• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memporoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan yang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep,Juni 2019 Yang menyatakan,

Irham Wahid

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan atas khadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun serta menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai syarat menyelesaikan Kuliah.

Melalui tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Rahman Patta dan Ibunda Sitti Rohani tercinta yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, selalu memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis, serta doa-doa yang tak hentinya dipanjatkan untuk penulis, dan kepada Dr.Yuliana, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing I dan Tien Kumalasari, S.Kom.,M.Kom selaku Pembimbing II, dan kepada Ir.Asriani,M.Si, selaku Penguji I dan Seniorita,S.E.,Ak selakuPenguji II.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini diantaranya:

1. Dr.Ir. Darmawan, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Dr.Mauli Kasmi, S.Pi.,M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis.

3. Ilyas, S.Kom. M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Agribisnis.

4. Abdullah, S.Pi.,M.Si selaku Ketua Prodi Agribisnis Perikanan.

5. Bapak/ibu Staff Pengajar, PLP, Teknisi dan Staff Administrasi Program Studi Agribisnis Perikanan.

6. Ir. Nono Hartanto Selaku kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar atas izinnya melaksanakan pengalaman kerja praktek mahasiswa.

7. Dr. Dasep Hasbullah, S.P., M.Si selaku penanggungjawab divisi pembenihan udang di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar atas izinnya melaksanakan pengalaman kerja praktek mahasiswa.

8. Akmal, S.Pi.,M.Si selaku manajer pengendalian mutu di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar atas izinnya melaksanakan pengalaman kerja praktek mahasiswa.

9. Seluruh pegawai Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar divisi pembenihan udang, Bapak Syamsir Syam, Bapak Baharuddin, S.Pi, Bapak Saddang, Bapak Daniel Tulak, Bapak Saleh, Bapak Tamrin, Ibu Andi sri buana, Ibu Novi, Bapak Abdul Hakim, Bapak Haeruddin, Dg. Sawi, Kanda Risman, Akbar, Aldiansyah, Muh. Asdar.

10. Teman-teman Mahasiswa Magang di divisi pembenihan udang Nurdera

Aprilia Lestari, Sarah Amelia Rayidini, Nurul Masriqoh, Haslinda Melani,

Maria Theresa, Nurafif, Muh. Ridwan, Septiana Nur Hazimah, Rahmat,

Stanislas Dwiana, Nurwinda, Nuraini, dan SUPM Bone yang selalu

memberikan motivasi dan semangat, terimakasih atas kebersamaan yang

mengiring dukungan dan kepedulian dengan canda tawa.

(5)

11. Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIMAGRI) dan teman-teman Lembaga Kemahasiswaan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

12. Teman–teman seperjuangan Asriel Lukmansya, Hamdi, Ansar, Marlina, Fajar Nur Rahmat, Ahmad furqan Azzuhdi, Arham Usman, Muh. Aidil Saputra Yamin, Indah Rahmayani, Nurwinda Bahar, Sarah Dwi Lestari, Adelia Purnamasari dan Seluruh Angkatan XXIX Agribisnis Perikanan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungan dan motivasinya kepada penulis.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak, Ibu serta saudara- saudara dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya.Amin.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi teknik maupun dari segi penyajian materi.

Oleh sebab itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan laporan berikutnya.

Akhirnya, dari lubuk hati yang paling dalam penulis memohon maaf jika selama melaksanakan penelitian ini ada tutur kata dan tindakan yang tidak berkenan di hati semua pihak. Semoga laporan ini bias bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis.

Pangkep,...Juni 2019

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

INTI SARI ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. ... 1

1,2Rumusan Masalah. ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Udang Windu ... 4

2.2 Penyebab Timbulnya Penyakit ... 6

2.3 Jenis-jenis Organisme Penyebab Timbulnya Penyakit ... 8

2.3.1 Virus ... 9

2.3.2 Bakteri ... 10

2.3.3 Jamur ... 12

2.3.4 Protozoa ... 13

BAB III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat... 16

3.2 Jenis Data dan Sumber Data ... 16

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 16

3.4 Analisis Data... 17

3.5 Defenisi Operasional ... 17

(7)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan ...18

4.2 Fasilitas ...19

4.3 Struktur Organisasi...23

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis-jenis organisme yang menimbulkan penyakit ...24

5.2 Metode Pengendalian Hama dan Penyakit ...31

5.2.1 Diagnosa ...31

5.2.2 Pencegahan ...31

5.2.3 Pengobatan...31

BAB VI.PENUTUP 6.1 Kesimpulan. ...36

6.2 Saran ...36 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(8)

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Udang Windu (Penaeus monodon Fabr. ) Gambar 2. Virus Udang Windu

Gambar 3. Bakteri Gambar 4. Protozoa

Gambar 5. Bagan Struktur organisasi BPBAP Takalr

Gambar 6. Struktur Pegawai Devisi Pembenihan Udang

(9)

INTISARI

IRHAM WAHID, 1622050241. Metode Pengendalian Penyakit pada udang windu (Penaeus Monodon Fabr.) Di BPBAP Takalar (di bombing oleh Tien Kumalasari dan Yuliana)

Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis organisme yang menyebabkan timbulnya penyakit pada unit pembenihan udang windu sedangkan manfaatnya adalah teredianya data atau informasi yang menunjukkan jenis-jenis organisme yang menyebabkan timbulnya penyakit dan juga sebagai bahan informasi bagi pengembangan usaha dibidang perikanan serta sebagai pembanding bagi mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian dan praktek kerja mahasiswa.

Tugas Akhir ini dengan judul― Metode Pengendalian Penyakit Pada Udang Windu (PenaeusmonodonFabr.) Di BPBAP Takalar, Sulawesi Selatan di laksanakan kurang lebih 3 bulan yaitu 19 Januari- 4 April 2019 Di BPBAP Takalar, Metode Pengumpulan data yang digunakan yaitu metode Observasi, Studi Literatur,Wawancara langsung serta analisis data menggunakan Deskriftif Kualitatif.

Dalam melakukan penanggulangan penyakit ini harus dilakukan hati-hati agar tidak menimbulkan efek bagi udang windu juga tidak menggangu keseimbangan ekosistem perairan dan juga obat-obatan yang digunakan harus disesuaikan.

Hasil yang diporoleh yaitu pengendalian penyakit pada udang windu Di BPBAP Takalar sudah sepenuhnya diterapkan.

Kata Kunci: Pengendalian, Penyakit, factor penyebab timbulnya Penyakit

(10)

ABSTRACT

IRHAM WAHID, 1622050241. Disease Control Methods in black tiger shrimp (Penaeus Monodon Fabr.) Di BPBAP Takalar (dibimbing oleh Tien Kumalasari dan Yuliana).

This Final Project aims to find out the types of organisms that cause disease in tiger shrimp hatchery units while the benefit is the availability of data or information that shows the types of organisms that cause disease and also as material information for business development in the field of fisheries and as a comparison for students who will carry out research and student work practices.

