• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS NILAI – NILAI ISLAM (Studi Deskriptif Analitis Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS NILAI – NILAI ISLAM (Studi Deskriptif Analitis Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat )."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat )

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Noviyanto 1006006

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat)

Oleh

Noviyanto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperole h gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Imu Pegetahuan Sosial

© Noviyanto 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM

(Studi Deskriptif Analitis Dalam Pembinaan Akhlakul karimah di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar., S.H., M.Pd. NIP 19530211 197803 1 002

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed. NIP. 19410715 196703 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

(5)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Mengenai Pondok Pesantren ... 8

1. Pengertian Pondok Pesantren ... 8

2. Sejarah Pondok Pesantren ... 11

3. Unsur-unsur Pondok Pesantren ... 13

4. Tujuan Pondok Pesantren... 18

5. Fungsi Pondok Pesantren ... 20

6. Pendekatan Pondok Pesantren ... 21

B. Tinjauan Mengenai Pembinaan ... 21

1. Pengertian Pembinaan ... 21

2. Ruang Lingkup Pembinaan ... 22

3. Model-Model Pembinaan ... 23

C. Tinjaun Mengenai Pembinaan Karakter ... 23

1. Pengertian Karakter ... 23

2. Bentuk-Bentuk Karakter ... 25

3. Pembinaan Karakter ... 32

4. Prinsip-Prinsip Pembinaan Karakter ... 34

5. Nilai-Nilai Pembinaan Karakter ... 36

6. Tujuan Pembinaan Karakter ... 37

7. Pembinaan Karakter di Pesantren ... 37

(6)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Nilai ... 41

2. Klasifikasi Nilai... 42

3. Kategorisasi Nilai ... 45

4. Nilai-Nilai Islam... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 49

1. Metode Penelitian ... 49

2. Pendekatan Penelitian... 49

B. Teknik Pengumpulan Data... 50

1. Observasi ... 50

2. Wawancara ... 51

3. Studi Dokumentasi ... 52

4. Catatan Lapangan ... 53

5. Studi Literatur ... 54

6. Tringulasi ... 54

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 57

1. Lokasi Penelitian... 57

2. Subjek Penelitian... 57

(7)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pondok Pesantren ... 58

2. Pembinaan Karakter... 58

E. Tahap- Tahap Penelitian... 59

1. Tahap PraPenelitian ... 59

2. Perizinan Penelitian ... 60

3. Pelaksanaan Penelitian... 60

4. Pengolahan dan Analisis data ... 61

5. Penyusunan Laporan ... 61

F. Validitas Data ... 61

1. Validitas Internal (Credibility) ... 62

2. Validitas Eksternal (Transferability) ... 62

3. Reabilitas (Dependability) ... 66

4. Obyektivitas (Confirmability)... 67

G. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data... 67

1. Penyeleksian dan Pengelompokan Data ... 68

2. Penyajian Data ... 69

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data ... 69

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian... 71

1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Daru Falah ... 71

(8)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 73

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 94

1. Unsur-unsur nilai karakter yang dikembangkan Pondok Pesantren Darul Falah ... 94

2. Metode yang dikembangkan Pondok Pesantren Darul Falah dalam Pembinaan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Islam ... 100

3. Implementasi pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang dikembangkan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah ... 104

4. Hasil perkembangan yang telah dicapai Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilai- nilai islam ... 108

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 113

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA... 118

LAMPIRAN ... 120

(9)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akhlakul Karimah di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung

Barat).

Penelitian dilatarbelakangi oleh kondisi bangsa Indonesia saat ini yang sedang menghadapi ujian berat yang harus dihahadapi oleh seluruh elemen bangsa Indonesia, kualitas karakter bangsa indonesia sendiri pada saat ini telah mengalami kemerosotan khususnya generasi muda bangsa indonesia yang banyak sekali mengalami kemerosotan, hal tersebut ditandai dengan maraknya praktek KKN, terjadinya konflik, meningkatnya kriminalitas, dan menurunnya etos kerja bangsa indonesia.Pesantren sebagai satuan pendidikan keagamaan yang mengutamakan pembinaan karakter kepada santrinya, dalam hal ini memberikan kontribusi positif terhadap bangsa indonesia atas merosotnya kualitas/karakter bangsa indonesia. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembinaan karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah yang berbasiskan nilai-nilai islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskrptif analitis, serta pendekatan peneliatannya adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah : (1) Unsur-unsur nilai karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah meliputi : nilai dasar (core value), yang dimaksud adalah nilai religius yang meliputi nilai aqidah, nilai ibadah, serta nilai akhlak. Nilai instrumental yang dimaksud adalah nilai karakter yang muncul dari perilaku santri itu sendiri yang dapat diarahkan ketika pelaksanaan pembinaan karakter. Nilai praksis yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah yaitu :

Siddiq,Amanah,Tabligh, Fathonah. (2) Metode pembinaan karakter yang

dkembangkan Pondok Pesantren Darul Falah yaitu : Tahap pembiasaan , Tahap pengintegrasian, Tahap pengamalan. (3) Implementasi pembinaan karakter yang selama telah dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Falah meliputi : Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah, kegiaan Ekstrakulikuler, kegiatan keseharian di asrama Pondok Pesantren. (4) Hasil pelaksanaan pembinaan karakter yang selama dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Falah menghasilkan perubahan akhlak santri dilihat dari : kedisiplinan, kemandirian, kreativitas, religiusitas, serta peran santri di tengah masyarakat dalam pembinaan rohani.

(10)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE ROLE OF ISLAMIC BOARDING SCHOOL IN CHARACTER BUILDING BASED ON ISLAMIC VALUE

(A Descriptive Analytic Study of Darul Falah Islamic Boarding School)

This research is motivated by the Indonesian nation condition current is prioritizes character building to his students, in this case contributes positively to character of the nation's declining quality of Indonesia. The purpose of this study was to determine character building developed at Darul Falah boarding school based on islamic value. The method used is this study is descriptive analytical method with a qualitative research. Data collection techniques performed by the interview, observation, documentation study, and the study of literature. The Results in this study are : (1) The elements of character values that was developed Implementation of character building that have been implemented in Boarding School Darul Falah include Teaching and Learning Activities in school, extracurricular activities, daily activities in the boarding school dormitory. (4) The results of the implementation of character building that have been implemented in Boarding School Darul Falah produces : discipline, self-reliance, creativity, religiosity, and the role of students in society in spiritual formation.

(11)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sebuah peradaban dalam suatu bangsa akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Banyak pakar, filusuf, yang mengatakan bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang menjadi penyebab demoralisasi pada suatu bangsa.

Indonesia saat ini sedang menghadapi ujian berat yang harus dihahadapi oleh seluruh elemen bangsa Indonesia, kualitas karakter bangsa indonesia sendiri pada saat ini telah mengalami kemerosotan khususnya generasi muda bangsa indonesia yang banyak sekali mengalami kemerosotan dalam segala hal. Hal tersebut ditandai dengan maraknya praktek KKN, terjadinya konflik, meningkatnya kriminalitas, dan menurunnya etos kerja bangsa indonesia.

Lickona (1992: 7) menyatakan bahwa ada 10 (sepuluh) tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti sebuah bangsa sedang mengalami kehancuran. Tanda-tanda tersebut adalah:

Meningkatkatnya kekerasan di kalangan remaja, penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan, meningkatnya perilaku merusak diri, semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, menurunnya etos kerja, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, rendahnya tanggung jawab individu dan warga negara, membudayanya ketidak jujuran, dan rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.

(12)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hal tersebut, keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya Sumber Daya Alam, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia-nya. Sebagaimana yang diungkapkan Ryan Bochlin (Megawangi, 2004: 98) meyatakan bahwa :

Our succes of failure at instlling in our students those virtues, which are the backbone of good character, will determine their destinies-and that our nation”.

Hal tersebut dapat menjadi sebuah indikator bahwa kesuksesan atau kegagalan kita dalam menamkan nilai-nilai moral yang merupakan tulang punggung karakter mulia pada anak didik kita, akan menentukan nasib mereka di masa depan dan tentunya kepada nasib bangsa kita.

Pendidikan Karakter kini semakin kuat terdengar resonansinya, stakeholder pendidikan semakin menyadari bahwa terjadinya demoralisasi yang

dialami bangsa Indonesia menimbulkan dampak yang yang begitu besar pengaruhnya bagi kemajuan bangsa. Hal tersebut menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah solusi dalam memajukan kehidupan bangsa agar terhindar dan terlepas dari demoralisasi serta kemerosatan yang terjadi pada bangsa Indonesia.

Setiap satuan pendidikan tentunya memiliki tujuan yang jelas dalam menjalankan sistem pendidikannya, baik itu lembaga pendidikan islam seperti pondok pesantren, maupun lembaga pendididkan umum, tentunya pada intinya memiliki tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan Manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana telah dimanatkan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa:

(13)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 3 UU RI No.20/2003)

Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan adanya tujuan pendidikan nasional ada sebuah keinginan serta rencana yang luhur dalam mewujudkan Manusia Indonesia yang berilmu, berakhlak dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam Agama Islam mengajarkan tentang bagaimana setiap manusia harus memiliki akhlak/karakter yang baik, sebagaimana sabda Nabi Muhammad

SAW sebagai berikut : “Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus ke muka bumi ini

untuk menyempurnakan akhlak”. Hal tersebut menegaskan betapa pentingnya

mengenai akhlak (moral) yang harus dimiliki setiap orang.

