• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASIC LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA DI SMPN 2 BATULICIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASIC LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA DI SMPN 2 BATULICIN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1979 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASIC LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA DI SMPN 2 BATULICIN

Nordalillah1

Email : nordalillahmasrun@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam meneladani ketaatan malaikat-malaikat Allah Swt dengan penerapan model pembelajaran Problem Basic Learning pada kelas VIIA di SMP Negeri 2 Batulicin.

Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) dengan dua siklus. Metode pengumpulan datanya menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran Problem Basic Learning pada pembelajaran PAI mempermudah guru dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan dan mengoptimalkan / menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada tahap pra siklus sebesar 24.2%, pada siklus I sebesar 51.5%, dan pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik mencapai 100%. Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami peningkatan, yaitu pada tahap pra siklus sebesar 69, siklus I sebesar 78, dan pada siklus II naik menjadi 87. Hal ini berarti, target yang ditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai 75%. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik juga mengalami peningkatan, ini dapat terlihat dari pra siklus, siklus I dan siklus II, secara berturut-turut sebesar: 45,00%, 70,00 % dan 80 %.

Dengan begitu target yang ingin dicapai telah terpenuhi yaitu persentase aktivitas peserta didik sebesar 75%.

Kata kunci: Meningkatkan Hasil Belajar,Model Problem Basic Learning.

(2)

1980 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi dalam era globalisasi membawa pengaruh perubahan yang signifikan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang, baik pengaruh positif maupun negatif.

Pengaruh yang positif tentu membawa manfaat bagi kemaslahatan umat, namun tidak semuanya membawa pengaruh positif akan tetapi akibat negatif sering kali muncul dan mempengaruhi akhaq generasi muda. Dunia pendidikan mempunyai tantangan yang sangat berat karena dituntut untuk dapat melahirkan manusia-manusia yang tidak hanya mampu menguasai tekhnologi dan informasi agar dapat bersaing di dunia internasional akan tetapi juga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, berbudi pekerti yang luhur. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai salah satu bagian dari materi pendidikan mempunyai tanggungjawab untuk dapat merealisasikan tujuan pendidikan Nasional tersebut. Sebagai bagian dari mata pelajaran di sekolah, pendidikan agama Islam seringkali mengalami kendala diantaranya keberadaan mata pelajaran agama Islam tidak mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah hal ini dapat dilihat dari alokasi waktu yang hanya 3 jam pelajaran perminggu bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang mempunyai alokasi waktu lebih banyak.

Kelemahan-kelemahan yang ada tentu banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, kemauan guru itu sendiri untuk menerapkan metode- metode dalam pembelajaran. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2) keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4) keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas. Keterampilan- keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap cara berpikir siswa yang kreatif dan imajinatif. Model-model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat penting dalam penerapannya di lapangan, seperti model Problem Based Learning yang dijadikan objek penelitian sebagai upaya untuk memajukan suatu bidang tertentu.

Semua uraian di atas menunjukkan hal-hal yang perlu dilakukan

(3)

1981 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, seperti penguasaan metode-metode ajar; penguasaan model-model pembelajaran;

penguasaan teori-teori belajar; penguasaan teknik-teknik tertentu, apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa aktivitas dan hasil belajar peserta didik akan meningkat.(Surawan,2020)

. Seperti halnya pada materi Ingin Meneladani Ketaatan Malaika- Malaikat Allah Swt dari masa kemasa selalu menggunakan cara lama dengan ceramah sehingga cara seperti itu diakui atau tidak, membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar agama.

. Hal ini terbukti kurang tercapainya nilai yang diperoleh oleh siswa, terutama pada materi Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt yaitu rata kelas hanya mencapai 69 sedang Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah 75.

Oleh karenanya secara umum seluruh praktisi pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti perlu melakukan inovasi, kreatifitas sehingga tujuan pendidikan Islam dapat tercapai.

Model pembelajaran Problem Basic Learning merupakan model dalam proses belajar mengajar yang bila diterapkan secara tepat diharapkan hasil belajar akan lebih meningkat.

Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu menemukan formula yang tepat untuk diterapkan sebagai model atau strategi dalam proses pembelajaran,dalam hal ini peneliti merumuskan judul : Penerapan model Problem Basic Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA di SMPN 2 Batulicin. Dengan harapan melalui model pembelajaran Problem Basic Learning hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VIIA pada Materi Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat- Malaikat Allah Swt akan meningkat.

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk :

Mengetahui hasil belajar dan aktivitas siswa kelas VIIA Di SMP Negeri 2 Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Pelajaran 2021-2022 dalam memahami materi Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt setelah diberi tindakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem Basic Learning.

(4)

1982 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah serta melakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan.

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah faktual yang dihadapi guru sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelola pembelajaran. ( Arikunto, Suharsimi, 2012: 3). Dalam penelitian tindakan kelas guru secara reflektif dapat menganalisis, mensistesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, pendidik dapat memperbaiki praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif.

Misalnya bagi guru, penelitian tindakan kelas ini dapat peningkatan profesionalitasnya serta dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA Di SMP Negeri 2 Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Pelajaran 2021- 2022 yang berjumlah 33 siswa dengan rincian 20 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dan objek penelitian adalah hasil belajar Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIIA pada materi Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt dengan penerapan model pembelajaran Problem Basic Learning Di SMP Negeri 2 Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Pelajaran 2021-2022.

Dalam penelitian ini ada empat tahapan yang akan dilalui yaitu:

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan ini dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap tahapan siklus didasarkan atas masukan dari siklus sebelumnya. ( Arikunto, Suharsimi, 2011: 17). Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut ini: ( Arikunto, Suharsimi, 2011: 16).

Menurut Arikunto (2011) konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu:

a) perencanaan atau planning, b) tindakan atau acting,

c) pengamatan atau observing, d) refleksi atau reflecting.

Keempat langkat tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke-1 dan seterusnya. Apabila hasil siklus kedua berbeda dengan hasil siklus pertama, jelas peneliti harus

(5)

1983 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

melakukan siklus ketiga dan selanjutnya sampai diperoleh kesimpulan yang mantap. Jika hasil siklus kedua sama dengan siklus pertama, berarti sudah ada pemantapan.

Prosedur PTK ini direncanakan terdiri dari dua siklus. Dimana siklus pertama dilaksanakan 3 kali pertemuan yaitu 3 jam pelajaran dan siklus kedua 3 kali pertemuan yaitu 3 jam pelajaran. Jadi untuk menyelesaikan penelitian memerlukan waktu 18 jam pelajaran atau 6 kali pertemuan. Jika pada siklus kedua belum sesuai dengan apa yang diharapkan, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus ketiga.

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara Dokumentasi, Observasi dan tes :

1. Dokumentasi, teknik ini dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian dengan mengumpulkan hasil ulangan harian, siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Batulicin dan data tersebut digunakan untuk menentukan anggota-anggota kelompok belajar siswa sehingga terbentuk kelompok belajar yang heterogen.

2. Observasi, teknik ini dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa, kesiapan guru dalam penerapan model pembelajaran PBL , kesesuaian materi dengan SK dan KD, pengelolaan kelas, sarana dan lingkungannya serta penilaian sikap siswa saat diskusi dalam PBM dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat atau observer dengan penerapan model pembelajaran Problem Basic Learning.

3. Tes, teknik ini dipergunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa berupa tes hasil belajar yang dilakukan secara tertulis dengan memberikan evaluasi di setiap akhir siklus dengan soal berupa Pilihan ganda sebanyak 5 soal di siklus I dan siklus II .

Dengan menggunakan rumus Sudjana (2008) untuk menentukan rata-rata (mean) hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Batulicin.

Rumus yang digunakan adalah:

𝑋̅ =∑ 𝑋

𝑁

Keterangan:

𝑋̅ = rata-rata (mean)

∑ 𝑋 = jumlah seluruh skor 𝑁 = banyaknya subjek

Adapun perhitungan hasil belajar siswa secara individu menurut Usman dan Setiawati (2001) yaitu dengan rumus:

maksimal 100 skor

perolehan

N skor 

Keterangan: N = nilai akhir

(6)

1984 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

Menentukan angka persentase (frekuensi relatif) hasil belajar siswa dan hasil observasi dapat menggunakan rumus dari Sudijono (2008), yaitu:

𝑝 = 𝑓

𝑁𝑥100%

Keterangan:

𝑓 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) 𝑝 = angka persentase.

Nilai akhir yang diperoleh siswa kemudian diinterpretasikan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Interpretasi Predikat Hasil Belajar Siswa

(Adaptasi dari Tim Depdiknas Kalsel, 2004)

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar dapat menguasai minimal 62%

dari bahan pelajaran atau memperoleh nilai ≥ 75 pada aspek kognitif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada saat pengamatan terhadap proses pembelajaran peneliti dibantu oleh observer. Observer mengamati setiap aktivitas siswa dan setuasi kelas secara keseluruhan.

Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Setiap Individu Pada Siklus I Pertemuan 1

Tabel 4.4

Rangkuman Hasil belajar peserta didik Siklus 1

No Keterangan Perolehan

1 Nilai Terendah 69

No. Nilai Keterangan

1  95,0 Istimewa

2 80,0 – 94,9 Amat baik 3 65,0 – 79,9 Baik 4 55,0 – 64,9 Cukup 5 40,1 – 54,9 Kurang 6  40,0 Amat kurang

(7)

1985 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

2 Nilai Tertinggi 88

3 Nilai Rata-rata Kelas 78

4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar

16

5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 17 6 Persentase ketuntasan klasikal 51,5 %

Walaupun rata-rata kelas sudah mengalami peningkatan tetapi indikator keberhasilan ketuntasan klasikal sebesar 75% masih belum tercapai maka perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

Adapun hasil observasi mengenai aktivitas peserta didik pada siklus I ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I

No Aspek Yang diamati Nilai Rata-rata

1 Tingkat kerja sama peserta didik 1 3 2 Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 2 3 3 Perhatian peserta didik saat pelajaran

sedang berlangsung

3

4 Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan

Tugas

3

5 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atau

Teman

2

6 Jumlah skor 14

7 Persentase 70 %

Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal= 20 Kriteria penilaian :

0% - 39% = Sangat Kurang 40% - 55% = Kurang 56% - 65% = Cukup 66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

(8)

1986 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

Berdasarkan hasil belajar peserta didik dan observasi terhadap aktivitas peserta didik dan pengelolaan pengajaran pada siklus I, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Sudah ada peningkatan nilai hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar peserta didik secara klasikal pada tahap pra siklus adalah 69 naik menjadi 78 pada siklus I dan ketuntasan klasikal pada tahap pra siklus 24,2 % naik menjadi 51,5% pada siklus I, tetapi indikator keberhasilan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 75% masih belum tercapai.

2) Aktivitas peserta didik pada siklus I sudah berada dalam kategori baik, namun belum mencerminkan aktivitas belajar yang tinggi, ini dapat dilihat dari persentasi aktivitas peserta didik yaitu 70%. Sedangkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti adalah minimal > 75%.

Hasil tes akhir pada siklus II selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

No Keterangan Perolehan

1 Nilai Terendah 80

2 Nilai Tertinggi 95

3 Nilai Rata-rata Kelas 87

4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar

0

5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 33 6 Persentase ketuntasan klasikal 100 %

Nilai rata-rata ketuntasan klasikal telah melebihi indikator keberhasilan yaitu 87. Dengan kata lain, hasil belajar yang dicapai pada siklus II sudah tuntas.

Tabel 4.8

(9)

1987 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II

No Aspek Yang diamati Nilai Rata-rata 1 Tingkat kerja sama peserta didik 1 4

2 Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 2 4 3 Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang

berlangsung

3

4 Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan Tugas

3 5 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru

atauTeman

3

6 Jumlah skor 16

7 Persentase 80%

Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal= 20 Kriteria penilaian :

0% - 39% = Sangat Kurang 40% - 55% = Kurang

56% - 65% = Cukup 66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

Ini berarti aktivitas belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan.

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus II, maka produk refleksi pada siklus II dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Hasil belajar peserta didik pada siklus II sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat nilai rata- rata kelas pada siklus I 78 naik menjadi 87 pada siklus II dan ketuntasan klasikal 51,5% pada siklus I naik menjadi 100% pada siklus II. Hal ini berarti ketuntasan klasikal telah melebihi indikator keberhasilan yaitu 75%. Jadi hasil belajar peserta didik pada siklus II sudah tuntas.

2) Aktivitas peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 70% menjadi 80% pada siklus II. Ini berarti batas minimal aktivitas peserta didik yang diharapkan sebesar 75%

sudah terpenuhi.

Peningkatan hasil belajar peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.10

(10)

1988 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

9 8 7 6 5 4 3 2 1

PRA SIKLUS 1 SIKLUS 2

SIKLUS 2

NILAI RATA-RATA

100.00%

90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00% 1 2 3

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Per Siklus

No Siklus Nilai rata-rata PersentaseKetuntasan Belajar

1 pra 6.9 24,2 %

2 I 7.8 51,5 %

3 II 8.7 100 %

Untuk melihat hasil peningkatan tersebut dalam bentuk grafik, berikut peneliti tampilkan diagramnya.

