• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN

KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V A SD Negeri 1 Cikidang)

Tahun Ajaran 2013-2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Agys Violentina

1003349

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014

(2)

Indonesia untuk Meningkatkan

Keaktifan Belajar Siswa

Oleh Agys Violentina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Agys Violentina 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN

KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V A SD Negeri 1 Cikidang)

Tahun Ajaran 2013-2014

Oleh Agys Violentina

1003349

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 196110141986011001

Pembimbing II

Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd. NIP. 198204262010121005

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

v

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Hipotesis Tindakan ... 5

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Hakikat Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 6

B. Metode Bermain Peran (Role Playing)... 10

C. Keaktifan Belajar Siswa ... 15

(5)

vi

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Metode Penelitian ... 20

B. Model penelitian ... 20

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian ... 22

E. Instrumen Penelitian ... 24

F. Pengolahan Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Deskripsi Awal ... 28

B. Hasil Penelitian ... 30

C. Pembahasan ... 51

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 57

A. Simpulan ... 57

B. Rekomendasi ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN A Instrumen Pembelajaran dan Penelitian ... 62

LAMPIRAN B Data Hasil Penelitian ... 86

LAMPIRAN C Administrasi Penelitian ... 115

LAMPIRAN D Dokumentasi Penelitian ... 121

(6)

vii

Agys Violentina, 2014

(7)

ii

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN

KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Oleh, Agys Violentina

NIM. 1003349

Abstract: Implementing of Role Playing Methods in Materials Preparing Leaders Struggle for Indonesian Independence to Improve Student Motivation. This research is motivated by the low activity of the learning of students in the Social Studies material in Preparing Leaders Struggle for Indonesian Independence. This study examines how active student learning using Role Playing. The subjects of this study were 5th grade students of SDN 1 Cikidang 2013-2014 school year, amounting to 28 people. The research method used was Classroom Action Research (CAR) with Kemmis and Mc. Taggart model (Wiriaatmadja, 2005). Each cycle includes action planning, implementation, observation and reflection. Data collected through observation, tests, and kuiseoner. The results showed that pre-cycle observations of student motivation only reaches 33.93%, in the category of Less. In the first cycle the activity increased to 67.85% in the good category and the second cycle increased to 83.03% at Very Good category.

(8)

iii

(9)

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangPenelitian

IlmuPengetahuanSosial (IPS)menurutSapriya (2009 : 12), di

tingkatsekolahpadadasarnyabertujuanuntuk:

Mempersiapkan para pesertadidiksebagaiwarganegara yang menguasaipengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikapdannilai

(attitudes and values) yang

dapatdigunakansebagaikemampuanmemecahkanmasalahpribadiataumasala hsosialsertakemampuanmengambilkeputusandanberpartisipasidalamberba gaikegiatankemasyarakatan agar menjadiwarganegara yang baik.

Pembelajaran IPS di

belajartergantungpadainteraksisiswadenganlingkungannya, seperti yang

dikemukakanT. Raka Joni (dalamSudjana, 2008 : 25),

“Peristiwabelajarterjadiapabilasubjekdidiksecaraaktifberinteraksidenganlingkunga

nbelajar yang diaturoleh guru.”Belajarmerupakanupayamenciptakanlingkungan

agar

siswadapatmemperolehpengetahuanmelaluiketerlibatannyasecaraaktifdalamkegiat

anbelajar.

Padakenyataannya, pembelajaran IPS di

(10)

hanyamentransferkanilmunyapadasiswadantidakmelibatkansiswasecaraaktifdalam

proses pembelajaran. Guru berusahamenyajikan, memberikan,

memindahkandanmenanamkanpengetahuan IPS

sebanyak-banyaknyakepadapesertadidikdantidakmemberikankesempatankepadamerekauntu

kmengkonstruksipengetahuannyasendiri. Hal iniserupadenganapa yang

ditemukanpenelitisaatmelakukanobservasi di kelas V A SDN 1

CikidangdalammateriPerjuangan Para TokohdalamMempersiapkanKemerdekaan

Indonesia padatanggal 7 Maret 2014. Berikutbeberapapermasalahan yang

ditemukanpeneliti.

1. Pembelajaranhanyaberpusatpada guru. Selamapembelajaranberlangsung, guru

hanyaberceritadanmemintasiswamencatatapa yang ada di papantulis.

Siswatidakterlibatsecaralangsungdalam proses

pembelajarandanhanyaberperansebagaipenerimailmu.

2. Metode yang digunakankurangvariatif. Metodepembelajaran yang

digunakanhanyaceramah, tanyajawabdanpenugasan. Materi IPS yang

terlalubersifatinformatifdanmenuntutaspekkognitif (hapalan)

sajamembuatsiswabosandankurangantusiasdalammengikutipembelajaran.

Banyaksiswa yang tidakmemperhatikanpenjelasan guru

dancenderungmelakukankegiatannyamasing-masing.

3. Guru tidakmemfasilitasisiswauntukmelakukanaktivitasbelajar. Tidakadasiswa

yang bertanyaataupunmenanggapipenjelasan guru

saatpembelajaranberlangsungwalaupunadabagian yang belummerekapahami.

Saatdiberikankesempatanuntukbertanyamerekahanyaberdiamdiriterlihattakutm

engajukanpertanyaan, tidakterdoronguntukmelakukanaktivitas yang

memberikanpengalaman yang dibutuhkanuntukpengembangankonsep.

