• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2011 Dan 2010

Serta Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Pada Tanggal 31 Desember 2010

(Mata Uang Indonesia)

(2)

PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode Yang Berakhir

Pada Tanggal-tanggal 30 September 2011 Dan 2010 Serta Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Pada Tanggal 31 Desember 2010

Daftar Isi

Halaman Surat Pernyataan Direksi

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ………. 1 – 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ………... 4 – 5 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian...………...……….. 6 Laporan Arus Kas Konsolidasian………...………... 7 – 8 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian... 9 – 55

(3)

Catatan 2011 2010

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d,2e,2n,3,27 54.499.085 118.970.730

Piutang usaha

Pihak ketiga – setelah

dikurangi penyisihan penurunan nilai

sebesar Rp 1.607.359 2e,2f,4,10,11,14 116.804.873 89.475.972 Pihak berelasi 2e,2f,2g,2n,4,10

14,25,27 8.608.808 21.064.757

Piutang lain-lain 2e,2f 9.083.731 2.155.806

Persediaan 2h,5,10,11,14 237.148.685 116.962.693

Hewan ternak produksi –

berumur pendek 2i,6,10,11,14 82.806.489 71.944.429

Uang muka 7 57.530.377 42.287.847

Biaya dibayar di muka 2j 4.102.633 6.827.244

Pajak dibayar di muka 13a 8.662.033 22.292

Aset lancar lainnya 8,10,26 17.700.000 37.700.000

_____

Jumlah Aset Lancar 596.946.714 507.411.770

__

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan-bersih 2p 30.575.401 28.006.288

Piutang kepada pihak berelasi 2e,2g,25 1.393.764 1.393.764 Aset tetap - bersih

(setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 330.457.017 dan Rp 298.126.565

masing-masing pada tanggal

30 September 2011 2k,9,10,11

dan 31 Desember 2010) 14,15 531.945.497 420.295.061

Biaya dibayar di muka – jangka

panjang 2j 709.353 1.483.766

Beban tangguhan – bersih 2l 3.081.350 5.034.417

Taksiran tagihan pajak

penghasilan 581.775 2.600.206

Aset tidak lancar lainnya - 93.377

Jumlah Aset Tidak Lancar 568.287.140 458.906.879

__

JUMLAH ASET 2r,29 1.165.233.854 966.318.649

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode enam bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(4)

Catatan 2011 2010

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS LANCAR

Hutang bank jangka pendek 2e,2n,10,27 133.085.573 142.763.895

Hutang usaha

Pihak ketiga 2e,2n,12,27 213.310.270 88.186.764

Pihak berelasi 2e,2g,2i,2n,12

25,27 31.328.428 18.764.280

Hutang lain-lain 2e,2n 16.567.230 28.594.726

Hutang pajak 2p,13b 10.207.743 28.625.530

Beban masih harus dibayar 2e 4.202.541 14.428.897

Pendapatan ditangguhkan 2m 6.892.389 27.569.557

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang bank 2e,2n,14 4.230.220 3.194.801

Hutang angsuran 15 5.867.544 4.444.739

Jumlah Liabilitas Lancar 425.691.938 356.573.189

LIABILITAS TIDAK LANCAR Liabilitas diestimasi atas

imbalan kerja karyawan 2o,16 28.990.915 25.325.775

Hutang kepada pihak berelasi 2e,2g,2n,25 17.245.189 19.118.249

Hutang obligasi – bersih 2e,11 298.769.441 298.159.284

Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi dengan bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang bank 2e,2n,14 23.818.955 9.643.958

Hutang angsuran 15 1.805.967 1.654.999

Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 370.630.467 353.902.265

JUMLAH LIABILITAS 2r,29 796.322.405 710.475.454

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode enam bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(5)

Catatan 2011 2010

EKUITAS

Ekuitas Yang Dapat diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

Modal saham -

Nilai nominal Rp 20

(rupiah penuh) per saham pada tahun 2011 dan Rp 100 per saham pada tahun 2010

Modal dasar - 2.929.340.800 saham pada tahun 2011 dan 585.868.160 saham pada tahun 2010

Modal ditempatkan dan disetor penuh -

1.695.000.000 saham pada tahun 2011 dan 339.000.000

pada tahun 2010 17 33.900.000 33.900.000

Agio saham 1d 36.935.784 36.935.784

Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali 2q,18 (137.265.576 ) (137.265.576 )

Saldo laba 437.665.049 324.476.139

JUMLAH 371.235.257 258.046.347

Kepentingan Nonpengendali 2c (2.323.808 ) (2.203.152 )

JUMLAH EKUITAS 368.911.449 255.843.195

JUMLAH LIABILITAS DAN

EKUITAS 1.165.233.854 966.318.649

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode enam bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(6)

Catatan 2011 2010

PENJUALAN BERSIH 2g,2m,2r,19,25,29 1.960.043.240 1.455.759.705

BEBAN POKOK PENJUALAN 2g,2m,2r,20,25 1.630.336.216 1.200.430.323

LABA KOTOR 329.707.024 255.329.382

BEBAN USAHA 2m

Penjualan 22 37.616.638 28.940.221

Umum dan administrasi 23 71.912.555 56.332.995

Jumlah Beban Usaha 109.529.193 85.273.216

LABA USAHA 2r,29 220.177.831 170.056.166

PENGHASILAN (BEBAN)

LAIN-LAIN 29

Laba selisih kurs - bersih 2n 3.239.200 5.850.404

Penghasilan bunga 1.429.834 2.316.211

Laba penjualan aset tetap 2k,9 108.065 840.518

Penghasilan sewa - bersih 1.043.182 648.000

Beban bunga (37.561.074 ) (34.046.459 )

Lain-lain - bersih 2.016.067 (2.480.671 )

Jumlah Beban Lain-lain - bersih (29.724.726 ) (26.871.997 )

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN 190.453.105 143.184.169

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN 2p

Kini 40.968.964 39.982.143

Tangguhan (2.569.113 ) (9.403.826 )

Jumlah Beban Pajak

Penghasilan – Bersih 38.399.851 30.578.317

LABA PERIODE BERJALAN 152.053.254 112.605.852

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode enam bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(7)

Catatan 2011 2010

PENDAPATAN

KOMPREHENSIF LAIN - -

JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF PERIODE

BERJALAN 2r,29 152.053.254 112.605.852

Laba Yang Dapat

Diatribusikan Kepada :

Pemilik Entitas Induk 152.173.910 112.111.064

Kepentingan Nonpengendali 2c (120.656) 494.788

152.053.254 112.605.852

LABA PER SAHAM DASAR

(rupiah penuh) 2s,24 90 66

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode Sembilan bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

(8)

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

Selisih Nilai Transaksi

Restrukturisasi Kepentingan

Catatan Modal Saham Agio Saham Entitas Sepengendali Saldo Laba Jumlah Non Pengendali Jumlah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2010 33.900.000 36.935.784 (137.265.576) 187.223.712 120.793.920 (2.142.755 ) 118.651.165

Dividen tunai 17 - - - (42.714.000) (42.714.000) - (42.714.000)

Laba bersih tahun berjalan - - - 179.966.427 179.966.427 (60.397 ) 179.906.030

Saldo 31 Desember 2010 33.900.000 36.935.784 (137.265.576) 324.476.139 258.046.347 (2.203.152) 255.843.195

Dividen tunai 17 - - - (38.985.000) (38.985.000) - (38.985.000)

Laba bersih periode berjalan - - - 152.173.910 152.173.910 (120.656 ) 152.053.254

Saldo 30 September 2010 33.900.000 36.935.784 (137.265.576) 437.665.049 371.235.257 (2.323.808 ) 368.911.449

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode Sembilan bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(9)

Catatan 2011 2010

ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 1.779.817.143 1.456.869.523 Pembayaran kepada pemasok (1.486.438.464 ) (1.181.274.738 ) Pembayaran pajak penghasilan badan (50.803.956 ) (42.611.171 )

Pembayaran beban operasi (127.663.897 ) (69.182.217 )

Pembayaran beban keuangan (36.950.917 ) (33.436.302 )

Penerimaan operasional lainnya 12.306.324 16.496.372

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Operasi 90.266.233 146.861.467

ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS INVESTASI

Pengurangan aset lancar lainnya 20.000.000 -

Hasil penjualan aset tetap 9 139.003 905.091

Perolehan aset tetap 9 (144.363.888 ) (121.188.647 )

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Investasi (124.224.885 ) (120.283.556 )

ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN Pengurangan (penambahan) piutang

kepada pihak berelasi - (5.952.081 )

Pengurangan hutang bank

jangka pendek (9.678.322 ) (19.802.578 )

Penambahan (pengurangan) hutang bank

jangka panjang 15.210.416 (5.468.000 )

Penambahan hutang angsuran 1.573.773 1.556.925

Penambahan hutang sewa guna usaha - (155.973 )

Pengurangan hutang kepada pihak berelasi (1.873.060 ) 5.778.655

Pembayaran dividen kas (38.985.000 ) (18.984.000 )

Kas Bersih Digunakan untuk

Aktivitas Pendanaan (33.752.193 ) (43.027.052 )

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode Sembilan bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(10)

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

Catatan 2011 2010

KENAIKAN BERSIH KAS DAN

SETARA KAS (67.710.845 ) (16.449.141 )

Dampak perubahan selisih kurs

terhadap arus kas 3.239.200 5.850.404

KAS DAN SETARA KAS PADA

AWAL PERIODE 3 118.970.730 69.765.744

KAS DAN SETARA KAS PADA

AKHIR PERIODE 3 54.499.085 59.167.007

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode Sembilan bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(11)

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Malindo Feedmill Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang diperbaharui dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970

berdasarkan Akta Notaris Mirah Dewi Ruslim Sukmadjaya, S.H., No. 17 pada tanggal 10 September 1997, yang mengalami perubahan dengan Akta Notaris Mirah Dewi Ruslim, S.H.,

No. 16 tanggal 13 November 1997. Anggaran Dasar dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-12.560.HT.01.01.TH.97

tanggal 3 Maret 1997 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35, tambahan No. 2390 tanggal 1 Mei 1998.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 38 tanggal 17 September 2011 mengenai perubahan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat dalam

Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0055370.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 23 Juli 2011.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah berusaha dalam bidang industri pakan ternak dan peternakan anak ayam usia sehari (day old chick) dan pada saat ini Perusahaan bergerak di bidang tersebut. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1998. Perusahaan berdomisili di Duta Mas Fatmawati, Jalan RS Fatmawati No. 39, Jakarta. Pabrik Perusahaan berada di daerah Cakung- Jakarta, Gresik-Jawa Timur, dan Cikande-Banten sedangkan peternakan Perusahaan berlokasi di Purwakarta-Jawa Barat, Wonosari-Gunung Kidul-Yogyakarta, Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang-Jawa Timur, Natar-Lampung, serta Banjarbaru-Banjarmasin.

Anak Perusahaan berkedudukan di Jakarta sedangkan peternakan Anak Perusahaan berlokasi di Bogor, Subang dan Majalengka-Jawa Barat, serta Deli Serdang-Sumatera Utara.

b. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Dewan Direksi

Presiden Komisaris : Lau Bong Wong Presiden Direktur : Lau Chia Nguang

Komisaris : Tan Lai Kai Direktur : Lau Tuang Nguang

Komisaris Independen : Yongkie Handaya : Teoh Bee Tang

: Ong Beng Siong : Tang Ung Lee Direktur Independen : Abdul Azim bin Mohd.

Zabidi

(12)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan)

b. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan)

Jumlah gaji dan kesejahteraan lainnya yang diterima Direksi dan Komisaris Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebesar Rp 10.977.599 dan Rp 5.224.890, masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010.

