• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Objek Penelitian United Nations Development Program (UNDP) memperkenalkan IPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Objek Penelitian United Nations Development Program (UNDP) memperkenalkan IPM"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

38

United Nations Development Program (UNDP) memperkenalkan IPM pertama kali pada tahun 1990. Saat itu, IPM dibentuk dari empat indikator yang merefleksikan dimensi umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Keempat indikator tersebut adalah angka harapan hidup saat lahir, angka melek huruf, gabungan angka partisipasi kasar, dan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita. Sejak saat itu, IPM secara berkala dipublikasikan setiap tahun dalam suatu Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report).

Sejak pertama kali diperkenalkan, IPM terus menjadi indikator penting dalam mengukur kemajuan pembangunan manusia. Indonesia pertama kali menghitung IPM pada tahun 1996. Sejak saat itu, IPM dihitung secara berkala setiap tiga tahun.

Namun, sejak 2004 IPM dihitung setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan Kementerian Keuangan dalam menghitung Dana Alokasi Umum (DAU). Indikator yang digunakan di Indonesia dalam menghitung IPM adalah angka harapan hidup saat lahir, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran per kapita.

Pada tahun 2010, UNDP secara resmi memperkenalkan penghitungan IPM dengan metode yang baru. Metode ini menggunakan indikator baru dalam penghitungan IPM. Indikator angka melek huruf dan gabungan angka partisipasi kasar diganti dengan indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.

Indikator PDB per kapita juga diganti dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita. Selain itu, penghitungan rata-rata indeks juga dirubah dari rata-rata aritmatik

(2)

menjadi rata-rata geometrik. Indonesia mulai mengaplikasikan penghitungan IPM dengan metode baru tahun 2014. Sejak saat itu, Indonesia telah meninggalkan penghitungan IPM dengan metode yang lama. Indikator yang digunakan di Indonesia sama dengan UNDP, kecuali PNB per kapita. Indikator ini di proksi dengan pengeluaran per kapita. Untuk menjaga kesinambungan penghitungan, IPM metode baru dihitung dari tahun 2010 hingga 2014 dan dihitung hingga tingkat kabupaten/kota.

Peningkatan kapabilitas dasar manusia merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan potensi bangsa yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas manusia. Pendidikan dan kesehatan menjadi modal utama yang harus dimiliki suatu bangsa untuk meningkatkan potensinya. Oleh karena itu, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dapat dimulai dengan perbaikan pada kedua aspek tersebut. Apabila hal ini dilakukan dengan komitmen yang serius, harapan agar manusia Indonesia memiliki umur panjang dan sehat, berpengetahuan, dan hidup layak dapat tercapai.

Hingga saat ini, tantangan pembangunan manusia di Indonesia yang masih memerlukan perhatian serius adalah kesenjangan capaian pembangunan manusia antarwilayah. Kesenjangan pembangunan manusia antar kabupaten/kota di dalam provinsi masih relatif tinggi. Kesenjangan pembangunan manusia antara kabupaten dengan kota juga menjadi persoalan penting. Otonomi daerah diharapkan mampu meningkatkan kemajuan pembangunan di wilayah otonomi. Kunci kebijakan untuk meningkatkan kemajuan serta mengurangi kesenjangan pembangunan antar

(3)

wilayah harus berprinsip pada hakikat pembangunan manusia. (Badan Pusat Statistik, 2015)

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Indeks Pembangunan Manusia. Dalam indeks pembangunan manusia terdapat tiga komposisi indikator yang digunakan untuk mengukur besar indeks pembangunan manusia, yakni :

a. Indikator kesehatan diukur harapan hidup saat lahir (tingkat kematian bayi).

b. Tingkat pendidikan diukur dengan lamanya pendidikan seorang penduduk.

c. Standar kehidupan diukur dengan tingkat pengeluaran perkapita per tahun yang telah di sesuaikan. (Badan Pusat Statistik, 2015)

Dalam penelitian ini, data yang digunakan diambil dari data Website resmi Badan Pusat Statistik. Data yang digunakan dalam peramalan menggunakan data periode tahunan dan mengambil data dari tahun 2010 hingga 2016.

4.2. Proses Perhitungan Indikator Kesehatan

Dalam proses perhitungan ini menggunakan data sampel dari data angka harapan hidup di Kabupaten Cilacap. Range data yang digunakan dari tahun 2010 hingga 2016, data terlihat pada table 4.1.