Kondisiinimenunjukanbahwapembelajaran IPS di SDN 1

Cikidangmasihbelummampumenciptakansuasanabelajaraktif di kelas,

padahalkeaktifansiswadalambelajarberdampak pula padahasilbelajar yang

diperolehsiswapadaakhirpembelajaranataukompetensidasar yang

diharapkantercapai.Semakinaktifsiswadalam proses pembelajaran,

(11)

3

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untukmengatasikondisitersebut, diperlukansuatumetodepembelajaran yang

dapatmelibatkansiswasecaraaktifdandominandi dalam proses

pembelajaranagarsiswamampumengembangkanbakat, minat, dankemampuan

yang adapadadirinya. Metoderelevan yang

diharapkanmampumengatasimasalahiniadalahmetodebermainperan (Role

Playing).

MetodeRole

Playingmerupakanmetodemengajardimanapesertadidikdimintauntukmemerankant

okohhidupataubendamatisesuaidenganimajinasidanpenghayatannya.Metodeinime

milikikelebihansepertimenarikperhatianbelajarsiswa,

memudahkansiswamemahamimateripelajaran, mengembangkanbakatseni yang

terpendamdaridirisiswa, melatihkerjasama, menumbuhkan rasa percayadiri,

melatihkomunikasidanmembantusiswamengambilnilai moral dariperan yang

dimainkan.

Metodeinimelibatkansiswasecaraaktifdalam proses pembelajaran,

karenaselamapembelajaransiswaakandituntutuntukselalumelakukanaktivitasbelaja

r. Dimulaidariberdiskusiuntukmemilihperan, menghafal dialog danberlatih dialog

bersamateman, melakukanpemeranan, danmenjadipengamatpemeranan,

sehinggadiharapkandenganmetodeinipesertadidikdapatmemperolehpengalamandar

iperan yang merekaperankandandapatturutberperanaktif di dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkanlatarbelakangmasalahtersebut,

penelititertarikuntukmelakukanpenelitiantindakankelas yang

berjudul,“PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI

PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN

KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA.

B. RumusanMasalahPenelitian

Berdasarkanuraian di atas, makapermasalahan yang

(12)

a. BagaimanapelaksanaanpembelajaranmetodeRole Playingpadamatapelajaran

IPS denganmateriPerjuangan Para

TokohdalamMempersiapkanKemerdekaanIndonesia

dalammeningkatkankeaktifanbelajarsiswakelas V A di SD Negeri 1 Cikidang?

b. Bagaimanakeaktifanbelajarsiswakelas V A padamatapelajaran IPS

denganmateriPerjuangan Para TokohdalamMempersiapkanKemerdekaan

Indonesia di SD Negeri 1

CikidangdenganmenggunakanmetodepembelajaranRole Playing?

C. TujuanPenelitian

Tujuandilakukannyapenelitianiniadalahsebagaiberikut:

a. UntukmendeskripsikanpelaksanaanpembelajaranmetodeRole

Playingpadamatapelajaran IPS denganmateriPerjuangan Para

TokohdalamMempersiapkanKemerdekaan Indonesia

dalammeningkatkankeaktifanbelajarsiswakelas V A di SD Negeri 1 Cikidang,

b. Untukmenganalisisdanmendeskripsikankeaktifanbelajarsiswakelas V

Apadamatapelajaran IPS denganmateriPerjuangan Para Tokoh Masa

dalamMempersiapkanKemerdekaan Indonesia di SD Negeri 1

CikidangdenganmenggunakanmetodepembelajaranRole Playing.

D. ManfaatPenelitian

Manfaat yang diharapkandaripenelitianiniadalahsebagaiberikut:

1. BagiSiswa

DenganmenggunakanmetodeRole Playingpadamatapelajaran IPS

diharapkansiswalebihtermotivasiuntukbelajar IPS

dandapatlebihberperanaktifdalamkegiatanpembelajaran.

2. Bagi Guru

PenggunaanmetodeRole Playingpadamatapelajaran IPS

diharapkandapatmemberimasukandanpertimbanganbagi guru

untukmenggunakanmetodepembelajaran yang

lebihbervariasigunameningkatkankeprofesionalannyadalammelaksanakanpembela

(13)

5

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. BagiSekolah

Hasilpenelitiandapatdijadikansumberinformasidalamrangkaperbaikan

proses pembelajaran yang dilaksanakan guru

sehinggatujuanpenyelenggaraanpendidikan di sekolahdapatdicapaisecara optimal.

4. BagiPenulis

Manfaatpenelitianbagipenulisadalahuntukmenambahwawasandalampembe

lajaran IPS danmemberikanpengalaman yang

dapatdijadikanbekaldalammenghadapitugas di lapangan, sertapeningkatankualitas

proses pembelajarandanhasilbelajar di kelas.

E. HipotesisTindakan

Hipotesistindakandalampenelitianiniadalah, “MetodeRole

Playingdalampembelajaran IPS materiPerjuangan Para

TokohdalamMempersiapkanKemerdekaan

DalammetodeRole Playing, siswadilibatkansecaraaktifdalam proses

pembelajaran.

Siswadiberikankesempatanuntukmemahamipengalamandariperan yang

sedangdiperankannya.MetodeRole Playingdapatditerapkanpadapengajaran IPS

pokokbahasanperanantokoh-tokohataupun masa-masa

kerajaankarenaselainmelibatkanaspekkognitif,

metodeinijugamelibatkanaspekafektifdanpsikomotor.

Aspekkognitifmeliputipemecahanmasalah,

aspekafektifmeliputisikapdanmengembangkanempatiatasdasartokoh yang

merekaperankan, sertaaspekpsikomotorsaatsiswamelakukankegiatanRole

(14)

2. Keaktifansiswadalambelajarmerupakankegiatan yang

dilakukansiswabaikituaktivitasfisikmaupunnonfisikdimanasiswaturutberpartisi

pasidalam proses pembelajaranuntukmengkonstruksipengetahuannyasendiri.

