• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DI LINGKUNGAN KELUARGA: Studi Pada Tiga Keluarga dalam Lingkup Kelompok Bermain Tunas Bangsa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DI LINGKUNGAN KELUARGA: Studi Pada Tiga Keluarga dalam Lingkup Kelompok Bermain Tunas Bangsa."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FIP: 019/S/PLS/IV/2013

PENERAPAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENUMBUHKAN

KARAKTER KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN

DI LINGKUNGAN KELUARGA

(Studi Pada Tiga Keluarga dalam Lingkup Kelompok Bermain Tunas Bangsa)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

NENG FIKA RUMPAKA DEWI 1009709

(2)

PENERAPAN METODE PEMBIASAAN DALAM

MENUMBUHKAN KARAKTER KEMANDIRIAN ANAK USIA

DINI 5-6 TAHUN DI LINGKUNGAN KELUARGA

(Studi Pada Tiga Keluarga dalam Lingkup Kelompok Bermain Tunas Bangsa)

Oleh

Neng Fika Rumpaka Dewi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

© Neng Fika Rumpaka Dewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

No. Daftar FIP: 019/S/PLS/IV/2013

NENG FIKA RUMPAKA DEWI 1009709

PENERAPAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN

DI LINGKUNGAN KELUARGA

(Studi Pada Tiga Keluarga dalam Lingkup Kelompok Bermain Tunas Bangsa)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. Achmad Hufad, M. Ed. NIP. 19550101 198101 1001

Pembimbing II

Dr. Viena Rusmiati Hasanah, S. IP., M. Pd. NIP. 19760814 200604 2001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

(4)

ABSTRAK

Neng Fika Rumpaka Dewi (2013), Penerapan Metode Pembiasaan dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun di Lingkungan Keluarga (Studi Pada Tiga Keluarga dalam Lingkup Kelompok Bermain Tunas Bangsa)

Masalah penelitian dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan kemandirian anak usia dini di lingkungan keluarga dalam lingkup Kelompok Bermain Tunas Bangsa. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai: 1) proses penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga; 2) hasil penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga; 3) faktor pendorong penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga

Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari konsep metode pembiasaan, konsep pendidikan karakter, konsep kemandirian anak usia dini, konsep parenting, konsep keluarga, dan konsep pendidikan luar sekolah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pelaporan. Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu 3 orang tua dari keluarga dalam lingkup Kober Tunas Bangsa. Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan, diperoleh hasil penelitian mengenai (1) penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian, diantaranya: tahap perencanaan meliputi mengetahui potensi anak, identifikasi kebutuhan anak, target/tujuan yang ingin dicapai, dan refleksi orang tua mengenai hasil parenting, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi meliputi refleksi/diskusi dengan tutor dan pengecekan oleh tutor di lembaga. (2) hasil penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian, diantaranya: kemampuan dalam menjalankan ibadah, makan, mengurus diri, mengurus kebersihan diri serta menjaga lingkungan. (3) faktor pendorong penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian, diantaranya: faktor internal meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh orang tua dan faktor eksternal meliputi pengaruh lingkungan sekolah.

(5)

sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh orang tua dan faktor eksternal meliputi pengaruh lingkungan sekolah.

ABSTRACT

Neng Fika Rumpaka Dewi (2010), Application of habituation method in the Cultivating Character Independence Early Childhood 5-6 Years in Family Environment (Studies in the Three Families Scope of Playgroup Tunas Bangsa)

The research problem in this study is the application of methods of habituation How to foster self-reliance in the early childhood family environment within the scope of Play Group Tunas Bangsa. The purpose of this study is to obtain data on: 1 ) the application of the method of habituation in growing independence of character early childhood in the family, 2) the results of the application of the method of habituation in growing independence of character early childhood in the family, 3) the factors driving the application of methods of habituation the growing independence of character early childhood in the family.

Study of the theory used in this study consisted of habituation method concept, the concept of character education, the concept of independence early childhood, parenting concept, the concept of family, and the concept of non formal education. This study used a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques used were interviews, observation and documentation. The steps of data collection in this study starts from the preparation phase, the implementation phase, the reporting stage. Research subjects in this study are the parents of 3 within the scope of the Play Group family Tunas Bangsa.