(4)

Tabel 4.1 Data Angka Harapan Hidup Kabupaten Cilacap

Tahun Data

2010 72,45

2011 72,55

2012 72,65

2013 72,75

2014 72,8

2015 73

2016 73,11

Berdasarkan table 4.1 akan dicari nilai Indikator Kesehatan Kabupaten Cilacap pada tahun 2010 hingga 2011. Untuk menghitung indikator kesehatan, digunakan batas maksimum dan minimum yang telah di tetapkan oleh BPS, untuk batas maksimum dari angka harapan hidup adalah 85 (tahun) dan batas minimum adalah 20 (tahun). Untuk menghitung indikator kesehatan menggunakan rumus (1).

𝐼 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝐴𝐻𝐻−𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛

𝐴𝐻𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠−𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛 (1)

Berikut perhitungan indikator kesehatan Kabupaten Cilacap :

a. Tahun 2010

I kesehatan = (72,45 – 20) / (85 – 20) = 0,8069 b. Tahun 2011

I kesehatan = (72,55 – 20) / (85 – 20) = 0,8085

(5)

c. Tahun 2012

I kesehatan = (72,65 – 20) / (85 – 20) = 0,81 d. Tahun 2013

I kesehatan = (72,75 – 20) / (85 – 20) = 0,8115 e. Tahun 2014

I kesehatan = (72,55 – 20) / (85 – 20) = 0,8123 f. Tahun 2015

I kesehatan = (72,8 – 20) / (85 – 20) = 0,8154 g. Tahun 2016

I kesehatan = (73,11– 20) / (85 – 20) = 0,8171

Dari perhitungan diatas maka dapat dilihat hasil perhitungan indikator kesehatan Kabupaten Cilacap pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Indikator Kesehatan Kabupaten Cilacap

Tahun Indeks Kesehatan

2010 0,8069

2011 0,8085

2012 0,81

2013 0,8115

2014 0,8123

2015 0,8154

2016 0,8171

(6)

4.3. Proses Perhitungan Indikator Pendidikan

Untuk melakukan perhitungan indikator pendidikan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan indikator rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, berikut adalah perhitungan tersebut.

4.3.1. Proses Perhitungan Indikator Rata-Rata Lama Sekolah

Untuk melakukan perhitungan indikator rata-rata lama sekolah (RLS), data yang digunakan adalah data sampel dari Kabupaten Cilacap dari tahun 2010 hingga 2016, data dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Data Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Cilacap

Tahun Data

2010 6,26

2011 6,27

2012 6,28

2013 6,43

2014 6,48

2015 6,58

2016 6,9

Untuk menghitung indikator rata-rata lama sekolah, digunakan batas maksimum dan minimum yang telah di tetapkan oleh BPS, untuk batas maksimum dari rata-rata lama sekolah adalah 15 (tahun) dan batas minimum

(7)

adalah 0 (tahun). Untuk menghitung indikator rata-rata lama sekolah menggunakan rumus (2).

𝐼 𝑅𝐿𝑆 = 𝑅𝐿𝑆−𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 (2)

Berikut perhitungan indikator kesehatan Kabupaten Cilacap :

a. Tahun 2010

I RLS = (6,26– 0) / (0 – 15) = 0,417 b. Tahun 2011

I RLS = (6,27– 0) / (0 – 15) = 0,418 c. Tahun 2012

I RLS = (6,28– 0) / (0 – 15) = 0,419 d. Tahun 2013

I RLS = (6,43– 0) / (0 – 15) = 0,429 e. Tahun 2014

I RLS = (6,48– 0) / (0 – 15) = 0,432 f. Tahun 2015

I RLS = (6,58– 0) / (0 – 15) = 0,439 g. Tahun 2016

I RLS = (6,9– 0) / (0 – 15) = 0,46

Dari perhitungan diatas maka dapat dilihat hasil perhitungan indikator kesehatan Kabupaten Cilacap pada tabel 4.4.

(8)

Tabel 4.4. Indikator Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Cilacap

Tahun Indikator RLS

2010 0,417

2011 0,418

2012 0,419

2013 0,429

2014 0,432

2015 0,439

2016 0,46

4.3.2. Proses Perhitungan Indikator Harapan Lama Sekolah

Untuk melakukan perhitungan indikator harapan lama sekolah (HLS), data yang digunakan adalah data sampel dari Kabupaten Cilacap dari tahun 2010 hingga 2016, data dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Data Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Cilacap

Tahun Data

2010 10,56

2011 10,71

2012 11,34

2013 11,98

2014 12,27

(9)

Tahun Data

2015 12,28

2016 12,29

Untuk menghitung indikator harapan lama sekolah, digunakan batas maksimum dan minimum dari harapan lama sekolah, batas maksimum 18 (tahun) dan batas minimum adalah 0 (tahun). Untuk menghitung indikator harapan lama sekolah menggunakan rumus (3).

