1618
The Impact of Sports Motivation on theLevel of Students Physical Fitness at Faculty of Sports Science, State University of
Makassar
MasjumiNur1, Andi Rizal2, Hezron Alhim Dos Santos3 Universitas Negeri Makassar1,2,3
Email: [email protected]
Abstract. This study aims: (1) to obtain the amount of sports motivation of students in the Faculty of Sports Science, State University of Makassar; 2) to gain information of the students physical fitness levels in the Faculty of Sports Science, State University of Makassar; 3) to identify the impact of sports motivationon the level of students physical fitness at Faculty of Sports Science, State University of Makassar. The population of this study was all students at the Physical Education and Recreation Department, Faculty of Sports Science, State University of Makassar, with the random sampling of 35 students. This descriptive research used two variables: the independent variable is sports motivation, and the dependent variable is physical fitness. The data were collected through questionnaires and tests. The data analysis used regression statistical analysis via SPSS program. The results of the study showed that: (1) there is a high level sports motivation of students, 13 (37%) out of 35 students. 2) There is a medium level of physical fitness of students, 33 (94%) out of 35 students. 3) There is a significant impact of of sports motivation on the level of students physical fitness at Faculty of Sports Science, State University of Makassar, with the t-count of 6,002 and t-table of 2,034. Due the value of t count> from t table, it can be concluded that there is a significant effect of sports motivation on the level of students physical fitness at Faculty of Sports Science, State University of Makassar.
Keywords: Sports motivation, physical fitness.
PENDAHULUAN
Motivasi merupakan awal timbulnya keinginan untuk berbuat dan menyenangi sesuatu. Dengan motivasi dapat mendorong munculnya rasa senang, tertarik, semangat, kesadaran, dan perhatian untuk menekuni obyek tertentu. Rangsangan atau stimulus merupakan faktor pendorong yang sangat menentukan timbulnya motivasi terhadap suatu obyek, karena rangsangan merupakan suatu peristiwa pribadi yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan reaksi terhadap objek tertentu seperti aktivitas olahraga.
Motivasi dalam berolahraga merupakan keinginan untuk melakukan kegiatan olahraga. Jadi motivasi berolahraga berfungsi sebagai penggerak agar mahasiswa
1619
berlatih, serta memberi arah kegiatan latihan samapi tujuan latihan tercapai. Tinggi rendahnya motivasi sangat dipengaruhi oleh kondisi dan lingkungan.
Seseorang yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi akan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar tanpa kelelahan yang berarti, serta tubuh tetap segar ketika berhenti bekerja dan pada saat istirahat. Sebaliknya tingkat kesegaran jasmani yang rendah akan merupakan kendala dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kesegaran jasmani sebagai ciri awal, pendorong dan sumber kekuatan untuk menggerakkan perkembangan dan pertumbuhan jasmani ke arah yang lebih baik, sehingga aspek lain dapat tercapai dengan penuh harapan. Demikian pula dalam penerapan ke kegiatan olahraga tentunya memerlukan kesegaran yang maksimal dalam pelaksanaannya. Apabila mahasiswa mengalami kelelahan, maka akan dapat mempengaruhi motivasi berolahraga dengan baik. Apabila mahasiswa tidak memiliki motivasi berolahraga yang baik, maka akan sulit meningkatkan kesegaran jasmaninya. Apabila mahasiswa mengalami kelelahan, maka akan dapat mempengaruhi motivasi berolahraga dengan baik, sebaliknya jika kesegaran jasmani mahasiswa terpelihara dengan baik maka aktivitas olahraga atau proses latihan akan lancar sehingga dapat meningkatkan prestasinya dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas, maka diduga bahwa motivasi berolahraga berhubungan dengan tingkat kesegaran jasmani mahasiswa. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Fakta seperti ini mendorong penulis menelaah lebih jauh dengan melakukan penelitian ilmiah untuk mempelajari keterkaitan antara variabel yang telah disebutkan di atas, dengan judul “Pengaruh Motivasi Berolahraga Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Mahasiswa FIK UNM Makassar”.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan kerangka acuan atau sebagai landasan teori yang erat kaitannya dengan permasalahan penelitian ini serta diharapkan dapat menunjang dalam merumuskan hipotesis.
Pengertian motivasi
Kata “Motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencari tujuan yang sangat dirasakan/mendesak.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau menggelengkan perasaan tidak suka itu.