Based on the data processing and discussion, the result of research on ( 1 ) the application of the method of habituation in growing independence of character, including: planning phase includes knowing the potential of children, identification of children's needs, targets / objectives, and reflections parents about parenting outcomes, stage implementation, and evaluation phases include reflection / discussion with tutors and checking by the tutor at the institution . ( 2 ) the results of the application of the method of habituation in growing independence of character , including: the ability to practice, eat, take care of yourself, take care of personal hygiene as well as protecting the environment. (3) the application of the method of habituation driving factor in growing independence of character, including: internal factors include knowledge, attitudes and skills possessed by the parents and the external factors include the influence of the school environment.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembiasaan ... 10

B. Pendidikan Karakter ... 12

1. Pengertian Pendidikan Karakter ... 12

2. Tujuan Pendidikan Karakter ... 13

3. Tahap-Tahap Perkembangan Karakter Siswa ... 15

4. Landasan Pendidikan Karakter ... 16

5. Tahapan Pengembangan Kemandirian ... 24

6. Indikator Pengembangan Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun ... 25

D. Konsep Keluarga ... 26

1. Pengertian Keluarga ... 26

2. Fungsi Keluarga ... 27

3. Keluarga sebagai Lingkungan Pendidikan ... 28

4. Peran Anggota Keluarga dalam Pendidikan Anak ... 29

E. Konsep Parenting ... 30

(8)

2. Manfaat Parenting ... 32

3. Fungsi Parenting ... 32

4. Langkah-langkah Parenting ... 33

5. Bentuk-bentuk Kegiatan Parenting ... 33

6. Parenting dalam Pendidikan Luar Sekolah ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 35

B. Desain Penelitian ... 35

1. Tahap Persiapan ... 35

2. Tahap Pelaksanaan ... 36

3. Tahap Pelaporan ... 36

C. Metode Penelitian dan Justifikasi ... 37

D. Definisi Operasional ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 45

2. Penerapan Metode Pembiasaan Keluarga 1 (K1) ... 47

a. Profil Keluarga 1 (K1) ... 47

b. Proses Penerapan Metode Pembiasaan ... 48

c. Hasil Penerapan Metode Pembiasaan ... 57

d. Faktor Pendorong Penerapan Metode Pembiasaan ... 59

3. Penerapan Metode Pembiasaan Keluarga 2 (K2) ... 60

a. Profil Keluarga 2 (K2) ... 60

(9)

c. Hasil Penerapan Metode Pembiasaan ... 70

d. Faktor Pendorong Penerapan Metode Pembiasaan ... 72

4. Penerapan Metode Pembiasaan Keluarga 3 (K3) ... 73

a. Profil Keluarga 3 (K3) ... 73

b. Proses Penerapan Metode Pembiasaan ... 74

c. Hasil Penerapan Metode Pembiasaan ... 83

d. Faktor Pendorong Penerapan Metode Pembiasaan ... 84

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

1. Proses Penerapan Metode Pembiasaan dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian ... 86

2. Hasil Penerapan Metode Pembiasaan dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian ... 92

3. Faktor Pendorong Penerapan Metode Pembiasaan dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96

B. Saran/Rekomendasi ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 100

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Hidup manusia berkembang dari mulai masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Masa anak-anak merupakan saat yang terbaik untuk membentuk karakter seorang individu. Kesalahan pendekatan dalam masa ini akan membawa dampak yang buruk pada masa-masa selanjutnya. Banyak pakar, filsuf dan orang-orang bijak yang mengatakan bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar bisa membangun sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera. Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh para orang tua dan pendidik adalah melestarikan dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak sejak dini. Nilai-nilai moral yang ditanamkan akan membentuk karakter (akhlak mulia) yang merupakan fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera.