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:

Ketua : Yongkie Handaya Anggota : Koh Kim Chui

: Evyliana Diapari : Rachmad

Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki 2.500 dan 2.339 karyawan tetap, masing-masing pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010.

c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan mempunyai Anak Perusahaan sebagai berikut:

Anak Perusahaan

Tempat Kedudukan

Ruang Lingkup Usaha

Tahun Penyertaan

Saham

Persentase Kepemilikan 30 September

2011 dan 31 Desember

2010

Bulan Dimulai Kegiatan Komersial

Jumlah Aset Sebelum Eliminasi (dalam jutaan Rupiah)

30 September

2011

31 Desember

2010

Kepemilikan Langsung

PT Bibit

Indonesia Jakarta

Produksi dan Pemasaran

Produk Perusahaan

2001 99,00% Agustus 2002 116.233 115.059

PT Prima Fajar

Jakarta Perdagangan dan Jasa

2007 99,90% September 2007 19.027 30.341

PT Leong Ayamsatu Primadona

Jakarta

Peternakan Anak Ayam Usia Sehari dan Ayam

Ras Pedaging

2008 99,69% Januari 1997 179.275 193.633

PT Malindo

Food Delight Jakarta

Pengolahan dan pengawetan

daging

2010 99,875%

Belum

Beroperasi 12.543 -

Kepemilikan Tidak Langsung

PT Quality

Indonesia Jakarta Peternakan Itik 2008 69,78% Mei 2007 15.764 14.403

(13)

d. Penawaran Umum

Saham

Pada tanggal 27 Januari 2006, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif No. S-223/pm/2006 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang menjadi

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) untuk mengadakan penawaran umum perdana sebanyak 61.000.000 lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 100 (dalam nilai penuh) setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp 880 (dalam nilai penuh) per saham. Selisih lebih antara harga penawaran saham dengan nilai nominal per saham setelah memperhitungkan biaya penerbitan saham dicatat sebagai

’’Agio Saham’’ yang disajikan pada bagian Ekuitas pada laporan posisi keuangan (Neraca).

Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 10 Februari 2006.

Pada tanggal 15 Juni 2011, Perusahaan telah melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari sebelumnya Rp 100 (dalam nilai penuh) per saham menjadi Rp 20 (dalam nilai penuh) per saham (lihat Catatan 17).

Obligasi

Pada tanggal 22 Februari 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK No. S-1110/BL/2008 tanggal 22 Februari 2008, untuk melakukan Penawaran Umum ”Obligasi I Malindo Feedmill Tahun 2008 sebesar Rp 300.000.000”, berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga tetap.

Berdasarkan Surat No. S-01213/BEI.PSU/03-2008 dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 5 Maret 2008, BEI menyetujui pencatatan Obligasi I Malindo Feedmill Tahun 2008 pada tanggal 10 Maret 2008.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik di Industri Peternakan (sepanjang tidak bertentangan dengan PSAK).

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi adalah dasar akrual (accrual basis).

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung, yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah yang dibulatkan menjadi ribuan Rupiah terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.

(14)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Revisi Pernyataan Standar Akuntansi

Standar dan Interpretasi Akuntansi baru ataupun revisi yang telah diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) adalah sebagai berikut:

Disahkan pada tahun 2010 dan berlaku efektif 1 Januari 2011

- PSAK No. 1 (Revisi 2010) : Penyajian Laporan Keuangan - PSAK No. 2 (Revisi 2010) : Laporan Arus Kas

- PSAK No. 4 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri

- PSAK No. 5 (Revisi 2010) : Segmen Operasi

- PSAK No. 12 (Revisi 2010) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama - PSAK No. 15 (Revisi 2010) : Investasi Pada Entitas Asosiasi

- PSAK No. 25 (Revisi 2010) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

- PSAK No. 57(Revisi 2010) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

- PSAK No. 58 (Revisi 2010) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

- ISAK No. 7 : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (EBK)

- ISAK No. 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa

- ISAK No. 10 : Program Loyalitas Pelanggan

- ISAK No. 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

- ISAK No. 12 : Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Non-moneter oleh Venturer

- PSAK No. 7 (Revisi 2011) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi*

- PSAK No. 19 (Revisi 2011) : Aset Tak berwujud - PSAK No. 22 (Revisi 2011) : Kombinasi Bisnis - PSAK No. 23 (Revisi 2011) : Pendapatan

- PSAK No. 48 (Revisi 2011) : Penurunan Nilai Aset

- ISAK No. 14 : Aset Tak berwujud – Biaya Situs Web

Disahkan pada tahun 2011 dan berlaku efektif 1 Januari 2012

- PSAK No.10 (Revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing*

- ISAK No. 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar

Negeri

* Penerapan dini diperkenankan

(15)

c. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan dimana Perusahaan memiliki persentase kepemilikan saham di atas 50% atau apabila dapat dibuktikan adanya pengendalian.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas ekuitas pada Anak Perusahaan disajikan sebagai “Kepentingan Nonpengendali“ pada laporan posisi keuangan (Neraca).

Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Anak Perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam ekuitas Anak Perusahaan. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan pada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutup kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi liabilitasnya. Apabila pada tahun selanjutnya, Anak Perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan kepada pemegang saham mayoritas dapat dipenuhi.

d. Setara Kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu enam bulan atau kurang sejak tanggal penempatan, tidak dibatasi penggunaannya dan tidak dijadikan jaminan atas hutang atau pinjaman lainnya diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

e. Aset dan Liabilitas Keuangan Aset Keuangan

Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran“. Sesuai dengan PSAK ini, aset keuangan dikelompokan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut dan Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat awal pengakuannya sebagai berikut:

i. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan ini disajikan sebagai aset lancar. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki akun aset keuangan yang diklasifikasikan pada kelompok ini.

(16)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan (lanjutan)

ii. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Manajemen mengklasifikasikan kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain diklasifikasikan dalam kelompok ini. Manajemen telah menentukan bahwa nilai tercatat akun-akun tersebut mendekati dengan nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut berjangka pendek. Selain itu juga piutang kepada pihak berelasi masuk dalam kelompok ini, namun karena piutang tersebut tidak memiliki jadwal pengembalian yang pasti sehingga manajemen menentukan untuk mengukur pada biaya perolehannya.

iii. Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh tempo telah ditetapkan, di mana mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:

a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajar ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

iv. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, di mana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya di mana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas konsolidasi kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba dan rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

(17)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

i. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

ii. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Manajemen mengklasifikasikan akun-akun hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, hutang bank, Hutang angsuran, hutang sewa pembiayaan, hutang obligasi dan hutang kepada pihak berelasi dalam kelompok ini. Manajemen telah menentukan bahwa nilai tercatat akun-akun hutang usaha, hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar mendekati dengan nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut berjangka pendek sedangkan hutang kepada pihak berelasi tidak memiliki jadwal pengembalian yang pasti sehingga manajemen menentukan untuk mengukur pada biaya perolehannya.

Penerapan PSAK ini dilakukan secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2011 dan penerapan tersebut tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan secara keseluruhan.

f. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan

Terkait dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (lihat Catatan 2e), pada setiap tanggal laporan posisi keuangan (Neraca), Manajemen mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti tersebut, maka:

i. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan pos penyisihan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Manajemen pertama kali akan menentukan bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara indivudual. Jika tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan individual, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif.

(18)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

f. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan (lanjutan)

ii. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan.

iii. Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya.

Jumlah kerugian kumulatif tersebut adalah selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan keuangan laba rugi konsolidasi.

g. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi seperti yang disajikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

h. Persediaan

Persediaan hewan ternak dalam pertumbuhan termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan beban pabrikasi langsung.

Persediaan pakan ternak, persediaan obat dan ayam pedaging dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dengan metode masuk pertama keluar pertama (first-in-first-out method).

Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun.

i. Hewan Ternak Produksi – Berumur Pendek

Hewan Ternak Produksi – Berumur Pendek yang berupa ayam pembibit nenek dan induk dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi beban deplesi. Biaya-biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan diakumulasikan dan dideplesi sejak dimulainya masa produksi. Deplesi dihitung dengan menggunakan metode berdasarkan umur ekonomis produksi telur dikurangi nilai realisasi bersih. Harga pembelian untuk unggas ditambah dengan biaya pertumbuhan, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan beban pabrikasi peternakan dikapitalisasi ke dalam Hewan Ternak Produksi – Berumur Pendek.

j. Biaya Dibayar di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Bagian tidak lancar dari biaya dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari “Aset Tidak Lancar” pada laporan posisi keuangan (Neraca).

(19)

k. Aset Tetap

Pemilikan langsung

Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) tentang “Aset Tetap Dan Aset Lain-lain” serta PSAK No. 17 (1994) tentang “Akuntansi Penyusutan”.

Perusahaan dan Anak Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran aset tetapnya. Aset tetap dinyatakan berdasarkan nilai tercatat dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali untuk tanah yang tidak disusutkan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Jenis Aset Tahun

Bangunan 20

Mesin dan peralatan 4-8 Kendaraan 8

Peralatan ternak 8

Perabot dan perlengkapan 4

Instalasi 4

Peralatan kantor 4-8

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan disesuaikan secara prospektif.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aset tetap pemilikan langsung yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun yang bersangkutan.

Aset Dalam Penyelesaian

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut telah selesai dikerjakan dan telah siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aset tersebut siap digunakan.

Sewa

Sesuai dengan PSAK No. 30 (Revisi 2007) tentang “Sewa”, transaksi sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan apabila sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aktiva, jika tidak, akan dikelompokan sebagai sewa operasi. Situasi yang secara individual ataupun gabungan dalam kondisi normal mengarah pada sewa yang dikelompokan sebagai sewa pembiayaan antara lain:

- Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada perusahaan pada akhir masa sewa.

- Perusahaan mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan sehingga, pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan.

(20)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Aset Tetap (lanjutan)

Sewa (lanjutan)

- Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak memiliki tidak dialihkan.

- Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewa.

Pada awal masa sewa, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui aset dan liabilitas sewa pembiayaan pada neraca sebesar nilai wajar aset sewa atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.

Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi.

Aset sewa disusutkan berdasarkan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama seperti halnya aset tetap dengan pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi mengenai aset tetap dengan pemilikan langsung).

Penurunan Nilai Aset

Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, Perusahaan dan Anak Perusahaan menelaah aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai aset apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasi nilai tercatat aset tersebut mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto dengan nilai pakai aset.

Harga jual neto adalah jumlah yang diperoleh dari penjualan aset dalam transaksi antar pihak- pihak bebas, setelah dikurangi biaya yang terkait. Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran aliran kas masa depan yang diharapkan akan diterima atas penggunaan aset dan dari penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan untuk aset secara individual atau, jika tidak memungkinkan, untuk unit penghasil kas.

l. Beban Tangguhan

Berdasarkan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Beban tangguhan tersebut, disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tidak Lancar” dalam laporan posisi keuangan (Neraca), dan diamortisasi selama masa berlaku hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dan beban

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan dan beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

(21)

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Pendapatan ditangguhkan

Insentif yang diberikan kepada pelanggan yang merupakan bagian dari transaksi penjualan berupa potongan harga untuk membeli barang Perusahaan, diakui dengan menangguhkan jumlah tertentu dari harga jual yang dapat diidentifikasi dan diakui sebagai pendapatan pada saat pemenuhan liabilitas tersebut.

n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Kurs yang digunakan per satuan mata uang asing terhadap Rupiah (dalam Rupiah penuh) adalah sebagai berikut:

30 September 2011 31 Desember 2010

Euro 11.956 11.956

Dolar Amerika Serikat 8.823 8.991

Dolar Singapura 6.760 6.981

Ringgit Malaysia 2.768 2.916

o. Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tanggal 25 Maret 2003 tentang Ketenagakerjaan (Undang-Undang Ketenagakerjaan).

Berdasarkan PSAK No. 24 (revisi 2004), tentang “Imbalan Kerja“ perusahaan-perusahaan diwajibkan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan imbalan kerja jangka panjang lainnya.

Berdasarkan PSAK ini, perhitungan estimasi liabilitas untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”.

p. Pajak Penghasilan Badan

Pajak penghasilan badan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai badan hukum yang berdiri sendiri.

Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung taksiran pajak penghasilan sesuai dengan PSAK No. 46 “Akuntansi Pajak Penghasilan”. PSAK No. 46 ini mengharuskan penghitungan pengaruh pajak atas pemulihan nilai tercatat aset dan penyelesaian nilai tercatat liabilitas, serta pengakuan dan penilaian atas aset dan liabilitas pajak tangguhan sebagai konsekuensi pajak di masa yang akan datang dari kejadian yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasi, termasuk rugi pajak yang dapat dikompensasi.

(22)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada saat nilai aset direalisasikan atau nilai liabilitas tersebut diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau berlaku substantif telah diberlakukan pada tanggal neraca.

Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan tersebut ditetapkan.

q. Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun entitas sepengendali dan tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, liabilitas atau instrumen lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).

Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang direstrukturisasi untuk periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi telah terjadi sejak awal periode laporan keuangan komparatif disajikan.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan transaksi restrukturisasi antara Perusahaan dengan perusahaan lain yang merupakan entitas sepengendali, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada laporan posisi keuangan (Neraca). Saldo akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”

dapat berubah pada saat adanya transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama, peristiwa kuasi reorganisasi, hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi serta pelepasan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak ketiga.

r. Informasi segmen

Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”, Pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen operasi yang teridentifikasi. Segmen operasi merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa dan kelompok tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan dengan segmen lain. Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen-komponen dalam grup yang direview secara berkala oleh Direksi untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerja.

s. Laba bersih per saham

Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham”, laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan dengan memperhitungkan efek pemecahan nilai nominal saham secara retrospektif.

t. Penggunaan Estimasi

Penyajian laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi yang dilaporkan.

Referensi

Dokumen terkait

Program belajar Matematika Nalaria Realistik yang dapat diselenggarakan diberbagai sekolah, setelah guru di sekolah tersebut mendapatkan pelatihan. khusus dan izin

Ibid, hal.. Dalam hal syarat obyektif tidak terpenuhi, perjanjian adalah batal demi hukum: artinya sejak semula tidak pernah dilahirkan dari suatu perjanjian dan tidak pernah

Berikut ini akan disajikan hasil dan analisis data tentang kondisi awal lingkungan sekitar usaha pembudidayaan udang meliputi komponen Abiotik, Biotik dan culture

Pada masyarakat Kampung Rantau Panjang, makna yang terkandung dari percampuran kebudayaan Islam dengan kebudayaan Melayu dalam tradisi Bergendang mengacu pada

Kegiatan pameran dalam museum arkeologi bertujuan agar pengunjung dapat menikmati dan menghayati materi koleksi, sedangkan kegiatan rekreasi mempunyai arti.. bahwa dalam kegiatan

Hubungan atau kontribusi paham keagamaan pengusaha terhadap tingkat kinerja industri batu merah di Kabupaten Pinrang berdasarkan hasil analisis manual dan analisis

Hasil ini tidak relevan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan, antara lain penelitian (Atmadja et al., 2017) yang melaporkan bahwa pencegahan fraud

Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2011 ini ialah Perakitan Vektor Ekspresi Protein G Subunit α dari Kedelai ( Glycine max ) Kultivar