• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI FUZZY QUANTIFICATION THEORY II DALAM MEMBANDINGKAN KEPUASAN PELANGGAN PROGRAM LISTRIK PASCABAYAR DENGAN PROGRAM LISTRIK PRABAYAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI FUZZY QUANTIFICATION THEORY II DALAM MEMBANDINGKAN KEPUASAN PELANGGAN PROGRAM LISTRIK PASCABAYAR DENGAN PROGRAM LISTRIK PRABAYAR."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI FUZZY QUANTIFICATION THEORY II

DALAM MEMBANDINGKAN KEPUASAN PELANGGAN PROGRAM LISTRIK PASCABAYAR DENGAN PROGRAM LISTRIK PRABAYAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Matematika Konsentrasi Statistika

Oleh

Gita Desyalita

0902284

PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

APLIKASI FUZZY QUANTIFICATION THEORY II

DALAM MEMBANDINGKAN KEPUASAN PELANGGAN PROGRAM LISTRIK PASCABAYAR DENGAN PROGRAM LISTRIK PRABAYAR

Oleh Gita Desyalita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Gita Desyalita 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

GITA DESYALITA

APLIKASI FUZZY QUANTIFICATION THEORY II

DALAM MEMBANDINGKAN KEPUASAN PELANGGAN PROGRAM

LISTRIK PASCABAYAR DENGAN PROGRAM LISTRIK PRABAYAR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Bambang Avip Priatna M., M.Si. NIP : 196412051990031001

Pembimbing II

Hj. Dewi Rachmatin, S.Si., M.Si. NIP : 196909291994122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

(4)

ABSTRAK

Perbedaan pendapat tentang kepuasan pelanggan terhadap program pembayaran listrik pascabayar dan prabayar adalah salah satu kasus yang dapat ditangani menggunakan metode Fuzzy Quantification Theory II . Metode ini adalah metode yang mengekspresikan beberapa external standard ke dalam suatu nilai (derajat keanggotaan) yang direpresentasikan dengan nilai dalam rentang [0,1]. Tujuan dari metode ini diekspresikan dengan menggunakan persamaan linear . Berdasarkan hasil penelitian di UPJ Cijawura diperoleh hubungan antara dengan masing-masing external standar. merupakan hasil regresi linear untuk program listrik Pascabayar, yaitu

.

Sedangkan merupakan hasil regresi linear untuk program listrik Prabayar, yaitu:

.

Berdasarkan nilai rata-rata dari persamaan regresi linier untuk masing-masing program listrik diperoleh bobot kepuasan pelanggan sebesar 0.5201, sedangkan bobot kepuasan pelanggan sebesar 0.1556. Dari hasil penelitian diperoleh artinya pelanggan UPJ Cijawura lebih puas menggunakan program listrik pascabayar dibandingkan program listrik prabayar.

(5)

ABSTRACT

Opinion differences of the customers satisfaction for postpaid and prepaid electricity payments program is one of the cases that can be handled by using the method of Fuzzy Quantification Theory II. This method is a method of expressing some external standard into a value (degree of membership) that is represented by values in the range [0 1]. The purpose of this method is expressed by using the linear equation . Based on the research results at UPJ Cijawura the relationship between the with external standards is obtained, respectively. is the result of linear regression for Postpaid electricity program, which is

.

While is the result of linear regression for Prepaid electricity program, namely:

.

Based on the average value of = -0.082 from the linear regression equation for each electricity program gained the weight of customer satisfaction is 0.5201, while the weight of customer satisfaction is 0.1556. From the reasearch results were obtained > which is means UPJ Cijawura’s customers are more satisfied using postpaid electricity program than prepaid electricity program .

Keywords : Fuzzy Quantification Theory II , External Standard , Linear Equation

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

HAK CIPTA

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Kualitas Jasa ... 6

2.1.1 Jasa ... 6

2.1.2 Kualitas ... 6

2.1.3 Kualitas Jasa ... 7

2.2 Kepuasan Pelanggan ... 8

2.3 Analisis Regresi ... 10

(7)