1620
Wiodkowakasi (Abimanyu dkk, 2000:84) menjelasakan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan prilaku tertentu yang memberi arah dan ketahanan terhadap tingkah laku tersebut.
Menurut Sudirman (2004:73) “Kata motif diartikan sebagi daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subjak untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan”.
Selanjutnya Hamsah B (2006:1) ”motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya”.
Dengan demikian motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang. Dorongan itu memaksa seseorang untuk bergerak atau bertindak, sedangkan motivasi berprestasi adalah motivasi yang menyebabkan orang menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.
Sedangkan menurut Sudirman (2005:85) mengemukakan fungsi motivasi adalah sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat,
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perebuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Beberapa hal yang dapat kita gunakan untuk melihat dan mengetahui bagaimana motivasi mahasiswa terhadap olahraga, kita bisa melihat bagaimana rasa senangnya untuk berolahraga, dukungan orang tua, kondisi lingkungan sarana/parasarana, masyarakat olahraga, jiwa bertanding atau komptetitifnya, dan rasa simpatinya pada masalah olahraga.
Meningkatkan Motivasi
Sebagai mana diketahui bahwa minat dan motivasi merupakan aspek psikis karena itu sangat sulit di nilai kualitas maupun kuantitasnya, sulitnya penilaian minat dan motivasi akan mempengaruhi pengambilan keputusan atau konsep yang bertujuan meningkatkan motivasi siswa.
Jusuf Adisasmita (1986: 58) memberikan penjelasan tentang cara membangkitkan minat dan motivasi siswa, sebagai berikut:
Salah satu cara untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa tidak boleh terlepas dari minat dan motivasi siswa itu sendiri.
Selanjutnya A. Tabrani Rusyan, Aang Tebjanastisna, dan Panji Anuraga motivasi mengajar guru mencakup empat dimensi yaitu; 1) motivasi guru dalam membuat perencanaan pengajaran, 2) motivasi guru dalam melakukan proses pengajaran, 3) motivasi guru dalam melakukan penilaian pengajaran, 4) motivasi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa ( anie blue girl di 21.24)
1621
Motivasi mahasiswa dalam melakukan kegiatan olahraga dipengaruhi oleh banyak faktor. Motivasi tersebut bisa berasal dari motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Keduanya saling berpengaruh dalam terbentuknya motivasi mahasiswa.
Olahraga
Olahraga diidentikan dengan “Sport” dalam bahasa Inggeris yang berarti aktivitas yang dikerjakan untuk mendapatkan kesenangan atay rekreasi. Menurut Sukintaka. (1997) Olahraga itu permainan dan aktivitas jasmani yang dilakukan dengan penuh perjuangan melawan diri sendiri, kawan bermain dan alam untuk mencapai kemenangan.
Selanjutnya Syarifuddin dan Mahadi (1993) mengemukakan olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang dilakukan secara intensif dengan mengarahkan segala daya dan upaya guna meningkatkan prestasi seoptimal mungkin dalam usaha memenangkan suatu pertandingan.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga diartikan sebagai gerak badan. Olahraga mempunyai ciri permainan dan ada unsur perjuangan dengan sendiri atau dengan orang lain dengan fair play dan sportivitas.
Menurut Suranto, H (1992) mengemukakan beberapa fungsi olahraga adalah sebagai berikut:
a. Olahraga mempunyai fungsi biologis, misalnya untuk menjaga kesehatan, memelihara sikap dan bentuk badan yang harmonis, memberikan kecakapan dan ketangkasan gerak.
b. Olahraga juga mempunyai fungsi sosial, misalnya dapat dan mudah meyesuaikan diri dengan norma-norma yang ada.
c. Olahraga juga berfungsi sebagai alat atau sarana dalam bermacam-macam bidang usaha misalnya usaha mempertinggi ketahanan bangsa dan negara.
Usaha persahabatan dan sebagainya.
d. Dengan berolahraga maka akan mengembangkan emosi, kesegaran fisik, keterampilan, rasa senang dan puas, menghilangkan kebosanan pada pekerjaan rutin dan sebagainya.
Tujuan berolahraga tergantung dari pelakunya. Sebagian melakukannya untuk kesenangan karena berolahraga memberikan kepuasan pada dirinya. Yang lain memperoleh kepuasan karena berolahraga berarti bertemu dengan orang lain dan terjadilah pergaulan yang menyenangkan yang sebenarnya dibutuhkan oleh setiap manusia sebagai mahluk sosial.
