• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang. demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang. demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah.

Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah danPeraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan LKj dilakukan dengan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan

(3)

akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar.

Proses penyusunan LKj dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar LKj menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung-jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi instansi pemerintah ditegakkan dan diwujudkan.

Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015, LKj tingkat SKPD disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selambat-lambatnyadua bulan setelah tahun anggaran berakhir.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

LKj SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan LKj juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi.Selain

(4)

itu, LKj menjadi salah satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKj, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKj sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik.

C. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

C.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah C.1.1 Struktur Organisasi

Dinas kesehatan Kabupaten Takalar merupakan Lembaga integral Daerah Pemerintah Kabupaten Takalar yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Takalar Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Kabupaten Takalar melalui Sekretaris Daerah.

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar berdasarkan Peraturan Bupati Takalar Nomor 43 Tahun 2016tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Takalarterdiri dari:

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, terdiri atas : a. Sub Bagian Perencanaan;

b. Sub Bagian Keuangan;

(5)

c. Sub Umum dan Kepegawaian

3. Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri atas : a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;

b. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terdiri atas:

a. Seksi Surveillans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;

b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;

5. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri atas : a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;

b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Tradisional;

6. Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri atas:

a. Seksi Farmasi, Alat kesehatan dan Perbekalanan Kesehatan Rumah Tangga;

b. Seksi Sumber Daya Kesehatan;

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas a. Rumah Sakit Umum Daerah b. Puskesmas Mangarabombang c. Puskesmas Pattoppakang d. Puskesmas Mappakasunggu e. Puskesmas Sanrobone

f. Puskesmas Polongbangkeng Selatan g. Puskesmas Bulukunyi

h. Puskesmas Pattallassang

i. Puskesmas Polongbangkeng Utara j. Puskesmas Ko’mara

k. Puskesmas Towata

(6)

l. Puskesmas Bontomarannu m. Puskesmas Bontokassi n. Puskesmas Galesong o. Puskesmas Galesong Utara p. Puskesmas Aeng Towa 8. Jabatan Fungsional

C.1.2 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Takalar Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar, Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar mempunyai tugas pokok

“Melaksanakan urusan di bidang kesehatan berdasarkan asas desentralisasi dan tugas pembantuan”.

Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar mempunyai fungsi :

a) Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan meliputi : Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan, dan Bidang Sumber Daya Kesehatan.

b) Penyelenggaraan urusan pendidikan dan pelayanan dibidang kesehatan meliputi Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan, dan Bidang Sumber Daya Kesehatan.

c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan meliputi Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan, dan Bidang Sumber Daya Kesehatan.

d) Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas dibidang kesehatan meliputi Bidang Kesehatan

(7)

Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan, dan Bidang Sumber Daya Kesehatan.

e) Pelaksanaan evaluasi dan monitoring pelaksanaan tugas dibidang kesehatan meliputi Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan, dan Bidang Sumber Daya Kesehatan,

f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya

Tugas dan Fungsi masing-masing Jabatan Struktural dalam Struktur Organisasi Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang kesehatan.

Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pokoknya menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang kesehatan;

2. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang kesehatan;

3. Pelakasanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang kesehatan;

4. Pelaksanaan administrasi dinas; dan

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.

Tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas dirinci sebagai berikut :

(8)

 Menyusun rencana kegiatan dinas sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalm lingkungan dinas untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rncangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Menyusun perencanaan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan;

 Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang kesehatan masyaraat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan;

 Melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan;

 Melaksanakan pembinaan umum dan koordinasi di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan;

 Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan;

 Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi dengan kementerian, lembaga pemerintah non kementerian,

(9)

dan lembaga lainnya dalam rangka menyelenggarakan urusan kesehatan;

 Menilai hasil kerja pegawai aparatur sipil negara dalam lingkungan dinas;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Sekretariat 1. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan koordinasi kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi penyusunan perencanaan program, kegiatan, anggaran, pelaporan, umum, kepegawaian, hokum dan keuangan dalam lingkungan dinas.

Sekretaris dalam melaksanakan tugasnya melaksanakan fungsi :

 Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan secretariat;

 Pengkoordinasian perencanaan penyusunan program kegiatan dan anggaran;

 Pengkorrdinasian urusan umum dan kepegawaian;

 Pengkoordinasian pengelolaan administrasi keuangan dan;

 Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

Tugas pokok dan fungsi Sekretaris dirinci sebagai

(10)

berikut :

 Menyusun rencana kegiatan dinas sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalm lingkungan Sekretariat untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dalam lingkungan dinas sehingga terwujud koordinasi, sinkronisasi dan integrase pelaksanaan kegiatan;

 Mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan perencanaan, pengendalian dan evaluasi serta pelaporan kinerja dan pelaporan keuangan dinas;

 Mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan adminsitrasi umum, kepegawaian dan hukum;

 Mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan ketatausahaan;

 Mengkoordinasikan dan melaksanakan urusan rumah tangga dinas;

 Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelayanan administrasi keuangan;

 Melaksanakan dan mengkoordinasikan adminsitrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang;

(11)

 Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan organisasi dan tatalaksana;

 Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan kearsipan;

 Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan kehumasan dan keprotokolan;

 Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi serta fasilitasi pelayanan informasi;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Subbagian Perencanaan

Kepala Subbagian Perencanaan mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan penyusunan perencanaan program, kegiatan, anggaran, penyajian data dan informasi serta penyusunan laporan.