𝐼 𝐻𝐿𝑆 = 𝐻𝐿𝑆−𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 (3)

Berikut perhitungan indikator harapan lama sekolah Kabupaten Cilacap :

a. Tahun 2010

I HLS = (10,56 – 0) / (0 – 18) = 0,587 b. Tahun 2011

I HLS = (10,71 – 0) / (0 – 18) = 0,595 c. Tahun 2012

I HLS = (11,34 – 0) / (0 – 18) = 0,630 d. Tahun 2013

I HLS = (11,98 – 0) / (0 – 18) = 0,666 e. Tahun 2014

I HLS = (12,27 – 0) / (0 – 18) = 0,682

(10)

f. Tahun 2015

I HLS = (12,28 – 0) / (0 – 18) = 0,682 g. Tahun 2016

I HLS = (12,29 – 0) / (0 – 18) = 0,683

Dari perhitungan diatas maka dapat dilihat hasil perhitungan indikator harapan lama sekolah Kabupaten Cilacap pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Indikator Harapan Lama Sekolah Kabupaten Cilacap

Tahun Data

2010 0,587

2011 0,595

2012 0,630

2013 0,666

2014 0,682

2015 0,682

2016 0,683

Setelah menghitung indikator rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, hasil perhitungan indikator-indikator tersebut digunakan untuk menghitung indikator pendidikan.

(11)

Data yang digunakan adalah data sampel Kabupaten Cilacap dari tahun 2010 hingga 2016. Untuk menghitung indikator harapan lama sekolah menggunakan rumus (4).

𝐼 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 = 𝐼 𝐻𝐿𝑆+𝐼 𝑅𝐿𝑆

2 (4)

Berikut perhitungan indikator pendidikan Kabupaten Cilacap :

a. Tahun 2010

I pendidikan = (0,587 + 0,417) / 2 = 0,502 b. Tahun 2011

I pendidikan = (0,595 + 0,418) / 2 = 0,507 c. Tahun 2012

I pendidikan = (0,630 + 0,419) / 2 = 0,524 d. Tahun 2013

I pendidikan = (0,666 + 0,429) / 2 = 0,547 e. Tahun 2014

I pendidikan = (0,682 + 0,432) / 2 = 0,557 f. Tahun 2015

I pendidikan = (0,682 + 0,439) / 2 = 0,560 g. Tahun 2016

I pendidikan = (0,683 + 0,46) / 2 = 0,571

Dari perhitungan diatas maka dapat dilihat hasil perhitungan indikator pendidikan Kabupaten Cilacap pada tabel 4.7.

(12)

Tabel 4.7. Indikator Pendidikan Kabupaten Cilacap

Tahun Indikator HLS Indikator RLS Indikator Pendidikan

2010 0,587 0,417 0.502

2011 0,595 0,418 0.507

2012 0,630 0,419 0.525

2013 0,666 0,429 0.547

2014 0,682 0,432 0.557

2015 0,682 0,439 0.560

2016 0,683 0,46 0.571

4.4. Proses Perhitungan Indikator Ekonomi

BPS dalam menghitung indikator ekonomi menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan, dimana sebelum data digunakan untuk menghitung dilakukan konversi menggunakan Logaritma Netral (LN), tujuan dari konversi tersebut untuk menyamakan satuan dengan data indikator yang lain yang dimana satuan yang digunakan adalah per tahun. Data yang digunakan adalah data sampel dari Kabupaten Cilacap dari tahun 2010 hingga 2016, data dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Cilacap

Tahun Data (rupiah/orang/tahun) Logaritma Netral

2010 8.520.270 15,95796

(13)

Tahun Data (rupiah/orang/tahun) Logaritma Netral

2011 8.800.850 15,99036

2012 8.969.120 16,0093

2013 9.070.610 16,02055

2014 9.091.040 16,0228

2015 9.351.000 16,05099

2016 9.677.000 16,08527

Untuk menghitung indikator ekonomi, digunakan batas maksimum dan minimum dari pengeluaran per kapita, batas maksimum 17,0954 (hasil logaritma netral dari Rp 26.572.352) dan batas minimum adalah 13,8229 (hasil logaritma netral dari Rp 1.007.436). Untuk menghitung indikator ekonomi menggunakan rumus (5).