Kesegaran jasmani
Kesegaran jasmani atau dalam istilah bahasa asing disebut “physical fitness”, yang kalau diartikan menurut asal katanya berarti badan yang sehat dan bugar.
Dengan kata lain secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana manusia merasa sehat, segar bugar secara fisik dan secara psikis (mental).
1622
Pengertian tentang kesegaran jasmani yang dikemukakan oleh para ahli berbeda-beda, apalagi bila dikaji dari bidang studi dan sudut pandang yang berbeda.
M. Anwar Pasau (1984:89) mengutip pendapat beberapa ahli yang terbagi dalam tiga kelompok sudut pandang dalam pengertian kesegaran jasmani :
a. Kelompok dari ahli/Dokter kesehatan, kesegaran jasmani dirumuskan sebagai kemampuan pemulihan (recovery) pernafasan dan peredarah darah sesudah melakukan pekerjaan atau tugas gerak tertentu (Anderson 1961). Suatu pernyataan bahwa system dalam tubuh dalam keadaan mampu/siap untuk memikul kegiatan-kegiatannya secara memuaskan (Bortz, 1961). Kesegaran jasmani tergantung pada potensi fungsional dan metabolisme (Balke 1960).
b. Pengertian dari sudut pandang para ahli fisiologis, mengemukakan bahwa kesegaran jasmani merupakan suatu pernyataan kuantitatif dan kondisi fisik seseorang. Suatu kemampuan untuk memikul tugas spesifik yang membutuhkan usaha prototan dimana kecepatan dan daya tahan merupakan criteria utama.
(Consolazio, Johnson, Pecosa 1963)
c. Penegrtian dari sudut pandang para ahli olahraga, kesegaran jasmani adalah kemampuan individu untuk mengembangkan suatu tugas atau menyelesaikan suatu tugas sampai selesai dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti (Browel dan Hogman 1951).
Berdasarkan pengertian kesegaran jasmani yang dikemukakan oleh para ahli di atas, meskipun ada perbedaan dalam menjabarkannya, akan tetapi nampak bahwa maksud dan tujuannnya adalah sama yang memberikan gamabaran sebagai kemampuan dasar fisik atau kondisi fisik untuk melakukan beban kerja tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan beban tugas secara fisik. Untuk itu dapat pula dikatakan bahwa kesegara
Selanjutnya pengertian kesegaran jasmani menurut Mochamad Sajoto (1988:43) bahwa:
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan.
Berkaitan dengan pengertian kesegaran jasmani, maka dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan dasar fisik yang esensial pada diri individu yang harus selalu siap memikul beban intensitas yang diminta atau yang dibebankan kepada seseorang, sehingga makin dituntut pula kemampuan fisik yang prima atau kesegaran jasmani yang prima untuk menyelesaikannya. Dalam hal ini kesegaran jasmani sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
1623
Menurut Hasman Said (1992:19) bahwa :Terdapat tiga bidang gerak yang merupakan media pembinaan dan pemeliharaan kesegaran jasmani:
a. Unsur keolahragaan b. Unsur kesehatan c. Unsur rekreasi
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kelompok komponen yang paling memegang peranan dalam pembinaan kesegaran jasmani dengan hasil yang baik dan pelaksanaan yang sederhana adalah dengan berolahraga, di samping unsur lain tetap menjadi bagian yang penting.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani
Faktor pertama adalah makanan dan gizi. Makanan dan gizi ini memang sangat mempengaruhi kesegaran jasmani seseorang, oleh karena itu makanan yang akan dikomsumsi harus disediakan secukupnya serta mempunyai nilai gizi seimbang karena dapat mempengaruhi dan mendukung kegiatan hidup sehari-hari.
Faktor kedua adalah tidur dan istirahat. Secara alamiah memang orang memerlukan tidur dan istirahat sesudah melakukan suatu aktivitas atau kerja demi untuk mendapatkan kesegaran jasmani kembali. Apabila keseharian tubuh seseorang terlalu banyak bekerja tanpa diselingi dengan tidur dan istirahat maka dapat mengakibatkan tubuh mengalami kelelahan yang berlebihan dan hal ini akan memperburuk kesegaran jasmaninya. Oleh karena itu keseimbangan antara kerja, tidur dan istirahat serta rekreasi memang perlu untuk menunjang kehidupan yang harmonis.