vii

2.3.2 Uji Keberartian Parsial Parameter Regresi Linier

Sederhana (Uji Keberartian Intersef) ... 12

2.3.3 Uji Keberartian Parsial Parameter Regresi Linear Sederhana (Uji Keberartian Koefisien Regresi) ... 13

2.3.4 Uji Keberartian Model Regresi Linier ... 14

2.3.5 Koefisien Determinasi ... 16

2.3.6 Pemeriksaan Sisa ... 16

2.4 Matriks ... 17

2.4.1 Definisi Matriks ... 17

2.4.2 Operasi-Operasi Matriks ... 18

2.4.2.1Kesamaan Dua Matriks ... 18

2.4.2.2Penjumlahan dan Pengurangan Matriks ... 19

2.4.2.3Perkalian Matriks ... 19

2.4.2.4Invers Matriks ... 20

2.4.3 Jenis-Jenis Matriks ... 20

2.4.3.1Matriks Transpos... 20

2.4.3.2Matriks Diagonal... 21

2.4.3.3Matriks Segitiga ... 21

2.4.3.4Pangkat Matriks ... 21

2.4.3.5Akar Kuadrat Matriks ... 22

2.5 Nilai Eigen dan Vektor Eigen ... 22

2.5.1 Nilai Eigen ... 22

2.5.2 Vektor Eigen ... 24

2.6 Dekomposisi Cholesky ... 25

2.7 Populasi dan Sampel ... 27

2.7.1 Populasi ... 27

2.7.2 Sampel ... 27

2.8 Logika Fuzzy ... 27

(8)

BAB III FUZZY QUANTIFICATION THEORY II ... 30

3.1 Konsep Dasar ... 30

3.2 Karakteristik Fuzzy Quamtification Theory II ... 31

3.3 Menentukan Bobot Kategori ... 32

3.3.1 Bobot Kategori ... 32

3.3.2 Matriks ̅ ̅ ... 32

3.3.3 Matriks dan ... 33

3.3.4 Mendekomposisiskan Matriks menjadi Matriks ... 34

3.3.5 Matriks ... 34

3.4 Aplikasi Fuzzy Quamtification Theory II ... 35

BAB IV STUDI KASUS ... 36

4.1 Sumber Data ... 37

4.2 Identifikasi Variabel ... 38

4.2.1 Variabel Penelitian ... 38

4.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 39

4.3 Metode Pengolahan Data ... 40

4.3.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 40

4.3.2 Fuzzy Quamtification Theory II ... 42

4.3.3 Pengujian ... 46

4.3.4 Perbandingan Bobot Kepuasan Pelanggan terhadap Masing- Masing Program Listrik ... 48

4.3.5 Uji Linearitas ... 49

4.3.6 Uji Keberartian Intersep dan Koefisien Regresi ... 49

4.3.7 Uji Keberartian Model Regresi Linear ... 51

4.3.8 Koefisien Determinasi ... 52

(9)

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 58

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Listrik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dapat

dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan

baik di rumah tangga maupun industri (Joeardie, 2012).

PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan penyedia jasa kelistrikan

terbesar di Indonesia. Perusahaan ini telah banyak memberikan kontribusi yang

besar dalam memasok kebutuhan listrik untuk masyarakat. Selaku perusahaan

BUMN yang menangani masalah kepentingan listrik dan memberikan jumlah

pasokan listrik kepada masyarakat dalam jumlah yang sangat besar, tentunya PT.

PLN (Persero) memberikan pelayanan sebagai upaya pasti dalam memberikan

public service yang maksimal untuk kepentingan dan kemajuan bangsa

(Wahyusetya, 2011) .

Selama ini pelanggan PT. PLN (Persero) mendapat layanan program listrik

pascabayar, yaitu menggunakan energi listrik terlebih dahulu kemudian

membayar pada bulan berikutnya. Setiap bulan PT. PLN (Persero) harus mencatat

meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar pelanggan,

melakukan penagihan kepada pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan

memutus aliran listrik jika pelanggan terlambat atau tidak membayar rekening

listrik setelah waktu tertentu (PLN, 2013).

Untuk mengembangkan pelayanan suatu perusahaan, dibuatlah suatu

inovasi demi mempertahankan eksistensi juga untuk kemajuan serta

pengembangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bentuk inovasi

yang diciptakan oleh PT. PLN (Persero) adalah dengan mengeluarkan program

listrik prabayar atau disebut juga Listrik Pintar (Dhuhuriawan, 2012). Program

listrik prabayar, yaitu mengeluarkan biaya terlebih dahulu untuk membeli energi

(11)

pencatatan meter yang biasanya dilakukan setiap bulan, dan tidak perlu terikat

dengan jadwal pembayaran listrik bulanan.