Belajarsecaraaktifberartiketerlibatansiswadalamaktivitaspembelajaransangatdo

(15)

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian tindakan kelas sendiri difokuskan pada penelitian yang

dilakukan di dalam kelas. Penelitian ini dilakukan dengan sengaja oleh guru

untuk memperbaiki pembelajaran mereka selama di dalam kelas. Proses perbaikan

pembelajaran tersebut dapat berupa perbaikan hasil belajar siswa, aktivitas siswa,

pengelolaan kelas dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan proses

pembelajaran di kelas. Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka,

dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

B. Model Penelitian

Model yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah model siklus

Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005) yang terdiri dari empat

komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

1. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan perencanaan pelaksanaan dan tindakan-tindakan

yang akan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Rencana dibuat

berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah kegiatan pelaksanaan dari perencanaan yang

telah dibuat. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan observasi.

3. Observasi

Tahap observasi adalah tahap pengamatan kegiatan pelaksanaan

pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan dilaksanakan menggunakan

lembar observasi yang telah disediakan. Tahap ini dilaksanakan dengan bantuan

(16)

mengamati aktivitas guru dan keaktifan siswa. Peneliti juga turut mengobservasi

keaktifan siswa. Hasil dari observasi didiskusikan untuk melihat tindakan apa

yang dilaksanakan selanjutnya. Hasil diskusi dijadikan renungan untuk rencana

pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.

4. Refleksi

Dalam tahap ini peneliti harus memahami, memaknai, dan membuat suatu

perubahan pembelajaran atas dasar permasalahan yang terjadi. Peneliti harus

dapat menemukan cara untuk perbaikan pembelajaran agar lebih baik lagi. Hasil

dari refleksi ini memunculkan suatu perencanaan yang baru untuk pelaksanaan

siklus selanjutnya.

Berikut bagan prosedur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc.

Taggart (Wiriaatmadja, 2005).

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Permasalahan Perencanaan

(17)

22

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Cikidang pada semester genap di

bulan Mei 2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas V A SDN 1 Cikidang tahun

ajaran 2013-2014 berjumlah 28 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 18

siswa perempuan. Alasan dipilihnya kelas V A sebagai subjek penelitian adalah

karena rendahnya tingkat keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini berbentuk

siklus, banyaknya siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari

dua siklus, mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti. Setiap siklus

dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

a. Melakukan observasi di kelas V A SDN 1 Cikidang

b. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SDN 1 Cikidang untuk

mengadakan penelitian di bulan Mei

2. Siklus I

a. Tahap perencanaan

1) Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian,

yaitu Persiapan Kemerdekaan oleh BPUPKI dengan metode bermain peran

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I

3) Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran

dengan metode bermain peran

4) Membuat lembar evaluasi siswa

5) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru

dan lembar observasi keaktifan siswa

6) Mempersiapkan kuesioner untuk mengetahui kesan siswa terhadap metode

(18)

7) Menyiapkan observer pembelajaran di siklus I

b. Tahap pelaksanaan

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai perencanaan

2) Melakukan evaluasi pembelajaran

3) Mencatat semua kejadian pada saat tindakan untuk dijadikan sumber data

yang akan akan digunakan pada tahap refleksi

4) Diskusi dengan observer untuk membahas pelaksanaan tindakan sehingga

diketahui kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki

c. Tahap observasi

Tahap observasi atau tahap pengamatan dilakukan bersamaan pada saat

tindakan dilaksanakan. Pada tahap ini observer mengamati pengaruh pelaksaan

pembelajaran terhadap keaktifan belajar siswa yang kemudian dicatat pada lembar

observasi.

d. Tahap refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan pengkajian terhadap proses

pelaksanaan pembelajaran dan tingkat keaktifan belajar siswa setelah

menggunakan metode bermain peran. Hasil pengamatan itu kemudian

dideskripsikan dan dijadikan dasar untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II.

3. Siklus II

a. Tahap perencanaan

1) Mengkaji kembali hasil dari siklus I sebagai acuan untuk perbaikan pada

siklus II

2) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan pada siklus II yaitu

Persiapan Kemerdekaan oleh PPKI dengan metode bermain peran

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II

4) Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran

dengan metode bermain peran

(19)

24

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru

dan lembar observasi keaktifan siswa

7) Menyiapkan observer pembelajaran di siklus II

b. Tahap pelaksanaan

1) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun

dengan perbaikan-perbaikan dari siklus I untuk dilaksanakan pada siklus II

2) Melakukan evaluasi pembelajaran siklus II

c. Tahap observasi

Pada tahap ini sama seperti kegiatan pengamatan pada siklus I yaitu

mengamati keterlaksanaan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dan pengaruhnya

terhadap keaktifan belajar siswa.

d. Tahap refleksi

Seluruh data pada pelaksanaan tindakan siklus I dan II dikumpulkan untuk

dianalisis dan dievaluasi untuk kemudian dibuat kesimpulan.pada akhir siklus II.

Bila hasil refleksi siklus I dan II belum memperlihatkan adanya peningkatan

keaktifan belajar siswa maka akan dibuat siklus III.

E. Instrumen Penelitian

Dalam tahap ini, untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam

pengumpulan data maka diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah

yang diteliti akan terefleksikan dengan baik.

1. Lembar observasi

Lembar observasi ini terdiri dari dua macam., yaitu lembar observasi

kegiatan guru dan lembar observasi keaktifan siswa. Lembar observasi kegiatan

guru digunakan untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

metode bermain peran.

Sedangkan lembar observasi keaktifan siswa menjelaskan bagaimana

keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS saat menggunakan metode

bermain peran dengan indicator-indikator yang telah ditetapkan.

(20)

Tes merupakan instrumen penilaian siswa yang berguna untuk mengukur

kemampuan siswa sesudah proses belajar mengajar dilakukan. Tes ini digunakan

untuk melihat pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap hasil evaluasi siswa.

