• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN HIBAH KEPADA ANAK DIBAWAH UMUR DAN AKIBAT HUKUMNYA SETELAH ANAK MENJADI DEWASA DITINJAU DARI HUKUM PERDATA TESIS. IRA EWITA /MKn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN HIBAH KEPADA ANAK DIBAWAH UMUR DAN AKIBAT HUKUMNYA SETELAH ANAK MENJADI DEWASA DITINJAU DARI HUKUM PERDATA TESIS. IRA EWITA /MKn"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN HIBAH KEPADA ANAK DIBAWAH UMUR DAN AKIBAT HUKUMNYA SETELAH ANAK MENJADI

DEWASA DITINJAU DARI HUKUM PERDATA

TESIS

IRA EWITA 127011145/MKn

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015

(2)

PELAKSANAAN HIBAH KEPADA ANAK DIBAWAH UMUR DAN AKIBAT HUKUMNYA SETELAH ANAK MENJADI

DEWASA DITINJAU DARI HUKUM PERDATA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan dalam Program Studi Magister Kenotariatan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

IRA EWITA 127011145/MKn

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015

(3)

ii

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 11 Februari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

KETUA : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN ANGGOTA : Dr. Syahril Syofyan, SH, MKn

: Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, M.Hum : Dr. Dedi Harianto, SH, M.Hum

: Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, Mhum

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ira Ewita

Nomor Pokok : 127011145

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : PELAKSANAAN HIBAH KEPADA ANAK DIBAWAH

UMUR DAN AKIBAT HUKUMNYA SETELAH ANAK MENJADI DEWASA DITINJAU DARI HUKUM PERDATA Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri dan bukan merupakan hasil Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya Tersebut Plagiat karena salah saya sendiri maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU, dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

Medan, 16 Februari 2015 Yang Membuat Pernyataan

IRA EWITA

(6)

i ABSTRAK

Hibah diatur dalam Hukum Perdata dalam Pasal 1666 KUHPerdata, penghibahan adalah suatu persetujuan, dengan mana seorang penghibah menyerahkan suatu barang secara cuma-cuma, tanpa dapat menariknya kembali, untuk kepentingan seseorang yang menyerahkannya. Dalam hukum perdata subyek hibah bisa siapa saja, namun ada beberapa pengecualian tertentu, misalnya anak-anak dibawah umur. Anak

dibawah umur dianggap tidak kuasa menerima maupun memberi hibah.

Hibah kepada anak-anak di bawah umur yang masih di bawah kekuasaan orang tua, harus diterima oleh orang yang menjalankan kekuasaan orang tua itu, sedangkan hibah kepada anak-anak di bawah umur yang masih di bawah perwalian atau kepada orang yang ada di bawah pengampuan, harus diterima oleh wali atau pengampunya yang telah diberi kuasa oleh pengadilan negeri. Jika pengadilan itu memberi kuasa termaksud, maka hibah itu tetap sah, meskipun penghibah telah meninggal dunia sebelum terjadi pemberian kuasa itu.

Hibah kepada anak dibawah umur yang masih dibawah perwalian atau kepada orang yang ada dibawah pengampuan, harus diterima oleh wali atau pengampunya yang telah diberi kuasa oleh pengadilan negeri. KUH Perdata tidak menyebutkan secara tegas mengenai syarat-syarat hibah. Akan tetapi, dengan melihat Pasal 1666 KUH Perdata maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa syarat-syarat hibah dalam KUH Perdata, diantaranya adalah: Adanya Perjanjian, Penghibah, Penerima Hibah, dan Barang Hibah. Pemberian Hibah tidak boleh mengakibatkan ahli waris menjadi tidak berhak atas harta peninggalan/warisan si penghibah. Pemberian hibah tidak boleh mengurangi atau meniadakan pembagian waris bahkan legitimatie portie masing-masing ahli waris.