Alasan PT. PLN (Persero) mengganti program listrik pascabayar menjadi

listrik prabayar karena program listrik prabayar merupakan program yang

mempermudah pelanggan dalam pengontrolan penggunaan listrik. Dengan

program ini pelanggan dapat mengatur pemakaian listrik dan dapat mematok

anggaran biaya listrik bulanan (upvnj, 2013). Selain itu, pelanggan juga terlepas

dari masalah kesalahan mencatat penggunaan listrik serta terbebas dari sanksi

pemutusan terlambat membayar listrik. Secara otomatis layanan ini juga

mengatasi keluhan pelanggan tentang pembacaan meter oleh petugas PLN yang

tidak akurat. Pelanggan juga tidak perlu khawatir mati listrik mendadak saat

stroom yang tertera di meter sudah habis. Karena secara otomatis, meteran

prabayar akan memberikan alarm jika jumlah kwh sudah mulai habis (Wahyuni,

2012).

Keuntungan program listrik prabayar lebih banyak jika dibandingkan

program listrik pascabayar, namun pendapat masyarakat menuai kontroversi

mengenai adanya program baru ini. Seperti kejadian-kejadian berikut :

“Tarif listrik prabayar setelah dihitung justru lebih mahal daripada listrik pascabayar dan lebih membebani masyarakat kecil. Akhir-akhir ini PLN gencar menghimbau pelanggan agar beralih (migrasi) ke penggunaan listrik prabayar. Alih-alih menyajikan berbagai keunggulan program tersebut, nyatanya budget yang harus kami keluarkan lebih besar daripada sebelum bermigrasi ke listrik prabayar...” (Agenlistrikprabayar, 2011).

“Kemarin saya melakukan pengisian token PLN senilai Rp 20 ribu, tetapi sampai tadi pagi saya coba isi ternyata hasilnya gagal. Saya coba dengan pembelian token Rp 20 ribu lagi, tetapi juga tetap gagal. (sebelumnya

tidak ada masalah pengisian token)...” (Daniel, 2012).

“Banyak warga saya yang bertanya adanya meteran pulsa, tapi saya

sendiri hanya mengetahui sedikit tentang itu dari media massa. Apalagi sampai saat ini belum ada undangan dari Desa untuk sosialisasi penggunaan pulsa", ujar Sunardi. Secara terpisah, Umi (52), warga Perumahan Griya Salak Asri A1/6 Desa Cinangka mengaku merasa lebih hemat setelah menggunakan meteran pulsa dan tak perlu khawatir lagi dengan lonjakan tagihan tiap bulan, seperti yang pernah dialami

(12)

“Baru saja kamar kos-kosan saya di Depok dipasangkan sebuah alat meteran listrik prabayar. Awalnya saya tidak paham mengenai listrik prabayar yang merupakan salah satu program hemat energi dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun, setelah medengarkan penjelasan dari petugas pemasangan meteran tersebut, dapat saya bayangkan bahwa sistem listrik prabayar cukup praktis dan memang menghemat pengeluaran untuk listrik perbulannya...” (Haesy, 2011).

Dari kejadian-kejadian di atas, ada kalangan yang lebih memilih program

listrik prabayar dibandingkan program listrik pascabayar, begitupun sebaliknya

lebih memilih program listrik pascabayar dibandingkan program listrik prabayar.

Berbagai alasan muncul dari masyarakat. Masyarakat menganggap listrik prabayar

lebih mahal dan pemakaiannya lebih rumit, lebih praktis menggunakan listrik

prabayar dibandingkan dengan listrik pascabayar, listrik prabayar lebih murah,

kurangnya sosialisai lebih kepada masyarakat tentang program listrik prabayar

dan masih banyak alasan lainnya.

