengikuti English Teaching lagi, kerjasama dengan SD Negeri.

T : Ikut menjadi relawan, lebih banyak dulu atau sekarang jadi?

J : Lebih banyak sekarang, jadi lebih banyak lah keterlibatan kita.

T : Menurut Ibu Renny, respons dari pihak lain, responsenya apakah bagus ? J : Bagus, penerimaan baik, dan mereka sebagian besar senang karena program

sifatnya tidak sesaat.

T : Ibu Renny mengetahui konsep CSR sejak kapan? Apa sejak di tempat yang lama bekerja atau baru di HSBC saja?

J : Ya tahu juga dari kantor yang dulu tapi penerapannya beda, kalau dulu mungkin lebih banyak memberi donasi atau sponsor bantuan saja T : Tapi tanpa keterlibatan staff ?

J : Iya, mungkin beberapa perusahaan memandang hal tersebut akan spend time, mengurangi jam kerja, merugikan bagi produktivitas perusahaan, tapi kalau di HSBC mengharapkan staff terlibat langsung

T : Menurut Ibu Renny CSR membantu komunitas? Dan apakah meningkatkan citra HSBC atau tidak ?

(15)

J : Ya membantu. Dan mengangkat, tapi sayangnya HSBC lebih ke internal, lebih merasa bertanggung jawab lingkungan sekitarnya sih, jadi tidak terlalu expose.

Ada positif dan negatif nya T : Di expose cuma ke internal saja?

J : Iya, hanya ke internal saja. yang tahu ya organisasi-organisasi yang terlibat tersebut, yang membantu kita dalam hal CSR, misalnya British Council atau Yayasan Kanker Indonesia, atau Yayasan Jantung Sehat. Berbeda mungkin dengan perusahaan lain yang melakukan nya benar – benar untuk expose di media, pasang berita

T : Jadi publisitasnya ditujukan bukan untuk media massa begitu ya? Memang hanya untuk stakeholder yang disekitar HSBC?

J : Iya, karena customer juga dilibatkan pada beberapa kegiatan CSR, misalnya event jalan sehat, sepertinya ada kegiatan yang memberikan alokasi registrasi bagi customer

T : Ibu Renny sebagai staff senang atau tidak dilibatkan pada kegiatan CSR?

J : Senang sih. Tapi melihat timingnya T : Keluarga pernah ikut atau tidak?

J : pernah ikut, paling seperti acara jalan sehat T : Keluarga senang?

J : Sangat senang. Sebenarnya lebih kebersamaannya ya

T : Untuk kegiatan EnglishTeaching, sebenarnya apa sih yang memotivasi Mba Renny ikut kegiatan ini?

J : Ya untuk share informasi, berbagi ilmu, mengajarkan anak-anak, ya anggap saja seperti mengajar anak sendiri, apa salahnya kita berusaha membantu dan mengajari dan sharing ilmu dengan generasi yang lebih muda, untuk

membentuk generasi yang lebih pintar

(16)

Lampiran 4. Gambar

1. Proses Public Relations 4 Langkah

Sumber: Cutlip, Center, and Broom; Effective Public Relations; 1999 hal 321

Seberapa baik langkah Apa yang sedang terjadi

yang telah dilakukan saat ini

Bagaimana kita melakukan Apa yang harus kita

lakukan dan katakan dan

mengapa

4

Evaluating The Programme

>>Assessment<<

3

Taking actions &

communicating

>>implementation<<

2 Planning and Programming

>>Strategy<<

1

Defining Public Relations Problems

>>Situation Analys<<

>>Assessment<<

(17)

2. Publikasi eksternal – HSBC Sosialisasikan Story Teller Lewat Kids Read Sumber : SWA online (www.swa.co.id)

(18)

3. Publikasi eksternal – HSBC Gelar Business Education Seminar Sumber : website www.waktoe.com

(19)

4. Publikasi eksternal – HSBC dan Panda Mobile Beraksi untuk Lingkungan Sumber : website www.wwf.co.id

(20)

Lampiran 5. Tabel 1. Tabel Kegiatan CSR

Sumber : Busyra Asheri, CSR dari Voluntary Menjadi Mandatory, Hal 35

No Aspek Muatan

1. Sosial Pendidikan, pelatihan, kesehatan, perumahan, penguatan lembaga (secara internal, termasuk kesejahteraan karyawan), kesejahteraan sosial, olahraga, pemuda, wanita, agama, kebudayaan, dan sebagainya.