Apabila pembagian ataupun pemberian hibah dirasakan merugikan kepentingan ahli waris yang sah, maka ahli waris tersebut dapat menuntut untuk dibatalkannya hibah tersebut. Namun dalam hal hibah jika penerima hibah melakukan perbuatan tidak patut kepada pemberi hibah maka pemberi hibah dapat menarik kembali hibah tersebut. Para praktisi hukum harus benar-benar mengerti dan memberikan edukasi agar pemberian hibah yang mereka lakukan tidak melanggar ketentuan hukum dan merugikan ahli waris dan perlu adanya ketentuan hukum yang mengatur hibah untuk setiap golongan ras dan agama agar diperoleh suatu kepastian tentang pelaksanaan hibah. Ketentuan yang sudah ada juga juga harus di buat secara tertulis dan di undangkan agar setiap orang dan prakrisi hukum memiliki kepahaman tentang hibah, dan penegasan yang di tuangkan dalam suatu klausul sehingga akan terang dan jelas

Kata Kunci : Pemberian Hibah, Anak dibawah umur, Hukum perdata

(7)

ii ABSTRACT

Hibah (gift) is regulated in Article 1666 of the Civil Code. It is an agreement in which a donor gives an object freely to someone, without being able to withdraw it.

In the civil law, the receiver can be anyone although there are some exceptions like a minor (under-aged child). This child is considered to have no right to give or receive a hibah. When a hibah is intended to be given to a minor who is still taken care by his parents, it has to be received by his parents, whereas a hibah which is intended to be given to a minor who is still under the custody or under the amnesty, it has to be received by his guardian or by someone who is authorized by the District Court, and it is regarded as valid although the donor has already died before the authority is given.

The Civil Code does not state clearly about the requirements for a hibah.

However, from Article 1666 of the Civil Code, it can be concluded that some requirements for a hibah are as follows: it has to be an agreement, a donor, a receiver, and the object of hibah itself. The giving of hibah must not cause the heir(s) to be absent from the inheritance of the donor since it must not reduce or eliminate the inheritance and the legitimate portion of the heir(s).

When the distribution or the giving of a hibah harms a legitimate heir, he can file as complaint about canceling it. But, when the receiver has bad faith toward the donor, the latter can withdraw it. It is recommended that legal practitioners should fully understand the system of giving a hibah and provide education in order that giving a hibah does not violate the law and harm the heir(s). It is necessary to have legal provisions which regulate the system of giving a hibah to ethnic and religious groups so that there will be legal certainty in implementing a hibah. Besides that, the prevailing legal provisions should be in a written form and enacted so that everyone and every legal practitioner understand what a hibah really is; moreover, affirmation in a clause should be transparent and clear.

Keywords: Giving a Hibah, Minor, Civil Law

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Dan junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, atas rahmat dan hidahnya yang telah diberi sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini tepat pada waktunya dengan Judul : PELAKSANAAN HIBAH KEPADA ANAK DIBAWAH UMUR DAN AKIBAT HUKUMNYA SETELAH ANAK MENJADI DEWASA DITINJAU DARI HUKUM PERDATA.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Magister di bidang ilmu kenotariatan pada Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari banyak pihak. Karenanya, penulis mengucapkan banyak terimakasih teristimewa kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, sebagai Pembimbing Utama, dan Bapak Dr. Syahril Syofyan, SH, MKn sebagai pembimbing kedua dan Bapak Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, M.Hum, sebagai pembimbing ketiga atas kesediaannya memberikan bimbingan dan petunjuk serta saran sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya penulisan tesis ini.

Melalui kesempatan ini pula, penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H,M. SC (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

(9)

iv

2. Prof. Dr. Runtung, SH, MHum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN sebagai Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. T. Keizerina Devi A., SH, CN, M.Hum, sebagai Sekretaris Program Studi sekaligus Dosen Penguji Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. Dedi Harianto, SH, M.Hum, sebagai Dosen Penguji Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen dan staf pengajar pada program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

7. Kedua orangtua tercinta Ayahanda Alm. H. Ahmad Sofyan, Ibunda Tengku Dahniar yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan dalam dukungan moril kepada ananda, sehingga dapat menlanjutkan dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada kedua mertuaku H. Zainal Arifin dan Nuraini, terima kasih atas dukungan moril dan doanya selama penulis penyelesaikan pendidikan dan penulisan tesis ini.

9. Kepada suamiku tercinta Didi Nurfam, SH, yang selalu memberi motivasi/dukungan serta selalu mendoakan penulis untuk segera menyelesaikan studi secepat mungkin, terima kasih atas doa dan dukungannya.

(10)

v

10. Kepada abangku Ir. Doddi Novlizar terima kasih atas dukungannya serta selalu mendoakan penulis untuk segera menyelesaikan studi secepat mungkin.

11. Kepada Kakakku: Nela Arya Neva, SE dan suaminya Zulkifli IJ. Lubis, SH, Abangku: Rivanda, SE serta istrinya Sabariah, dan adikku Farawinda dan suaminya Abdul Halim, terima kasih atas dukungannya.

12. Seluruh keluarga besarku yang tidak dapat disebutkan satu persatu memberikan dukungan sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik dan lancar.

13. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi di Progra Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi dari tesis ini masih jauh dari memadai. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar tesis ini dapat semakin mendekati kelayakan.

Medan, Februari 2015 Penulis

Ira Ewita

(11)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : IRA EWITA

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 03 Februari 1972 Alamat : Tanjung pura No. 64, Pelawi utara

Kecamatan Babalan, Pangkalan Berandan

Agama : Islam

Status : Kawin

Nama Suami : Didi Nurfam Nama Ayah : Ahmad Sofyan Nama Ibu : Tengku Dahniar

Pendidikan:

SD Negeri 050727 Tanjung Pura Tamat Tahun 1985 SMP Negeri 1 Tanjung Pura Tamat Tahun 1988 SMA Sri Langkat, Tanjung Pura Tamat Tahun 1991

S1-Dharmawangsa Tamat Tahun 2004

S2- Magister Kenotariatan FH USU Tamat Tahun 2015

(12)

vii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR ISTILAH ASING ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Keaslian penelitian ... 14

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 15

G. Metode Penelitian ... 22

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 24

2. Sumber data ... 25

3. Tehnik Pengumpulan Data ... 26

4. Analisis Data ... 26

BAB II PENGATURAN HIBAH MENURUT HUKUM DI INDONESIA ... 28

A. Hibah Menurut Hukum Perdata ... 28

1. Pengertian dan Dasar hukum Hibah ... 28

2. Subjek dan Objek Hibah ... 29

3. Proses Hibah ... 31

B. Hibah Menurut hukum Islam ... 34

1. Ketentuan Hibah ... 34

2. Perbedaan Hibah, Warisan, Wasiat ... 37

BAB III PROSES PEMBERIAN HIBAH ... 45

A. Ketentuan Hukum Perdata Tentang Hibah ... 45

1. Ketentuan Umum Tentang Hibah ... 45

2. Pihak-Pihak yang Dapat Memberi dan Menerima Hibah 48

3. Tata/Cara Menghibahkan Sesuatu ... 49

4. Pencabutan dan Pembatalan Hibah ... 51

B. Pembuatan Akta Hibah ... 55

C. Penarikan Hibah ... 60

(13)

viii

BAB IV PEMBERIAN HIBAH KEPADA ANAK DIBAWAH

UMUR DAN AKIBAT HUKUMNYA BILA TELAH DEWASA.. 65

A. Pemberian Hibah Kepada Anak ... 65

1. Ketentuan Anak Dibawah Umur ... 65

2. Kekuasaaan Orang Tua Terhadap Anak ... 67

3. Kekuasaan Orang Tua Terhadap Harta Kekayaan anak ... 73

B. Kekuasaan Orang tua Menurut Undang-Undang Pokok Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 ... 87

C. Pengurus Harta Kekayaan Anak yang Belum Dewasa ... 91

D. Ketentuan Hibah Terhadap Anak Angkat ... 95

E. Akibat Hukum Pemberian Hibah Terhadap Anak ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(14)

ix

DAFTAR ISTILAH ASING

A command of the lawgiver : Perintah dari pembentuk undang-undang atau penguasa.

Ahliyatul ada'al-kamilah : Belum cukup umur

Bijondere curator : Seorang pengampu istimewa

Burgerlijk Wetboek (BW) : Kitab Undang Undang Hukum Perdata Aanmaning : Peringatan dalam pelaksanaan putusan

pengadilan

Alghele gemeenschap van Goederen : Percampuran antara kekayaan suami dan kekayaan istri

Animus Posidendi : Sikap batin orang yang bersangkutan untuk menguasai atau menggunakan

Beyond the powers of his authority : Bertindak melampaui wewenangnya Continuos recording : Pendaftaran ulang

Corpus passessionis : Suatu barang berada dalam kekuasaan seseorang

Das sollen : yang seharusnya

Das sein : yang seadanya

Doctrinal research : Penelitian Doktrinal

Eigendom : Hak milik

Exececutoriale kracht : Memperoleh kekuatan yang pasti

Filosofis : Kepercayaan

Gerechtigheid : Keadilan

(15)

x

Gijzeling : Sandera (paksa badan)

Good faith : itikad baik

Imperatif : Keharusan

Invalid : Cacat

In kracht van gewijsde : Berkekuatan hukum tetap

Judex facti : Hakim yang memeriksa fakta

Judex juris : Hakim yang memeriksa hukum

Kualitatif : Pembentukan

Kuratele : Dibawah pengampuan

Kontraprestasi : Pengumpulan

Kontinyu : Terus menerus

Law is decided by the judge : Hukum ditentukan oleh hakim Melalui thourgh the judicial process Yudisial

Law as a tool of social engineering : Hukum sebagai alat rekayasa sosial

Law of evidence : Hukum pembuktian

Law In Books : Hukum yang tertulis dalam buku

Legaat : Wasiat

Legitime portie : Hak Mutlak bagi Ahli waris

Legetemaris : Berhak

Library research : Penelitian kepustakaan

Living law : Hukum yang Tumbuh

Methods : Metode

(16)

xi

Publiekrechtelijke : Hukum Publik

Probable : Bersifat kemungkinan

Right to use : Penggunaan

Social Enginering : Sarana melakukan rekayasa social Statue Approach : Pendekatan Perundang undangan

Tersier : Penunjang

Top Down : Kebawah

Privilege : Hak yang diistimewakan

Public interest : Kepentingan umum

Vern ietingbaar : Diminta Pembatalannya (dalam Hal

Hibah)

Vruchtgenot : mempunyai hak nikmat hasil

(17)

xii

DAFTAR SINGKATAN

BPHTB : Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

BW : Burgerlijk Wetboek

KHI : Kompilasi Hukum Islam

KUH Perdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata NPOP : Nilai Perolehan Objek Pajak

PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah RBg : Rechtsreglement Buitengewesten UU PPh : Undang-Undang Pajak Penghasilan

UU : Undang-Undang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan Mailina Harahap (2017) dengan judul “Kajian modal sosial pada usaha tani sayur” Studi kasus pada Kelompok Tani Barokah Kelurahan Tanah

tetapi bersifat aplikatif dan mampu menyelesaikan beberapa masalah yang dihadapi oleh para peternak dalam hal penyediaan pakan sepanjang tahun, pemberian pakan

Banyak orang yang mengutuk waktu „Ashar. Mereka mengatakan bahwa waktu ashar adalah waktu yang celaka atau waktu nahaas. Menurut mereka banyak bahaya yang terjadi

Tesis Pengaturan wilayah provinsi kepulauan .... Jemmy

bertanggung, jawab atas weivcnang yang dibcrikan, namun tanggung jawab yang paling bcsar bcrndn pnda unsur pnrik paga, karena merekalah yang lebill

dengan judul “Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Pangkalpinang”... 1.2

Supaya lembaga zakat dipercaya oleh masyarakat maka orang-orang yang ada pada lembaga tersebut haruslah beragama Islam karena zakat yang akan diterima adalah semua

Namun setelah adanya pengajian rutin yang diadakan oleh Majelis Taklim Matla’ul Anwar, dan setelah mereka mengikutinya kondisi akhlak msayarakat yang tadinya suka dan