Dengan hal ini, akan dibandingkan kepuasan pelanggan dari kedua

program tersebut untuk melihat program mana yg memiliki kepuasan yang lebih

baik bagi pelanggan. Sehingga akan dilakukan survey menggunakan kuesioner

kepada sebagian pelanggan yang akan dijadikan sampel. Pendapat pelanggan akan

menjadi acuan untuk mengetahui seberapa besar kepuasan pelanggan dari kedua

program ini. Biasanya, suatu pendapat atau evaluasi terhadap suatu aktivitas akan

direpresentasikan secara linguistik, seperti : mudah, sulit, mahal, murah, cukup,

buruk, puas, dll. Untuk membandingkan pendapat atau evaluasi representasi

linguistik, sebenarnya akan lebih mudah apabila ekspresi yang berbentuk

kualitatif tersebut diganti dengan bentuk numeris. Untuk keperluan tersebut maka

dibutuhkan metode kuantifikasi (Kusumadewi, 2010).

Menurut Chikio Hayashi (1950), Quantification Theory adalah metode

kuantifikasi dari penilaian kualitatif dan evaluasi kualitatif. Quantification Theory

ini terdiri dari empat metode, yaitu I, II, III dan IV. Metode kuantifikasi ini

menggunakan nilai {1,0} untuk menunjukkan kepuasan pelanggan dari kedua

program. Suatu program dikatakan puas bagi pelanggan jika derajat keanggotaan

(13)

Misalkan, variabel biaya dibagi menjadi 2 kategori, yaitu murah dan

mahal. Kategori murah memiliki domain <150.000, sedangkan kategori mahal

memiliki domain >150.000. Apabila biaya listrik seorang pelanggan sebesar

149.900, maka dikatakan murah. Sedangkan jika biaya listrik seorang pelanggan

sebesar 150.100, maka dikatakan mahal. Dari pemisalan di atas, bisa dikatakan

bahwa untuk menyatakan biaya listrik sangat tidak adil, adanya perubahan kecil

saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan.

Ketidakadilan di atas dapat ditangani menggunakan teori himpunan fuzzy.

Fuzzy Quantification Theory adalah metode untuk mengendalikan

data-data kualitatif dengan menggunakan teori himpunan fuzzy. Pengendalian disini

lebih dimaksudkan untuk menjelaskan kejadian-kejadian fuzzy menggunakan nilai

dalam rentang [0,1] yang mengekspresikan pendapat-pendapat secara kualitatif

(Kusumadewi, 2010).

Dalam penelitian ini akan dibandingkan kepuasan pelanggan dari kedua

program listrik pascabayar dan program listrik prabayar. Yaitu dengan

menggunakan salah satu metode Fuzzy Quantification Theory yaitu Fuzzy

Quantification Theory II. Dari hasil analisis yang akan dilakukan nantinya akan

diperoleh perbandingan dari kedua program dengan menggunakan Fuzzy

Quantification Theory II.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menerapkan

Fuzzy Quantification Theory II dengan judul Aplikasi Fuzzy Quantification

Theory II dalam Membandingkan Kepuasan Pelanggan Program Listrik

Pascabayar dengan Program Listrik Prabayar”.

1.2Batasan Masalah

Agar pemaparan penelitian ini tidak terlalu meluas, maka penulis

membatasi permasalahan sebagai berikut :

1. Dilakukan pengumpulan kuesioner untuk memperoleh data primer.

2. Data yang digunakan adalah data primer hasil survey dua program listrik

pascabayar dan prabayar pada golongan tarif rumah tangga (R1) di UPJ

(14)

3. Metode yang digunakan adalah Fuzzy Quantification Theory II sebagai salah

satu teknik dalam analisis terhadap data yang digunakan.

4. Pengukuran kepuasan pelanggan menggunakan variabel kualitas jasa.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil pemaparan sebelumnya, dapat dirumuskan

permasalahan berikut : Bagaimana perbandingan kepuasan pelanggan antara

program listrik pascabayar dengan program listrik prabayar di UPJ Cijawura ?

1.4Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah membandingkan kepuasan

pelanggan antara program listrik pascabayar dengan program listrik prabayar di

UPJ Cijawura.

1.5Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penulisan skripsi secara teoritis adalah mengaplikasikan metode

Fuzzy Quantification Theory II.

2. Manfaat Praktis

Manfaat penulisan skripsi secara praktis adalah mengetahui perilaku pelanggan

sebagai penentu kebijakan serta menjadi acuan suatu perusahaan dalam menilai

(15)

30

BAB III

FUZZY QUANTIFICATION THEORY II

3.1 Konsep Dasar

Fuzzy Quantification Theory adalah metode untuk mengendalikkan

data-data kualitatif dengan menggunakan teori himpunan fuzzy (Kusumadewi, 2010).