Faktor ketiga adalah kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan hidup sehat ini seperti mandi setiap hari, membasuh tangan dan muka, sering berada di tempat terbuka, menghirup udara segar, sering berada dibawah sinar matahari pagi, menjauhkan diri dari kebiasaan yang tidak sehat seperti rokok, alkohol, dan narkotika yang jelas merusak badan.
Faktor yang keempat adalah latihan dan olahraga. Jelasnya bahwa dengan melakukan latihan olahraga secara teratur akan sangat mempengaruhi kesegaran jasmani. Seperti contoh bahwa setiap hari makan seharga 3000 kalori dan untuk bekerja setiap harinya tanpa latihan dan olahraga akan mempergunakan hanya 2600 kalori. Dengan demikian setiap harinya akan tersimpan 400 kalori yang akan dijadikan lemak dalam tubuh. Bila hal ini setiap hari bertambah maka akan menjadi gemuk, orang yang gemuk akan menjadi sasaran penyakit, terutama penyakit jantung.
Sepanjang hidup manusia di atas bumi ini, selalu diperhadapkan kepada berbagai masalah agar dapat mempertahankan hidup, sehingga membutuhkan kemampuan fisik dan rohani yang sehat serta kemampuan menjalani hidup yang baik antara hubungan dengan individu serta dengan yang maha kuasa.
1624
Hal ini dapat kita lihat bahwa setiap manusia dalam melaksanakan tugas pekerjaannya membutuhkan kesanggupan fisik dan berpikir yang sehat. Di dalam melaksanakan suatu kegiatan tidak kalah pentingnya yang dijadikan dasar utama adalah manusia yang sehat fisik dan mental atau manusia yang memiliki kesegaran jasmani yang baik. Olehnya itu perlu dikembangkan kesadaran dan rasa kepercayaan diri sendiri akan manfaat berolahraga terhadap peningkatan kesegaran jasmani.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui keterkaitan motivasi berolahraga dengan tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM Makassar. Dengan demikian jenis penelitian ini adalah deskriptif.
Jenis dan Jumlah Peubah
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas dua variable yang terdiri: Variabel bebas adalah: motivasi berolahrga danVariabel terikat yaitu tingkat kesegaran jasmani.
Definisi Operasional Peubah (variable)
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai variable penelitian ini dikemukakan definisi dari masing-masing variable sebagai berikut:
a. Motivasi Berolahraga
Motivasi dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan terhadap sesuatu atau objek dan keinginan yang merupakan faktor psikologis dalam diri mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan olahraga.Tes yang digunakan adalah angket.
b. Tingkat Kesegaran Jasmani
Tingkat kesegaran jasmani yang dimaksud adalah tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan/aktifitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat meliputi : tes lari cepat 60 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk 30 detik, tes loncat tegak, tes lari jarak jauh 1200 meter.
c. Model/Rancangan Penelitian
Bertolak dari variabel yang dikaji, maka model/ rancangan penelitian ini dapat dipaparkan seperti berikut ini:X= Motivasi Berolahraga Y= Tingkat Kesegaran Jasmani.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FIK UNM Makassar Jurusan Penjaskesrek. Penelitian ilmiah tidak harus meneliti jumlah keseluruhan obyek yang ada (populasi). Namun bisa dengan mengambil sebagian dari populasi tersebut yang dinamakan sampel.Teknik pengambilan sampel menggunakan purposiv sampling.
Dengan demikian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FIK UNM Makassar Jurusan Penjaskesrek sebanyak 35 orang.
1625 Teknik Pengumpulan Data
Motivasi Berolahraga
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: teknik angket/kuesioner. Motivasi olahraga dipengaruhi oleh banyak faktor. Motivasi tersebut bisa berasal dari motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Keduanya saling berpengaruh dalam terbentuknya motivasi mahasiswa.
Tes Kesegaran Jasmani
Tingkat kesegaran jasmani yang dimaksud adalah tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan/aktifitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani untuk mahasiswa FIK UNM Makassar meliputi : tes lari cepat 60 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk 30 detik, tes loncat tegak, tes lari jarak jauh 1200 meter.