Pesantren sebagai satuan pendidikan keagamaan yang mengutamakan pembinaan akhlak/karakter kepada santrinya, hal ini memberikan kontribusi positif terhadap bangsa indonesia atas merosotnya kualitas karakter bangsa indonesia ditandai dengan maraknya praktek KKN, terjadinya konflik, meningkatnya kriminalitas, menurunnya etos kerja bangsa indonesia. Tidak hanya itu pesantren sebagai satuan pendidikan keagamaan tidak hanya mencetak seorang yang ahli dalam ilmu agama saja, tetapi juga pesantren mencetak generasi muda yang memiliki intelektual yang tinggi dalam hal pengetahuan, namun juga mencetak seorang santri yang ber-akhlakul karimah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dhofier ( 1982:51) sebagai berikut :

(14)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan banyak memberikan sumbangan terhadap bangsa indonesia serta memberikan nilai positif dalam pembentukan Manusia Indonesia yang Bernitelektual serta religius. Dengan demikian Pondok Pesantren selain mencetak generasi muda yang berintelektual, juga mencetak Manusia Indonesia yang religius. Sebagai sebuah satuan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk santri yang berintelektual serta berakhlakul karimah, pondok pesantren juga berperan penting di masyarakat, membimbing masyarakat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga dengan Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab.Bandung Barat yang tidak hanya mengembangkan pendidikan keagamaan semata, namun juga mengkombinasikan dengan berbagai keilmuan umum dalam sistem pendidikannya, serta ditambah dengan pembinaan karakter terhadap santrinya yang merupakan sebuah nilai tambah bagi Pondok Pesantren Darul Falah.

Hal ini senada dengan tujuan dari pondok pesantren, yang tercantum dalam Peraturan Pemeerintah Republik Indonesia Nomor 55 Pasal 26 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, yang meyatakan:

Pesantren menyelenggarakan pendidikan dengan tujuan menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada allah SWT, akhlak mulia, serta tradisi pesantren untuk mengembangkan kemampuan, penegetahuan, dan

keterampilan peserta didik untuk mengembangkan

kemampuan,pengetahuan, dan keterampilan, peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama islam (mutaffaqih fiddin) dan atau menjadi muslim yang memiliki keterampilan atau keahlian untuk membangun kehidupan yang islami di masyarakat. (Pasal 26 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55/PP/2007)

(15)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta membantu mengembangkan Manusia Indonesia yang berkarakter dan ber-akhlakul karimah.

Lebih lanjut untuk mempertegas dari tujuan pondok pesantren sendiri, Mastuhu (1994: 55) menyatakan bahwa:

Tujuan Pondok Pondok Pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, atau berkhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat tetap rasul, yaitu menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian nabi muhammad (mengikutI sunnah Nabi, mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan islam dan kejayaan ummat-ummat islam di tengah masyarakat (izzul islam wal muslimin), dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.

Dengan demikian bahwa tujuan pondok pesantren memiliki tujuan yang mulia dalam sistem pendidikan pesantrennya, tidak semata-mata bertujuan menghasikan Manusia Indonesia yang religius semata, namun pondok pesantren mampu menghasikan manusia-manusia Indonesia yang cerdas, berilmu, berkarakter dan ber-akhlakul karimah, serta bermanfaat bagi bangsa. Satuan Pendididkan Keagamaan sepeerti pondok pesantren berjasa dalam memelihara semangat, tradisi, meningkatkan pengetahuan dan teknologi serta pembinaan karakter bagi bangsa Indonesia yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Falah.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul : PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM (Studi Deskriptif Analitis Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat).

(16)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah yaitu : Bagaimana peran Pondok Pesantren Darul Falah dalam melakukan pembinaan karakter terhadap santri. Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut.

1. Unsur-unsur nilai karakter apa saja yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah?

2. Bagaimana metode yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam?

3. Bagaimana implementasi pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang dikembangkan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah?

4. Bagaimana hasil perkembangan yang telah dicapai Pondok Pesantren Darul Falah dalam pelaksanaan pembinaan karakter berbasis nilai- nilai islam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka yang hendak dicapai dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah yang berbasisikan nilai-nilai islam.

(17)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui unsur-unsur nilai karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah.

b. Untuk mengetahui metode yang dikembangkan Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam.

c. Untuk mengetahui implementasi pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang dikembangkan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah.

d. Untuk mengetahui hasil perkembangan yang telah dicapai Pondok Pesantren Darul Falah dalam pelaksanaan pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam.