Kebermaknaan hidup seseorang mewujud dalam sikap dan perilaku yang sepadan dengan nilai kemakhlukannya sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi ini. Perkembangan sikap dan perilaku yang berkaitan erat dengan dimensi tersebut perlu dipahami secara dini agar dapat dipersiapkan berbagai upaya yang memfasilitasinya atau iklim lingkungan belajar yang kondusif. Pendidikan merupakan salah satu upaya membentuk sikap dan perilaku manusia, sebagaimana dalam Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa:

(11)

2

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pengertian pendidikan diatas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan harus dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik baik dalam mengembangkan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan. Namun pendidikan saat ini lebih mementingkan aspek pengembangan kecerdasan saja sehingga aspek lain yang seharusnya di kembangkan oleh instansi/ lembaga pendidikan kurang mendapat perhatian. Seperti misalnya sejak usia dini, anak-anak telah diarahkan untuk mencapai kecerdasan otak yang tinggi. Hampir disemua pendidikan pra-sekolah telah mengajarkan anak-anak membaca dan berhitung, sehingga aspek-aspek pembinaan karakter/ emosi-emosi anak kurang mendapat perhatian. Padahal Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa:

Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan dalam 3 (tiga) jalur, yaitu pendidikan

formal dalam bentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfah (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Jalur pendidikan nonformal dalam bentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS) dan bentuk lain yang sederajat dan jalur informal, yakni pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan dalam lingkungan keluarga.

(12)

3

lingkungan pendidikan non formal yang umumnya berlangsung di luar sistem persekolahan dan lingkungan pendidikan informal yang berlangsung di kehidupan keluarga dan masyarakat.

Kelompok Bermain Tunas Bangsa merupakan lembaga pendidikan pada jalur non formal yang bergerak dalam bidang pendidikan anak usia dini. Kelompok Bermain Tunas Bangsa tersebut menerapkan pendidikan 9 Pilar Karakter. Sembilan Pilar Karakter merupakan salah satu muatan utama dan ciri khas dari Kurikulum Pendidikan Holistik Berbasis Karakter yang dikembangkan oleh IHF (Indonesia Heritage Foundation). Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, diantaranya yaitu; pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/ kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

(13)

4

atau karakter seorang anak.”

Parenting merupakan salah satu metode agar orang tua dapat mengetahui bagaimana pendidikan karakter dapat pula diterapkan dalam lingkungan keluarga. Biasanya pada penerapan satu pilar karakter, diterapkan selama 3-4 minggu. Oleh karena itu lembaga pendidikan non formal (Kober) Tunas Bangsa mengadakan kegiatan Parenting ini secara rutin, yakni satu kali dalam seminggu.

Pada penyelenggaraannya di minggu pertama, hal yang dilakukan yakni pemberian pengetahuan dan kiat-kiat serta metode apa saja yang dapat digunakan dalam menerapkan pendidikan karakter di lingkungan keluarga mengenai pilar yang sedang diterapkan di lembaga Kober Tunas Bangsa. Misalnya penerapan Pilar 2 yakni Kemandirian, Disiplin dan Bertanggung Jawab. Minggu kedua, orang tua berdiskusi dan sharing mengenai pengalaman-pengalaman yang ditemukan pada saat menerapkan pendidikan karakter di rumah serta memberikan solusi bila orang tua mengalami kesulitan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mengetahui ketercapaian antara penyelenggaraan kurikulum pendidikan 9 Pilar karakter dengan program parenting yang telah diinternalisasikan di lingkungan keluarga. Maka penulis mencoba mengembangkan permasalahan yang berkenaan dengan judul penelitian sebagai berikut : “Penerapan Metode Pembiasaan dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini di Lingkungan Keluarga”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di lembaga Kelompok Bermain Tunas

Bangsa, maka dapat dirumuskan bahwa:

(14)

5

2. Orang tua yang mengikuti kegiatan Parenting sangat antusias hal tersebut terlihat dari kehadiran dan keaktifan orang tua dalam hal bertanya ketika ada penjelasan yang kurang dipahami.

3. Orang tua dibekali pengetahuan, kiat-kiat dan metode yang dapat digunakan dalam penerapan pendidikan karakter di lingkungan keluarga.

4. Mayoritas orang tua menggunakan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter anak di lingkungan keluarga.

Untuk memperjelas penelitian dan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas serta disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana proses penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga?