Tugas pokok Kepala Subbagian Perencanaan adalah :

 Menyusun rencana kegiatan Subbagian Perencanaan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Subbagian

(12)

Perencanaan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melakukan penyusunan perencanaan program, kegiatan, dan anggaran;

 Melaksanakan penyusunan bahan Rencana Strategis dinas;

 Melaksanakan penyusunan bahan Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

 Menyiapkan bahan dan melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja;

 Mengumpulkan bahan dan menyusun Laporan Kinerja, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Subbagian Keuangan

Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok membantu sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan pengelolaan administrasi dan pelaporan keuangan.

(13)

Tugas pokok Kepala Subbagian Perencanaan adalah :

 Menyusun rencana kegiatan Subbagian Keuangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Subbagian Keuangan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Mengumpulkan bahan, mengoordinasikan, rencana kebutuhan gaji pegawai, dan rencana proyeksi pendapatan sebagai bahan penyusunan anggaran dinas;

 Mengumpulkan bahan, menyusun, dan mengelola administrasi keuangan dinas;

 Melakukan Verifikasi kelengkapan administrasi penatausahaan keuangan dinas;

 Mengoordinasikan pelaksanaan akuntansi pengeluaran dan penerimaan keuangan;

 Menyiapkan bahan dan menyusun laporan keuangan;

 Menyusun realisasi perhitungan anggaran;

 Mengevaluasi pelaksanaan tugas bendaharawan;

(14)

 Mengumpulkan bahan, mengoordinasikan dan menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan keuangan;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Subbagian Umum dan Kepegawaian

Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok membantu sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan urusan ketatausahaan, administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang, urusan rumah tangga serta mengelola administrasi kepegawaian.

Tugas pokok Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian adalah :

 Menyusun rencana kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Subbagian Umum dan Kepegawaian untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

(15)

 Melakukan pengklasifikasian surat menurut jenisnya;

 Melakukan administrasi dan pendistribusian naskah dinas masuk dan keluar;

 Melakukan pengelolaan arsip naskah dinas;

 Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kebutuhan, pemeliharaan dan penghapusan barang;

 Menyiapkan bahan dan menyusun administrasi pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan barang;

 Menyiapkan bahan dan menyusun daftar inventarisasi barang serta menyusun laporan barang inventaris;

 Melakukan, menyiapkan, dan mengoordinasikan pengelolaan urusan rumah tangga dinas;

 Mengoordinasikan dan melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi serta fasilitasi pelayanan informasi;

 Mempersiapkan dan mengoordinasikan pelaksanaan rapat dinas, upacara bendera, kehumasan, dan keprotokolan;

 Menyiapkan bahan, menghimpun dan mengelola data kehadiran pegawai;

 Mengoordinasikan dan memfasilitasi admnistrasi surat tugas dan perjalanan dinas pegawai;

 Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan organisasi dan tatalaksana;

 Menyiapkan bahan dan mengelola administrasi kepegawaian;

(16)

 Menyusun rencana kebutuhan pengembangan sumber daya manusia dilingkungan dinas;

 Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pembinaan, peningkatan kompetensi, disiplin dan kesejahteraan pegawai negeri sipil;

 Menyiapkan bahan, menghimpun dan mengelola system informasi kepegawaian;

 Mengumpulkan bahan, mengoordinasikan dan menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Bidang Kesehatan Masyarakat

1. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanaan kesehatan keluarga, pembinaan gizi, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang kesehatan masyarakat;

 Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang kesehatan masyarakat;

 Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang kesehatan masyarakat;

(17)

 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang kesehatan masyarakat;

 Pelaksanaan administrasi bidang kesehatan masyarakat; dan

 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.

Tugas pokok dan fungsi Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dirinci sebagai berikut:

 Menyusun rencana kegiatan Bidang Kesehatan Masyarakat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Bidang Kesehatan Masyarakat untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Merumuskan kebijakan teknis kesehatan keluarga pembinaan gizi, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;

 Membina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat;

 Membina dan menyuluh pola hidup bersih dan sehat;

 Membina usaha perbaikan gizi masyarakat;

(18)

 Membina kewaspadaan pangan dan gizi masyarakat;

 Membina kesehatan keluarga;

 Membina penyehatan rumah dan pengendalian kualitas lingkungan;

 Membina sanitasi tempat-tempat umum;

 Melakukan pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga;

 Melakukan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional di bidang kesehatan masyarakat;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan,perencanaan, monitoring dan evaluasi terhadap kesehatan keluarga dan gizi masyarakat.