𝐼 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 = 𝐼𝑛 (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛)−𝐼𝑛 (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 )

𝐼𝑛 (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 )−𝐼𝑛 (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 ) (5)

Berikut perhitungan indikator ekonomi Kabupaten Cilacap :

a. Tahun 2010

I pengeluaran = (15,95796 - 13,8229) / (17,0954 - 13,8229) = 0,6524 b. Tahun 2011

I pengeluaran = (15,99036 - 13,8229) / (17,0954 - 13,8229) = 0,6625 c. Tahun 2012

I pengeluaran = (16,0093- 13,8229) / (17,0954 - 13,8229) = 0,6683

(14)

d. Tahun 2013

I pengeluaran = (16,02055- 13,8229) / (17,0954 - 13,8229) = 0,6717 e. Tahun 2014

I pengeluaran = (16,0228 - 13,8229) / (17,0954 - 13,8229) = 0,6724 f. Tahun 2015

g. I pengeluaran = (16,05099 - 13,8229) / (17,0954 - 13,8229) = 0,681 h. Tahun 2016

i. I pengeluaran = (16,08527 - 13,8229) / (17,0954 - 13,8229) = 0,6915

Dari perhitungan diatas maka dapat dilihat hasil perhitungan indikator ekonomi Kabupaten Cilacap pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Indikator Ekonomi Kabupaten Cilacap

Tahun Indikator Ekonomi

2010 0,6524

2011 0,6625

2012 0,6683

2013 0,6717

2014 0,6724

2015 0,6810

2016 0,6915

(15)

4.5. Proses Perhitungan Peramalan Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Dalam proses perhitungan ini menggunakan data sampel dari indikator kesehatan di Kabupaten Cilacap. Range data yang digunakan dari tahun 2010 hingga 2016, data terlihat pada table 4.10.

Tabel 4.10. Data Indikator Kesehatan Kabupaten Cilacap

Tahun Data

2010 0,8069

2011 0,8085

2012 0,81

2013 0,8115

2014 0,8123

2015 0,8154

2016 0,8171

Berdasarkan table 4.10 akan dicari nilai peramalan dan persentase rata-rata kesalahan ramalan dari indikator kesehatan di Kabupaten Cilacap pada tahun 2017 dengan α = 0,2. Untuk mencari nilai peramalan dan persentase rata-rata kesalahan ramalan harus melalui tahapan berikut :

(16)

1. Melihat Pola data

Untuk melihat pola data nilai indikator yang akan di ramalkan dari data time series sampel, dilakukan dengan melihat grafik. Di dalam diagram itu waktu atau periode (X) sebagai absis dan data indikator yang dijadikan sampel (Y) sebagai ordinat. Memilih metode Exponential Smoothing yang sesuai berdasarkan pola yang didapat dari data Time Series yang ada, diantaranya :

a. Jika datanya berfluktuasi secara random, maka metode single exponential smoothing adalah tepat.

b. Jika datanya menunjukkan suatu trend linier, maka metode double exponential adalah tepat.

c. Jika datanya musiman atau fluktuasi teratur, metode triple exponential smoothing adalah tepat.

Untuk melihat pola data dari data sampel dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1. Grafik Indikator Kesehatan Kabupaten Cilacap

0.806 0.808 0.81 0.812 0.814 0.816 0.818

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Indikator Kesehatan

(17)

Dari grafik diatas dapat dilihat bawah untuk data sampel yang akan digunakan bersifat trend linier, maka untuk peramalan menggunakan double exponential.

2. Perhitungan Ramalan

Dengan melihat grafik, peramalan yang akan digunakan adalah double exponential. Rumus double exponential adalah :

a. Menentukan pemulusan pertama dijelaskan pada rumus (6).

b. Menentukan pemulusan kedua dijelaskan pada rumus (7).

