• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikn Fisika

Oleh: TIAR SUGIARTI

0905868

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN

PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR

KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA

SMA

Oleh: Tiar Sugiarti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Tiar Sugiarti2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Oleh : Tiar Sugiarti

0905868

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP.196807031992032001

Pembimbing II

Lina Aviyanti, M.Si. NIP. 197705012001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

(4)

iv Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Pengembangan Tes ... 9

B. Keterampilan Berpikir Kritis... 14

C. Instrumen Penilaian berpikir Kritis ... 21

D. Materi Suhu dan kalor ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Metode danDesainPenelitian ... 34

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

C. Definisi Oprasional ... 36

D. Instrumen Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 38

G. Prosedur Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. PenelitianPendahuluan ... 46

(5)

v Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

A. Simpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(6)

vi Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Proporsi Soal Ujian Nasional ... 3

Tabel 2.1. Indikator Keterampilan berpikir Kritis ... 16

Tabel 2.2. Jenis Tes Keterampilan berpikir Kritis ... 19

Tabel 2.3. Strategi Untuk Menilai Keterampilan berpikir Kritis ... 25

Tabel 2.4. KoefisienMuaiPanjang ... 30

Tabel 2.5. KonduktivitasTermalBeberapaZat ... 32

Tabel 2.6. KelimpahanUnsur di Alam ... 32

Tabel 3.1. Jumlah Sampel Penelitian ... 36

Tabel 3.2. Intrepretasi Validitas Instrumen ... 40

Tabel 3.3. Intrepretasi Reliabilitas Instrumen... 41

Tabel 3.4. Tabel Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 41

Tabel 3.5. Intrepetasi Daya Pembeda ... 42

Tabel 3.6. Jadwal Penelitian ... 44

Tabel4.1. Kisi-kisi Soal Keterampilan berpikir Kritis ... 49

Tabel4.2. Hasil Validasi Isi Instrumen Penelitian Keterampilan berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Fisika SMA ... 57

Tabel 4.3. Hasil Analisis Butir Soal pada Uji Coba Terbatas ... 59

Tabel 4.4. Tabel Revisi Butir Soal 1, 3, 4, 5 dan 6 ... 61

Tabel 4.5. Hasil Analisis Butir Soal pada Uji Coba Lebih Luas ... 63

Tabel 4.6. Tabel Revisi Butir Soal 4 dan 6 ... 70

Tabel 4.7. KarakteristikInstrumenPenilian KBK BerdasarkanInformasi yang Ditampilkandalamsoal ... 73

Tabel 4.8. Hasil Validasi Empiris Butir Soal Keterampilan berpikir Kritis ... 76

Tabel 4.9. Nilai Reabilitas Tes Keterampilan berpikir Kritis pada Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas ... 77

(7)

vii Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11. Tingkat Kesukaran Soal Keterampilan berpikir Kritis pada Uji Coba

Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas ... 80

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Diagram Alir Proses Pengembangan Tes ... 12

Gambar 2.2. GrafikSuhuTerhadapKalor ... 31

Gambar 2.3. RadiasiMatahari yang SampaikeBumi ... 33

Gambar 3.1. Alur Penelitian ... 45

Gambar 4.1. Jawaban Siswa pada Soal Nomor 1 ... 64

Gambar 4.2. Jawaban Siswa pada Soal Nomor 2 ... 65

Gambar 4.3. Jawaban Siswa pada Soal Nomor 3 ... 66

Gambar 4.4. Jawaban Siswa pada Soal Nomor 4 ... 67

Gambar 4.5. Jawaban Siswa pada Soal Nomor 5 ... 68

Gambar 4.6. Jawaban Siswa pada Soal Nomor 6 ... 69

Gambar 4.7. Perbandingan Validitas pada Uji Coba Terbatas dan uji Coba Lebih Luas ... 76

Gambar 4.8. Perbandingan Nilai Daya Pembeda pada Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas ... 79

(8)

viii Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A ... 88

A.1. AnalisisSoal UN 2009-2013 ………...88

A.2 DeskripsiInstrumenPenilaianKeterampilanBerpikirKritis…………...93

A.3. AnalisisKompetensiDasarFisikaKelas X Semester II ……… 96

Lampiran B ... 98

B.1 Kisi KisiInstrumenPenilaianKeterampilanBerpikirKritis ……….98

B.2 RubrikPenskoranInstrumenPenilaianKeterampilanBerpikirKritis …110 B.3 Kisi KisiInstrumenPenilaian KBK HasilJudgement ……….…………116

B.4 RubrikPenskoranInstrumenPenilaian KBK HasilJudgement…………128

B.5 SoalTes KBK padaUjiCobaTerbatas ………132

B.6 RubrikPenskoranInstrumen KBK SetelahUjiCobaTerbatas ………..138

B.7 SoalTes KBK padaUjiCobaLebihLuas ………...142

B.8 Draft AkhirSoal KBK ………..148

Lampiran C ... 155

C. 1. a FormatJudgementInstrumenSoal KBK………...……….155

C. 1. b RekapitulasiHasilJudgement………..………160

C. 2. a FormatWawancaraKeterbacaanSoal ……….………..169

C. 2. b RekapitulasiWawancarapadaUjiCobaTerbatas ……….….171

C. 2. c RekapitulasiWawancarapadaUjiCobaLebihLuas ……….173

C. 3. Pengolahan Data padaUjiCobaTerbatas………...……….176

C. 4. Pengolahan Data padaUjiCobaLebihLuas……....………...184

C.5 LembarHasilJudgementInstrumenSoal KBK………...…………203

(9)

ix Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran D ... 226

D.1. SuratTugasMembimbing ………..226

D.2. SuratKesediaanMenjadiPenilaiInstrumenSkripsi………..….227

D.3. SuratIzinMelakukanPenelitian…..………....230

D.4 SuratKeteranganTelahMelakukanPenelitian ……….…..231

Lampiran E ... 234

E.1 Dokumentasi Penelitian ... 234

(10)

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Tiar Sugiarti NIM: 0905868

Pembimbing I: Dr. Ida Kaniawati, M.Si Pembimbing II: Lina Aviyanti, M.Si

ABSTRAK

Hasil studi pendahuluan memperlihatkan bahwa kegitan penilaian mata pelajaran fisika disekolah tidak melatihkan keterampilan berpikir kritis. Instrumen penilaian yang digunakanpun hanya mengukur aspek kognitif rendah. Seharusnya, keterampilan berpikir kritis dilatihkan dalam kegitan penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh karakteristik serta mengetahui kualitas instrumen keterampilan berpikir kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan penelitian pengembangan sebagai desain penelitiannya. Peserta penelitian yang dilibatkan yaitu 35 siswa pada uji coba terbatas dan 188 siswa pada uji coba lebih luas yang berasal dari 3 SMA Negeri di Kabupaten Ciamis pada strata atas. Pengumpulan data dilakukan melalui validasi ahli, tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis, yaitu soal uraian open-ended dengan indikator menganalisis argumen, deduksi, induksi serta menampilkan informasi berupa skenario, teks, grafik dan tabel. Sementara itu, pengolahan data melalui program Anates V4 menunjukkan reabilitas instrumen penilaian sebesar 0,67 dengan interpretasi tinggi dan validitas soal sebesar 0,47 dengan interpretasi cukup. Dengan demikian, instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis berupa soal uraian open-ended memenuhi kriteria kualitas tes yang baik sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur keterampilan beripikir kritis.

Kata kunci : keterampilan berpikir kritis, instrumen penilaian, soal uraian

open-ended.

ABSTRACT

Development of Assessment Instrument of Critical Thinking Skill in Physics at Senior High School

(11)

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

(12)

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasionalmempunyai visi untuk mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman (Peraturan Pemerintah No.19:2007: 1).Makna manusia yang berkualitasmenurut Wijana dkk. (2007: 2)yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu-isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan sains dan teknologi.Oleh karena itu pendidikan merupakan rantai utama dalam membentuk manusia yang berkualitas.

Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian memiliki peran yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah No 19 (2005) tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Selain itu penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh pendidik sebagaimana dimaksud UU No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003) bertujuan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.Maka setiap guru yang telah melaksanakan proses pembelajaran perlu mengetahui ketercapaian tujuan proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Sehingga sangatlah penting bagi seorang guru untuk memahami dan melakukan penilaian yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.Pelaksanaankurikulum menuntut berbagai perubahan pada praktik pembelajaran dan penilaian, yang pada dasarnya diharapkan berorientasi pada pencapaian kompetensi.

(13)

2

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahakan masalah.

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah kelimuan. (Peraturan MenteriPendidikan No.69, 2013:159)

Berdasarkan penjelasan tersebut siswa diharapkan dapat menganalisis, menumbuhkan rasa ingin tahu dan mampu memecahkan masalah, maka siswa perlu memiliki keterampilan berpikir kritis.Tuntutan terhadap berpikir kritis dalam pembelajaran fisika bukan hanya untuk keberhasilan pembelajaran fisika.Melainkan turut membentuk pola pikir, sikap serta prilaku siswa sebagai bagian dari masyarakat.Kemudian pola pikir tersebut dapat dimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam kegiatan penilaian yang merupakan bagian dari kegiatan pokok pembelajaran.

Menurut Tuncay (2006:1) alat penilaian yang digunakan guru memegang peran penting dalam menilai prestasi dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.Dengan demikian, alat tes bukan saja berfungsi untuk melihat sejauh mana siswa telah menguasai materi tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajarinya.

Hosseini (dalam Tuncay: 2006) mengemukakan bahwa guru biasanya menanyakan pertanyaan pada tingkat kognitif rendah saat melakukan tes. Pertanyaan tersebut pada umumnya hanya mengukur kemampuan matematis siswa.Sehingga siswa tidak berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya.Selain mengevaluasi kemampuan siswa dari segi pengetahuan yang berupa hafalan, hal-hal yang merangsang siswa untuk berpikir tingkat tinggi harus dibiasakan di sekolah.Sama halnya dengan berpikir kritis yang merupakan salah satu dari bagian keterampilan berpikir tingkat tinggi (Hawker, 2011).

(14)

3

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jacobs dkk. (dalamRusyati, 2012:3).Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Kartimi (2013:3) bahwa berpikir kritis memerlukan latihan yang salah satu caranya dengan kebiasaan mengerjakan soal-soal ujian yang mengembangkan berpikir kritis.Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dievaluasi dengan dengan adanya alat ukur yang relevan.

Ennis( dalamNikto: 2007) menyatakan bahwaketerampilan berpikir kritis harus dikuasai siswa dalam konteks yang berbeda-beda, karena setiap mata pelajaran memiliki cara berargumen dan memverifikasi kebenaran dengan cara yang berbeda pula, contohnya dalam mata pelajaran sains. Maka proses pembelajaran dan penilaian yang melibatkan keterampilan berpikir kritis berperan penting dalam melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh informasi bahwa alat ukur berupa soal yang digunakan di sekolah hanya mengukur kemampuan peserta didik untuk menilai aspek mengingat sampai dengan aspek pemahaman saja dan umumnya bersifat kuantitatif. Soal tersebut hanya meliputi tugas yang mengharuskan siswa mencari jawaban yang benar. Hal ini dikarenakan pendidik mengacu pada soal-soal yang digunakan dalam Ujian Nasional (UN) lebih banyak mengukur aspek ingatan sampai pemahamanserta lebih banyak bersifat hitungan. Hasil analisis soal-soal yang biasa digunakan dalam UN dari tahun 2009-2013 sebagian besar termasuk aspek aplikasi, pemahaman dan ingatan serta sebagian besar bersifat kuantitatif.Berikut tabel pengelompokan tes UN berdasarkan jenjang kognitif Anderson pada tabel 1.1.

Tabel 1.1.Proporsi Soal Ujian Nasional Tes UN

Menerapkan (%) Kuantitatif (%)

Sumber: Kumpulan Soal UN 2009-2013,zenius.net

(15)

4

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dasar.Sedangkan penalaran, dalam hal ini berpkir kritis termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi (Hawker: 2011) jarang dilatihkan di sekolah.

Hasil wawancara guru yang dilakukan di tiga sekolah di SMA Negeri di Kabupaten Ciamis, secara umum guru selalu berusaha untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis pada saat mengajar. Guru melatihkan berpikir kritis dengan cara memberikan pertanyaan lisan mengenai fenomena-fenomena fisika yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung. Siswa diharapkan dapat menggali informasi dan memberi respon dengan mengemukakan pendapat atas pertanyaan yang diberikan.

Guru di SMA X menyatakan bahwa melatihkan keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan dengan memberikan soal berupa essai ataupun pilihan ganda beralasan.Sedangkan di SMA Y dan SMA Z keterampilan berpikir kritis belum pernah dilatihkan dalam bentuk soal. Guru lebih sering memberikan soal pada aspek pemahaman dan menerapkan seperti soal yang terdapat dalam buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Dari ketiga sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa guru belum pernah melatihkan berpikir kritis pada siswa dengan soal yang secara khusus menggunakan indikator keterampilan berpikir kritis.Selain itu guru jarang melakukan analisis terhadap butir soal yang diberikan pada siswa dengan alasan keterbatasan waktu untuk melakukan hal tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada siswa, siwa merasa kesulitan jika dihadapkan dengan tes.Mereka tidak bisa menjawab soal karena tidak bisa menentukan rumus yang harus dipergunakan dalam menjawab pertanyaan.Siswa masih menghafalkan rumus-rumus dalam mempelajari fisika.Mereka merasa senang jika dalam pembelajaran maupun tes disertai dengan contoh-contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan bisa menggunakan logika.Karena dengan contoh fisika dalam kehidupan, siswa dapat memaknai manfaat dari belajar fisika.

(16)

5

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar yang mencakup lebih dari satu ranah.Hasil belajar sains bukan hanya pengetahuan dan keterampilan, melainkan sikap ilmiah dan bernalar yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik materinya. Oleh karena itu, sudah waktunya proses berpikir dan potensi siswa dilatihkan dan dinilai dengan cara lain. Pengukuran hasil belajar fisika yang berupa penalaran siswa dapat dilatihkan dengan menggunakan tes atau soal esai.

Bentuk soal uraian memiliki potensi yang besar yang belum dimanfaatkan. Stiggins menyatakan (1994 )untuk mengukur keterampilan berpikir kritis tidak boleh menggunakan tes pilihan ganda. Soal open-ended (soal terbuka) memungkinkan siswa untuk menjawab masalah dengan banyak cara serta dengan banyak jawaban, dengan soal open- endedsiswa dirangsang untuk berpikir kritis, siswa harus membuat alasan yang menuntut siswa untuk memberikan fakta-fakta atau argumen yang logis untuk mempertimbangkan dan memilih suatu hal. Pernyataan tersebut didukung olehpendapat Lai(2011) yang menyatakan bahwa soal bentuk open-ended problem dapat digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis, soal disusun tidak hanya membuat siswa untuk mengingat kembali suatu informasi tapi juga mengharuskan siswa menggunakan informasi pada konteks yang baru. Soal bentuk ini juga memungkinkan untuk memberikan lebih dari satu solusi dan harus memberikan informasi tambahan yang mendukung untuk melihat masalah dari berbagai perspektif. Selain itu, Ennis (2001:184) menyarankan untuk menilai berpikir kritis sebaiknyamenggunakan soal open-ended karena lebihmudah untuk diadaptasi dan akan lebih komprehensif.

Pada mata pelajaran fisika banyak materi dan topik-topik yang diajarkan pada siswa, diantaranya topik suhu kalor merupakan salah satu topik yang diajarkan pada siswa kelas X. Topik suhu kalor dipilih sebagai topik dalam penelitian karena topik ini sangat erat dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas siswa tidak terlepas dari peranan kalor.

(17)

6

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh (Asriana: 2010), namun penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran fisika. Penelitian tersebut tidak secara khusus bertujuan untuk mendapatkan karakteristik instrumen penilaian ketrampilan berpikir kritis yang valid dan reliabel.Kartimi (2013) menyarankan agar lebih banyak peneliti mengkaji dan mengembangkan soal keterampilan berpikir kritis khususnya dalam pelajaran sains, sehingga dapat menambah inovasi dan kreasi dalam pengembangan instrumen penilaian untuk mengukur keterampilan berpikir siswa serta membiasakan siswa berlatih mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh instrumen penilaian berupa seperangkat soal keterampilan berpikir kritis yang valid dan realiabel, yang telah teruji sebagai alat ukur untuk melakukan evaluasi dan memperkaya khazanah soal-soal Fisika SMA khususnya pada topik suhu kalor. Judul penelitian ini adalah

“Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Pada

Materi Fisika SMA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengembangan instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis pada materi fisika SMA? “

Untuk mempermudah penelitian ini, permasalahan di atas dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis pada mata pelajaran fisika SMA?

2. Bagaimanakah kualitas instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis pada mata pelajaran fisika SMA dilihat dari validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda?

C. Tujuan Penelitian

(18)

7

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kritis pada materi fisika SMA. Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menggambarkan karakteristik instrumen penilaian yang dapat menilai keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran fisika SMA

2. Mengetahui validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen yang dapat menilai keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran fisika SMA.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan, diantaranya:

1. Bagi guru, tes yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif evaluasi untuk dapat mengukur keterampilan berfikir kritis siswa, serta informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat memandu guru untuk mengembangkan instrumen evaluasi sejenis dalam penelitian tindakan kelas. 2. Bagi siswa, diharapkan lebih termotivasi dan tertantang dalam menyelesaikan

segala persoalan yang terdapat dalam instrumen evaluasi ini sehingga dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis.

3. Bagi peneliti lain, diharapkan memperoleh gambaran pengembangan tes keterampilan berfikir kritis pada mata pelajaran fisika, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.

E. Stuktur Organisasi

Skripsi yang berjudul “ Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Fisika SMA” disusun menjadi lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan stuktur organisasi skripsi.

(19)

8

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengkonstruksi soal open-ended, hubungan soal open-ended dengan keterampilan berpikir kritis .

Bab III adalah bab metode penelitian yang terdiri dari lokasi dan subjekpenelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, alur penelitian .

Bab IV adalah bab hasil penelitian dan pembahasan yang menjelaskan tentang pengembangan instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis.

(20)

34 Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian

Menurut Sukmadinata (2009:167), dalam pelaksanaan penelitian ada beberapa metode yang digunakan salah satunya adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mengkaji bentuk, aktifitas, karakteristik, hubungan, kesamaan dan perbedaan suatu fenomena.Maka pada penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis.

Masih menurut Sukmadinata (2009:167), penelitian deskriptif tersebut dapat diterapkan dalam penelitian pengembangan.Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa instrumen penilaian Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) pada mata pelajaran fisika SMA.Penelitian ini menggunakan desainresearch and development atau penelitian pengembangan. Sukmadinata (2009: 164) menyatakan bahwa “ penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan”. ini didasarkan pada langkah-langkah penelitian yang berbentuk siklus, setiap langkah yang akan dilakukan mengacu pada hasil sebelumnya yang sudah diperbaiki dan dikembangkan, sehingga akhirnya diperoleh suatu produk penelitian yang diharapkan meningkatkan kualitas pendidikan. Research and development dapat digunakan dalam pendidikan, akan tetapi dalam penyusunan tesis atau skripsi, Sukmadinata (2009: 187) menyatakan:

(21)

35

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian menggunakan research and development dapat merujuk pada teori Borg and Gall (Sukmadinata, 2009:169) yang mengemukakan 10 langkah yang harus ditempuh dalam penelitian dan pengembangan, yaitu: 1. Perencanaan dan pengumpulan data ( research and information)

2. Perencanaan (planning )

3. Pengembangan draft produk (develop preliminary form of product) 4. Uji coba lapangan awal ( preliminary field testing)

5. Revisi hasil uji coba terbatas (revisi produk awal) 6. Uji coba lapangan (main field testing)

7. Penyempurnaan produksi hasil uji lapangan(operasional product revision ) 8. Uji pelaksanaan lapangan ( operasional field testing)

9. Penyempurnaan produk( final product revision)

10. Desiminasi dan Implementasi ( Dissemination and implementation)

Dalam penelitian ini tidak semua tahapan diikuti, dengan melaksanakan sampai ketujuh tahapsudah bisa memberikan gambaran mengenai karakteristik instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis.Kesepuluh langkah tersebut dapat dimodifikasi menjadi tiga tahapan oleh Sukmadinata (2009: 184- 185) yaitu studi pendahuluan, pengembangan instrumen dan uji produk.Penelitian ini dilaksanakan sampai dengan tahapan kedua yaitu tahap pengembangan instrumen.Alur penelitian dengan menggunakan metode ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

B.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri di Kabupaten Ciamis.Peserta penelitian adalah siswa pada sekolah strata atas, penentuan strata berdasarkan jumlah siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).Lebih spesifiknya peserta penelitian pada uji coba terbatas yaitusiswa kelas X MIA di salah satu SMA Negeri Ciamis dengan jumlah 35 orang yang dipilih secara purposive sampling.Sedangkan peserta penelitian pada uji coba lebih luas adalah188 siswa

(22)

36

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1. Jumlah Sampel Penelitian

Nama Sekolah Jumlah Siswa Sampel yang diambil

SMA N 1 Ciamis 240 orang 75orang

SMA N 2 Ciamis 200 orang 63orang

SMA N 1 Kawali 160 orang 50 orang

Jumlah 600 orang 188Orang

C.Definisi Operasional 1)Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berpikir kritis yang dikemukakan oleh Ennis (1996), berpikir kritis adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya dan dilakukan. Keterampilan berpikir kritis terdiri dari enam aspek, keenam aspek tersebut yaitu: a. melibatkan penjelasan dasar (involveelementary clarification)

b. dasar untuk membuat keputusan (the bases for decision) c. menyimpulkan (inferences)

d. menjelaskan lebih lanjut (advanced clarification)

e. perkiraan dan penggabungan (supposition and integration) f. keterampilan tambahan (auxiliary abilities)

Pada penelitian ini hanya di ukur 2 aspek yaitu melibatkan penjelasan dasar (involveelementary clarification) dengan indikator menganalisis argumen dan aspek menyimpulkan (inferences) dengan indikator deduksi dan induksi. Berpikir kritis ini diukur melalui tes tertulis, berupa soal uraian.Rubrik penskoran yang digunakan untuk menganalisis jawaban menggunakan rubrik analitik.

2) Instrumen Penilaian

(23)

37

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu stuktur tinggi (high structure), stuktur sedang (mediun structure) dan minimal stuktur (minimal structure).Soal open-ended yang dikembangkan dalam penelitian ini mencakup soal uraian open-ended high structure dan medium structure.Soal uraian open-ended ini diuji validitas isi oleh tiga orang dosen dan

wawancara keterbacaan soal oleh siswa. 3) Kualitas tes

Analisis kualitas tes merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes, baik secara keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut (Arifin: 2012: 246). Kualitas instrumen pada penelitian ini akan menggunakan analisis validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

4) Mata pelajaran Fisika SMA

Mata pelajaran fisika SMA dalam penelitian ini mencakup topik suhu kalor.

D. Instrumen Penelitian 1) Lembar validitas instrumen

Validitas konstruk (construct validity) atau disebut juga lembar judgement merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menilai isi atau konstruksi dari soal keterampilan berpikir kritis.Uji validitas konstruk butir soal KBK pada mata pelajaran fisika SMA dilakukan oleh tiga orang dosen ahli dalam hal keterampilan berpikir kritis, evaluasi pembelajaran dan konten mata pelajaran fisika. Aspek yang dinilai dalam lembar validitas instrumen yaitu kesesuaian soal yang digunakan dengan indikator KBK, kesesuaian jawaban dengan soal, informasi yang disajikan bermanfaat bagi siswa dalam menjawab soal, rubrik penskoran dapat mengukur jawaban siswa, bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2) Instrumen tes keterampilam berpikir kritis

(24)

38

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

problem), dimana tiap butir soal yang dikembangkan mengacu pada aspek-aspek

keterampilan berpikir yang dikemukakan oleh Ennis (Brookhart: 2007). Instrumen tes diberikan pada siswa saat uji coba instrumen, baik uji coba terbatas maupun uji coba lebih luas.

3)Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi berkenaan keterbacaan instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis yang dikerjakan oleh siswa.

E.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulandata dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.Dalam penelitian ini, yang dimaksud teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1) Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Tes tertulis berupa soal-soal yang digunakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

2) Wawancara

Melalui wawancara peneliti mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai kejelasan informasi dalam soal serta kejelasan pertanyaan instrumen tes yang dikembangkan.Hasil wawancara ini digunakan sebagai pertimbangan revisi butir soal instrumen penelitian keterampilan berpikir kritis.Wawancara dilakukan kepada siswa setelah mengerjakan instrumen penelitian keterampilan berpikir kritis, wawancara hanya dilakukan pada sebagian siswa yang dipilih secara acak.

F.Teknik Analisis Data

(25)

39

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada uji coba terbatas maupun uji coba lebih luas dilakukan melalui analisis butir soal hasil tes KBK. Aspek penting yang tercakup dalam syarat suatu alat ukur adalah validitas dan reabilitas, adapun analisis lain yang dilakukan terhadap soal yaitu daya pembeda (D) dan taraf kesukaran (P).

1) Analisis validitas instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen, yaitu:

Besar validitas dapat dinterpretasikan sesuai dengan kriteria pada tabel 3.2 dibawah ini:

(26)

40

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Analisis reliabilitas instrumen

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas.Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda tes ulang (test- retest method).Metode tes ulang dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri tes.

Dengan menggunakan metode ini penyelenggara tes hanya memiliki satu seri tes tapi dicobakan duakali (Arikunto:2008). Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus korelasi product momentseperti pada rumus 3.2 dengan X skor total tes pertama dan Y skor total

tes kedua.

Pada uji coba lebih luas reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus alpha, karena bentuk tesnya adalah uraian. Rumus alpha tersebut adalah sebagai berikut:

11 = 1 1−

2

�12 ……… (3.3)

(Arikunto, 2008)

11 : realibilitas yang dicari

��2 : jumlah varians skor tiap-tiap item

��2 : varians total

Besar realibilitas yang didapat kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria tabel 3.3 dibawah ini:

(27)

41

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar.Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.

Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan langkah-langkah berikut (Arifin, 2009:135)

1) Menghitung rata-rata skor tiap butir soal dengan rumus :

� � − � �= � ℎ � ℎ� �� ��� � ……….(3.4)

2) Menghitung rata-rata skor tiap butir soal dengan rumus :

� � � � � = � � − � �

� � �� � … … …. (3.5)

3) Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria.

Besar indeks kesukaran yang telah didapat kemudian diinterpretasikan sesuai dengan tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4.Tabel Tingkat Kesukaran Butir Soal

P Kriteria

0,00 – 0,30 Soal sukar 0,31 – 0, 70 Soal sedang 0,71 – 1,00 Soal mudah

(Arifin, 2009 : 135) 4) Analisis daya pembeda (D)

Untuk menentukan daya pembeda D tes keterampilan berpikir kritis dihitung dengan menggunakan rumus 3.6 (Arifin,2009 : 133)

11 =

� +�

� … … … 3.6

Dengan,

XKA : Skor rata-rata kelompok atas XKB : Skor rata-rata kelompok bawah.

(28)

42

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indeks koefisien daya pembeda berkisar antara +1,0 sampai -1,0. Daya

pembeda +1,0 artinya bahwa seluruh anggota kelompok atas menjawab dengan benar

butir soal itu, sedangkan semua anggota kelompok bawah menjawab dengan salah

butir soal itu. Sebaliknya daya pembeda -1,0 artinya bahwa seluruh anggota

kelompok atas menjawab dengan salah butir soal itu, sedangkan semua anggota

kelompok bawah menjawab dengan benar butir soal itu. Berikut ini adalah tabel 3.5

yang mencantumkan interpretasi daya pembeda:

Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda

D Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek 0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Sangat Baik (Arikunto, 2008 : 218)

G.Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini menjadi dua tahapan,yaitu tahap studi pendahuluan dan tahap pengembangan yang meliputi serangkaian uji coba instrumen.

1. Tahap Studi Pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan survey lapangan dengan menganalisis soal-soal evaluasi mata pelajaran fisika yang digunakan di sekolah, dan melakukan wawancara guru dan siswa mengenai penggunaan instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis.

b. Melakukan studi literatur mengenai keterampilan berpikir kritis dan pengembangan soal tesopen-ended untuk mengukur keterampilan berpikir kritis.

c. Menganalisis kurikulum fisika SMA sesuai dengan kurikulum 2013 dan menganalisis Kompetensi Dasar (KD) serta materi yang dapat dijadikan topik untuk penyusunan instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis. d. Menyusun kisi-kisi soal keterampilan berpikir kritis sesuai dengan

(29)

43

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Merancang soal keterampilan berpikir kritis pada topik suhu kalor dengan mengacu kisi-kisi yang telah disusun.

f. Melakukan validitas isi oleh dosen sebelum dilakukan uji coba instrumen. g. Melakukan revisi I

Proses revisi I dilakukan setelah medapatkan hasil uji validitas isi dari dosen.Hasil validitas isi dari para ahli dianalisis kemudian diperbaiki.proses revisi berdasarkan penilaian yang diberikan dosen. Butir soal yang telah direvisi siap untuk diujikan pada uji coba terbatas.

2. Tahap Pengembangan (Uji Coba Instrumen)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Melakukan uji coba terbatas

Uji coba terbatas dilakukan pada satu kelas X MIA di SMAN Ciamis di yang telah mendapatkan materi suhu kalor.Uji coba terbatas dilakukan untuk mendapatkan validitas empiris, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

b. Melakukan wawancara keterbacaan soal.

c. Melakukan perhitungan untuk mengetahui kualitas butir soal meliputivaliditas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

d. Menganalisis data hasil uji coba terbatas e. Melakukan revisi II

Setelah dilakukan uji coba terbatas, dilakukan revisi kedua berdasarkan analisis butir soal dan keterbacaan soal.Butir tes yang telah direvisi diujikan kembali pada uji coba lebih luas.

f. Melakukan uji coba lebih luas

Butir soal yang telah direvisi kemudian digunakan untuk uji coba lebih luas, uji coba diberikan kepada siswa kelas X program MIA di tiga SMA Negeri di Ciamis yang berbeda dari siswa yang mengerjakan uji coba terbatas.

g. Melakukan wawancara keterbacaan soal

(30)

44

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i. Menganalisis data hasil uji coba lebih luas

j. Melakukan revisi ketiga, jika hasil analisis data menunjukan perlu ada butir soal yang direvisi.

k. Melakukan analisis dan membahas data secara keseluruhan

l. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data. Berikut ini adalah tabel 3.6.yang mencantumkan jadwal penelitian:

Tabel 3.6. Jadwal Penelitian

Uji Coba Instrumen Tanggal Pelaksanaan Sekolah

Terbatas 1 17 Mei 2014 SMA N 1 Ciamis

Terbatas 2 24 Mei 2014 SMA N 1 Ciamis

Lebih luas 28 Mei 2014 SMA N 1 Kawali

Lebih luas 31 Mei 2014 SMA N 2 Ciamis

Lebih luas 10 Juni 2014 SMA N 1 Ciamis

(31)

45

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TAHAP STUDI

PENDAHULUAN

Kajian Literatur Instrumen Keterampilan Berpikir Survey Lapangan

tentang Instrumen penilaian Mata

Analisis Materi Fisika SMA kelas X

Penyusunan Kisi- Kisi

Penyusunan Butir Soal

Validasi oleh dosen ahli

Revisi I

TAHAP PENGEMBANGAN

Uji Coba Terbatas

Evaluasi & Revisi II

Wawanca ra

Uji Coba Lebih Luas

Pengolahan Data

Wawancara

Analisis Data Revisi III

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

(32)

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitian, temuandanpembahasan yang didapatkandarikegiatanstudipendahuluan,

ujicobaterbatasdanujicobalebihluastentangpengembanganinstrumenpenilaianketeramp ilanberpikirkritispadamatapelajaranfisika SMA dapatdisimpulkansebagaiberikut: 1. Karakteristikinstrumenpenilaianketerampilanberpikirkritispadamatapelajaranfisika

SMA yaitu:

a. Soaldisusunberdasarkanduaaspekketerampilanberpikirkritisyaitumelibatkanpenj elasandasarmenyimpulkandenganindikatormenganalisisargumen,

mendeduksidanmenginduksi.

b. Soal yang dikembangkantermasukdalamjenissoaluraianopen-endeddenganjenishigh structureyang memilikiinformasi yang cukupkomplekspadabutirsoalnomor

1denganindikatormenganalisisargumen,butirsoalnomor5denganindikatormende duksidanbutirsoalnomor6 denganindikatormenginduksi. Sedangkanbutirsoalnomor 2,3dan 4denganindikatormendeduksi, menginduksidanmenganalisisargumentemasukkedalamjenismedium

structuredenganinformasi yang lebihsederhana.

c. Instrumenpenilaianketerampilanberpikirkritis yang memuatberbagaiinformasi, informasi yang disajikandalamsoaldapatberupateks, tampilan visual danskenario.

d. Tampilan visual dapatberupatabel, grafikdanilustrasi.

e. Soalharusmenggunakanbahasa Indonesia yang

(33)

83

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumenpenilaianketerampilanberpikirkritis yang

dikembangkantelahmemenuhikriteriakualitastes yang

baikdenganvaliditasdanreabilitastesmasing-masing

0,47denganinterpretasicukupdan 0,67 denganinterpretasitinggi. Tingkat kesukranbutirsoaltermasukdalamkategoribaik,

dandayapembedadengankategoricukupbaik. B.Saran

1. Indikatorinstrumenpenilaianketerampilanberpikirkritis yang dikembangkandalampenelitianinihanyamencakuptigaindikatorketerampilanberpikir kritismenurutEnis.

Dengandemikianmakaperludilakukanpenelitianlebihlanjutmengenaipengembangan instrumenpenilaianketerampilanberpikirkritisberdasarkanindikator yang lain,baikIndikatoryang dikemukakanoleh Ennis atau pun indikator yang dikembangkanahlilainya.

2. Padapenelitianinipengembanganinstrumenpenilaianketerampilanberpikirkritishany amencakupsatutopikpadapelajaranfisika,

untukituperludilakukanuntukmengembangkansoal-soalketerampilanberpikirkritispadatopik-topikfisikayang lain.

3. Penelitiandanpengembanganinstrumenpenelitianketerampilanberpikirkritisinidilak ukanhanyamelibatkantigasekolahpada strata yang dianggapsama.

Meskipunpenelitianinimemenuhikriteriates yang

baiknamunakanberbedahasilnyajikadilakukan di daerah lain dengansampel yang lebihbanyak.

4. Pengembanganinstrumenpenilaianketerampilanberpikirkritispadapenelitianinihany

ameliputisatubentuktesyaituopen-ended question,

(34)

84

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Instrumenpenilaian yang dikembangkanterdiridari 6 soal, 1 soaldenganindikatormenganalisisargumendirubahdandisesuaikandenganmaterifisik

a SMA yang telahdipelajariolehsiswa. 1

soaldenganindikatormendeduksimengalamiperbaiakandenganmempersingkatteks

yang disajikan.Serta

duasoaldenganindikatormenganalisisargumendanmenginduksimengalamiperbaikan

padatampilan visual.

(35)

85

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2012). EvaluasiPembelajaran. Bandung: Rosda

Arikunto, Suharsimi. (2008).DasarDasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Amalia, SuciNurani. (2012).

PengembanganSoalEsaiBerpikirKritisdanProfilPencapaianya di SMA Negeri Kota

Bandung PadaTemaSistem Organ.TesisSekolahPascasarjana UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Asriana, Hera. (2010). Penerapan Model

PembelajaranBerbasihMasalahUntukMeningkatkanKeterampilanBerpikirKritisdanPres

tasiBelajarSiswa SMA.Skripsi. UPI Bandung: Tidakditerbitkan

Azizah, YulianiNur. (2013). PengembangandanAnalisisSoal Open-Ended ProblemDalamMengukurKeterampilanBerpikirKreatifpadaMateriMinyakBumi.Skripsi

UPI Bandung: TidakDiterbitkan.

Belajardenganhendri.wordpress.com.(2011).Atmosfer.[Online].Tersedia:http://belajarge odenganhendri.wordpress.com/2011/04/12/atmosfer-2/. [12Februari 2014]

Brookhart&Nikto.(2007).Educational Assesment of Student. United States of America: Pearson Education.

Ennis, R.H. (2001). Critical Thinking Assessment.[Online].Tersedia: http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFiles/file/Ennis%20Critical%20Thinking%20Assessme nt.pdf[ 26Juni 2013]

Ennis, R.H (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline pf Critical Thinking Disposition and Abilities.[Online].

Facione, A. Peter (2007). “ TheDelhpi Report, Critical Thinking: A statement of Expert

Concencus for Purposes of Educational Assesment”.[Online].Tersedia:

(36)

86

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Giancoli, Douglas (2001). FisikaJilid 1. Jakarta: Erlangga

Gumilar, Gilang. (2012). PenerapanInteraksiKelas Co- Constructive BerbasisInvestigasisainsuntukMeningkatkanKemampuanMenarikKesimpulanSiswa

SMA.Skripsi UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Hawker Brownlow Education (2011).How To Assess High-Order Thinking In Your Classroom. [Online] Tersdia:http://files.hbe.com.au/samplepages/109111.pdf [28Juni

2013]

Hove, G. (2011).Developving Critical thinking Skill in the High School English classroom. [Online].Tersedia: http://www.uwstout.edu [27 Juni 2013]

Kartimi (2013).PengembanganAlatUkurKeterampilanBerpikirKritis Kimia UntukSiswa SMA.Disertasi UPI Bandung: TidakDiterbitkan

Lai, R. Emily. (2011). Critical Thinking: A Literature Review. Pearson [Online] Tersedia:http://images.pearsonassessments.com/images/tmrs/CriticalThinkingReviewFI NAL.pdf. [20 September 2013]

Liliasari.(2005). MembangunKeterampilanBerpikirManusia Indonesia MelaluiPendidikanSains (PidatoPengukuhan Guru BesarTetap IPA). Bandung: UPI

Mahmudi, Ali .(2008). MengembangkanSoal Terbuka (Open-Ended Problem) Dalam Mata PelajaranMatematika. Yogyakarta: UNY

Mulyatiningsih, E (2012). MetodePenelitianTerapanBidangPendidikan. Bandung: Alfa Beta

Novikimiapasca.wordpress.com. KelimpahanUnsur di Alam.[Online] Tersedia: http://noviakimiapasca.wordpress.com/kelas-xii/kimia-unsur/materi/kelimpahan-unsur-di-alam/. [12 Februari 2014]

(37)

87

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PeraturanPemerintah No 69. (2013).

KerangkaDasardanStukturKurikulumSekolahMenengahAtas/ Madrasah Aliyah.PemerintahRepublik Indonesia

Popham, W.J. (2011). Classroom Assessment: What Teacher Need To Know. Boston: Pearson Education.

Rodrigues, A. &Olivera, M. (2008).The Role of Critical Thinking in Physics Learning. [Online].Tersedia:http://lsg.ucy.ac.cy/girep2008/papers/THE%20ROLE%20OF%20CRI TICAL%20THINKING.pdf. [26 Juni 2013]

Rusyati, Lilit. (2012). PengembanganSoalPilihanGandaBerpikirKritis Inch danProfilPencapaianya di SMA negeri Kota Bandung

PadaTemaPenyakitManusia.TesisSekolahPascasarjana UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Stiggins, R.J (1994). Student-Center Classroom Assessment. New York: Macmillan Publishing Company.

Stobaugh, R. (2013). Assessing Critical Thinking in Middle and High School Meeting the Common Core. New York: Routledge

Sugiyono .(2009). MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2007). PerkembanganPesertaDidik. Universitas Terbuka Sukmadinata, N.S. (2009). MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Rosda

Surapranata, Sumarna. (2007). PanduanPenulisanTesTertulis. Bandung: Rosdakarya Tuncay, O. &Salih, C. (2006).Relation Between Science Teacher’s Assessment Tools and Student’ Cognitive Development. Academic Journal

Undang-Undang No 20 (2003).SistemPendidikanNasional.PemerintahRepublik Indonesia

Wijana,

(38)

88

Tiar Sugiarti, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel 1.1.Proporsi Soal Ujian Nasional
Tabel 3.1. Jumlah Sampel Penelitian
Tabel 3.2.Interpretasi Validitas Instrumen
Tabel 3.3. Interpretasi Reliabilitas Instrumen
+4

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Validitas konstruk berhubungan dengan kesesuaian butir dan tujuan pembelajaran khusus. Validitas ini dapat mengukur aspek berpikir sesuai dengan konsep atau

Validitas LKS diukur dari validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi dapat dilihat dari kesesuaian LKS yang dikembangkan dengan tuntunan kurikulum 2013.

yang tinggi ( >0,6). Ini berarti instrumen yang disusun telah memenuhi syarat uji validitas konkuren. Dari hasil uji validitas konstruk menggunakan analisis faktor

Validitas konstruk berkenaan dengan kesesuaian butir dengan tujuan pembelajaran khusus (atau indikator hasil belajar). Suatu alat evaluasi dikatakan memiliki

Fungsi ahli materi dan ahli instrumen evaluasi adalah untuk memvalidasi kesesuaian soal dengan indikator (validitas konstruk) sehingga menjamin soal yang dikembangkan dapat

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 75 No Instrumen Analisis Uji Validitas Butir Uji Daya Beda Uji Indeks Kesukaran Nilai Reliabilitas Ketera ngan 2

Selain itu, hasil wawancara kepada guru dan siswa menunjukan bahwa permasalahan instrumen penilaian yang digunakan belum mengukur kemampuan berpikir kritis siswa terlihat dari soal-soal