Teknnik Analisis Data
Setelah data penelitian ini terkumpul yakni data melalui data angket motivasi berolahraga dan tes kesegaran jasmani, maka untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang diajukan, maka data tersebut perlu dianalisis dengan menggunakan analisis statistik korelasi dengan menggunakan uji korelasi dan koefesien determinasi untuk mengukur kontribusi atau pengaruh dengan bantuan komputer melalui program SPSS.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dikemukakan hasil analisis data penelitian berupa statistik deskriptif yang memberikan gambaran umum data penelitian dan statistik inferensial yang mengemukakan hasil pengujian hipotesis dan data sebagai syarat untuk analisis statistik selanjutnya.
Analisis deskriptif
Data variabel-variabel penelitian yang diperoleh yaitu motivasi berolahraga dan data tingkat kesegaran jasmani pada mahasiswa FIK UNM Makassar. Data variabel yang terkumpul, selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan prosentase.
Hasil-hasil analisis deskriptif secara lengkap terdapat dalam tabel berikut ini:
1626
Tabel 1.Rangkuman hasil analisis deskriptif data variabel-variabel penelitian VVariabel N Min Max Mean Std. Deviation
Motivasi
Berolahraga 35 95,00 129,00 117,400 8,211 Tingkat
Kesgaran Jasmani
35 13,00 17,00 15,343 1,027
Dari tabel 1 di atas, maka dapat dikemukakan gambaran data tiap variabel sebagai berikut:
1. Untuk data motivasi berolahraga, diperoleh nilai minimum 95.00, nilai maximum 129.00, nilai rata-rata 117.400, nilai standar deviasi 8.211.
2. Untuk data hasil tes tingkat kesegaran jasmani, diperoleh nilai minimum 13.00, nilai maximum 17.00, nilai rata-rata 15.343, nilai standar deviasi 1,027.
Analisis Deskriptif Persentasi frekuensi
Hasil analisis data persentasi frekuensi motivasi berolahraga dan hasil tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM Makassar, dituang dalam bentuk persentase untuk mendapatkan kategori frekuensi setiap variabel yang diperoleh.
Persentasi frekuensi klasifikasi hasil data motivasi berolahraga
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap motivasi berolahraga mahasiswa FIK UNM Makassar, diperoleh hasil, sangat tinggi tidak ada, sebanyak 13 orang mahasiswa (37%) dalam kategori tinggi, sebanyak 11 orang mahasiswa (31 %) dalam kategori sedang, sebanyak 7 orang mahasiswa (20%) dalam kategori rendah, sebanyak 10 orang mahasiswa (28%) dalam kategori rendah, sebanyak 4 orang mahasiswa (12 %) dalam kategori sangat rendah. Secara umum motivasi berolahraga mahasiswa FIK UNM Makassar tergolong kategori tinggi.
Persentasi frekuensi klasifikasi data hasil tes tingkat kesegaran jasmani.
Berdasarkan persentase frekuensi hasil tes tingkat kesegaran jasmani pada mahasiswa FIK UNM Makassar, nampak bahwa dari 35 sampel mahasiswa ternyata yang memiliki klasifikasi baik sekali dan baik tidak ada, sebanyak 33 orang (94 %) kategori sedang, sebanyak 2 orang (6 %), klasifikasi kurang, dan kurang sekali tidak ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya hasil tes tingkat kesegaran jasmani pada mahasiswa FIK UNM Makassar dapat dikategorikan sedang.
Regresi sederhana pengaruh motivasi berolahraga terhadap tingkat kesegaran jasmani pada mahasiswa FIK UNM Makassar
Data motivasi berolahraga diperoleh melalui hasil angket untuk data motivasi berolahraga dan data tingkat kesegaran jasmani melalui tes di lapangan. Untuk
1627
mengetahui pengaruh antara motivasi berolahraga terhadap tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM Makassar, maka dilakukan analisis regresi sederhana.
Tabel 2. Rangkuman hasil analisis regresi sederhana pengaruh motivasi berolahraga terhadap hasil tes tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM Makassar
Variabel R2 t P Ket
Motivasi Berolahraga (X)
TKJ (Y) 0,522
6,002 0,000 Signifikan
Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana di atas diketahui nila t hitung sebesar 6,002, dengan t tabel sebesar 2,034. Karena nilai t hitung > dari t tabel, dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan motivasi beroalahrag terhadap tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM Makassar.
Maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berolahraga terhadap tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM Makassar.