𝑆′𝑡= 𝛼𝑋𝑡+ (1 − 𝛼)𝑆′𝑡−1 (6)

𝑆′′𝑡 = 𝛼𝑆′𝑡+ (1 − 𝛼)𝑆′′𝑡−1 (7)

c. Menentukan besarnya konsatanta dijelaskan pada rumus (8) d. Menentukan besarnya slope menggunakan rumus (9)

𝛼𝑡 = 𝑆′𝑡+ (𝑆′𝑡− 𝑆′′𝑡) = 2𝑆′𝑡− 𝑆′′𝑡 (8) 𝑏𝑡= 𝛼

1−𝛼(𝑆′𝑡− 𝑆′′𝑡) (9)

e. Menentukan besarnya peramalan menggunakan rumus (10)

𝐹𝑡+𝑚 = 𝛼 + 𝑏𝑡𝑚 (10)

Berikut perhitungan peramalan dari data sampel dengan α = 0,2.

a. Data Sampel 1 A1 = 0,8069

(18)

S’1 = 0,8069 S’’1 = 0,8069

a1 = 0,8069 b1 = 0 F1 = 0

b. Data Sampel 2 A2 = 0,8085

S’2 = (0,2 x 0,8085) + ((1 – 0,2) x 0,8069) = 0,8072 S’’2 = (0,2 x 0,8072) + ((1 – 0,2) x 0,8069) = 0,8070 a2 = (2 x 0,8072) – 0,8070 = 0,8075

b2 = (0,2 : 0,8) x (0,8072 – 0,8070) = 0,000064 F2 = 0,8069 + (0 x 1) = 0,8069

c. Data Sampel 3 A3 = 0,8100

S’3 = (0,2 x 0,81) + ((1 – 0,2) x 0,8072) = 0,8078 S’’3 = (0,2 x 0,8078) + ((1 – 0,2) x 0,8070) = 0,8071 a3 = (2 x 0,8078) – 0,8071 = 0,8084

b3 = (0,2 : 0,8) x (0,8078 – 0,8071) = 0,000162 F3 = 0,8075 + (0,000064 x 1) = 0,80754

d. Data Sampel 4 A4 = 0,8115

(19)

S’4 = (0,2 x 0,8115) + ((1 – 0,2) x 0,8078) = 0,8085 S’’4 = (0,2 x 0,8085) + ((1 – 0,2) x 0,8071) = 0,8074

a4 = (2 x 0,8085) – 0,8074 = 0,8096

b4 = (0,2 : 0,8) x (0,8085 – 0,8074) = 0,000279 F4 = 0,8084 + (0,000162 x 1) = 0,80859

e. Data Sampel 5 A5 = 0,8123

S’5 = (0,2 x 0,8123) + ((1 – 0,2) x 0,8085) = 0,8093 S’’5 = (0,2 x 0,8093) + ((1 – 0,2) x 0,8074) = 0,8078

a5 = (2 x 0,8093) – 0,8078 = 0,8108

b5 = (0,2 : 0,8) x (0,8093 – 0,8078) = 0,000374 F5 = 0,8096 + (0,000279 x 1) = 0,80992

f. Data Sampel 6 A6 = 0,8154

S’6 = (0,2 x 0,8154) + ((1 – 0,2) x 0,8093) = 0,8105 S’’6 = (0,2 x 0,8105) + ((1 – 0,2) x 0,8078) = 0,8083

a6 = (2 x 0,8105) – 0,8083 = 0,8127

b6 = (0,2 : 0,8) x (0,8105 – 0,8083) = 0,000544

(20)

F6 = 0,8127 + (0,000374 x 1) = 0,81115 g. Data Sampel 7

A7 = 0,8171

S’7 = (0,2 x 0,8171) + ((1 – 0,2) x 0,8105) = 0,8118 S’’7 = (0,2 x 0,8118) + ((1 – 0,2) x 0,8083) = 0,8090

a7 = (2 x 0,8118) – 0,8090 = 0,8146

b7 = (0,2 : 0,8) x (0,8118 – 0,8090) = 0,000699 F7 = 0,8127 + (0,000544 x 1) = 0,81322

Dari perhitungan diatas maka dapat dilihat hasil perhitungan peramalan dengan α : 0,2 pada tabel 4.11.

Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Peramalan α : 0,2.

Tahun Data Hasil Ramalan

2010 0,8069 0

2011 0,8085 0,80690

2012 0,8100 0,80754

2013 0,8115 0,80859

2014 0,8123 0,80992

2015 0,8154 0,81115

2016 0,8171 0,81322

(21)

Untuk perhitungan peramalan indikator yang lain dapat dilakukan seperti perhitungan peramalan indikator kesehatan.

3. Menghitung Kesalahan Ramalan

Perhitungan kesalahan ramalan menggunakan data sampel Kabupaten Cilacap dengan menggunakan Double Exponential . Hasil perhitungan kesalahan ramalan indikator kesehatan dengan α : 0,2 dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Kesalahan Peramalan Indikator Kesehatan α : 0,2.

Tahun Data Hasil Ramalan

Error Error2 PE |PE|

2010 0,8069 0 0 0 0 0

2011 0,8085 0,80690 0.00160 0.000002 56

0.1978973 41

0.197897 341 2012 0,8100 0,80754 0.00246 0.000006

05

0.3037037 04

0.303703 704 2013 0,8115 0,80859 0.00291 0.000008

48

0.3588416 51

0.358841 651 2014 0,8123 0,80992 0.00238 0.000005

69

0.2935861 14

0.293586 114 2015 0,8154 0,81115 0.00425 0.000018

08

0.5214618 59

0.521461 859 2016 0,8171 0,81322 0.00388 0.000015

03

0.4744741 16

0.474474 116

Jumlah 0.0174857 0.000055

9

2.1499648 2.149964 8

(22)

a. Mean Square Error (MSE)

Mean Square Error (MSE) adalah kuadrat rata-rata nilai Error kuadrat dari kesalahan meramal.

𝑀𝑆𝐸 = ∑ |𝑥𝑡− 𝑆𝑡|2 𝑛

𝑀𝑆𝐸 = 4,622349

7 = 0,660336

Jadi rata - rata kesalahan (Error) absolut antara hasil peramalan dengan nilai sebenarnya adalah 0,660336.

b. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

Mean Absolute Percentage Error (MAPE) adalah persentase rata-rata nilai absolute dari kesalahan meramal (tidak dihiraukan tanda positif atau negatifnya).

𝑃𝐸 = ∑|𝑥𝑡− 𝑆𝑡|

𝑥𝑡 × 100

𝑀𝐴𝑃𝐸 = ∑|𝑃𝐸|

𝑛

= 2,1499648

7 = 0,307138

Jadi persentase rata-rata kesalahan ramalan adalah 0,307138

(23)

4.6. Proses Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia

Untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM), data sampel yang digunakan adalah data tiap indikator penyusun IPM yang telah dihitung yang dapat dilihat di tabel 4.13. Rumus perhitungan IPM menggunakan rumus (11).

Tabel 4.13. Data Indikator Penyusun IPM Kabupeten Cilacap

Tahun Indikator

Pendidikan

Indikator Kesehatan

Indikator Ekonomi

2010 0,502 0,8069 0,6524

2011 0,507 0,8085 0,6625

2012 0,525 0,81 0,6683

2013 0,547 0,8115 0,6717

2014 0,557 0,8123 0,6724

2015 0,560 0,8154 0,681

2016 0,571 0,8171 0,6915

𝐼𝑃𝑀 = √𝐼 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖3 (11)

Berikut perhitungan IPM dari data sampel : a. Tahun 2010

𝐼𝑃𝑀 = √𝐼 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖3

𝐼𝑃𝑀 = √0,8069 × 0,502 × 0,65243

= √0,26433 = 64,17

(24)

b. Tahun 2011

𝐼𝑃𝑀 = √𝐼 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖3

𝐼𝑃𝑀 = √0,8085 × 0,507 × 0,66253

= √0,27163 = 64,76

c. Tahun 2012

𝐼𝑃𝑀 = √𝐼 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖3

𝐼𝑃𝑀 = √0,81 × 0,525 × 0,66833

= √0,28423 = 65,75

d. Tahun 2013

𝐼𝑃𝑀 = √𝐼 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖3

𝐼𝑃𝑀 = √0,8115 × 0,547 × 0,67173

= √0,29823 = 66,81

e. Tahun 2014

𝐼𝑃𝑀 = √𝐼 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖3

𝐼𝑃𝑀 = √0,8123 × 0,557 × 0,67243

= √0,30423 = 67,26

(25)

f. Tahun 2015

𝐼𝑃𝑀 = √𝐼 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖3

𝐼𝑃𝑀 = √0,8154 × 0,560 × 0,6813

= √0,31103 = 67,75

g. Tahun 2016

𝐼𝑃𝑀 = √𝐼 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖3

𝐼𝑃𝑀 = √0,8171 × 0,571 × 0,69153

= √0,32263 = 68,59

Untuk hasil perhitungan indeks pembangunan manusia Kabupaten Cilacap terlihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14. Hasil perhitungan IPM Kabupaten Cilacap

Tahun IPM

2010 64,17

2011 64,76

2012 65,75

2013 66,81

2014 67,26

2015 67,75

2016 68,59

(26)

4.7. Proses Perhitungan Peramalan Indeks Pembangunan Manusia

Dalam proses perhitungan ini menggunakan data IPM Kabupaten Cilacap yang telah dilakukan. Langkah yang dilakukan untuk peramalan sama dengan langkah perhitungan peramalan indikator penyusun IPM. Untuk melihat pola dari data IPM, dapat dilihat di grafik 4.2.

Gambar 4.2. Grafik IPM Kabupaten Cilacap

Dari grafik diatas dapat dilihat bawah untuk data sampel yang akan digunakan bersifat trend linier, maka untuk peramalan menggunakan double exponential. Selanjutnya dilakukan perhitungan peramalan IPM dengan alpha 0,2, berikut perhitungan peramalan IPM Kabupaten Cilacap :

a. Data Sampel 1 A1 = 64,17 S’1 = 64,17 S’’1 = 64,17

a1 = 64,17

63.00 64.00 65.00 66.00 67.00 68.00 69.00

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

IPM Kabupaten Cilacap

(27)

b1 = 0 F1 = 0

b. Data Sampel 2 A2 = 64,76

S’2 = (0,2 x 64,76) + ((1 – 0,2) x 64,17) = 64,289 S’’2 = (0,2 x 64,289) + ((1 – 0,2) x 64,17) = 64,1955 a2 = (2 x 64,289) – 64,1955= 64,3829

b2 = (0,2 : 0,8) x (64,289 – 64,1955) = 0,023426 F2 = 64,17+ (0 x 1) = 64,17203

c. Data Sampel 3 A3 = 65,75

S’3 = (0,2 x 65,75) + ((1 – 0,2) x 64,289) = 64,581 S’’3 = (0,2 x 64,581) + ((1 – 0,2) x 64,1955) = 64,2725 a3 = (2 x 64,581) – 64,2725 = 64,8887

b3 = (0,2 : 0,8) x (64,581 – 64,2725) = 0,077030 F3 = 64,3829 + (0,023426 x 1) = 64,40629 d. Data Sampel 4

A4 = 66,81

S’4 = (0,2 x 66,81) + ((1 – 0,2) x 64,581) = 65,026 S’’4 = (0,2 x 65,026) + ((1 – 0,2) x 64,2725) = 64,4231

a4 = (2 x 65,026) – 64,4231 = 65,6283

(28)

b4 = (0,2 : 0,8) x (65,026 – 64,4231) = 0,150649 F4 = 64,8887 + (0,077030 x 1) = 64,96576 e. Data Sampel 5

A5 = 67,26

S’5 = (0,2 x 67,26) + ((1 – 0,2) x 65,026) = 65,472 S’’5 = (0,2 x 65,472) + ((1 – 0,2) x 64,4231) = 64,6329

a5 = (2 x 65,472) – 64,6329 = 66,3108

b5 = (0,2 : 0,8) x (65,472 – 64,6329) = 0,209743 F5 = 65,6283 + (0,150649 x 1) = 65,77898 f. Data Sampel 6

A6 = 67,75

S’6 = (0,2 x 67,75) + ((1 – 0,2) x 65,472) = 65,927 S’’6 = (0,2 x 65,927) + ((1 – 0,2) x 64,6329) = 64,8918

a6 = (2 x 65,927) – 64,8918 = 66,9628

b6 = (0,2 : 0,8) x (65,927 – 64,8918) = 0,258874 F6 = 66,3108 + (0,209743 x 1) = 66,52057 g. Data Sampel 7

A7 = 68,59

(29)

S’7 = (0,2 x 68,59) + ((1 – 0,2) x 65,927) = 66,459 S’’7 = (0,2 x 66,459) + ((1 – 0,2) x 64,8918) = 65,2052

a7 = (2 x 66,459) – 65,2052 = 67,7127

b7 = (0,2 : 0,8) x (66,459 – 65,2052) = 0,313443 F7 = 66,9628 + (0,258874 x 1) = 67,22163

Hasil ramalan IPM dengan α : 0,2 dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Peramalan IPM dengan α : 0,2.