Grafik Nilai Rata-Rata Grafik

Grafik Persentase Ketuntasan belajar

Ket:

Pra siklus siklus 1 siklus 2

Sedangkan peningkatan aktivitas peserta didik selama

(11)

1989 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

pembelajaran dari tahap pra siklus sampai siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11

Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Tiap Siklus No Siklu

s

Nilai rata-rata PersentaseKetuntasan Belajar

1 pra 2 45 %

2 I 3 70 %

3 II 3 80 %

Data tabel tersebut selanjutnya diubah dalam bentuk diagram sebagai berikut:

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa VIIA pada materi ingin meneladani ketaatan malaikat-malaikat Allah Swt dengan penerapan model pembelajaran Problem Basic Learning Di SMP Negeri 2 Batulicin, dapat peneliti kemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Problem Basic Learning (PBL) pada pembelajaran PAI mempermudah bagi guru dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan dan mengoptimalkan

/ menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada tahap pra siklus sebesar 24,2%, pada siklus I sebesar 51,5%, dan pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik mencapai 100%. Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu para tahap pra siklus sebesar 69, siklus I sebesar 78, dan pada siklus II naik menjadi 87. Hal ini berarti, target yang ditetapkan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Pra sklus = 45% Siklus I = 70% Siklus II = 80%

Prosentase Keaktifan Peserta Didik

(12)

1990 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai 75 % dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik 75 sudah tercapai.

2. Aktivitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Basic Learning (PBL).

Dengan metode ini guru mudah merangsang keaktifan peserta didik melalui kerja sama antar kelompok. Guru juga mudah memantau aktivitas peserta didik sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dapat diketahui dan dicarikan solusinya oleh guru. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik ini dapat terlihat dari pra siklus, siklus I dan siklus II, secara berturut-turut sebesar: 45,00%, 70,00 % dan 80,00 %. Dengan begitu target yang ingin dicapai telah terpenuhi yaitu persentase aktivitas peserta didik sebesar 75%.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan model pembelajaran Problem Basic Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar siswa VIIA pada materi ingin meneladani ketaatan malaikat- malaikat Allah Swt Di SMP Negeri 2 Batulicin, Bagi guru, untuk mencapai kualitas proses belajar mengajar dan kualitas hasil belajar yang baik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Basic Learning (PBL) diperlukan persiapan penguasaan materi dengan baik, menggali pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas dan hal-hal yang terkait dengan unsur model pembelajaran Problem Basic Learning (PBL). Bagi peneliti berikutnya atau pihak lain yang ingin melakukan penelitian yang serupa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi kegiatan penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, dkk., 2012. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI.

(13)

1991 Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

Hadi, Sutrisno, 2019. Metodologi Riset, Pustaka Belajar.

M Nur, M Ibrahim, 2011. Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya:

PSMS Unesa.

Mulia. Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT.

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ramayulis, 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Slamet, Untung, 2005. Muhammad Sang Pendidik, Semarang: PT Pustaka

Rizki Putra.

Sugianto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Suharso dan Ana Retnoningsih, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang:Widya Karya.

Surawan, 2019, "Peningkatan Prestasi Belajar PAI dengan Model Pembelajaran PAKEM Pada Siswa Kelas VI Muhammadiyah Sumbermulyo Bantul Yogyakarta", Journal of Classroom Action Reseach, Vol. 1, No. 1

Surawan, 2019. “Pola Internalisasi Nilai Keislaman Keluarga Muhammadiyah Dan Islam Abangan”, Jurnal Hadratul Madaniyah, Vol. 4, No.2

Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian. Yogyakarta : K-Media.

Tatapangarsa, Humaidi. 1982. Kuliah aqidah lengkap. Surabaya: Bina Ilmu.

Uno, Hamzah B., 2015. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja

Rosdakarya, Yunahar Ilyas, 1993. Kuliah Aqidah Islam Yogyakarta: LPII.

Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Gambar

Grafik Persentase Ketuntasan belajar

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi bentuk interaksi warga yang terjadi di kampung Gampingan, maka secara umum konsep zonasi pada rancangan model hunian vertikal dibagi

Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui potensi pohon Puspa (Schima wallichii Korth) di plot penelitian di Kebun Raya UNMUL Samarinda (KRUS) dan Mengetahui

Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, ekosistem, hingga ke tingkatan bioma (Campbell, et

Perzinaan adalah sebuah tindakan hubungan intim selayaknya pasangan suami istri yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum menikah atau sudah menikah

Bawang merah varietas Thailand (Tajuk) merupakan bawang merah hasil introduksi dari Thailand yang memiliki umur panen 52 – 59 hari setelah tanam ditandai daun

Ketebalan mulsa jerami padi dapat meningkatkan hasil tanaman tomat walaupun pada pengamatan pertumbuhan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata.. Hal ini

Suatu RP akan berisi tiga hal yaitu tujuan pembelajaran (TP) yang ingin dicapai, strategi dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai TP, dan

Pelaksanaanpraktik mengajar, mahasiswa mendapat kesempatan mengajar mata pelajaran Pembuatan hiasan, pembuatan pola , pembuatan busana costum made dan Dasar