This Final Project with the title "Disease Control Method in Tiger Shrimp (PenaeusmonodonFabr.) In Takalar BPBAP, South Sulawesi, is conducted approximately 3 months, 19 January - 4 April 2019 In Takalar BPBAP, Data Collection Method used is Observation method, Literature Study, Direct Interview and data analysis using Qualitative Descriptive.

Care must be taken in dealing with this disease so that it does not cause effects on tiger prawns nor does it disturb the balance of the aquatic ecosystem and also the drugs used should be adjusted accordingly.

The results obtained are the control of disease in tiger shrimp in BPBAP Takalar has been fully implemented.

Keywords: Control, Disease, factors causing disease.

(11)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan industri udang khususnya pembenihan udang windu pada saat ini semakin meningkat. Akan tetapi dalam peningkatan industri tersebut di barengi dengan munculnya penyakit, di mana munculnya penyakit ini sangat tergantung pada sistem budidaya yang di lakukan secara intensif. Pada dasarnya budidaya udang secara intensif dicirikan dengan padat penebaran yang tinggi di mana kepadatannya melebihi daya dukung alamiah, sehingga mengakibatkan udang selalu berada dalam keadaan yang tidak normal atau stress apabila daya dukung alamiah tersebut tidak sesuai dengan kehidupan udang. Udang dalam keadaan stress mudah sekali mendapat gangguan berbagai macam penyakit, terutama di hatchery-hatchery yang umumnya berupa usaha pemeliharaan secara intensif. Karenanya dalam budidya secara intensif kita selalu dihadapkan akan ancaman timbunya penyakit yang dapat berakibat terjadinya kematian dan tentunya kerugian secara ekonomis. Tingkat kematian akibat serangan penyakit antara lain penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu monodon baculo virus (MBV) bisa mencapai 90% (Pramono, 1980). Selain itu telah diketahui tidak kurang dari 30 speies penyakit udang yang beberapa di antaranya cukup potensial dapat menimbulkan wadah di indonesia seperti penyakit bakteri,dan lain-lain.

Saat ini berbagai jenis obat atau bahan kimia yang telah di teliti oleh

para ahli dan ternyata efektif digunakan dalam pengendalian penyakit

diantaranya, treflan, oxytetracycline, hydroochlorida, melachite green dan lain-

(12)

lain. Akan tetapi dalam penanggulangan penyakit ini harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan efek bagi udang windu juga tidak menggangu keseimbangan ekosistem perairan.Namun pengetahuan tentang penyakit udang windu di indonesia umumnya masih sangat terbatas sehingga cara penanggulananya pun masih banyak belum diketahui.Akibatnya sering terjadi kematian massal tanpa diketahui sebab dan cara penangulangannya.

Di dalam usaha penanggulangan penyakit ini yang dapat dilakukan yaitu tindakan pencegahan atau proventif dan tindakan pengobatan.

Pengobatan dilakukan apabila tindakan pencegahan tidak berhasil. Upaya unuk mengatasi masalah penyakit sebenarnya merupakan suatu permasalahan yang kompleks. Karena harus memperhatikan beberapa faktor, diantaranya adalah faktor keberhasilan lingkungan yang dipandang sebagai permasalahan yang utama.Berdasarkan permasalahan diatas , maka perlu kajian untuk mengetahui strategi pengendalian penyakit pada mutu udang windu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan permasalahan yaitu apa penyebab timbulnya penyakit dan jenis – jenis penyakit yang menyerang udang windu serta bagaimana cara mengedalikan penyakit yang menyerang udang windu (Panaeus monodon farb.)

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui jenis-jenis

penyakit yang umum timbul dalamunit pembenihan udang winduserta metode

pengendaliannya.

(13)

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah tersedianya data

atau informasi yang menujukkan jenis – jenis penyakit yang biasa menyerang

udang windu dan juga sebagai bahan informasi bagi pengembangan usaha di

bidang perikanan serta sebagai pembanding bagi mahasiswa yang akan

melaksanakan penelitian dan Praktek Kerja Lapangan.

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Udang Windu

Diperairan laut di seluruh dunia diperkirakan terdapat 318 spesies udang

dari famili panaeidae, dan sekitar 80 jenis beum di manfaatkan. Dari jumlah

tersebut, spesies udang dari genus penaeus merupakan jenis udang terpenting,

karena memiliki ukuran yang cukup besar. Dan dua diantaranya adalah udang windu (Panaeus monodon) dan udang putih (Panaeus marguensis sp). Udang

windu yang terkenal dengan sebutan black tiger shrimp adalah jenis udang laut

yang dapat mencapai ukuran besar, di alam bebas ukuran udang windu dapat

mencapai panjang 35 cm dan berat sekitar 260 gr, sedangkan udang windu yang dibudi dayakan di dalam tambak, panjang tubuhnya hanya mencapai 20

cm dengan berat tubuh sekitar 140 gr.

Gambar 1. Udang Windu (Panaeus monodon farb.)

Secara taksonomik, udang windu diklasifikasikan ke dalam :

Filum : Arthropoda (hewan berkaki ruas)

(15)

Klas : Crustacea (hewan berkulit keras) Ordo : Decapoda (hewan berkaki sepuluh) Famili : Penaeidae

Genus : Penaeus atau Penaied Spesies : Penaeus Monodon

Udang windu memiliki ciri-ciri kulit tubuh yang keras, berwarna hijau kebiru-biruan dan berloreng-loreng besar. Tapi udang windu yang sudah dewasa dan hidup di laut, memiliki ciri-ciri warna kulit merah muda kekuning- kuningan dengan ujung kaki renang yang berwarna merah. Sedangkan udang muda memiliki ciri khas warna totol-totol hijau.

Secara garis besar, tubuh udang windu dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian kepala yang menyatu dengan dada yang disebut cephalothorax, dan bagian tubuh sampai ke ekor yang disebut dengan obdomen. Bagian kepala sampai dada ditutupi oleh sebuah kelopak yang disebut carapace (kelopak/cangkang kepala), yang bagian ujungnya meruncing dan bergigi yang disebut rostum (cucuk kepala). Gigi rostum bagian atas terdiri dari 7 buah, dan bagian bawah 3 buah.

Semua bagian tubuh dari udang windu terdiri dari ruas-ruas (segmen). Dari kepala sampai dada terdapat 13 ruas, yaitu 5 ruas pada kepala, dan 8 ruas pada dada. Sedangkan pada bagian perut terdapat 6 ruas, dan dari tiap anggota badan memiliki bagian yang beruas pula.