Tugas pokok Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi adalah :

 Menyusun rencana kegiatan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

(19)

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Menyusun kebijakan teknis kesehatan keluarga dan gizi;

 Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan keluarga dan gizi;

 Menyusun rencana kerja dan penetapan pembinaan kesehatan keluarga dan gizi;

 Melaksanakan pembinaan kesehatan keluarga, kewaspadaan pangan dan gizi masyarakat;

 Melaksanakan upaya kesehatan Ibu, neonatal bayi, anak, remaja, wanita usia subur dan usia lanjut;

 Melakukan pemantauan dan penanggulangan kerawanan pangan dan gizi;

 Melaksanakan pembinaan keluarga sadar gizi;

 Melaksanakan penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi;

 Melaksanakan pencegahan dan penanggulangan masalah gizi;

 Menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional kesehatan keluarga dan gizi masyarakat;

(20)

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat

Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja danOlahraga, Promosi dan Pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan,perencanaan, monitoring dan evaluasipenyehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja danOlahraga, Promosi dan Pemberdayaan masyarakat.

Tugas pokok Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat adalah :

 Menyusun rencana kegiatan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

(21)

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Menyusun kebijakan teknis Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

 Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan di bidang Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

 Melaksanakan pembinaan penyehatan rumah dan pengendalian kualitas lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;

 Melakukan pembinaan sanitasi tempat-tempat umum, upaya kesehatan kerja dan olahraga;

 Melaksanakan pengawasan sanitasi tempat pengelolaan makanan dan minuman;

 Melaksanakan pengawasan kualitas air dan sanitasi;

 Melaksanakan penyehatan kawasan dan sanitasi darurat;

 Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan, pengembangan rencana kerja tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat;

 Melaksanakan kegiatan koordinasi lintas program dan lintas sector terkait yang relevan dengan program penyehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olahraga;

(22)

 Melaksanakan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

 Melaksanakan pembinaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;

 Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan pola hidup bersih dan sehat;

 Melaksanakan pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah;

 Menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional di bidang kesehatan kerja dan olahraga, promosi dan pemberdayaan masyarakat ;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan, perencanaan, monitoring dan evaluasi pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

(23)

 Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

 Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

 Pelaksanaan administrasi bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; dan

 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.

Tugas pokok dan fungsi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dirinci sebagai berikut:

 Menyusun rencana kegiatan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Merumuskan kebijakan teknis Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

(24)

 Menyusun rencana dan menetapkan kinerja bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan kesehatan jiwa;

 Melaksanakan pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa;

 Melaksanakan survailans dan imunisasi;

 Melaksanakan penanggulangan kejadian luar biasa penyakit dan kedaruratan kesehatan;

 Mengendalikan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional di bidang kesehatan masyarakat;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Seksi Survailans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa

Kepala Seksi Survailans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan,perencanaan, monitoring dan evaluasipengendalian penyakit danimunisasi.

Tugas pokok Kepala Seksi Survailans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwaadalah :

(25)

 Menyusun rencana kegiatan Seksi Survailans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Survailans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwauntuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Menyusun rencana kinerja dan penetapan kinerja Survailans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;

 Melaksanakan penyelidikan epidemiologi penyakit;

 Melaksanakan surveilans, penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit dan Kegawatdaruratan Kesehatan;

 Melaksanakan Imunisasi;

 Melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;

 Melaksanakan pemusnahan sumber penyebab penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;

 Melaksanakan pemberantasan vector;

(26)

 Menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional di bidang Survailans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;

 Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi Survailans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan jiwa;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan,perencanaan, monitoring dan evaluasi pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Tugas pokok Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah :

 Menyusun rencana kegiatan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

(27)

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Menyusun kebijakan teknis Pengendalian Penyakit Menular;

 Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan Pengendalian Penyakit Menular;

 Menyusun rencana kerja dan penetapan kinerja Pengendalian Penyakit Menular;

 Melaksanakan Pengendalian Penyakit Menular;

 Melaksanakan pemusnahan sumber penyebab penyakit menular;

 Melaksanakan pemberantasan vektor;

 Menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional di bidang Pengendalian Penyakit Menular;

 Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi Pengendalian Penyakit Menular;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

e. Bidang Pelayanan Kesehatan

1. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan kesehatan primer dan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan,

(28)

pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu.

Kepala Bidang pelayanan kesehatan dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang pelayanan kesehatan;

 Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang pelayanan kesehatan;

 Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang pelayanan kesehatan;

 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang pelayanan kesehatan;

 Pelaksanaan administrasi bidang pelayanan kesehatan; dan

 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.