Adapun besarnya pengaruh motivasi berolahraga terhadap tingkat kesegaran jasmani diketahui nilai R Square sebesar 0,522. Nilai ini mengandung arti bahwa pengaruh motivasi berolahraga terhadap tingkat kesegaran jasmani adalah sebesar 52,2 % sedangkan sisanya sebesar 47,8 % dipengaruhi oleh variabel yang lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Pembahasan
Hasil-hasil analisis hubungan antara kedua variabel bebas dengan satu variabel terikat dalam pengujian hipotesis seperti yang telah dikemukakan di atas, masih perlu dikaji lebih lanjut untuk memberikan interpretasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang diperoleh.
Hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada pengaruh motivasi berolahraga terhadap tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM Makassar.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap motivasi berolahraga mahasiswa FIK UNM Makassar, diperoleh hasil, sangat tinggi tidak ada, sebanyak 13 orang mahasiswa (37%) dalam kategori tinggi, sebanyak 11 orang mahasiswa (31 %) dalam kategori sedang, sebanyak 7 orang mahasiswa (20%) dalam kategori rendah, sebanyak 10 orang mahasiswa (28%) dalam kategori rendah, sebanyak 4 orang mahasiswa (12 %) dalam kategori sangat rendah. Secara umum motivasi berolahraga mahasiswa FIK UNM Makassar tergolong kategori tinggi. Hal tersebut karena fasilitas dan sarana yang dimiliki FIK UNM Makassar cukup mendukung untuk melakukan aktivitas olahraga disamping itu juga didukung oleh faktor motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang dimiliki mahasiswa itu sendiri termasuk kategori sedang.
1628
Jadi motivasi berolahraga tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai penggerak agar manusia berlatih, serta memberi arah kegiatan latihan sampai tujuan latihan tercapai. Motivasi berolahraga bervariasi antara individu yang satu dengan yang lainnya karena perbedaan kebutuhan dan keinginan.
Sedangkan tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM Makassar berdasrkan hasil analisis data dapat dijelaskan dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan mahasiswa FIK UNM Makassar yang mempunyai kesegaran jasmani baik sekali dan baik tidak ada (0%), sebanyak 33 orang mahasiswa (94%) kategori sedang, sebanyak 2 orang mahasiswa (6%) kategori kurang, sedangkan kategori kurang dan sangat kurang tidak ada (0%). Dengan demikian secara umum tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM makassar termasuk kategori sedang. Hal tersebut berarti mahasiswa masih perlu ditingkatkan kesegaran jasmaninya. Kurangnya Aktifitas fisik sebagai salah satu faktor mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani mahasiswa, sebaliknya bila kemampuan melakukan aktifitas fisik itu terbuka lebar, maka tingkat kesegaran jasmani semakin baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasannya dapat peneliti simpulkan sebagal berikut:
1. Motivasi Berolahraga Mahasiswa FIK UNM Makassar termasuk kategori tinggi 2. Tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM Makassar termasuk kategori
sedang
3. Ada pengaruh yang signifikan motivasi berolahraga terhadap tingkat kesegaran jasmani mahasiswa FIK UNM Makassar.
DAFTAR PUSTAKA
Abimayu Suli dkk 2000, Psikologi Pendidikan Materi Perkuliahan Program Diploma PGTK dan PGSD, Penerbit Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Makassar.
Adi Sasmita, Yusuf 1989, Hakikat Filsafat dan Peranan Pendidikan Jasmani,departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi, proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Tanpa Penerbit.
Anie Blu Girl 21.24
Hamsah B. 2006. Teori Motivasi & Pengukurannya, Analisis Di Bidang Pendidikan.
Bumi Aksara. Jakarta.
Hasman,Said. 1992. Kesegaran Jasmani Bangsa. Proyek Pendidikan Olahraga. Jakarta.
Mutohir dan lutan. 1996. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dirjen Dikti. Jakarta.
Pasau, Anwar,M.1984. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik (bagian 1). FPOK IKIP Ujungpandang.
Sajoto,M. 1988 Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta.
1629
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sudirman.2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sukintaka.1997. Kajian Masa Depan Pendidikan Jasmani dan Olahraga: Arah Perkembangan Pada Abad ke 21. Mimbar Pendidikan. Jurnal Pendidikan N0. 3 Tahun XVI. 1997. University Press IKIP Bandung.
Suranto. H. 1992. Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Universitas Terbuka. Depdikbud. Jakarta.
Syarifuddin dan Muhadi. 1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dirjen Dikti.
Depdikbud. Jakarta.