• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1. Kajian Teori

2.1.1.Mata pelajaran PKn 2.1.1.1.Pengertian PKn SD

Pendidikan kewarganegaraan SD adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jatidiri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku pada kehidupan sehari-hari. Tujuan PKn menurut Kurikulum Tahun 1994 adalah meningkatkan pengetahuan dan pengembangan kemampuan memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai pancasila sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga menjadi warganegara yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan serta memberi bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut.

2.1.1.2.Fungsi PKn SD

Fungsi PKn sebagaimana digariskan dalam Kurikulum PKn SD tahun 1994 adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai dan moral Pancasila secara dinamis dan terbuka. Artinya bahwa nilai dan moral yang dikembangkan mampu menjawab tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, tanpa kehilangan jatidiri sebagai bangsa Indonesia, yang merdeka, bersatu dan berdaulat.

2. Mengembangkan dan membina manusia Indonesia seutuhnya yang sadar politik dan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

3. Membina pemahaman dan kesadaran terhadap hubungan antar warganegara dengan negara, antar warganegara dengan sesama warganegara, dan pendidikan pendahuluan bela negara agar mengetahui dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warganegara.(Dikutip dari Abdul Azis W.1997.Pendidikan Kewarganegaraan Bandung:

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan)

(2)

2.1.1.3.Ruang Lingkup PKn SD

Dalam BSNP, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma- norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara.

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

(3)

Dalam hal ini menulis menekankan pada ruang lingkup (h) yaitu, globalisasi yang meliputi:

Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

2.1.2.Pendekatan CTL(Contextual Teaching and Learning) 2.1.2.1 Pengertian Pendekatan CTL

Menurut US Departement of Education ( 2001) menyatakan bahwa:

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Menurut Johnson B Elain (2002) menyatakan bahwa: ”CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi,sosial,dan budaya mereka”.

Berdasarkan pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa danS mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.Dasar Teori dan komponen CTL.

Landasan filosofi CTL adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan di benak mereka sendiri.Dengan pendekatan CTL proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan untuk bekerja dan mengalami,bukan transfer engetahuan dari guru ke siswa.Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dariada hasil.

(4)

Menurut Wina Sanjaya (2004) komponen CTL ada tujuh komponen utama, yaitu : 1.Konstruktivisme

Adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut kontruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikonstruksi dalam diri seseorang.

2. Inkuiri

Artinya proses pembelajaran didasarkan pada penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Penerapan asas inkuiri pada CTL dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang ingin dipecahkan dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai dasar pembentukan kreatifitas.

3. Bertanya

Merupakan bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam pembelajaran CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memotivasi siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawaban sendiri. Dengan demikian pengembangan ketrampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan. Hal ini penting karena pertanyaan guru menjadikan pembelajaran lebih produktif, yaitu berguna untuk:

a) menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan pelajaran, b) membangkitkan motivasi siswa untuk belajar,

c) merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu, d) memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan, dan

e) membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

4.Masyarakat Belajar

Masyarakat belajar didasarkan pada pendapat Vygotsky, bahwa pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Dalam CTL hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain,teman,antar kelompok,sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian, asas masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran.

(5)

1.Pemodelan

Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Modelling merupakan asas penting dalam CTL karena siswa dapat terhindar dari pengetahuan yang bersifat teoritis. Pemodelan tidak terbatas dari guru saja tetapi dapat juga memanfaatkan siswa atau sumber lain yang mempunyai pengalaman atau keahlian.

2.Refleksi

Refleksi adalah cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bernilai positif maupun bernilai negatif. Melalui refleksi siswa akan dapat memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah pengetahuan yang telah dimiliknya.

3.Penilaian nyata

Penilaian nyata merupakan proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak. Penilaian ini berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun psikomotorik. Pembelajaran CTL menekankan pada proses belajar daripada sekedar hasil belajar. Oleh karena itu penilaian dilakukan terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam CTL keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual saja,akan tetapi perkembangan seluruh aspek.

2.1.2.2.Langkah langkah Pembelajaran Kontekstual

Secara sederhana langkah-langkah pembelajaran kontekstual adalah:

1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara menemukan sendiri.

2) Melaksanakan kegiatan inkuiri Mengembangkan sifat ingin tahu.

3) Menciptakan masyarakat belajar.

4) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

5) Melakukan refleksi.

(6)

6) Melakukan penilaian

Dalam hal ini peneliti lebih menekankan pada langkah-langkah mengembangkan pemikiran anak akan belajar lebih bermakna dengan cara menemukan sendiri, mengembangkan sifat ingin tahu, menciptakan masyarakat belajar, dan melakukan penilaian.

2.1.2.3.Kelebihan dan kelemahan CTL Kelebihan dari CTL adalah:

1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata.Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata, materi tersebut bukan saja berfungsi secara fungsional tetapi materi yang dipelajari akan tertanam erat didalam memori siswa sehingga tidak mudah dilupakan.

2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

Kelemahan CTL

1. Guru lebih intensif dalam membimbing, karena dalam CTL guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi, tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa.

2. Siswa dipandang sebagai individu yang berkembang.

Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasaan pengalaman yang dimilikinya, dengan demikian peran guru bukan sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

3. Guru memberikan kesan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menyadari menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula

(7)

2.1.3.Hasil Belajar

2.1.3.1 Pengertian Belajar

Belajar yaitu perubahan murid dalam bidang material formal serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya.

(http//media.Arknas.go.id/media/document/5302.pdf)

Sedangkan menurut (Hamalik, 1994: 36), belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bahkan suatu hasil dan tujuan. Selain itu juga dinyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is definet as the modification or strengthening of behavior through experiencing) Hilgard juga menyatakan bahwa :

Belajar adalah suatu proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan, apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau muniman keras, bukan termasuk hasil belajar.

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian belajar dapat dikemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku, kepribadian akibat dari pengalaman dan pengetahuan.

b.Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar secara umum dipandang sebagai perwujudan nilai nilai yang diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hasil belajar adalah adalah prestasi yang menunjukan tingkat keberhasilan seseorang yang dicapai karena telah melakukan usaha belajar yang optimal.(http://www. Siaksoft. net/indek.php? option=com-conten & task=view & id =24961 temid=101).

Dari uraian diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai setelah melakukan proses pembelajaran secara optimal.

2.2. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Retno Widuri dengan judul “Penerapan Pendekatan Konstektual pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Selang Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2009/2010” melalui pendekatan kontektual dapat meningkatkan

(8)

hasil belajar tentang materi globalisasai pada siswa kelas IV. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk untuk menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehudupan mereka sebagai anggota masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Sulivan (2011) dengan judul “Upaya Meningkatkan Belajar Pkn Pendekatan lnkuiri yang dilakukannya dalam pembelajaran Pkn siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebumen Tahun 2010/2011” menyatakan bahwa pendektan konstektual dapat meningkatkan hasil pembelajaran Pkn.

2.3. Kerangka Pikir

Pendidikan dasar merupakan fondasi penting yang harus dimiliki setiap anak.

Pendidikan yang baik dan berkualitas akan menghasilkan generasi masa depan yang memiliki kompetensi dan kreatifitas tinggi. Dan pendidikan yang baik menjadi bekal peserta didik dalam menghadapi persaingan kompetensi yang ketat di era mendatang.

Sekolah yang baik, tentunya didukung dengan sistem pengajaran dan kurikulum yang baik, serta sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

Pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching Learning-CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri

Pendidikan kewarganegaraan SD ( PKn SD) adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jatidiri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku pada kehidupan sehari-hari

Pemilihan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran PKn SD sangat membantu memecahkan masalah yang ditimbulkan pada saat penyampaian materi .Yang semula pada pembelajaran PKn SD hanya menggunakan ceramah saja dengan penggunaan pendekatan CTL ini dapat menggunakan pengamatan, diskusi, tanya jawab dan mengaitkan materi dengan peristiwa disekitar siswa atau kehidupan yang nyata dilingkungan siswa. Sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran.

(9)

Gambar 1

Skema Kerangka Berpikir

2.4.Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah pendekatan Kontekstual (CTL) diduga dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang materi globalisasi pada siswa kelas 4 SD Negeri 1 Kedaleman wetan kecamatan Puring, Kebumen semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.

Hasil belajar rendah di bawah KKM Guru metode

menggunakan ceramah PBM

Perbaikan dengan

pendekatan CTL Hasil belajar

semakin meningkat

Menggunakan pendekatan CTL

Hasil Belajar Meningkat

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

Kontekstual ( Contextual Teaching Learning ) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata2. dan mendorong

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara meteri yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata

( Contextual Teaching and Learning / CTL) yaitu suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata

Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

Pengertian pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat