• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA PENDEK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA PENDEK."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA PENDEK (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 19 Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

oleh Ervira Maharani

NIM 1002675

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 19 Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Ervira Maharani

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Ervira Maharani 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014-07-07

Hak Cipta dilindungi undang- undang.

(3)

Ervira Maharani

1002675

PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 19 Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014)

disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing 1,

Drs. Encep Kusumah, M.Pd.

NIP 196502101991121001

Pembimbing 2,

Rosita Rahma, M.Pd.

NIP 19850302201212200

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Dr. Dadang S Anshori, M.si.

(4)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA PENDEK (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 19 Bandung

Tahun Ajaran 2013-2014) oleh

Ervira Maharani 1002675 ABSTRAK

Membaca teks cerita pendek merupakan pembelajaran yang terdapat dalam kompetensi dasar kelas XI SMA di KTSP. Kompetensi dasar pembelajaran ini menuntut siswa untuk dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang terkandung dalam cerita pendek. Dalam mengidentifikasi unsur-unsur tersebut, siswa perlu memahami secara mendalam cerita pendek yang dibacanya. Pemahaman tersebut dapat diperoleh melalui penerapan strategi pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk memahami cerita pendek secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran secara objektif tentang ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca pemahaman cerita pendek kelas eksperimen dan kelas kontrol; hasil membaca pemahman cerita pendek siswa jika dianalisis dengan konsep pemahaman Smith dan Barret. Penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest control group design. Pada desain ini dilakukan tes awal dan tes akhir di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengolahan data dilakukan uji reliabilitas antar penimbang, uji normalitas, homogenitas dan pengujian hipotesis parametrik dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Rata-rata nilai tes awal kelas eksperimen yaitu 65 dan rata-rata nilai tes akhir 80,4. Sedangkan, rata-rata nilai tes awal kelas kontrol yaitu 62,9 dan rata-rata nilai tes akhir 74,4. Berdasarkan perolehan nilai tersebut didapatkan perbedaan (gain) nilai rata-rata kelas eksperimen 15,4 dan perbedaan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 11,5. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh nilai ttabel = 4,19 > thitung =

(5)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii ABSTRACT

Reading short story is on of the competences is in the base competee of eleven grade Senior High School in KTSP. This learning competence ask students to be able to identify elements that exist in the short story. In the process of identifying the element, students should obtain a deep understanding of story in the text. The deep understanding is achieved through a learning strategy that aims students to comprehend the story fully. This research is aimed to prover objecnuely whether or not students ability in reading short story of experimental class different with control class; students answer is analized by using Smith and Barret comperhension concept. This research uses pretest posttest control group design. Therefore the pretest and posttest is conducted in the class experimental class as well as control class. Data tabulation is done by conducting reliability test between counselor, normalitas test, homogenitas and parametric hypotesis test by using t-test. Based on the research, eksperimental class is higher than the average score of control class. The pre average pretest score of experimental class is 65 and the posttest is 80,4. On the other hand, the average pretest score of control class is 62,9 and posttest score is 74,4. Based on the data aequisition, the difference (gain) between the average score of experimental class is 15,4 and the difference of average score of control class is 11,5. Based on hypotesis test by using t-test it shows that ttable = 4,4 > thitung = 1,9974 so Ho is rejected and Ha is

accepted it shows that mastery learning strategy is efective used in the reading comprehension of short story text. It is proven by theaverage scores og experimental class which is higher than control class. The analysis

(6)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GRAFIK...x

DAFTAR BAGAN...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian...1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian...3

1.3 Pembatasan Masalah Penelitian...4

1.4 Rumusan Masalah Penelitian...4

1.5 Tujuan Penelitian...4

1.6 Manfaat Penelitian...5

BAB 2 MEMBACA, MEMBACA PEMAHAMAN CERITA PENDEK, DAN STRATEGI MASTERY LEARNING 2.1 Ihwal Membaca...6

2.1.1 Pengertian Membaca...6

2.1.2 Tujuan Membaca...7

2.2 Konsep-konsep Membaca Pemahaman...9

2.3 Prinsip- prinsip Membaca Pemahaman...12

(7)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

2.5 Penelitian yang Relevan...16

2.6 Asumsi...19

2.7 Hipotesis Penelitian...20

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian...21

3.1.1 Metode Penelitian...21

3.1.2 Desain Penelitian...21

3.2 Populasi dan Sampel...22

3.2.1 Populasi...22

3.2.2 Sampel...23

3.3 Definisi Operasional...24

3.4 Instrumen Penelitian...24

3.4.1 Instrumen Perlakuan...24

3.4.1.1 Rambu-Rambu Mambaca Pemahaman Cerpen Mennggunakan Strategi Mastery Learning...25

3.4.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...29

3.4.2 Instrumen Observasi...29

3.4.3 Instrumen Tes...29

3.4.3.1 Uji Validitas Instrumen Judment Expert...31

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data...32

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data...32

3.5.2 Analisis data...33

BAB 4 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian...39

4.1.1 Deskripsi Pengolahan Data...39

4.1.2 Deskripsi Data Kelompok Eksperimen...40

4.1.3 Deskripsi Data Kelompok Kontrol...42

(8)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

4.2.1 Analisis Jawaban Tes awal Kelompok Eksperimen dan

Kontrol...44

4.2.2 Analisis Jawaban Tes akhir Kelompok Eksperimen dan Kontrol....61

4.3 Uji Reliabilitas Antarpenimbang...78

4.3.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Tes awal Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol...78

4.3.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Tes akhir Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol...83

4.4 Uji Normalitas...89

4.4.1 Uji Normalitas Data Nilai Tes awal Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol...89

4.4.2 Uji Normalitas Data Nilai Tes akhir Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol...96

4.5 Uji Homogenitas...103

4.5.1 Uji Homegenitas Data Tes awal-Tes akhir Kelas

Eksperimen...103

4.5.2 Uji Homegenitas Data Tes awal-Tes akhir Kelas

Kontrol...104

4.6 Uji Hipotesis...105

4.7 Pembahasan Temuan Penelitian...108

4.7.1 Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Pendek Siswa Kelas

Eksperimen dan Kontrol...109

4.7.2 Efektivitas Strategi Mastery Learning sebagai Upaya Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Cerpen...111

4.7.3 Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerpen Menggunakan

Mastery Learning...112

4.7.3.1 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Strategi Mastery

(9)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

4.7.3.2 Pembahasan Hasil Observasi Siswa...114

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...116

5.2 Saran...117

DAFTAR PUSTAKA...118

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Taksonomi Bloom untuk Pemahaman ... ..11

Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan ... 17

Tabel 3.1 Desain Model Penelitian Eksperimen Semu ... 21

Tabel 3.2 Populasi Penelitian ... 23

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 24

Tabel 3.4 Sintaks Pembelajaran ... 26

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal ... 29

Tabel 3.6 Tabel ANAVA ... 34

Tabel 3.7 Tabel Guilford ... 35

Tabel 4.1 Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok Eksperimen ... 40

Tabel 4.2 Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok Kontrol ... 42

Tabel 4.3 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Tes awal Kelas Eksperimen ... 78

Tabel 4.4 Format ANAVA Data Tes awal Kelompok Eksperimen ... 80

Tabel 4.5 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Tes awal Kelompok Kontrol ... 81

Tabel 4.6 Format ANAVA Data Tes awal Kelompok Kontrol ... 83

(10)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

Tabel 4.8 Format ANAVA Data Tes akhir Kelompok Eksperimen ... 86

Tabel 4.9 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Tes akhir Kelompok Kontrol ... 86

Tabel 4.10 Format ANAVA Data Tes akhir Kelompok Kontrol ... 88

Tabel 4.11 Distribusi Data Tes awal Kelas Eksperimen ... 90

Tabel 4.12 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Tes awal Eksperimen ... 92

Tabel 4.13 Distribusi Data Tes awal Kelas Kontrol ... 93

Tabel 4.14 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Tes awal Kelas Kontrol . 95 Tabel 4.15 Distribusi Data Tes akhir Kelas Eksperimen ... 97

Tabel 4.16 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Tes akhir Eksperimen .... 99

Tabel 4.17 Distribusi Data Tes akhir Kelas Kontrol ... 100

Tabel 4.18 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Tes akhir Kontrol ... 102

(11)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR BAGAN

(12)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-surat

Lampiran 2 RPP Perlakuan Kelas Eksperimen dan Kontrol

Lampiran 3 Lembar Observasi

Lampiran 4 Lembar Soal

(13)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

Lampiran 6 Lembar Validasi Judment Expert

Lampiran 7 Perolehan Nilai Tes awal dan Tes akhir Siswa

Lampiran 8 Tabel Pengolahan Data

(14)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah Penelitian

Perkembangan informasi yang pesat telah menggiring manusia pada tantangan

untuk memahami sekitarnya dengan cermat dan tepat. Membaca pemahaman

adalah salah satu caranya. Dalam memperoleh pemahaman, seseorang selalu

memadukan antara kemampuan visual dan kemampuan koginitif. Hal ini sejalan

dengan yang dikemukakan Abidin (2010: 127) bahwa kemampuan visual sangat

berguna untuk menelusuri simbol-simbol tertulis dan kemampuan kognitif

berguna untuk memberikan tingkat pemahaman atas makna yang terkandung di

dalam simbol-simbol tersebut. Pemerolehan pemahaman informasi ini juga

dikembangkan dunia pendidikan Indonesia, dengan mencantumkan kompetensi

membaca di dalam kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia.

Secara ideal kompetensi membaca dalam kurikulum bahasa indonesia untuk

tingkat SMA, mengharuskan siswa untuk mampu membaca sekaligus menyelami

makna dari bacaan tersebut. Artinya, membaca bukan hanya melafalkan

lambang-lambang grafis. Abidin (2010: 23) menguatkan bahwa dalam kegiatan membaca

terlibat aspek-aspek berpikir seperti mengingat, memahami, membeda-bedakan,

membandingkan, menganalisis, mengorganisasi, dan pada akhirnya menerapkan

apa-apa yang terkandung dalam bacaan. Proses membaca tersebut dapat

dikategorikan sebagai membaca pemahaman. Tarigan (2008: 60) mengungkapkan

bahwa tujuan membaca pemahaman adalah untuk memahami standar-standar atau

norma-norma kesastraan (literary standard), resensi kritis (critical review), drama

tulis ( primed drama) serta pola- pola fiksi ( patterns of fiction).

Membaca pemahaman cerita pendek diarahkan untuk memahami unsur-unsur

yang terdapat di dalam sebuah karya fiksi. Pola-pola fiksi di sini dikhususkan

pada unsur-unsur intrinsik dalam cerita tersebut. Oleh karena itu, dalam proses

(15)

2

perhatian atau berkonsentrasi penuh terhadap bacaan agar dapat memahami isi

wacana secara keseluruhan, sehingga pembaca dapat mengambil manfaat dari apa

yang terkandung dalam bacaan. Selain itu, pembaca harus pula mampu memberi

tanggapan terhadap apa yang dibaca.

Namun, kondisi ideal tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Minimnya

tingkat pemahaman menjadi salah satu masalah utama dalam membaca dan

pengajarannya di sekolah maupun di perguruan tinggi. Hal tersebut dibuktikan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student

Assesment (PISA) tahun 2009 terhadap tingkat kemampuan pemahaman membaca

siswa di dunia. Hasilnya, siswa Indonesia ternyata hanya mampu menyerap 30%

dari apa yang telah ia baca, PISA menempatkan posisi membaca siswa Indonesia

di nomor 57 dari 65 negara di dunia dengan nilai rata- rata 402 sementara rerata

internasional 500 (Agus, 2012). Kondisi tersebut mengindikasikan masih sangat

lemahnya kemampuan siswa Indonesia dalam memahami bacaan dan rendahnya

minat mereka terhadap aktivitas membaca.

Secara tidak langsung kondisi ini juga menunjukkan belum optimalnya hasil

pembelajaran membaca di sekolah-sekolah. Hal tersebut dapat terjadi karena

beberapa faktor yaitu kondisi pembelajaran membaca di sekolah yang monoton

dan pembelajaran membaca baru menyentuh aspek keterampilan mekanis yang

belum sepenuhnya menyentuh aspek keterampilan pemahaman. Sebagaimana

dinyatakan Rahim (2007:267) membaca tanpa memahami apa yang dibaca adalah

tidak berguna. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang tepat untuk menunjang

pembelajaran membaca tersebut.

Dalam kaitannya dengan tingkat pemahaman ini, faktor intelegensi (IQ)

mempunyai peranan penting, mengingat membaca itu merupakan suatu proses

berpikir yang menuntut kemampuan intelektual yang tinggi. Hal ini sejalan

dengan pendapat Tarigan (2008: 56) bahwa mahasiswa atau pelajar yang tidak

mempunyai kosa-kata yang baik, perbendaharaan kata-kata yang memadai dan

keterampilan dalam meringkas serta merangkumkan, akan menemui kesulitan

(16)

3

Dalam proses pembelajaran, kemampuan guru dalam memilih model, strategi

maupun teknik pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pembelajaran. Dengan digunakannya model, strategi, maupun teknik yang tepat

akan menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Oleh sebab itu, guna

mendapatkan hasil yang optimal dalam pembelajaran membaca pemahaman maka

diperlukan penggunaan strategi yang tepat. Salah satu alternatif dan inovasi

strategi pembelajaran membaca pemahaman adalah strategi mastery learning.

Strategi mastery learning merupakan strategi pembelajaran yang proses

pembelajarannya diarahkan untuk membantu siswa memanfaatkan waktu

semaksimal mungkin untuk belajar dan memahami materi yang disampaikan,

sehingga siswa benar-benar mampu mencapai ketuntasan. Proses mastery

learning terdiri atas lima langkah, yaitu mulai proses orientasi (orientation),

penyajian (presentation), latihan terstruktur (struktured practice), latihan

terbimbing (guided practice), dan latihan mandiri (independent practice).

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan pedoman dalam

melaksanakan penelitian ini. Dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh Lysa

(2013), strategi mastery learning terbukti efektif meningkatkan pemahaman dan

hasil evaluasi siswa dalam pembelajaran matematika. Sementara itu, dalam

penelitian Agus (2011) disimpulkan bahwa strategi mastery learning efektif

digunakan pada pembelajaran fisika.

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian

ini mengedepankan penggunaan strategi mastery learning dengan metode tutor

sebaya dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek. Peneliti

berharap penggunaan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca

pemahaman cerita pendek akan sangat membantu meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi bacaan dan meningkatkan hasil evaluasi siswa.

1.2Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, dapat diidentifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah (1)minimnya tingkat pemahaman menjadi

(17)

4

di perguruan tinggi; (2)hasil penelitian yang dilakukan PISA tahun 2009

menyatakan siswa Indonesia hanya mampu menyerap 30% dari apa yang telah ia

baca; (3)secara tidak langsung hasil penelitian ini menunjukkan belum optimalnya

hasil pembelajaran membaca di sekolah-sekolah. Hal tersebut dapat terjadi karena

beberapa faktor, yaitu kondisi pembelajaran membaca di sekolah yang monoton

dan pembelajaran membaca baru menyentuh aspek keterampilan mekanis yang

belum sepenuhnya menyentuh aspek keterampilan pemahaman.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca pemahaman

cerita pendek siswa kelas XI semester II SMAN 19 Bandung sebelum dan

sesudah menggunakan strategi mastery learning dengan yang menggunakan

metode ceramah?

2) Bagaimana hasil membaca pemahaman cerita pendek siswa jika dianalisis

dengan konsep pemahaman Smith dan Barret ?

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, tujuan yang ingin

dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan hal-hal

sebagai berikut :

1) ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca

pemahaman cerita pendek siswa kelas XI semester II SMAN 19 Bandung

sebelum dan sesudah diberi perlakuan yang menggunakan strategi mastery

learning dengan yang menggunakan metode ceramah;

2) hasil membaca pemahaman cerita pendek siswa jika dianalisis dengan konsep

pemahaman Smith dan Barret.

(18)

5

Manfaat praktis dalam penelitian ini terbagi menjadi empat manfaat, yaitu

bagi penulis, bagi guru, bagi siswa, dan bagi pembaca. Berikut uraian manfaat

praktis dalam penelitian ini.

1) Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta pengalaman bagi penulis

sebagai calon pendidik, di samping itu penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman cerita pendek.

2) Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan upaya peningkatan kualitas pengajaran guru. Di

samping itu, penelitian ini dapat menjadi umpan balik bagi guru dalam memilih

strategi pembelajaran yang lebih variatif dan dapat bermanfaat sebagai referensi

untuk menggunakan strategi mastery learning pada pembelajaran membaca

pemahaman cerita pendek.

3) Bagi Siswa

Diharapkan adanya peningkatan dalam pembelajaran, khususnya dalam

pemahaman siswa mengenai membaca pemahaman cerita pendek.

4) Bagi Pembaca

Penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan, terlebih mengenai

peningkatan kemampuan membaca pemahaman cerita pendek melalui strategi

(19)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21 BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

semu (Quasi Experimental Design). Bentuk desain eksperimen ini merupakan

pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini

mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Pada penelitian ini peneliti berusaha menyelidiki pengaruh suatu perlakuan

yang sengaja ditimbulkan terhadap suatu kelompok subjek penelitian. Setelah

melakukan perlakuan, lalu diteliti bagaimana akibatnya. Pemilihan metode ini

disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu, mendeskripsikan hasil

pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek siswa kelas XI setelah

dilakukan perlakuan.

3.1.2 Desain Penelitian

Adapun desain penelitian ini menggunakan Pretes-Posttest Control

Group, desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut

(Sugiyono, 2012:76).

Tabel 3.1

Desain Metode Penelitian Eksperimen Semu (Pretes-Posttest Control Group)

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

(20)

22

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22

(21)

22

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22

Keterangan :

E :Kelompok/ kelas eksperimen

K :Kelompok/kelas kontrol

O1 :Uji awal pada kelompok/kelas eksperimen

O2 :Uji akhir pada kelompok/kelas eksperimen

X :Perlakuan pada kelompok/kelas eksperimen dengan menggunakan strategi

Mastery Learning .

Y :Perlakuan pada kelompok/kelas konrol dengan menggunakan metode

langsung/ceramah.

O3 :Uji awal (pretes) kelompok/kelas kontrol.

O4 :Uji akhir (postes) kelompok/kelas kontrol.

Dalam desain ini kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes awal

(pretes) untuk mengetahui kemampuan awal di kedua kelas tersebut. Kemudian

hasil tes awal tersebut akan dijadikan bandingan untuk hasil tes akhir (postes)

setelah kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment). Dalam hal ini penelitian

dilakukan untuk mengetahui efektivitas strategi mastery learning dalam membaca

pemahaman cerita pendek. Hal tersebut dapat memberi data tentang adanya

perubahan terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen sebelum dan setelah

diberikan perlakuan.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 19

Bandung tahun ajaran 2013-2014. Alasan peneliti memilih SMAN 19 Bandung

sebagai populasi penelitian karena SMAN 19 Bandung menduduki cluster ketiga

(22)

23

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

peneliti merasa tertantang untuk melakuan penelitian di sekolah tersebut. Berikut

adalah data sebaran kelas XI SMAN 19 Bandung.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

Populasi Jumlah Jumlah Keseluruhan

Laki-laki Perempuan

Siswa Kelas XI IA-1 21 20 41

Siswa Kelas XI IA-2 19 22 41

Siswa Kelas XI IA-3 20 20 40

Siswa Kelas XI IA-4 20 21 41

Siswa Kelas XI IA-5 19 21 40

Siswa Kelas XI IS-1 25 15 40

Siswa Kelas XI IS-2 26 16 42

Siswa Kelas XI IS-3 25 15 40

Siswa Kelas XI IS-4 26 15 41

Jumlah Keseluruhan 201 165 366

3.2.2 Sampel

Penentuan sampel pada penelitin ini dilakukan menggunakan teknik

simple random sampling. Pada teknik ini, secara teoretis, semua anggota/subjek

populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih

menjadi sampel. Teknik memilih secara simple random sampling dapat dilakukan

(23)

24

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

Daftar semua kelas populasi masukan kedalam kotak kocokan, kemudian

kocok kotak tersebut. Daftar kelas yang keluar itulah yang menjadi sampel

penelitian. Berdasarkan hasil simple random sampling dengan sistem kocokan

maka didapatkan dua kelas untuk menjadi sampel penelitian ini, yaitu kelas XI IS

4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IS 2 sebagai kelas kontrol, dengan

sebaran sebagai berikut.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

Sampel Jumlah Jumlah Keseluruhan

Laki-laki Perempuan

Kelas XI-X 26 16 42

Kelas XI-Y 26 15 41

Jumlah Keseluruhan 52 31 83

3.3 Definisi Operasional

Istilah- istilah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut.

1) Pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek melalui strategi mastery

learning merupakan proses belajar untuk memahami isi cerita, meningkatkan,

dan memelihara motivasi siswa dalam membaca melalui aktivitas

mengandalkan diri sendiri, pemberian waktu belajar yang sesuai, serta

penguatan ingatan terhadap materi- materi yang telah dipelajari sehingga dapat

menyentuh pribadi kehidupan siswa, menunjang keterampilan, dan

meningkatkan pengetahuan.

2) Membaca pemahaman cerita pendek merupakan proses untuk mengenali atau

mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks, serta merupakan

(24)

25

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam

cerita pendek yang dibaca.

3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakukan berupa rambu-rambu pembelajaran membaca

pemahaman cerita pendek menggunakan strategi mastery learning dengan metode

tutor sebaya dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi pokok

membaca cerita pendek.

3.4.1.1 Rambu-rambu Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerita Pendek Menggunakan Strategi Mastery Learning dengan Metode Tutor Sebaya

Ancangan strategi ini disusun untuk dijadikan acuan peneliti dalam

membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membaca pemahaman

cerita pendek menggunakan strategi mastery learning dengan metode tutor

sebaya.

1) Rasional

Setiap cerita fiksi tentunya mengandung nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial

tersebut diceritakan secara implisit oleh penulis berdasarkan kehidupan nyata.

Oleh karena itu, membaca pemahaman menjadi cara paling efektif untuk

mengidentifikasi unsur-unsur yang terkandung dalam cerita fiksi.

Setiap siswa pasti memiliki kemampuan yang berbeda dalam

mengidentifikasi unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah cerita pendek. Oleh

karena itu, strategi mastery learning dengan metode tutor sebaya akan diterapkan

dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek. Strategi ini akan

membantu siswa memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk belajar dan

memahami materi yang disampaikan dibantu oleh tutor, sehingga siswa

(25)

26

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 2) Tujuan

Penerapan strategi Mastery learning bertujuan untuk menciptakan peserta didik

memiliki kemampuan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya,

mengecilkan perbedaan antara anak cerdas dengan anak yang tidak cerdas. Di

samping itu, mastery learning juga mampu menciptakan anak didik untuk dapat

mencapai tujuan pembelajaran, sehingga di dalam kelas tidak terjadi anak cerdas

akan mencapai semua tujuan pembelajaran sedangkan anak didik yang kurang

cerdas mencapai sebagian tujuan pembelajaran atau tidak mencapai sama sekali

tujuan pembelajaran.

3) Prinsip Dasar

Berikut adalah prinsip strategi mastery learning.

1) Belajar tuntas dilakukan dalam kondisi yang tepat dengan semua peserta didik

mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap

seluruh materi yang dipelajari.

2) Tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai diterapkan secara tegas.

3) Siswa dituntut untuk mampu mencapai tujuan pembelajaran terlebih dahulu

sebelum mempelajari materi yang selanjutnya dan seterusnya.

4) Memonitoring proses belajar siswa melalui testing berkala dan kontinyu serta

memberikan umpan balik kepada siswa mengenai keberhasilan atau

kegagalannya pada saat itu juga (testing formatif).

5) Memberi bantuan atau pertolongan kepada siswa yang masih mengalami

kesulitan pada saat-saat yang tepat yaitu sesudah penyelenggaraan tes formatif

dan dengan cara yang efektif untuk siswa bersangkutan.

(26)

27

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

Siswa terkadang sulit memahami materi yang diberikan guru secara

individu. Namun, jika dilakukan secara berkelompok dan ada beberapa siswa

bertindak sebagai tutor, mereka akan menerima materi tambahan dari temannya

sehingga ada proses diskusi dan penggabungan pendapat. Pada akhirnya akan

menciptakan ketuntasan belajar secara keseluruhan. Berikut ini langkah-langkah

penerapan strategi mastery learning dengan metode tutor sebaya.

Tabel 3.4 Sintaks Pembelajaran

No Tahapan Kegiatan Siswa Kegiatan Guru

1 Orientasi Menyimak penyampaian standar kompetensi dan kompetensi dasar oleh guru.

Menentukan tujuan-pertanyaan yang diberikan guru. (Tes Formatif)

Mengevaluasi tingkat unjuk kerja siswa dengan

pengumuman nilai tes formatif dan pembagian kelompok.

2.Siswa menyimak ilustrasi dari guru dan membuat

(27)

28

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

contoh sesuai materi.

3.Siswa menyimak koreksi dari guru.

4.Siswa bergabung dengan kelompoknya, siswa yang berperan jadi tutor mengajari siswa yang menjadi tutee.

5.Siswa berdiskusi bersama tutornya masing-masing

lulus.

2. Memberikan contoh langkah-langkah

penting dalam

menyelesaikan tugas

dengan memberi

ilustrasi dan contoh.

3. Guru memberikan

umpan balik (yang bersifat korektif) atas kesalahan siswa dan mendorongnya untuk

menjawab dengan

benar setiap tugas yang diberikan.

4. Guru membagi siswa

menjadi beberapa

kelompok, siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan berperan mengerjakan tes formatif kedua.

2.Siswa menyimak

pengumuman hasil tes formatif kedua.

1. Memberikan tes

(28)

29

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29 5) Evaluasi

Evaluasi digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Penjelasan evaluasi penerapan strategi mastery learning sebagai

berikut.

1) Kemampuan siswa menentukan informasi yang berkaitan dengan tokoh- tokoh

dan watak tokoh yang terdapat pada teks bacaan.

2) Kemampuan siswa menentukan informasi yang berkaitan dengan alur pada teks

bacaan tersebut.

3) Kemampuan siswa menentukan informasi yang berkaitan dengan latar tempat,

waktu dan suasana yang terdapat pada teks bacaan tersebut.

4) Kemampuan siswa menyimpulkan nilai-nilai sosial, moral, agama yang

terkandung dalam teks bacaan tersebut.

5) Kemampuan siswa meramalkan kelanjutan cerita dalam teks bacaan tersebut.

6) Kemampuan siswa memberikan pendapatnya tentang ketertarikan teks bacaan

tersebut untuk dibaca.

7) Kemampuan siswa menceritakan kembali isi teks bacaan tersebut.

Evaluasi yang digunakan adalah bentuk tes. Tes tersebut terdiri dari tes tulis

berupa soal essai.

3.4.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen RPP ini merupakan pedoman dalam melaksanan proses

pembelajaran. RPP ini disusun sesuai dengan SK dan KD dalam standar isi KTSP.

RPP yang telah disusun untuk proses pembelajaran dapat dilihat dalam lampiran

2.

(29)

30

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari lembar

observasi pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

menggunakan strategi mastery learning dan lembar observasi aktivitas siswa.

Lembar observasi yang telah disusun dapat dilihat dalam lampiran 3.

3.4.3 Instrumen Tes

Tes yang digunakan merupakan tes tertulis. Siswa diberikan pertanyaan

tentang tokoh/penokohan, latar, dan alur dalam cerita pendek. Tes dilakukan

sebanyak dua kali yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa tentang unsur-unsur intrinsik cerita pendek

meliputi alur, latar, dan tokoh/penokohan. Kemudian, tes akhir dilakukan untuk

mengukur kemampuan siswa setelah diberi perlakuan. Berikut adalah kisi-kisi

soal/instrumen yang akan diujikan kepada siswa.

(30)

31

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(31)

32

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

isi cerpen

yang dibaca

di tingkat

apresiasi.

Lembar soal dan pedoman penilaian yang telah disusun dapat dilihat

dalam lampiran 4 dan 5.

3.4.3.1 Uji Validitas Instrumen Judment Expert

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti menguji validitas

instrumen yang telah disusun. Tujuan uji validitas ini untuk mengukur tingkat

kevalidan/ keslahan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Bentuk tes

yang digunakan adalah tes tertulis berupa soal esai sebanyak sepuluh soal untuk

tes awal dan tes akhir.

Uji validitas instrumen ini menggunakan penilaian judment expert. Peneliti

memberikan instrumen tes berupa teks cerita pendek, kisi- kisi soal, lembar soal

dan pedoman penilaian soal pada expert untuk dinilai, sehingga terlihat hasilnya

apakah instrumen tersebut layak atau tidak diujikan. Adapun judment expert yang

berperan dalam penelitian ini adalah :

1) Drs.H. Ma’mur Saadie, M.Pd. , dosen sastra jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia.

2) Halimah, M.Pd. , dosen sastra jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

di Universitas Pendidikan Indonesia.

Lembar validasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam

lampiran 6.

Hasil uji validitas instrumen dengan judment expert adalah instrumen yang

diajukan oleh peneliti berada di kategori yang ketiga, yaitu instrumen dapat

(32)

33

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan proses pengambilan

data dari berbagai sumber data yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes.

1) Teknik Tes

Tes dalam penelitian ini terdiri dari dua kali. Pertama, tes awal (tes awal)

dan yang kedua tes akhir (tes akhir). Peneliti memberikan tes awal kepada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mendapatkan gambaran dan

hasil berupa nilai awal kemampuan siswa dalam membaca pemahaman cerita

pendek.

Setelah tes awal dilaksanakan dan memperoleh penilaian kemampuan awal

siswa, peneliti melakukan perlakukan terhadap kelas eksperimen dalam

pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek dengan strategi mastery

learning. Kelas kontrol diberikan perlakuan dengan metode konvensional.

Setelah diberi perlakuan, kedua kelas sampel penelitian diberikan tes

akhir. Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui hasil akhir kemampuan membaca

pemahaman cerita pendek siswa, setelah diberi perlakuan. Hasil kedua kelas

tersebut akan dibandingkan dan hasil tes akhir pun akan dibandingkan dengan

hasil tes awal.

2) Teknik Nontes

Teknik nontes dalam pengumpulan data ini dilakukan dalam bentuk

observasi. Observasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah observasi

terstruktur yang dirancang secara sistematis. Tujuannya adalah untuk memberikan

penilaian terhadap sebuah perlakuan agar perlakuan berikutnya bisa lebih baik

(33)

34

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek dengan menerapkan strategi

mastery learning di kelas XI IS 4 SMAN 19 Bandung. Adapun observer yang

berperan dalam penelitian ini adalah :

1) Susanto, S.Pd. , guru pamong Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

SMAN 19 Bandung.

2) Dewi Octapriani, mahasiswa tingkat empat jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang sedang melaksanakan PPL di SMAN 19 Bandung.

3) Juwita, mahasiswa tingkat empat jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang sedang melaksanakan PPL di SMAN 19 Bandung.

3.5.2 Analisis Data

Pengolahan data akan dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data

selesai. Data yang dimaksud adalah data yang terkumpul dari hasil membaca

pemahaman cerita pendek dengan menggunakan strategi mastery learning. Dta

yang telah diperoleh akan dianalisis dan digunakan untuk menjawab pertanyaan

yang ada pada rumusan masalah. Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data

mentah menjadi data yang lebih spesifik. Adapun langkah-langkah yang

dilakukan dalam mengolah data penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Menganalisis hasil tes awal dan tes akhir siswa.

2) Mendeskripsikan hasil tes awal dan tes akhir siswa.

3) Memberikan nilai terhadap hasil kerja siswa untuk masing-masing komponen

nomor soal, kemudian nilai dari setiap aspek dijumlahkan.

4) Menentukan nilai tes awal dan tes akhir, kemudian diolah menjadi nilai dengan

rumus:

Nilai = x 100

5) Hasil tes awal dan akhir tersebut akan dirata-ratakan dari tiga penilai.

(34)

35

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

6) Uji reliabilitas antarpenimbang.

Uji reliabilitas antarpenimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat

reliabilitas penilaian antar penguji. Perhitungan reliabilitas ini terdiri atas

beberapa langkah, yaitu:

a. Menghitung jumlah kuadrat siswa

b. Menghitung jumlah kuadrat penguji

c. Menghitung jumlah kuadrat total

d. Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan

Setelah data dihitung, data dimasukkan ke dalam tabel ANAVA (Analisys

Of Varians)

Tabel 3.6

Tabel ANAVA (Analisys Of Varians)

Sumber Variansi SS Dk (N-1) Variansi

dari testi SSt∑dt2 N – 1 SSt∑dt2 (Vt)

N – 1

dari penimbang SSp∑d2p K – 1 -

dari kekeliruan SSkk∑d2kk (N -1) (K – 1) SSkk∑d2kk (Vkk) (N -1) (K – 1) SSt∑dt2 = _

SSp∑d2p = ∑(∑Xp)2 - (∑X)2

N KN

SSkk∑d2kk = SStot∑x2t - SSt∑dt2 - SSp∑d2p SStot∑x2t = ∑X2 – (∑X)2

(35)

36

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

Reliabilitas antar penimbang dihitung dengan rumus :

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

Vt = varian dari tes

Vt = varian dari kekeliruan

Setelah itu, hasil perhitungan reliabilitas yang diperoleh disesuaikan

dengan tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.7 Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Korelasi reliabilitas sangat tinggi 0, 60 – 0,80 Korelasi reliabilitas tinggi

0,40 – 0,60 Korelasi reliabilitas sedang 0,20 – 0,40 Korelasi reliabilitas rendah 0,00 – 0,20 Korelasi reliabilitas sangat rendah

(Arikunto, 2010:245)

7) Menguji normalitas data dengan menggunakan rumus chi kuadrat

Untuk mengetahui data yang berasal dari nilai tes awal dan tes akhir

berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Adapun caranya

adalah menggunakan Chi Kuadrat (X2) dengan rumus sebagai berikut. a. Mencari nilai mean dengan rumus:

b. Menghitung standar deviasi (simpangan baku) dengan rumus:

(36)

37

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

c. Menentukan daftar frekuensi observasi dan ekspektasi: a) Rentang nilai (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

b) Banyak kelas (K) = 1+3,3 log N

N = jumlah subjek

c) Panjang Kelas (P) =

d) Z untuk batas kelas = batas kelas – nilai rata-rata

standar deviasi

e) Ei (frekuensi diharapkan) = Luas i x

f) Oi (frekuensi pengamatan)

Menghitung X2 dengan rumus:

Keterangan : Oi = Frekuensi observasi atau pengamatan

Ei = Frekuensi ekspektasi

g) Menentukan derajat kebebasan (dk)

Dk = K – 3

K = banyaknya kelas

h) Menentukan nilai X2hitung dengan X2tabel dengan bantuan tabel X2

dengan tingkat kepercayaan 95% (@= 0,05).

i) Menentukan kriteria uji normalitas menggunakan ketentuan

sebagai berikut.

Jika X2hitung < X2tabel , maka data tersebut berdistribusi normal.

Jika X2hitung > X2tabel,maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

8) Melakukan uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes akhir dengan

menggunakan rumus:

X2=

F =

(37)

38

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

Keterangan:

Fhitung = nilai yang dicari

Vb = varian terbesar

Vk = varian terkecil

Data yang dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel. Jika thitung < ttabel maka

Ha ditolak atau Ho diterima, dan begitu pula sebaliknya apabila thitung > ttabel maka

Ha diterima atau Ho ditolak.

9) Menguji signifikansi rata-rata tes awal dan tes akhir

Uji yang digunakan adalah perhitungan pertambahan (gain) yaitu tes awal dan

tes akhir dengan rumus:

Mx =

∑x2 = ∑x2 –

My =

∑y2 = ∑y2 –

Keterangan :

M = nilai hasil rata-rata per kelas

N = banyaknya subjek

x = deviasi setiap nilai x2 dan x1

y = deviasi setiap nilai y2 dan y1

Kemudian, hasil perhitungan tersebut dimasukkan ke dalam rumus t- test :

t hitung =

Menentukan dengan taraf signifikansi (ɑ) = 0,05 dan derajat kebebasan yang telah

(38)

39

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

db = (Nx + Ny – 2) = 35 + 35 – 2 = 68

Taraf signifikansi

Sehingga diperoleh ttabel = 1,9974 (interpolasi)

10) Langkah selanjutnya, mencari X2tabel dengan rumus:

dk = derajat kebebasan

N = jumlah subjek

Untuk dapat menerima atau menolak hipotesis harga chi kuadrat tersebut

harus dibandingkan dengan chi kuadrat tabel dengan dk dan taraf keasalahan

tertentu. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila chi kuadrat hitung lebih kecil dari

tabel, Ho diterima dan apabila lebih besar atau sama dengan (≥) harga tabel Ho

ditolak (Sugiyono, 2007:109).

11) Uji hipotesis dengan menggunakan signifikansi perbedaan dua variabel.

Langkah- langkah sebagai berikut.

1) Mencari thitung dengan rumus:

Keterangan:

T = uji t

Md = perbedaan mean data tes awal dan tes akhir

∑X2d = jumlah kuadrat deviasi

N = jumlah data

N – 1 = derajat kebebasan thitung =

(39)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

116

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran dan hasil penerapan strategi mastery learning dalam

pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek, peneliti dapat mengemukakan

beberapa simpulan sebagai berikut.

1) Berdasarkan hasil penghitungan statistik dalam menguji hipotesis didapatkan

nilai ttabel = 4,19 > thitung = 1,9974, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa strategi mastery learning efektif digunakan dalam

pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek. Karena perhitungan

dilakukan dengan statistik nonparametrik, maka gejala yang dideskripsikan

yaitu gejala pada sampel bukan pada populasi. Gejala tersebut ditunjukkan

dengan adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca

pemahaman cerita pendek yang menggunakan mastery learning, dengan

kemampuan membaca pemahaman cerita pendek tanpa menggunakan strategi

mastery learning. Sementara itu, keakuratan hasil pengujian nonparametrik

ini dapat dilihat dari nilai validitas dan reliabilitas bahwa instrumen yang

digunakan valid dan reliabel berdasarkan judment expert.

2) Analisis data dengan konsep pemahaman Smith dan Barret telah

menunjukkan kelayakan siswa mendapatkan nilai dari tiga orang penguji.

Data yang dianalisis berbentuk lembar jawaban dari pertanyaan tentang

pemahaman cerita pendek. Jumlah data yang dianalisis di kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sebanyak enam lembar jawaban. Tiga

(40)

117

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

117

dari hasil tes akhir. Data yang diambil berupa perwakilan dari tiap tingkatan

hasil nilai siswa, yaitu tingkat nilai terendah, sedang, dan tertinggi.

3) Proses pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek dapat dilihat dari

hasil observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran oleh guru dan

kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran membaca pemahaman cerita

pendek. Berdasarkan hasil observasi langkah-langkah pembelajaran dalam

strategi mastery learning sudah terlaksana. Sementara itu, dari aktivitas siswa

selama mengikuti pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek secara

keseluruhan sudah berpartisipasi dengan baik, hanya masih kurang aktif

dalam bertanya dan mengemukakan pendapat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memiliki saran sebagai berikut.

1) Penelitian ini membuktikan bahwa strategi mastery learning efektif dalam

pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek pada siswa. Oleh karena

itu, peneliti berharap strategi ini dapat dijadikan suatu alternatif dalam

pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek oleh para pendidikmata

pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman siswa.

2) Para pendidik yang menggunakan strategi mastery learning dalam

pembelajaran membaca pemahaman hendaknya lebih inovatif lagi dalam

mengembangkan materi sehingga siswa ikut terlibat dan aktif dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas. Selain itu, metode tutor (teman sebaya)

untuk membantu mengidentifikasi kesulitan siswa, bagi siswa yang menjadi

tutor, harus lebih disiapkan kemampuan materinya, sehingga kegiatan tutor

tersebut dapat benar-benar efektif dan membantu siswa yang masih merasa

(41)

118

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

118

3) Penulis berharap agar ada penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan

strategi mastery learning dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,

(42)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

118

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2010). Strategi Membaca Teori dan Pembelajarannya. aaaaBandung:

RIZQI Press.

Agus. (2011). Membaca dan Tingkat Pemahamannya. [Online]. aaaaaaaTersedia:

//http. agusmahwarjana.com. [ Diakses 10 April 2014].

Ahira, A. (2010). Membongkar Teori Minat Baca. [Online].

Tersedia://http. AnneAhira.com. [ Diakses 10 April 2014].

Ampuni, S. (1998). “Proses Kognitif dalam Pemahaman Bacaan”. aaaaaaaJurnal

Psikologi. 6, 16-25.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta

:Rineka Cipta.

Bandono. (2008). Filosofi Belajar Tuntas (Mastery Learning). [Online].

Tersedia di. http://www.peri-lake.k12./what.is/Mastery Learning.

[Diakses 24 April 2014].

Block, James,Burn. (2006). Mastery Learning. [Online]. aaaaaTersedia aaaaaaadi.

http//www.jstore.org. [ Diakses 16 April 2014].

Buana, S. (2011). Penilaian Acuan Norma dan aaaaPenilaian Acuan aaaPatokan.

[Online]. Tersedia di: http://wodpress.com. [3 Mei 2014].

Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Damaianti, V, Harjasujana, A. (2003). Membaca dalam Teori dan Praktek.

Bandung: Mutiara.

Guskey, T. (2007). Closing Achievement Gaps : Revisiting Benjamin S. aaBlooms

“Learning for Mastery”. Jurnal of Advanced Anademinea. 19, 1, 8-31

Harras, K, Sulistianingsih, L. (1997). Materi Pokok Membaca 1. Jakarta :

(43)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

119

Hernawan, A. (2008). Makna Ketuntasan Belajar. Majalah Ilmiah Pembelajaran.

4,2,141-155.

Joyce, B, Weil, M, Calhoun, E. (2009). Models of Teaching Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Lysa. (2013). Penerapan Strategi Pembelajaran Mastery Learning Dengan Tutor

Sebaya Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII aaaSMPN 11

Padang. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Universitas Bung Hatta: Tidak

Diterbitkan.

M.Febricahyani, E. (2006). Penerapan Metode STAD ( Student Teams

Acrievement Division) dalam Pembelajaran Membaca aaaaaPemahaman di

Kelas VII SMPN 29 Bandung. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: aaTidak

Diterbitkan.

Martawijaya, A. (2011). Penerapan Strategi Mastery Learning dengan

Menggunakan Media Visual dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII SMPN

30 Makassar. Skripsi pada UNM Parangtambung Makassar: Tidak

Diterbitkan.

Nurgiyantoro, B. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: ...Gadjah Mada

University Press.

Priyanti, Endah. (2010). Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis.

Jakarta: Bumi Aksara

Rahim, F. (2005). Pengajaran Membaca di Sekolahaaaa Dasar. aaaaaaaJakarta :

Bumi Aksara.

Rudiman. (2008). Pembelajaran membaca pemahaman wacana cerpen dengan

menggunakan metode kwl (know-what to know-learned) di kelas VII

SMP Labschool. Skripsi pada FPBS UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Tarigan, H.G. (2008). Membaca. Bandung : Angkasa.

(44)

Ervira Maharani, 2014

Penerapan strategi mastery learning dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

120

Sapari, A. (1997). Kumpulan Cerita Pendek: Buah Keikhlasan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sukardi. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan a(Pendekatan aaaaaKuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta Bandung.

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta :

Gambar

Tabel 3.1 Desain Metode Penelitian Eksperimen Semu
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
Tabel 3.4
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambar tersebut juga dapat terlihat bahwa grafik harga opsi beli barrier down and out yang dihasilkan dengan menggunakan metode Monte Carlo anthitetic variate dan

State Islamic Higher Education is a critical component of Islam in Indonesia and the ways in which the government of Indonesia and the Muslim community each seek to de fi ne

[r]

This department also needs to provide some textbooks that contain Islamic terms, norms, and moral values which can be used by the Islamic English teachers, so

Walgito,Bimo .2006 .Psikologi Kelompok.Yogyakarta: penerbit Andi. Pengembangan Gaya Hidup dan

administratif, jumlah penduduk, mata pencaharian dan pendidikan Sumber sumber skunder,penga matan dan wawancara Datab ase kantor desa Keberadaan lembaga keuangan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh leverage,, profitabilitas, ukuran perusahaan, usia perusahaan, dan adopsi IFRS terhadap

[r]