3. Kuiseoner

Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan melihat hasil instrumen penelitian yang

telah dibuat. Berikut penjabarannya.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi kegiatan guru dan keaktifan

siswa yang sifatnya naratif. Setelah data terkumpul, peneliti dan observer

melakukan diskusi untuk merefleksikan temuan-temuan baik itu kelebihan dan

kekurangan dari hasil pengamatan observer.

Kriteria yang digunakan dalam lembar observasi kegiatan guru adalah

jawaban ya atau tidak. Pada lembar observasi kegiatan guru terdapat kolom

deskripsi proses pembelajaran untuk membantu peneliti mendeskripsikan hasil

pengamatan.

Pengolahan data lembar observasi keaktifan siswa ini dilakukan untuk

mengetahui kategori keaktifan siswa. Kriteria yang digunakan adalah kualitas

baik, cukup, dan kurang. Pengkategorian keaktifan siswa bergantung dari jumlah

kualitas baik yang didapat siswa dari setiap indikator. Kualitas baik akan

diperoleh siswa apabila 2 – 3 item dimunculkan pada setiap indikator. Item-item indikator tersebut dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi Keaktifan Siswa

Indikator Item

1. Turut serta dalam

melaksanakan tugas belajar

(21)

26

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2Menghafal dialog tokoh yang akan diperankan

1.3Berlatih dialog tokoh yang akan diperankan dengan teman kelompok 2. Melaksanakan diskusi

kelompok

2.1Mengemukakan pendapat/saran saat membagi peran dengan teman kelompok 2.2Mendengarkan pendapat/saran teman saat

membagi peran dengan teman kelompok 2.3Melakukan kegiatan tanya-jawab seputar

naskah drama dengan teman kelompok

3. Menilai kemampuan diri dan hasil yang diperoleh

3.1 Menyebutkan apa saja hasil yang telah diperoleh dari pembelajaran yang telah dilaksanakan

3.2 Menyimpulkan kembali materi yang disampaikan oleh guru

3.3 Mengerjakan tes/evaluasi yang diberikan oleh guru

4. Menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas (melakukan unjuk kerja)

4.1Mengucapkan dialog tokoh yang diperankan dengan suara yang jelas

4.2Melakukan kegiatan bermain peran dengan percaya diri di depan kelas

4.2 Mengerjakan evaluasi yang diberikan guru berdasarkan instruksi yang diberikan

Pengkategorian keaktifan siswa dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.

Tabel 3.2

Untuk mengolah data kuantitatif, peneliti menggunakan statistik sederhana

(22)

a. Penilaian keterlaksanaan pembelajaran

Penilaian keterlaksanaan seluruh proses pembelajaran dihitung dengan

menggunakan rumus:

Persentase : � � � ℎ

� � x 100

b. Persentase keaktifan siswa

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase tingkat keaktifan

belajar siswa secara keseluruhan adalah:

� ℎ � � � � ℎ

� ℎ � � �

x 100

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase keaktifan siswa per

indikator adalah:

� ℎ � � � � ℎ � �

� ℎ � � � � �

x 100

Data tersebut kemudian diklasifikasikan pada pedoman kriteria yang

dikelompokan ke dalam lima kategori yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan

kurang sekali seperti tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Kriteria Penentuan Tingkat Keaktifan Siswa

Rentang Penilaian Kriteria Penilaian

81% - 100% Baik sekali

61% - 80% Baik

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang

0% - 20% Kurang Sekali

Sumber: Koentjaraningrat, 2009

c. Penilaian evaluasi belajar

Jumlah soal setiap tes evaluasi belajar adalah 5 soal uraian. Setiap soal

diberi bobot 20, sehingga skor maksimal setiap evaluasi adalah 100. Untuk

(23)

28

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang didapat. Setelah menghitung nilai yang diperoleh siswa, dihitung rata-rata

kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

x = ∑ Keterangan :

(24)

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan mengenai penggunaan

metode pembelajaran Role Playing dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa,

maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Role Playing pada siklus I

belum mencapai 100%, karena terdapat langkah metode Role Playing yang

terlewat. Namun di siklus II pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

metode Role Playing sudah mencapai 100% dan tidak ada langkah metode

Role Playing yang terlewat. Langkah-langkah Role Playing yang dapat

digunakan adalah a) pemilihan topik; b) persiapan tempat; c) pemilihan peran;

d) berlatih dialog; e) menyiapkan pengamat; f) pemeranan; dan g) diskusi dan

evaluasi.

2. Keaktifan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran Role Playing

meningkat 49, 1% dari pra siklus. Keaktifan belajar siswa pada saat pra siklus

hanya mencapai angka 33,93% dengan kategori Kurang, kemudian mengalami

kenaikan pada siklus I menjadi 67,85% dengan kategori Baik. Keaktifan

belajar siswa kembali meningkat di siklus II menjadi 83,03% dengan kategori

Baik Sekali. Keaktifan belajar juga mempengaruhi hasil belajar yang didapat

siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas yang meningkat seiring

peningkatan keaktifan belajar siswa. Pada saat pra siklus nilai rata-rata kelas

hanya mencapai 49,11 dan belum mencapai KKM yaitu 60. Di siklus I, nilai

rata-rata kelas naik menjadi 60,36 dan sudah mencapai KKM. Di siklus II nilai

rata-rata kelas kembali naik menjadi 71,25. Dengan peningkatan keaktifan

belajar siswa yang muncul dari hasil penelitian maka dapat dinyatakan bahwa

metode pembelajaran Role Playing mampu meningkatkan keaktifan belajar

(25)

58

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Berdasarkan keberhasilan penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa

rekomendasi yang berhubungan dengan penggunaan metode pembelajaran Role

Playing, yaitu:

1. Guru

Metode pembelajaran Role Playing dapat dijadikan alternatif bagi para guru

untuk dapat menciptakan suatu model pembelajaran aktif di kelas yang

melibatkan siswa secara langsung di dalam proses pembelajaran. Selain itu

metode ini juga membantu guru untuk meningkatkan minat belajar siswa di

dalam pembelajaran IPS.