2.2 Penyebab Timblunya Penyakit

Adanya anggapan bahwa segala macam penyakit selalu ditimbulkan

sebagai akibat serangan organisme.Anggapan tersebut sebenarnya kurang tepat

(16)

karena faktor abiotik seperti salinitas,kandungan oksigen perairan,kadar amonia maupun faktor makanan apabila kadarnya tidak memenuhi persyaratanbagi pertumbuhan udang juga dapat menyebabkan udang menjadi sakit. Ada beberapa faktor abiotik sebagai penyebab timbulnya penyakit antara lain :

1. Faktor Fisik

Faktor Fisik meliputi temperatur,tingkat keruhan,penetra di cahaya dan lain-lain, selain dari parameter ini timbulnya penyakit dapat pula disebabkan oleh kerusakan secara mekanik yaitu luka atau stress akibat penanganan yang kurang baik waktu panen,sortir dan penebaran.

2. Faktor kimiawi

Yang termasuk kedalam faktor kimiawi yaitu adanya zat-zat beracun

berada di sekitar tempat hewan budidaya,kadar amonium perairan,kadar

oksigen terlarut,salinitas dan ph.Timbunya penyakit yang disebabkan oleh

faktor ini dapat melalui beberpa jalan,antara lain terkontaminasinya

lingkungan oleh bahan beracun yang dapat menimbulkan efek negatif

terhadap udang baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Secara

lansung yaitu udang bisa mati pada saat terjadinya kontaminasi, sedangkan

secara tidak langsung adalah tejadinya kematian larva-lava yang terkena

kontaminasi.Mekanismenya diperkirakan bahwa kontaminan yang terserap

oleh udang dewasa dapat dinetralisir dengan jalan

mengkonsentrsikannyapada lemak yang didepositkan dalam telurnya

kontaminasi inilah yang menimbulkan kematian pada larva-lava

keturunannya.Faktor lain yang dapat menimbulan penyakit adalah Faktor

(17)

makanan.Oleh sebab itu yang perlu diperhatikan adalah kualitas makan

yang baik,karena hal ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehinga

udang menjadi lebih tahan terhadap pengaruh faktor luar yang tidak stabil

maupun menciptakan kekebalan aktif terhadap serangan phatogen.Makanan

disini meliputi segala sesuatu zat sebagai sumber energi subtansi

pembangun tubuh dan fungsi berbagai elemen pelengkap(vitamin dan

mineral).Pada umumnya organisme penyebab penyakit daur hidupnya

sangat pendek dan berkembang biak dengan cepat.Saat dari mula terjadinya

kematian organime yang sasarannya begitu singkat dan mendadak.Oleh

karena itu sulit untuk mempelajari sifat-sifat biologis dari organisme

penyebab penyakit yang sangat diperlukan dalam meentukan tindakan

pengendaliannya.Faktor biotik yang menyebabkan timbulnya penyakit

terdiri dari mikroorgnisme dan makrorganisme.Penyakit yang di sebabkan

oleh organisme ini dapat menibulkan infeksi ke dalam tubuh udang yang di

sebut phatogen,dan yang menempel pada permukaan luar tubuh yang lebih

dikenal sebagai apibion.Timbulnya penyakit sebenarnya merupakan suatu

hasil interaksi antara Faktor Botik dan Abiotik.Penyakit biasa timbul

apabila keadaan lingkungan tidak stabil,misalnya salinitas yang bisa turun

secara drastis akibat turun hujan,temperatur yang terlalu tinggi pada siang

hari dan terlalu rendah pada malam hari,kadar oksigen terlalu rendah

sehingga menyebabkan udang menjadi stress.Keadaan stress merupakan

suatu sistem pengauran internal untuk mengembalikan sistem metabolisme

turun menjadi normal.Oleh ebab itu Faktor lingkungan memegang kendali

dalam interaksi ini.Di dalam hubungan ke tiga faktor inang,phatogen dan

(18)

lingkungan berada dalam keadaan yang seimbang,tidak menimbulkan penyakit. Wabah penyakit akan timbul apabila keseimbangan antara ke tiga faktor ini dalam sistem budidaya akan labil kalau faktor lingkungan tidak dijaga secara sempurna,maka lingkungan ini cenderung berpengaruh negatif bagi pertumbuhan organisme peliharaan (udang) dan dikatakan dang menjadi sakit.untuk mempertahankan agar udang tidak sakit,kita harus menjaga antara udang(inang),phatogen dan lingkungan selalu dalam keadaan seimbang.Kerentanan udang terhadap phatogen sangat berpenguh sebab hanya udang yang rentang terhadap phatogen sajalah yang sakit dan sebaliknya unuk udang tidak rentang akan sakit.Kerentanan didipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya kekebalan(immunitas),tingkah laku,maupun campur tangan manusia dalam penanganan udang.

2.3 Jenis-jenis organisme yang menimbulkan penyakit

Jenis-jenis udang menurut penyebabnya masih terbatas.Penyebab penyakit udang umumnya bersifat opportuistic yaitu menimbulkan gejala klinis bilamana terjadi stress atau ganguan fisik seperti luka.Adapun jenis-jenis organime yang termasuk kedalam kategori ini adalah : Virus,Jamur,Protozoa, dan lain-lain.

2.3.1Virus

Penyakit virus belum banyak dikenal,namun telah mengakibatkan

kerugian ekonomis yang cukup serius terutama pada usaha pembenihan

udang.Salah satu jenis virus yang menyerang udang windu(Paneous monodon)

yang di temukan di indonesia adalah monodon baculovirus (MBV).Monodon

baculovirus dalam serangannya merusak sel evitel jaringan hati atau

(19)

hepatopancreas.Tingkat kematian akibat serangan monodon baculovirus (MBV) dapat mencapai 90% dalam jangka waktu dua minggu virus ini menyerang udang pada stadium akhir pasca larva sampai menjelang dewasa.Secara histologis,Monodon baculovirus memasuki tubuh dengan melalui hepatopancreas atau sel evitel usus bagian tengah.Pada awal infeksi memasuki tubuh sulit di deteksi.Sel-sel yang terinfeksi pada tahap ini terjadi penurunan nukles bagian dalam,sehingga nampaknya nukles mempunyai cincin virus.Virus ini muncul secara bebas dalam nukleas dan memasuki tubuh,ukurnnya kira-kira 72—270 nm.

Gambar 1. Virus Udang Windu

Tanda-tanda udang yang terserang monofon baculovirus ini ,adalah :

 Gerakan udang menjadi lemah

 Udang menempel di tepi bak

 Pertumbuhannya lambat

 Udang yang mati tenggelam di dasar bak

(20)

2.3.2 Bakteri

Penyakit bakteri pada umumnya opportunistio,di mana dalam kondisi lingkungan atau media yang jelek dapat mengakibatkan kematian pada benih maupun induk udang. Penyakit bakteri yang sering menimbulkan masalah pada budidaya udang khususnya dalam pembenihan adalah : vibrio sp, pseudomonas sp.koromonas sp.serta leuchhotrix mucor.