2. Bagaimana hasil penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga?

3. Faktor pendukung penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data/ informasi mengenai :

1. Proses penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga

2. Hasil penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga

(15)

6

D. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif.

Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012: 15) adalah :

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekannkan makna dari pada generalisasi.

E. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara Konseptual Teoritis

a. Secara Konseptual Teoritis manfaat penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep, teori dan wawasan Pendidikan Luar Sekolah terutama penerapan pendidikan karakter anak usia dini dalam keluarga. b. Mengembangkan konsep-konsep yang ada di dalam pendidikan anak usia

dini pada Kelompok Bermain (KB) khususnya mengenai teori pendidikan karakter.

2. Secara Praktis

Manfaat secara praktis dapat dijabarkan seperti di bawah ini:

(16)

7

b. Bagi pihak lain, sebagai bahan kajian bagi pihak yang akan meneliti lebih lanjut permasalahan yang berhubungan dengan Pendidikan Luar Sekolah, terutama pendidikan karakter anak usia dini dalam keluarga. F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan. Merupakan uraian tentang latar belakang, Identifikasi

Masalah, Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Anggapan Dasar, dan Sistematika penulisan.

BAB II Kajian Teori. Merupakan landasan teori, konsep, dan gambaran

umum mengenai masalah yang diteliti.

BAB III Metode Penelitian. Berisi lokasi dan subjek penelitian, desain

penelitian, metode dan pendekatan penelitian, definisi operasional,instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Membahas mengenai hasil

penelitian, pengolahan data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada orang tua yang mengikutsertakan anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran di Kelompok Bermain (Kober) Tunas Bangsa berbasis pendidikan karakter. Peneliti mengambil subjek penelitian terhadap 3 keluarga yang menerapkan pendidikan karakter anak usia dini dalam keluarga. Penentuan subjek penelitian dilakukan secara purvosive, yaitu pemilihan subjek penelitian tesebut bersifat selektif dengan maksud atau tujuan tertentu dimana peneliti memilih informan yang dianggap dapat mewakili dan terpercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan berdasarkan pertimbangan untuk menemukan jawaban mengenai bagaimana penerapan pendidikan karakter anak usia dini dalam keluarga.

Penentuan keluarga sebagai subjek penelitian tersebut didasarkan atas : 1. Keluarga yang memiliki anak usia dini dengan rentang usia 5 - ≤ 6 tahun. 2. Keluarga yang menerapkan metode pembiasaan dalam menumbuhkan

karakter anak.

3. Keluarga yang mengikuti kegiatan Parenting mengenai pendidikan karakter anak usia dini di Kelompok Bermain (Kober) Tunas Bangsa. 4. Keluarga yang bersedia diwawancarai/diobservasi.

B. Desain Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian.

(18)

36

Neng Fika Rumpaka Dewi, 2013

berisi rancangan penelitian, pada langkah ini peneliti dibimbing oleh dosen pendamping yang kemudian disetujui dan selanjutnya dapat dikembangkan oleh penulis baik sesuai dengan teori maupun metode penelitian yang digunakan.

Setelah proposal disetujui, berdasarkan masalah yang ditemukan maka penulis memilih orang tua yang mengikutsertakan anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran di Kelompok bermain Tunas Bangsa yang memiliki karakteristik seperti, Keluarga 1 adalah keluarga single parent yang hanya memiliki satu orang tua (ibu) dengan anak. Keluarga 2 adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga 3 adalah keluarga inti namun kedua orang tua nya bekerja. Pada tahap persiapan ini juga penulis mempersiapkan lembar pedoman wawancara dan pedoman observasi serta mempersiapkan surat izin penelitian demi kelancaran penelitian penulis selanjutnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap penggalian informasi data secara mendalam dari pihak-pihak yang terkait. Dengan pegangan pedoman observasi dan pedoman wawancara yang dibuat pada tahap persiapan penulis mengenal objek lebih dalam. Dalam wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian yang disetujui oleh dosen pembimbing. Setelah data yang diperlukan terkumpul maka dilaksanakanlah analisis data.

