• Tidak ada hasil yang ditemukan

SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN (STUDI ETNOGRAFI SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN DESA NGIMBANGAN, KECAMATAN MOJOSARI, KABUPATEN MOJOKERTO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN (STUDI ETNOGRAFI SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN DESA NGIMBANGAN, KECAMATAN MOJOSARI, KABUPATEN MOJOKERTO)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN

(STUDI ETNOGRAFI SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN DESA NGIMBANGAN, KECAMATAN MOJOSARI,

KABUPATEN MOJOKERTO)

TESIS

Disusun Oleh:

MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA 071824753003

PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA 2021

(2)

2 TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA

(STUDI ETNOGRAFI SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN DESA NGIMBANGAN, KECAMATAN MOJOSARI, KABUPATEN MOJOKERTO)

TESIS

Untuk memperoleh Gelar Magister Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Disusun Oleh:

MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA 071824753003

PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA 2021

(3)

3 TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA

LEMBARAN PERSETUJUAN

PENULISAN TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL : 4 MARET 2021

Oleh : Pembimbing Ketua

Prof. Dr. Musta’in Mashud,. Drs. M.Si.

NIP. 196001201985021001

Pembimbing Kedua

Dr. Septi Ariadi, Drs., MA.

NIP. 196309231989031002 Mengetahui Ketua Program Studi,

Dr. Siti Mas’udah, S.Sos., M.Si.

NIP. 197908052007012001

(4)

i

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA LEMBARAN PENETAPAN

PENGUJI TESIS

SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN (STUDI ETNOGRAFI SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN DESA NGIMBANGAN, KECAMATAN MOJOSARI,

KABUPATEN MOJOKERTO) Telah diujikan pada : 4 Maret 2021

PANITIA PENGUJI TESIS

Ditetapkan dengan surat tugas a.n Dekan

Wakil Dekan I

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Nomor :

Tanggal :

Ketua : Prof. Dr. Emmy Susanti, Dra., MA.

NIP. 195803151984032001

Anggota

: Prof. Dr. Musta’in Mashud, Drs., M.Si.

NIP. 196001201985021001 : Dr. Septi Ariadi, Drs., MA.

NIP. 196309231989031002 : Dr. Rustinsyah, Dra., M.Si.

195812051984032002

: Dr. Tuti Budirahayu, Dra., M.Si.

NIP. 196805121992032002

(5)

ii

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Bagian atau keseluruhan isi tesis ini tidak pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademis pada bidang studi dan/atau universitas lain dan tidak pernah ditulis atau dipublikasikan oleh individu selain penyusun kecuali apabila dituliskan dengan format kutipan dalam isi tesis. Apabila ditemukan bukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Airlangga.

Surabaya, 19 Mei 2021

Mukhammad Handy Dwi Wijaya

(6)

iii

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, tesis ini dapat terselesaikan. Tidaklah akan terwujud dan terlaksana penulisan ini tanpa adanya kebijaksanaan dan bantuan dari pihak-pihak lain, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan tesis, yaitu:

1. Prof. Dr. Musta'in, Drs, M.Si dan Dr. Septi Ariadi, MA selaku dosen pembimbing I dan II yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Terima kasih atas segala arahan dan kesabaran dalam membimbing peneliti dalam proses penyusunan tesis ini.

2. Tim penguji ujian tesis Dr. Tuti Budirahayu, Dra., M.Si dan Dr. Rustinsyah, Dra., M.Si terima kasih atas saran dan kritik yang membangun yang menjadikan tesis ini lebih baik. Serta Dr. Siti Mas'udah, S.Sos., M.Si selaku KPS magister sosiologi yang selalu memberikan motivasi pada kita selaku mahasiswa untuk semangat menyelesaikan tesis.

