• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN ALAT BANTU. (Jurnal) Oleh ANDRI SOFYAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN ALAT BANTU. (Jurnal) Oleh ANDRI SOFYAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN ALAT BANTU

(Jurnal)

Oleh

ANDRI SOFYAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014

(2)

ABSTRACT

RAISING INCREASE SHOOTING BASIC MOVEMENT IN FOOTBALL PERFORMANCE WITH ASSIST INSTRUMENT

By; Andri Sofyan

Mentor:

1. Drs.Herman Tarigan , M.Pd 2. Drs. Ade Jubaedi , M.Pd

This research has purpose to repair and increase learning shooting basic movement process, with make ball assist instrument who hang up, kun for zig zag move without ball and kun assist instrument for hindrace by way of drible ball. The kinds of research methodology which used is Classroom Action Research with three cycles. With subject research is student of VIII class A totaly 36 students, 18 boy students and 18 girl students. Where as data collecting teachnique is done by shooting basic movement scale rating. Based on the research it indicated : rating at the first cycle get working percent completeness 16,67% whereas effectiveness step 16,17%. The second siclus get working percent completeness 36,12% whereas effeffectiveness step 44,77%. The third cycle get working percent completeness 77,78 whereas effeffectiveness step 79,02% that means the treatment has been already effective.

(3)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN AlAT BANTU

Oleh Andri Sofyan

Pembimbing

1. Drs. Herman Tarigan, M.Pd 2. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar shooting, dengan menggunakan alat bantu bola yang digantung, kun untuk gerak zig-zag tanpa bola, dan alat bantu kun untuk mendrible bola melewati rintangan. Metodelogi penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan tiga siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A yang berjumlah 36 siswa, terdiri dari 18 laki-laki dan 18 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan skala observasi penilaian gerak dasar shooting. Hasil penelitian menunjukkan: penilaian siklus pertama diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar 16,67%, sedangkan tingkat efektivitas 16,17%. Pada siklus kedua diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar 36,12%, sedangkan tingkat efektivitas 44,77%. Pada siklus ketiga diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar 77,78%, dengan perhitungan tingkat efektivitas 79,02%.

(4)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai setelah masa yang cukup lama. Karena itu upaya pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga

membutuhkan kesabaran dan keikhlasan untuk berkorban. Sebagai upaya pembinaan mutu sumber daya manusia, pendidikan jasmani dan olahraga di lembaga pendidikan formal dapat

berkembang lebih pesat agar mampu menjadi landasan bagi pembinaan keolahragaan nasional. Proses pembentukan sikap dan pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

Keolahragaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan. Keolaragaan nasional adalah keolahragaan yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai keolahragaan, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perkembangan olahraga. Sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh 2 buah regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 pemain. A. Sarumpaet (1992: 17). Dan seiring dengan perkembangan zaman, sepakbola juga mengalami perubahan, hal itu terlihat pada peraturan pertandingan.

Macam-macam teknik dasar dalam permainan sepakbola yaitu 1. Teknik tanpa bola yang merupakan gerakan-gerakan tanpa bola terdiri dari lari cepat dan mengubah arah, melompat dan meloncat, gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan, gerakan-gerakan khusus penjaga gawang, 2. Teknik dengan bola yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola yang terdiri dari menendang bola (menembak bola atau shooting), mengoper bola menerima bola (menghentikan bola, mengontrol bola) menggiring bola, menyundul bola, melempar bola, gerak tipu dengan bola, merampas atau merebut bola, teknik-teknik khusus penjaga gawang.

Menembak bola atau shooting bola adalah salah satu teknik yang terdapat pada permainan sepakbola. Gerak dasar menembak bola atau shooting bukan merupakan gerakan yang mudah bagi siswa SMP. Hal ini disebabkan karena pada waktu melakukan gerakan tersebut siswa harus mempunyai penguasan teknik dasar menembak bola atau shooting dengan baik dalam arti siswa dapat melakukan gerak dasar menembak bola atau shooting dengan baik dan benar. Oleh karena itu maka perlu upaya untuk

meningkatkan penguasaan gerak dasar menembak bola atau shooting dan pembelajaran secara baik dan benar salah satunya dengan menggunakan bantuan alat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini mengambil judul ” Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Shooting Dalam Permainan

(5)

Sepakbola Dengan Alat Bantu Pada Siswa Kelas VIII A SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”. Dengan harapan melalui penelitian ini akan tercapai pembelajaran gerak dasar menembak bola atau shooting yang efektif sekaligus menyenangkan. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran belum menggunakan alat bantu untuk meningkatkan gerak dasar menembak bola atau shooting bola.

2. Pembelajaran gerak dasar menembak bola atau shooting bola belum berjalan

efektif karena belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Pembelajaran gerak dasar menembak bola atau shooting bola belum menunjukan model mengajar yang bervariasi. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

“Apakah melalui alat bantu gerak dasar menembak bola atau shooting bola pada siswa kelas VIII A SMP Wiyatama Bandar Lampung dapat meningkat”.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Ingin memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan

gerak dasar menembak bola atau shooting bola dengan menggunakan alat bantu. 2. Ingin tercapainya pembelajaran

dalam permainan sepakbola khususnya pada gerak dasar menembak bola atau shooting bola.

3. Ingin memberikan model atau pendekatan yang tepat sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar menembak bola atau shooting bola.

TINJAUAN PUSTAKA

Hakikat Pendidikan Jasmani Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah “ pendidikan melalui aktivitas jasmani “. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Samsudin (2008:21).

Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through

experiencing) Hamalik (2008 : 36). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan

(6)

hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Dalam menguasai teori belajar, seorang guru juga perlu

mengetahui teori belajar sehingga dapat menjelaskan bagaimana seharusnya siswa belajar. Menurut Pidarta (1997:197) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan,

pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa mengatakan pada pengetahuan lain serta

mengkomunikasikan kepada orang lain.

Keterampilan Gerak Dasar Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada ketrampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar adalah gerak yang

perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat

kematangan. Gerak dasar tersebut meliputi gerak lokomotor,

nonlokomotor dan manipulatif. Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan.

Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk

dilakukan. Sugiyanto (1993:13). Gerak dasar dalam menembak bola atau shooting bola termasuk dalam gerak manipulatif karena dilakukan dengan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan menggunakan kaki.

Konsep Belajar Motorik

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular dan diekspresikan dalam gerak tubuh. Menurut

Sugiyanto,dkk (2004:19) belajar gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang menyebabkan timbulnya perubahan menetap dalam keterampilan.Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.

Sepak Bola

Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga permainan beregu atau tim. Suatu tim akan dapat menyajikan permainan yang menarik apabila tim tersebut memiliki kekompakan, artinya kerjasama antar pemain dalam satu tim tersebut dapat berjalan lancar, hal ini dapat dilakukan apabila setiap pemain dapat menguasai beberapa teknik dasar dalam permainan sepakbola. Tehnik dasar dalam permainan sepakbola dapat dibedakan menjadi dua macam,

(7)

yaitu : 1) Tehnik tanpa bola, 2) Tehnik dengan bola. Sukatamsi (1984:34). Tujuan utama orang bermain sepakbola adalah untuk mencari kemenangan. Salah satu faktor agar dapat mencapai kemenangan adalah menguasai teknik-teknik bermain sepakbola. Sukatamsi ( 1995 : 24 ) merinci teknik dasar sepakbola adalah semua gerakan tanpa bola maupun dengan bola yang diperlukan dalam bermain sepakbola. Jadi teknik dasar bermain sepakbola adalah kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakansesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola. Teknik dengan bola adalah semua gerakan dengan bola yang terdiri atas : 1) menendang bola, 2) menerima bola, 3) menggiring bola, 4) menyundul bola, 5) melempar bola, 6) gerak tipu dengan bola, 7) merampas atau merebut bola, 8) teknik

khusus penjaga gawang. Sukatamsi (1995 : 28). Dari gerakan –

gerakan teknik dasar yang beraneka ragam tersebut dapat dikatakan bahwa dalam permainan sepakbola masalah teknik dasar melibatkan orang dan bola. Menendang Bola

Seorang pemain sepakbola agar dapat bermain dengan baik dan benar dia harus bisa menendang dengan baik dan benar pula, menurut Sucipto dkk (2000:17) menjelaskan bahwa tendangan merupakan usaha untuk

memindahkan bola. Menendang bola adalah salah satu karakteristek permainan Sepakbola yang paling dominan. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan

(passing), menembak kegawang (shooting at the goal), dan menggagalkan serangan lawan (Sweeping).

lintasan bola melengkung atau berupa garis lengkung sesuai dengan arah putaran bola. Menendang dibedakan beberapa macam dilihat dari perkenaan dari kaki ke bola (impact), yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (outside), punggung kaki (instep) dan punggung kaki bagian dalam (inside of the instep).

Shooting

Shooting adalah salah satu kemampuan individu dalam

permainan sepakbola dengan tujuan memasukan bola ke dalam gawang. Teknik dasar menendang bola dengan kaki kura-kura penuh biasa digunakan para pemain sepakbola dengan tujuan untuk memasukan bola ke dalam tiang gawang. Sukatamsi (1995:84).

Alat Bantu

Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu. Sudjana dan

(8)

Rivai dalam Azhar Arsyad (2005: 24-25).

Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien. Menurut Amir Hamzah (1988: 110) penekanan alat bantu belajar terdapat pada visual dan audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi hanya menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti: gambar, bagan, dan grafik) sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana, dan barang contoh). Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kardus pada siklus pertama, tiang gawang dari bambu yang sudah dimodifikasi pada siklus kedua dan tiang gawang dari kayu dengan ukuran yang dimodifikasi pada siklus ketiga.

METODELOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

Dalam hal ini penulis ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas PTK (classroom action research), yang akan dilaksanakan pada Siswa kelas VIII A SMP Wiyatama Bandar Lampung. Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. Tujuan Peneitian Tindakan Kelas (PTK).

Tujuan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan professional pendidik dalam menangani proses belajar

mengajar. Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam

menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan. Menurut Arikunto dkk (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,

meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.

Gambar . Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Muhajir, 1997)

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Wiyata Bandar Lampung yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 18 siswa putra dan18 siswa putri.

Instrumen dan Cara Pengambilan

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian kaji tindak) di setiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir (1997;58) “dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu

(9)

memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”. Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar Shoting Bola bentuk indikatornya adalah: (1) Sikap Awal (2) Sikap Pelaksanaan (3) Sikap Akhir, (Soekatamsi 1995:102).

Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

𝑃 = 𝑓

𝑁× 100% (

Subagio dalam Surisman, 1997) Efektivitas

(Goodwi n dan Coates dalam Surisman, 1997)

Keterangan :

E : Efektivitas tindakan yang dilakukan

Xn: Rerata nilai akhir siklus ketiga

Xi : Rerata tes awal perhitungan meningkat 50% ke atas maka

tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Sebelum melakukan tindakan atau pemberian materi dan perintah untuk melakukan tindakan siklus pertama, terlebih dahulu dilakukan tes awal. Hasil observasi (tes awal) ini sangat berguna untuk

menentukan tindakan yang akan dilakukan pada siklus pertama. Deskripsi Hasil PTK

Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Shooting

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan tes atau mengambil nilai temuan. Hasil tes temuan ini berguna untuk menentukan tindakan pada siklus pertama dan siklus berikutnya. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) apakah tindakan dapat meningkatkan hasil belajar, dapat dilihat pada pencapaian nilai rerata kelas dan ketuntasan belajar atau dari hasil penelitian di setiap siklusnya.

Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Shooting Siklus I No Hasil Jumlah Prosentase (%) 1 Rerata Nilai 47,95 22,23 2 Ketuntasa n Siswa 6 16,67

Indikator peningkatan dapat dilihat melalui rumus:

%

100

x

n

f

P

Prosentase ketuntasan belajar:

%

100

36

6

x

P

%

100

1666667

,

0

x

P

%

666667

,

16

P

%

67

,

16

P

Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Shooting Siklus II

(10)

No Hasil Jumlah Prosentas e (%) 1 Rerata Nilai 56, 5 4 16,67 2 Ketunta san Sisw a 13 36,12

Indikator peningkatan dapat dilihat melalui rumus:

%

100

x

n

f

P

Prosentase ketuntasan belajar:

%

100

36

13

x

P

%

100

3611111

,

0

x

P

%

111111

,

36

P

%

12

,

36

P

Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Shooting Siklus III

N o Hasi l Jumlah Pros Enta se (%) 1 Rerat a Nil ai 72,9 2 16,6 7 2 Ketu nt asan Sis wa 34 94,4 5

Indikator peningkatan dapat dilihat melalui rumus:

%

100

x

n

f

P

Prosentase ketuntasan belajar:

%

100

36

34

x

P

%

100

9444444

,

0

x

P

%

444444

,

94

P

%

45

,

94

P

Deskripsi Efektivitas

Pembelajaran Pada Setiap Siklus.

1. Pada siklus pertama dengan penggunaan bantuan alat bola yang digantung menggunakan tali dengan bola sasaran menyentuh tanah sampai bola di gantung tinggi dengan ketinggian 1 meter sampai 1,5 meter diperoleh peningkatan rata-rata nilai sebesar 47,95 dengan

perhitungan tingkat efekivitas 16,17 % itu berarti tindakan belum efektif.

2. Pada siklus kedua dengan penggunaan alat bantu berupa kun untuk gerak zig-zag

melewati rintangan dan shooting ke gawang yang sudah

dimodifikasi dengan diberi skor nilai diperoleh peningkatan dengan rata-rata nilai sebesar 56,54, dengan perhitungan tingkat efekivitas 36,12 % itu berarti tindakan belum efektif. 3. Pada siklus ketiga dengan

penggunaan alat bantu berupa kun untuk mendrible bola melewati rintangan dan shooting ke gawang yang sudah

dimodifikasi dengan diberi skor nilai diperoleh peningkatan rata-rata nilai sebesar 72,92 dengan perhitungan tingkat efekivitas 76,39 %. Hasil perhitungan telah meningkat lebih dari 50% itu artinya tindakan telah efektif. Pembahasan Siklus X Tes Awal X Efektivitas Keterangan

Pertama 41,34 47,95 15,99 Tidak efektif

Kedua 41,34 56,54 36,72 Belum efektif Ketiga 41,34 72,92 76,39 Efektif

(11)

Berdasarkan data terlampir,

prosentase kemampuan melakukan gerak dasar shooting pada siswa kelas VIII A SMP Wiyatama Bandar Lampung yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 18 siswa putra dan18 siswa putri pada tahap pertama atau siklus kesatu siswa melakukan gerak dasar shooting yang benar dengan bantuan alat bola yang digantung menggunakan tali dengan bola sasaran menyentuh tanah sampai bola di gantung tinggi dengan ketinggian 1 meter sampai 1,5 meter belum menunjukan hasil yang diinginkan. Dari 36 subjek kaji tindak dari setiap indikator yang terdapat dalam gerak dasar shooting masih rendah, pada siklus pertama diperoleh dengan rerata kelas 47,95 poin, sedangkan yang mendapat nilai di atas rerata kelas 22,23 dan yang mendapat di bawah rerata kelas 77,77%. Jika dilihat dari perolehan nilai ketuntasan belajar hanya 6 siswa dan yang mendapat di bawah nilai ketuntasan belajar 30 siswa.

Setelah diberikan tindakan siklus atau putaran kedua dengan alat bantu berupa kun untuk gerak zig-zag melewati rintangan dan shooting ke gawang yang sudah dimodifikasi dengan diberi skor nilai, maka dibandingakan hasil siklus kesatu lebih meningkat hasil tes siklus kedua dan dilihat dari perolehan rerata kelas 56,54 poin, dan yang mendapat nila di atas rerata kelas sebesar 16,67 % dan yang mendapat nilai di bawah rerata kelas 82,23 % jika dilihat dari perolehan nilai ketuntasan belajar hanya 13 siswa dan yang mendapat di bawah nilai ketuntasan belajar 23 siswa.

Setelah diberikan tindakan siklus atau putaran ketiga dengan

mengunakan alat bantu berupa kun untuk mendrible bola melewati rintangan dan shoting ke gawang yang sudah dimodifikasi dengan diberi skor nilai, maka

dibandingakan hasil siklus kedua lebih meningkat hasil tes siklus ketiga dan dilihat dari perolehan rerata kelas 72,92 poin, dan yang mendapat nilai di atas rerata kelas sebesar 16,67 % dan yang

mendapat nilai di bawah rerata kelas 82,23 %, jika dilihat dari perolehan nilai ketuntasan belajar yang mendapat nilai di atas nilai ketuntasan belajar siswa meningkat karena dari 36 siswa ada 34 siswa yang mendapat nilai diatas KKM dengan presentase 94,45 % dan 2 siswa mendapat nilai dibawah KKM dengan presentase 5,55%. Hal ini terjadi karena siswa sangat menguasai gerak dasar shooting dengan latihan yang baik, untuk itu peneliti beranggapan ini sudah berhasil dan mendapat nilai yang baik.

Kesimplan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Pada siklus pertama dengan rerata kelas 47,95 poin,

sedangkan yang mendapat nilai di atas rerata kelas 22,23% dan yang mendapat di bawah rerata kelas 77,77% . Jika dilihat dari perolehan nilai ketuntasan belajar hanya 6 siswa dan yang mendapat di bawah nilai ketuntasan belajar 30 siswa. 2. Pada siklus kedua dengan rerata

(12)

yang mendapat nilai di atas rerata kelas 16,67% dan yang mendapat di bawah rerata kelas 82,23% . Jika dilihat dari perolehan nilai ketuntasan belajar hanya 13 siswa dan yang mendapat di bawah nilai ketuntasan belajar 30 siswa. 3. siklus ketiga dengan rerata

kelas 72,92 poin, dan yang mendapat nilai di atas rerata kelas sebesar 16,67 % dan yang mendapat nilai di bawah rerata kelas 82,23 % jika dilihat dari perolehan nilai ketuntasan meningkat karena dari 36 siswa ada 34 siswa dan prosentase sebesar 94,45 % yang mencapai nilai ketuntasan belajar, sedangkan yang mendapat nilai di bawah nilai ketuntasan belajar dari 36 siswa ada 2 siswa dan prosentase sebesar 5,55 % yang tidak berhasil atau yang tidak mencapai nilai ketuntasan belajar.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran-saran bagi :

1. Siswa

Hendaknya siswa belajar dan memperbanyak intensitas latih agar mendapatkan hasil maksimal.

2. Guru

Menambah metode

pembelajaran yang inovatif agar terciptanya siswa yang aktif dalam proses belajar mengajar.

3. Peneliti

Efektifitas pembelajaran gerak dasar shooting dapat digunakan

alat bantu berupa bantuan alat bola yang digantung

menggunakan tali dengan bola sasaran menyentuh tanah sampai bola di gantung tinggi dengan ketinggian 1,5 meter sampai 2 meter, kun untuk gerak zig-zag melewati rintangan dan gawang yang sudah dimodifikasi dengan diberi skor nilai, dan kun untuk mendrible bola melewati rintangan dan gawang yang sudah dimodifikasi dengan diberi skor nilai menjadi bahan acuan atau referensi bagi peneliti lain agar berguna untuk penelitian selanjutnya menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,Azhar. 2005. Media

Pemblajaran. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta :Bumi Aksara.

Hamzah, Amir. 1988. Media Audio-Visual. Jakarta: Gramedia. Pidarta, Made. 1997. Landasan

Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Samsudin. 2008. Pembelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA. Jakarta. Litera.

Soekatamsi. 1995. Permainan Sepakbola I.Jakarta:Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan guru dan Tenaga Teknis.

(13)

Sucipto. 2000. Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Sugiyanto. 2001. Perkembangan Dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka

Suharsimi, Arikunto.2007.

Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Gambar

Gambar . Spiral Penelitian        Tindakan Kelas. (Muhajir, 1997)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bidang tanaman biofarmaka atau herbal, Indonesia dikenal sebagai salah satu dari 7 negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua setelah Brazil

NSM NPSN Nama Lembaga Siswa Lulusan PTK1.

Efektivitas Pelatihan Teknik “Parenting” Di Lembaga Grup Miracles At Home (Rumah Parenting) Dalam Meningkatkan Kualitas Pengasuhan Anak Usia Dini Di Dalam Keluarga..

judul “Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja.. Karyawan Pada PT. TELEKOMUNIKASI Indonesia, Tbk DIVRE-I Sumatra - Divisi Customer Care.”. B. Perumusan

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Nilai tambah ( value added ) yang dihasilkan dari pengolahan kacang kedelai menjadi susu kedelai pada skala industri rumah tangga di daerah penelitian masih

Informasi ini umumnya ber- hubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten ( corporate event ). 2) Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga

Idel moral yang dimaksud dalam teori double movement adalah tujuan dasar. moral yang dipesankan