Tahun Data Hasil Ramalan

2010 64,17 0

2011 64,76 64,17203

2012 65,75 64,40629

2013 66,81 64,96576

2014 67,26 65,77898

2015 67,75 66,52057

2016 68,59 67,22163

Untuk menghitung kesalahan (Error) ramalan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), menggunakan data ramalan IPM Kabupaten Cilacap. Hasil perhitungan kesalahan ramalan dapat dilihat pada tabel 4.16.

(30)

Tabel 4.16. Hasil Perhitungan Kesalahan Peramalan IPM α : 0,2.

Tahun Data Hasil Ramalan

Error Error2 PE |PE|

2010 64,17 0 0 0 0 0

2011 64,76 64,17203 0,58565 0,34298 0.90437 0.90437 2012 65,75 64,40629 1,34010 1,79587 2,03829 2,03829 2013 66,81 64,96576 1,84049 3,38739 2,75496 2,75496 2014 67,26 65,77898 1,47734 2,18253 2,19658 2,19658 2015 67,75 66,52057 1,22828 1,50868 1,81300 1,81300 2016 68,59 67,22163 1,36422 1,86110 1,98907 1,98907

Jumlah 7,83608 11,0786 11,6963 11,6963

Berikut perhitungan kesalahan ramalan IPM : a. Mean Square Error (MSE)

𝑀𝑆𝐸 = ∑ |𝑥𝑡− 𝑆𝑡|2 𝑛

𝑀𝑆𝐸 = 61,404179

7 = 8,772026

Jadi rata - rata kesalahan (Error) absolut antara hasil peramalan dengan nilai sebenarnya adalah 8,772026,

b. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

𝑃𝐸 = ∑|𝑥𝑡− 𝑆𝑡|

𝑥𝑡 × 100

𝑀𝐴𝑃𝐸 = ∑|𝑃𝐸|

𝑛

(31)

= 7,83608

7 = 1,1194

Jadi persentase rata-rata kesalahan absolut ramalan adalah 1,1194 4.8. Pemetaan

Pemetaan menggunakan data spasial yang berupa data shapefile peta wilayah daerah-daerah di Jawa Tengah yang di konversikan dalam format *.kml, hal ini bertujuan agar Google Maps API dapat membaca koordinat wilayah daerah-daerah yang ada di shapefile.

Hasil dari konversi tersebut akan disimpan pada Google Fusion Table, data pada Fusion Table di sinkronkan dengan Google Maps API dan membentuk polygon pada peta berdasarkan koordinat wilayah masing-masing daerah di Jawa Tengah.

Data atribut peta yang akan digunakan untuk memberikan informasi bagi pengguana peta adalah nama daerah, hasil peramalan IPM tahun berikut nya dan pemberian warna berdasarkan range data hasil peramalan IPM.

Gambar

Tabel 4.1 Data Angka Harapan Hidup Kabupaten Cilacap  Tahun  Data  2010  72,45  2011  72,55  2012  72,65  2013  72,75  2014  72,8  2015  73  2016  73,11
Tabel 4.2. Indikator Kesehatan Kabupaten Cilacap
Tabel 4.3. Data Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Cilacap
Tabel 4.4. Indikator Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Cilacap  Tahun  Indikator RLS  2010  0,417  2011  0,418  2012  0,419  2013  0,429  2014  0,432  2015  0,439  2016  0,46
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan ekstrak etanol daun stroberi mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 363,551 ppm dan mempunyai aktivitas

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa manfaat Customer Relationship Management dalam wujud membership yang meliputi financial benefits, social benefits dan structural

Ada beberapa cara ekstraksi minyak nabati yang berasal dari ganggang mikro menurut Oilgae (2006), diantaranya adalah 1) Pengepresan (Expeller/Press) yaitu penggunaan alat

Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk keperluan mendapatkan pelayanan medis, observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan

(2006) menyebutkan bahwa berat telur lebih rendah ketika ayam mengkonsumsi protein yang berkurang, bahkan bila disuplementasi Lisin, Metionin, Treonin, dan

Ada 15 jenis tumbuhan mangrove di HLAK dan kelompok monyet ekor panjang hanya memanfaatkan satu pohon Rhizophora apiculata untuk tidur, dengan ketinggian 16 m

- Melakukan entry data rencana studi yang sudah diisikan pada FPRS ke dalam komputer sesuai dengan jadwal dan ruang yang tercantum padaa. KETENTUAN UMUM

Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu diawali dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan kepayahan otot jantung dalam memompa, maupun