• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESULITAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESULITAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESULITAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP

Nurul Fadzillah, Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: nunurulfadzillah@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa yang memiliki keaktifan tinggi dalam memhami konsep pada mata pelajaran matematika siswa kelas VII SMP di Kabupaten Wonosobo. Subjek penelitian diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 3 orang siswa. Pemeriksaan validitas data dilakukan dengan triangulasi metode.

Analisa data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing / verification. Berdasarkan hasil penelitian secara umum analisis kesulitan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP pada materi persamaan linear satu variabel dengan keaktifan tinggi adalah sebagai berikut: (1) siswa masih mengalami kesulitan pada saat menentukan model matematika sehingga siswa belum mampu untuk menyajikan konsep secara representasi matematis, (2) siswa masih mengalami kesulitan pada saat mengaplikasikan konsep dengan menggunakan algoritma yang tepat, dan (3) siswa belum mampu mengaitkan antar konsep yang terdapat pada soal.

Kata kunci: Keaktifan, pemahaman, konsep, pemahaman konsep matematika

PENDAHULUAN

Pemahaman konsep adalah penguasaan sejumlah materi pembelajaran, dimana siswa tidak hanya mengenal dan mengetahui, tapi mampu mengungkapkan kembali dalam bahasa yang mudah dimengerti serta mampu mengaplikasikannya (Rosmawati dalam Padma Mike Putri M; dkk, 2012: 68). Pemahaman konsep merupakan bagian yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Zulkardi dalam Oktiana Dwi Putra Herawati, dkk (2010:

71) bahwa mata pelajaran matematika menekankan pada konsep. Artinya dalam pembelajaran matematika siswa harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut dalam dunia nyata.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesulitan

(2)

matematika siswa kelas VII SMP. Dalam pelajaran matematika masih ditemukan adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep. Banyak siswa yang hanya menghafalkan konsep dan tidak memahami penyelesaian dengan benar.

Karenanya hasil yang dicapai tidak memuaskan dan tidak maksimal.

Menurut I Nyoman Darma, dkk (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsep-konsep matematika yang diajarkan masih kurang dipahami, dan masih perlu untuk ditingkatkan lagi. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa berkeaktifan tinggi dalam memahami konsep pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP. Hal tersebut dikarenakan keaktifan belajar siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) keaktifan berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat.

Pada penelitian yang dilaksanakan oleh Nizlel Huda dan Angel Gustina Kencana (2013) yang berjudul Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan Kemampuan Pemahaman dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Negri 30 Muaro Jambi. Penelitian tersebut mengambil kesimpulan bahwa kesulitan berdasarkan kemampuan pemahaman siswa yang paling dominan yang didapatkan pada siswa nilai rendah dalam menyelesaikan soal cerita pada materi kubus dan balok terletak pada pemahaman konsep-konsep dalam perhitungan matematis dan mengembalikan jawaban sesuai soal semula. Sedangkan dalam penelitian yang telah dilaksanakan oleh Fakhrul Jamal (2014) yang berjudul Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika pada Materi Peluang Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh Johan Pahlawan. Dalam penelitian ini didapat kesimpulan bahwa kesulitan siswa kelas XI IPA dalam materi peluang adalah kurangnya pemahaman konsep siswa dalam memahami konsep peluang, sering salah menggunakan rumus dalam menyelesaikan soal, juga kebiasaan guru dalam belajar matematika hanya dengan cara mencatat saja di papan tulis, kemudian siswa kurang keinginannya dalam menyelesaikan contoh soal yang diberikan guru, sehingga terbukti

(3)

benar adanya kesulitan belajar dalam pelajaran matematika pada materi peluang siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi (Lexy j. Moleong, 2012: 14). Penelitian dilakukan pada bulan November 2015 – Januari 2016 di SMP Negeri 4 Kertek Kabupaten Wonosobo. Subjek penelitian adalah siswa yang memiliki keaktifan tinggi di dalam kelas. Pengambilan subjek dilakukan dengan purposive sampling (Sugiyono, 2014: 54).

Instrumen yang digunakan terdiri dari instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama adalah peneliti itu sendiri, sedangkan instrumen pendukungnya yaitu soal tes, dan pedoman wawancara. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes, teknik wawancara dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan mengacy pada model Miles dan Huberman yaitu: (1) Data Reduction (reduksi data) yaitu memilih data yang diperlukan oleh peneliti, dalam mereduksi data memerlukan teknik triangulasi (Sugiyono, 2014: 83), (2) Data Display (penyajian data), (3) Conclusion Drawing/Verification (penarikan kesimpulan)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Subjek penelitian ini adalah siswa yang memiliki keaktifan tinggi yang dipilih oleh guru berjumlah 5 siswa dan peneliti ambil 3 siswa yang memiliki jawaban berbeda namun memiliki hasil yang sama pada saat mengerjakan soal tes. Dalam penelitian ini peneliti memberikan soal tes berjumah 1 soal. Pada saat siswa mengerjakan siswa mengalami kesulitan dan hal tersebut juga terlihat pada saat peneliti melakukan wawancara. Dari hasil analisis jawaban tes, wawancara, dan catatan lapangan terlihat bahwa siswa yang memiliki keaktifan tinggi masih mengalami kesulitan.

Dari ketiga data yang diperoleh oleh peneliti menunjukkan bahwa siswa yang memiliki keaktifan tinggi masih mengalami kesulitan.Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut antara lain. (1) siswa masih mengalami kesulitan pada saat menentukan model matematika. Disini siswa tidak menuliskan jawabannya tentang

(4)

model matematika sehingga siswa belum mampu untuk menyajikan konsep secara representasi matematis, (2) siswa masih mengalami kesulitan pada saat menentukan panjang dan lebar pada persegi panjang. Cara yang digunakan siswa masih cara yang belum tepat. Oleh sebab itu terlihat siswa masih mengalami kesulitan pada saat mengaplikasikan konsep menggunakan algoritma yang tepat, (3) selain itu dari jawaban-jawaban wawancara dan hasil jawaban tes siswa terlihat bahwa siswa belum mampu mengaitkan konsep-konsep yang terdapat pada soal.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dari 3 subjek penelitian, maka diperoleh kesimpulan secara umum bahwa kesulitan pemahaman konsep matematika siawa yang memiliki keaktifan tinggi pada materi persamaan linear satu variabel sebagai berikut, (1) siswa masih mengalami kesulitan pada saat menentukan model matematika. Disini siswa tidak menuliskan jawabannya tentang model matematika sehingga siswa belum mampu untuk menyajikan konsep secara representasi matematis, (2) siswa masih mengalami kesulitan pada saat mengaplikasikan konsep menggunakan algoritma yang tepat. Terlihat siswa masih mengalami kesulitan pada saat menentukan panjang dan lebar pada persegi panjang. Cara yang digunakan siswa masih cara yang belum tepat, (3) selain itu siswa belum mampu mengaitkan konsep- konsep yang terdapat pada soal terlihat dari jawaban-jawaban wawancara dan hasil tes siswa.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka disampaikan saran bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis yang terkait dengan kesulitan pemahaman konsep siswa diharapkan dapat meneliti subjek lain yang lebih luas, selain pada siswa tingkat SMP. Selain itu peneliti lain dapat menggunakan keaktifan selain keaktifan tingi untuk memilih subjek dan untuk dijadikan subjek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diunduh dari badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/ pada tanggal 26 Oktober 2015.

(5)

Fakhrul Jamal. 2014. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika Pada Materi Peluang Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh Johan Pahlawan. Skripsi. STKIP Bina Bangsa, Meulaboh. Diunduh dari ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/mtk/article/viewfile/41/40 pada tanggal 12 Oktober 2015.

I Nyoman Darma, dkk. 2013. Pengaruh Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Pemahaman Konsep dan Daya Matematika Ditinjau dari Pengetahuan Aawal Siswa SMP Nasional Plus Jembatan Budaya. Skripsi. Universitas pendidikan Ganesha, Singaraja. Diunduh dari pasca.undiksha.ac.id/e- journal/index.php/jpm/article/download/906/660 pada tanggal 06 April 2015.

Lexy J. Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nizlel Huda dan Angel Gustina Kencana. 2013. Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan Kemampuan Pemahaman dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro Jambi. Skripsi. Universitas Jambi.

Diunduh dari

journal.fmipa.unila.ac.id/index.php/semirata/article/viewfile/907/726 pada tanggal 12 Oktober 2015.

Oktiana Dwi Putra Hermawan. 2010. Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Terhadap Kemampuan Pemahaaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI IPA SMAN Palembang. Sekripsi, UNSRI. Palembang. Diunduh dari eprints.unsri.ac.id/836/5_okt_7080.pdf pada 06 April 2015.

Padma Mika Putri M, dkk. 2012. Pemahaman Konsep Matematika Pada Materi Turunan Melalui Pembelajaran Teknik Probing. Skripsi. UNP, Solok. Diunduh dari ejournal.unp.ac.id/ students/index.php/pmat/article/download/ 1173/865 pada tanggal 15 April 2015.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitiaan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan judul laporan tugas akhir “ANALISIS SISTEM PENGAMAN SURJA PETIR SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH PADA PENYULANG KBL 0 9 (STUDI KASUS )” ini, penulis

Beberapa bayi tidur selama 22 jam per hari, bayi lain tidur selama 12 sampai 14 jam per hari.. adalah tidur REM. Pertama-tama, bayi terbangun setiap 3 sampai 4 jam, makan,

ASPEK WISATA -AKTIVITAS WISATA -KARAKTER PENGUNJUNG -SIRKULASI PENGUNJUNG -FASILITAS WISATA -PENGELOLAAN KAWASAN -PERSEPSI MASYARAKAT PADA KAWASAN

Pokok permasalahan penelitian ini adalah mengetahui bentuk komunikasi sosial anak jalanan terhadap lingkungan sekitarnya baik sesama anak jalanan maupun terhadap

The thermal properties of clay powder, PI (thermal imidization from AP-PAA salt), and PI/clay aerogel composites (only C5P10 and C5P30) were evaluated by TGA (Figure 8) and di

Hal demikian menjadi tugas dari HRD untuk lebih memfokuskan bidang tugasnya tidak hanya kepada fungsi tradisional yang selama ini diembannya, tetapi lebih dari sekedar hal

Sistem Pengendalian Manajemen merupakan sistem yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strategi secara efisien dan efektif

menganalisa tentang Strategi diplomasi public dalam meningkatkan citra dan seni budaya Indonesia dimata dunia internasional studi kasus tarian dayak di Kalimantan timur. Seperti