Tugas pokok dan fungsi Kepala Bidang pelayanan kesehatan dirinci sebagai berikut:

 Menyusun rencana kegiatan Bidang Pelayanan Kesehatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Bidang Pelayanan Kesehatan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

(29)

 Merumuskan kebijakan teknis Pelayanan Kesehatan primer dan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu;

 Menyusun rencana dan menetapkan kinerja bidang Pelayanan Kesehatan;

 Mengelola dan membina Jaminan Pemeliharaan Kesehatan;

 Melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan primer dan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu;

 Mengendalikan pelayanan kesehatan primer dan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu

 Membina dan mendampingi peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan;

 Mengendalikan dan melaksanakan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan primer dan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyai tugas pokok melakukan

(30)

pembinaan,perencanaan, monitoring dan evaluasipelayanan kesehatan primer.

Tugas pokok Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primeradalah :

 Menyusun rencana kegiatan Seksi Pelayanan Kesehatan Primer sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Pelayanan Kesehatan Primer untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Menyusun kebijakan teknis Pelayanan Kesehatan Primer dan tradisional;

 Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan primer;

 Melaksanakan Pengembangan Klinik Sehat;

 Menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang Pelayanan Kesehatan Primer;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

(31)

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Tradisional Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Tradisional mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan,perencanaan, monitoring dan evaluasipelayanan rujukan dan tradisional.

Tugas pokok Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Tradisionaladalah :

 Menyusun rencana kegiatan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Tradisionalsebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Tradisionaluntuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Menyusun kebijakan teknis pelayanan kesehatan rujukan dan tradisional;

 Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan rujukan dan tradisional;

 Melaksanakan kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan rujukan dan tradisional;

(32)

 Melaksanakan pembinaan tanaman obat keluarga dan pengobatan tradisional;

 Menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan rujukan dan tradisional;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

f. Bidang Sumber Daya Kesehatan

1. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan sumber daya manusia kesehatan, regulasi, pembinaan sarana kesehatan, farmasi, obat dan perbekalan kesehatan serta alat kesehatan.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang sumber daya kesehatan;

 Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang sumber daya kesehatan;

 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidangsumber daya kesehatan;

 Pelaksanaan administrasi bidangsumber daya kesehatan; dan

 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.

(33)

Tugas pokok dan fungsi Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dirinci sebagai berikut:

 Menyusun rencana kegiatan Bidang Sumber Daya Kesehatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Bidang Sumber Daya Kesehatan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Merumuskan kebijakan teknis pembinaan sumber daya kesehatan;

 Merumuskan kebijakan teknis sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, farmasi, obat, alat dan perbekalan kesehatan;

 Mengendalikan dan melaksanakan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional di bidang Sumber Daya Kesehatan;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

(34)

2. Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.

Kepala Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan, perencanaan, monitoring dan evaluasi kefarmasian, alat kesehatan, dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.

Tugas pokok dan fungsi Kepala Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dirinci sebagai berikut :

 Menyusun rencana kegiatan Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengkoreksi, memaraf, dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Menyusun kebijakan teknis farmasi dan alat kesehatan;

 Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan farmasi dan alat kesehatan;

 Melaksanakan pembinaan farmasi dan alat kesehatan;

(35)

 Melaksanakan pengadaan dan pengelolaan farmasi dan alat kesehatan;

 Melaksanakan penyimpanan dan pendistribusian obat-obatan dan alat kesehatan;

 Melaksanakan penyuluhan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan;

 Memberikan rekomendasi ijin apotek, took obat, took alat kesehatan dan optikal;

 Memberikan izin usaha mikro obat tradisional;

 Memberikan rekomendasi penerbitan izin produk makanan dan minuman pada industri rumah tangga;

 Melaksanakan pengawasab keamananan pangan, obat-obatan, kosmetik dan bahan berbahaya;

 Memberikan rekomendasi untuk penerbitan sertifikat produk alat kesehatan kelas 1 tertentu, dan perbekalan kesehatan rumah tangga kelas 1 tertentu, perusahaan keluarga;

 Melaksanakan pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan ;

 Menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

(36)

Kepala Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan di bidang pembinaan, pengawasan, evaluasi dan monitoring pelaksanaan sumber daya manusia kesehatan.

Tugas pokok dan fungsi Kepala Sumber Daya Manusia Kesehatan dirinci sebagai berikut :

 Menyusun rencana kegiatan Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

 Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 Menyusun rancangan, mengkoreksi, memaraf, dan/atau menandatangani naskah dinas;

 Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan Sumber Daya Manusia Kesehatan;

 Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia kesehatan;

 Melaksanakan pendistribusian sumber daya manusia kesehatan;

 Melaksanakan penyuluhan mengenai sumber daya manusia kesehatan;

 Melaksanakan pengawasan sumber daya manusia kesehatan;

(37)

 Menganalisis rencana kebutuhan, kualifikasi dan kompetensi pegawai;

 Memberikan rekomendasi izin praktik bagi anggota organisasi profesi (izin/rekomendasiuntuk dokter/dokter gigi, bidan, perawat, perawat gigi, apoteker)