2. Kepala Sekolah

Kepada kepala sekolah untuk dapat merekomendasikan metode pembelajaran

ini kepada guru-guru agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, serta

memberikan wawasan yang lebih luas mengenai metode-metode pembelajaran

lainnya.

3. Peneliti Selanjutnya

Metode Role Playing terbukti mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Untuk itu bagi peneliti yang ingin menggunakan metode ini sebaiknya

benar-benar mempelajari langkah-langkah pembelajaran Role Playing dan

mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Metode ini membutuhkan

waktu yang sangat banyak, sehingga untuk mengefektifkan waktu sebaiknya

pembagian naskah drama dilakukan 2 sampai 3 hari sebelum kegiatan

pemeranan. Agar kegiatan pemeranan dapat dilakukan secara maksimal.

Selain itu sebelum melakukan kegiatan Role Playing, sebaiknya guru

(26)

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan, Strategi dan Metode

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Depdiknas.

Faiq, M. (2013). Bermain Peran (Role Playing), Sebuah Strategi Pembelajaran

Efektif. [Online]. Tersedia:

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/strategi-bermain-peran-role-playing.html

Handayani, T. R. (2012). “Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa dalam Materi Aktivitas Ekonomi pada Mata Pelajaran

IPS.” UPI: tidak diterbitkan.

Hidayati. (2004). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.

Yogyakarta: UNY.

Ischak, dkk. (2005). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antopologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Lestari, I. N. (2012). “Penggunaan Metode Mengajar Role Playing pada

Pembelajaran IPS di Kelas V SDN Haruman I.” UPI: tidak diterbitkan.

Mardiyan, R. (2012). “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dalam

Pembelajaran Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian pada Siswa Kelas XI IPS

3 SMA Negeri 3 Bukittinggi dengan Metode Bermain Peran (Role Playing).”

Pakar Pendidikan: tidak diterbitkan.

Nasution, S. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.

(27)

60

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurmansyah, I. (2012). “Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Materi Perjuangan Para Tokoh Masa Penjajahan

Jepang.” UPI: tidak diterbitkan.

Paulina, U. (2010). “Perbandingan Metode Role Playing dengan Metode Ceramah

Ekspositori terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Tata Surya di Kelas 6

SD.” UPI: tidak diterbitkan.

Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sapriya, dkk. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung:

UPI PRESS.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudjana, N. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:

Falah Production

Sudjana, N. (2008). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja

Rosdakarya.

Susilawati, S. (2012). “Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kegiatan Ekonomi Penduduk dalam Mat

Pelajaran IPS.” UPI: tidak diterbitkan.

Syah, M. (2009). Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

(28)

Agys Violentina, 2014

(29)

62

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN A

INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN

PENELITIAN

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A.2 Lembar Observasi Kegiatan Guru

A.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa

A.4 Lembar Tes Evaluasi Siswa

(30)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Sekolah : SDN 1 Cikidang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ Semester : V/ 2

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

Standar Kompetensi

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan

dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar

2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia

A. Indikator Capaian Kompetensi (ICK)

1. Menyebutkan 3 nama anggota BPUPKI

2. Menjelaskan tugas utama BPUPKI

3. Menyimpulkan hasil sidang resmi BPUPKI

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan bermain peran, diharapkan siswa mampu:

1. Menyebutkan 3 nama anggota BPUPKI

2. Menjelaskan tugas utama BPUPKI

3. Menyimpulkan hasil sidang resmi BPUPKI

C. Karakter Siswa yang Diharapkan

(31)

64

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Materi Pelajaran

1. Persiapan Kemerdekaan oleh BPUPKI

Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7

September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak,

sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan cara

itu, Jepang berharap tentara Sekutu akan disambut rakyat Indonesia sebagai

penyerbu negara mereka. Pada tanggal 1 Maret 1945, Pemerintah Militer Jepang

di Jawa, Kumakici Harada, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik

Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang

disebut Dokuritsu Zumbi Coosakai. BPUPKI dibentuk untuk mempelajari dan

menyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan negara Indonesia merdeka.

BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan

ulang tahun kaisar Jepang. Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat ditunjuk menjadi

ketua didampingi dua orang ketua muda, yaitu R.P Suroso dan Ichibangase. Selain

menjadi ketua muda, R.P. Suroso juga diangkat menjadi kepala kantor tata usaha

BPUPKI dibantu Toyohiko Masuda dan Mr. A.G. Pringgodigdo. Tanggal 28 Mei

1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus upacara pembukaan sidang

pertama BPUPKI di gedung Chuo Sangiin (Gedung Pancasila sekarang). Berikut

ini daftar beberapa nama anggota-anggota BPUPKI.

SUSUNAN KEANGGOTAAN BPUPKI

Ketua : Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat Ketua Muda : R. P. Suroso

Ketua Muda : Itibangase Yosio Anggota :

(32)

Selama berdiri BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi, yaitu:

a. Sidang resmi pertama

Sidang resmi pertama berlangsung lima hari, yaitu 28 Mei sampai 1 Juni

1945. Pada masa sidang resmi pertama ini, dibahas dasar negara. Banyak

anggota sidang yang memberikan pandangannya tentang bentuk negara dan

dasar negara. Masa sidang pertama BPUPKI ini dikenang dengan sebutan

detik-detik lahirnya Pancasila. Seluruh anggota BPUPKI yang berjumlah 62

orang ditambah 6 anggota tambahan berkumpul dalam satu ruang sidang.

b. Sidang resmi kedua

Sidang resmi kedua berlangsung tanggal 10-17 Juli 1945. Sidang ini

membahas bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan

undang-undang dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan

dan pengajaran. Pada termin ini, anggota BPUPKI dibagibagi dalam

panitia-panitia kecil. Panitia-panitia-panitia yang terbentuk antara lain Panitia Perancang

Undang-Undang Dasar (diketuai Sukarno), Panitia Pembelaan Tanah Air

(diketuai Abikusno Cokrosuyoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan

(diketuai Mohammad Hatta).