3. Ayah dan mama yang tanpa lelah memberikan dukungan material dan moral.

4. Seluruh dosen Program Studi Magister Sosiologi, yaitu Pak Hotman, Pak Bagyo, Pak Wirawan, Pak Daniel, Pak Novri,, Pak Bagong, Bu Tuti, Bu Emy, Bu Sutinah serta dosen program studi lain Bu Tri (IIP) dan Pak Budi (Antropologi), terima kasih atas ilmu dan diskusi selama perkuliahan.

5. Mbak Sukma, Mbak Reni dan Alm Mas Riyan dan Mas Tino selaku admin Sosiologi yang memberikan info dan berkenan membantu semua proses administrasi selama peneliti kuliah S2.

(7)

iv

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA 6. Terima kasih juga saya ucapakan kepada teman-teman Prodi Magister

Sosiologi Jeje, mbak emma, mas aziz, ni’mah, wifkil, dita, mbak nisa, mbak eka, Karen, maybe yang mana telah memberikan dukungan moral dan semangat sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan. Terima kasih atas segala waktu, diskusi dan momen selama perkuliahan.

7. Terima kasih juga saya ucapkan kepada dio, fatkur, lely, ifa, gilang, nazar, marina, tito, andre, sam ari, sam iqbal, mas abdul, mas yosep, mas rizal, mas andre, mas yogi, mbak ayu, tante novi, om didik, gus jalil, mbak nia yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.

8. Terima kasih untuk teman dekat yang sudah pernah melukis keindahan kehidupan dunia ini.

9. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman keluarga besar Magister FISIP.

10. Seluruh informan dalam penelitian ini yang sudah mau meluangkan waktu untuk bertemu dan bersedia diwawancara oleh peneliti.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu adanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam ilmu sosiologi.

Surabaya, 17 Maret 2021

Mukhammad Handy Dwi Wijaya

(8)

v

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA RINGKASAN

Semua orang pernah melakukan tindakan menyimpang walaupun hanya sekali saja, molimo (maling, madon, maen, mabuk, madat) menjadi sebuah fenomena kehidupan yang dari dulu sampai sekarang tetap berkembang.

Perbuatan ini walaupun dilarang tetapi masih banyak orang yang tetap menikmati atau melanggarnya, seperti halnya maling atau mencuri. Dalam ajaran tersebut ada pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat, yaitu menghindari penderitaan dan mencari kebahagian baik di akhirat maupun dunia sebagai tujuan hidup manusia. Tindakan menyimpang molimo selalu dikaitkan dengan fenomena yang berkembang dalam masyarakat.

Molimo merupakan singkatan kata dari 5 kata berawal dari huruf M, yaitu

perilaku madon (bermain perempuan) merupakan simbol kekuatan dan keperkasaan lelaki. Main (berjudi), terutama permainan dadu juga menjadi simbol permainan adu pintar sekaligus sebagai hiburan orang-orang di sekitar istana.

Madat (menghisap candu) dan, Mabuk (minum minuman beralkohol) sering

dijadikan menu dalam upacara persembahan, yaitu untuk mengantarkan pelaku untuk mabuk, menghilangkan kesadarannya hingga mencapai puncak ekstase, maling (pencuri) merupakan pengambilan properti milik orang lain secara tidak

sah tanpa seizin pemilik.

Lembaga Islam muncul untuk memberikan sosialisasi nilai-nilai Islam bagi penganutnya, lembaga Islam memberikan sosialisasi yang berhubungan dengan ajaran agama Islam agar tidak melakukan perilaku menyimpang yang dilarang oleh agama Islam. Jamaah Telulasan sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki tujuan memberikan sosialisasi nilai-nilai Islam untuk merubah

(9)

vi

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA seseorang yang memiliki perilaku menyimpang. Jamaah Telulasan berada di

Desa Ngimbangan, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Dari sejarahnya, sebelum setiap santri yang tergabung dalam jamaah Telulasan tersebut, masih dalam kondisi berinteraksi pada nilai-nilai yang berbeda dan dalam kondisi

“Buta” akan ilmu agama Islam. Kehidupan sehari-harinya santri jamaah Telulasan sebelum masuk dalam jamaah Telulasan masih diselimuti dan diwarnai dengan molimo (maling, madon, maen, mabuk, madat).

Santri banyak yang berlatar belakang kurang baik, seperti narapidana, preman, pemabuk, maling, pembalap liar, penjudi dan lainnya. Jumlah santri dalam jamaah Telulasan mencapai ribuan santri, hal tersebut disebutkan oleh Gus Jalil selaku pendiri jamaah Telulasan. Santri molimo berjumlah 57 santri molimo yang keluar masuk Jamaah Telulasan. Rata-rata anggota jamaah Telulasan ini adalah anak-anak dan remaja, yang menjadi menarik disini adalah rata-rata yang mengikuti jamaah Telulasan berlatarbelakang anomali agama Islam. Seperti dari pemabuk, maling, pemain judi, balap liar, bahkan ada yang narapidana. Sehingga Gus Jalil mempunyai trigger dalam merangkul orang molimo agar masuk Jamaah Telulasan melalui pembelajaran ilmu kanuragan.

Kebaruan penelitian ini adalah menggambarkan orang yang mempunyai kebiasaan molimo (maling, madon, maen, mabuk, madat) bisa menjadi santri dalam jamaah Telulasan. Peneliti menggambarkan dan menganalisis latar historis pondok Telulasan berdiri karena Gus Jalil mempunyai prinsip untuk membentuk jamaah Telulasan untuk memerangi hawa nafsu manusia yaitu yang beliau sebut molimo, pondok Telulasan berdiri dari modal pribadi. Sistem pengelolahan terkait kurikulum pembelajaran berawal dari ajakan makan bersama, belajar ilmu

(10)

vii

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA kanuragan, ngaji rutinan dan pembelajaran kitab kuning, bentuk relasi sosial

antara pendiri jamaah Telulasan dengan santri molimo bersifat horizontal seperti antara teman dengan teman bukan lagi antara guru dengan murid.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana latar historis Pondok Telulasan santri-santrinya dari Molimo, Bagaimana perencanaan dan kordinasi pengelolaan kurikulum sistem pembelajaran di Pondok Telulasan, Bagaimana bentuk relasi sosial antara santri molimo dengan pimpinan pondok jamaah Telulasan. Tujuan dalam penelitian ini mengeksplorasi lebih mendalam latar historis Pondok “Telulasan” santri-santrinya dari “Molimo”; pengelolaan jamaah Telulasan, kurikulum yang diberikan, sistem pembelajaran yang disampaikan dan bentuk interaksi sosial antara santri dan pimpinan pondok.

Santri molimo dan pendiri jamaah Telulasan merupakan subyek dalam penelitian ini. Setiap santri molimo memiliki pandangan sendiri mengenai motif masuk dalam jamaah Telulasan mereka juga memiliki latar belakang yang berbeda maka dari itu yang diteliti tidak hanya satu santri molimo saja. Selain itu, pendiri jamaah Telulasan tersebut juga sebagai subjek penelitian menjadi sumber data kualitatif, di mana latarhistoris mendirikan jamaah Telulasan dan orang- orang molimo sebagai target sebagai santri sehingga mengetahui trigger serta alasan dari pendiri jamaah Telulasan. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 4 orang yang ditentukan menggunakan teknik snowball.

Jamaah Telulasan berada di Desa Ngimbangan, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, kehidupan sehari-harinya santri jamaah Telulasan sebelum masuk dalam jamaah Telulasan masih diselimuti dan diwarnai dengan molimo (maling, madon, maen, mabuk, madat). Strategi dalam mengumpulkan orang-

(11)

viii

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA orang molimo, gus jalil selaku pendiri jamaah Telulasan melakukan gerilya ke

warung-warung kopi dan ke jalanan untuk mengajak orang-orang molimo yang telah dikenal oleh gus jalil untuk ikut dalam jamaah Telulasan. Jumlah santri dalam jamaah Telulasan mencapai ribuan santri, hal tersebut disebutkan oleh Gus Jalil selaku pendiri jamaah Telulasan. Dalam jamaah Telulasan berjumlah 57 santri molimo. Jamaah Telulasan dibentuk mulai tahun 1999 dipimpin oleh seorang Gus, yang bernama Gus Abdul Jalil yang biasa disebut dengan Gus Jalil.

Selain itu Gus Jalil dibantu oleh satu kyai, dua Gus dan empat ustad dalam menjalankan kegiatan. Nama jamaah Telulasan diambil dari cerita Nabi Muhammad SAW waktu perang badar, karena Nabi Muhammad berangkat perang badar pada tanggal tiga belas. Jadi Gus Abdul Jalil seolah-olah belajar perang melawan hawa nafsu manusia melalui jamaah Telulasan.

Kegiatan dalam jamaah Telulasan untuk memerangi hawa nafsu bagi santri molimo seperti diajarkan ilmu kanuragan, jagongan, ngaji rutinan, halal bihalal, penyaluran bantuan sosial dan dolen bareng. Model interaksi antara pendiri jamaah Telulasan dengan santri molimo bersifat horizontal seperti interaksi antara teman dengan teman, model interaksi horizontal membuat pendiri jamaah Telulasan mudah dalam mengontrol santri molimo.

(12)

ix

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA SUMMARY

Everyone has committed a deviant act even though only once, molimo (maling, madon, maen, mabuk, madat) became a phenomenon of life that from the past until now continues to develop. This act is prohibited but there are still many people who still enjoy or violate it, as well as burglars or thieves. In the teaching there is a message that wants to be conveyed to the community, namely avoid suffering and seek happiness both in the hereafter and the world as the purpose of human life. Molimo's deviant actions have always been associated with a growing phenomenon in society.

Molimo is an abbreviation of the word of 5 words starting from the letter M, namely madon behavior (playing women) is a symbol of strength and strength of men. Play (gamble), especially dice games are also a symbol of smart fighting games as well as entertainment for people around the palace. Madat (sucking opium) and, Drunk (drinking alcoholic beverages) is often used as a menu in the offering ceremony, namely to drive the perpetrator to get drunk, eliminate his consciousness until it reaches the peak of ecstasy, burglary (thief) is an unauthorized collection of property belonging to others without the permission of the owner.

Islamic institutions appear to provide socialization of Islamic values for their adherents, Islamic institutions provide socialization related to the teachings of Islam so as not to commit deviant behaviors prohibited by the Religion of Islam. Jamaah Telulasan as an Islamic educational institution that aims to socialize Islamic values to change someone who has deviant behavior. Jamaah

(13)

x

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA Telulasan is located in Ngimbangan Village, Mojosari District, Mojokerto

Regency. From its history, before every student who joined in the congregation telulasan, still in a condition of interacting on different values and in the condition of "Blind" to the science of Islam. Daily life santri jamaah Telulasan before entering the congregation Telulasan still covered and colored with molimo (maling, madon, maen, mabuk, madat).

Many students have poor backgrounds, such as inmates, thugs, drunks, thieves, wild racers, gamblers and others. The number of students in telulasan congregation reaches thousands of students, it is mentioned by Gus Jalil as the founder of Telulasan congregation. Molimo students numbered 57 molimo students in and out of Jamaah Telulasan. The average members of this Telulasan congregation are children and teenagers, which is interesting here is the average who follows the Telulasan congregation against the background of islamic anomaly. Like from drunks, thieves, gamblers, wild racing, even some inmates.

So Gus Jalil has a trigger in embracing molimo people to enter Jamaah Telulasan through the learning of kanuragan science.

The novelty of this study is to describe people who have a habit of molimo (maling, madon, maen, mabuk, madat) can become students in the congregation telulasan. Researchers describe and analyze the historical background of the telulasan hut standing because Gus Jalil has the principle to form a congregation telulasan to combat human passions that he called molimo, pondok Telulasan stands from personal capital. The management system related to the learning curriculum starts from the invitation to eat together, learn kanuragan science, ngaji rutinan and learning the yellow book, a form of social relations between the

(14)

xi

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA founder of telulasan congregation and molimo students are horizontal as between

friends and friends is no longer between teachers and students.

The formulation of the problem in this study is How the historical background of Pondok Telulasan santri-santrinya from Molimo, How to plan and coordinate the management of the curriculum of the learning system in Pondok Telulasan, How the form of social relations between molimo students and the leader of the telulasan congregation. The purpose in this study explores more deeply the historical background of Pondok "Telulasan" its students from

"Molimo"; management of Telulasan worshipers, curriculum provided, learning system delivered and forms of social interaction between students and cottage leaders.

Santri molimo and founder of Telulasan congregation were the subjects in this study. Each molimo santri has its own view on the motive of entering the congregation Telulasan they also have a different background therefore that is studied not only one santri molimo only. In addition, the founder of the Telulasan congregation is also the subject of research into qualitative data sources, where the historical background establishes Telulasan pilgrims and molimo people as targets as students so as to know the trigger and reason of the founder of the Telulasan congregation. The number of informants in this study was 4 people who were determined using snowball techniques.

Jamaah Telulasan is located in Ngimbangan Village, Mojosari District, Mojokerto Regency, daily life of Telulasan pilgrims before entering the Telulasan congregation is still covered and colored with molimo (burglary, madon, maen,

(15)

xii

TESIS SANTRI MOLIMO DALAM JAMAAH TELULASAN MUKHAMMAD HANDY DWI WIJAYA drunk, madat). The strategy in gathering molimo people, gus jalil as the founder

of telulasan pilgrims guerrilla to coffee shops and to the streets to invite molimo people who have been known by gus jalil to participate in the worship of Telulasan. The number of students in telulasan congregation reaches thousands of students, it is mentioned by Gus Jalil as the founder of Telulasan congregation. In telulasan congregation there are 57 molimo students. Jamaah Telulasan was formed in 1999 led by Gus, named Gus Abdul Jalil commonly referred to as Gus Jalil. In addition, Gus Jalil was assisted by one kyai, two Gus and four ustad in carrying out activities. The name of the congregation of Telulasan is taken from the story of the Prophet Muhammad SAW during the badr war, because the Prophet Muhammad departed the badr war on the thirteenth. So Gus Abdul Jalil seemed to learn the war against human passions through telulasan worshipers.

Activities in telulasan worship to combat lust for molimo students such as taught kanuragan science, jagongan, ngaji rutinan, halal bihalal, distribution of social assistance and dolen together. The model of interaction between the founder of telulasan congregation and molimo santri is horizontal such as interaction between friends and friends, horizontal interaction model makes the founder of Telulasan congregation easy in controlling molimo santri.

Referensi

Dokumen terkait

Mojosari Kabupaten Mojokerto pada umumnya di dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya, penulis sangat tertarik untuk meneliti keterampilan berbicara siswa

Telah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Duyung Kecamatan trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur dengan mitra kelompok petani budidaya jamur tiram. Tujuan dari

Hasil penelitian tentang faktor resiko terjadinya hipertensi pada lansia di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebagian besar responden menderita

Partisipasi masyarakat di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto mengarah bagaimana masyarakat dapat mengolah serta memanfaatkan potensi sejarah yang ada karena

Kualitas gender kurang baik dan baik berproporsi sama di Desa Karang Jeruk Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 karena masih ada ibu yang hak sebagai perempuan dan

Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini fokus pada membentuk desa berdaya melalui produk lapak desa di Desa Kebontunggul Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Harapan

“Arah Pengembangan Kampung Majapahit sebagai Desa Wisata pada Kawasan Cagar Budaya Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto”.. Jurnal

Dari wawancara yang lain yang dilakukan oleh penulis kepada Bu Munawaroh, selaku perangkat Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto beliau menjelaskan bahwa