3. Tahap Pelaporan

Pada tahap pelaporan ini penulis melakukan kegiatan triangulasi data

(19)

37

Neng Fika Rumpaka Dewi, 2013

kebenarannya. Pada tahap ini juga dilakukan perbandingan antara hasil observasi dengan wawancara serta membandingkannya dengan informasi yang didapatkan dari orang lain yang dekat dengan informan.

Penulis menyusun laporan hasil pengumpulan data yaitu hasil observasi dan wawancara. Setelah penyusunan laporan ini maka didapatkan hasil penelitian dalam menyusun laporan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan maksud dan tujuan penelitian yang kemudian disusun secara sistematis berdasarkan prosedur pelaporan.

C. Metode Penelitian dan Justifikasi

1. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung dan bersifat aktual dan memaparkan suatu fenomena tentang suatu masalah. Penggunaan metode deskriptif pada prinsipnya mempunyai tujuan untuk memecahkan dan menganalisa masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat itu.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2012: 15) adalah :

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekannkan makna dari pada generalisasi.

(20)

38

Neng Fika Rumpaka Dewi, 2013

berdasarkan apa yang diucapkan dan yang dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu dan untuk memahami makna dibalik data yang tampak diperlukan pendekatan kualitatif sebagai teknik yang tepat. Keikutsertaan langsung dalam penelitian merupakan fenomena yang penulis anggap menarik, dengan dibantu oleh teknik pengumpulan wawancara mendalam dan observasi partisipatif berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang tersebut, memahami dan mendalami perasaan orang lain mengenai suatu hal yang belum dipahami penulis sebelumnya.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan istilah-istilah yang digunakan didalam penelitian ini, maka diuraikan dalam penjelasan:

1. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan menurut Muhammad Fadillah (2013:172) merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak berpikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan ajaran agama Islam. Metode pembiasaan dalam penelitian ini adalah metode yang bercirikan yaitu melalui pemberian contoh keteladanan akhlak dan moral yang baik, dilakukan secara terus menerus (konsisten) serta memberikan bimbingan dan arahan dalam mencapai suatu tujuan.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter menurut Lickona dalam Muchlas Samani (2012: 44) yaitu sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Nilai karakter dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter kemandirian anak usia 5 - ≤ 6 tahun.

(21)

39

Neng Fika Rumpaka Dewi, 2013

Kemandirian merupakan bagian dari pilar ke-2 arahan kurikulum 9 pilar karakter. Kemandirian menurut Yamin, M (2013:65), “merupakan suatu sikap individu yang diperoleh kumulatif selama masa perkembangan, dimana individu akan terus belajar bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu tersebut pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri”.

Karakter kemandirian anak usia dini dalam penelitian ini adalah kemandirian dalam aspek kemampuan dalam menjalankan ibadah dengan teratur, melakukan tata cara makan yang baik, mengurus diri pribadi anak, anak mampu membersihkan diri sendiri serta dapat menjaga lingkungan sekitar.

4. Anak Usia Dini

“Anak Usia Dini adalah anak usia 0-6 tahun yang merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan selanjutnya” (Direktorat PAUD, 2002). Usia dini merupakan masa yang sangat rawan bagi seseorang, yaitu pada usia ini pendidikan akan sangat berpengaruh yaitu sebagai pondasi bagi anak untuk memasuki usia selanjutnya dan masa yang akan datang. Anak usia dini pada penelitian ini yaitu peserta didik di Kelompok Bermain Tunas Bangsa yang berusia antara 5 ≤ 6 tahun.

5. Keluarga

Keluarga menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 adalah “unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, ibu dan anaknya”.

(22)

40

Neng Fika Rumpaka Dewi, 2013 E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, serta hasil yang diharapkan belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasaumsu bahwa realitas itu bersifat holistik, dinamis, dan tidak dapat dipisah-pisahkan, sehingga variabelnya akan muncul lebih dari satu. Dengan demikian dalam penelitian kulaitatif ini belum dapat dikembangkan instrument penelitian sebelum

maslaah yang diteliti jelas. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the

reasearcher is key instrument”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen

kunci dalam penelitian kualitatif.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi partisipatif dan wawancara. Peneliti terjun langsung kelapangan dan melakukan pengumpulan data, menganalisis data serta membuat kesimpulan.

F. Proses Pengembangan Istrumen

Dalam proses pengembangan instrumen, peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu:

(23)

41

Neng Fika Rumpaka Dewi, 2013

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi

3. Mengkonsultasikan kepada pembimbing tentang pedoman wawancara dan observasi

4. Melakukan penelitian lapangan

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1. Wawancara (Interview)

Penggunaan teknik wawancara karena dalam proses pengumpulan data peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila penenliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yan diteliti lebih mendalam dan jumlah respondennya relatif sedikit. Dalam wawancara ini terdapat dua jenis wawancara yakni, wawancara terstuktur dan wawancara tidak terstruktur (terbuka), dan dapat dilakukan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interview), maupun dengan menggunakan komunikasi tidak langsung, melalui penggunaan media telepon.

2. Pengamatan (Observation)

(24)

42

Neng Fika Rumpaka Dewi, 2013 3. Studi Dokumentasi

Studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Jadi studi dokumentasi merupakan proses pengumpulan dokumen-dokumen baik yang ada baik dari lembaga maupun yang terdapat di lapangan, hal ini selain sebagai bahan pertimbangan bagi penulis juga sebagai bukti dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

H. Teknik Analisis Data

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Menurut Sugiyono (2012:339) reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang baru melakukan reduksi data, mereka dapat mendiskusikan penelitiannya kepada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi tersebut, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat meredukasi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

(25)

43

Neng Fika Rumpaka Dewi, 2013

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila diperlukan

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yanga akan dicapai. Temuan merupakan tujuan utama dari penelitian kualitatif. Oleh karena itu, jika peneliti melakukan penelitian kemudia menemukan segala sessuatu yang dipandang asing, tidak dikenal dan belum memiliki pola, maka itula yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Jika dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono (2012:341)

menyatakan bahwa “the most frequent form of display data for qualitative

research data in the past has been narative text”, Yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

(26)

44

Neng Fika Rumpaka Dewi, 2013

maka hipotesis tersebut terbukti, dan akan berkembang menjadi teori yang grounded. Teori grounded dalam Sugiyono (2012:342) adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus-menerus.

Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya disajikan pada laporan akhir penelitian.

3. Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan kualitatif mungkin dapat terjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

(27)

45

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini di lingkungan keluarga dalam lingkup Kelompok Bermain Tunas Bangsa Kota Bandung, mendeskripsikan tentang proses penerapan metode pembiasaan, hasil penerapan metode pembiasaan serta faktor pendorong penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini di lingkungan keluarga.

1. Proses pembiasaan dalam menumbuhkan kemandirian anak

Langkah-langkah pada proses penerapan metode pebiasaan yaitu; 1) Perencanaan meliputi: mengetahui potensi anak, mengidentifikasi kebutuhan anak, menentukan target/tujuan untuk mencapai kemandirian anak, serta mererefleksikan hasil Parenting. 2) Pelaksanaan meliputi metode/strategi pada seluruh aktivitas sehari-hari yakni dengan cara memberikan contoh keteladanan, dilakukan secara terus menerus (Konsisten) dan memberikan bimbingan dan arahan. 3) Evaluasi meliputi refleksi/ diskusi dengan tutor dan pengecekan tutor di lembaga,

2. Hasil penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan

kemandirian anak

(29)

97

masih dalam keadaan belum muncul, kadang-kadang muncul, sering muncul bahkan telah konsisten.

3. Faktor pendorong penerapan metode pembiasaan dalam

menumbuhkan kemandirian anak

Faktor pendorong dalam penelitian ini terdiri dari dua faktor, yaitu

faktor internal (dari dalam diri) dan eksternal (dari luar). Faktor internal terdiri dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki oleh orang tua. Faktor eksternal yakni faktor pendorong dari luar yaitu adanya kegiatan parenting yang diselenggarakan oleh pihak lembaga.

B. Saran/ Rekomendasi

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Alvita, O. N. (2009). Konsep Pengasuhan (Parenting). [Online]. Tersedia: http//okvina.wordpres.com. [akses: 20 Juli 2013].

Amru, A. M. (2009). Menegaskan Kembali Kemandirian Pesantren. [Online].Tersedia: http://www.google.com. [akses: 16 Juli 2013].

Fadillah, M. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini (Konsep & Aplikasinya dalam PAUD). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Harahap, M. (2009). Program Parenting Pada Kelompok Bermain Pendidikan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia http://www.bppaudnireg1.com/buletin/read.php?

id=80&dir=1&idStatus=0. [akses: 03 Agustus 2013]

Kusna. T (2012). Metode Pembiasaan Anak Usia 5-12 Tahun. [Online]. Tersedia :http://tolibilkhusna.blogspot.com/2012/06/metode-pembiasaan- anak-usia-5-12-tahun.html. [akses: 15 Juli 2013].

Megawangi, R. (2007). Pendidikan Karakter (Solusi yang Tepat untuk

Membangun Bangsa). Jakarta Selatan : Indonesian Heritage Foundation

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Bagi Remaja. [Online].Tersedia: http://www.google.com. [akses: 15 Juli 2013].

Nurianti. E. (2009). PenerapanMetoda Practical Life Exercises (Ple) Dalam

Menumbuhkan Kemandirian Anak Usia Dini. Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Program Studi PLS FIP UPI: tidak diterbitkan. Patmonodewo, S. (2003).Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: RinekaCipta. Sadulloh, U. (2007). Pedagogik. Bandung: Cipta Utama.

(31)

99

Sudjana S, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah (Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat & Teori Pendukung, serta Asas). Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suryadi, A. (2012). Pendidikan Karakter Memperingati 70 Tahun Prof. Endang Sumantri, M. Ed. Bandung : Widya Aksara Press.

Suryana, E. (2009). Menumbuhkan Budaya Belajar Munuju Kemandirian Berusaha. [Online].Tersedia: http://www.fkip-uninus.org/index.php/artikel-fkip-uninus- bandung/arsip-artikel/77-menumbuhkan-budaya-belajar-menuju-kemandirian-berusaha.[akses: 15 Juli 2013].

Syarbini, A. (2012). Buku Pintar Pendiidkan Karakter (Panduan Lengkap Mendidik Anak di Sekolah, Madrasah dan Rumah). Jakarta : as@-prima Pustaka.

Syamil.(2012). Ketauladanan Kebiasaan.[Online].Tersedia :

http://myblogassyamil.blogspot.com/2012/02/ketauladanan-kebiasaan-ibrah-dan.html. [akses: 10 Juli 2013]

Tafsir, A. (2011). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (CetakanKesepuluh). Bandung :Rosdakarya.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Thursina.

Undang-Undang No. 10 tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. [Online]. Tersedia : http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_10_1992.htm . [akses: 31 Juli 2013].

(32)

100

Wiyani, N, A. (2013). Bina Karakter Anak Usia Dini (Panduan Orangtua & Guru dalam Membentuk Kemandirian & Kedisiplinan Anak Usia Dini).

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Yamin, M. (2013). Panduan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jakarta: Gaung Persada Press Group

Referensi

Dokumen terkait

Proses deteksi penyakit melalui iris mata dapat dilakukan karena iris mata ini terhubung dengan jutan syaraf seluruh tubuh manusia, sehingga jika terdapat gangguan

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Konsentrasi serapan yang diperoleh belum mencapai titik optimum sehingga belum dapat diketahui kapasitas optimum lempung terinterkalasi surfaktan dalam menjerap ion

Lama Rawatan Rata-Rata Penderita AI (hari). N Mean

terdapat rasa rakus dan kikir untuk menurutu nafsu memiliki gadget yang kekinian, hal tersebut dapat dibatasasi dengan ibadah pada agamanya masing-masing agar

Pemanfaatan pembenah tanah pupuk hayati pada budidaya kedelai merupakan upaya memperbaiki struktur fisik dan bilogi tanah sehingga akar tanaman dapat menyerap unsur hara lebih

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil fermentasi minuman probiotik sari buah sirsak gunung dengan penambahan starter

dapat dijelaskan bahwa besar pengaruh tidak langsung dari variabel independen terhadap variabel dependen yaitu Gaya Kepemimpinan Transaksional (X) terhadap terhadap