2. Ekonomi Kewirausahaan, kelompok usaha bersama/unit mikro kecil dan menengah, agrobisnis, pembukaan lapangan kerja, infrastruktur ekonomi dan usaha produktif lain.

3. Lingkungan Penghijauan, reklamasi lahan, pengelolaan air, pelestarian alam, ekowisata penyehatan lingkungan, pengendalian polusi, serta penggunaan produksi dan energy secara efisien.

(21)

Lampiran 6. Jurnal terkait management relationship dalam konteks pengelolaan CSR

The strategic value of corporate social responsibility: A relationship management framework for public relations practice Kevin Jones (Lucid Communications)

Jennifer L Bartlett (Queensland University of Technology)

Dalam artikel jurnal tersebut menempatkan CSR dalam konteks sumber daya sebagai dasar pandangan terhadap korporat/perusahaan tertentu dan menggunakan management relation dalam menjelaskan peningkatan dalam keterlibatan bisnis dala kegiatan CSR dimana menjelaskan secara tegas bahwa nilai-nilai tambah dari fungsi-fungsi Public Relation bagi perusahaan adalah dalam kapasitasnya dalam meningkatkan manajemen relation, namun dalam tahapan hubungan dengan strategi perusahaan ketimbang yang umum dalam praktik Public Relation / perspektif output komunikasi yang diharapkan korporat.

Dalam artikel ini menjabarkan teori bahwa CSR adalah sebagai fasilitator dalam manajemen relation, dan membangun jaringan yang mensupport

korporat/perusahaan,bukan hanya sekedar kegiatan-kegiatan / aktivitas yang menjadi legitimasi semata melalui menegement persepsi/citra. Konsep inilah yang diaplikasikan oleh perusahaan multinasional, studi kasus yang disampaikan menjelaskan beberapa praktik Public Relation dalam program-program CSR yang digunakan dalam membina hubungan bisnis.

Sebuah korporat/perusahaan memiliki keuntungan secara kompetisi apabila memiliki kapasitas untuk mengimplementasikan strategi yang bernilai kreatif yang tidak dapat diimplementasikan oleh pesaing yang telah ada dan pesaing potensial (strategi yang memperlihatkan kekuatan sumber daya yang dimiliki, daya respon pada berbagai peluang yang ada pada lingkungan sekitar, serta mampu menetralkan kelemahan yang dimiliki).

(22)
(23)

RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

Nama : Dewi Ayumareta

Jenis Kelamin : Perempuan

Tinggi : 165 cm

Berat Badan : 68 kg

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Maret 1984

Alamat Orang Tua : Komp. Barata, Jl Barata Jaya III No 661, Ciledug – Tangerang 15157

Agama : Islam

Status pernikahan : Menikah

No telepon / HP : 021-7306720 / 085719815898

Email : [email protected]

Kewarganegaraan : Indonesia

PENDIDIKAN FORMAL

2012 – sekarang : S1 Public Relations, Fakultas Komunikasi, Universitas UMB, Jakarta

2005 – 2007 : D3 Sekretaris, AKSEK TARAKANITA, Jakarta

2003 – 2005 : SMA Negeri 82, Jakarta

2000 – 2003 : SMP Negeri 11, Jakarta

1994 – 2000 : SD Negeri 11, Jakarta

PENDIDIKAN NON FORMAL

2003 : Kursus Bahasa Inggris, Lembaga Bahasa LIA, Jakarta PENGALAMAN KERJA

2005 – 2007 : Sekretaris, PT TELEKOMUNIKASI SELULAR (TELKOMSEL), Jakarta

2008 – sekarang : Sekretaris, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd

(HSBC), Jakarta

Referensi

Dokumen terkait