Di antara dua sidang resmi itu, berlangsung pula sidang tidak resmi yang

dihadiri 38 orang. Sidang yang dipimpin Bung Karno ini membahas

rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang kemudian dibahas

pada sidang resmi kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945).

E. Metode dan Model Pembelajaran

Metode : Bermain Peran (Role Playing)

Model : Cooperative Learning

F. Media Pembelajaran

1. Naskah drama

(33)

66

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Sumber Pembelajaran

 Endang Susilaningsih dan Linda S. Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan

Sosial: untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional. Halaman 159-161

 Reny Yuliati dan Ade Munajat. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: SD/MI

Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Halaman 123-126

H. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru mengkondisikan siswa untuk berdoa sesuai dengan

kepercayaannya masing-masing

b. Guru melakukan presensi kehadiran siswa

c. Guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kesiapan siswa untuk

mengikuti pelajaran

d. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi ajar

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti (85 menit) a. Eksplorasi

1) Guru menjelaskan materi persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI,

siswa memperhatikan secara seksama (langkah 1 role playing)

2) Guru memberikan gambaran secara garis besar masalah atau

situasi yang akan dimainkan

3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 6-7 siswa

4) Guru melakukan persiapan kegiatan bermain peran dengan

membagikan naskah, mengatur tata ruang, dan media

(34)

b. Elaborasi

1) Dengan bimbingan guru, siswa diminta berdiskusi untuk

menentukan peran yang akan dimainkan (langkah 3 role playing)

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mempersiapkan diri sebelum bermain peran (langkah 4 role

playing)

3) Guru menyiapkan pengamat, yaitu seluruh siswa yang sedang

tidak bermain peran (langkah 5 role playing)

4) Siswa melaksanakan kegiatan bermain peran (langkah 6 role

playing)

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan reward kepada seluruh siswa yang melakukan

Role Playing dengan baik

2) Bersama dengan siswa, guru berdiskusi seputar kegiatan bermain

peran yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi pembelajaran

(langkah 7 role playing)

3) Guru meluruskan pendapat-pendapat dari siswa dan memberikan

penguatan terhadap materi yang telah dipelajari

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

a. Guru mengulas kembali materi pembelajaran dengan bertanya jawab

dengan siswa

b. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan

c. Guru menginformasikan materi ajar pertemuan berikutnya

I. Penilaian

Teknik : Tes Individu

(35)

68

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Soal

1. Mengapa Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia?

2. Apakah kepanjangan dari BPUPKI?

3. Jelaskan tugas dari BPUPKI!

4. Sebutkan 3 anggota BPUPKI yang kamu ketahui!

5. Apakah hasil sidang resmi BPUPKI?

Penskoran

Untuk setiap jawaban benar diberi skor 20.

Skor minimal 60.

Nilai maksimal 100.

� = � ℎ �

(36)

NASKAH DRAMA SIKLUS I Persiapan Kemerdekaan oleh BPUPKI

Pada tanggal 29 April 1945, pemerintah Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zumbi Coosakai.

Kumakici Harada : “Hari ini saya umumkan bahwa BPUPKI resmi dibentuk. BPUPKI akan diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodinigrat dan dibantu oleh dua ketua muda yaitu Ichibangase Yosio dan Raden Pandji Soeroso.” (semua anggota bertepuk tangan)

Sebulan kemudian, tanggal 29 Mei 1945 diadakan sidang resmi pertama di gedung Chuo Sangi In. Sidang ini berlangsung selama 4 hari.

dr. Radjiman : “Agenda kita hari ini adalah membahas bentuk Negara

Indonesia. Ada yang ingin berpendapat?”

Ir. Soekarno : (mengacungkan tangan) “Indonesia terdiri dari berbagai

macam suku bangsa, jadi harus ada yang mampu

menyatukan kita.”

Moh Hatta : “Kalau begitu bentuk negara yang cocok untuk Indonesia

adalah negara kesatuan.”

dr. Radjiman : “Ada pendapat lain?”

(semua anggota diam)

“Maka dapat kita putuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah “Negara Kesatuan Republik Indonesia”

Untuk selanjutnya, kita akan membahas soal dasar negara

Republik Indonesia.”

(37)

70

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tanggal 31 Mei 1945 giliran Prof.Dr. Soepomo diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya.

Soepomo : “Menurut saya dasar negara yang cocok untuk Indonesia adalah : 1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial.”

Terakhir, tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pendapatnya tentang dasar negara. Pidato ini dikenal juga sebagai hari Lahirnya Pancasila

Soekarno : “Menurut pandangan saya dasar negara Indonesia adalah :

1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa.”

Setelah sidang pertama BPUPKI selesai, BPUPKI mengalami masa istirahat selama satu bulan lebih. Kemudian diadakan sidang BPUPKI kedua yang berlangsung sejak tanggal 10 Juli 1945 hingga tanggal 17 Juli 1945.

dr. Radjiman : “Untuk memulai sidang kedua, kita membutuhkan laporan hasil kerja panitia perancang UUD, silahkan Soekarno.”

Ir. Soekarno : “Tentu, panitia telah merumuskan pernyataan Indonesia

Merdeka, Pembukaan UUD, dan Batang Tubuh UUD.”