Jenis penyakit bakteri yang akhir-akhir ini sering menimbulkan masalah

pada larva udang adalah dari genus vibrio yang lebih di kenal dengan bakteri

menyala,yaitu jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri jenis bakteri vibrio

sp. Serangan bakteri ini sering di kaitkan dengan keadaan lingkungan yag

merupakan penyebab infeksi penyakit,di antaranya penurunan kadar garam

atau salinitas yang tejadi secara drastis dan perubahan temperatur.Evizootic

vibrio sp yang aout,sub aout atau kronik dapat menimbulkan kematian yang

tinggi yaitu mencapai 90% dari populasi yang terserang.Penyakit udang nyala

ini menyerang udang pada stadia larva sampai dngan udang dewasa.Tanda-

tanda penyerangan pada juvenil ataupun udang dewasa yaitu meliputi perilaku

dan tanda-tanda infeksi bakteri.Dari perilaku yaitu udang berpindah pindah

tidak menentu dan tanda-tanda secara klinik.Vibrio sp ini menyerang anggota

badan,inang yang berwarna hitam dan coklat.Pada stadia larva sampai post

larva (pl-1),tanda-tanda penyerangan dari bakteri ini yaitu terjadi necrosis pada

ujung tubuh,pada malam hari larva kelihatn menyala,larva tidak aktif berenang

dan pada badan terdapat bercak bercorak corak merah.Selain penyakit yang

disebabkan oleh paeudomonas apdan aeromonas apjenis ini kadang-kadang

merupakan anyndrom penykit. Tanda-tanda dari serangan penyakit ini

(21)

umumnya menimbulkan tanda-tanda memar merah dan luka pada kulit,serta dapat menimbulkan kematian.

Gambar. 3 Bakteri 1. Leuchotix mucor

Bakteri ini berbentuk filamen atau benang dan menyerang tubu

bgian luar, terutama insang.Seluruh stadia hidup udang panaeid dapat

terngsang oleh mikroorganisme ini yang dapatdilihat dengan jelas pada

insang hanya dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100

kali.Jenis bakteri ini timbul apabila ditunjang dengan kualitas air yang

jelek,tingginya konsentrasi nutrient dalam air,penanganan yang kurang

baik,moulting dan lain-lain.Larva udang lebih tahan terhadap infeksi bakteri

filemen (leuchotricx mucor) dari pada post larva atau udang dewasa.Hal ini

disebabkan karena proses moulting yang lebih cepat sering terjadi sehingga

bakteri tersebut tidak sempat berakumulasi pada tubuh larva udang yang

terinfeksi.Tanda-tanda larva atau udang yang terserang dalam keadaan

infeksi berat adalah : bakteri filamen ini banyak ditemukan pada insang aau

mengerumuni seluruh tubuh dari larva,yang menyebabkan terganggunya

(22)

pernafasan,nafsu makan berkurang,larvasulit bergerak serta moulting.Hal ini mengakibatkan menurunnya angka pertumbuhan,menghambat perkembangan dan ahirnya mengakibatkan kematian.

2.3.3 Jamur

Penyakit jamur adalah penyakit yan sring menyerang paa larva udang.Jamur biasa menyerang pada musim-musim kemarau. Hal ini diduga karena pada musim tersebut tingkat kelembapan relatif tinggi sehingga merangsang pertumbuhan jamur.Jenis jamur yang berbahaya dan umumnya menyerang larva pada stadia zoea dan mysis adalah Legenedium sp.

Serangan jamur ini bersifat systematic,yaitu dapat menyerang sampai kedalam jaringan tubuh larva udang.Infeksi jamur ini diawali dengan penempelanzooapora pada tubuh larva,kemudian tumbuh membentuk suatu buluh perkecambahan yang menembus kedalam tubuh larva.Larva yang terserang jamur ini, biasanya susah sekali ditolong karena legenedium sptersebut cepat sekali berkembang biak pada tubuh udang.

Penularan jamur yang terjadi melalui zoospora dapat juga menyerang

artemia(Anderson,1987) dalam (Rukyani dan Dana (1988),sehingga

makanan udang ini dapat pula menjadi sumber infeksi atau penularan

jamur.Selain pada larva, jamur Legenedium spdapat juga menyerang telur

atau induk-induk yang akan di pijahkan.Legenedium spdalam serangannya

kadang-kadang dapat memusnahkan populasi benih udang hanya dalam

waktu 2-3 hari.gejala-gejala yang nampak akibat serangan jamur ini adalah

kondisi larva yang terinfeksi biasanya lemah,kemudian diam di dasar bak

dan akhirnya mati.

(23)

2.3.4 Protozoa

Penyakit Protozoa pada umumnya disebabkan oleh golongan ciliate terutama dari spesies zoothamnium,Epistylis dan Vorticella. Protozoa ini banyak ditemukan pada tempat-tempat pemeliharaan yang banyak mengandung sisa-sisa bahan organik atau keadaan kualitas air yang buruk.Larva yang terserangbanyak pada stadia mysis dan post larva.

Ganbar 4. Protozoa

a. Zoothamnium

Jenis ini umumnya dilaporkan menyerang udang panaeid yang

dibudidkan.Zoothmnium ini menempel pada permukaan tubuh udang

dan mengakibatkan kerusakan jaringan serta menimbulkan perubahan

warna tubuh menjadi buram.Jika infeksi berat dapat mengakibatkan

kematian massal.Parasit ini dapat pula menular melalui pakan hidup

artemia.Serangan Zoothamnium biasanya terjadi bersama dengan jasad

fauling lainnya seperti Epistylis dan Vorticella.Parasit ini membentuk

koloni dan dicirikan oleh bentuk telotroch seperti bola-bola kecil.Bila

menempel di insang,dapat menggangu pernafasan udang dan di air yang

kadar oksigennya rendah dapat mengakibatkan kematian.stadia yang

(24)

terserang oleh Zoothamnium adalah kebanyakan stadia mysis dan post larva.

b. Epistylis dan Vorticellng

Jenis Epistylis ini jika diamati dengan mikroskop tampak seperti lonceng terbalik yang terletak pada tangkai yang bercabang dan bersifat non contractile.Parasit ini melekat dipermukaan tubuh larvang yaitu pada kulit dan insang sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian yang ditempeli.Pada infeksi berat biasanya terjadi dan diikuti oleh infeksi sekunder yaitu bakteri dan jamur. Selain itu penyakit yang disebabkan oleh jenis verticella,serangan hampir sama dengan Zoothamnium dan Epistylis,yaitu menyerang bagian permukaan dari tubuh larva.

Serangan penyakit protozoa ini biasanya terjadi besama sama

dengan organisme pathogen lainnya,seperti oleh bakteri filamen.Parasit

ini bersifat epicomensal,yaitu mnmpel dibagian luar dari tubuh

udang,misalnya insang,kaki dan ekor.Pada infeksi berat di mana seluruh

tubuhnya ditempeli oleh parasit,biasanya tampak bergorombolan

dipinggir bak,berenang lambat dan berkurangnya kemampuan

pernafasan,nafsu makan serta multing

(25)

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari – Maret 2019,yaitu di

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

3.2.Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :

1. Observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami dan mencari jawaban untuk mengumpulkan data.

2. Studi Literatur adalah teknik pengumpulandata yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari buku-buku yang terkait dengan Tugas akhir ini.

3. Wawancara langsung/ tabel tampa menggunakan panduan kusioner 3.3 Jenis dan Sumber Data

Pada penuliJenis data yang digunakan pada penulisan Tugas akhir ini adalah data primer dan data sekunder :

1. Data Primer,Data yang diporoleh secara langsung dari Balai Perikan Budidaya Air Payau Takalar

2. Data Sekunder yaitu data yang didapatkan dari buku,Laporan,Jurnal yang terkait dengan Tugas Akhir

3.4 Analsis Data

(26)

Metode analisis data yang digunkan dalam tugas akhir ini adalah metode deskriftif kualitatif,yaitu data yang diperoeh dianalisis dan digambarkan secara kualitatif.

3.5 Defenisi Operasional

1. Penyakit adalah proses yang menyebabkan keadaan tidak normal tau tidak sehat yang biasanya tandai oleh gejala tertetu yang mempengaruhi organ tubuh.

2. Pengendalian yaitu uapaya yang dilakuakan untuk memberantas penyakit yang menyerang serta memperbaiki kualitas mutu pada larva

3. Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya, yaitu pembesaran atau suau kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan menjadi komponen input bagi kegiatan pembesaran.

4. Udang windu ialah dang yang ukuran badannya lebih besar daripada udang

biasa, dari jenis dan kualitas unggul;Penaeus monodon farb.

(27)

BAB.IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Perusahaan

Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar merupakan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal (UPT-Dirjen) Perikanan yang dikenal dengan Loka Budidaya Air Payau (LBAP) Takalar yang terletak di Desa Mappakalompo, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar.Loka Budidaya Air Payau (LBAP) Takalar didirikan pada tahun 1983 diatas tanah seluas 3 hektar dengan tiga lokasi yang terpisah yakni Loka I, Loka II dan Loka III. Adanya berbagai kendala menyebabkan LBAP mulai beroperasi pada tahun 1986.

LBAP Takalar selaku UPT-Ditjen Perikanan, berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 246/KPTS/OT.210/94 tanggal 8 April 1984 mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Sebagai pelaksana teknis pembenihan dan budidaya air payau

2. Penerapan teknik dan peningkatan dalam usaha pembenihan dan budidaya ikan dan udang air payau

3. Penyuluhan atau penyebaran teknologi kepada masyarakat 4. Memproduksi induk dan benih yang bermutu

5. Melaksanakan pelestarian melalui restocking.

Tahun 2001 LBAP Takalar mengalami perubahan status menjadi Balai

Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar berdasarkan SK Menteri Kelautan dan

Perikanan No. KEP. 26 D/Men/2001 tanggal 1 mei 2001. Semenjak tahun

2014 bulan januari merubah nama menjadi Balai Perikanan Budidaya Air

Payau (BPBAP) Takalar

(28)

4.2 Fasilitas Perusahaan

Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam proses kegitan produksi dapat dilihat pada tabel berikut :

N o

Alat Spesifikasi Kegunaan

1. BakPemeliharaan Larva 25-30 ton, beton, persegi

Pemeliharaan Larva

2. Bak kultur Skeletonema 20 ton, beton, persegi

Kultur Massa Skeletonema

3. BakInduk 20 ton, beton, bulat Pemeliharaan/pemijahan 4. BakPenampungan Air

laut

30 ton, beton, persegi

Menampung air laut

5. BakPenampungan Air Tawar

25 ton, beton, persegi

Menampung Air tawar

6. Bak Fiber Kultur Artemia 250 liter, fiber, berbentuk corong

Pengkulturan Artemia

7. B. Fiber intermedit skala1-2 ton, fiber, bulat telur

Kultur bibitskeletonema, benur& air

8. Bak Fiber mini 500 liter, fiber, bulat

Penampungan air pembilas&pensteril

9. Lampu UV Neon Pesterilisasi air

10 .

Thermometer air AlkoholmerkYenac o

Mengukursuhu air

11 Thermometer ruangan raksa GEA Mengukursuhuruangan

(29)

. 12 .

Timbanganelektrik DIGI DS-880 Menimbangpakan

13 .

Mikroskop M100 Melihat microorganism

14 .

Refraktometer Merkatago Mengukur salinitas

15 .

Timbangan duduk Jarum Nhon HOA Vietnam 500 gr

Menimbang

16 .

Beaker Glass 250 ml Pyrex Lokal Glassware Labshop

Mengamati Larva dan takarancairan

17 .

GelasKaca 45 ml Mengamati larva

danskeletonema 18

.

PipetTetes Pipettetes

kuningReidko20 cm

Takarancairan

20 .

Terpal (Biru dan Cokelat) 5x6 m Penutupbak larva/induk

21 .

SelangAerasi merk PUSO Untukpenyaluroksigenkeb

ak 22

.

TimahPemberat - Pemberataerasi

23 KranAeransi ACV-03 Pengontrolkekuatanangin

(30)

. blower 23

.

KranAeransi ACV-03 Pengontrolkekuatanangin

blower 24

.

Blower kapasitas 1 m

3/unit (1 unit)

Penghasil O2 kedalambak

25 .

Mesin Dynamo - Penggerakmesin

26 .

MesinPompa air laut ALKON 2Inch WP-20

Penyedot air tawar/air laut

27 .

Tali Belt/ pambel - Penghubungpenggerak

dynamo dengan mesin 28

.

Pipa 6,4,3,2,1 Inc Pentransfer air dan O2

29 .

Selang spiral 2 Inch Pengeluaran air

30 .

Selangsipon - Menyeleksi larva dan

kotoran 31

.

Gunting Stainless Alatablasi

32 .

Pipa

Saringanpembuangan

2 inch Pengeluaran air pada bak larva

33 .

Ember (SesuaidgnJuml.

bak Larva)

15 liter Wadahtempat air dan

pakan

(31)

34 .

Sikat - Pembersih dan

pensterilalat 35

.

Gayung - Pemberianpakan dan

penimba 36

.

Baskom - Wadah bio

security&pengangkut larva 37

.

KantongpanenSkeletone ma

Kertas bening PanenSkeletonema

38 .

KantongPanen Larva Kertas bening Pengepakan

39 .

SeserBenur 50 mesh MengambilBenur

40 .

SeserArtemia 200-250 mikron PanenArtemia

41 .

PenutupBakArtemia Bulat warna hitam MenutupbakArtemia

42 .

KelambuPanen - Pemanenan larva

skalamassal 43

.

SaringanKapas dan Kainwol

- Penyaring air

44 .

Waring - Penyaringkotoran dan air

45 .

Senter cash - Penerangan/pengamatan

larva

(32)

46 .

Lampu Neon Neon Penyinaran indoor dan

outdoor 47

.

Saringanganti air filter bag 100 mesh Mengganti air pada bak larva

48 .

SaringanPakan 100, 150, 200 mesh Menyaringpakan

49 .

Kardus

(sesuaikebutuhan)

- Pengepakan

50 .

Sterefoam - Pengepakan

51 .

TakaranBenur Menakarbenur

52 .

Isolasi/Lakban (sesuaikebutuhan)

- Pengepakan

53 .

KaretGelang (sesuaikebutuhan)

- Mengikatkantong

54 .

Tabung Gas oksigen oxigen nitrogen co2 argon

Tempat O2

55 .

Meja Panen Papan biasa TempatPengepakan

56 .

Kalkulator KK-900A AlatPenghitung

(33)

4.3 Struktur Organisasi BPBAP Takalar

Struktur organisasi BalaiPerikananBudidaya air Payau (BPBAP) Takalar dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Bagan Strukturorganisasi di BPBAP Takalar.

Badan kepagawaian yang berkerja di BPBAP Takalar yaitu berjumlah 524

orang. Jumlah pegawai menurut pendidikan: S3 sebanyak (2 orang), S2 sebanyak

(9 orang), S1 sebanyak (30 orang), D4 sebanyak (4 orang), SM/D3 sebanyak (9

orang), SLTA sebanyak (42 orang) dan SLTPA sebanyak 2 orang, golongan IV

sebanyak 9 orang, golongan III sebanyak (55 orang), golongan II sebanyak (33

orang) dan golongan I sebanyak (1 orang).

(34)

V.HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis-jenis organisme yang menimbulkan penyakit

Jenis-jenis organisme ysng menyebabkan timbulnya penyakit yaitu : 1. Virus

Penyakit virus belum banyak dikenal, namun telah mengakibatkan kerugian ekonomis yang cukup serius terutama pada usaha pembenihan udang. Salah satu jenis virus yang menyerang udang windu (Paneous monodon) yang di temukan di indonesia adalah monodon baculovirus (MBV). Monodon baculovirus dalam serangannya merusak sel evitel jaringan hati atau hepatopancreas. Tingkat kematian akibat serangan monodon baculovirus (MBV) dapat mencapai 90% dalam jangka waktu dua minggu virus ini menyerang udang pada stadium akhir pasca larva sampai menjelang dewasa.

Secara histologis, Monodon baculovirus memasuki tubuh dengan melalui hepatopancreas atau sel evitel usus bagian tengah. Pada awal infeksi memasuki tubuh sulit di deteksi. Sel-sel yang terinfeksi pada tahap ini terjadi penurunan nukles bagian dalam, sehingga nampaknya

Gambar 1. Virus Udang Windu

nukles mempunyai cincin virus. Virus ini muncul secara bebas dalam nukleas

dan memasuki tubuh,ukurnnya kira-kira 72—270 nm.

(35)

Tanda-tanda udang yang terserang monodon baculovirus ini ,adalah :

 Gerakan udang menjadi lemah

 Udang menempel di tepi bak

 Pertumbuhannya lambat

 Udang yang mati tenggelam di dasar bak

2. Bakteri

Penyakit bakteri pada umumnya opportunistio, di mana dalam kondisi lingkungan atau media yang jelek dapat mengakibatkan kematian pada benih maupun induk udang. Penyakit bakteri yang sering menimbulkan masalah pada budidaya udang khususnya dalam pembenihan adalah : vibrio sp, pseudomonas sp.koromonas sp. serta leuchhotrix mucor.

Gambar 7. Bakteri

Jenis penyakit bakteri yang akhir-akhir ini sering menimbulkan masalah

pada larva udang adalah dari genus vibrio yang lebih di kenal dengan bakteri

menyala, yaitu jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri jenis bakteri vibrio

sp. Serangan bakteri ini sering di kaitkan dengan keadaan lingkungan yag

merupakan penyebab infeksi penyakit, di antaranya penurunan kadar garam

(36)

atau salinitas yang tejadi secara drastis dan perubahan temperatur. Evizootic vibrio sp yang aout, sub aout atau kronik dapat menimbulkan kematian yang tinggi yaitu mencapai 90% dari populasi yang terserang. Penyakit udang nyala ini menyerang udang pada stadia larva sampai dngan udang dewasa. Tanda- tanda penyerangan pada juvenil ataupun udang dewasa yaitu meliputi perilaku dan tanda-tanda infeksi bakteri. Dari perilaku yaitu udang berpindah pindah tidak menentu dan tanda-tanda secara klinik. Vibrio sp ini menyerang anggota badan, inang yang berwarna hitam dan coklat. Pada stadia larva sampai post larva (pl-1), tanda-tanda penyerangan dari bakteri ini yaitu terjadi necrosis pada ujung tubuh, pada malam hari larva kelihatn menyala, larva tidak aktif berenang dan pada bagian terdapat bercak bercorak corak merah. Selain penyakit yang disebabkan oleh paeudomonas ap dan aeromonas ap jenis ini kadang-kadang merupakan anyndrom penykit. Tanda-tanda dari serangan penyakit ini umumnya menimbulkan tanda-tanda memar merah dan luka pada kulit, serta dapat menimbulkan kematian.

2. Leuchotix mucor

Bakteri ini berbentuk filamen atau benang dan menyerang tubu bgian luar, terutama insang. Seluruh stadia hidup udang panaeid dapat terngsang oleh mikroorganisme ini yang dapat dilihat dengan jelas pada insang hanya dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100 kali.

Jenis bakteri ini timbul apabila ditunjang dengan kualitas air yang jelek,

tingginya konsentrasi nutrient dalam air, penanganan yang kurang baik,

moulting dan lain-lain. Larva udang lebih tahan terhadap infeksi bakteri

filemen (leuchotricx mucor) dari pada post larva atau udang dewasa. Hal ini

(37)

disebabkan karena proses moulting yang lebih cepat sering terjadi sehingga bakteri tersebut tidak sempat berakumulasi pada tubuh larva udang yang terinfeksi. Tanda-tanda larva atau udang yang terserang dalam keadaan infeksi berat adalah : bakteri filamen ini banyak ditemukan pada insang aau mengerumuni seluruh tubuh dari larva, yang menyebabkan terganggunya pernafasan, nafsu makan berkurang, larva sulit bergerak serta moulting. Hal ini mengakibatkan menurunnya angka pertumbuhan, menghambat perkembangan dan ahirnya mengakibatkan kematian.

3. Jamur

Penyakit jamur adalah penyakit yan sring menyerang paa larva udang.Jamur biasa menyerang pada musim-musim kemarau,hal ini diduga karena pada musim tersebut tingkat kelembapan relatif tinggi sehingga merangsang pertumbuhan jamur.Jenis jamur yang berbahaya dan umumnya menyerang larva pada stadia zoea dan mysis adalah Legenedium sp.

Serangan jamur ini bersifat systematic, yaitu dapat menyerang sampai kedalam jaringan tubuh larva udang. Infeksi jamur ini diawali dengan penempelan zooapora pada tubuh larva, kemudian tumbuh membentuk suatu buluh perkecambahan yang menembus kedalam tubuh larva. Larva yang terserang jamur ini, biasanya susah sekali ditolong karena legenedium sp tersebut cepat sekali berkembang biak pada tubuh udang.

Selain pada larva, jamur Legenedium sp dapat juga menyerang telur

atau induk-induk yang akan di pijahkan. Legenedium sp dalam serangannya

kadang-kadang dapat memusnahkan populasi benih udang hanya dalam

waktu 2-3 hari.gejala-gejala yang nampak akibat serangan jamur ini adalah

(38)

kondisi larva yang terinfeksi biasanya lemah, kemudian diam di dasar bak dan akhirnya mati.

4. Protozoa

Penyakit Protozoa pada umumnya disebabkan oleh golongan ciliate terutama dari, Epistylis spesies zoothamniumdan Vorticella. Protozoa ini banyak ditemukan pada tempat-tempat pemeliharaan yang banyak mengandung sisa-sisa bahan organik atau keadaan kualitas air yang buruk.

Larva yang terserang banyak pada stadia mysis dan post larva .

Ganbar 8. Protozoa a. Zoothamnium

Jenis ini umumnya dilaporkan menyerang udang panaeid yang

dibudidkan.Zoothmnium ini menempel pada permukaan tubuh udang

dan mengakibatkan kerusakan jaringan serta menimbulkan perubahan

warna tubuh menjadi buram. Pada infeksi berat dapat mengakibatkan

kematian massal.Parasit ini dapat pula menular melalui pakan hidup

artemia. Serangan Zoothamnium biasanya terjadi bersama dengan jasad

fauling lainnya seperti Epistylis dan Vorticella. Parasit ini membentuk

koloni dan dicirikan oleh bentuk telotroch seperti bola-bola kecil. Bila

(39)

menempel di insang, dapat menggangu pernafasan udang dan di air yang kadar oksigennya rendah dapat mengakibatkan kematian.stadia yang terserang oleh Zoothamnium adalah kebanyakan stadia mysis dan post larva.

b. Epistylis dan Vorticellng

Jenis Epistylis ini jika diamati dengan mikroskop tampak seperti lonceng terbalik yang terletak pada tangkai yang bercabang dan bersifat non contractile. Parasit ini melekat dipermukaan tubuh larvang yaitu pada kulit dan insang sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian yang ditempeli. Pada infeksi berat biasanya terjadi dan diikuti oleh infeksi sekunder yaitu bakteri dan jamur. Selain itu penyakit yang disebabkan oleh jenis verticella, serangan hampir sama dengan Zoothamnium dan Epistylis, yaitu menyerang bagian permukaan dari tubuh larva.

Serangan penyakit protozoa ini biasanya terjadi besama sama dengan organisme pathogen lainnya, seperti oleh bakteri filamen. Parasit ini bersifat epicomensal, yaitu mnmpel dibagian luar dari tubuh udang,misalnya insang, kaki dan ekor. Pada infeksi berat di mana seluruh tubuhnya ditempeli oleh parasit, biasanya tampak bergorombolan dipinggir bak, berenang lambat dan berkurangnya kemampuan pernafasan, nafsu makan serta multing

5.2 Metode Pengendalian Penyakit

Secara umum pengendalian penyakit meliputi 3 cara atau metode,yaitu :

5.1.1 .Diagnosa

(40)

5.1.2 Pencegahan 5.1.3 Pengobatan

5.1.1 Diagnosa

Diagnosa yang tepat sangat diperlikan dalam setiap rencana pengendalian penyakit,termasuk pengetahuan menenai daur hidup dan ekologi penyebab penyakit.Diagnosa yang tepat akan menghasilkan kesimpulan yang tepat dan tindakan penanggulangan yang lebih terarah.Akan tetapi untuk mendapatkan diagnosa yang tepat,masih sulit bagi suat usaha pembenihan,karena selain dibutuhkan peralatan yang lengkap juga diperlukan tenaga ahli.

5.1.2 Pencegahan

Usaha pencegahan atau preventif merupakan tujuan utama dari rencana pengendalian penyakit.Tindakan pencegahan ini meliputi :

1. Virus

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit virusadalah memperbaiki kesehatan,sanitasi lingkungan,tidak mrnggunakan atau mongisolasi induk yang telah terkontaminasi,mengurangi kepadatan atau menjaga kaualitas air.

2. Bakteri

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini,dapat melalui beberapa cara yaitu :

 Vibrio sp.paeudomonas sp.Aeromonas sp.

(41)

tindakan pencegahan yang dilakukan yaitu pemeliharaan kualitas air,mengurangi jumlah bakteri dengan sterilisasi dan filtrasi air yang cukup dan mengurangi kepadatan.

 Leuchotrix mucor

Tindakan pencegahan yang dilakukan yaitu pemeliharaan kualitas air,penggunaan makanan dengan dosis yang cukup dan mengurangi kepadatan untuk menghindari terjdinya stress pada larva.

3. Jamur

Tindakan pencegahan yang dilakukan agar jamur khususnya Legenedium sp. tidak menyerang larva adalah memfiltrasi air yang masuk ke dalam bak,penggantian air secara teratur.Sedangkan penggunaan bahan kimia untuk mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh jamur dilakukan pada induk,yaitu dengan merendam induk kedalam larutan kalium permagonat(KMNO4) 0,37% selama 30 menit malachite green 5 ppm selama 2 menit dan dilakukan 2-3 kali berturut turut,treflan o,o1 ppm.

4. Protozoa

Tindakan pencegahan yng dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit

ini adalah melakukan filtrasi dan sterilisasi air yang masuk ke dalam bak

pemeliharaan,menghilangkan bahan organik detritum yang melekat pada

cysta artemia yang dapat menjadi tempat melekatnya protozoa.Dari

tandakan pencegahan tersebut di atas,yang perlu mendapat perhatian

adalah kebersihan bak bak pemeliharaan dan perlengkapan

lainnya.Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan dalam desinfeksi bak

(42)

yaitu chlorin 100-200 ppm dan direndam selama 3-4 hari,formalin 50-100 ppm selama 1-2 jam,kalium permagonat(KMNO4) 20 ppm,melachite green 5-10 ppm.Bak-bak sebelum dicuci dan sesudah desinfeksi,harus disikat dan dicuci bersih dan dikeringkan selama 2-3 hari.Sebaiknya dalam pengeringn digunakan cahaya matahari karena dapat mematikan jasad renik.

5.1.3 Pengobatan

Pengobatan merupakan usaha akhir yang dilakukan jika tindakan pencegahan tak memberi hasil yang memuaskan.

1. Virus

Salah satu jenis penykit yang disbabkan oleh virus adalah monodon baculovirus.Virus ini menyerang udang windu dan telah ditemukan di indonesia.Cara penanggulangannya sampai saat ini belum diketahui.Oleh sebab itu usaha yang dapat dilakukann adalah pencegahan.

2. Bakteri

Dalam pemberantasan bakteri ini sudah banyak obat atau antibiotik yang yang dapat digunakan.

 Vibriosp.pseudomonas sp.aeromonas sp. obat yang efektif untuk

pemberantasan penyakit yang disebabkan oleh jenis adalah Ethylenediaminetetraacetid acid (EDTA) 10-50 ppm,malachite green 5-10 ppm,oxytetracycline 1-10 ppm,formalin 10-24 ppm dan chloramhenicol 1-10 ppm.

 Leuchotrix mucor

(43)

Obat yang digunakan yaitu uranace 1 pp,formalin 25 ppm dan kalium permagonat 2 ppm.

3.Jamur

Pongobatan merupakan usaha akhir yang dilakukan jika tindakan pencegahan tidak memberikan hasil yang memuaskan.

4. Protzoa

Obat yang digunakan untuk pemberantasan penyakit yang disebabkan oleh protozoa,aalah formalin 15-25 ppm.Dalam pemberian obat atau antibiotik untuk pengobatan larva ataupun udang dewasa (induk), hendaknya disadari bahwa beberapa masalah yang dapat timbul akibat pemberian obat-obatan ini,antara lain :

 Berpengaruh negatif terutama terhadap bakteri nitrifikasi yang berperan dalam saringan biologis yang berperan dalam saringan biologis (biologicail filter).

 Berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan makanan alamiKemungkinan meninggalkan residu yang tidak diharapkan

Untuk menghindaridampak negatif dari penggunaan obat-obatan

tersebut,sebaiknya sebelum pemberian obat dilakukan diagnosa

terhadap penyebab timbulnya penyakit perlu diketahui.Hal ini

dilakukan agar dapat digunakan obat yang tepat serta dosis yang

sesuai

(44)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Jenis-jenis penyakit dan penyebab timbulnya

a. jenis-jenis penykit,Virus,Bakteri,Jamur,Protozoa

b. Penyebab timbulnya penyakit yaitu dikarenakan daa faktor yaitu faktor fisik dan kimiawi

2. Metode yang digunakan untuk mengendalikan penyakit yaitu : a. Diagnosa

b. Pencegahan c. Pengobatan 6.2 Saran

1. Untuk mengurangi resiko atau kerugian yang disebabkan oleh penyakitpada unit pembenihan udang,sebaiknya pengontrolan terhadap larva harus dilakukan sesering mungkin,sanitasi atau kebersihan lingkungn,sterilisasi peralatan harus diperhatikan.

2. Pemberian obat atau antibiotik pada larva,karen hal ini dapat memberikan daya resisten penyakit terhadap obat tersebut.Untuk menghindari dampak negatif ini disarankan tidak menggunakan obat jenis tertentu selama 2-3 bulan.

3. Sebelum pemberin obat dilakukan ,sebaiknya penyebab penyakit yang

menyerang larva diketahui secara pasti.Karena tidak menutup

kemunkinan obat yang diberikan tidak sesuai,dan akan mengakibatkan

kerugian yang fatal

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Fox, J. M., sudarmadji.S. dan sudjarwo,A. 1987. Racun dan penyakit.

Gajah Mada Univeraity press, 1 – 8.

Indrawati, E. 1990. Pengaruh pemberian Malachite Green, Iodine dan Kalium PermagonatTerhadap Daya Takultas Peternakan,Universitas Hasanuddin.

Pramono , S. U. Dan Angka , S. L. 1980. Isolasi dan Identifikasi Jasad Renik Penyebab Epidemi Penyakit Bercak Merah padaIkan di Jawa Barat. Kerjasama Institut Pertanian Bogor dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi. 19 hal .

Partasasmita, S. , Madeali, M. I. Dan Tompo , A. 1988. Inventarisasi Parasit da Penyakit Udang Windu (Panaeus Monodon)di Panti Benih dan Tambak di Jawa dan Bali . Jurnal Penelitian Budidaya Pantai, Volume , 4 No . 1. 65-69.

Rukyani , A. 1989. Penyakit pada Budidaya dan Pembenihan udang.

Himpunan Makalah Lokakarya Pembenihan Skala Rumah Tangga dan Budidaya Intensif di Tambak Rakyat. Warta Mina, Media Informasi Drektotar Jenderal Perikanan Pertanian,Jakarta. 1 – 8 .

Rukyani , A. Dan dana , D. 1988. Pengendalian penyakit udang.

Makalah yang disampaikan pada seminar ―memacu keberhasilan dan pengembangan usaha pertamtabakan‖.Tanggal 16-17 September 1988, di institut Pertanian Bogor.

Sunarianto , A. Dan mintardjo , K. 1980. Penyakit dan Teknik

Pengendaliannya.Pedoman Pembenihan Udang Panaeid. Cetakan

ke dua, Balai Budidaya Air Payau,Jepawa. 108-10

(46)

LAMPIRAN

(47)

Badan kepegawaian yang terdapat di divisi udang BalaiPerikananBudidaya Air Payau (BPBAP) Takalar dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4.Struktur pegawai divisi pembenihan udang

PENGARAH (Kepala Balai)

Ir. Nono Hartanto, M.Aq

KASI PENGUJIAN DAN DUKUNGAN TEKNIS Sudirman, S.Pi

PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN (PJ) Dasep Hasbullah, S.P, M,Si

MANAGER PENGENDALI MUTU (MPM)

Akmal, S.Pi, M.Si SEKRETARIS/PENGAWAS BUDIDAYA

PR. Novianti Mariani, A.Md

SEKSI-SEKSI PELAKSANA KEGIATAN

MEKANISAS I &

INSTALASI -Tamrin

-Abdul Hakim

PENGELOLAAN INDUK -Baharuddin

-Saddang

PENGELOLAAN BENIH/LARVA

-Tamrin -Saleh

PAKAN ALAMI -Daniel Tulak

-Akmal, S.Pi, M.Si -Syamsir

Syam -Saleh

PAKAN BUATAN -PR. Novianti Mariani, A.Md

-Irwan. S,Pi

PENGELOLA AN BARANG -Andi Sri Buana

RISET DAN PUBLIKASI -Akmal, S.Pi, M.Si -Dasep Hasbullah, S.P,

M.Si KEAMANAN &

KEBERSIHAN -Dg. Sawi -Risman Pakaya, Amd.Pi

-Haeruddin

DOKUMENTA SI -Baharuddin,

S.Pi -Syamsir

Syam

(48)

Gambar

Gambar 1. Udang Windu (Panaeus monodon farb.)
Gambar 1. Virus Udang Windu
Gambar 3.Bagan Strukturorganisasi di BPBAP Takalar.
Gambar 1. Virus Udang Windu
+3

Referensi

Dokumen terkait