Maksud dari pengendalian disini adalah menjelaskan kejadian-kejadian fuzzy

dengan menggunakan nilai dalam rentang [0,1]. Nilai ini digunakan untuk

mengekspresikan pendapat-pendapat secara kualitatif. Misalnya, pendapat

seseorang dalam menilai sesuatu. Baik itu suatu produk, program kerja atau yang

lainnya.

Jika terdapat data dengan derajat keanggotaan pada

fuzzy group adalah , maka ukuran dari himpunan fuzzy diekspresikan sebagai berikut (Terano, 1992):

...(3.1)

Sehingga,

...(3.2)

Untuk mencari total mean dan mean menggunakan fuzzy group diekspresikan persamaan berikut:

{∑ ∑

} ...(3.3)

{∑

(16)

Variasi total , variasi antar fuzzy group , dan variasi dalam fuzzy group

di definisikan sebagai berikut:

∑ ∑ ...(3.5) ∑ ∑( ) ...(3.6) ∑ ∑( ) ...(3.7)

dalam hal ini, .

3.2 Karakteristik Fuzzy Quantification Theory II

Tujuan Fuzzy Quantification Theory II menurut Watada et al yang dikutip

Terano (1992) sebagai berikut:

“The object of Fuzzy Quantification Theory II is to express several fuzzy groups

in terms of qualitative descriptive variables. These qualitative descriptive variables take the form of values (membership values) on [0,1].”

Dari kutipan di atas metode ini mengekspresikan beberapa fuzzy group ke

dalam suatu nilai (derajat keanggotaan) yang direpresentasikan dengan nilai dalam

rentang [0,1]. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan karakteristik data yang

[image:16.595.115.511.144.738.2]

ditangani oleh Fuzzy Quantificationy Theory II.

Tabel 3.1 Karakteristik Fuzzy Quantificationy Theory II (Terano, 1992)

No Fuzzy External Standard

(17)

32

Dari Tabel 3.1 pada Fuzzy Quantification Theory II, external standard

direpresentasikan sebagai fuzzy group . Tujuan dari Fuzzy

Quantification Theory II diekspresikan dengan menggunakan persamaan linear

dari bobot kategori untuk kategori , sebagai berikut (Terano, 1992):

...(3.8)

3.3 Menentukan Bobot Kategori (Terano, 1992)

3.3.1 Bobot Kategori

Bobot kategori adalah nilai yang memberikan pemisahan yang paling

baik untuk setiap external standard fuzzy group. Derajat pemisahan yang paling

baik untuk grup-grup fuzzy ini didefinisikan dengan menggunakan variance ratio

yaitu rasio dari variasi total dan variasi antar fuzzy group berikut:

...(3.9)

Dengan memaksimumkan fuzzy variance ratio , akan diperoleh nilai untuk

persamaan linear (3.8).

3.3.2 Matriks , ̅ dan ̅

Untuk menentukan nilai pada persamaan linear , tentukan terlebih dahulu fuzzy mean ̅ dalam fuzzy group ( dan total fuzzy mean ̅ dengan:

̅ {∑

} ...(3.10)

̅ {∑ ̅

} ...(3.11)

Kemudian untuk nilai keanggotaan dari kategori , fuzzy mean ̅ dalam setiap fuzzy group dan total fuzzy mean ̅ dapat dicari dengan:

̅ {∑

(18)

̅ {∑ ̅

} ...(3.13)

Selanjutnya dibentuk matriks , ̅ , dan ̅ dengan elemen-elemen ,

̅ , dan ̅ yang berukuran , sebagai berikut:

[ ] ...(3.14) ̅ [ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ] ...(3.15) ̅ [ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ] ...(3.16)

3.3.3 Matriks dan

Vektor baris dengan dimensi K untuk bobot kategori dan matriks

(19)

34

[

]

...(3.18)

Dengan menggunakan matriks di atas, variasi total dan variasi antar

fuzzy group dari persamaan (3.5) dan (3.6) ditulis sebagai sebagai berikut:

̅ ̅ ...(3.19)

̅ ̅ ̅ ̅ ...(3.20)

Jika disubstitusikan persamaan (3.19) dan (3.20) ke dalam persamaan (3.9) dan di

diferensial secara parsial terhadap , maka diperoleh:

{ ̅ ̅ } ̅ ̅ { ̅ } { ̅ } ...(3.21)

