BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan dari sebuah Technology informasi telah mengganti pandangan bagi pemasaran dunia dalam tahun-tahun akhir. Dimulai dari yang sebelumnya metode komunikasi pemasaran bersifat tradisional dan konvesiaonal sekarang mulai integrated dalam dunia digital. Ini adalah pergeseran paradigma bagi penggunanya berupa mengikuti pergerakan dari ruang offline ke online dan dari real space ke cyberspace. Pengguna tidak akan mengalami perubahan paradigma atau pola pikir, dan komunikasi pemasaran digital (digital marketing) tidak akan berjalan efektif.
Pada dasarnya, kemajuan pemasaran digital menawarkan banyak manfaat untuk meningkatkan kesadaran merek dan bisnis.
(Suwatno, 2017, hal. 99).
Peran periklanan sebuah keharusan untuk mempromosikan sejumlah new product ke pasar sehingga sebuah perusahaan harus siap bersaing agar dapat perhatian publik dan dapat mempertahankan product dari pesaing bisnis yang ada. Bahkan sekalipun pada tantangan pada lingkungan media seperti sekarang ini, iklan yang baik akan selalu menghasilkan akhir yang terbaik (Kotler & Keller, 2009). Mereka harus dapat kesempatan untuk menguji atau memeriksa product yang dihasilkan perusahaan, tetapi mereka tidak melakukannya kecuali mereka tidak yakin dengan produk yang tidak mereka inginkan.
Media massa di pergunakan sebagai alat untuk menarik
perhatian masyarakat agar khalayak umum dapat dengan mudah
memahami dan mengetahui suatu product. Internet dapat mengubah
dunia ekonomi dan sosial dunia. Melihat hasil WeAreSocial.net dan
Hootsuite 2020, pertumbuhan dalam menggunakan internet di
Indonesia sangat meningkat, berkisar 64% kurun waktu satu tahun.
Gambar 1. 1 : https://wearesocial.com/digital-2020
Dengan tingkat pertumbuhan yang jauh melampaui pertumbuhan penggunaan Internet secara global, Indonesia memiliki populasi dengan pertumbuhan tercepat ketiga dengan akses internet, berusia 17% satu tahun terakhir. Jumlah ini setara dengan 25,3 juta koneksi internet baru per tahun.
Youth, Inc. dalam Majalah The Economist di lokadata.com (Desember 2000) mengatakan bahwa Generasi Milenial telah menjadi pembelanja yang aktif, meskipun pada usianya belum semua memiliki pekerjaan. Tak heran bila pada generasi ini menjadi target pasar untuk beberapa industri dan product, termasuk platform belanja online.
Indonesia memiliki angka terbesar untuk Generasi Z. Pada 2019, jumlah itu meraih 72,8 juta (27%) dari 267 juta penduduk Indonesia. Sementara itu, milenial menyumbang 66,7 juta (25%) dan gen X mencakup sekitar 21% dari jumlah total populasi.
Berdasarkan data yang diolah dalam Survei Sosial Ekonomi
Gambar 1. 2 : lokadata.id
Nasional 2019. Lokadata.id, terdapat 116 juta pengakses internet di Indonesia. Terdapat 13%, atau 15 juta orang, mengatakan bahwa mereka berbelanja online.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung, menyepakati bahwa group terbesar pasar jual beli online di Indonesia adalah Milenial dan Gen Z dengan target usia produksi (15-65) terlepas dari penggolongan generasi. Milenial dan Gen Z adalah selalu identic atau berkaitan dengan digital dan internet , namun Ignatius mengingatkan bahwasannya bersaing memperebutkan pangsa pasar bukan hanya soal e-dagang saja, melainkan sektor lainnya seperti travel, perumahan, hiburan, dan banyak sektor lainnya.
Melihat data tersebut maka dari itu perusahaan harus bersaing untuk menarik perhatian konsumen melalui promosi periklanan. Banyaknya pilihan e-commerce yang ada di Indonesia seperti sekarang, perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang cocok dan tepat salah satunya yaitu melalui iklan (Lee &
Johson, 2011). Data penggunaan internet Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya, serta adanya pandemi COVID-19 yang mengharuskan kepatuhan terhadap protocol kesehatan dan social distancing. Hal tersebut berdampak signifikan dalam mendukung pertumbuhan pengguna internet, dan hal ini mengakibatkan
Gambar 1. 3 : lokadata.id