D. Kegunaan / Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menggali, mengkaji mengenai peran Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, dengan melakukan ini dapat memperluas khasanah keilmuan bagi penulis khususnya dalam konteks pembinaan karakter di pondok pesantren. b. Bagi peneliti lain, dengan melakukan penelitian ini dapat menimbulkan

(18)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi objek yang diteliti, bagi objek yang diteliti yaitu Pondok Pesantren Darul Falah menjadi bahan evaluasi sehingga kedepannya mampu melakukan pembinaan karakter terhadap santrinya menjadi lebih baik lagi.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab skripsi mulai dari bab satu hingga bab terakhir. Skripsi ini terdiri atas lima bab, yang secara garis besar bisa dilihat dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Mengenai Pondok Pesantren B. Tinjauan Umum Mengenai Pembinaan

C. Tinjauan Umum Mengenai Pembinaan Karakter D. Tinjauan Umum Mengenai Nilai – Nilai Islam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data

(19)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Tahap Penelitian

F. Validitas Data

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian B. Deskripsi Hasil Penelitian

C. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

(20)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian

Keberhasilan suatu penelitian tidak terlepas dari metode serta pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian, untuk membantu keberhasilan suatu penelitian serta memperjelas langkah-langkah maupun arah dari penelitian, diperlukan metode yang jelas.

Berdasarkan hal tersebut metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, fenomena-fenomena yang sedang terjadi dan yang berhubungan dengan kondisi masa kini. Hal ini senada dengan yang diungkapkan (Sukardi, 2004: 57) yang menyatakan

bahwa : “Metode deskriptfif analitis berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya”.

Dengan menggunakan deskriptif analitis peneliti bermaksud menggambarkan serta menginterpretasikan proses pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang diterapkan di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat.

2. Pendekatan Penelitian

(21)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Hal senada juga ditegaskan oleh Creswell (Satori dan Komariah, 2012: 24) menegaskan bahwa :

Penelitian kualitatif adalah suatu poses inquiry tentag permasalahan berdasar pada tradisi-tradisi metodologis terpisah; jelas pemeriksaan bahwa menjelajah suatu masalah sosial atau manusianya. Peneliti membangun suau kompleks, pandangan-pandangan dari penutur asli, dan melakukan studi di suatu pengaturan yang alami.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif didasarkan pada permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Peneliti ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana gambaran pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang diterapkan di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat, dimana Pondok Pesantren Pesantren Darul Falah sendiri menggunakan pendekatan holistik dalam sistem pendidikannya. Sehingga peneliti memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam (berupa kata-kata, gambar, perilaku) dan tidak dituangkan dalam bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam pendekatan kualitatif.

B. Teknik Pengumpulan data

Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif analitis dan pendekatan kualitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

(22)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa : “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuwan haya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta menegnai dunia kenyataan yang

diperoleh melaui observasi”.

Dengan cara inilah peneliti mengamati secara langsung bagaimana proses pembinaan karakter yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Falah terhadap santri, sehingga pengalaman secara langsung yang dialami merupakan alat yang ampuh untuk menguji suatu kebenaran dalam penelitian ini. Tidak keliru kalau

timbul banyak ungkapan bahwa “pengalaman merupakan guru yang terbaik”.

Melalui teknik observasi juga diharapkan peneliti dapat memperoleh data yang lebih faktual mengenai situasi dan kondisi kegiatan penelitian di lapangan. Sebagaimana yang diungkapkan Patton (Nasution, 2003: 59) yang mengutarakan manfaat dari teknik observasi itu sendiri yaitu :

a. Pertama, dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b. Kedua, Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan

pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi, oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau dicovery.

c. Ketiga, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan

itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan

terungkapkan dalam wawancara.

d. Keempat, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

e. Kelima, Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yag lebih komprehensif. f. Keenam, dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan

pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesa-kean pribadi, misalnya merasakan situasi sosial.

(23)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nantinya dapat menunjang dalam penelitian pembinaan karakter ini, serta peneliti memliki kesempatan mengumpulkan data yang banyak, yang mampu dijadikan dasar untuk memperoleh data yang faktual, terinci dan cermat.

2. Wawancara

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan interaksi komunikasi pewawancara dengan terwawancara dengan maksud menghimpun

informasi. Esterberg (Sugiyono, 2013: 74) menyatakan bahwa : „Wawancara

adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu‟.

Maksud dan tujuan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara adalah dengan maksud memperoleh informasi dari informan secara mendalam mengenai pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam di Pondok Pesantren Darul Falah.

Sebagaimana yang diutarakan (Nasution, 2003: 73) yang menyatakan

bahwa : “Tujuan wawancara adalah untuk mengentahui apa yang terkandung

dalam pikiran dan hati orang lain”. Lincoln dan Guba (Moleong, 2013: 186) menegaskan bahwa maksud wawancara adalah antara lain :

(24)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hal tersebut teknik pengumpulan data melaui wawancara dalam penelitian ini menitik beratkan subjek penelitian sebagai sumber utama dalam penelitian ini yaitu : Kyai sebagai Pimpinan Pondok Pesantren, Kepala Sekolah/Madrasah, Staff Pengajar, Pembina Ekstrakulikuler, Pengasuh Pesantren, Para Santri, serta masyarakat sekitar, dimana akan dialakukan wawancara secara mendalam mengenai proses pembinaan karakter itu sendiri.

3. Studi Dokumentasi

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif tidak hanya menggunakan menggunakan teknik wawancara dan observasi semata, tetapi juga studi dokumentasi sebagai pelengkap demi tercapainya penelitian yang faktual, cermat. Dengan teknik dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh data, informasi bukan dari narasumber, tetapi memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh (Nasution, 2003: 85) yang meyatakan bahwa :

Data yang diperoleh dalam penelitian naturalistik (kualitatif) kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resourches, melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non-human resourches, diantara nya dokumen, foto, dan bahan statistik.

Hal tersebut juga dipertegas oleh (Satori dan Komariah, 2012: 149) mempertegas : Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yang mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian kejadian.

(25)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Catatan Lapangan (Field Note)

Dalam penelitian kualitatif juga dikenal dengan istilah catatan lapangan (field note), Ketika berada di lapangan tentunya peneliti tentu tidak hanya

melakukan wawancara, observasi dalam penelitiannya, namun juga membuat sebuah catatan lapangan. (Satori dan Komariah, 2012: 176) menjelaskan :

“Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap

data dalam penelitian kualitatif”.

Berdasarkan hal tersebut peneliti membuat catatan lapangan singkat pengamatan tentang segala peristiwa yang dilihat dan didengar selama penelitian berlangsung, sebelum dirubah kedalam catatan yang lebih lengkap. Menulis sebuah catatan lapangan ketika peneliti terjun ke lapangan bertujuan agar untuk mencatat segala sesuatu baik itu wawancara, observasi secara rinci.

Sebagaimana yang diutarakan (Moleong, 2013: 209) yang mengutarakan bagaimana pentingnya sebuah field note ketika peneliti terjun ke lapangan melakukan pengamatan :

Penemuaan pengetahuan atau teori harus didukung oleh data kongkret dan bukan ditopang oleh yang berasal dari ingatan. Pengajuan hipoesis kerja, hal-hal yang menunjang hipotesis kerja, penentuan derajat kepercayaan dalam rangka keabsahan data, semuanya harus didasarkan atas data yang terdapat dalam catatan lapangan. Disinilah letak pentingnya catatan lapangan itu. Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif

“jantungnya” adlaah catatan lapangan.

5. Studi Literatur

(26)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang akan diteliti serta mendapatkan sedikit gambaran dalam penelitian ini. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.

Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh informasi tambahan yang erat dan dapat menunjang masalah yang dikaji atau diteliti. Literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur yang berkaitan dengan penelitian yang membahas bagaimana sebuah peranan pondok pesantren dalam menerapkan pembinaan karakter terhadap santri (peserta didik) berbasis nilai-nilai islam.

6. Triangulasi

Teknik Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif juga bisa dilakukan dengan triangulasi, (Sugiyono, 2013: 83) menyatakan bahwa : “Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data melalui “triangulasi” sebenarnya peneliti juga

sekaligus menguji kredibilitas data, karena mengecek kredibiltas data dengan berbagai teknik pengumpulan dan berbagai sumber data. Hal tersebut senada

dengan (Moleong, 2012: 330) yang menyatakan bahwa : “Triangulasi adalah

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Dalam triangulasi terdapat 4 (empat) macam teknik pemeriksaan yang antara lain memanfaatkan penggunaan sumber, teknik, penyidik, dan teori. Sebagaimana yang diungkapkan Denzin (Moleong, 2012: 330) : “membedakan 4 (empat) macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan

penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori”.

(27)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakuakn teknik “triangulasi teknik”, serta juga melakukan teknik “triangulasi sumber”.

Yang pertama, adalah penulis mencoba melakukan teknik triangulasi teknik (Moleong, 2012: 83): “Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari data

yang sama”.

Berangkat dari pernyataan Moleong seperti diatas, penulis mencoba menggunakan 3 teknik pengumpulan data secara serempak yaitu : wawancara mendalam, observasi partisipatif, studi dokumentasi, pada waktu yang bersamaan dengan sumber data data yang sama, dalam teknik ini penulis mengambil salah satu sumber data sebagai informan yaitu kyai. Hal tersebut penulis gambarkan dalam bagan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Triangulasi Teknik

dalam

Sumber Diadopsi peneliti (Sugiyono, 2013: 84)

Berdasarkan bagan seperti di atas penulis memperoleh dengan triangulasi teknik, dimana penulis menggunakan 3 macam teknik (wawancara, obseravasi, dokumentasi) ditujukan kepada satu sumber data (kyai) secara serempak. Yang kedua, adalah penulis mencoba melakukan teknik triangulasi sumber (Moleong, 2012: 83) : “Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

WAWANCARA MENDALAM

OBSERVASI

PARTISIPATIF KYAI

(28)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melaui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualtatif”.

Berangkat dari pernyataan Moleong seperti diatas, penulis mencoba menggunakan 1 (satu) macam teknik pengumpulan data yaitu wawancara ditujukan kepada 3 (tiga) sumber data yang

berbeda. Hal tersebut penulis gambarkan dalam bagan sebagai berikut : Bagan 3.2

Triangulasi Sumber

Sumber : Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 84)

Berdasarkan bagan seperti di atas penulis menggambarkan menggunakan teknik triangulasi sumber, dimana triangulasi sumber menggunakan satu macam teknik pengumpulan data yaitu wawancara ditujukan kepada 3 (tiga) sumber yang berbeda yaitu : kyai, santri, staf pengajar.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

WAWANCARA MENDALAM

KYAI

SANTRI

(29)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di Pondok Pesantren Darul Falah yang beralamat di Jl.Raya Cihampelas No.45 Kabupaten Bandung Barat. Alasan pemilihan sekolah ini, karena Pondok Pesantren Darul Falah merupakan salah satu Pondok Pesantren modern di Jawa Barat dan juga melihat program-program yang dilaksakan di Pondok Pesantren Darul Falah khususnya dalam pembinaan karakter terhadap santri, serta peneliti menemukan suatu kondisi dimana para santri Pondok Pesantren Darul Falah memiliki perilaku serta akhlak yang mencerminkan orang yang berkarakter tercermin dari perilaku serta perliku mereka di asrama Pondok Pesantren.

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Pondok Pesantren Darul Falah

b. Mudir Madrasah ( Kepala Sekolah) Pondok Pesantren Darul Falah

c. Seorang ustadz dan seorang orang ustadzah (pengajar) di Pondok Pesantren Darul Falah

d. Bagian pengasuhan santri yang berjumlah dua 2 (dua) orang dari pengasuhan santri putra dan pengasuhan santri putri di Pondok Pesantren Darul Falah e. Santriwan dan santriwati yang berjumlah 8 (delapan) orang yang menjadi

perwakilan di Pondok Pesantren Darul Falah

f. Masyarakat sekitar di lingkungan masyarakat Pondok Pesantren Darul Falah yang berjumlah 3 (tiga) orang.

g. Pembina Ekstrakulikuler

(30)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini dilakukan dalam upaya melakukan perbandingan antara informan satu dengan dengan informan yang lainnya, demi tercapainya data yang faktual, disamping dengan dokumen serta catatan lapangan yang diamati oleh peneliti.

D. Definisi Operasional 1. Pondok Pesantren

Pengertian pondok pesantren menurut (Mastuhu, 1994: 3) menyatakan

bahwa : “Pondok Pesantren merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama islam, dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian, atau disebut juga tafaqquh fiddin, dengan menekankan pentingnya moral hidup dalam bermasyarakat”.

Sejalan dengan Mastuhu, (Prasojo, 1974: 131) juga ikut memformulasikan pengertian dari pondok pesantren, 58bahwa:

Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama, umumnya bersifat tradisional dan merupakan lembaga yang terletak di pedesaan, tetapi di sampig itu dikenal pula sebagai lembaga sosial yang berpengaruh, yang mewakili sub–culture yang tersendiri di lingkungan masyarakat indonesia.

Berdasarkan hal tersebut jadi Pondok Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan islam, yang merupakan khas indonesia dikarenakan pondok pesantren merupakan warisan luhur dari budaya bangsa, serta pondok pesantren merupakan lembaga yang mampu menanamkan nilai-nilai dan sikap-sikap keagamaan, tetapi lebih jauh dimaksudkan pula untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan di pondok pesantren dan seharusnya tidak selalu mempelajari pelajaran agama tetapi juga harus mengajarkan disiplin ilmu umum.

(31)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengertian pembinaan karakter memiliki urgensi yang sangat luas dan bersifat multidimensional. Sangat luas karena terkait dengan pengembangan multiaspek potensi-potensi keunggulan bangsa dan bersifat multidimensional karena mencakup dimensi-dimensi kebangsaan. Sebagaimana yang diungkapkan (Budimasyah, 2010: 67) menyatakan bahwa :

Karakter itu dapat dikembangkan secara cepat dan segera (instant), tetapi harus melewati suatu proses yang panjang, cermat, dan sistemik. Berdasarkan perspektif yang berkmbang dalam sejarah pemikiran manusia, pendidikan karakter harus dilakukan berdasarkan tahap-tahap perkembangan anak sejak usia dini hingga dewasa.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan karakter adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan (habit), sehingga sifat anak sudah terukir sejak kecil, sehingga menghasilkan sikap perilaku yang stabil sebagai hasil proses konsolidasi secara progressif, dinamis, serta terintegrasi dalam pernyataan dan juga tindakan.

Menurut Syaltut (Muthahari: 82) nilai-nilai islam dijabarkan ke dalam tiga

aspek utama, yaitu akidah : „syariah, dan akhlak. Dibidang akidah, nilai ini ditadai

dengan dengan pemahaman tentang ajaran-ajaran tauhid‟. Dalam bidang syariah ditandai dengan pemahaman dan pengalaman ajaran hukum syarak, dan dalam akhlak ditandai dengan perilaku keseharian orang yang bersangkutan di tengah komunitas secara luas.

Berdasarkan ketiga Nilai Islam tersebut yang terdiri dari nilai : nilai akidah, nilai ibadah, serta nilai ibadah ketiganya merupakan nilai yang bersifat mutlak, statis (final), berbeda dengan nilai nilai yang bersumber dari manusia yang bersifat dinamis.

(32)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tahap pra penelitian, penulis menjabarkan berbagai aktivitas yang telah dilakukan seperti berikut ini :

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai subjek yang akan diteliti serta kajian teori menegani peran pondok pesantren darul terhadap pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam.

b. Memilih dan merumuskan masalah penelitian c. Menentukan judul dan lokasi penelitian d. Menyusun proposal penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian. Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh :

a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, penulis meminta izin penelitian Pimpinan Pondok Pesantren serta bagian pengasuhan pondok psesantren untuk meminta perizinan penelitian yang bertempat di Pondok Pesantren Darul Falah.

(33)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah- langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut : a. Menghubungi pimpinan pondok pesantren (kyai), mudir madrasah (kepala

sekolah), ustadz dan ustadzah (pengajar), bagian pengasuhan, perwakilan dari santri dan santriwati, serta perwakilan masyarakat untuk membuat janji melakukan wawancara.

b. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.

c. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan lapangan (field note) yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta berbagai dokumen tertulis yang ada di Pondok Pesantren Darul Falah.

d. Melakukan observasi yaitu pengamatan dan peninjauan mengenai segala aktifitas santri Pondok Pesantren Darul selama 24 jam, baik itu kegiatan yang merupakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) maupun kegiatan diluar KBM, Seperti pengajian kitab kuning, extrakulikuler, serta segala aktifitas santri yang berhubungan pembinaan karakter di Pondok Pesantren Darul Falah.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam tahap ini, data yang diperoleh melalui penelitian, diolah Ksesuai susunan kebutuhan peneliti dari informasi yang telah dikumpulkan. Setelah itu, dilakukan analisis data untuk mencari kebenaran dalam menjawab fokus masalah.

5. Penyusunan Laporan

(34)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Validitas Data

Proses pengembangan instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pengujian validitas data. Menurut Sugiyono (2013: 117) bahwa:

“validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan objek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Jadi, pada intinya validitas berguna agar suatu deskripsi atau kesimpulan itu benar adanya mengingat penelitian kualitatif sering sekali diragukan terutama dalam hal keabsahan datanya (validitas data), oleh sebab itu dibutuhkan cara untuk dapat memenuhi kriteria kredibilitas data.

Sugiyono (2013: 121) menjelaskan bahwa “uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability

(validitas eksternal), depanbility (realibilitas), dan confirmability (obyektivitas)”.

Bagan 3. 3

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif.

Hal tersebut digambarkan dalam gambar sebgai berikut :

Uji keabsahan data

Uji

(35)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : Diadopsi oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 121)

1. Validitas Internal (Credibility)

Menurut Sugiyono (2013 : 121) bahwa: “uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi data, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan member check.

Beberapa cara yang dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya, dalam penelitian ini cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Memperpanjang masa observasi

Untuk memeriksa absah tidaknya suatu data penelitian, perpanjangan masa observasi peneliti di lapangan, akan mengurangi kebiasan suatu data karena dengan waktu yang lebih lama di lapangan, peneliti akan mengetahui keadaan secara mendalam serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti itu sendiri ataupun oleh subjek penelitian. Usaha peneliti dalam memperpanjang waktu penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang sahih (valid) dari sumber data adalah dengan meningkatkan intensitas pertemuan dan menggunakan waktu yang seefisien mungkin. Misalnya pertemuan hanya berupa percakapan informal, hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih memahami kondisi sumber data.

Uji

confirmability Uji

(36)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak, serta peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

c. Triangulasi

Triangulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan data dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya pada saat yang berbeda, atau membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya dengan pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengecek atau membandingkan data penelitian yang dikumpulkan. Sugiyono (2013: 125) mengemukakan bahwa: “Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu.”

Adapun triangulasi dalam penelitian ini mencakup triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan oleh kyai, pengasuh santri, staf pengajar, santri, serta masayararakat sekitar Pondok Pesantren Darul Falah. Triangulasi tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

(37)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.5 Triangulasi sumber data

Kyai Staf Pengajar

Santri

Sumber : Diadopsi oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 126)

2) Triangulasi teknik

Tringulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Adapun triangulasi teknik dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gamabar 3.5

Triangulasi teknik pengumpulan data

Wawancara Observasi

Studi Dokumentasi

Sumber : Diadopsi oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 126)

(38)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triangulasi waktu dilakukan untuk mengecek data dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Triangulasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini:

Gambar 3.6

Triangulasi waktu pengumpulan data

Siang Sore

Pagi

Sumber: Diadopsi oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 126)

d. Menggunakan referensi yang cukup

Referensi yang dimaksud di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang ditemukan oleh peneliti. Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan sebagainya yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang diperlukan akan diperoleh dengan tingkat kesahihan yang tinggi.

e. Mengadakan member check

Menurut Sugiyono (2013:129) meyatakan bahwa : “member check adalah

proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.” Seperti

(39)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disusun oleh peneliti kemudian diperlihatkan kembali kepada para responden untuk mendapatkan konfirmasi bahwa transkripsi itu sesuai dengan pandangan mereka. Responden melakukan koreksi, mengubah atau bahkan menambahkan informasi.

Proses member check tersebut dapat menghindari salah tafsir terhadap jawaban responden sewaktu diwawancara, menghindari salah tafsir terhadap perilaku responden sewaktu diobservasi dan dapat mengkonfirmasi perspektif responden terhadap suatu proses yang sedang berlangsung.

2. Validitas Eksternal (Transferability)

Sugiyono (2013:130) menjelaskan bahwa: “Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana

sampel tersebut diambil”. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.

Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini, maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Reabilitas (Dependability)

Mengenai realibilitas, Sugiyono (2008:368) menjelaskan bahwa:

(40)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitatif, uji dependability dilakukan dengan mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini perlu diuji dependability.

Berkaitan uji dependability, penulis bekerjasama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat menunjukkan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggung jawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukkan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukkan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.

4. Obyektivitas (Confirmability)

Sugiyono (2008:368) menjelaskan bahwa: “Pengujian confirmability dalam penelitian kuantitatif disebut juga dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang”. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti menguji hasil penelitian dengan mengaitkannya dengan proses penelitian dan mengevaluasi apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

(41)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu permasalahan yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2013: 89) mengatakan bahwa :

Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Pengelolaan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, pengelolaan dan analisis data akan dilakukan melalui proses menyusun, mengkategorikan, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya dan disesuaikan dengan kajian penelitian.

Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu. Proses analisis data dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dirangkum dan di fokuskan pada hal-hal yang penting.

Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :

Gambar 3.7

Komponen dalam analisis data (interactive model)

(42)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Diadopsi oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 92)

Dengan mengacu pendapat di atas, maka proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penyeleksian dan Pengelompokan Data

Data yang sudah terkumpul lalu diseleksi kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian data dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu untuk dicari tema dan polanya berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.

Untuk memperjelas data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada kyai, kepala sekolah, staf pengajar, bagian pengasuhan, santri, serta masyarakat sekitar Pondok Pesantren Darul. Dengan kata lain, reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang dapat diteliti.

2. Penyajian Data

Gambar

Gambar 3.5 Triangulasi sumber data
Gambar 3.7 (interactive model)

Referensi

Dokumen terkait

• Sterilisasi dan reaksi biochemical pathway berada pada peringkat kedua materi tersulit dalam pengerjaan tugas akhir. • Dosen yang menguasai topik fermentasi dan sumber-sumber

Dari seluruh simulasi yang dilakukan dapat dilihat arsitektur JST RBF terbaik untuk klasifikasi data tumbuhan iris ada beberapa arsitektur namun arsitektur yang

Jenis sengon mempunyai keragaman genetik yang agak rendah pada sifat ketahanan karat tumor, namun dituntut untuk memuliakan sengon tahan karat tumor 87,88,89. Seleksi individu

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki

2) Modal Keuangan (Financial Capital), dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan karena dapat dipastikan bahwa suatu usaha jika akan mejalankan usahanya akan

mempertimbangkan apakah penggunaan pupuk organik sesuai untuk kegiatan pertanian yang digunakan baik dari sisi kesesuaian dengan lingkungan, kebiasaan, dan

Nashir (2001: 70-71) menambahkan penekanan bahwa Muhammadiyah sebagai ideologi gerakan Islam dengan mengajukan lima alasan yang rasional: (1) alam pikiran Muhammadiyah

Selain itu, masyarakat di perbatasan itu memiliki bahasa yang sama, yaitu bahasa Dawan walaupun ada mayarakat Napan yang berakomodasi terhadap bahasa Tetun Portu atau