Sehingga dibentuk matriks dan yang berukuran sebagai berikut:

{ ̅ ̅ } ̅ ̅ ...(3.22)

{ ̅ } { ̅ } ...(3.23)

3.3.4 Mendekomposisikan Matriks menjadi Matriks

Jika matriks dan sudah terbentuk, maka matriks didekomposisi

menjadi matriks segitiga atas sedemikian sehingga , dan akan diperoleh:

...(3.24)

3.3.5 Matriks

Setelah matriks didekomposisi menjadi matriks segitiga atas , maka

akan diperoleh matriks berikut:

(20)

Sehingga bobot kategori dapat dicari dari vektor eigen yang memaksimumkan nilai eigen dari matriks . Dengan demikian, diperoleh

bobot kategori yang memaksimumkan fuzzy variance ratio .

3.4Aplikasi Fuzzy Quantification Theory II

Adapun algoritma Fuzzy Quantification Theory II adalah sebagai berikut:

1. Membentuk matriks , dengan elemen-elemen , dan

yang diulang sebanyak M kali berukuran M .

2. Membentuk matriks ̅ , dengan elemen-elemen ̅ , , yang diulang sebanyak kali untuk suatu nilai berukuran M .

3. Membentuk matriks ̅, dengan elemen-elemen ̅ , , yang diulang sebanyak M kali berukuran M .

4. Mencari matriks dan yang berukuran . 5. Mendekomposisikan matriks menjadi matriks .

6. Mencari matriks .

7. Menentukan bobot kategori dengan memaksimumkan fuzzy variance ratio

yang dicari melalui vektor eigen yang memaksimumkan nilai eigen dari matriks .

8. Menentukan persamaan regresi linear .

9. Membentuk hubungan antara dengan external standard secara grafis. 10. Menentukan hasil regresi linear masing-masing external standard.

11. Melakukan pengujian terhadap hasil regresi linier yang sudah didapatkan.

12. Membandingkan bobot dari hasil regresi linier masing-masing external

(21)

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan metode Fuzzy Quantification Theory II diperoleh hasil regresi

linier untuk program pembayaran listrik Pascabayar ( dan hasil regresi linear

untuk program pembayaran listrik Prabayar sebagai berikut:

Hasil regresi linier tersebut dilakukan pengujian terhadap lima data responden

baru sehingga diperoleh hasil bahwa . Sedangkan rata-rata persamaan

regresi yang disubstitusikan ke dalam regresi linier dan diketahui

bahwa bobot kepuasan pelanggan terhadap program listrik Pascabayar sebesar

0.5201 dan terhadap program listrik Prabayar sebesar 0.1556. Ini berarti bahwa,

berdasarkan pengujian terhadap lima data responden baru atau dilihat dari

perbandingan bobot kepuasan pelanggan terhadap masing-masing program listrik

termyata pelanggan di UPJ Cijawura lebih puas menggunakan program listrik

pascabayar dibandingkan program listrik prabayar.

5.2Saran

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkaji lebih dari dua

eksternal standar pada metode Fuzzy Quantification Theory II. Selain itu,

disarankan untuk mengkaji lebih dalam mengenai metode Fuzzy Quantification

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Fitriani. 2010. Modul Kuliah Pengolahan Data. Bandung: UPI

Agenlistrikprabayar. 2011. Tarif Listrik Prabayar Lebih Mahal dari Pascabayar,

Benarkah?. [Online]. Tersedia:

http://agenlistrikprabayar.blogspot.com/2011/07/tarif-listrik-prabayar-lebih-mahal-dari.html[23 Maret 2013]

Argatyasweta, Riandika. 2008. ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN DAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMILIHAN PRODUK NOTEBOOK DENGAN FUZZY QUANTIFICATION II (Studi Kasus Pada Mahasiswa FTI UII Yogyakarta). Yogyakarta: UII

Beritabogor. 2011. Permintaan Listrik Pra Bayar Meningkat. [Online]. Tersedia:

http://www.beritabogor.com/2011/04/pelanggan-listrik-pra-bayar

wilayah-upj.html [23 Maret 2013]

Daniel, H. (2012, 24 Oktober). Meteran PLN (Prabayar) Tidak Bisa Diisi Token. [Online]. Tersedia: http://www1.kompas.com/suratpembaca/read/35821

[23 Maret 2013]

Dhuhuriawan, Friki (2012). KUALITAS PELAYANAN PROGRAM LISTRIK

PINTAR DI PT. PLN (Persero) UPJ SURABAYA SELATAN (Studi Tentang Pelayanan Pasang Baru Listrik Prabayar Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat). [Online]. Tersedia:

http://eprints.upnjatim.ac.id/3456/1/file1.pdf [24 Maret 2013]

Gere, James H. & William Weaver, Jr. 1983. Matrix Algebra for Engineers. Wadsworth, Inc

Haesy, IMK. (2011). Listrik Prabayar Lebih Praktis. [Online] Tersedia:

http://muhammadkhairil11.blogspot.com/2011/03/listrik-prabayar-lebih-praktis.html [18 April 2013]

Joeardie. (2012). Arus Listrik. [Online]. Tersedia:

http://joeardie.blogspot.com/2012/08/arus-listrik.html [23 Maret 2013]

Kotler, Phillip & Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid1. Indonesia : Indeks

(23)

57

Lindarto, Wiwien. Analisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan

pelanggan memilih listrik prabayar di PT PLN (Persero) APJ Madura

[Online]. Tersedia:

http://wiwienlindarto.blogspot.com/2012/06/analisis-pengaruh-bauran-pemasaran.html [25 Maret 2013]

PLN. 2013. [Online]. Tersedia: http://www.pln.co.id/?p=501 [25 Maret 2013]

Priyatno, Duwi. 2011. Buku Saku SPSS (Analisis Statistika Data Lebih Cepat,

Efisian, dan Akurat). Yogyakarta : MediaKom

Rachmatin, Dewi. 2013. Modul Kuliah Statistika Dasar. Bandung : UPI

Ruwiyanti, Diah (2006). PENGGUNAAN TEORI KUANTIFIKASI FUZZY II

DALAM ANALISIS KEPUTUSAN PELANGGAN (STUDI KASUS : PRODUK MIE INSTANT) [Online]. Tersedia:

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46024 [01 Maret 2013]

Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Susila, I Nyoman. 1993. Dasar-Dasar Metode Numerik. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Terano, T., Asai, K., & Sugeno, M. 1992. Fuzzy System Theory. Academic Press, Inc.

Tjiptono, Fandy & Gregorius Chandra. 2007. Service Quality & Satisfaction. Yogyakarta : Andi

Upnvj. 2013. [Online] Tersedia:

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3fisippdf/207612021/bab1.pdf [18

April 2013]

Wahyuni, ND. (2012, 17 Desember). Lebih Untung Mana Pakai Listrik

Pascabayar atau Prabayar?. Liputan6.com [Online] Tersedia:

http://bisnis.liputan6.com/read/469322 [18 April 2013]

Wahyusetya. 2011. [Online] Tersedia:

Gambar

Tabel 3.1 Karakteristik Fuzzy Quantificationy Theory II (Terano, 1992)

Referensi

Dokumen terkait

reward berupa pesan yang berisikan tentang sejarah dari gedung Lawang Sewu yang diharapkan dapat menambah wawasan pemain.. Game “Find Me: Lawang Sewu” didesain dengan

Dengan ini saya menyatakan menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Kenaikan Tarif Cukai Rokok Kretek terhadap Harga, Penawaran dan Permintaan Komoditas Rokok Kretek dan Komoditas

Nugget yang mengandung kadar lemak paling tinggi dan kadar serat paling rendah adalah formula (1) nugget ayam 100%, sedangkan nugget yang mengandung kadar lemak

Aplikasi sistem rekomendasi yang dibangun memiliki fitur menampilkan daftar rekomendasi restoran berdasarkan kategori restoran yang dipilih dengan menggunakan

Terdapat 38 kota dan kabupaten yang terdapat di Jawa Timur, sesuai dengan yang terdapat pada buku, yang masing-masing dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

BAB IV.. yang berada pada wilayah perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Riau dan dilewati oleh Jalur Lintas Tengah Sumatera. Kabupaten Dharmasraya

Sehingga, posisi media massa masih sebagai perpanjangan tangan dari manusia; dalam konteks ruang publik tentu saja pemerintah dan masyarakat, karena itu apakah bisa dikatakan

Valbury Asia Securities hanya sebagai informasi dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau. menjual suatu