 Menganalisis beban kerja dan bahan evaluasi kinerja pegawai;

 Melaksanakan pengembangan pegawai;

 Menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang sumber daya manusia kesehatan;

 Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

(38)

1

(39)

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten

Takalar 2018 - 2022 Bab II - 45

(40)

8 D. ISU STRATEGIS

Isu Strategis yang dihadapi SKPD Dinas Kesehatan yang dituangkan dalam Renja tahun 2015 adalah :

a. Sistem Perencanaan, Penganggaran, Pembiayaan Kesehatan yang belum optimal, salah satu penyebabnya adalah kurangnya dukungan informasi yang memadai, sumber daya manusia yang masih lemah baik dari segi kualitas serta belum maksimalnya penerapan system manajemen pengawasan dan pengendalian.

b. Pedoman pelaksanaan pembangunan kesehatan yang terintegrasi dalam sebuah system kesehatan belum ada, demikian pula dengan kegiatan penelitian dan pembangunan kesehatan dirasakan masih sangat kurang termasuk pemanfaatan hasil penelitian.

c. Masih rendahnya status kesehatan meskipun terjadi penurunan kasus kematian dan kesakitan namun belum meratanya dan kerja pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap status kesehatan masyarakat.

d. Masih adanya angka kematian bayi sebesar 2.43/0000 dang angka kematian Ibu melahirkan sebesar 1.74/0000

E. Sumber Daya Perangkat Daerah

E.1. Jumlah Sarana Pelayanan dan SDM Kesehatan E.1.1. Sarana Pelayanan Kesehatan

Upaya kesehatan hanya dapat diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan (health services). Sarana Pelayanan Kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan maka dapat dibedakan menjadi tiga sarana, yaitu:

(41)

9

a. Sarana Pelayanan Kesehatan Primer (primary care). Sarana pelayanan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat dan hanya bisa menangani kasus-kasus ringan. Sarana kesehatan ini mencakup Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poliklinik, Dokter Praktek, Bidan Praktek.

b. Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua (secondary care).

Sarana pelayanan tingkat dua merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan primer. Sarana kesehatan ini mencakup Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Rumah Sakit milik swasta.

c. Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (tertiary care). Sarana pelayanan tingkat tiga merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan tingkat dua. Sarana kesehatan ini mencakup RS Provinsi, RS tipe A atau RS tipe B.

Sarana Pelayanan Kesehatan yang ada di Kabupaten Takalar sampai dengan tahun 2017 adalah sebagai berikut :

a. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) : 1 Unit b. Rumah Sakit Umum Swasta : 1 Unit c. Puskesmas

 Puskesmas Perawatan : 15 Unit

 Puskesmas Poned : 4 Unit

 Puskesmas Terakreditasi : 6 Unit

d. Puskesmas Pembantu : 50 Unit

e. Puskesmas Keliling Roda Empat : 15 Unit

f. Mobil Jenazah : 4 Unit

g. Poskesdes : 42 Unit

h. Polindes : 5 Unit

i. Posyandu : 448 Unit

j. Balai Pengobatan/Poliklinik : 0 Unit k. Praktek Dokter Bersama : 0 Unit l. Praktek Dokter Perorangan : 25 Orang

(42)

10

m. Bidan Praktek Swasta : 12 Orang n. Praktek Pengobatan Tradisional : 0 o. Sarana Distribusi Farmasi : 1 Unit

p. Apotik : 20unit

q. Toko Obat : 0 unit

E.1.2. Sumber Daya Manusia

Ketenagaan Kesehatan merupakan potensi yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar dalam menjalankan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan, salah satunya sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh instansi/badan usaha dalam mencapai target organisasi dan meningkatkan kinerja organisasi. Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar memiliki sumberdaya manusia sebanyak 652(tidak termasuk rumah sakit) orang dengan rincian sebagai berikut.

Tabel ...

Jumlah Sumber Daya Manusia DInas Kesehatan Kabupaten Takalar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes Kab. Takalar, 2017

a. Status Kepegawaian

Status kepegawaian sumber daya manusia di Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar dikelompok menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non Pegawai Negeri Sipil. Rincian ketenagaan Dinas Kesehatan berdasarkan status kepegawaian dapat dilihat pada tabel ...

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki – Laki 101

2 Perempuan 551

Jumlah 652

(43)

11

Tabel ...

Jumlah Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar Menurut Status KepegawaianTahun 2017 No Satus Ketenagaan Jenis Kelamin

Total

LK PR

1 PNS 101 551 652

2 Non PNS 0 0 0

Jumlah 101 551 652

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes Kab. Takalar, 2017

b. Kepangkatan

Sumber daya manusia Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar berdasarkan Kepangkatan dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3

Jumlah Sumber Daya Manusia DInas Kesehatan Kabupaten Takalar Menurut Kepangkatan Tahun 2017

No Golongan Jenis Kelamin

Total

LK PR

1 Golongan IV 19 57 76

2 Golongan III 69 364 433

3 Golongan II 13 130 143

4 Golongan I 0 0 0

Jumlah 101 551 652

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes Kab. Takalar, 2018

c. Jabatan

Sumber daya manusia Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar berdasarkan Jabatan yang diduduki dapat dilihat pada tabel ...

Tabel ...

Jumlah Sumber Daya Manusia DInas Kesehatan Kabupaten Takalar Menurut Jabatan Tahun 2017

No Jabatan Jenis Kelamin

Total

LK PR

1 Struktural 24 18 42

2 Non Struktural 77 533 610

Jumlah 101 551 652

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes Kab. Takalar, 2018

a. Pendidikan

Sumber daya manusia Dinas Kesehatan Kabupaten

(44)

12

Takalar berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel ...

Tabel ...

Jumlah Sumber Daya Manusia DInas Kesehatan Kabupaten Takalar Menurut Pendidikan Tahun 2018

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes Kab. Takalar, 2017

F. Rasio Sarana Kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas merupakan salah satu aspek penting yang memberikan peranan dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat.

Untuk mengetahui gambaran penyediaan sarana pelayanan kesehatan di suatu wilayah digunakan rasio yang merupakan perbandingan antara jumlah penduduk pada suatu wilayah tertentu dengan jumlah srana pelayanan kesehatan yang terdapat dalam wilayah tersebut.

Dari rasio ini dapat diketahui banyaknya penduduk yang harus dilayani oleh sebuah sarana pelayanan kesehatan. Angka ini dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai kecukupan penyediaan

Laki - Laki Perempuan

1 Dokter Spesialis 0 0 0

2 Dokter Gigi Spesialis 0 0 0

3 Dokter Umum 4 22 26

4 Dokter Gigi 8 13 21

5 Bidan 0 170 170

6 Perawat 26 143 169

7 Perawat Gigi 5 24 29

8 Tenaga Kesehatan Masyarakat 21 46 67

9 Tenaga Kefarmasian 3 22 25

10 Tenaga Kesehatan Lingkungan 7 37 44

11 Tenaga Gizi 3 22 25

12 Non Kesehatan 20 31 51

13 Elektromedis 0 1 1

14 Teknisi Gigi 1 2 3

15 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan 0 2 2

16 Kesehatan Kerja 1 1 2

17 Analis Kesehatan 2 15 17

101 551 652

Jumlah

Jumlah

No Jenis Tenaga Jumlah

(45)

13

sarana pelayanan kesehatan. Indikator tersebut harus disertai dengan kriteria standar dan target yang diinginkan. Kriteria standar untuk kecukupan tidak sama pada setiap wilayah, tergantung dari kebutuhan masyarakat dan jenis pelayanan. Karena itu sebaiknya kriteria standarditentukan oleh masing-masing daerah.

Ketiadaan standar yang seragam untuk menentukan apakah rasio sarana pelayanan telah memenuhi standar pelayanan yang adekuat menyebabkan tidak dapatnya ditentukan apakah rasio sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Takalar telah baik atau belum.

Rasio RS Pemerintah/Swasta di Kabupaten Takalar dapat dikatakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rasio RS Pemerintah/Swasta terhadap penduduk yang dicapai hingga tahun 2018 yaitu sebesar 0.68 per 100.000 penduduk atau 1 : 146.492 penduduk, rasio Puskesmas per jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Takalar pada tahun 2018 adalah sebesar 1.54 per 30.000 penduduk atau 1 : 19.532 penduduk, rasio Puskesmas Pembantu pada tahun 2018 adalah sebesar 0,17per 1000 penduduk atau 1 : 5.860, rasio Poskesdes pada tahun 2017 sebesar 0.14 per 1000 penduduk atau 1 : 6.976, rasio Posyandu pada tahun 2018 sebesar 20.81 per 1000 balita atau 1 : 48, rasio dokter spesialis pada tahun 2017 sebesar 0,02 per 1000 penduduk atau 1 : 17.167.808, rasio dokter praktek umum pada tahun 2017 sebesar 0.05 per 1000 penduduk atau 1 : 20.927, rasio dokter gigi praktek pada tahun 2017 sebesar 0.02 per 1000 penduduk atau 1 : 48.831 dan rasio praktek bidan pada tahun 2018 sebesar 0.04 per 1000 penduduk atau 1 : 24.415.

G. Rasio Tenaga Kesehatan

Salah satu aspek penting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan.

Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan, dan pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya.

(46)

14

Sumber Daya Manusia kesehatan (SDM kesehatan) merupakan istilah yang tidak asing lagi kita dengar atau kita lihat di lingkungan sehari-hari. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan terlepas dari individu yang termasuk dalam SDM kesehatan itu sendiri.