(38)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Sekolah : SDN 1 Cikidang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ Semester : V/ 2

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

Standar Kompetensi

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan

dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia

A. Indikator Capaian Kompetensi (ICK)

1. Menyebutkan 3 nama tokoh PPKI yang bertemu Jenderal Terauci di

Vietnam

2. Menjelaskan tugas utama PPKI

3. Menyimpulkan alasan dibentuknya PPKI

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan bermain peran, diharapkan siswa mampu:

1. Menyebutkan 3 nama tokoh PPKI yang bertemu Jenderal Terauci di

Vietnam

2. Menjelaskan tugas utama PPKI

(39)

72

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Karakter Siswa yang Diharapkan

1. Percaya diri

2. Kerja sama

3. Cinta tanah air

D. Materi Pelajaran

2. Persiapan Kemerdekaan oleh PPKI

BPUPKI dinyatakan telah selesai melaksanakan tugasnya, maka pada

tanggal 7 Agustus 1945 dibubarkan. Untuk menggantikan lembaga tersebut

dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa

Jepang dinamakan Dokuritsu Junbi Iinkai. Tokoh-tokoh bangsa Indonesia pada

saat itu, yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat.

Untuk kepentingan peresmian, lembaga PPKI ini dipanggil oleh Panglima Tentara

Jepang untuk wilayah Asia Tenggara Jenderal Terauchi yang berkedudukan di

Dalat, Vietnam pada tanggal 9 Agustus 1945.

Jenderal Terauchi pada saat itu bukan saja meresmikan pembentukan

PPKI, tetapi juga menunjuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai ketua dan

wakil ketua dari PPKI. Selain itu juga ada hal yang sangat penting dan

menunjukkan bahwa kedudukan Jepang pada saat itu sudah lemah. Hal itu adalah

pernyataan bahwa pelaksanaan kemerdekaan Indonesia diserahkan kepada bangsa

Indonesia sendiri.

Setelah mereka tiba kembali di Indonesia (15 Agustus 1945) maka

susunan anggota PPKI segera disempurnakan, yakni terdiri atas 12 orang wakil

dari Jawa, 2 orang wakil dari Sumatra, 2 orang wakil dari Sulawesi, seorang wakil

dari Nusa Tenggara, dan 2 orang wakil dari golongan Cina. Jumlah seluruhnya 21

orang, sebagai penasihat PPKI ialah Mr. Achmad Soebarjo. Setelah Jepang

menyerah kepada Sekutu, PPKI dijadikan badan nasional dan anggotanya

ditambah 6 orang lagi tanpa sepengetahuan Jepang. Dengan demikian, PPKI

bukan merupakan panitia pemberian Jepang tetapi milik bangsa Indonesia sendiri.

(40)

wadah perjuangan oleh pemimpin nasional, guna mewujudkan kemerdekaan

Indonesia. Dengan demikian, pemerintahan Jepang berhasil melakukan

pengekangan terhadap berbagai kegiatan pergerakan nasional. Namun mereka

tidak berhasil melakukan pengekangan terhadap kesadaran nasional rakyat

Indonesia.

Peristiwa yang cukup penting setelah pembentukan PPKI, yaitu

penyerahan Jepang terhadap Sekutu yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus

1945 dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Suasana

kemedekaan yang penuh dengan gejolak tidak memungkinkan jalannya

pemerintahan negara Indonesia yang baru merdeka dapat dilaksanakan sesuai

dengan kehidupan negara pada umumnya yang sudah mapan. Untuk itulah bapak

pendiri negara kita berinisiatif untuk segera membentuk alat kelengkapan negara

melalui lembaga PPKI.

PPKI dalam sidangnya yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945,

sehari setelah negara Indonesia terbentuk berhasil membuat ketetapan sebagai

berikut:

a. Menetapkan UUD 1945 sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden;

c. Komite Nasional Indonesia sebagai pembantu presiden sebelum MPR dan

DPR dibentuk.

E. Metode dan Model Pembelajaran

Metode : Bermain Peran (Role Playing)

Model : Cooperative Learning

F. Media Pembelajaran

a. Naskah drama

(41)

74

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Sumber Pembelajaran

a. Endang Susilaningsih dan Linda S. Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan

Sosial: untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional. Halaman 159-161

b. Reny Yuliati dan Ade Munajat. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: SD/MI

Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Halaman 123-126

H. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru mengkondisikan siswa untuk berdoa sesuai dengan

kepercayaannya masing-masing

b. Guru melakukan presensi kehadiran siswa

c. Guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kesiapan siswa untuk

mengikuti pelajaran

d. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi ajar

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti (85 menit)

a. Eksplorasi

1) Guru menjelaskan materi persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI,

siswa memperhatikan secara seksama (langkah 1 role playing)

2) Guru memberikan gambaran secara garis besar masalah atau

situasi yang akan dimainkan

3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 6-7 siswa

4) Guru melakukan persiapan kegiatan bermain peran dengan

membagikan naskah, mengatur tata ruang, dan media

(42)

b. Elaborasi

1) Dengan bimbingan guru, siswa diminta berdiskusi untuk

menentukan peran yang akan dimainkan (langkah 3 role playing)

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mempersiapkan diri sebelum bermain peran (langkah 4 role

playing)

3) Guru menyiapkan pengamat, yaitu seluruh siswa yang sedang

tidak bermain peran (langkah 5 role playing)

4) Siswa melaksanakan kegiatan bermain peran (langkah 6 role

playing)

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan reward kepada seluruh siswa yang melakukan

Role Playing dengan baik

2) Bersama dengan siswa, guru berdiskusi seputar kegiatan bermain

peran yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi pembelajaran

(langkah 7 role playing)

3) Guru meluruskan pendapat-pendapat dari siswa dan memberikan

penguatan terhadap materi yang telah dipelajari

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

a. Guru mengulas kembali materi pembelajaran dengan bertanya jawab

dengan siswa

b. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan

c. Guru menginformasikan materi ajar pertemuan berikutnya

I. Penilaian

Teknik : Tes

(43)

76

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Soal Individu

1. Pada tanggal berapakah BPUPKI dibubarkan?

2. Apa nama lain dari PPKI?

3. Sebutkan 3 tokoh yang betemu dengan Jendral Terauchi di Dalat (Vietnam)

pada tanggal 9 Agustus 1945!

4. Sebutkan alasan dibentuknya PPKI?

5. Jelaskan 3 tugas PPKI!

Penskoran

Untuk setiap jawaban benar diberi skor 20.

Skor minimal 60.

Nilai maksimal 100.

� = � ℎ �

(44)

NASKAH DRAMA SIKLUS II

Persiapan Kemerdekaan oleh PPKI

Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. Kemudian dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Jepang dinamakan Dokuritsu Junbi Inkai.

Untuk kepentingan peresmian, lembaga PPKI dipanggil oleh Panglima Tentara Jepang yang bernama Jenderal Terauci pada tanggal 9 Agustus 1945.

dr. Radjiman : “Surat apa itu Bung?”

Ir. Soekarno : “Jenderal Terauci mengajak kita bertemu di Dalat, Vietnam besok.”

Moh. Hatta : “Bertemu? Apa yang ingin dia bicarakan?”

Ir. Soekarno : “Entahlah. Yang jelas kita berangkat sore ini ke Vietnam.”

Sesampainya di Vietnam, pertemuan itupun segera dilaksanakan.

Ir. Soekarno : “Sebenarnya apa yang membuat Anda mengundang kami kemari?”

Jend. Terauci : “Saya ingin meresmikan pembentukan PPKI.”

dr. Radjiman : “Maksud Anda?”

Jend. Terauci : “Kedudukan Jepang di Indonesia sudah melemah, jadi kami akan menyerahkan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia ke bangsa Indonesia sendiri.”

Moh. Hatta : “Tetapi apa alasan dibentuknya PPKI ini?”

Ir. Soekarno : “Untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.”

Moh. Hatta : “Lalu siapa yang akan menjadi ketuanya?”

Jend. Terauci : “Saya menunjuk Ir. Soekarno sebagai ketua dan Moh. Hatta sebagai wakil ketua PPKI.”

(45)

78

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sutan Syahrir : “Apa kau tahu? Jepang sudah menyerah pada sekutu!”

Chairul Shaleh : “Benarkah? Kau tahu darimana?”

Sutan Syahrir : “Aku mendengarnya dari radio asing.”

Chairul Shaleh : “Kalau begitu kita harus segera memproklamasikan kemerdekaan!”

Sutan Syahrir : “Benar. Ayo kita diskusikan ini dengan golongan tua.”

Sesampainya di kediaman Soekarno…

Sutan Syahrir : “Bung Karno! Kita harus segera memproklamasikan kemerdekaan!”

Ir. Soekarno : “Tidak bisa. Proklamasi kemerdekaan harus menurut persetujuan seluruh aggota PPKI.”

Chairul Shaleh : “Apalagi yang kita tunggu? Jepang sudah kalah terhadap sekutu.”

Moh Hatta : “Jika kita memproklamasikan kemerdekaan sekarang, kemungkinan besar akan terjadi perang besar antara Indonesia dan Jepang.”

(46)

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING

No. Kegiatan Dilaksanakan Deskripsi Proses

Pembelajaran Ya Tidak

1. Kegiatan Awal :

a. Membuka pelajaran

b. Memotivasi siswa

c. Mengaitkan materi ajar

sebelumnya dengan materi

yang akan dipelajari

d. Menginformasikan tujuan

pembelajaran

2. Kegiatan Inti :

a. Menjelaskan materi pelajaran

(langkah 1 role playing)

b. Memberikan gambaran

secara garis besar masalah

atau situasi yang akan

dimainkan

c. Melakukan persiapan

kegiatan bermain peran

dengan membagikan naskah,

mengatur tata ruang, dan

media pembelajaran

(langkah 2 role playing)

d. Membimbing siswa

(47)

80

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang akan dimainkan

f. Menyiapkan pengamat untuk

kegiatan bermain peran

(langkah 5 role playing)

g. Melaksanakan kegiatan

bermain peran (langkah 6

role playing)

h. Melakukan diskusi seputar

role playing yang telah

(48)
(49)

82

Agys Violentina, 2014

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(50)

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.2 Kategori Keaktifan Siswa
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Hypothesis 2 testing is done by independent t-test that compares average risk of material misstatement on sales account 2 (after getting client financial information)

mu’adalah. Hanya beberapa pondok pesantren yang memenuhi kriteria yang dapat menyelenggarakan pesantren mu’adalah tersebut. Maka dari itu, peneliti tertarik meneliti

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh faktor teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume perdagangan masa laluterhadap harga saham perusahaan makanan

(NaOH) dengan buffer natrium karbonat (Na 2 C0 3 ) sebagai penetral pH dalam proses. pembentukan metana (CH

Pada bab selanjutnya akan dijelaskan mengenai dasar teori yang digunakan pada Tugas Akhir ini yaitu tipe dan mekanisme kerja journal bearing , dasar teori pelumasan, salah satu

Terkait dengan indikasi kecurangan pemilu/ pasangan Mega-Prabowo akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi MK data temuan dilapangan mengenai DPT Pilpres//

Sahabat MQ/ Beberapa kasus yang terjadi menjelang pelaksanaan Pilpres 2009 mengusik netralitas Komisi Pemilihan Umum KPU/ sebagai lembaga penyelenggara pemilu// Hal ini

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN. TAHUN ANGGARAN 2012 PEMERINTAH