Pada lingkup lingkungan kita saja, pastinya kita mendengar adanya dokter, perawat, atau bidan yang ada di sekitar kita. Merekalah individu- individu yang termasuk dalam SDM kesehatan meskipun sebenarnya tidak terbatas hanya pada ketiga profesi tersebut.

Peningkatan umur harapan hidup disertai dengan meningkatnya kualitas layanan kesehatan juga berdampak pada kebutuhan layanan SDM kesehatan yang berkualitas.

Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang meliputi promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif adalah sangat penting. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.

SDM kesehatan dapat dikatakan merupakan “jantung” dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Tanpa adanya tenaga yang menjadi penggerak dan melayani, maka pilar-pilar yang lain dalam SKN menjadi tidak berjalan, begitu juga sebaliknya. Dalam SKN tahun 2009, fokus penting juga ditujukan pada pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan, guna menjamin ketersediaan dan pendistribusian SDM kesehatan (Kemkes,2009).

Menurut World Health Organization (WHO), Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan Kesehatan. Sedangkan Menurut Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI: 2010; Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah seorang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan, baik

(47)

15

yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.

Maka dapat dikatakan bahwa Sumber Daya Manusia Kesehatan yang dimaksud adalah seseorang dalam suatu tatanan bidang kesehatan, yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak untuk menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan, pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan secara terpadu.

Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Kesehatan, tenaga kesehatan dikelompokkan sebagai berikut :

1. Tenaga medis meliputi dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis

2. Tenaga Psikologi Klinis ialah Psikolog Klinis

3. Tenaga Keperawatan terdiri atas berbagai jenis perawat 4. Tenaga Kebidanan ialah bidan

5. Tenaga Kefarmasian meliputi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian

6. Tenaga Kesehatan Masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.

7. Tenaga Kesehatan Lingkungan terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan.

8. Tenaga Gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien.

9. Tenaga Keterapian Fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur

10. Tenaga Keteknisian Medis terdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien / optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis.

(48)

16

11. Tenaga Teknik Biomedika terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.

12. Tenaga Kesehatan Tradisional terdiri atas tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan.

13. Tenaga Kesehatan lain terdiri atas tenaga kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri kesehatan.

Ketersediaan, kecukupan dan distribusi Sumber Daya Manusia Kesehatan selain dapat dilihat dari jumlah masing-masing tenaga kesehatan yang tersedia, juga dapat diukur dengan menentukan rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk yang dilayani. Rasio dapat menggambarkan banyaknya jumlah penduduk yang harus dilayani oleh seorang tenaga kesehatan yang ada dalam satu wilayah tertentu sehingga dapat memberikan gambaran kepada pengambil keputusan dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan

Tabel 2.7

Rasio Tenaga Kesehatan per satuan penduduk yang dilayani Di Kabupaten Takalar Tahun 2013 – 2017

(49)

17

2013 2014 2015 2016 2017

1 Rumah Sakit Umum Pemerintah/Swasta 1 1 1 1 2

2 Puskesmas 14 15 15 15 15

3 Puskesmas Pembantu 44 44 49 51 50

4 Poskesdes 83 81 42 48 42

5 Polindes 30 0 0 0 0

6 Posyandu 422 449 443 447 448

7 Balai Pengobatan / Klinik 0 0 0 0 0

8 Praktek Dokter Spesialis 2 3 3 5 5

9 Praktek Dokter Umum 5 9 10 13 14

10 Praktek Dokter Gigi 1 3 4 6 6

11 Praktek Bidan Swasta 0 3 4 12 12

12 JUMLAH SARANA PELAYANAN 602 608 571 598 594

13 JUMLAH BALITA 24.648 18.740 21.531 24.596 21.531

JUMLAH TEMPAT TIDUR RS 254

14 JUMLAH PENDUDUK 280.600 283.762 286.906 289.978 292.983

15 Rasio RS per 100.000 penduduk 0,36 0,35 0,35 0,34 0,68

16 Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk 1,50 1,59 1,57 1,55 1,54 17 Rasio Puskesmas Pembantu per 1000

penduduk 0,16 0,16 0,17 0,18 0,17

18 Rasio Poskesdes per 1000 penduduk 0,30 0,29 0,15 0,17 0,14

19 Rasio Polindes per 1000 penduduk 0,11 0,00 0,00 0,00 0,00

20 Rasio Posyandu per 1000 Balita 17,12 23,96 20,57 18,17 20,81 21 Rasio Balai Pengobatan/Klinik per 1000

penduduk 0 0 0 0 0

22 Rasio Praktek Dokter Spesialis per 1000

penduduk 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02

23 Rasio Dokter Praktek per 1000 penduduk 0,02 0,03 0,03 0,04 0,05 24 Rasio Praktek Dokter Gigi per 1000 penduduk 0,00 0,01 0,01 0,02 0,02

25 Rasio Praktek Bidan per 1000 penduduk 0 0,01 0,01 0,04 0,04

NO URAIAN TAHUN

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Takalar

Pada tabel 2.7 dapat dilihat bahwa pada tahun 2017, rasio dokter spesialis sebesar 7 per 100.000 penduduk atau 1 : 13.952, rasio dokter umum sebesar 13 per 100.000 atau 1 : 7.918, rasio dokter gigi sebesar 9 per 100.000 penduduk atau 1 : 11.791, rasio bidan sebesar 71 per 100.000 atau 1 : 1.409, rasio perawat sebesar 105 per 100.000 penduduk atau 1 : 951, rasio tenaga kesehatan masyarakat sebesar 13 per 100.000 penduduk atau 1 : 7.710, rasio tenaga kefarmasian sebesar 13 per 100.000 penduduk atau 1 : 7.710, rasio tenaga kesehatan lingkungan sebesar 15 per 100.000 atau 1 : 6.814, dan rasio tenaga gizi sebesar 15 per 100.000 penduduk atau 1 : 6.659.

i.Anggaran

Anggaran Belanja dan Pendapatan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar dibagi menjadi 2 jenis anggaran yaitu anggaran pendapatan dan anggaran belanja.

Anggaran belanja terbagi atas belanja langsung dan belanja tidak langsung. Jumlah anggaran belanja yang dikelola dapat dilihat pada

(50)

18 tabel2.8.

Tabel 2.8

Alokasi Anggaran Belanja Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar

Tahun 2014 - 2018

Tahun Pendapatan

Jenis Belanja

Total Belanja Belanja

Langsung

Belanja Tidak Langsung

2014 12.275.512.900 33.680.584.900 32.641.323.000 78.597.420.800 2015 14.302.565.417 42.998.588.016 38.912.389.000 96.213.542.433 2016 20.250.310.417 89.792.196.151 35.822.838.000 145.865.344.568 2017 20.283.160.000 76.486.138.686 34.376.736.000 131.146.034.686 2018 20.283.160.000 83.567.419.000 35.298.742.000 139.149.321.000 Total 87.394.708.734 326.524.926.753 177.052.028.000 590.971.663.487

Sumber : Sub. Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kab. Takalar

(51)

10 BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGISSKPD DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAKALAR VISI DAN MISI

Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan kerangka pembangunan strategis SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar untuk periode 5 tahun. Sebagai dokumen perencanaan yangmemuat penjabaran visi,misi, tujuan, sasaran dan program ,

A.1. VISI

Dalam perumusan visi RPJMD Kabupaten Takalar tahun 2017-2022 rumusan visi kepala daerah dan wakill kepala daerah dijabarkan dalam bentuk analisis terhadap permasalahan pembangunan dan isu strategis daerah guna mengindentifikasi masalah utama pembangunan Kabupaten Takalar secara jangka menengah untuk kemudian dituangkan dalam pokok visi kepala daerah dan wakil kepala daerah

Adapun visi kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Takalar tahun 2017 – 2022 yaitu :

“ TERWUJUDNYA KABUPATEN TAKALAR YANG UNGGUL SEJAHTERA DAN BERMARTABAT “

Selanjutnya untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkan misi untuk mencapai visi tersebut.

A.2. Misi

. adapun misi kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Takalar dituangkan dalam 6 butir yaitu:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produktifitas rakyat menjadi unggul dan berdaya saing

2. Meningkatkan pendapatan dan menrunkan beban hidup masyarakat

3. Mendorong terciptanya iklim investasi yang sehat berkualitas dan berkelanjutan

Referensi

Dokumen terkait

Kebanyakan peserta didik di sekolah dasar lebih memilih makanan yang terasa gurih, berwarna mencolok dan harganya murah, sehingga hal ini dimanfaatkan oleh pedagang

Hasil penelitian Kiemas Rizka (2005) menunjukkan bahwa perencanaan sarana danprasarana pendidikan sDN yang terkena kebijakan regrouping yang tidak digunakan untuk KBM

Cltra Hanwaring puri, S.Psi, Pslkolog (Psikolog ma kasih untuk Sobat Sehat peserta seminar Semoga llmu yang kita peroleh dapat menjadi manfaat dan berkah dl ma$

Pencegahan yang dapat dilakukan tehadap parasit cacing adalah dengan menjaga lingkungan disekitar kandang tetap kering, binatang seperti siput dan cacing tanah harus

Salah satu unit usaha adalah usaha budidaya sapi dengan dasar pemikiran sebagian besar orang tua siswa adalah para petani dan peternak serta iklim dan lingkungan untuk pakan

Dalam rangka menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel, peningkatan pengawasan, tanggap, profesional, efisien dan efektif, transparan, pelaksanaan,kesetaraan,

Penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, yaitu pemerintahan yang berpandangan jauh kedepan (visioner), demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif,

Dari latar belakang terebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, ‘bagaimana efektifitas sosialisasi program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap